• Tidak ada hasil yang ditemukan

01 PPTN (MSA RI-A) Oleh: Djatmiko, Endang Suchayat, Rosyad M. El Hadi., Rina Yuliani Pusat Penelitian Teknik Nuklir - Batan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "01 PPTN (MSA RI-A) Oleh: Djatmiko, Endang Suchayat, Rosyad M. El Hadi., Rina Yuliani Pusat Penelitian Teknik Nuklir - Batan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-31 !dei 1996

PELAKSANAAN SK OIRJEN SATAN NO..362/0JIIX/1994

01 PPTN (MSA RI-A)

Oleh: Djatmiko, Endang Suchayat, Rosyad M. El Hadi., Rina Yuliani Pusat Penelitian Teknik Nuklir - Batan

I.

PENDAHULUAN

Sejak ditetapkannya SK DiIjen Batan No 362/DJ/IX/94 tentang Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir (SPPBN) maka PPTN pun tidak ketinggalan melaksanakan dan menerapkan kebijaksanaan pimpinan Batan yang telah digariskan tersebut. Walaupun demikian, jauh sebelum dikeluark~nnya SK itu, PPTN telah melaksanakan pengelolaan bahan bakar ~eaktor dan pembukuan bahan nuklir (BN) sesuai dengan tugas· yang harus dilaksanakan oleh . _ PPTN menurut SK Djrjen Batan No 127/DJIXIY1986 te~_tang Org~isasi Dan Tata Kerja Batan. Hal ini menunjukah bah'v\'a PPTN telah mempunyai dan menerapkan sistem yang secara tidak langsung, berlaku sebagai SPPBN.

Pada SK Dirjen Batan No 127/1986 pasal 38 ayat (4) tertulis bahwa Sub. Bid. Bahan Bakar Reaktor (BBR) mempunyai tug as mengelola bahan bakar reaktor dan pembukuan BN. Dari isi SK DiIjen Batan tersebut terlihat jelas bahwa Sub.Bid. BBR bertanggungjawab tentang perekaman, pencatatan, pengikhtisaran, pembuatan laporan mengenai segala .sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan dan pemakaian BN yang terdapat di PPTN.

Pada SK No 362/94 Bab II Pasal 6 tertulis: Dalam rangka pelaksanaan pertanggungjawaban dan pengendalian BN, PIA berkewajiban:

a. membukukan bahan nuklir secara kualitatip dan kuantitatif dan menyimpan catatan tentang pembukuan dan pelaksanaan pekeIjaan.

b. mempersiapkan dan menyampaikan pemberitahuan atau laporan kepada instansi yang berwenang tepat pada waktunya.

c. merinci persyaratan dasar pengawasan dan data sumber dalam merencanakan fasilitas nuklir baru atau dalam hal teIjadi perubahan desain fasilitas yang ada. d. merinci instruksi tertulis mengenai pengendalian BN.

(2)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta, 30-31 Mei 1996

e. merencanakan clan mengatur tindakan penyelamatan clalam penanganan BN.

f. menjamin tidak terganggunya alat pengungkung dan alat pengamatan serta menyimpan dengan baik bekas segel milik IAEA maupun IYB.

Pasal 7 SK 362/94 menguraikan mengenai penunjukan Pengawas BN.

II. PENJABARAN SK Oirjen Batan No. 362IDJIIXJ1994

Untuk menjabarkan kedua SK Dirjen tersebut diatas maka Ka. PPTN telah mengeluarakan Keputusan yaitu I<;eputusan Ka. PPTN No 02078/KP 0201NII/1995 tentang Penunjukan Pengawas Dan Pengurus Bahan Bakar. Tugas dan wewenang Pengawas dan Pengurus BN ini sesuai dengan SK no. 362/94 tentang SPPBN.

