• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENDEMEN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK KERTAS SENI WAKTU PEMASAKAN YANG BERBEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENDEMEN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK KERTAS SENI WAKTU PEMASAKAN YANG BERBEDA"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Dian Purnasari NIM. 080 500 068

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

S A M A R I N D A

(2)

RENDEMEN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK KERTAS SENI

DARI PISANG ABACA (Musa textilis) BERDASARKAN

WAKTU PEMASAKAN YANG BERBEDA

Oleh :

Dian Purnasari NIM. 080 500 068

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya (D III) Kehutanan Pada Program Diploma III

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

S A M A R I N D A

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Rendemen Dan Sifat Organoleptik Kertas Seni Dari Pisang Abaca (Musa textilis) Berdasarkan Waktu Pemasakan Yang Berbeda

Nama : Dian Purnasari Nim : 080 500 068

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan Jurusan : Teknologi Pertanian

Lulus Ujian Pada Tanggal :...

Pembimbing,

Ir. Sumiati

NIP. 195906121998032004

Penguji,

Abdul Rasyid Zarta, S.Hut, MP NIP. 197508271999031001

Menyetujui,

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Syafi’i, MP.

NIP. 19680610 199512 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Heriad Daud Salusu, S.Hut, MP. NIP. 19700830 199 703 1 001

(4)

ABSTRAK

Dian Purnasari. Rendemen Dan Sifat Organoleptik Kertas Seni Dari Pisang Abaca (Musa textilis) Berdasarkan Waktu Pemasakan Yang Berbeda (di bawah bimbingan Sumiati)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemasakan terhadap rendemen dan sifat organoleptik kertas seni yang dihasilkan dan untuk menambah wawasan khususnya mahasiswa serta masyarakat mengenai pelepah Pisang Abaca yang dapat dijadikan kertas seni.

Perlakuan yang dilakukan dalam pembuatan kertas seni ini adalah perbedaan waktu masak dari 1 jam, 1.5 jam dan 2 jam dengan metoda soda.

Dari hasil penelitian maka diperoleh rendemen rata -rata pulp Pisang Abaca dengan waktu pemasakan 1 jam adalah 45.90 %, rendemen rata-rata kertas seni adalah 6.85% dan tekstur yang diperoleh dari kesan rabanya kasar, warnanya hitam. Pada waktu pemasakan 1.5 jam rendemen rata-rata pulp Pisang Abaca adalah 43.95 %, rendemen rata-rata kertas seni adalah 4.81 % dan tekstur yang diperoleh dari kesan rabanya kasar, warnanya hitam keabu-abuan dan Pada waktu pemasakan 2 jam rendemen rata-rata pulp Pisang Abaca adalah 38.30%, rendemen rata-rata kertas seni adalah 4.47% dan tekstur yang diperoleh dari kesan rabanya agak kasar, warnanya kuning kehitam-hitaman.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Dian Purnasari, lahir pada tanggal 29 Oktober 1990 di Bontang, Kalimantan Timur. Merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ayah Sugito Sastro dan Ibu Hartati.

Pada tahun 1996 memulai pendidikan Sekolah Dasar (SD) Tunas Bangsa Bontang dan memperoleh ijazah tahun 2002. Kemudian melanjutkan studi ke Sekolah Menengah pertama (SMP) Tunas Bangsa Bontang dan memperoleh ijazah pada tahun 2005. Pada tahun 2008 mendapatkan ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) YPI Bahrul Ulum Bontang.

Tahun 2008 melanjutkan ke jenjang pendidikan Perguruan Tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan mengambil Jurusan Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Hasil Hutan sampai dengan sekarang. Pada bulan Maret 2011 sampai April 2011 melaksanakan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) di Praktek Kerja Lapang ( PKL ) di PT. Intracawood Manufacturing, Tarakan.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan mudah dan tepat waktu.

Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dan merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kehutanan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah, Ibu, Adik-adik tercinta, yang telah mengasuh dan telah memberikan bantuan yang sangat berharga berupa moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Politenik Pertanian Negeri Samarinda, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.

2. Ibu Ir. Sumiati selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, membantu dan mengarahkan penulis.

3. Bapak Abdul Rasyid Zarta, S.Hut, MP, selaku Dosen Penguji Karya Ilmiah

4. Bapak Heriad Daud Salusu, S.Hut, MP selaku Ketua Jurusan Teknologi Pertanian

(7)

5. Bapak Ir. Syafi’i, MP selaku Ketua Prodi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

6. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

7. Segenap mahasiswa yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan laporan karya ilmiah ini.

Penulis juga mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekurangan. Harapan penulis semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan rekan-rekan yang lain.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERNYATAAN ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii RIWAYAT HIDUP ... iv KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Sejarah Kertas ... 3

B. Pengertian Pulp ... 4

C. Macam-macam Proses Pulping ... 5

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Kertas ... 7

E. Risalah Bahan Baku ... 8

F. Organoleptik ... 10

G. Kertas Seni ... 11

H. Rendemen ... 11

BAB III. METODE PENELITIAN ... 13

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

B. Bahan dan Peralatan Penelitian ... 13

C. Prosedur Penelitian ... 14

D. Perhitungan Data ... 16

E. Pengolahan Data ... 17

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

A. Hasil ... 18

B. Pembahasan ... 22

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

A. Kesimpulan ... 25

B. Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tubuh Utama Halaman

1. 2.

