• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH. Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH. Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Perencanaan dan Evaluasi

POHON MASALAH

Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011

Auli Fisty Noor Azizah 101111022 Jenius Setio Insanno 101111035 Ayu Tyas Purnamasari 101111044 Aderia Putri Prasanti 101111057

Aryanti Ardiningrum 101111061

Indira Probo Handini 101111072

Denov Marine 101111073

Ajrina Rantau Larasati 101111091

Siti Malikhatin 101111107

Annisa Hidayati 101111108

Cokorde Dhio P. 101111184

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA 2014

(2)

i DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... i DAFTAR GAMBAR ... ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 1 1.1 Tujuan ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pohon Masalah ... 3

2.2 Tujuan Pembuatan Pohon Masalah ... 4

2.3 Langkah-langkah Pembuatan Pohon Masalah ... 4

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pohon Masalah ... 8

BAB 3 PEMBAHASAN Pembahasan ... 11

BAB 4 KESIMPULAN Kesimpulan ... 16

(3)

ii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Bagan Pohon Masalah ... 3

Gambar 2.2 Pohon Masalah Model 1 ... 5

Gambar 2.3 Pohon Masalah Model 2 ... 5

Gambar 2.4 Contoh Perumusan Masalah ... 6

Gambar 2.5 Contoh Analisis Dampak Masalah ... 6

Gambar 2.6 Analisis Penyebab ... 7

Gambar 2.7 Analisis Penyebab Pertama ... 7

Gambar 2.8 Analisis Penyebab Kedua ... 7

Gambar 2.9 Contoh Pohon Masalah ... 8

Gambar 3.1 Identifikasi Masalah Utama ... 11

Gambar 3.2 Analisis Akibat Masalah ... 11

Gambar 3.3 Analisis Akibat Tidak Langsung ... 12

Gambar 3.4 Analisis Penyebab Langsung ... 12

Gambar 3.5 Identifikasi Penyebab Tidak Langsung ... 13

(4)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses perencanaan dan evaluasi suatu program, langkah yang dilakukan setelah menetapkan masalah utama adalah melakukan penentuan penyebab masalah. Pada proses ini dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu Pohon Masalah (Problem Tree), Diagram Flow Chart, Diagram Fish Bone, unsur organisasi, dan lainnya. Pohon masalah membantu untuk mencari solusi dengan cara memetakan anatomi sebab dan akibat di sekitar masalah dengan cara yang mirip dengan Mind Map, tetapi dengan lebih terstruktur.

Sebuah pohon masalah memberikan gambaran dari semua penyebab yang diketahui dan efek masalah menjadi masalah. Hal ini penting dalam perencanaan proyek penggabungan atau perubahan perilaku masyarakat karena menetapkan konteks di mana sebuah proyek itu terjadi. Memahami konteks membantu mengungkapkan kompleksitas kehidupan dan ini sangat penting dalam perencanaan proyek perubahan yang berhasil.

Sebuah pohon masalah meliputi penulisan penyebab dalam bentuk negatif. Membalikkan pohon masalah, dengan mengganti pernyataan negatif dengan yang positif, menciptakan pohon solusi. Metode pohon masalah menyediakan sarana untuk meninjau pemahaman yang ada dari penyebab masalah dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Pohon masalah akan mengungkapkan cabang-cabang yang akan mengarahkan kita ke masalah utama, ini sangat berharga karena faktor yang ada mungkin tidak dapat diatasi oleh intervensi yang telah ada.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara identifikasi penyebab masalah?

2. Apa masalah yang menyebabkan pengendalian sampah dengan bank sampah di desa Banjar Sawah tidak terlaksana?

(5)

2 1.3 Tujuan

1. Menggunakan pohon masalah untuk mengidentifikasi penyebab masalah. 2. Dapat memperlihatkan masalah utama yang ada kepada warga dan

pengambil keputusan terkait desa Banjar Sawah.

3. Mempermudah pengambilan keputusan atau langkah berikutnya dalam perencanaan program.

(6)

3 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pohon Masalah

Pohon masalah (problem tree) merupakan sebuah pendekatan/ metode yang digunakan untuk identifikasi penyebab suatu masalah. Analisis pohon masalah dilakukan dengan membentuk pola pikir yang lebih terstruktur mengenai komponen sebab akibat yang berkaitan dengan masalah yang telah diprioritaskan. Metode ini dapat diterapkan apabila sudah dilakukan identifikasi dan penentuan prioritas masalah.

