• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motor Listrik dengan Energi yang Efisien di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Motor Listrik dengan Energi yang Efisien di Indonesia"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar

Setiap benda yang berputar dan berpindah di dunia ini umumnya digerakkan oleh motor, sebagian besar energinya berasal dari listrik. Maka, hal yang tidak begitu mengherankan jika hampir setengah konsumsi energi listrik dunia mengalir ke motor listrik. Sementara itu, dikarenakan waktu operasi motor listrik yang umumnya cukup panjang dan bahkan sering diperpanjang dengan cara rewinding, maka sebagian besar motor listrik yang digunakan industri berumur sangat tua. Umumnya efisiensi motor tua tersebut sangat rendah sehingga mengakibatkan pemborosan energi listrik. Namun, hal tersebut adalah sesuatu yang dapat diperbaiki. Seperti halnya kipas angin, lemari pendingin, dan setrika yang memiliki standar dan label efisiensi energi, motor

Motor Listrik dengan Energi yang

Efisien di Indonesia

Ringkasan

Januari 2015

Penulis: Sipma, J. dan Cameron, L.

Studi Kebijakan ECN P.O. Box 1

1755 ZG Petten The Netherlands T:+31 88 515 4315

(2)

bahwa motor yang lebih efisien akan lebih mahal. Fakta ini memang berlaku pada saat pembelian saja. Setelah melihat seluruh pengeluaran selama masa hidup motor, biaya untuk pembelian motor biasanya kurang dari 5% dan sisanya sekitar 95% didominasi oleh biaya kebutuhan energi. Oleh karena itu, penggunaan motor listrik dengan efisiensi tinggi akan menghemat biaya yang signifikan bagi perusahaan seiring berjalannya waktu.

Lebih lanjut, jika kita melihat seluruh sistem yang digerakkan oleh motor listrik, penghematan dapat dilipatgandakan dengan lebih mudah bahkan hingga tiga kali lipat. Banyak negara telah merasakan penghematan energi dan penghematan biaya yang besar dengan menerapkan kebijakan yang relevan. Hal inilah yang saat ini mulai dipertimbangkan di Indonesia. Penjelasan singkat di bawah ini menggambarkan situasi di Indonesia, pilihan bagi pemerintah untuk mengatasi tantangan tersebut dan langkah untuk mewujudkannya.

Fakta motor listrik Indonesia

Data mengenai stok motor listrik di Indonesia saat ini belum memadai. Suatu survei pasar yang lebih komprehensif tentang motor listrik industri terakhir kali dilakukan pada tahun 2009 (JICA & PT.EMI, 2009). Hasil analisis efisiensi energi dari 560 motor yang dinilai dalam survei tersebut, menunjukkan

sekitar 50% sudah masuk dalam kelas ‘efisiensi tinggi’. Dalam istilah internasional, minimal masuk dalam ‘kelas IE2’, seperti yang

ditunjukkan dalam tabel sebelah kanan. Tetapi penting untuk dicatat bahwa survei ini hanya untuk motor dengan merek besar seperti ABB, Tatung dan Teco.

Suatu survei yang memasukkan merek lain dapat ditemukan di SOLVINDO & ICA (2013). Berdasarkan survei ini, hanya 22% dari 60 motor listrik yang dinilai masuk dalam kelas efisiensi tinggi. Dari sini dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa motor yang dibeli dari merek selain “tiga merek besar” di atas, kemungkinan memiliki efisiensi yang rendah. Isu yang sering terdengar bahwa banyak motor berefisiensi rendah diimpor dari Tiongkok dan negara lain. Menurut studi berikutnya (2013), hampir 50% dari semua motor listrik yang diimpor berasal dari Tiongkok. Dari Chausovsky (2014) kita tahu bahwa 93% dari semua motor listrik produksi Tiongkok adalah motor standar atau di bawah standar. Di waktu yang bersamaan, kita tahu bahwa Tiongkok hanya menerima minimum kelas IE2 untuk pasar mereka sendiri, dan akan mewajibkan kelas IE3 pada tahun 2017. Semua motor lain diekspor ke luar negeri seperti Indonesia. Hal ini secara kebetulan cocok dengan hasil temuan studi yang mengatakan bahwa motor berefisiensi rendah mulai masuk ke Indonesia dari pabrikan yang lebih kecil, meskipun bukti ini masih lemah.

(3)

Memperkenalkan MEPS dan label

Apa yang dapat dilakukan pemerintah atas situasi ini? Banyak negara telah

memperkenalkan, pertama-tama, Standar Kinerja Energi Minimum/ Minimum Energy Performance Standards (MEPS) dan yang kedua, label untuk motor listrik. MEPS adalah spesifikasi yang menetapkan tingkat minimal kinerja energi yang harus dipenuhi oleh sebuah produk. Di negara/wilayah dimana MEPS diwajibkan, produk yang tidak memenuhi persyaratan ini tidak dapat ditawarkan untuk dijual. Label energi yang dimaksud adalah penggunaan label fisik, yang tertera di produk itu sendiri, untuk menunjukkan kinerja energi dari produk tersebut (biasanya mengenai efisiensi energi). Label memudahkan pelanggan untuk mengidentifikasi produk yang memiliki kinerja lebih baik di pasar.