3.

4.

5.

Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... Hasil Rata -Rata Rendemen Pulp Berdasarkan Waktu Pemasakan ……….. Hasil Rata-Rata Rendemen Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan ……….. Hasil Rata-Rata Berat Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan ……….. Pengujian Organoleptik ………. 13 18 19 20 20 Lampiran No. Halaman

1. Rendemen Pulp Berdasarkan Waktu Pemasakan ... 28 2. Rendemen Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan... 28 3. Berat Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan... 29

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Tubuh Utama Halaman

1. 2. 3.

4.

5.

Rendemen Pulp Berdasarkan Waktu Pemasakan... Rendemen Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan ……. Kertas Seni Yang Dihasilkan Dengan Waktu Pemasakan 1 Jam ………. Kertas Seni Yang Dihasilkan Dengan Waktu Pemasakan 1.5 Jam ……….. Kertas Seni Yang Dihasilkan Dengan Waktu Pemasakan 2 Jam ……….. 18 19 20 21 21

(11)

I. PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara agraris yang sedang menuju era industrialisasi perlu mencari bentuk yang sesuai perkembangan industri kecilnya serta diperlukan jembatan yang tepat dalam menghubungkan pola hidup masyarakat agraris menjadi pola hidup masyarakat industri. Hal ini mengacu pada program pemerintah yaitu usaha mengembangkan industri kecil ( kerajinan rakyat ) dengan maksud pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini sebagai solusi untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi dalam dimensi ekonomi, sosialogi dan kultur di Indonesia.

Adanya industri rumah tangga kertas seni diharapkan dapat mengolah bahan yang banyak dan berpotensi untuk dijadikan ketas seni di sekitar lingkungannya, seperti limbah kertas, limbah pertanian dan tanaman non produktif. Selain bahan baku mudah diperoleh, biaya produksi pembuatannya yang murah juga tidak memerlukan modal yang terlalu besar serta tempat khusus dan peralatan yang rumit.

Beranjak dari pemikiran tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai tanaman non produktif seperti Pisang Abaca (Musa textilis). Pisang Abaca merupakan tanaman yang tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Pisang ini disebut juga pisang serat, karena pisang ini tidak diambil buahnya tapi diambil seratnya. Selain itu tanaman ini memiliki keunggulan di bandingkan tanaman lainnya

(12)

dalam hal kekuatan dan kemungkinan penggunaannya sebagai alternatif bahan baku kertas seni atau pulp yang kemudian dicampur dengan perekat selanjutnya dicetak dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu pemasakan terhadap rendemen dan sifat organoleptik kertas seni yang dihasilkan dan untuk menambah wawasan khususnya mahasiswa dan masyarakat mengenai pelepah Pisang Abaca yang dapat dijadikan kertas seni.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda bahwa Pisang Abaca dapat dijadikan sebagai bahan baku kertas seni.

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Kertas

Kertas pertama kali diciptakan oleh bangsa Cina. Tsai Lun adalah orang yang menemukan kertas yang dibuat dari bahan bambu yang mudah didapatkan di China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini kemudian menyebar ke Jepang dan Korea seiring dengan menyebarnya bangsa Cina ke timur dan perkembangannya peradaban di kawasan itu, walaupun sebenarnya cara pembuatan kertas pada awalnya merupakan hal yang sangat dirahasiakan. Teknik pembuatan kertas jatuh ketangan orang-orang arab pada masa Abbasiyah setelah kalahnya pasukan dinasti Tang dalam pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi. Para tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas pada orang-orang arab, sehingga muncullah industri-industri kertas disana. Teknik pembuatan kertas kemudian juga menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah perang salib dan jatuhnya grenada dari bangsa Moor ke tangan Spanyol dan ke seluruh dunia. (Anonim, 2011)

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya,

(14)

kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan kebersihan. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis-menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, perasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah nusantara beberapa abad lampau. (Anonim, 2011)

Peradaban Mesir kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis-menulis. Penggunaan papyrus sebagai media tulis-menulis ini digunakan pada peradaban Mesir kuno pada masa wangsa Fir’aun kemudian menyebar keseluruh timur tengah sampai romawi dilaut tengah dan menyebar ke Seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sabagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Prancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol.

