• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTI GULA MERAH KELAPA DI DESA MULYASARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA RISNA NOVIANTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTI GULA MERAH KELAPA DI DESA MULYASARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA RISNA NOVIANTI"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTI GULA

MERAH KELAPA DI

DESA MULYASARI KECAMATAN

SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA

RISNA NOVIANTI 105960206115

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

(2)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTI GULA MERAH KELAPA DIDESA MULYASARI KECAMATAN SUKAMAJU

KABUPATEN LUWU UTARA

RISNA NOVIANTI 105960206115

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Stratan Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Kelayakan Finansial Agroindusti Gula Merah Kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara

Nama : Risna Novianti Nim : 105960206115 Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing 1 Pembimbing II

Ir. Hj. Nailah Hasain. M. Si Isnam Junais. S. TP.M.Si

NIDN.0029096102 NIDN.0926088401

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P

(4)

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Kelayakan Finansial Agroindusti Gula Merah Kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara

Nama : Risna Novianti Nim : 105960206115 Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Hj. Nailah Hasain. M. Si. Ketua Sidang

2. Isnam Junais. S. TP.M.Si Sekretaris 2. Amruddin. S.Pt.M.Si Anggota 4. Rahmawati. S.Pi.M.Si Anggota Tanggal Lulus :...

(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan

Finansial Agroindusti Gula Merah Kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebut dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, 15Oktober 2019

Risna Novianti 105960206115

(6)

ABSTRAK

RISNA NOVIANTI.(105960206115). Analisis Kelayakan Finansial Agroindusti

Gula Merah Kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. Dibimbing oleh HJ. NAILAH HASAIN dan ISNAM JUNAIS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial agroindusti yang diperoleh petani gula merah kelapa. Penelitian ini dilakukan pada Juni sampai Agustus 2019 di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah para petani gula merah yang tergolong dalam kelompok tani,di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara yaitu petani gula merah yang masuk dalam kelompok tani sebanyak 15 petani gula merah, dan untuk sampel sebanyak 15petani. Penelitian mengunakan metode Sensus dengan mengambil semua sampel yang ada di lokasi penelitian sebanyak 15 petani, analisis data yang digunakan adalah analisis penerimaan, pendapatan dan kelayakan, kedalam dibahas secara deskriptif.

Hasil penelitin menunjukan bahwa besarnya penerimaan rata-rata per bulan yang diperoleh petani responden dalam satu kali produksi di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara adalah sebesar Rp.9.846.667. Sedangkan pendapatan rata-rata per bulan yang diperoleh petani responden rata-rata per bulan sebasar Rp. 3.275.200, dalam satu ber produksi dengan total rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam agroindustri gula merah kelapa sebesar Rp.4.408.229.

R/C ratio diperoleh usaha tani gula merah kelapa yaitu penerimaan rata-rata per bulan di bagi dengan pendapatan rata-rata-rata-rata per bulan dengan itu, hasil yang diperoleh menunjukan angka 2,23yang berarti agor gula merah kelapa layak diusahakan di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara karena jumlah biaya yang dikeluarkan pada usaha tani gula merah kelapa serata jumlah pendapatan (keuntungan) usahatani gula merah kelapa.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kapada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Keklayakan Finansial Agroindustri Gula Merah Kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yag terhormat: 1. Ir. Hj. Nailah Hasain. M. Si. Selaku pembimbing 1 dan Isnam Junais. S. TP.M.Si. Selaku pembimbing 2 yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 2. Amruddin. S.Pt.M.Si. Selaku penguji 1 dan Rahmawati. S.Pi.M.Si. Selaku penguji 2 yang senantiasa meluangkan waktunya menguji dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

5. Kedua orang tua ayahanda Sulistiono,. SP dan Kustriati dan adikku tercinta Muh. Arifin, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, sehingga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, 05 Agustus, 2019

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I.

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 4

II.

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tanaman Kelapa... 6

2.2 Agroindustri Gula Kelapa ... 6

2.2.1 Nira Kelapa ... 9

2.3 Proses Penyadapan Nira Kelapa... 11

2.4 Proses Pengolahan Gula Merah Kelapa ... 13

(10)

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ... 17

2.6 Perbedaan Gula Merah Kelapa dengan Gulah Merah Kelapa .. 18

2.6.1 Tabel Perbedaan Kandungan Gizi Gula Merah Kelapa dengan Gula Merah Aren ... 21

2.7 Nilai Produk Kelapa di desa Mulyasari ... 21

2.8 Kelayakan Usahatani... 22

2.9 Analisis Finansial ... 24

2.10 Usaha Agroindustri ... 21

2.11 Kerangka Pikir ... 25

III. METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 29

3.3 Jenis dan Sumbur Data ... 29

3.4Tenik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Teknik Analisis Data... 30

3.5.1 Analisis Revenue Cost Ratio (R/C) ... 32

3.6 Definisi Oprasional ... 33

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 36

4.1 Letak Dan Keadaan Geografis Desa Mulyasari ... 36

4.2 Kondisi Geografis ... 36

4.2.1 Keadaan Tanah... 36

4.3 Sumber Daya Manusia ... 38

4.3.1.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Mulyasari... 39

(11)

4.3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian... 40

4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 40

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

5.1 Identitas Responden ... 42

5.1.1 Peran Kelompok Tani Tunas Harapan ... 42

5.1.2 Umur ... 42

5.1.3 Tingkat Pendidikan ... 43

5.1.4 Lama Usahatani ... 44

5.1.5 Tanggungan Keluarga ... 45

5.2 Pendapatan Usahatani Gula Merah Kelapa... 46

5.3 Biaya Pengeluran Usahatani Gulah Merah ... 47

5.3.1 Total Biaya ... 47

5.4 Pendapatan Usahatani Gula Merah ... 48

5.5 Analisis Pendapatan Usahatani Gula Merah ... 50

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

6.1 Kesimpulan ... 54

6.2 Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Komposisi Zat Gizi Kelapa Per 100 Gram Bahan ... 7

2. Perbandingan Kandungan Nutrisi Gula Kelapa dan Gula Tebu ... 8

3. Kandungan Beberapa Senyawa Kimia Pada Nira Kelapa.. ... 9

4. Kandungan Senyawa Kimia Pada 100 ml Nira Kelapa ... 10

5. Perbedaan Nilai Kandungan Gizi Gula Merah Kelapa Dengan Gula Merah Aren ... 21

6. Luas Panen Produksi dan Produktivitas Tanaman Kelapa di Kecamatan Sukamaju ... 22

7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, 2018... 39

8. Mata Pencarian di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju , Kabupaten Luwu Utara ,2018... 40

9. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Tingkat Pendidikan diDesa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara ,2018.... 41

10. Komposisi Umur Usaha Tani Gula Merah diDesa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara ,2019 ... 42

11. Tingkat Pendidikan Petani Gula Merah diDesa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, KabupatenLuwu Utara,2019 ... 43

12. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani... 44

13. Tanggungan Petani Gula Merah Kelapa diDesa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara,2019 ... 45

14. Rata-Rata Total Penerimaan Petani Gula Merah Kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, 2019... 46

(13)

Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju,Kabupaten Luwu Utara,

2019... 47 16. Rata-Rata Pendapatan Petani Gula Merah Kelapa diDesa

Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara,

2019... 48 17. Analisis Kelayakan (R/C) Agroindustri Gula Merah Kelapa

diDesa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara,

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Kerangka Pikir Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Gula Merah diDesa MulyasariKecamatan Sukamaju Kabupaten

Luwu Utara, 2019... 28

2. Peta Lokasi Penelitian diDesa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, 2019 ... 60

3. Wawancara Dengan Petani Gula Merah Kelapa ...` 77

4. Proses Pengambilan Nila Kelapa Kelapa ... 77

5. Proses Pemaskan Air Nira Kelapa... 78

6. Air Nira Kelapa Yang Sudah Masak Siap Untuk di Cetak ... 78

7. Alat Cetakan Gula Merah Kelapa ... 79

8. Proses Pencetakan Gula Merah Kelapa... 79

9. Gula Merah Kelapa ... 80

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Kuesioner Penelitian... 59 2. Peta Lokasi Penelitian di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju

