• Tidak ada hasil yang ditemukan

WNWLlSlS PEMlLlHAN CARA PANEN DAN PERONTOKAN PAD% SERTA KEBUTUHAN PERALATAN DI KECAMATAN JAT!SARI, KARAWANG, JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WNWLlSlS PEMlLlHAN CARA PANEN DAN PERONTOKAN PAD% SERTA KEBUTUHAN PERALATAN DI KECAMATAN JAT!SARI, KARAWANG, JAWA BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

WNWLlSlS PEMlLlHAN CARA PANEN DAN PERONTOKAN PAD%

SERTA KEBUTUHAN PERALATAN DI KECAMATAN JAT!SARI,

KARAWANG, JAWA BARAT

Oleh :

REKY HENDRAWAN F 26.1347

1 9 9 5

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

REKY HENDRAWAN. F 26 1347. Analisis Pemilihan Cara Panen dan Perontokan Padi serta Kebutuhan Peralatan di Kecamatan J a t i s a r i , K a r a w a n g , J a w a Barat. D i b a w a h bimbingan Dr.Ir. Hadi K. Purwadaria dan Dr.Ir. Sutrisno, M.Agr.

RINGKASAN

Padi (Oryza s a t i v a L. ) sebagai sumber bahan makanan po- kok di Indonesia telah mengalami peningkatan produksi dari 39.0 juta ton gabah kering giling (setara 26.5 juta ton be- ras) dalam tahun 1985 menjadi 48.2 juta ton gabah kering giling (setara 32.7 juta ton beras) dalam tahun 1992 berda- sarkan data BPS (1993). Produksi padi tersebut terus me- ningkat dengan laju 1.6% per tahun. Peningkatan produksi padi membawa pula pengaruh positif terhadap perkembangan

teknologi pasca panen padi, baik dari aspek penyerapan

peralatan pasca panen maupun dari aspek peningkatan mutu

serta pemecahan masalah susut pasca panen.

Menurut Biro Pusat Statistik (1988), susut pasca panen padi sejak dipanen sampai proses akhir mencapai 19.54%. Su- sut pasca panen padi tersebut meliputi panen (9.19 % ) , perontokan (4.98%), p e n g a n g k u t a n ( 0 . 5 1 % ) , pengeringan

(1.66%), penggilingan (2.94%), dan penyimpanan (0.26%).

Susut terbesar terjadi pada saat panen dan perontokan yakni sebesar 14.17% dari total susut 19.54%.

Tujuan umum penelitian ini adalah 1 ) memilih cara panen dan perontokan yang menguntungkan baik secara teknis maupun ekonomis dan 2) menentukan kebutuhan cara panen dan peron- tokan padi yang terpilih untuk tingkat Wilayah Kerja Penyu- luh Pertanian (WKPP) di Kecamatan Jatisari, Kabupaten Kara- wang, Propinsi Jawa Barat.

(3)

Usaha pemanenan padi dapat dilakukan dengan cara tra- disional maupun mekanis. Cara tradisional dilakukan dengan menggunakan alat-alat manual (sabit dan ani-ani), sedangkan cara mekanis dilakukan dengan alat-alat mekanis (reaper,

binder, combine, stripper). Usaha pemanenan padi baik se-

cara tradisional maupun mekanis pada dasarnya mempunyai proses yang sama yaitu pemotongan batang padi, pengumpulan batang padi dan perontokan gabah.

Stripper mulai diteliti dan dikembangkan oleh Interna- tional Rice Research Institute (IRRI) sejak tahun 1990 seba- gai alat panen m e k a n i s berdasarkan pada s i s t e m rotor stripper Silsoe yang sudah ada. Teknologi sistem rotor stripper mulai dikembangkan oleh Silsoe Research Institute di Inggris pada tahun 1984 dan dipatenkan oleh British Tech- nology Group (BTG) (Metianu et a l , 1994).

Penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data, dan tahap kedua adalah pengolahan data. Untuk kegiatan pengolahan data menggunakan satu unit perang- kat komputer PC-AT 386DX40 dengan perangkat lunak (software) Lotus 123 re1.2.4.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Untuk dapat melakukan analisis pemilihan cara pa- nen dan perontokan padi serta kebutuhan peralatan di Keca- matan Jatisari, Karawang, Jawa Barat, digunakan data Laporan S u r v e y P e r c o b a a n P e n g u j i a n Alat P a n e n o l e h G T Z

-

IRRI (1994/1995) dan data Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian di Ke- camatan Jatisari, Karawang.

(4)

Hasil perlakuan yang dipelajari dalam penelitian ini adalah (1) pemanenan dengan sabit dan perontokan dengan cara

gebot tanpa tirai, (2) pemanenan dengan reaper MRlOO dan

perontokan dengan power thresher TH6-VS M, dan (3) pe-

menenan sekaligus perontokan dengan stripper thresher model ST-600 buatan IRRI.