(Anonim, 2011)

B. Pengertian Pulp

Pulp adalah bahan serat yang didapat dari hasil pengolahan bahan berselulosa dengan cara mekanis, kimia dan semi kimia dan digunakan sebagai bahan dasar kertas,papan serat,rayon serta turunan selulosa lainnya (Anonim 1976 dalam Yusnandar 1996).

(15)

Menurut Suhartono (1991) dalam (Yusnandar 1996), pulp adalah kumpulan serat dalam suatu larutan atau bubur serar dengan konsentrasi tertentu dan digunakan sebagai bahan baku pembuat kertas, papan serat, rayon serta turunan selulosa lainnya.

Proses pembuatan pulp (pulping) menurut Soenardi (1998) dalam

Yusnandar 1996), memberikan pengertian proses buburan pulping kayu,

yaitu suatu cara untuk memisahkan serat-serat kayu satu dari yang lain, sehingga kayu berubah jadi pulp.

C. Macam-macam Proses Pulping

Proses pulping merupakan proses pemisahan serat kayu / non kayu dari komponen-komponen lain seperti lignin, zat ekstraktif, dan bahan lain yang saling berikatan. Tujuannya adalah untuk memisahkan serat-serat kayu / non kayu dan menghilangkan lignin dan bahan-bahan lain yang tidak diperlukan dalam pembuatan pulp semaksimal mungkin

Menurut (Kasmudjo 1983 dalam Sumiati 2008), ada beberapa cara atau metoda yang dapat digunakan dalam proses pulping yang dapat digolongkan dalam 3 kelompok yaitu :

1. Proses mekanik

Pada proses pemisahan serat secara mekanik, proporsi bahan baku yang menjadi serat umumnya dapat mencapai 95 – 99%. Dengan demikian pulp yang dihasilkan relatif tinggi. Proses ini menggunakan bahan kimia dan peralatan yang digunakan sederhana.

(16)

2. Proses semi kimia

Pada proses ini pembuatan pulp dilakukan dengan cara menghubungkan antara proses mekanis yang mempunyai rendemen tinggi dengan proses kimia yang berkualitas tinggi.

3. Proses Kimia

Pada proses kimia ini dibedakan menjadi 3 proses, yaitu : a. Proses sulfit

Bahan kimia yang digunakan dalam proses ini adalah Ca(HSO3)2 atau Mg(HSO3)2. Bahan kimia ini dapat dengan baik menghilangkan zat-zat dalam kayu yang bersifat non selulosa. Rendemen yang dihasilkan pada proses ini adalah antara 49 – 50 %.

b. Proses sulfat

Merupakan proses pemasakan yang bersifat alkalis karena NaOH merupakan zat yang aktif disamping Na2S dan Na2SO4. Rendemen pulp yang dihasilkan pada proses ini adalah bersifat 45 – 48 %. c. Proses soda

Merupakan proses pemasakan dengan menggunakan bahan kimia yaitu sodium hidroksida (NaOH) atau biasa dikenal dengan sebutan koustic soda, dapat digunakan dengan baik untuk memasak bahan baku yang berserat pendek. Pulp yang dihasilkan umumnya berwarna agak gelap karena masih terdapat kandungan lignin. Rendemen berkisar sekitar 75 %.

(17)

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kertas

1. Dimensi dan nilai turunan serat

Dimensi serat adalah ukuran serat yang meliputi panjang serat, diameter serat dan diameter lumen (Kasmudjo, 1983). Menurut

(Casey 1960 dalam Sumiati 2008), kekuatan kertas bergantung pada

kekuatan serat, kekuatan ikatan dan distribusi/penyebaran ikatan serat sendiri bergantung pada luas permukaan serat yang tersedia untuk saling berikatan, kelenturan serat, kemampuan pengembangan dari serat dan perbandingan dari serat perbandingan antara panjang dan lebar serat.

2. Penggilingan

Menurut (Casey 1960 dalam Sumiati 2008), suatu lembaran kertas tidak dapat terbentuk tanpa adanya ikatan antara serat yang kuat. Tingkat kekuatan ikatan atau yang disebut derajat ikatan yang kuat antar serat sangat menentukan kualitas kertas yang dihasilkan. 3. Pembentukan lembaran kertas

Pembentukan lembaran kertas (sheet formation) adalah tahapan kegiatan yang sangat penting dan memberikan pengaruh yang besar terhadap sifat akhir kertas yang dihasilkan seperti sifat kekuatan kertas dan sifat kenampakan kertas. Pembentukan lembaran secara baik sangat diperlukan untuk pencetakan berbagai jenis kertas terlebih pada jenis kertas dengan berat yang ringan (light-weight paper) seperti kertas tissue (Casey 1960 dalam Sumiati 2008).