Kabupaten Luwu Utara., 2019 ... 60 3. Identitas Responden Petani Gula Merah Kelapa di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. ... 61 4. Biaya Tetap Penyusutan Alat ( Parang) di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. ... 62 5. Biaya Tetap Penyusutan Alat ( Ember) di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... `63

6. Biaya Tetap Penyusutan Alat (Cerigen 5 Liter) di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 64 7. Biaya Tetap Penyusutan Alat (Cerigen 30 Liter) di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 65 8. Biaya Tetap Penyusutan Alat (Wajang) di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 66 9. Biaya Tetap Penyusutan Alat (Sabit Deres) di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 67 10.Biaya Tetap Penyusutan Alat (Cetakan) di Desa Mulyasari

KecamatanSukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 68 11.Biaya Tetap Penyusutan Alat (Gayung) di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 69 12.Biaya Tetap Penyusutan Alat (Tungku) di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 70 13.Total Biaya Penyusutan Alat Dalam Sekali Produksi di Desa

Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 71 14.Biaya Sewah Lahan Dalam Sekali Produksi di Desa Mulyasari

(16)

15.Total Biaya Veriabel Dalam Sekali Produksi di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 73 16.Total Biaya Tetap Dalam Sekali Produksi di Desa Mulyasari

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 74 17.Produksi Dan Penerimaan Dalam Sekali Produksi di Desa

Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 75 18.Total Biaya Produksi dan Pendapatan Dalam Sekali Produksi di

Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ... 76 19.Dokumentasi Penelitian ... 77

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu sub sektor pertanian yang cukup penting keberadaannya dalam pembangunan nasional adalah sub sektor perkebunan. Komoditi perkebunan yang banyak dilestarikan dan ditingkatkan oleh industri kecil adalah gula kelapa yang bahan bakunya berasal dari tanaman kelapa hibrida. Ditinjau dari segi pembuatannya dan bentuk hasilnya maka usaha pengolahan gula Kelapa termasuk dalam food-processor, yaitu mengolah hasil pertanian menjadi bahan konsumsi.

Kecamatan Sukamaju merupakan satu-satunya Kecamatan yang ada di Kabupaten. Luwu Utara sebagai penghasil gula kelapa. Hasil gula kelapa yang di produksi oleh petani dipasarkan keluar wilayah Kabupaten Luwu Utara, bahkan sampai ke Makassar.

Usaha industri kecil pengolahan gula kelapa yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana dan usaha ini berkembang sejak dulu hingga sekarang, disamping itu penggunaan gula kelapa sebagai bahan baku industri pangan sehari-hari banyak dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa. Hal ini tentunya memberikan peluang untuk mengembangkan industri pengolahan gula Kelapa secara lebih meluas.

Pengolahan gula kelapa yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyasari dengan bahan baku yang berasal dari pemanfaatan tanaman kelapa hibrida, belum dibudidayakan secara intensif, dibandingkan dengan penjualan biji

(18)

kelapa, usaha gula merah masih jauh lebih menguntungkan.

Agroindustri gula kelapa merupakan salah satu diversifikasi vertikal usaha pertanian tanaman kelapa. Agroindustri gula kelapa mempunyai arti penting sebagai sumber pendapatan keluarga petani, karena dari usaha ini petani memperoleh pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional oleh karena kontribusinya yang nyata terhadap aspek penting yaitu penyediaan pangan bagi masyarakat, penyediaan bahan baku industri kecil dan menengah, penyediaan pakan, penyerapan lapangan kerja, penghasil devisa negara, pelestarian lingkungan, dan pendapatan rumah tangga petani.

Pembangunan pertanian di Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian integral dari pembangunan di Sulawesi Selatan yaitu mewujudkan kabupaten Luwu Utara swasembada pangan, mandiri, maju, bermartabat, adil dan makmur.

Mengacu kepada programa penyuluhan pertanian tingkat nasional dan Provinsi, maka Sulawesi Selatan menempatkan sektor pertanian sebagai pendukung pembangunan ekonomi. Sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi masyarakat petani, sektor pertanian mengemban fungsi yaitu : pengemban sumberdaya insani, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan, penguatan daya tahan perekonomian di perdesaan.

(19)

Sektor pertanian kedepan dituntut sebagai penghasil bahan pangan dan juga dituntut sebagai penghasil bahan non pangan seperti bahan baku energi (bio industri) pengganti bahan baku industri yang berasal dari fosil, melalui pemanfaatan limbah pertanian.

Sebagai acuan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian telah ditetapkan peraturan menteri pertanian Nomor 16 Tahun 2006 tentang pedoman peyusunan programa penyuluhan pertanian, bahwa penyelenggaran penyuhan pertanian sesuai dengan tingkatan yang terintegrasi dengan pembangunan pertanian di perdesaan. Penyuluhan pertanian meliputi asfek-asfek kelembagaan, pengembagan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha dalam pengelolaan usaha berdasarkan prinsi-prinsip agribisnis.

Programa penyuluhan pertanian Desa Mulyasari Tahun 2020 dapat memberikan arah , pedoman sekaligus sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan dan pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan dan pencapaian target pembangunan pertanian pada umumnya dan pencapaian target program swasembada khususnya.

Kabupaten Luwu Utara Kecamatan Sukamaju merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi pertanian yang baik, mayoritas masyarakat Sukamaju adalah petani dan beberapa petani yang ada di Kecamatan Sukamaju yaitu, pertanian sawah, jagung, kelapa sawit, kakao dan gula kelapa.

Survei yang telah di lakukan di salah satu Desa yang ada di Kecamatan Sukamaju yaitu Desa Mulyasari merupakan salah satu Desa yang berpotensi sebagai penghasil gula kelapa yang telah berkembang bisa di katakan akan

(20)

memenuhi kebutuhan pasar setempat dengan pola perkembangan yang sangat sederhana maka dari itu saya memilih judul penelitian '' Analisis Finansial Agroindustri Gula Merah Kelapa di Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Setiap usaha yang dilakukan perorangan maupun sekelompok orang atau badan usaha yang bersifat komersil maupun non komersil pasti menghadapi masalah baik dari dalam maupun dari luar usaha itu sendiri. Demikian juga pada analisis financial pembuatan gula kelapa, yang merupakan suatu hambatan untuk mencapai analisis tersebut.

Apabila masalah tersebut dapat diatasi maka usaha untuk mencapai tujuan analisis tersebut akan terlaksana dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat di rumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut :

Bagaimana kelayakan finansial agroindustri pengolahan gula merah kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui kelayakan financial agroindustri gula merah kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi petani gula merah guna meningkatkan produksi.

(21)

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah/dinas terkait dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa

Kelapa merupakan tanaman asli yang bersal dari daerah tropis, yaitu wilayah yang terletak disepanjang garis khatulistiwa. Kelapa banyak tumbuh subur serta dibudidayakan sebagian besar patani yang mendiami daerah tersebut. Kelapa juga banyak ditemukan diseluruh Provinsi Indonesia, mulai dari daerah pantai yang datar sampai daerah pegunungan yang cukup tinggi.

Definisi kelapa memiliki nama Ilmiah (Cocos nucifera) yaitu termasuk dalam marga Cocos dari suku aren atau Arecaceae. Tanaman ini dapat dimanfaatkan hampir diseluruh bagiannya oleh manusia sehingga dapat dikatakan sebagai tanaman serbaguna, terutama bagi masyarakat yang mendiami daerah pesisir.Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari daerah pesisir Samudera Hindia yang berada disisi Asia, dan kini telah menyebar luas keseluruh pantai tropic yang ada diseluruh dunia.