Analisis pemilihan menggunakan Teori Pengambilan Kepu- tusan Bayes. Parameter yang digunakan dalam penentuan cara panen dan perontokan padi yang optimum adalah kapasitas pa- nen dan perontokan, efisiensi perontokan, susut, biaya pa- nen, nisbah untung rugi (Gross B/C), dan tingkat pengemba- lian bunga modal (IRR).

Dari hasil perhitungan didapat alternatif cara panen dan perontokan padi yang diprioritaskan untuk dipakai pada ting- kat WKPP di Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, adalah stripper thresher IRRI ST-600. Kapasitas pa- nen dan perontokan mesin pemanen-perontok tersebut adalah 14.3 jam/ha atau setara dengan 33.5 ha per tahun, dengan

efisiensi perontokan 89.1%, susut 8.5%, biaya panen

Rp 201,675.- per hektar, Gross B/C 1.54 pada tingkat bunga 24% per tahun dan IRR 89.15% per tahun.

Analisis kebutuhan peralatan dengan menggunakan faktor koreksi kebutuhan sebesar 70% yakni meliputi lahan yang su- l i t dijangkau karena tempatnya jauh di pedalaman, keengganan petani karena adanya sistem panen ceblokan, penguasaan tek- nologi baru dan besarnya investasi awal, dan faktor koreksi pengangkutan sebesar 60% yakni mempertimbangkan kondisi ja- Ian antar WKPP dan alat angkut yang digunakan. Dari hasil

(5)

analisis tersebut jumlah s t r i p p e r t h r e s h e r IRRI ST600 yang dibutuhkan di WKPP Jatisari 18 unit, WKPP Balonggandu 1 1 unit, WKPP Situdam 8 unit, WKPP Pangulah 23 unit, WKPP Pu- cung 1 1 unit, WKPP Jatiragas 23 unit, WKPP Cicinde 12 unit, WKPP Pamekaran 14 unit, WKPP Gempol 8 unit, WKPP Jayamukti 7

unit, WKPP Susukan 24 unit, WKPP Tanjung 26 unit, dan WKPP Pacing 19 unit. Total s t r i p p e r t h r e s h e r yang dibutuhkan di Kecamatan Jatisari, Karawang, adalah 2 0 4 unit pada tingkat rata-rata produksi padi per hektar sekitar 6.6 ton/ha.

Untuk memperoleh tingkat kepekaan yang tinggi perlu di- lakukan perencanaan ulang dengan melakukan identifikasi penyesuaian parameter sehingga dapat diterapkan pada keadaan dan periode tertentu secara tepat.

Agar pelaksanaan penyebaran alat dapat berjalan dengan lancar, perlu koordinasi antar instansi yang berkaitan.

(6)

ANALISIS PEMILI

PANEN

DAN

P E R O N T O W PAD1

SERTA KEBUT

PERALATAN

DI K E C M T A N

JATISART,

,

JAWA B

T

O l e h

REKY HENDRAWAN F 26.1347

SKRIPSI

sebagai salah satu Syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

1995

F A K U L T A S TEKNOLOGI PERTANIAN I N S T I T U T PERTANIAN BOGOR

(7)

I N S T I T U T P E R T A N I A N BOGOR

F A K U L T A S T E K N O L O G I P E R T A N I A N

N

DAN

PERONT

PAD1

SERTA KEBUT

TAN

J A T I S M ,

SKRIPSI

s e b a g a i s a l a h satu Syarat u n t u k m e m p e r o l e h g e l a r S A R J A N A T E K N O L O G I P E R T A N I A N

pada Jurusan Mekanisasi P e r t a n i a n F a k u l t a s T e k n o l o g i P e r t a n i a n Institut P e r t a n i a n B o g o r O l e h R E K Y H E N D R A W A N F 26.1347 T a n g g a l lulus : S e p t e m b e r 1995

Dr.Ir. .Su r i s n o , M Ir. H a d i K. P u r w a d a r i a

(8)

KATA P-AR

Alharndulillahirabbil'alarnin, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk menda- patkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian (Strata-1) di Pro- gram Studi Keteknikan Pertanian (Agricultural Engineering), Jurusan Mekanisasi Pertanian, FATETA, IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Dr.Ir. Hadi K. Purwadaria, sebagai Dosen Pembimbing I

2. Dr.1r. Sutrisno, MAgr., sebagai Dosen Pembimbing I 1

3. Ir. Emmy Darmawati, MS., sebagai Dosen Penguji

4. Boru Douthwaite, MEng., sebagai Head of Agricultural

Engineering Division IRRI, atas bantuan pustakanya

5. Dr. Ridwan Thahir, sebagai Kepala Lab. Pasca Panen Tana-

man Pangan Karawang, atas bantuan datanya

6. Kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu Waky, atas segala kasih sayangnya

7. Mandala Fotocopy Centre di Bogor, atas kecepatan dan

kerapihan kerjanya

8. Monitor GTC, printer Epson, harddisk Conner, dan mobil Suzuki Carry, atas kehandalan kerjanya

9 . La Ode Syamsa, Pak Sulyaden, dan Aceng Sobar, atas segala perhatiannya

1 0 . Titis Sundari, atas dorongan moril dan dananya kepada pe-

nulis untuk dapat secepatnya menyelesaikan studinya.