(18)

4. Suhu dan Waktu Pemasakan

Suhu dan waktu pemasakan akan sangat berhubungan, dimana untuk suhu pemasakan yang relative tinggi dapat menurunkan waktu pemasakan begitu pula sebaliknya. Suhu dibawah 170oC akan menghasilkan pulp dengan rendemen dan kualitas pulp yang sangat rendah, sedangkan suhu diatas 180 oC akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas pulp.

E. Risalah Bahan Baku Pisang Abaca (Musa textilis)

Menurut Sahutu dan Supriyadi (1990), Pisang Abaca (M. textilis) termasuk dalam family Musaceae dan biasanya disebut juga dengan pisang serat. Pisang serat adalah tanaman yang tidak diambil buahnya tetapi diambil seratnya. Pada awal abad ke 16, Pigattota menerangkan bahwa penduduk asli daerah Cebu, Filipina memanfaatkan serat pisang untuk bahan pakaian. Karenanya pisang ini dinamakan Musa textilis.

Dalam Hilman dan Matius (2001), berdasarkan iklimnya Pisang Abaca adalah tumbuhan tropika yang menghe ndaki udara yang panas dan agak lembab. Pisang ini biasanya di dataran rendah sampai ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Tanah yang cocok adalah tanah lempung yang agak gembur dan kaya kandungan humus serta toleran terhadap pH tanah yang berkisar a ntara 4 sampai 8.

Produk utama dari pisang abaca adalah serat yang dihasilkan dari batang semu. Batang yang terlihat adalah batang semu yang terbentuk

(19)

dari kumpulan pelepah-pelepah daun yang saling menutupi. Tinggi batang semu antara 2,20 meter sampai 4,15 meter. Warna batangnya hijau sampai hijau kuning dan warna pelepah daun yang berada di bagian luar seringkali bercampur antara warna merah sampai merah ungu hingga mendekati warna hitam, terutama pada bagian pangkal batang.

Keunggulan serat Pisang Abaca (M. textilis ) dibandingkan serat dari tanaman lainnya adalah dalam hal kekuatannya. Keunggulan lainnya adalah sebagai beragam produk diantaranya, sebagai bahan baku tekstil, tali kapal, pembungkus teh celup, pembungkus tembakau, dan lain-lain. (Hilman dan Matius, 2001).

Lebih lanjut diterangkan bahwa Pisang Abaca juga sering diistilahkan sebagai pohon uang karena hampir 80 % produk seratnya dikhususkan untuk bahan baku pembuatan uang kertas. Selain itu, dengan sifatnya yang kuat dan tahan air, bubur kertas kertas Pisang Abaca juga digunakan untuk membuat kertas berkualitas tinggi dan dokumen penting, seperti kertas berharga, kertas cek, legal paper dan sebagainya.

(20)

F. Organoleptik

Menurut Panuti Sudjiman dan Aart Zoest, 1992 dalam Sumiati

(2008), Uji organoleptik adalah analisa secara kualitatif diskriptif yaitu

dengan pendekatan estetika dan semiotika.

Menurut Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest, 1992 dalam

Sumiati (2008), semiotika adalah ilmu tanda dan istilah ini berasal dari

kata yunani Semion yang berarti tanda. Tanda ini bisa terdapat dimana-mana,misalnya bendera, karya sastra, lampu lalu lintas dan lain-lain, hal ini disebabkan karena manusia adalah homo semioticus, yaitu mencari arti pada barang-barang dan gejala-gejala yang mengelilinginya.

Pendekatan semiotika merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan mengontrol karya-karya yang dibuat karena karya seni merupakan sesuatu yang diciptakan seniman yang dapat dibaca oleh penerima tanda (penonton). Semiotika sebagai pendekatan meninjau karya adalah dengan melakukan otokritik terhadap karya-karya yang dibuat. Unsur kritik dalam meninjau karya adalah deskripsi, yaitu menyebutkan, mencatat dan melaporkan hal-hal yang tersaji secara langsung yang tampak melalui penglihatan mengenai wujud kemudian menganalisi, menafsir atau interpretasi dan terakhir adalah hasil karya seni.

(21)

G. Kertas Seni

Kertas seni adalah salah satu jenis produk kertas buatan tangan (Handmade) yang mempunyai corak yang menarik. Kertas ini mampu dihasilkan dari berbagai macam bahan antara lain, koran bekas, dus bekas, kertas limbah, pelepah pisang, alang-alang, merang dan lain-lain. Selain digunakan sebagai kertas hias produk yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk produk kartu nama, kartu ucapan, beragam pigura, bungkus kado, dan lain-lain (Anonim, 2010).