2.2 Agroindustri Gula Kelapa

Gula merupakan bentuk hasil dari pengolahan nira tanaman yang dihasilkan melalui proses pemanasan pada nira dan diubah menjadi bentuk kristal maupun padat. Tanaman yang dapat menghasilkan nira antara lain tebu, aren dan kelapa. Nira yang dihasilkan oleh setiap tanaman tersebut memiliki ciri fisik serta kandungan zat gizi yang berbeda - beda. Pada umumnya jenis gula yang mudah dijumpai di Indonesia adalah gula pasir yang berasal dari tanaman tebu, gula merah atau gula kelapa serta gula aren. Gula kelapa merupakan hasil dari

(23)

pengolahan nira kelapa dan memiliki cita rasa yang khas sehingga penggunaannya tidak dapat digantikan oleh jenis gula yang lain (Said, 2007). Selain memiliki fungsi sebagai pemanis alami, gula kelapa juga berfungsi untuk memberikan kesan warna coklat pada makanan. Komposisi gula kelapa dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kelapa Per 100 Gram Bahan

No. Zat Gizi Jumlah

1. Kalori 386 kal 2. Karbohidrat 76 g 3. Lemak 10 g 4. Protein 3 g 5. Kalsium 67 mg 6. Fosfor 37 mg 7. Air 10 g Sumber: Hieronimus (1993)

Tabel 1 menunjukan bahwa, jumlah kandungan zat gizi kelapa yang paling tinggi adalah kandungan zat gizi kalori dengan jumlah sebesar (386 Kalori). Sedangkan jumlah zat gizi terendah yang ada dalam kelapa adalah kandungan zat Fosfor dengan jumlah sebesar (37 mg).

Jadi gula kelapa bisa dikonsumsi sebagai bahan pemanis untuk makanan ataupun minuman sebagaimana bahan pemanis yang lain seperti gula pasir, gula aren, gula siwalan, dan sebagainya, namun juga digunakan sebagai bahan baku pada beberapa industri pangan antara lain kecap dan minuman instan. Dibanding dengan beberapa jenis gula yang lain gula kelapa memiliki lebihan maupun kekurangan. Kekurangan gula kelapa antara lain adalah pada mutunya yang terlalu bervariasi disebabkan sifatnya yang merupakan industri rakyat. Selain itu sebagian gula kelapa yang beredar di pasaran mengandung zat pengawet yang

(24)

merupakan sifat bawaan dari gula kelapa melainkan lebih kepada kurang bagusnya cara pemrosesannya. Gula kelapa memiliki aroma yang khas yang bisa dianggap sebagai kekurangan maupun sebagai kelebihan. Aroma tersebut membuat gula kelapa kurang cocok digunakan untuk pemanis pada bahan pangan yang sensitif terhadap aroma tertentu, namun di sisi lain aroma tersebut juga disukai oleh sebagian konsumen. Di antara kelebihan gula kelapa yang terutama salah satunya adalah nilai index glycemicnya yang tergolong rendah yaitu 35, Sehingga bisa menjadi pemanis yang cukup aman bagi penderita diabetes. Gula kelapa juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagus dibanding dengan gula pasir misalnya. Seperti pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Perbandingan Kandungan Nutrisi Gula Kelapa dan Gula Tebu (Anonim, 2010)

No. Element (ppm or mg/l) Coconut Sap

Sugar Brown Sugar

1. Nitrogen 2,020 100 2. Phosphorus 790 35 3. Potassium 10,300 650 4. Magnesium 290 None 5. Chloride 4,700 180 6. Sodium 450 None 7. Sulfur 260 None 8. Copper 2,3 None 9. Manganese 1,3 None 10. Boron 6,3 None 11. Zinc 21,3 2,0 12. Iron 21,9 12,6 Sumber: Hieronimus (1993)

Tabel 2 menunjukan bahwa, jumlah kandungan nutrisi gula kelapa dan gula tebu, untuk kandungan nutrisi tertinggi yang dimiliki gula merah kelapa adalah Potassium sebesar 10,300 mg. Sedangkan dangkan kandungan terendahnya adalah Magnesium sebesar 290 mg. Untuk kandungan nurtisi gula tebu sendiri

(25)

yang tertinggi adalah Iron sebesar 12,6 mg. Sedangkan kandungan terindahnya adalah Phosphorus sebesar 35 mg.

2.2.1 Nira Kelapa

Bahan pembuat gula kelapa adalah nira kelapa. Nira adalah nama umum yang digunakan untuk menamai cairan manis yang diambil (disadap) dari beberapa macam jenis tumbuhan. Tumbuhan yang dapat diambil niranya antara lain adalah kelapa, aren dan siwalan. Nira kelapa disadap dari mayang (bunga kelapa yang belum mekar) dengan cara memangkas bagian ujungnya sehingga dari luka tersebut keluar cairan bening manis yang disebut nira tersebut. Yang membawa rasa manis pada nira kelapa adalah kandungan sukrosanya yang cukup tinggi. Pengukuran oleh Xia et al (2011) mendapatkan kandungan Sukrosa sebesar 14% pada nira kelapa segar yang baru disadap, sedangkan pengukuran oleh Barh dan Mazumdar (2008) mendapatkan kandungan gula 9,3 gram per 100 ml nira kelapa segar. Berikut memuat informasi pengukuran kandungan beberapa senyawa dalam nira kelapa yang dilakukan oleh Xia et al (2011), dapat diliat pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Kandungan Beberapa Senyawa kimia Pada Nira Kelapa

No. Senyawa kimia Kandungan

1. Sukrosa 140 g/kg

2. Asam amino 2,6g/kg

3. Vitamin C 20,4 mg/L 4. Total phenol 0,33g/L

Tabel 3 menunjukan bahwa, kandungan bahan senyawa kimia pada nira kelapa. Kandungan senyawa kimia yang tertinggi yang ada pada nira kelapa

(26)

adalah sukrosa dengan jumlah kandungan sebesar 140g/Kg. Sedangkan senyawa kimia terenda yang ada pada nira kelapa adalah total phenol sebesar 0,33g/Kg.

Sedangkan untuk Tabel selanjutnya memuat kandungan berbagai senyawa kimia pada nira kelapa pada pengukuran oleh Barh dan Mazumdar (2008), dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Kandungan Senyawa Kimia Pada 100 ml Nira kelapa (diolah dari Barh dan Mazumdar, 2008)

Tabel 4 menunjukan bahwa, kandungan senyawa Kimia pada 100 ml nira kelapa. Untuk kandungan senyawa kimia tertinggi pada setiap 100 ml nira kelapa adalah Total Proteins sebesar 13,30 mg. Sedangkan untuk kandungan senyawa kimia terenda pada setiap 100 ml nira kelapa ada dua yaitu Niacin sebesar 0,02 dan Thiamine sebesar 0,02. Selain untuk dibuat menjadi gula kelapa, nira kelapa juga dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yang lain, antara lain dibuat minuman yang dikenal dengan nama legen (Jawa), dibuat cuka, difermentasi

No Parameters Valume 1. PH 7,40 2. Total Sugars (g) 9,30 3. Total Proteins (mg) 13,30 4. Total lipids(g) 0,03 5. Calcium (mg) 1,62 6. Magnesium (mg) 2,15 7. Iron (mg) 1,20 8. Sodium (mg) 6,95 9. Potassium (mg) 3,16 10. Cu (mg) 0,03 11. Zinc (mg) 0,03 12. P (mg) 1,55 13. Niacin (mg) 0,02 14. Thiamine (mg) 0,02 15. Riboflavin (mg) 0,03 16. Ascorbic acid (mg) 2,93 17. Vitamin A (IU) 43,0 18. Ethanol (%) V/V 0,0

(27)

menjadi minuman beralkohol yaitu arak kelapa atau coconut wine. Sebagian petani ada yang menggunakan nira untuk campuran makanan ternak (Dalibard, 1999).

2.3 Proses Pennyadapan Nira Kelapa

Menurut Mulyono (1994), sejak semula kelapa dikenal dan diusahakan sebagai sumber minyak nabati manusia. Sejalan dengan perkembangan ilmu teknologi dan peradaban manusia, makin banyak produk yang dapat dihasilkan dari pohon kelapa, baik dengan memanfaatkan berbagai bagian tanaman maupun berbagai produk buahnya. Kemudian dalam perkembangannya ternyata tanaman kelapa juga dapat disadap untuk diambil niranya. Selain nira diolah untuk dijadikan gula kelapa maka dapat diproses pula menjadi cuka, alkohol dan natta

de coco, serta dapat juga dibuat minuman segar yaitu legen (jawa) atau lahang

(sunda).

