• Tidak ada hasil yang ditemukan

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DARI REDAKSI

Konstruksi Berdaya Saing Tinggi.

Dengan akan dipacunya kembali pembangunan infrastruktur pada kuartal tiga tahun ini, diharapkan terjadinya peningkatan konsumsi bahan bangunan yang diproduksi industri dalam negeri dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi dalam proyek-proyek konstruksi di dalam negeri.

Melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), pemerintah berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan keringanan bagi proyek-proyek infrastruktur dan proses konstruksi yang menggunakan bahan-bahan dengan TKDN tinggi, seperti usaha hulu migas, pembangunan power plant dan transmisi, pembangunan

infrastruktur jalan, pembangunan jalan kereta dan poros maritim, serta pembangunan telekomunikasi dan teknologi informasi.

Untuk mendukung pelaksanaannya, selain

mengembangkan industri manufaktur, pemerintah harus mendukung tumbuhnya

perusahaan-perusahaan jasa konstruksi nasional yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar

memunyai daya saing tinggi untuk berhadapan dengan perusahaan asing dalam era pasar bebas, terutama di tingkat ASEAN, sebagai pengguna bahan-bahan tersebut.

Selain berdaya saing dalam melakukan

pembangunan di Indonesia, jasa konstruksi yang dilakukan perusahaan-perusahaan nasional ini bisa diekspor ke negara-negara lain. Beberapa

perusahaan konstruksi besar Indonesia sudah tercatat melakukan pekerjaan konstruksi di luar

negeri. Realisasi ekspor jasa konstruksi 2015 tercatat Rp2,92 triliun dari target Rp6 triliun yang harus dicapai pada akhir 2016. Sedangkan target Rp15 triliun dicanangkan untuk periode 2015 – 2019.

Angka tersebut bukanlah angka yang mudah

dicapai. Namun, pemerintah tetap optimis dan akan melakukan berbagai upaya agar target tersebut dapat dipenuhi dengan berbagai cara seperti mendorong peningkatan kapasitas perusahaan-perusahaan konstruksi nasional, meningkatkan kompetensi tenaga kerja, meningkatkan efisiensi, meningkatkan keahlian teknis, meningkatkan kemampuan manajerial, meningkatkan kapasitas litbang, serta memercepat pengesahan RUU Jasa Konstruksi menjadi UU, yang telah diwacanakan sejak tahun lalu, pada tahun ini.

UU ini akan menggantikan UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang dinilai sudah tidak bisa mengakomodasi perkembangan jaman dan teknologi. Salah satu hal yang layak untuk dicermati pada rancangan ini adalah rencana untuk membentuk sebuah lembaga baru yang dinamakan Badan Registrasi dan Sertifikasi Jasa Konstruksi (BRSJK) yang memunyai wewenang terkait dengan akreditasi dan sertifikasi atas kualifikasi dan klasifikasi usaha di bidang jasa konstruksi. Di samping itu akan diatur adanya lembaga pengembangan yang beranggotakan wakil dari asosiasi perusahaan jasa konstruksi, asosiasi profesi jasa konstruksi, serta pakar dan perguruan tinggi yang berkaitan dengan jasa konstruksi.

(3)

Pyramid

Widiadnyana Merati

Dalam pembicaraan-pembicaraan tentang sejarah perkembangan ilmu teknik sipil, tidak dapat

disangkal bahwa bangunan Pyramid di Mesir adalah salah satu tonggak pertama terpenting dalam

penerapan ilmu teknik sipil dalam pembangunan.

Bangunan Pyramid yang berjumlah lebih dari 80 buah (yang diketahui sampai hari ini), tersebar di padang pasir yang terletak di sebelah barat sungai Nil. Dibangun pada bentang tahun-tahun sekitar 2500 SM, tepatnya pada masa Kerajaan Tua Mesir, yaitu pada tahun 2686 – 2181 SM. Pyramid-pyramid yang terbesar ada 3 , yaitu : pyramid Cheops yang tertinggi (tinggi 481 kaki, atau 146,7 m) , kemudian pyramid Chephren (Khafre) yang tingginya 22 kaki (6,65 m) lebih pendek dari Cheops, akan tapi secara volume 15% lebih kecil, dan pyramid Mycerinus (Menkaur), yang ukurannya hanya sepersepuluh dari dua sebelumnya. Struktur-struktur megah ini

membentuk monumen-monumen terbesar buatan manusia yang sangat dihormati dalam sejarah peradaban manusia.

