Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 83
HUBUNGAN ANTARA HYPNOBIRTHING DENGAN LAMANYA
PERSALINAN KALA I DI KLINIK GRIYA HAMIL SEHAT TEGAL
Ulfatul Latifah1, Ayu Amalia Safitri2, Ayu Nilatul Izzah3 1
D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Email: [email protected]
2
D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Email: [email protected]
3
D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama
Abstrak
Sebanyak99% kematian ibu Di Negara berkembang adalah akibat masalah persalinan dan sekitar90% penyebab kematian ibu di Indonesia karena komplikasi obstetrik yang terjadi saat persalinan. Salah satu komplikasi obstetrik adalah persalinan yang berlangsung lama. Hal ini disebabkan karena tidak adekuatnya kontraksi uterus yang menyebabkan pembukaan berjalan lambat. Salah satu upaya untuk mempertahankan kontrakasi uterus pada saat persalinan adalah dengan menggunakan tehnik hypnobirthing. Metode hypnobirthing merupakan kombinasi antara proses kelahiran alami dengan hypnosis untuk membangun persepsi positif dan rasa percaya diri serta menurunkan ketakutan, kecemasan, ketegangan, dan panik sebelum,selama dan setelah persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Hypnobirthing dengan lamanya waktu proses persalinan kalaI. Jenis penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di Griya Hamil sehat, jumlah sampel 40 responden ibu bersalin yaitu 20 responden dilakukan hypnobirthing dan 20 responden tidak dilakukan hypnobirthing. Dari hasil analisis dengan chi-square diperoleh nilai p-value 0,027 artinya ada hubungan antara hypnobirthing dengan lama waktu kala1, nilai OR= 4,33 artinya ibu bersalin yang dilakukan hypnobirthing mempunyai resiko 4,33 kali persalinan kala 1 lebih cepat dibandingkan ibu bersalin yang tidak dilakukan hypnobriting.
PENDAHULUAN
Persalinan atau melahirkan bayi adalah proses normal pada wanita. Peristiwa penting ini tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami istri, Akan tetapi, rasa senang menyambut sang bayi dapat berubah menjadi sesuatu yang menakutkan, ketika ibu membayangkan betapa hebat rasa sakit ketika melahirkan, dan merasakan rasa tidak nyaman selama berjam-jam. (Dewi,2009)
Persalinan yang tidak dapat ditangani dengan baik dapat menyebabkan proses persalinan tidak berlangsung dengan lancar sehinga persalinan berlangsung lama.
Power atau kekuatan ibu merupakan salah
satu yang dapat mempengaruhi persalinan untuk berlangsung lama. Kala I yang lama disebabkan karena tidak adekuatnya kontraksi uterus (His) yang menyebabkan pembukaan berjalan lambat. Persalinan yang lama dapat menyebabkan ibu mengalami kelelahan sehingga kehabisan tenaga. Dampaknya adalah bahwa kontraksi uterus semakin tidak adekuat dan selanjutnya kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan kemajuan persalinan. (oxorn,2010)
Menurut data World Health
Organization (WHO), sebanyak 99%
kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran yang terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup. (SDKI, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup, angka ini masih cukup
jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 yaitu 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.Dr. Ieke menegaskan bahwa 90% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh pendarahan (30%), infeksi (12%), eklampsia (25%), partus lama (11%), komplikasi abortus (12%) dan penyebab lainnya.(SDKI,2012)
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal menunjukkan bahwa jumlah AKI di Kabupaten Tegal tahun 2015 sebanyak 33 kasus, mengalami penurunan dibanding tahun 2014 ada 42 kasus. Penyebab kematian ibu antara lain: partus lama, perdarahan, hipertensi,infeksi dan lain-lain.(Dinkes Kab Tegal, 2015)
Penyebab-penyebab kematian maternal merupakan suatu hal yang cukup kompleks yang dapat digolongkan menjadi 4 faktor yaitu faktor reproduksi, komplikasi obsterik, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi. Adapun komplikasi obstetri meliputi perdarahan obstetri, kehamilan ektopik, perdarahan Trimester III, perdarahan post partum, gestosis, distosia, pengguguran kandungan dan infeksi nifas. Infeksi nifas dapat terjadi pada pertolongan persalinan yang tidak mengindahkan syarat-syarat asepsis-antisepsi, ketuban pecah dini dan partus lama. (Wiknojosastro, 2005)
Salah satu upaya untuk mempertahankan kontrakasi uterus pada saat persalinan adalah dengan menggunakan tehnik hypnobirthing.