Pohon baru bisa disadap bila telah menghasilkan 3 tandan bunga yang baru membuka dan tandan yang termuda sudah mencapai 20 cm panjangnya. Pada kelapa kampung atau kelapato dalam umumnya sekitar umur 8 tahun, dan 4 tahun untuk kelapa hybrida. Mahkota pohon perlu dibersihkan dari semua kotoran begitu pula alat-alat yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih.

Nira diperoleh dari tandan yang seludangnya belum mekar yang cocok biasaya apabila tandan bunga yang muncul terakhir berukuran 15-20cm maka pilihlah mayang yang ketiga dari terakhir.

(28)

Ada beberapa cara untuk menyadap tangkai bunga kelapa ini :

a. Tangkai bunganya dibersihkan dari kulitnya kemudian dikat dengan janur yang masih muda diamkan selama 2-3 hari,setelah 3hari mayang tersebut di rundukkan parlahan-lahan hingga membentuk sudut 60° dengan garis vertikal dan diikat agar tetap pada posisi.kemudian mayangnya dipotong dengan pisau/arit deres yang tajam.

b. Tangkai bunga dengan kulitnya yang terpilih dililit menggunakan rafia,dengan cara ini mayang kelapa bisa langsung di bekuk/diikat tapi sedikit sedikit agar batang mayang tidak patah,setelah 2 hari baru diiris.dengan cara ini penyadapan akan lebih mudah karena mayang tetap muda dan mayang lebih lama waktu sadapnya.

c. Mayang dipotong ujungnya ± 10 cm dengan pisau tajam. Kira-kira seminggu kemudian niranya sudah akan keluar.satu pohon kelapa normalnya menghasilkan 3-10 liter nira.

d. Agar niranya tidak asam, kotorannya mengendap dan gulanya nanti berwarna kuning muda kedalam wadahnya perlu diberi 1 sendok makan kapur sirih atau larutan Na-bisulfit secukupnya (1 sendok Nabisulfit dalam 2 liter air). atau sodium methabishulfit 1gr/liter .warna gula dapat ditentukan dengan pekat/tidaknya larutan ini.

e. Penyadapan dilakukan pagi sebelum pukul 08.00 dan sore setelah pukul 16.00. f. Sebelum bumbung/wadah dipasang kembali guna penderesan berikutnya,

mayang dipotong sedikit dengan sekali sentuhan agar bisa melancarkan keluarnya nira.

(29)

g. Setiap mayang dapat diambil niranya selama ± 40 hari, pagi dan sore hari. h. Nira yang baik bercirikan masih segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan

derajat keasaman (pH)nya antara 6,0 – 7,0.

i. Nira yang jelek pHnya >6,0 dan bila digunakan, mutu gulanya akan jelek. Padadasarnya proses penyadapan atau pengambilan nira kelapa terdiri dari : a. Persiapan bahan dan alat

b. Pemilihan pohon

c. Penentuan seludang (mayang) d. Pengikatan seludang

e. Pembengkokan seludang f. Pengirisan seludang g. Penampungan nira

2.4 Proses Pengolahan Gula Merah Kelapa

Pada prinsip pembuatan gula kelapa adalah menguapkan nira sampai mencapai kekentalan tertentu dan kemudian siap dicetak dalam bentuk yang diinginkan, (Mulyono, 1994). Peralatan yang digunakan dalam pembuatan gula kelapa cetak terdiri dari : Tungku pemanas, wajan untuk pemasakan, pengaduk kayu, cetakan dari bambu, tempurung kelapa, kayu atau aluminium.

2.4.1 Bahan yang Diperlukan

Bahan baku adalah bahan mentah yang merupakan bahan dasar yang mutlak di sediakan karena sangat diperlukan dalam suatu proses produksi yang

(30)

memberikan nilai dan manfaat yang lebih sehingga proses pengadaan ini harus di kelola dengan baik untuk menjamin kualitas dan kuantitas produk. (Iswan 3013). a. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan gula merah kelapa adalah nira kelapa. Nira ini di peroleh dari hasil penderesan pada tangkai bunga kelapa yang belum mekar, atau nira kelapa yang di sadap dari tangkai bunga janta yang dapat di jadikan sebagai pengganti air minum atau di olah menjadi tuak atau gula merah.

Alat-alat untuk penyediaan bahan baku : 1. Bumbung

Bumbung ini terbuat dari bambu yang di gunakan untuk menampung air nira. Bumbung ini di pasang pada atas wajan pada saat proses pemasakan nira, berfungsi agar pada saat proses pemasakan nira air nira yang di masak tidak meluap.

2. Pisau

Pisau terbuat dari baja dan di usahakan agar sangat tajam yang berguna untuk menyadap tangkai bunga kelapa

3. Tungku

Tungku di gunakan untuk memasak nira yang sudah diatas wajan. 4. Wajan

Wajan yang di gunakan harus terbuat dari baja agar gula merah kelapa tidak melekat pada wajan dan panasnya secara perlahan-lahan tahan lama

(31)

5. Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa adalah sebagai media cetak gula merah kelapa yang telah jadi.

6. Ember

Ember terbuat dari plastik yang di gunakan untuk merendam cetakan agar gula yang di cetak tidak melengket pada saat proses pencetakan.

7. Ban Bekas

Ban bekas di belah menjadi dua bagian yang berguna sebagai alas atau dasar untuk meletakkan wajan yang berisi adonan gula merah kelapa.

8. Penyaring

Penyaring yang di gunakan berupa wadah yang berasal dari plastik yang berguna untuk menyaring kotoran yang terdapat dalam nira.

9. Jiregen

Jiregen adalah wadah yang berbahan plastik yang berguna untuk menampung nira pada saat pengambilan nira dari bunga mayang atau bunga kelapa.

10. Kipas

Kipas berfungsi sebagai proses menyalakan api agar tidak padam pada saat pemasakan.

11. Mesin pemotong kayu

Dimana mesin pemotong kayu ini sangat berperan penting dalam pembuatan gula merah kelapa, mesin pemotong kayu ini di gunakan untuk memotong kayu yang berukuran besar.

(32)

12. Kapur sirih

Kapur sirih adalah senyawa yang berperan penting dalam proses terjadinya gula merah kelapa karena kapur sirih akan mempertahankan pH nira tetap tinggi.

Langkah-langkah pengolahan gula kelapa cetak adalah sebagai berikut : 1. Nira yang telah diperoleh disaring, selanjutnya dimasukkan kedalam

wajan/panci

2. Nira dimasak dengan panas yang konstan pakai bahan bakar kayu/seresah atau bahan bakar lainnya

3. Lama pemasakan tergantung dari banyaknya nira yang dimasak. ± 15 menit sebelum gulanya masak atau dalam fase nyengka(sunda), nsemengka diberi 100 cc santan (1 butir kelapa parutan dicampur 100 cc air)ataupun parutan kelapanya,atau minyak goreng satu sendok makan.gunanya untuk mempercepat proses pengentalan gula merah.

4. Gula merah cair yang belum mengental diaduk cepat dengan arah memutar 5. Jika telah mengental dan berwarna kemerahan dituang kedalam cetakan. ± 10

menit kemudian cairannya sudah padat, berarti proses pembuatannya telah selesai.

6. Cetakan ada yang menggunakan dari bambu,cetakan pbrikan dan ditempat saya menggunakan. baskom kecil ukuran 0,5 -1 kg sehingga kualitas gula dengan ukuran ini harganya lebih murah.

7. Bila menggunakan tempurung kelapa, pada tahap pertama diisi 3/4 bahannya terlebih dahulu, lalu didinginkan selama 15 merit.

(33)

8. Keluarkan dari cetakannya setelah mengeras, lalu tempelkan pada gula yang ada dicetakan lainnya, agar bentuk yang dihasilkan identik satu dengan yang lainnya.

9. Agar tidak lengket satu sama lainnya, diantara gala-gala tersebut dialasdaun pisang yang sudah tua serta kering.

10. Pengepakan dapat juga dilakukan memakai keranjang bambu dengan dilapisi daun pisang kering atau daun jati kering. atau didalam peti kayu dilapiasi plastik.