Bagaimana membangunnya ?

Dari segi volume konstruksi, tidak ada pyramid yang lebih besar dari pyramid yang dibangun di Gizeh, yang dibuat untuk Cheops. Angka-angka berikut akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kebesaran bangunan ini. Pyramid maha besar ini dibangun di sekitar pusat gundukan batuan lokal, dengan menyusun tumpukan 2.300.000 blok batuan gamping (limestone) yang membentuk pyramid. Berat rata-rata tiap blok adalah 2,5 ton, sehingga untuk seluruh pyramid ini membutuhkan 6,5 juta ton batu. Seorang ahli matematik dari Perancis mengatakan, bahwa jumlah seluruh blok batu yang membentuk tiga pyramid terbesar ini cukup untuk membangun tembok berukuran tinggi 3 m, dan tebal 30 cm, mengelilingi seluruh wilayah daratan

Perancis!

Geometri pyramid ini mempunyai dasar berbentuk bujur sangkar, dengan sisi 756 kaki (230,58 m), dan dengan tinggi 481 kaki (146,7 m). Walaupun ukuran geometri bangunan ini demikian besar, akan tetapi yang lebih menakjubkan adalah ketelitian

pelaksanaannya. Perbedaan panjang sisi-sisi bujur sangkar yang merupakan dasar pyramid hanya 8 inchi (20,32 cm), yang berarti kesalahannya hanya 1 : 1.134. Kesalahan dalam ukuran sisi bujur sangkar ini menimbulkan kesalahan sudut-sudut bujur sangkar sekitar 3,5 “ (satuan sudut), kesalahan 1 : 1.500. Kerataan dasar bangunan juga sangat mengagumkan, yaitu selisih ketinggian keempat sudut bujur sangkar dasar bangunan yang terbesar adalah ½ inchi (12,7 mm), yang berarti

kesalahannya hanya 1 : 18.000.

Bagaimana ketelitian konstruksi yang demikian akurat dapat dicapai dengan peralatan-peralatan yang masih sangat sederhana itu dapat dilakukan pada saat itu ? Berbagai penelitian arkeoloi

memperkirakan hal-hal yang telah dilakukan adalah seperti yang tertulis di bawah ini.

Untuk mendapatkan kerataan dasar bangunan, mula-mula digali cekungan di seluruh permukaan dasar bangunan, sehingga permukaannya sedikit lebih rendah dari sekitarnya, kemudian pada cekungan tersebut digali jaringan saluran yang berhubungan satu sama lain. Saluran ini kemudian dialiri air, sehingga seluruh jaringan saluran tergenang dengan ketinggian air yang sama.

Kemudian dasar pyramid diukur dengan kedalaman yang sama di setiap saluran, dan akhirnya dasar pyramid didapat dengan menggali seluruh tanah yang membentuk jaringan saluran tersebut dengan kedalaman yang sama.

(4)

Pyramid (lanjutan)

Widiadnyana Merati

.

Kemiringan façade pyramid pada umumnya adalah 52⁰ terhadap garis horizontal, kecuali 2 pyramid, berkemiringan 43,5⁰. Pertanyaan timbul, bagaimana kemiringan demikian dapat dibuat, dengan

ketepatan yang sangat tinggi, dan dikerjakan berulang kali dalam rentang waktu ratusan tahun. Penjelasan para arkeolog adalah sebagai berikut. Pengukuran jarak, pada saat itu, dilakukan dengan sebuah drum dengan diameter (d) tertentu,

digelindingkan, sehingga jarak dinyatakan dalam jumlah (n) putaran gelindingan. Untuk

mendapatkan kemiringan 52⁰ (lihat gambar ilustrasi), mereka mengukur panjang setengah sisi dasar pyramid (b), katakanlah panjangnya adalah n kali putaran drum.

Tanpa mengetahui besaran bilangan Yunani π, mereka telah mengukur panjang setengah sisi bujur sangkar, b = n x π x d. Kemudian, untuk

mendapatkan tinggi pyramid (h), para ahli bangunan pyramid Mesir secara turun temurun menggunakan rumus, h = 4 x n x d (kemiringan 52⁰), atau h = 3 x n

x d (kemiringan 43,5⁰). Untuk mendapatkan kondisi tegak lurus, mereka sudah mengenal hukum segitiga siku-siku, yaitu perbandingan panjang sisi-sisinya adalah 3 : 4 : 5, yang ribuan tahun kemudian Pythagoras menemukan rumus yang lebih umum dari segitiga siku dengan panjang sisi-sisi siku-siku a, b, dan sisi miring c, yaitu, c2 = a2 + b2 !