Metode hypnobirthing merupakan kombinasi antara proses kelahiran alami dengan hypnosis untuk membangun persepsi positif dan rasa percaya diri serta menurunkan ketakutan, kecemasan dan ketegangan, dan panik sebelum, selama dan
Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 85 setelah persalinan). Salah satu tehniknya
adalah autohipnosis (selfhipnosis) atau swasugesti dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para wanita hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinannya dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman (tanpa rasa sakit), dan yang lebih penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi yang dikandungnya. Ketika wanita yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot tubuhnya, termasuk otot rahim, akan mengalami relaksasi yang membuat proses kelahiran menjadi lebih mudah dan bebas stress.(kuswandi,2013)
Hypnobirthing mengajarkan teknik
pernafasan, relaksasi, afirmasi dan visualisasi, serta pendalaman. Dalam teknik pernafasan, ibu dapat menghemat energy selama fase penipisan selama pembukaan serviks. Di samping itu, pernafasan lambat yang diajarkan dapat menipiskan dan membuka leher rahim yang dapat memperpendek durasi persalinan. Relaksasi, visualisasi, dan afirmasi membantu ibu mengatasi ketegangan, stress, dan rasa tidak nyaman pada waktu menghadapi persalinan. Sedangkan teknik pendalaman sangat berguna selama fase lanjut dari pembukaan persalinan. Dengan metode hypnobirthing, maka dapat mempercepat kala I persalinan (±3 jam pada primipara dan 2 jam pada multipara), mengurangi resiko terjadi komplikasi, dan mempercepat proses penyembuhan pada post partum.(Aprilia, 2010)
Klinik Griya Hamil Sehat diKabupaten Tegal merupakan salah satu Klinik Kesehatan Ibu dan Anak yang menyediakan kelas hypnobirthing sejak
tahun 2010. Pelaksaan teknik hypnobirthing pada persalinan sesuai dengan permintaan pasien, rata-rata persalinan yang ada di Griya Hamil Sehat sebanyak 25 persalinan, 15 (60%) persalinan hypnobirthing dan 10 (40%) persalinan tidak dilakukan
hypnobirthing. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara hypnobriting dengan lamanya waktu proses persalinan kala I di Klinik Griya Hamil Sehat diKabupaten Tegal.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di Klinik Griya Hamil Sehat Mejasem Kabupaten Tegal. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposiv sampling berjumlah 40 ibu bersalin yang terdiri dari 20 orang diberikan metode hypnobirthing (kelompok perlakuan)dan 20 orang yang tidakdilakukanmetode
hypnobirthing(kelompok kontrol). Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan teknik pengumpulan data wawancara melalui lembar observasi dengan menggunakan ceklis dan partograf. Partograf digunakanuntuk memantau kemajuan persalinan dan digunakan untuk mengukur lamanya waktu proses persalinan kala I.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Paritas
Tabel. 3.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan paritas di Klinik Griya Hamil Sehat Mejasem Kabupaten Tegal Tahun 2016
No. Paritas Frekuensi Prosentase (%) 1. Primipara 14 35,0 2. Multipara 26 65,0 Total 40 100
Sumber : data primer yang diolah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan paritas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah multipara (65%). Paritas adalah jumlah total kehamilan yang berlangsung lebih dari usia gestasi 20 minggu tanpa memperhatikan hasil akhir janin, terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari
pada yang berparitas
tinggi.(Nugraheny,2010)
Paritas 1-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal yang lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang baik endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau. Ibu hamil yang memiliki paritas 4 kali atau lebih, kemungkinan mengalami gangguan kesehatan, kekendoran pada dinding perut dan kekendoran dinding rahim sehingga berisiko mengalami kelainan letak pada janin, persalinan letak lintang, robekan rahim, persalinan macet dan perdarahan pasca persalinan. (saefuddin, 2006)
b. Hypnobirthing dengan lama nya waktu
proses persalinan kala I
Tabel. 3.2 Distribusi silang
hypnobirthingdengan lamanya waktu
proses persalinan kala I
Hipnobrithing Lama Kala 1 Total
Cepat Lambat F %
N % N %
Ya 14 66,3 6 31,6 20 100
Tidak 7 33,3 13 68,4 20 100