11. Dengan cara pengepakan seperti ini gula dapat bertahan ± 1 bulan. Kualitas/mutu gula kelapa dibagi dalam :

a) Mutu Super, adalah gula kelapa yang keras dan berwarna cerah/ coklat ke-kuning-kuningan.

b) Mutu A, adalah gula kelapa yang keras dan berwarna ke-coklat-coklatan; dan

c) Mutu B, adalah gula kelapa yang agak lembek, berwarna coklat ke-hitam-hitaman.

2.5 Faktor-faktoryang Mempengaruhi Produksi

Produksi merupakan suatu proses menghasilkan output (hasil) dengan cara mengkombinasikan input, tetapi pada prosesnya banyak hal yang dapat terjadi sebelum hasil diperoleh. Hasilakan berganatung pada input yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi produksi. Produksi membutuhkan berbagai macam jenis faktor produksi untuk mennghasilkan output yang

(34)

1. Modal (Capital)

Modal dapat berupa gedung, mesin, peralatan lain, dan inventoris (Pindyck&Rubinfield, 2000).

2. Tenaga Kerja (Labor)

Merupakan pekerja/manusia yang bekerja dalam proses produksi.Input tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja terampil (tukang kayu, teknisi) dan tenaga kerja tidak terampil (buruh tani), juga termasuk wirausaha dari manajer perusahaan (Pindyck & Rubinfield, 2000).

3. Bahan Mentah (Materials)

Material atau bahan mentah termasuk baja, plastik, listrik, air dan barang lain yang perusahaan dapat di beli dan di ubah menjadi produk akhir atau output. (Pindyck & Rubinfield, 2000).

2.6 Perbedaan Gula Merah Kelapa dengan Gulah Merah Aren a. Gula Merah Kelapa

Gula merah adalah hasil olahan nira atau gula kelapa yang dibuat dalam bentuk padatan yang dicetak dengan tempurung kelapa atau bambu sehingga bentuknya silindris. Gula merah atau gula kelapa yang berbentuk padat ini biasanya juga disebut sebagai gula jawa (Ningtyaset. al., 2013). Nira yang digunakan dalam pembuatan gula merah adalah nira yang telah melalui proses penguapan pada kadar airnya. Prinsip pembuatan gula menurut Nurlela (2002), adalah dengan menguapkan kadar air bahan baku hingga mencapai kadar air optimum pada pembuatan gula merah. Penguapan atau evaporasi air pada pembuatan gula merah dapat dilakukan

(35)

dengan cara memanaskan bahan baku dalam wadah terbuka sampai mencapai kekentalan tertentu sehingga gula dapat dicetak.

Bunga (mayang) atau (Bunga Kelapa) yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap dipasarkan. Gula merah sebagian besar dipakai sebagai bahan baku kecap manis.

Mutu gula merah dapat ditentukan berdasarkan warna, bentuk, dan kekerasan. Gula merah mempunyai tekstur yang kompak, tidak terlalu keras, sehingga mudah dipatahkan. Gula merah memiliki rasa manis dengan sedikit asam yang disebabkan karena adanya kandungan asam-asam organik di dalamnya. Kandungan asam-asam-asam-asam organik inilah yang menyebabkan gula merah mempunyai aroma yang khas. Sedangkan untuk rasa manis dikarenakan adanya kandungan beberapa jenis gula seperti sukrosa, fruktosa, glukosa, dan maltosa (Nurlela, 2002).

(36)

Gula aren atau Gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Gula aren biasanya juga diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan.

Bunga jantan pohon enau yang dikumpulkan terlebih dahulu dalam sebuah bumbung bambu. Untuk mencegah nira mengalami peragian dan nira yang telah mengalami fermentasi tidak bisa dibuat gula, maka ke dalam bumbung bambu tersebut ditambahkan laru atau kawao yang berfungsi sebagai pengawet alami.

Setelah jumlahnya cukup, nira direbus di atas tungku dalam sebuah wajan besar. Kayu terbaik untuk memasak gula aren berasal dari kayu aren yang sudah tua. Karena kalori ini lebih tinggi dari kayu bakar biasa maka proses memasaknya juga lebih cepat. Sekalipun demikian, api tidak juga boleh terlalu besar sampai masuk ke dalam wajan dan menjilat serta membakar gula yang sedang dimasak. Kalau ini terjadi gula akan hangus, rasanya akan pahit dan warnanya menjadi hitam.

Gula aren sudah terbentuk bila nira menjadi pekat, berat ketika diaduk dan kalau diciduk dari wajan dan dituangkan kembali adukan akan putus-putus. Dan kalau tuangkan ke dalam air dingin, cairan pekat ini akan membentuk benang yang tidak putus-putus.Kalau sudah begitu, adonan diangkat dari tungku dan dicetak.

(37)

2.6.1 Tabel Perbedaan Kandungan Gizi Gula Merah Kelapa dengan Gula Merah Aren

Gula merah ini sendiri terdiri dari beberapa jenis tergantung dari bahan bakunya, diantaranya gula merah tebu, gula aren, gula kelapa, dan gula siwalan. Nilai gizi yang terdapat dari masing-masing jenis gula merah tersebut berbeda-beda tergantung pada bahan bakunya masing-masing. Perberbeda-bedaan Nilai gizi yang terkandung dalam setiap 100 gram gula merah kelapa dan gula merah aren, dapat dilihat pada Table 5 berikut :

Tabel 5. Tabel Perbedaan Nilai Kandungan Gizi Gula Merah Kelapa Dengan Gula Merah Aren.

No Komposisi (mg) Gula Merah Aren Gula MerahKelapa

1 Kalori 386,0 386,0 2 Protein 0,0 3,0 3 Lemak 0,0 10,0 4 Hidrat Arang 95,5 76,0 5 Kalsium 75,0 76,0 6 Fosfor 35,0 37,0 7 Besi 3,0 2,6 8 Vitamin A 0,0 0,0 9 Vitamin B1 0,0 0,0 10 Vitamin B2 0,0 0,0 11 Vitamin C 0,0 0,0 12 Air 9,0 10,0

2.7 Nilai Produk Kelapa di desa Mulyasari

Tanama Kelapa yanga ada di Desa Mulyasari,jenis kelapa yang dikembangkan di Kabupaten Luwu Utaramerupakan salah satu komoditas unggulan daerah adalah buah kelah yang sangat melimpa, jadi parah masyarakat di Desa Mulyasari sedikit melakukan perubahan dari memanfaat kan nira kelapa

(38)

Sukamajuitu sendiri. Adapun data luas Panen dan produksi pertania kelapa Kecamtan Sukamaju, dapat diliat pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kelapa di Kecamatan Sukamaju, Tahun 2016 - 2017

No Tanaman Kelapa Satuan (Unit) Tahun 2016 Tahun 2017

1 Luas Lahan Ha 191,25 181,25

2 Produksi To 240,28 245,18

3 Produktivitas Kuintal 12,66 13,53 Sumber: BPS Kecamatan Sukamaju, 2018

2.8 Kelayakan Usahatani

Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non-finansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, akan tetapi juga bagi investor, kreditur, pemerintah dan masyarakat luas. Analisis kelayakan usaha dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk diusahakan. Untuk mengevaluasi kelayakan usaha perlu diketahui besar manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Dalam hal ini yang dihitung sebagai benefit (hasil) adalah apa yang diperoleh orang-orang atau badan swasta yang menanamkan modalnya dalam usaha tersebut (Umar, 2005).

Menurut Soekartawi, (2006,) menjelaskan bahwa kelayakan juga dapat diartikan suatu usaha yang dijalankan akan memberikan keunttungan finansial dan

(39)

non finansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak atau tidaknnya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek, setiap aspek untuk dapat dikatakan layak memiliki suatu standar nilai tertentu, namun kepetusan penilaian tidak hanya dapat dilakukan pada satu aspek. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada saluran aspek yanag akan dinilai nantinnya. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan usahatani R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Untuk kriteria penilian kelayakan berdasarkan R/C adalah sebagai berikut:

- Jika R/C > 1, artinya usahatani dalam keadaan menguntungkan atau layak. - Jika R/C < 1, artinya usahatani dalam keadaan tidak menguntungkan atau tidak

layak.