Itulah sebagian kecil dari cuplikan teknologi konstruksi pyramid yang dapat disampaikan pada tulisan ini, masih banyak hal-hal menakjubkan yang dapat dipelajari, ataupun masih misteri, seperti misalnya: pemilihan, pengambilan, dan transportasi material; organisasi ribuan pekerja, pembiayaan, penjadwalan. Masalah kerekayasaan lain seperti daya dukung tanah dasar, stabilitas bangunan, ereksi, sampai pada keamanan ruang penyimpanan jenazah yang diproteksi dari kemungkinan

gangguan-gangguan luar.***

Gambar 1. Ilustrasi pembentukan kemiringan façade pyramid

Dari ilmu trigonometri, sudut kemiringan façade pyramid α dapat dihitung dari tg α = h/b = 4nd/nπd = 4/π, dimana hasilnya α = 52⁰, sedangkan jika h = 3nd, tg α = 3/π, yang menghasilkan α = 43,5⁰

(5)

Dari Sumbangan Pemikiran Persatuan Insinyur Indonesia

Pembangunan Infrastruktur Nasional

Dibandingkan negara-negara yang berada dalam posisi hampir sama di awal tahun 1970-an, posisi Indonesia tertinggal perkembangannya Investasi infrastruktur di India, lebih dari 7% terhadap PDB sejak 2009, sedangkan China telah mencapai 9-11% terhadap PDB sejak tahun 2005 (Morgan Stanley, 2011). Proporsi pembangunan infrastruktur di Indonesia terhadap total belanja modal (capital

expenditure) juga relatif rendah (12%),

dibandingkan dengan China (23%). Relatif rendahnya proporsi investasi infrastruktur ini berpengaruh terhadap daya saing Indonesia di kancah regional ASEAN, Asia, maupun

Internasional.

Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, di antaranya adalah lambatnya

pembangunan infrastruktur dan peningkatan SDM atau sekarang disebut Human Capital (HC). Termasuk dalam kegagalan pembangunan SDM adalah rendahnya jumlah tenaga terdidik dan terlatih sebagai insinyur. Jumlah tenaga

berpendidikan tinggi dari D1 sd S3 di Indonesia hanya 7% dari kondisi minimal 20% yang

diperlukan. Insinyur saat ini diperkirakan hanya sekitar 700.000 orang atau 0,3% jumlah penduduk. Angka ini jauh dari kondisi ideal seharusnya. Angka ini jauh tertinggal dibanding negara-negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, China, Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand dan India.

Selain jumlahnya yang kurang, pertambahan insinyur setiap tahun juga relatif sangat rendah. Total mahasiswa perguruan tinggi teknik di

Indonesia saat ini sekitar 5,2 juta dengan rata-rata lulusan 70.000 orang sarjana teknik pertahun termasuk sarjana informatika dan pertanian. Lulusan sarjana teknik di luar informatika dan pertanian tercatat sekitar 48.000 setiap tahun. Belum memuaskannya perkembangan insinyur di Indonesia juga dipicu dari buruk atau tidak memadainya insentif dan penghargaan kepada insinyur Indonesia selama ini. Selain menurunnya minat generasi muda menjadi insinyur, sebagian insinyur beralih profesi ke keahlian lain atau

Konsistensi dan kontinyuitas pembangunan

infrastruktur nasional perlu direncanakan sejak awal dengan matang dan berjangka panjang karena dua alasan. Pertama, umur infrastruktur berkisar dari 20 tahun sampai dengan 50 bahkan 100 tahun sehingga tidak bisa berubah-ubah setiap saat atau setiap ganti perioda kekuasaan. Kedua, perusahaan yang

bergerak di bidang penyediaan dan pembangunan infrastruktur perlu kepastian kelangsungan dalam jangka panjang sehingga mereka bisa merencanakan kapasitas perusahaannya sesuai dengan kebutuhan.

Fakta lapangan yang dihadapi selama ini oleh para pelaku usaha jasa konstruksi yang perlu diatasi adalah masih kuatnya hambatan, antara lain: • Sistem anggaran belum sepenuhnya mendukung

proyek tahun jamak.

• Lahan untuk lokasi pembangunan sedikit dan sulit diakuisisi.

• Lambat dan tidak efektifnya proses lelang. • Lemahnya koordinasi dan pengawasan

pelaksanaan proyek.