H. Rendemen

Menurut Cenmark dan Ruhendi (1976) dalam Yusnandar (1996) Menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan rendemen adalah persentase perbandingan berat total pulp hasil dari proses pengovenan dengan berat kerinig pada serpih. Perbadingan ini dihitung dengan melakukan pengambilan sampel contoh uji yang akan dibandingkan dengan hasil akhir dari proses pemasakan pulp. Proses ini dirumuskan sebagai berikut, Lebih lanjut Cenmark dan Ruhendi (1976) dalam Yusnandar

(1996), menambahkan bahwa pemasakan pulp dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain : 1. Jenis bahan baku

Jenis dari bahan baku sangat berpengaruh pada proses pembuatan pulp, dimana jenis bahan baku yang berbeda akan memberikan rendemen akhir yang berbeda serta kekuatan pulp yang berbeda pula.

(22)

2. Penyimpanan bahan baku

Penyimpanan bahan baku yang kurang baik, dapat menyebabkan kerusakan bahan baku tersebut. Waktu serta tempat penyimpanan akan sangat berpengaruh pada kondisi bahan baku yang akan dibuat menjadi pulp.

3. Rapat massa serpih

Rapat massa serpih sangat menentukan isi dalam digester, biasanya banyaknya serpih dinyatakan dalam volume. Jadi berat serpih sebenarnya yaitu volume dikali rapat massa.

4. Ratio penggunaan bahan kimia

Ratio bahan kimia yaitu perbandingan penggunaan bahan kimia pada proses pemasakan pulp, dimana semakin tinggi penggunaan alkali aktifnya maka akan memyebabkan menurunnya kuantitas rendemen pulp yang dihasilkan.

5. Suhu dan waktu pemasakan

Suhu dan waktu pemasakan akan sangat berhubungan, dimana untuk suhu pemasakan yang relatif tinggi dapat menurunkan waktu pemasakan begitu pula sebaliknya. Suhu dibawah 170oC akan menghasilkan pulp dengan rendemen dan kualitas pulp yang sangat rendah, sedangkan suhu diatas 180oC akan menyebabkan ternjadinya penurunan kualitas pulp.

(23)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Lab. Rekayasa Kayu Bidang Pulp dan Kertas dan pengujian dilakukan di Lab. Sifat kayu dan Analisis Produk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan dilaksanakan selama bulan Agustus 2011 dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

Tabel 1. Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian. No. Kegiatan Minggu Ke-

I II III 1 Persiapan 2 Proses Pemasakan 3 Proses Pencetakan 4 Proses Penjemuran 5 Proses Pengujian 6 Analisa Data 7 Penyelesaian Laporan

B. Bahan dan Peralatan Penelitian

1. Bahan Penelitian

a. Bahan mentah pokok yang digunakan adalah : ? Pelepah Pisang Abaca (M. textilis)

b. Bahan pelengkap :

- Koustic Soda - Natrium Klorida

- Lem Putih (lem kanji) - Air

(24)

2. Peralatan Penelitian ? Autoclave / panci ? Kompor ? Desicator ? Baskom ? Ember ? Lesung ? Blender

? Mixer Screen (alat cetak) mesh 200 ? Rakel ? Busa Gabus ? Kain Kasa ? Multiplek ? Setrika ? Parang ? Gergaji C. Prosedur Penelitian

Adapun proses pembuatan kertas seni sebagai berikut : 1. Proses Pembuatan Bubur pulp Pelepah Pisang Abaca :

a. Pelepah Pisang Abaca yang telah diperoleh dari lapangan dicuci hingga bersih, kemudian dipotong (dirajang) hingga menjadi chip dengan ukuran kurang lebih 2 x 2 cm dengan menggunakan gergaji dan parang.

b. Setelah pelepah Pisang Abaca tersebut dipotong (dirajang) kemudian dijemur selama kurang lebih 3 hari, setelah kering ditimbang sebanyak 500 gram.

c. Setelah kering selanjutnya Pelepah Pisang Pisang Abaca dimasak dengan menambahkan bahan-bahan kimia seperti koustic soda 120 gram, natrium klorida 15 gram dan air secukupnya.

(25)

d. Waktu yang diperlukan untuk perlakuan pertama adalah 1 jam dengan 2 kali ulangan kemudian untuk perlakua n kedua 1,5 jam dengan 2 kali ulangan dan untuk perlakuan ketiga selama 2 jam pemasakan dengan 2 kali ulangan.

e. Proses selanjutnya adalah Pelepah Pisang Abaca tersebut dicuci dengan menggunakan air hingga bersih lalu digiling/ditumbuk dengan lesung dan diblender hingga menjadi bubur atau pulp.

f. Setelah Pelepah Pisang Abaca menjadi bubur, peras dengan menggunakan kain kasa hingga tiris.