Pohon masalah memiliki tiga bagian, yakni batang, akar, dan cabang. Batang pohon menggambarkan masalah utama, akar merupakan penyebab masalah inti, sedangkan cabang pohon mewakili dampak. Penggunaan pohon masalah ini berkaitan dengan perencanaan proyek. Hal ini terjadi karena komponen sebab akibat dalam pohon masalah akan mempengaruhi desain intervensi yang mungkin dilakukan. Gambar 2.1 dibawah merupakan contoh bagan pohon masalah.

(7)

4 Terdapat beberapa teori lain mengenai definisi pohon masalah, antara lain: a. Silverman (1994) menggunakan istilah Tree Diagram dan menyatakan

diagram sistematik atau diagram pohon dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat.

b. Modul Pola Kerja Terpadu (2008) menggunakan istilah pohon masalah yang merupakan bagian dari analisis pohon. Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat. 2.2 Tujuan Pembuatan Pohon Masalah

Pembuatan pohon masalah memiliki tujuan yakni:

a. Membantu tim kerja organisasi melakukan analisis secara rinci dalam mengeksplorasi penyebab munculnya permasalahan utama yang telah ditetapkan sebelumnya. Eksplorasi penyebab masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode five whys yakni metode menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya “mengapa” sampai lima level atau tingkat. b. Membantu tim kerja organisasi menganalisis pengaruh persoalan utama

terhadap kinerja/hasil/dampak bagi organisasi atau stakeholder lainnya. c. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mengilustrasikan hubungan

antara masalah utama, penyebab masalah, dan dampak dari masalah utama dalam suatu gambar atau grafik.

d. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mencari solusi atas persoalan utama dengan melihat komponen sebab akibat dari suatu permasalahan. 2.3 Langkah-langkah Pembuatan Pohon Masalah

Terdapat dua model dalam membuat pohon masalah. Model pertama, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada sebelah kiri dari gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan pada sebelah kanannya (arah alur proses dari kiri ke kanan). Format penyusunan pohon masalah Model Pertama ini dapat digambarkan pada gambar 2.2 berikut ini:

(8)

5

Gambar 2.2 Pohon Masalah model 1

Model kedua, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada titik sentral atau di tengah gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan di bagian bawahnya (alur ke bawah) dan akibat dari masalah utama ditempatkan di bagian atasnya (alur ke atas). Format penyusunan pohon masalah Model Kedua ini dapat digambarkan pada gambar 2.3 berikut ini:

(9)

6 Uraian selanjutnya dalam tulisan ini akan menggunakan Model Kedua. Langkah-langkah dalam penyusunan Pohon Masalah Model Kedua berikut contohnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Langkah pertama dalam menyusun pohon masalah adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah utama organisasi berdasarkan hasil analisis atas informasi yang tersedia. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merumuskan masalah utama, misalnya dengan cara diskusi, curah pendapat, dan lain-lain. Masalah utama ini kita tempatkan pada bagian tengah dari gambar.

Gambar 2.4. Contoh perumusan masalah

2. Langkah kedua adalah menganalisis akibat atau pengaruh adanya masalah utama yang telah dirumuskan pada poin 1 di atas. Hubungan antara masalah dengan akibat ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.5. Contoh analisis dampak masalah

3. Langkah ketiga adalah menganalisis penyebab munculnya masalah utama. Penyebab pada tahap ini kita namakan penyebab level pertama.

Masalah Utama

Akibat atau Pengaruh Masalah Utama

Masalah Utama

Akibat atau Pengaruh Masalah Utama

(10)

7 Hubungan antara masalah utama dengan penyebab level pertama dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.6. Analisis penyebab

4. Langkah keempat adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari penyebab level pertama. Penyebab dari munculnya penyebab level pertama ini kita namakan penyebab level kedua. Hubungan antara penyebab level pertama dengan penyebab level kedua dapat kita gambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.7. Analisis penyebab pertama

Gambar 2.8. Analisis penyebab kedua

Masalah Utama

Penyebab Level Pertama Penyebab Level Pertama Penyebab Level Pertama

Penyebab Level Pertama

Penyebab Level Kedua Penyebab Level Kedua

Penyebab Level Kedua Penyebab Level Pertama

(11)

8 5. Langkah kelima adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari munculnya penyebab level kedua. Demikian seterusnya, analisis dapat dilakukan sampai dengan level kelima. Contoh dalam tulisan ini, penulis batasi hanya sampai dengan penyebab level kedua.