Menurut Muhammad dan Husnan, (2000) menjelaskan bahwa studi kelayakan proyek usahatani adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil. (Menurut Kasmir, et al, 2003) menjelaskan bahwa studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidak usaha dilakukan.

Menurut Ibrahim, (2009) menjelaskan bahwa analisis kelayakan usaha adalah kegiatan menganalisa, mengkaji, dan meneliti untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak dalam

(40)

penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit.

2.9 Analisis Finansial

Menurut Kadariah (1988), analisis finansial suatu usaha dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modalnya dalam usaha atau yang berkepentingan langsung dalam usaha. Dalam analisis ini yang diperhatikan adalah hasil untuk modal yang ditanam dalam suatu usaha. Analisis finansial ini penting dalam memperhitungkan rangsangan bagi mereka yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan usaha. Sebab tidak ada gunanya melaksanakan usaha yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan, jika mereka yang menjalankan kegiatan produksi tidak bertambah baik keadaanya.

Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek Husnan dan Muhammad (2000) dalam (Oktafiyani, 2009). Sedangkan menurut Kadariah (1988) dalam Alhusna (2011) analisis finansial adalah penilaian proyek dari sudut badan-badan atau orang yag menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan secara langsung dalam proyek.

Analisis atau pendekatan ini menitik beratkan pada pendekatan mikro. Artinya dalam analisis atau pendekatan ini kegiatan dan hasil-hasil suatu proyek dilihat dari kepentingan individu atau perusahaan atau kepentingan para pemegang saham perusahaan tersebut, yakni laba yang dihasilkan proyek (private return) atau laba bisnis (business profit) (Lihan dan Yogi, 2009).

(41)

Dalam menentukan layak atau tidaknya usaha, fungsi terpenting adalah aspek finansial, dimana usaha hanya dapat terlaksana bila ada anggaran dana. Aspek finansial berkaitan dengan bagaimana menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasiannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor (Husen, 2009). Kegiatan usaha dikatakan layak jika memberikan keuntungan finansial, sebaliknya kegiatan usaha dikatakan tidak layak apabila usaha tersebut tidak memberikan keuntungan finansial Gittinger (1986).

Dalam analisis finansial tedapat dua metode yang dapat digunakan untuk perhitungannya, yaitu perhitungan yang tidak memperhatikan nilai uang karena faktor waktu yang terdiri atas revenue-cost ratio (R/C),

2.10Usaha Agroindustri

Usaha dalam aktifitas ekonomi sering kali di artikan sebagai sebuah bisnis, dalam hal ini usaha merupakan setiap upaya yang di lakukanuntuk dapat mendapatkan keuntungan. Orang-orang yang melakukanaktifitas usaha atau pun bisnis biasanya di sebut dengan istilah pebisnis atau pengusaha.

Agroindustri merupakan satu sistem dalam subsistem agribisnis dengan menggunakan bahan baku komoditas pertanian, atau industri yang tidak terpisahkan dari kegiatan sektor pertanian dalam arti luas (Rahardi, 2003). Peran agroindustri dalam memacu perekonomian dapat dilihat dari banyaknya agroindustri yang bermunculan dan mengembangkan usahanya. Namun demikian, usaha skala mikro seringkali terkendala berbagai permasalahan

(42)

perusahaan skala menengah atau pun indusri skala besar lainnya. Salah satu usaha yang berperan penting dalam keberhasilan perusahaan adalah menerapkan manajemen pemasaran untuk dapat menguasai pangsa pasar secara luas. Pemasaran merupakan muara akhir dari suatu aktivitas produksi, untuk memperoleh nilai harga barang produksi guna melanjutkan usaha dikemudian hari dan menciptakan kesejahteraan pengguna. Sedangkan Simamora (2003), menyatakan bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dalam pengelolaan proses sosial dan manajerial dengan cara pertukaran produk maupun jasa dengan pihak lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta dapat menguntungkan perusahaan. yang salah satunya adalah place, atau disebut juga distribusi pemasaran. Guna mewujudkan pangsa pasar tersebut, setiap agroindustri atau perusahaan memerlukan distribusi pemasaran yang efesien.

Saladin (1996), mengemukakan bahwa saluran distribusi merupakan suatu struktur bisnis dari organisasi yang melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Penentuan saluran distribusi yang tepat dan efesien dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk.

2.11Kerangka Pikir

Usaha dalam aktifitas ekonomi sering kali di artikan sebagai sebuah bisnis, dalam hal ini usaha merupakan setiap upaya yang di lakukan untuk dapat mendapatkan keuntungan. Orang-orang yang melakukan aktifitas usaha atau pun bisnis biasanya di sebut dengan istilah pebisnis atau pengusaha.

(43)

Agroindustri merupakan satu sistem dalam subsistem agribisnis dengan menggunakan bahan baku komoditas pertanian, atau industri yang tidak terpisahkan dari kegiatan sektor pertanian dalam arti luas (Rahardi, 2003).

Biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap

(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap atau fixed cost

umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit, misalnya pajak (tax). Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun hasil usahatani itu gagal panen. Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel/variable cost merupakan biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi besarnya komoditas pertanian yang diperoleh. Misalnya biaya untuk sarana produksi pertanian.

Produksi merupakan suatu proses menghasilkan output (hasil) dengan cara mengkombinasikan input, tetapi pada prosesnya banyak hal yang dapat terjadi sebelum hasil diperoleh. Hasilakan berganatung pada input yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi produksi.

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil bruto yang diperolehnya. Semuanya kemudian dinilai dalam uang. Tetapi tidak semua hasil ini diterima petani.

Pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Dimana pendapatan atas biaya tunai merupakan pendapatan yang diperoleh atas biaya-biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh

(44)

petani, sedangkan pendapatan atas biaya total merupakan pendapatan setelah dikurangi biaya tunai dan biaya diperhitungkan.

Gambar 2. Kerangka PikirAnalisis Kelayakan Finansial Agroindustri Gula merah Kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara.

III.METODE PENELITIAN

Usaha Agroindustrii Gula Merah Kelapa

Faktor Produksi Biaya Produksi a. Biaya Tetap b. BiayaVarial Penerimaan a. Harga b. Output c. kan en

(45)

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitianini dilaksanakan di Desa Mulyasari, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan selama dua (2) bulan mulai bulan Juli sampai bulan Agustus, 2019. Pemilihan lokasi ini di lakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukamaju merupakan salah satu daerah penghasil gula kelapa.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi ( sebagian atau wakil populasi yang di teliti). Adapun penentuan jumlah sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan metode sensus. ( Sugiyono, 2002 ) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus. Adapun pengambilan sampel di lakukan di kelompok tani Tunas Harapan. Pengambilan informan sebanyak 15 orang petani gula merah kelapa, dengan sampel satu kelompok tani.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data di ambil dengan menggunakan dua sumber, yaitu :

1. Data Primer, yaitu data yang di peroleh langsung pembuat gula kelapa melalui wawancara dan kuisioner

2. Data Skunder, yaitu data yang di peroleh secara tidak langsung, melalui kantor BPP, BPS dan Dinas Perkebunan yang ada hubungannya dengan penelitian ini (Umar,2007).

(46)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan dalam pengambilan data adalah :

1. Metode interview, merupakan salah satu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung pada obyek yang akan diteliti.

2. Metode observasi, merupakan salah satu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti.

3. Metode quisioner dan pencatatan, metode ini merupakan pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada Petani gula merah kelapa (Wirartha, 2006).

3.5 Teknik Analisis Data

Metode yang di mengunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) pengertian dari metode penelitian adalah sebagai berikut : “Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisispasi masalah”.

Dengan metode ini penulis bermaksud mengumpulkan data historis dan mengamati secara saksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti oleh penulis sehingga akan memperoleh data-data yang dapat mendukung penyusunan laporan penelitian.Data-data yang diperoleh tersebut kemudian diproses dan dianalisi lebih lanjut dengan dasar teori yang telah

(47)

dipelajari sehingga memperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti.

1. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomi yang harus di keluarkan untuk memproduksi suatu barang. Berikut rumus untuk menghitung biaya produksi (Soekartawi, 2006).