Sebuah database yang memuat informasi dari 20 negara diberikan oleh CLASP (2015). Jika kita menganalisa informasi tersebut, kita melihat bahwa:

 95% negara memillih menggunakan bentuk MEPS

 Dari sini, 15 negara (75%) telah memilih untuk mewajibkan MEPS.

 Dari sini, 9 negara melakukannya tanpa label pelengkap

 6 negara lainnya memilih suatu kombinasi MEPS dengan label yang komparatif atau mendukung.

Label pendukung (kiri) merupakan “label lulus uji” yang penting. Label ini memberikan suatu bukti yang mudah dilihat oleh pelanggan bahwa suatu motor benar-benar memenuhi MEPS yang diterapkan pemerintah, contoh IE2. Label

komparatif (kanan) memudahkan pelanggan untuk membandingkan beberapa model produk serupa yang dapat mendorong pasar agar menawarkan kualitas yang lebih tinggi.

Dari (IEC, 2015) kita tahu bahwa hanya tiga negara telah mengadopsi kelas efisiensi terendah, yaitu IE1, dan ini sudah lama, contohnya di tahun 2006. Negara lain

mengadopsi ‘kelas berefisiensi tinggi’ (IE2) dan sedang merencanakan ‘kelas premium’ (IE3) di masa depan. Faktanya empat negara berpindah ke IE3 di tahun 2015 ini.

Untuk mencapai dampak yang signifikan dari penerapan MEPS di Indonesia, sebaiknya tingkatannya mencapai di atas IE1 (sebagai contoh IE2 atau lebih tinggi). Ini karena banyak motor yang dijual di Indonesia sudah berada di tingkat IE1. Hal ini idealnya dilakukan secara langsung ketika MEPS diperkenalkan untuk pertama kalinya, atau diperkenalkan kemudian ketika standar IE1 yang lebih rendah telah

(4)

di Indonesia. Indonesia secara umum bukanlah negara penghasil motor, oleh karena itu kelompok sasarannya tidak lain adalah pemakai. Label memudahkan pemakai untuk mengerti lebih mudah mengenai keuntungan dari motor berefisiensi lebih tinggi dan dapat membantu untuk menggerakkan penjualan motor yang lebih baik dari tingkat MEPS.

Mengenai sistem penggerak motor listrik

Dalam rangka untuk mendapatkan dampak yang besar pada penggunaan energi, penting untuk menyadari bahwa ini bukan hanya mengenai motor listrik itu sendiri. Sebagian besar negara melihat ‘sistem penggerak motor listrik’ yang lengkap. Disinilah letak potensi penghematan yang sesungguhnya. Basis Data Teknologi Efisiensi Industri menunjukkan elemen paling penting dari sistem tersebut yang perlu diulas (IETD, 2015). Ketika hanya fokus ke motor, perbaikan efisiensi terbesar hanya menghasilkan penghematan listrik sebesar 5%, tetapi dengan mempertimbangkan sebuah sistem dengan perlengkapan di sekitar motor, penghematan sebesar30% atau lebih dapat diperoleh.

Dalam sebagian besar kasus, perbaikan efisiensi sistem motor meliputi beberapa hal berikut:

1. Penggunaan motor dengan efisiensi tinggi

2. Pemilihan komponen inti lainnya seperti pompa, kipas angin, kompresor, sistem transmisi, variable speed drives (VSD), dengan tipe dan ukuran yang tepat serta berefisiensi tinggi

3. Optimatisasi rancangan dan operasi dari sistem yang lengkap

Hal ini lebih menantang daripada MEPS atau label motor itu sendiri, dan menawarkan keuntungan yang lebih besar. Untuk mencapai hal ini, praktik terbaik dan sukses dari negara lain dapat digunakan untuk merancang suatu program kebijakan yang tepat untuk Indonesia. Beberapa laporan yang baik memberikan panduan untuk

mengembangkan paket kebijakan, termasuk EMSA (2011), EMSA (2014), UNIDO (2011) dan Waide& Brunner (2011). Selain MEPS dan label, elemen berikut sering menjadi bagian dari program tersebut, yang mengarah kepada beberapa pemangku kepentingan:

 Perjanjian sukarela dengan industri

 Program pengelolaan energi

 Program audit energi

 Kebijakan motor perusahaan

 Insentif finansial

 Meningkatkan kesadaran dan menyediakan informasi

Langkah berikut untuk Indonesia

Agar Indonesia dapat membuat perbaikan yang signifikan di sektor efisiensi energi, maka cukup vital untuk mengambil tantangan pada motor dan sistem motor. Sebagaimana yang diuraikan di sini, dasarnya terletak pada MEPS dan label, tetapi

(5)

penting untuk melihat hal ini secara lebih luas. ECN dalam kemitraannya dengan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, saat ini sedang melakukan wawancara dengan para pemangku kepentingan untuk menentukan kebijakan apa yang paling tepat dan memiliki dampak paling luas pada sektor motor listrik. Dalam langkah berikutnya, proyek akan membicarakan temuan-temuan dengan para pemangku kepentingan mengenai suatu usaha untuk merancang pendekatan yang efektif dan dapat diterima untuk memperbaiki sistem motor di Indonesia.