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang dilakukan hypnobriting lamanya waktu proses persalinan kala I sebagian besar dengan cepat yaitu 14 responden (70,0%), sedangkan pada responden yang tidak dilakukan hypnobirthingsebagian besar persalinan nya denga lambat ada 6 responden (30,0%).Hal ini berarti bahwa pada proses persalinan yang tidak dilakukan metode hypnobirthing banyak yang lebih dari 1 cm bagi primipara atau lebih dari 1 cm per 30 menit bagi multipara. Hasil analisis bivariat dengan
chi-square diperoleh nilai p-value 0,027 artinya
ada hubungan antara hypnobirthing dengan lama waktu persalinan kala 1. Nilai OR 4,33; 95%CI =1,150-16,32 artinya ibu yang dilakukan hypnobirthing beresiko waktu persalinan kala 1 lebih cepat 4,33 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak dilakukan hypnobriting.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Astuti et al, yang menyatakan bahwa ibu yang dilakukan metode hypnobirthing pada ibu bersalin di BPM Kota Cimahi didapatkan bahwa kemajuan persalinan lebih cepat dibandingkan responden yang tidak dilakukan metode hypnobirthing,
artinyarespondenyang tidak dilakukan
hypnobirthing sebagian besar kemajuan
Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 87 Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh evi et al : yang menunjukkan bahwa kejadian lama kala I mayoritas terjadi pada ibu bersalin yang waktu hamil sampai melahirkan tidak melakukan hypnobriting sebesar 30,86% dan ibu bersalin yang tidak mengikuti
hypnobrithing memiliki resiko 2,5 kali
lebih besar mengalami kala I yang lebih lama dari pada ibu yang bersalin mengikuti
hypnobrithing.Demikian juga penelitian
yang dilakukan oleh Nuraisyah S bahwa terdapat pengaruh yang signifikan teknik Hypnobriting terhadap lama proses persalinan dengan nilai p=0,034. (Evi N, lutfiah, 2010. Nuraisyah S,2012)
Metode hypnobirthing ditujukan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot yang berperan dalam proses persalinan secara optimal. Latihan pernafasan, relaksasi, visualisasi, avirmasi dan pendalaman. Pada latihan tersebut, dapat mempengaruhi faktor-faktor yang dapat menyebabkan kala I lama seperti power,
passage, passanger, psikologi, penolong.
Teknik pernafasan membantu ibu menghemat energi selama fase penipisan selama pembukaan leher rahim. Pernafasan lambat memaksimalkan gelombang otot-otot vertikal, menyebabkan otot-otot-otot-otot ini bekerja lebih efisien dalam menarik ke atas otot-otot melingkar bagian bawah, serta menipiskan dan membuka leher rahim. Bantuan yang diberikan pada kedua otot ini memperpendek durasi gelombang serta durasi persalinan. (Mogan,2007)
Selain untuk membantu proses persalinan Hypnobrithing juga sangat membatu untuk mengurangi nyeri pada persalinan kala 1. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nanda A
dengan hasil α hitung = 0,000 artinya ada pengaruh teknik reklasasi Hypnobrithing terhadap penurunan nyeri pada persalinan kala 1.(Nanda A,2015)
Hypnobirthing mengajarkan level
yang lebih dalam dari relaksasi untuk mengeliminasi stress serta ketakutan & kekhawatiran menjelang kelahiran yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri dan sakit saat bersalin. Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan. Bidan yang mampu memberikan sugesti positif pada ibu dapat membantu memperlancar proses persalinan pada ibu.(Mogan, 2007)
Dengan metode hypnobirthing, maka dapat mempercepat kala I persalinan (±3 jam pada primipara dan 2 jam pada multipara), mengurangi resiko terjadi komplikasi, dan mempercepat proses penyembuhan pada post partum, metode
hypnobirthing di samping memberikan
ketenangan pada waktu proses persalinan juga membuat persalinan lancar, dan begitu menyenangkan.
c. Lamanya waktu proses persalinan kala I yang dilakukan metode
hypnobirthing berdasarkan paritas
Tabel 3.3.Tabulasi silang lamanya waktu proses persalinan kala I yang dilakukan metode hypnobirthingberdasarkan paritas
Paritas
Lamanya waktu proses persalinan kala I dilakukan metode hypnobirthing F % Cepat Lambat N % N % Primipara 9 100 0 0 9 100 Multipara 5 45,5 6 54, 5 11 100 Total 14 70,0 6 30, 0 30 100
Sumber: Data primer diolah
Berasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu proses persalinan kala I yang dilakukan metode
hypnobirthing berdasarkan paritas diketahui
primipara semuanya persalinan berlangsung cepat (< 1 cm per jam) yaitu 9 responden (100%) dan multipara sebagian besar lambat (>1 cm per 30 menit) yaitu 13 responden (43,3%), hal ini kemungkinan primipara lebih banyak yang mengikuti aturan dari tenaga kesehatan saat dilakukan
hypnobirthing.