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC = Total biaya produksi gula merah kelapa (Rp) TFC = Total biaya tetap gula merah kelapa (Rp) TVC = Total biaya variabel gula merah kelapa (Rp) 2. Penerimaan

Penerimaan adalah jumla uang yang diterima oleh usahatani gula merah kelapadi Desa Mulyasari, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara dari aktivitasnya. Adapun rumus yang diguanakan untuk menghitung pendapatan adalah sebagai berikut:

TR = P X Q

Keterangan :

TR = Total penerimaangula merah kelapa (Rp) P = Produksi gula merah kelapa (Rp)

(48)

3. Pendapatan

Pendapatan merupakan kondisi dimana terjadinya peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya, setalah dikurangi dari biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut.

Untuk menghitung pendapatan bersih usahatani gula merah kelapamenurut (Soekartawi, 2006) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Pd = TR - TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan gula merah kelapa (Rp) TR = Total Penerimaan gula merah kelapa (Rp) TC = Total Biayagula merah kelapa (Rp)

3.5.1 Analisis Revenue Cost Ratio (R/C)

Revenue/Cost Ratio adalah merupaka perbandingan antar total penerimaan Perbandingan antara penerimaan dan biaya di mana penerimaan dengan total biaya dengan rumus (Soekartawi, 2006) sebagai berikut:

Revenue Cost Ratio (R/C) =

Keterangan:

R/C ratio = Perbandingan antara Penerimaan dan Biaya TR = Total Penerimaan/Total Revenue (Rp) TC = Biaya Total/Total Cost (Rp)

(49)

Jika R/C > 1, maka usaha yang di jalankan mengalami keuntungan atau layak untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio> 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian atau tidak layak untuk tdak dikembangkan. Selanjutnya R/C Ratio = 1, maka usaha berada pada titik impas (Break Event Point).

3.5 Definisi Operasional

1. Tanaman Kelapa

Tanaman kelapa adalah tanaman yang banyak di budidayakan untuk menghasilkan gula merah kelapa, secara komersil di Desa mulyasari, Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara.

2. Industri gula merah kelapa

Industri gula merah kelapa adalah pengolahan nira kelapa yang di hasilkan melalui proses pengolahan sampai ke proses pemasaran pada nira untuk di jadikan gula merah kelapa.

3. Penyadapan nira kelapa

Penyadapan nira kelapa adalah proses pengambilan nira dengan cara menyadap untuk di olah menjadi gula merah

4. Pengolahan gula merah kelapa

Dimana proses pembuatan gula merah kelapa harus melalui proses persiapan nira, persiapan bahan dan alat, proses pemasakan, hingga memasuki tahap percetakan dan pendinginan sampai ke tahap yang terakhir yaitu tahap pemasaran.

(50)

a. Modal b. Tenaga Kerja c. Bahan Mentah

6. Bahan baku dalam pembuatan gula merah kelapa a. Nira Kelapa (Liter)

b. Tenaga Kerja/Hari c. Kapur Gamping (Kg) d. Kayu Bakar /Ret e. Tali Rafia (Kg)

Analisis Finansial dari persiapan dan analisis usaha menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu usaha yang diusulkan terhadap peserta yang tergabung di dalamnya. Dalam usaha-usaha pertanian para peserta terdiri dari petani, perusahaan swasta, koperasi dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan utama dari analisis finansial adalah menentukan insentif bagi orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan usaha (Gittinger, 1986). Analisis usaha pertanian adalah untuk membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya dan menentukan usaha yang mempunyai keuntungan yang layak.

7. Usaha Agroindustri

Usaha dalam aktifitas ekonomi sering kali di artikan sebagai sebuah bisnis, dalam hal ini usaha merupakan setiap upaya yang di lakukanuntuk dapat mendapatkan keuntungan. Orang-orang yang melakukanaktifitas usaha atau pun bisnis biasanya di sebut dengan istilah pebisnis atau pengusaha.

(51)

Agroindustri merupakan suatu struktur bisnis dari organisasi yang melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Penentuan saluran distribusi yang tepat dan efesien dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk.

(52)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Mulyasari

Mulyasari terletak di wilayah Kecamatan Sukamaju wilayah kerja BPP Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, tepatnya 25 km arah utara kota Masamba. Wilayah Binaan Mulyasari meliputi 1 (satu) Desa dengan luas wilayah 3,65km² atau seluas 300,65 Ha yang terdiri 4 Dusun yaitu : Dusun Mulyasari, Dusun sumberjo, Dusun Sumber kalitiri dan,Dusun Dewata.

Mulyasari tepatnya terletak di arah Barat Daya Kota Kecamatan Sukamaju yang berjarak 2 km, dengan batas-batas sebagai berikut :

· Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tulung Indah · Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wonosari · Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sukadamai · Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukaharapan.

4.2 Kondisi Demografis 4.2.1 Keadaan Tanah

Jenis tanah pada umumnya di wilayah binaan Mulyasari adalah topsolit merah kuning dengan struktur tanah lempung berpasir. Adapun tingkat keasaman tanah (PH) tanah berkisar antara 4,5 sampai 6,5 atau asam sampai netral, namun sebagian besar lahan persawahan di Desa Mulyasari bersifat asam dengan kandungan Fe yang cukup tinggi hal ini dikarenakan keadaan lahan yang sering

(53)

tergenang terutama pada musim hujan karena pembuangan air yang kurang sempurna.

A. Iklim

Iklim di wilayah binaan Mulyasari pada umumnya digolongkandalam tipe B dan C, dengan curah hujan yang cukup tinggi setiap tahunnya.

Adapun data curah hujan selama sepuluh tahun terahir menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi berada pada bulan Juni, Juli dan Agustus dan curah hujan terendah pada bulan Januari dan Pebruari.

B. Suhu

Keadaan suhu di wilayah binaan Mulyasari cukup normal yaitu pada bulan basah suhu berkisar antara 20-220C dan pada bulan kering suhu berkisar antara 23-260C.

C. Penyinaran Matahari.

Penyinaran matahari pada umumnya di Kecamatan Sukamaju khususnya di Wibi Mulyasari cukup merata disepanjang tahun baik pada musim penghujan maupun pada musim kemarau, karena hujan sering terjadi pada malam hari, sehingga pada siang hari penyinaran matahari masih cukup normal, dan proses fotosintesis pada tanaman berlangsung dengan baik.

D. Topografi

Wilayah binaan Mulyasari mempunyai topografi yang seluruhnya terdiri dari tanah datar dengan kemiringan kurang dari 5%, dan ketinggian dari permukaan laut + 30 m (DPL).

(54)

E. Keadaan Air

Keadaan air di wilayah Binaan Mulyasari cukup merata, namun air hujan saja belum cukup menjamin kebutuhan air untuk pertanaman padi sawah, karena tekstur tanahnya berpasir sehingga sangat menyerap air. Jadi, bantuan air irigasi mutlak sangat diperlukan dan untuk wilayah Binaan Mulyasari sudah terdapat jaringan irigasi tehnis untuk mencukupi kebutuhan tersebut, yang berasal dari bendungan sungai kanjiro, namun sampai saat ini masih ada beberapa jaringan yang tidak dapat difungsikan secara baik dan adanya kerusakan jaringan di beberapa titik.

F. Luas Lahan Menurut Ekosistem

Luas lahan menurut ekosistem yang ada di wilayah Mulyasari Kecamatan Sukamaju, luas keseluruhan 300,65 Ha yang dibedakan menjadi dua yakni lahan basah yang terdidri dari lahan sawah seluas 170 Ha, dan lahan kering yang terdiri dari kebun kakao 41 Ha, kebun kelapa sawit 90 Ha, lahan kelapa hibrida serta lahan pekarangan 42,65 Ha.

G. Luas Lahan Menurut Penggunaan

Luas lahan menurut penggunaan yang ada di wilayah MulyasariKecamatan Sukamaju dijelaskan sebagai berikut, lahan sawah seluas 170 Ha, pekarangan 46 Ha, Kebun 56,50 Ha, Kolam 0,50 Ha, tegalan/Ladang 18 Ha. Jadi keseluruhan luas wilayah desa Mulyasari seluas 300,65 hektar.