2. Proses Pencetakan

a. Mempersiapkan alat yang berupa, 2 buah baskom yang berdiameter 80 cm, screen (alat cetak) mess 200, rakel, multiplek yang telah dilapisi oleh kain.

b. Masukkan alat screen kedalam baskom yang telah berisi air, tekan alat screen kedalam air hingga permukaan screen tenggelam.

c. Kemudian tuang adonan pulp kedalam alat screen dengan menggunakan gelas ukur sebanyak 1 liter.

d. Angkat alat screen dengan perlahan dan seimbang hingga tiris. e. Kemudian pindahkan ke alat penjemuran yang berupa multiplek

yang telah dilapisi kain kasa, tekan dengan menggunakan rakel, dan siap dilakukan pengeringan dengan cara dijemur dibawah

(26)

sinar matahari dan disetrika agar permukaan kertas lebih halus dan rata.

D. Perhitungan Data

1. Menghitung Kandungan Air, dengan perhitungan rumus sebagai berikut (Sudrajat, 1982).

Dimana :

? BB : Berat basah (gr) ? BKT : Berat kering tanur (gr)

2. Kadar Kering Serpih, dengan perhitungan rumus sebagai berikut :

Dimana, KA adalah Kandungan air (%)

3. Moisture factor (MF), dengan perhitungan rumus sebagai berikut :

Dimana :

? BB : Berat basah (gr) ? BKT : Berat kering tanur (gr)

(27)

4. Berat Kering Tanur (BKT) Pulp, dengan perhitungan rumus sebagai berikut :

5. Menghitung Rendemen, dengan perhitungan rumus sebagai berikut (Cenmark dan Ruhendi, 1976 dalam Noriyanti, 1998) :

Dimana :

? Input : berat banyaknya bahan baku ? Output : berat yang dihasilkan (BKT pulp)

E. Pengolahan Data

1. Menghitung nilai rata-rata berat kertas perlembar dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana dalam

Yusnandar, 1996).

Dimana :

: Nilai berat satuan (gr/lbr)

? x : Jumlah berat total yang ditimbang n : Banyaknya kertas seni yang ditimbang 2. Uji Organoleptik

(28)

Uji organoleptik yang meliputi : Unsur Tekstur, Unsur Corak / motif, dan Unsur Warna .

(29)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh data hasil perhitungan rata-rata rendemen pulp yang dihasilkan sebagaimana yang ditunjukan pada Tabel 2 berikut dibawah ini :

Tabel 2. Hasil Rata -Rata Rendemen Pulp Berdasarkan Waktu Pemasakan Waktu pemasakan (jam) Kadar Air (%) Kadar Kering Serpih (%) Moisture Faktor (gr) Berat Kering Tanur Pulp (gr) Rendemen Pulp (%) 1 74.26 25.74 0.26 229.5 45.90 1,5 75.64 24.37 0.25 220.5 43.95 2 77.47 22.53 0.23 191.5 38.30

Untuk lebih jelasnya mengenai rata -rata rendemen pulp tersebut diatas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Rendemen Pulp Berdasarkan Waktu Pemasakan (%)

(30)

Sedangkan untuk rendemen kertas berdasarkan waktu pemasakan dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Hasil Rata-Rata Rendemen Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan Waktu pemasakan (Jam) Kadar Air (%) Kadar Kering Serpih (%) Moisture Faktor (gr) Berat Kering Tanur Pulp (gr) Rendemen Kertas (%) 1 24.29 75.71 0.76 17.13 6.85 1,5 33.42 66.58 0.67 12.02 4.81 2 39.97 60.03 0.60 11.18 4.47

Untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata rendemen kertas tersebut diatas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2. Rendemen Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan Kemudian untuk mengetahui berat kertas seni yang dihasilkan rata-rata perlembarnya dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

(%)

(31)

Tabel 4. Hasil Rata-Rata Berat Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan Waktu

pemasakan (jam)

Berat Total (gr) Berat Satuan (gr/lbr)

1 22.50 3.75

1.5 19.50 3.25

2 19.00 2.56

Untuk hasil pengamatan secara kualitatif deskriptif yaitu dengan pendekatan estetika dan semiotika dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5. Pengujian Organoleptik

No.

Waktu Pemasakan

(Jam)

Unsur

Tekstur Unsur Corak/motif Unsur warna

1. 1 Kasar Bergelombang, lengkung dan abstrak Hitam 2. 1.5 Kasar Bergelombang, lengkung dan abstrak Hitam keabu-abuan 3. 2 Agak kasar Bergelombang, lengkung dan abstrak Kuning kehitam-hitaman B. Pembahasan 1. Rendemen

Dari hasil perhitungan seperti yang terlihat pada tabel 2 terlihat bahwa rata-rata rendemen pulp Pisang Abaca (M. textilis) berdasarkan waktu pemasakan maka didapatkan rendemen pulp yang berbeda, pada waktu pemasakan 1 jam adalah 45,90 %, pada waktu pemasakan 1.5 jam adalah 43,95 % dan pada waktu pemasakan 2 jam adalah 38,30 %. Melihat dari hasil tersebut diatas dipengaruhi