6. Langkah keenam adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan. Berdasarkan langkah pertama sampai dengan kelima, pohon masalah secara keseluruhan dapat digambarkan pada Gambar berikut:

Gambar 2.9. Contoh pohon masalah

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pohon Masalah 2.4.1 Kelebihan Pohon Masalah

Pohon masalah membantu proses analisis dan penentuan penyebab masalah semakin jelas dan komprehensif. Berikut merupakan rincian mengenai kelebihan pohon masalah bagi organisasi:

Akibat atau Pengaruh Masalah Utama

Akibat atau Pengaruh Masalah Utama Masalah Utama Penyebab Level Pertama Penyebab Level Pertama Penyebab Level Pertama

Penyebab Level Kedua Penyebab Level Kedua Penyebab Level Kedua

(12)

9 a. Membantu kelompok/tim kerja organisasi untuk merumuskan

persoalan utama atau masalah prioritas organisasi.

b. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis secara rinci dalam mengeksplorasi penyebab munculnya persoalan dengan menggunakan metode five whys. Metode five whys adalah suatu metode menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya “mengapa” sampai lima level atau tingkat.

c. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis pengaruh persoalan utama terhadap kinerja/hasil/dampak bagi organisasi atau stakeholder lainnya.

d. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mengilustrasikan hubungan antara masalah utama, penyebab masalah, dan dampak dari masalah utama dalam suatu gambar atau grafik.

e. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mencari solusi atas persoalan utama yang ada.

2.4.2 Kekurangan Pohon Masalah

Telah diketahui bahwa pohon masalah sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan, tetapi ada beberapa kekurangan bila menggunakan pohon masalah, antara lain:

a. Membutuhkan waktu yang lama. Jika masalah yang terjadi semakin kompleks akan lebih sulit dan lama dalam menentukan penyebab utama masalah.

b. Dapat terjadi overlap terutama ketika kriteria yang digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut juga dapat menyebabkan waktu pengambilan keputusan menjadi lebih lama.

c. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon masalah sangat bergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain. Sehingga jika pohon masalah yang dibuat kurang optimal, maka akan berpengaruh pada kualitas dari keputusan yang didapat. d. Setiap kriteria pengambilan keputusan dapat menghasilkan hasil

(13)

10 menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan dalam menentukan penyebab utama masalah.

e. Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah pohon keputusan yang besar.

(14)

11 BAB 3

PEMBAHASAN

Berdasarkan Hasil Nominal Group Technique (NGT) yang dilakukan oleh kelompok 2 mengenai Bank Samsun (Bank Sampah Dusun), diperoleh dua prioritas masalah yaitu rendahnya partisipasi masyarakat dan struktur organisasi yang kurang baik. Kemudian dipilih salah satu prioritas masalah yaitu rendahnya prioritas masyarakat untuk dianalisis menggunakan pohon masalah. Adapun langkah-langkah penyusunan problem tree dari rendahnya partisipasi masyarakat sebagai berikut :

1. Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah utama berdasarkan hasil Nominal Group Technique (NGT). Masalah utama ditempatkan pada bagian tengah dari gambar.

Gambar 3.1 Identifikasi masalah utama

2. Langkah kedua adalah menganalisis akibat atau dampak adanya masalah utama yang telah dirumuskan pada poin 1.

Gambar 3.2 Analisis akibat masalah

3. Langkah ketiga adalah menganalisis akibat tidak langsung dari masalah utama.

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan bank samsun

Akibat Sampah menumpuk

Akibat

Sebab Rendahnya partisipasi masyarakat

(15)

12 Gambar 3.3 Analisis akibat tidak langsung

4. Langkah keempat adalah menganalisis penyebab langsung dari masalah utama

Gambar 3.4 Analisis penyebab langsung

Peningkatan penyebaran penyakit (diare, penyakit kulit)

Banjir

Penurunan kualitas

air Menimbulkan bau

Mengurangi nilai estetika

Sampah menumpuk Akibat

langsung Pencemaran lingkungan

Akibat tidak langsung

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan bank samsun

Pengolahan tidak berjalan Jarak antara rumah dan

tempat pembuangan sementara jauh

Tidak merasakan manfaat dari adanya Bank Samsun

(16)