4.3 Sumber Daya Manusia.

Menurut Sonny Sumarno 2003 sumber daya manusia memiliki 2 arti berbeda di antaranya, pertama, merupakan suatu usaha kerja atau jasa yang

(55)

memang di berikan dengan tujuan atau melakukan proses produksi dengan kata lain sumber daya manusia adalah kualitas usaha yang di lakukan oleh seseorang dalam jangka waktu yang telah di tentukan agar menghasilkan barang atau jasa. Yang kedua adalah dimana manusia mampu menghasilkan sebuah jasa dari usaha kerjanya.

4.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin diDesa Mulyasari

Jumlah penduduk di Desa Mulyasariyaitu sebanyak 1.611 jiwa, diantaranya laki-laki berjumlah 834Jiwa dan perempuan berjumlah 777 jiwa yang tersebar di 5 Dusun yaituMulyasariada diDesa Mulyasari.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, 2018.

No Dusun Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Laki - Laki Perempuan

1 Mulyasari 266 266 532

2 Sumberejo 262 206 468

3 Kalitiri 217 223 440

4 Dewata 89 82 171

Jumlah 834 777 1. 611

Sumber Data : Kantor desa Mulyasari tahun 2018

Tabel 7 menunjukan bahwa jumlah penduduk yang paling banyak yaitu terletak di Dusun Mulyasari dengan jumlah jiwa 532 dan paling sedikit yaitu berada pada Dusun Dewata dengan jumlah 171 jiwa, Secara keseluruhan jumlah laki-laki sebesar 834 jiwa. Sedangkan perempuan secara keseluruhan berjumlah 777 jiwa. Jadi dapat disimpulkan jumlah laki-laki lebih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perempuan.

(56)

4.3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

Tabel 8. Mata Pencariandi Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ,2018.

No Tingkat

Pendidikan (Org)

Dusun

Mulyasari Sumberejo Kalitiri Dewata

1 PNS 2 6 6 4 2 POLISI - - 3 -3 Petani 106 108 8 37 4 Parawisata 14 6 2 2 5 Tukang 7 8 7 1 6 Pedagang 11 9 9 2 Jumlah 138 131 26 46

Sumber Data : Kantor desa Mulyasari tahun 2018

Tabel 8 menunjukan bahwa jumlahJenis mata pencaharianterbanyak yaitu di dusun Mulyasari dengan jumlah sebesar (138) orang. Sedangkan jumlah terendah di dusun Kalitiri dengan jumlah sebesar (26) orang. Jidi dapat di ketahui jumlahmata pencaharianterbanyak berada di Dusun Mulyasari.

4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang telah dicapai. Peningkatan mutu pendidikan dewasa adalah suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua manusia karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa dapat dilihat dari sumber daya manusianya (SDM) yang berkualitas. Untuk lebih mengetahui lebih rinci tingkat pendidikan diDesa Mulyasaridapat dilihat pada Tabel 9 :

(57)

Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Tingkat Pendidikan di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ,2018.

No Tingkat

Pendidikan (Org)

Dusun

Mulyasari Sumberejo Kalitiri Dewata

1 Belum Sekolah 74 97 44 45 2 SD 174 114 202 37 3 SMP 145 109 98 31 4 SMA 128 118 80 24 5 Diploma DIII/DI 2 1 - -6 S1 15 8 11 7 7 S2 - 1 - -Jumlah 538 448 986 144

Sumber Data : Kantor desa Mulyasari tahun 2018

Tabel 9 menunjukan bahwa jumlah Jenis tingkat pendidikan terbanyak yaitu di dusun Kalitiri dengan jumlah sebesar (986) orang. Sedangkan jumlah terendah di dusun Dewata dengan jumlah sebesar (144) orang. Jidi dapat di ketahui jumlahtingkat pendidikanterbanyak berada di Dusun Kalitiri.

(58)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

5.1.1 Peran Kelompok Tani Tunas Harapan

kelompok tani Tunas Harapan adalah salah satu kelompok tani yang berada di Desa Mulyasari. Tujuan dibentuknya kelompok tani Tunas Harapan adalah bukan lain untuk membantu para petani pembuat gula merah kepala dan selain itu membantu menamba pendatan masyarakat tepatnya di Desa Mulyasari. Selai itu Jumlah Setiap kelompok tani yang ada di Desa Mulyasari terdiri dari 15 petani gula merah kelapa, salah satunya adalah kelompok tani Tunas Harapan. Jadi peneliti hanya menganmbil salah satu dari bebera kelompok tani yang ada di Desa Mulyasari yaitu kelompok tani Tunas Harapan. Karena peneliti memacun dengan metode penelitian.

5.1.2. Umur

Umur merupakan salah satu faktor penunjang dalam suatu kegiatan usaha yang akan dikelola. Dikarenakan semakin tua umur pengrajin maka dapat berakibat pada fisik yaitu fisik mulai lemah dalam melakukan pekerjaan. Tetapi dari sisi lain semakin tua umur pengrajin maka semakin banyak pengalaman yang didapat dalam melakukan suatu usaha. Untuk mengantisipasi kelemahan pada fisik pengrajin dapat memanfaatkan tenaga dalam keluarga dan tenaga kerja upahan.

(59)

Adapun karakteristik dari pengrajin gula merah kelapa menunjukkan umur berkisar antara 26 tahun sampai dengan umur 52. Kelompok terbesar berumu 33-39 tahun yakni sebanyak 7 orang (46,66%). Agar lebih jelas umur petani usaha gula merah dapat kita lihat pada tabel 10 :

Tabel 10. Komposisi Umur Usaha Tani Gula Merah Kelapa di Desa Mulyasari Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara,2019

No Komposisi ( Tahun ) Jumlah Orang Persentase(%) 1 26-32 2 13,34 2 33-39 7 46,66 3 40-46 2 13,34 4 47-53 4 26,66 Jumlah 15 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019.

Tabel 10 menunjukan bahwa jumlah petani gula merah kelapa yang termasuk dalam masa produktif yaitu di umur ( 26-52 tahun ) adalah 65%. Hal ini dikarenakan usaha pengolahan gura merah lontar memerlukan tenaga kerja yang cukup agar dapat menunjang dalam proses pengambilan air nira, pemukulan tandan buah lontar, pencetakan dan lain sebagainya.

5.1.3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap usaha yang akan dikelola, dimana tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap proses adopsi inovasi. Tingkat pendidikan pada petani gula merah masih sangatlah rendah atau dapat dikatakan sebagai golongan rendah. Sebab kebanyakan petani gula merah yang berpendidikan hanya sampai pada

Gambar

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kelapa Per 100 Gram Bahan
Tabel 2. Perbandingan Kandungan Nutrisi Gula Kelapa dan Gula Tebu (Anonim, 2010)
Tabel 3. Kandungan Beberapa Senyawa kimia Pada Nira Kelapa
Tabel 4.  Kandungan Senyawa Kimia Pada  100 ml Nira kelapa  (diolah  dari  Barh dan Mazumdar, 2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur analisis dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data kalimat luas yang mengandung klausa relatif adalah prosedur yang diungkapkan Paton dan Bogdan

Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), BBNKAA dihitung dan ditetapkan oleh Gubernur dengan mengacu kepada perhitungan sebagaimana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan infeksi STH dengan prestasi belajar pada siswa SDN 169 Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Kota Palembang.. Jenis

Maka dari itu setting dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk visual yang penting pada sebuah shot dalam film.. Properti Alat peraga atau properti adalah objek yang mengisi

Kesimpulan Kesimpulan bahwa pengaruh Gross Domestic Product Tahun 2010-2014 dan keruangan ekonomi memiliki pengaruh yang sangat siknifikan bagi setiap negara karena disebabkan

Kembalinya dasar pengaturan hukum agraria kepada hukum asli Indonesia terdapat dalam Pasal 5 UUPA, bahwa hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang

Penyusunan Landasan Teori dan Program dengan judul “Rest Area Tol Semarang- Solo” ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur di Fakultas Arsitektur

Dari contoh fget dan fread diatas diperlihatkan bahwa dengan menggunakan fget data akan diabca perbaris, sedangkan dengan menggunakan fread data akan dibaca sebanyak jumlah data