(32)

oleh beberapa faktor antara lain jenis bahan baku, pada penelitian ini digunakan bahan baku non kayu. Melihat dari hasil perhitungan tersebut, semakin lama waktu pemasakan kelihatannya semakin rendah rendemen pulp yang dihasilkan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh semakin lama waktu pemasakan semakin lembut pulp yang didapat, sehingga pada saat pencucian dan penyaringan pulp ada bahan baku ya ng terbuang (bebas saring). Semakin lembutnya bahan baku ini juga diduga efek dari bahan pemasak yang disebabkan oleh waktu pemasakan yang semakin lama, sehingga serat semakin hancur dan lembut.

Selanjutnya melihat dari tabel 3 diatas, terlihat rata -rata rendemen kertas seni dari pelepah Pisang Abaca berdasarkan waktu pemasakan maka didapatkan rendemen kertas seni yang berbeda, pada waktu pemasakan 1 jam adalah 6,85 %, pada waktu pemasakan 1.5 jam adalah 4,81 % dan pada waktu pemasakan 2 jam adalah 4,47 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu pemasakan yang digunakan maka terlihat semakin rendah rendemen kertas seni yang dihasilkan. Hal ini kemungkinan juga disebabkan oleh semakin lembutnya pulp yang dihasilkan, maka pada saat pencetakan atau pembentukan kertas seni ada sebagian pulp yang terbuang (bebas saring).

(33)

2. Sifat organoleptik

Dari gambar 3, 4, dan 5 tersebut diatas terlihat bahwa tekstur kertas seni yang dihasilkan dari pelepah pisang Abaca yang dikerjakan secara manual ternyata secara visual menghadirkan suatu corak yang hidup, bergerak, bergelombang dan dinamis yang terlihat samar. Hal ini terjadi juga karena pertautan antara garis lengkung dan diagonal yang silih berganti dari serat-seratnya. Setiap waktu pemasakan yang digunakan memiliki tekstur dan warna yang berbeda-beda.

Dari hasil pengamatan secara semiotika dapat dilihat hasil kertas seni dengan waktu pemasakan 1 jam (gambar 3), 1.5 jam (gambar 4), 2 jam (gambar 5) menghasilkan unsur garis lengkung dan diagonal yang tidak beraturan disamping itu kertas seni ini menghadirkan corak hidup, lengkung dan bergelombang, yang terlihat agak samar, hanya saja memiliki tekstur dan warna berbeda, pada waktu pemasakan 1 jam mempunyai tekstur kasar dan memiliki warna hitam, pada waktu pemasakan 1.5 jam mempunyai tekstur kasar dan memliki warna hitam keabu-abuan dan pada waktu pemasakan 2 jam mempunyai tekstur agak kasar dan memiliki warna kuning kehitam-hitaman. Terjadinya perubahan warna ini kemungkinan disebabkan oleh pengaruh bahan pemasak dengan waktu pemasakan berbeda-beda. Dimana semakin lama waktu pemasakan mengakibatkan terjadinya perubahan warna (warna semakin memudar).

(34)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Semakin lama waktu pemasakan maka semakin rendah rendemen yang dihasilkan.

2. Semakin lama waktu pemasakan, semakin memudarkan warna bahan baku

3. Semakin lama waktu pemasakan, semakin lembut kertas seni yang dihasilkan.

4. Rendemen yang terbaik adalah dengan waktu pemasakan 1 jam yaitu 45.90 %, menghasilkan warna hitam dan tekstur kasar, tetapi memiliki corak atau motif yang lebih indah.

5. Rendemen yang terendah adalah dengan waktu pemasakan 2 jam yaitu 38.30 %, menghasilkan warna kuning kehitam-hitaman dan tekstur agak kasar, tetapi memiliki corak atau motif yang lebih lembut.

B. Saran

Sebaiknya digunakan untuk bahan pembuatan lampion atau kap lampu karena motif dan corak kertas seni dari Pisang Abaca (M. textilis) indah.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Bahari, Nooryan. 1993. Pelapukan Kayu sebagai Sumber Inspirasi dalam Penciptaan Karya Seni Rupa dengan Bahan Kertas. Laporan Proyek Akhir Program Magister Seni Rupa dan Design, Progra Pasca Sarjana ITB.

, Membuat Kertas Seni. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Pendidikan, Vol. 1 No. 2, hal. 26 – 28.

, Hasil Proses Limbah Kertas untuk Dimanfaatkan Sebagai Media Karya Seni Rupa. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, BKS PTN B, Vol. 1. No. 3, 27 Maret 1995.

, Membuat Kertas Seni. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Pendidikan, Vol. 1, No. 2, Tahun I, Agustus 1994.