Ibu primipara memang belum
pernah mempunyai pengalaman
melahirkan, proses melahirkan yang tidak sama dengan multipara, karena pada primipara proses penipisan biasanya terjadi lebih dulu daripada dilatasi serviks. Sedangkan pada multipara proses penipisan dan dilatasi serviks terjadi bersamaan. Pengaruh ini disebabkan oleh adanya pengalaman sebelumnya yang dirasakan oleh ibu multipara dimana pengalaman ini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan intensitas nyeri yang dirasakan individu berbeda.(sujiyatini dkk, 2011)
Pada primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal. Yang lebih penting daripada panjangnya fase ini adalah kecepatan dilatasi cervix. Laju yang kurang
dari 1.2 cm per jam membuktikan adanya abnormalitas dan harus menimbulkan kewaspadaan dokter yang akan menolong persalinan tersebut.(oxorn,2010)
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 Jam (rata-rata 2.5 jam) dan laju dilatasi cervix yang kurang dari 1.5 cm per jam merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus lama pada multipara lebih jarang di jumpai dibandingkan dengan primigravida, namun karena ketidak acuhan dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan mala-petaka.(oxorn,2010)
Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin didapatkan hasil analisis risiko paritas terhadap kejadian partus lama memperlihatkan nilai OR= 3,441 (95% CI: 1,992<OR<6,159). Ini berarti bahwa ibu dengan paritas 1 memiliki risiko mengalami partus lama 3,441 kali lebih besar dibandingkan dengan paritas >1dan bermakna secara statistik. Ibu paritas 1 cendrung lebih lama mengalami pembukaan lengkap dibanding ibu dengan paritas >1.(amirudin,2006)
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di klinik Griya Hamil Sehat Tegal menunjukkan Hypnobriting mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap lama persalinan kala I nilai p=0,027 dengan nilai OR =4,33 artinya ibu yang dilakukan hypnobirthing beresiko waktu persalinan kala 1 lebih cepat 4,33 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak dilakukan hypnobriting.
Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 89 DAFTAR PUSTAKA
Dewi, 2009. Asuhan Kebidanan pada
Hamil Normal dan Patologi.
Yogyakarta: Nuha Mediks
Oxorn, 2010. Ilmu Kebidanan Patologi &
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta;
Yayasan Essentia Medica (Yem). SDKI, 2012. Profil Indonesia Sehat.
Jakarta: Depkes RI;
Dinkes Kab Tegal, 2015. Profil Kesehatan
Kota Tegal tahun 2015
Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP
Andriana, 2016, Melahirkan tanpa rasa
sakit. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
Kuswandi, 2013. Keajaiban Hypno-Birthing. Jakarta: Pustaka Bunda
Aprillia, 2010. Hipnostetri. Rileks Nyaman
dan Aman saat Hamil dan
Melahirkan. Jakarta. Gagas Media
Nugraheny, 2010. Asuhan Kebidanan
Pathologi. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
Saifuddin. 2006. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo:
Astuti I, Noviyanti 2015. Pengaruh
hypnobirthing terhadap tingkat nyeri dan kemajuan persalinan pada
ibu bersalin di BPM Kota Cimahi. The Southeast Asian Journal of Midwifery Vol. 1, No.1, Oktober 2015: 43-47
Evi N, Lutfiah 2010. Pengaruh Hypnobrithing terhadap lama kala I persalinan di RS Happy Land Medical Centre Yogyakarta: Kebidanan Stikes Aisyah Yogyakarta.
Nuraisyah S, 2012. Pengaruh teknik Hypnobrithing terhadap lamanya proses persalinan Sumut: Kebidanan Fakultas Keperawatan UNSU
Mongan, 2007. Hypnobirthing the morgan
method. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer
Nanda A. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi Hypnobrithing terhadap penurunan Nyeri pada persalinan kala I di BPS Lili Sudjiati Hula‘an : Program Studi Keperawatan Universitas Gersik
Sujiyatini. dkk 2011. Asuhan kebidanan II
(Persalinan). Yogyakarta: Rohima
Press
Amirudin.2006. Faktor risiko terjadinya partus lama di RSIA Siti Fatima Makasar: Universitas Hasanudin Makasar.