13 5. Langkah kelima adalah mengidentifikasi penyebab tidak langsung dari masalah

utama

Gambar 3.5 Identifikasi penyebab tidak langsung

6. Langkah keenam adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan. Berdasarkan langkah pertama sampai dengan kelima, pohon masalah secara keseluruhan dapat digambarkan pada gambar berikut:

Kebiasaan bakar sampah

Tidak ada SDM pengambil sampah

Masyarakat sibuk kerja Pengolahan tidak berjalan

(17)

14 Gambar 3.6 Susunan pohon masalah

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan bank samsun Sampah menumpuk

Mencemari Lingkungan Peningkatan Penyebaran Penyakit

(Diare,Penyakit Kulit) Banjir Penurunan Kualitas Air Menimbulkan Bau Mengurangi Nilai Estetika

Tidak merasakan manfaat dari adanya Bank Samsun Kebiasaan bakar

sampah

Tidak ada SDM pengambil sampah

Masyarakat sibuk kerja Pengolahan tidak berjalan Jarak antara TPA dan TPS

dengan pemukiman warga cukup jauh

(18)

15 Analisis pohon masalah pada prioritas masalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan bank samsun seperti digambarkan pada bagan pohon masalah di atas. Masalah utama diletakkan pada bagian tengah yang digambarkan sebagai batang pohon. Kemudian menganalisis cabang dari batang pohon atau dampak yang ditimbulkan dari masalah utama. Dampak yang timbul dari rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan bank samsun adalah sampah menumpuk, dampak ini disebut dengan dampak langsung. Sampah yang menumpuk menyebabkan pencemaran lingkungan. Lingkungan yang tercemar menimbulkan dampak berupa peningkatan penyebaran penyakit seperti diare dan penyakit kulit, banjir, penurunan kualitas air, menimbulkan bau yang tidak sedap, dan mengurangi nilai estetika. Dampak tersebut disebut dengan dampak tidak langsung. Selanjutnya, dari batang pohon dianalisis akar pohon yaitu penyebab timbulnya masalah utama. Penyebab langsung dari rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan bank samsun adalah sumber dan jenis sampah yang tidak mendukung, tempat penampungan sementara dan tempat penampungan akhir yang jauh dari tempat pemukiman warga, proses pengolahan sampah yang tidak berjalan. Namun dipilih tempat penampungan sementara dan tempat penampungan akhir yang jauh dari tempat pemukiman warga serta proses pengolahan sampah yang tidak berjalan untuk menjadi penyebab langsung dari masalah utama. Dari dua penyebab langsung tersebut ditambahkan satu penyebab langsung yaitu warga tidak merasakan manfaat dari adanya bank samsun.

Proses pengolahan sampah yang tidak berjalan disebabkan kebiasaan warga membakar sampah. Kebiasaan ini disebabkan tidak adanya sumber daya petugas kebersihan yang mengambil sampah di rumah-rumah warga. Tidak adanya SDM tersebut karena masyarakat RW 03 (perum kertas leces) Desa Banjar Sawah sibuk bekerja. Penyebab-penyebab tersebut yang disebut penyebab tidak langsung. Sehingga tersusun pohon masalah dari rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan bank samsun di RW 03 Desa Banjar Sawah Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo.

(19)

16 BAB 4

KESIMPULAN

Langkah selanjutnya setelah menetapkan masalah utama adalah melakukan penentuan penyebab masalah. Pada penentuan penyebab masalah ini dapat digunakan beberapa metode salah satunya yaitu Pohon Masalah (Problem Tree). Pohon masalah membantu untuk mencari solusi dengan cara memetakan anatomi sebab dan akibat. Sebuah pohon masalah memberikan gambaran dari semua penyebab yang diketahui dan efek masalah menjadi masalah.

Dalam membentuk sebuah pohon masalah diperlukan pola pikir yang terstruktur mengenai sebab akibat yang berkaitan dengan masalah yang diprioritaskan. Pohon masalah memiliki tiga bagian, yakni batang, akar, dan cabang. Batang pohon menggambarkan masalah utama, akar merupakan penyebab masalah inti, sedangkan cabang pohon mewakili dampak. Penggunaan pohon masalah ini berkaitan dengan perencanaan proyek.