Elly yuliani, 1991. Diktat Pengujian Bahan Baku. Sekolah Teknologi Pulp dan Kertas. Bandung.

Haliqonggo. 2010. Analisis Keragaman Genetik Tanaman. Pusat Inovasi LIPI. Jakarta

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor. Hilman, I dan Matius, N.T. 2001. Budidaya Tanaman Pisang Abaca.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Satuhu, S & Supriyadi. 1996. Pisang, Budidaya, Pengolahan dan Prospek pasar. Penebar Swadaya. Jakarta

Sumiati HK, 2008. Pemanfaatan Limbah Kertas, Limbah Pertanian Dan Tanaman Non Produktif Sebagai Bahan Baku Kertas Seni.

Yusnandar M. Syahani, 1996. Studi Tentang Rendemen Pulp Jenis Kayu Nangka Air (Artocarpus Kemando MIQ) Pada Pemasakan Soda. Alamat – alamat rujukan pada web site :

http://www.geocities.com/kertas seni/ http://www.sejarah kertas.com

http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2010/10/asal-usul-kertas-dan pembuatannya.html

(36)
(37)

Tabel 7. Rendemen Pulp Berdasarkan Waktu Pemasakan Waktu Pemasa kan (Jam) Ulan gan Ber at Bas ah (gr) Ber at Keri ng Tan ur (gr) Kandun gan Air (%) Kad ar Keri ng Ser pih (%) Moist ure Fakto r (gr) Ber at Keri ng Tan ur Pulp (gr) Rende men Pulp (%) 1 1 10.5 2 2.88 72.62 27.3 8 0.27 243 46.60 2 10.0 0 2.41 75.90 24.1 0 0.24 216 43.20 1.5 1 10.6 2 2.78 73.82 26.1 8 0.26 234 46.80 2 9.89 2.23 77.45 22.5 5 0.23 207 41.40 2 1 10.9 6 2.45 77.65 22.3 5 0.22 176 35.20 2 10.1 3 2.30 77.29 22.7 1 0.23 207 41.46

(38)

Tabel 8. Rendemen Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan Waktu Pemasa kan (Jam) Ulan gan Ber at Bas ah (gr) Ber at Keri ng Tan ur (gr) Kandun gan Air (%) Kad ar Keri ng Ser pih (%) Moist ure Fakto r (gr) Ber at Keri ng Tan ur Pulp (gr) Rende men Pulp (%) 1 1 10.3 6 8.80 15.06 84.9 4 0.85 20.4 0 8.16 2 10.5 0 6.98 33.52 66.4 8 0.66 13.8 6 5.54 1.5 1 10.8 3 8.73 19.39 80.6 1 0.81 9.72 3.69 2 10.1 8 5.35 47.45 52.5 5 0.53 14.3 1 5.72 2 1 10.2 0 3.87 62.06 37.9 4 0.38 7.60 3.04 2 10.4 0 8.54 17.88 82.1 2 0.82 14.7 6 5.90

(39)

Tabel 9. Berat Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan Waktu Pemasakan (Jam) Jumlah krts (lbr) Berat Total (gr) Berat Satuan (gr/lbr) 1 6 24 4 6 21 3.5 1.5 6 12 2 6 27 4.5 2 7 20 2.86 8 18 2.25

Gambar

Tabel 1.  Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian.
Gambar 1.  Rendemen Pulp Berdasarkan Waktu Pemasakan (%)
Gambar 2.  Rendemen Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan
Tabel 4.  Hasil Rata-Rata Berat Kertas Berdasarkan Waktu Pemasakan  Waktu
+4

Referensi

Dokumen terkait

bandeng, kakap putih dan kerapu macan, juga telah berhasil dipijahkan dan diproduksi benihnya antara lain berbagai jenis kerapu kerapu lumpur (E. corallicola),

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

h) Menu selanjutnya adalah Overview, dimana konfigurasi pada tahap sebelum-sebelumnya akan ditampilkan sebelum paket CMS Joomla di instalasi. Ada hal yang harus diperhatikan

Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang benda dengan pewatas berupa sifat, jenis, dan fakta keadaan/kejadian, dengan memperhatikan

Kurikulum wajib tempuh 15% Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) Mata kuliah

Hasil penelitian aktivitas antibakteri pasta gigi ekstrak etanol bunga turi terhadap bakteri Streptococcus mutans belum dapat disimpulkan dengan pasti bahwa pasta gigi

a) Periksa cincin cetak benda uji, apakah sudah bersih, licin dan tidak cacat pada bagian runcingnya. b) Periksa sel konsolidasi, apakah tidak bocor bila diisi air. c) Periksa

The  consultant  will  work  with  DJPK  staff  in  developing  procedures  and  databases  (joint  development).  This  collaboration  is  necessary  condition