Referensi

Chausovsky (2014): Motor Market Update.

http://motorsummit.ch/data/files/MS_2014/mittwoch/530_ms14_chausovsky.pdf CLASP (2015): Global Standards and Label information.

http://www.clasponline.org/en/Tools/Tools/SL_Search/SL_SearchResults.aspx. EMSA (2011): Motor policy guide, assessment of existing policies.

https://www.motorsystems.org/files/otherfiles/0000/0099/motor_policy_guide_a ug2011.pdf.

EMSA (2014): Motor policy guide, toolkit for policy makers.

https://www.motorsystems.org/files/otherfiles/0000/0173/policy_guidelines_oct2 014.pdf.

IEC (2015): Electric Motors and MEPS worldwide.

http://www.iec.ch/perspectives/government/sectors/electric_motors.htm. IETD (2015): Motor Systems.

http://ietd.iipnetwork.org/content/motor-systems JICA & PT.EMI (2009): Market Survey on Industrial Motors.

SOLVINDO & ICA (2013): Final Report Market Survey on Electric Motor in Java, Indonesia.

UNIDO (2011): Energy efficiency in electric motor systems: technical potentials and policy approaches for developing countries.

http://www.unido.org/fileadmin/user_media/Services/Research_and_Statistics/W P112011_Ebook.pdf.

Waide, P. & C.U. Brunner (2011): Energy-Efficiency Policy Opportunities for Electric Motor-Driven Systems (IEA).

Dokumen ini merupakan suatu hasil dari suatu proyek yang didanai oleh Departemen Pengembangan Internasional/ Department for International Development (DFID) Inggris dan Direktorat Jenderal untuk Kerjasama Internasional/ Directorate-General for International Cooperation (DGIS) Belanda. Bagaimanapun, pandangan yang ditegaskan dan informasi yang termuat di dalamnya tidak lantas berarti yang disahkan oleh DFID, DGIS atau badan yang mengelola Inisiatif Iklim Internasional/ International Climate Initiative atau Jaringan Pengetahuan Iklim dan Pengembangan/ Climate and Development Knowledge Network*, yang tidak menerima tanggungjawab atau kewajiban untuk pandangan, kelengkapan, atau ketepatan atas informasi tersebut atau untuk setiap hal yang berhubungan denganya.

*The Climate and Development Knowledge Network (“CDKN”) adalah suatu proyek yang didanai oleh Departemen Pengembangan Internasional/ Department for International Development (DFID) Inggris dan Direktorat Jenderal untuk Kerjasama Internasional/ Directorate-General for International Cooperation (DGIS) Belanda dan dipimpin dan diatur oleh PricewaterhouseCoopers LLP. Pengelolaan penyampaian CDKN is undertaken by PricewaterhouseCoopers LLP, dan suatu aliansi organisasi termasuk FundaciónFuturo LatinoAmericano, INTRAC, LEAD International, the Overseas Development Institute, dan SouthSouthNorth.

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya penggunaan plastik dan rekayasanya saat ini sangat mendominasi berbagai jenis produk teknologi, hal-hal yang tadinya tidak dapat kita percaya dapat digantikan dengan

1. Undang-undang yang ditetapkan harus berlandaskan hukum dan ajaran Islam. Semua kesalahan sama ada dilakukan oleh rakyat ataupun pemerintah harus

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Atas ijin dan petunjuk-Nya skripsi dengan judul “Respon Singapura Terhadap Peraturan Asean Dalam Penanganan Masalah Pencucian Uang” ini dapat diselesaikan.. Peneliti

Peran pemerintah dalam skim-skim kredit UMKM ini adalah pada sisi penyediaan dana APBN untuk subsidi bunga skim kredit dimaksud, sementara dana kredit/pembiayaan seluruhnya

Untuk mengetahui peranan penerapan ISO 9001 di perusahaan jasa konstruksi terhadap ekonomi daerah, dapat dilakukan dengan menghitung Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan serapan

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas perangkat daerah yang membidangi pemerintahan desa dan camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan ditetapkan dengan Peraturan

Faktor alam berupa gelombang laut yang cukup besar terjadi pada pantai yang terletak di Desa Tanjung Aru, Kecematan Sebatik Timur, Nunukan, Kalimantan Utara sehingga