• Ketersediaan jumlah dan kualifikasi insinyur profesional yang belum memadai

Dengan cara ini tidak hanya kapasitas yang

diperlukan pembangunan akan tersedia, namun juga ada peningkatan kompetensi yang sistematis.

Dengan iklim yang baik, perusahaan-perusahaan konstruksi akan berani melakukan investasi baik di peralatan maupun di SDM.***

(6)

Dari Sumbangan Pemikiran Persatuan Insinyur Indonesia

Kapasitas Dan Kompetensi Kontraktor

Nasional

.

Situasi ekonomi selama ini dan kebijaksanaan yang dijalankan menyebabkan jumlah maupun

kompetensi kontraktor nasional masih terbatas. Tapi masalah ini bisa dengan cepat diatasi melalui

kebijaksanaan yang konsisten dari pemerintah di mana kontraktor nasional diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam proyek-proyek pemerintah sehingga terjadi proses transfer of

technology dengan cepat. Keterbatasan kapasitas

kontraktor nasional dan keterkaitan antara

pelaksanaan pekerjaan dengan sumber pendanaan menyebabkan sebagian besar pekerjaan dikerjakan kontraktor asing, sedangkan kontraktor nasional terbatas hanya pada pekerjaan yang relatif mudah dan mempunyai nilai tambah yang rendah juga. Situasi ekonomi, mismanagement dan persaingan tidak sehat juga menyebabkan banyak kontraktor nasional yang tidak berkembang, menciut bahkan mati.

Menjaga momentun dan kontinyuitas Kontraktor, industri dan pendidikan teknik

memerlukan jaminan dan kepastian jangka panjang untuk kepentingan investasi, pembinaan keahlian termasuk pengimplementasian Undang-undang 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran dan langkah-langkah yang mereka ambil. Tanpa dukungan dan jaminan kontinyuitas, kontraktor maupun industri dalam negeri cenderung berpikir jangka pendek dan akan menggunakan sub-kontraktor yang siap baik dari dalam maupun luar negeri.

Saran bagi Kontraktor

Competitiveness dan Profesionalism

Pelaku usaha di bidang pembangunan infrastruktur harus meningkatkan kemampuan dirinya sehingga kompetitif dengan usaha negara lain di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Daya saing ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal seperti bahan baku, biaya logistik memerlukan intervensi pemerintah antara lain dengan penyediaan infrastrutkur yang memadai dan kebijakan ekonomi. Faktor internal memerlukan motivasi dari dalam perusahaan sendiri untuk berusaha terus menjadi yang terbaik. Daya saing dan profesionalisme tercermin dari kemampuan

perusahaan untuk memenuhi standard kualitas, kemampuan menekan biaya dari waktu ke waktu dan

kemampuan memenuhi jadwal pekerjaan. Kemampuan atas ketiga hal tersebut diatas tergantung dari kemampuan perusahaan dalam meningkatan produktivitas dari aset yang dimiliki termasuk human capital dan kemampuan

perusahaan meningkatkan efisiensi.

Innovation and Creativity

Pelaku usaha terkait dengan pembangunan

infrastruktur juga diharapkan selalu kreatif, selalu berinisiatif melakukan invention, inovasi, penelitian, dan pengembangan. Dengan demikian perusahaan tersebut tidak hanya mampu bertahan di posisinya tapi menjadi lebih unggul dari perusahaan sejenis. Industri kita senantiasa mengutamakan

pertumbuhan KIDN.

Sustainability

Perusahaan harus mampu menjaga kelangsungan usahanya dalam jangka panjang sehingga meskipun ada fluktuasi adanya pekerjaan pembangunan, perusahaan tersebut bisa memertahankan tidak hanya eksistensinya tapi juga kompetensinya melalui pembinaan insinyur profesional. Untuk itu

perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan infrastruktur, selain harus unggul dan kreatif, mereka juga harus memiliki kegiatan lain yang bisa menjaga kelangsungan usahanya pada saat

pembangunan infrastruktur menurun. Pemerintah perlu menjaga lingkungan usaha infrastruktur relatif stabil sehingga memungkinkan pelaku usaha di bidang infrastruktur memertahankan kompetensi dan eksistensinya. Usaha-usaha diversifikasi usaha dilakukan bersama dengan usaha-usaha perluasan pasar.***

(7)

PENEMUAN

Global Positioning System (GPS)

Di jaman modern seperti sekarang ini,

perkembangan teknlogi sangat membantu dalam banyak aktivitas manusia. Salah satunya adalah teknologi yang disebut sebagai Global Positioning System atau GPS.

Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) pada awal 1960-an. Melalui alat canggih ini, kita bisa mengetahui berbagai posisi tempat-tempat di dunia.

Sistem GPS yang kita gunakan saat ini

terinspirasi saat peluncuran sistem satelit transit (The Navy Navigation Satelite System) yang digunakan untuk navigasi militer AS pada 1964. Awalnya teknologi ini hanya diizinkan untuk keperluan militer. Pada 1984, Presiden Ronald Reagan mengijinkan sebagian kemampuannya digunakan untuk keperluan lain.

Inventor GPS adalah Roger K. Easton, seorang ilmuwan yang bekerja pada The Naval Research Laboratory (NRL). Dalam perkembangannya, GPS sudah terintegrasi dalam telepon pintar. Bahkan dari berbagai fitur navigasi seperti google maps, Sygic, fitur GPS tetap menjadi primadona.

Saat ini, fungsinya tak hanya untuk mengetahui jarak dari titik tertentu. Penggunaannya semakin meluas. Kita bisa menemukan dengan cepat di mana letak mesin-mesin ATM, pom bensin, rumah sakit, dan rumah makan. Semua bisa diakses dari telepon pintar dalam genggaman.***

Microwave Oven

Banyak penemuan di dunia ini yang tidak disengaja. Salah satunya yang dialami oleh Dr. Percy Spencer saat menemukan microwave beberapa dekade lalu.

Kejadiannya dimulai saat Spencer sedang meneliti kemampuan sebuah radar di Raytheon Company, sebuah kontraktor militer utama Amerika Serikat (AS) yang berkedudukan di Waltham, Massachusetts pada 1945.

Saat Spencer berdiri di dekat sebuah magnetron yang sedang bekerja, tiba-tiba coklat yang ada dalam saku celananya meleleh. Kecerdasan Spencer mendeteksi coklat ini meleleh karena gelombang mikro. Kemudian dia melakukan percobaan kecil lainnya dengan

menggunakan biji jagung dan telor yang kemudian meledak.

Meskipun beberapa kali gagal, tapi dia sudah sampai pada kesimpulan bahwa energi dari gelombang elektromagnetik mikro (microwave) yang terpancar dari magnetron itulah yang membuat makanan matang lebih cepat dari pada menggunakan kompor. Simpulan ini mendorong Spencer untuk membuat tabung-tabung magnetron, mendesain oven, dan alat-alat penunjang lainnya.

Pada 1947, penelitian Spencer mulai menampakkan hasil. Ia mengintroduksi oven microwave pertamanya kepada masyarakat untuk pertama kalinya. Namun, pada awalnya, oven ini lebih dikenal dengan anam Radarange. Inggris tercatat sebagai negara dengan persentase yang paling besar menggunakan oven ini. 97 persen rumah tangga memiliki microwave oven.***

(8)

Engineer Weekly

Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo

Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52.

Gambar

Gambar 1. Ilustrasi pembentukan  kemiringan façade pyramid

Referensi

Dokumen terkait

Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi

merupakan dosen dari Jurusan.. Pendidikan Bahasa Inggris. Sebagai akhir dari kegiatan pelatihan ini, peserta diharapkan merancang dan membuat media ajar berbasis internet

Ditinjau dari jumlah dana yang terserap dan jumlah kegiatan penelitian, sebanyak lebih dari 500 judul kegiatan dalam waktu tiga tahun terakhir yang telah dilakukan oleh para

Kegiatan PkM dengan judul “Penyuluhan Dan Pelatihan Teknologi Pemanfaatan Tanaman Obat Berbasis Kearifan Dan Sumber Daya Alam Lokal Untuk Perbaikan Tingkat

• Berada pada jalur untuk mencapai target volume produksi batubara sebesar 21,8 juta ton untuk tahun 2018.. • Persetujuan pemerintah Indonesia untuk produksi dalam konsesi BIB

Penelitian yang dilakukan oleh Das Salirawati, dkk (2010) terhadap berbagai kadar zat gizi yang terkandung dalam teh bunga sepatu, baik yang dioven maupun disangrai,

Dengan melihat kendala tersebut, membuat tim pengabdian masyarakat merasa terpanggil untuk melakukan bimbingan belajar bahasa Inggris bagi anak usia Sekolah Dasar

Data hasil analisis kuantitatif yang berupa kadar vitamin C, glukosa, dan kafein dari bunga sepatu yang masih segar maupun yang sudah dibuat teh dengan cara