Ada beberapa langkah dalam penyusunan pohon masalah dan pengidentifikasian penyebab masalah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah utama berdasarkan hasil Nominal Group Technique (NGT). Langkah kedua menganalisis akibat atau dampak adanya masalah utama yang telah dirumuskan pada langkah pertama. Ketiga, menganalisis akibat tidak langsung dari masalah utama. Kemudian langkah keempat yaitu menganalisis penyebab langsung dari masalah utama. Langkah kelima mengidentifikasi penyebab tidak langsung dari masalah utama. Langkah terakhir adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan.

Analisis pohon masalah pada prioritas masalah yang terjadi di Desa Banjarsawah adalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan bank samsun. Akibat kurangnya partisipasi dari warga, maka program bank samsun belum berjalan sebagaimana mestinya sehingga warga tidak merasakan manfaat dari adanya bank samsun. Proses pengolahan sampah yang tidak berjalan disebabkan kebiasaan warga membakar sampah. Kebiasaan ini disebabkan tidak adanya sumber daya petugas kebersihan.

(20)

17 DAFTAR PUSTAKA

Afebra. 2009. Analisis Penyebab Masalah. Available at

<https://www.scribd.com/doc/23912334/ANALISIS-Penybab> accessed on [Oct 7, 2014]

Asmoko, Hindri. 2014. Memahami Analisis Pohon Masalah. Available at <http://www.bppk.depkeu.go.id/> accessed on [Oct 7, 2014]

Dillon, Leonellha Barreto. 2014. Problem Tree Analysis. Available at <http://www.sswm.info/> accessed on [Oct 8, 2014]

European Commission. 2004. Aid Delivery Methods Volume 1: Project Cycle Management Guidelines. Available at <http://www.sswm.info/> accessed on [Oct 8, 2014]

Falani, Zakki. nd. Decision Tree (Pohon Keputusan). Available at

<http://mfile.narotama.ac.id/files/Zakki%20Falani/Konsep%20Data%20Mining /Algoritma%20C4.pdf> accessed on [Oct 7, 2014]

Hasby, Muhammad. 2010. Penggunaan Pohon Keputusan dalam Teori Keputusan. Available at <http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2010-2011/Makalah2010/MakalahStrukdis2010-032.pdf> accessed on [Oct 7, 2014] Silverman, Steven N. and Nori L. Silverman. 1994. Using Total Quality Tools for

Marketing Research: A Qualitative Approach for Collecting Organizing, and

Analyzing Verbal Response Data. Available at

<http://www.epiheirimatikotika.gr> accessed on [Oct 8, 2014] _____. 2008. Modul Pola Kerja Terpadu. Lembaga Administrasi Negara.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Bagan Pohon Masalah
Gambar 2.2 Pohon Masalah model 1
Gambar 2.4. Contoh perumusan masalah
Gambar 2.7.  Analisis penyebab pertama
+5

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas kecuali untuk

(ii) Bagaimanakah membina bahan pembelajaran dan intervensi pembelajaran dengan pendekatan pendidikan matematik realistik untuk mempertingkatkan keupayaan kepekaan nombor

Skema di atas menunjukkan bahwa sikap tetap memilih berprofesi sebagai pustakawan, siap memberikan waktu di luar jam kerja, bangga mengatakan bahwa profesinya adalah

Delesi pada salah satu segmen sebuah gen fungsional tidak bisa rberekombinasi dengan mutasi-mutasi titik pada daerah yang sama, meskipun dua mutasi titik pada situs-situs yang

adi pada lad menjadi 52 renakan ad rmukiman sar 0,21 k rmukiman jumlah pen ahan untu dari pengol n bahwa ujuh stasiu tasiun Ngu n, Stasiun T n Tlekung. hujan yang debit punc n

Jika melihat dari indikator keberhasilan penelitian maka, hasil dari penyebaran angket pada pra siklus ini jauh dari harapan peneliti dimana indicator keberhasilan

Kitaip tariant, toji Hegelio ieškota „pradžia“ čia yra įgyvendinama būtent kaip tokios pradžios negalimybė, o pati pradžios pradžia šiuo atveju gali būti suvokta tik

Murdianingsih (2008) dalam penelitiannya menemukan adanya pengaruh signifikan antara hubungan kerja terhadap kinerja secara serempak meskipun secara parsial