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan pada skripsi ini, saran dan kritik yang membangun amat diharapkan.

(9)

DAFTAR IS1

ATA PENGANTAR

...

i i i

1AFTAR IS1

. . .

i v

fAFTAR TABEL

...

v

FTAR GAMBAR

. . .

vi

i

FTAR PERSAMAAN

...

viii

FTAR LAMPIRAN

...

i

x

I

.

PENDAHULUAN

A

.

LATAR BELAKANG

. . .

1 B

.

TUJUAN UMUM

. . .

6

I 1

.

TINJAUAN PUSTAKA

A

.

PASCA PANEN PAD1

. . .

7 B

.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANEN PAD1

. . .

11 C

.

CARA DAN SISTEM PEMANENAN PAD1

. . .

1 2

D

.

PROSES PERONTOKAN PAD1

. . .

2 2

E

.

MESIN PEMANEN STRIPPER THRESHER

. . .

2 4

F

.

STANDAR MUTU GABAH

. . .

30 G

.

WILAYAH KERJA PENYULUH PERTANIAN

. . .

3 1 H

.

ANALISIS PEMILIKAN DAN KEBUTUHAN

. . .

33 I 1

.

METODE PENELITIAN

A

.

WAKTU DAN TEMPAT

. . .

37 B

.

PENGUMPULAN DATA

. . .

37 C

.

METODE ANALISIS

. . .

3 8 D

.

ASUMSI-ASUMSI

. . .

4 2

IV

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A

.

KEADAAN UMUM PERTANIAN Dl KABUPATEN KARAWANG

. . .

4 3 B

.

HASIL PENGUJIAN CARA PANEN DAN PERONTOKAN

. . .

4 7

C

.

PEMILIHAN CARA PANEN DAN PERONTOKAN PAD1

. . .

5 1

D

.

KEBUTUHAN PERALATAN Dl KECAMATAN JATISARI. KARAWANG 5 9

V

.

KESIMPULAN

A

.

KESIMPULAN

. . .

6 3 B

.

SARAN

. . .

6 4

(10)

Tabel 1. Susut penanganan pasca panen padi

(IDRC, 1988)

...

2

Tabel 2. Banyaknya gabah yang tercecer dan tertinggal di sawah pada waktu panen padi untuk jenis Dewi Ratih (Atjeng Muchlis, 1972)

...

12

Tabel 3. Kapasitas dan susut berbagai jenis alat

. . .

panen padi (Djojomartono, 1984) 12

Tabel 4. Tingkat kehilangan hasil panen padi pada berbagai sistem pemanenan (Setyono e t a l ,

1993)

. . .

21 Tabel 5. Kemampuan pemanenan padi dan sampai peron-

tokannya pada berbagai sistem pemanenan

(Setyono e t a l , 1993)

. . .

21

Tabel 6. Pengaruh beberapa cara perontokan terhadap

kapasitas perontokan dan tingkat kehilangan 25

Tabel 7. Persyaratan kualitas dan harga pembelian

. . .

gabah oleh BULOG di tingkat KUD 32

Tabel 8. Standar mutu gabah pengadaan dalam negeri

. . .

(SK Bersama No. 456/SKB/BUK/KP/1988) 32

Tabel 9. Luas panen, hasil rata-rata per hektar dan produksi padi menurut kecamatan di Kabupaten

. . .

Karawang, Jawa Barat 34

Tabel 10. Karakteristik lahan padi yang dipanen dalam

percobaan pengujian alat

...

48

Tabel 1 1 . Unjuk kerja (~erformance) berbagai cara

. . .

Referensi

Dokumen terkait

Menurutnya proses islamisasi sesungguhnya secara kualitatif belum pernah mencapai tingkatnya yang sempurna, yang kedua cara umat islam sendiri yang keliru dalam memahami

Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di sekolah (kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua, komite sekolah, anggota masyarakat, dan pengawas sekolah)

Pelaksanaan penjelasan tanda dan gejala penyakit di ruang rawat inap RS C, frekuensi tertinggi yaitu berkategori tidak dilakukan sebanyak 58 responden (90,6%) dan

Zat tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan, dan biasanya merupakan unsur khas makanan mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi,

Juga menurut Stair dan Reynolds (2006 : 6) mengemukakan bahwa: “Sistem informasi akuntansi sebagai alat yang digunakan manajemen dalam suatu budaya organisasi untuk memberikan

Skenario uji coba dengan mencocokan contoh kasus yang pernah dialami oleh pakar lalu di bandingkan dengan hasil dari sistem. Terdapat 8 data yang di uji coba,

Rancangan model digunakan untuk membangun sistem pendukung keputusan pemberian zakat pendidikan di BMH Malang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh tim

Mencoba mempertahankan keunggulan kompetitif melalui analisis dan reaksi terhadap kecenderungan pesaing menjadi lebih transparan dan kehidupan jangka pendek - paling