Susunan Pengawas dan Pengurus SPPBN di PPTN adalah sebagai berikut : Pengawas : Ka. Sub Bid. Bahan Bakar Reaktor

--Pengurus : KMP A : Ir Rosyad Ma'ali EI Hadi KMP B : S u war sa

KMP C : IR Endang Suchayat KJ.\1P

0 :

Rina Yu,liani

Dengan susunan Pengawas clan Pengurus seperti diatas, maka baik tugas yang ditetapkan Oleh SK No 127/86 maupun No 362/94 dapat tertampung.

III. PELAKSANAAN SPPBN 01 PPTN - Batan 3.1 Prosedur Penanganan Elemen Bakar Reaktor 3.1.1 Prosedur Perpindahan Elemen Bakar antar KMP

Prosedur perpindahan elemen bakar antar KMP (Gambar I) dapat dijelaskan sebagai berikut:

I. Surat pemberitahuan perpindahan elemen bakar (loading, unloading atau reshuffling) dari Sub.Bid. Operasi Reaktor ditujukan ke Ka.Sub.Bid. BBR, surat pemberitahuan tersebut berisikan informasi tentang Bid./Sub.Bid. yang akan memindahkan elemen bakar, 'tujuan 'pemindahan elemen bakar dan

(3)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-31 Me; 1996

spesifikasi dari elemen bakar yang akan dipindahkan. Perpindahan elemen bakar (loading, unloading atau reshujjlin'g) dilaksanakan oleh Sub.Bid. Operasi Reaktor, Sub.Bid. BBR harus mengawasi pelaksanaan pemindahan tsb.

2. Ka.Sub.Bid. BBR memberikan disposisi kepada petugas pembukuan elemen bakar (Supervisor) agar memeriksa data tentang elemen bakar yang akan dipindahkan dan memeriksa kelengkapan persyaratan pemindahan elemen bakar (loading, unloading atau reshujjling). Jika persyaratan pemindahan elemen bakar sudah lengkap, Ka.Sub.Bid. BBR menugaskan supervisor atau petugas KMP yang bersangkutan untuk mengawasi pemindahan tsb.

3. Supervisor mempersiapkan dokumen yang berhubungan dengan pemindahan elemen bakar (loading, unloading atau reshujjling), dokumen/kegiatan tersebut terdiri dari :

- Pencatatan pemindahan elemen bakar di Journal of Exchange Nuclear Materials (log book).

- Internal Material Transfer (IMT) atau Fuel Elemen Mutation (FEM). - Fuel Elemen History Card (FEHC).

- Reactor Triga Mark II Fuel Element InventorylItem List (RTMFEI) KMP A, B atau C.

- Resume.

- Fuel Element Position in KMP A, B atau C. - Subsidiary Ledger (SL).

4. Pada saat pelaksanaan pemindahan elemen bakar (loading, unloading atau reshujjling), supervisor atau petugas ~P mencatat perpindahan elemen bakar tersebut dalam log book (Journal of Exchange Nuclear Materials).

5. Sub Bid. Operasi Reaktor setelah melaksanakan tugas pemindahan elemen bakar (loading, unloading atau reshujjling), membuat laporan ke Ka. Bid. Reaktor, salah satu copy-nya diserahkan ke Sub Bid. BBR.

6. Dari data pemindahan elemen bakar (loading, unloading atau reshujjling) terse but, Sub Bid. BBR membuatlmengisi form Internal Material Transfer, setelah ditandatangani oleh masing-masing penanggung jawab KMP, pemakai

(4)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 3()-31 Me; 1996

(user) dan Ka. Sub.Bid. BBR form tersebut selanjutnya didistribusikan ke Sub.Bid. Operasi Reaktor.

7. Pihak yang mengeluarkan dan yang menerima BN tersebut menandatangani Dokumen Material Transfer (IMT) yang dibuat dalam empat rangkap.

8. Membuat Subsidiary Ledger.

3.1.2 Prosedur Perpindahan Bahan Nuklir antar MBA

Perpindahan BN antar MBA terdiri atas dua tahap yaitu tahap Pengeluaran BN dari MBA RI-A dan tahap Penerimaan BN di MBA RI-A.

A. Tahap Pengeluaran Bahan Nuklir dari MBA RI-A

Aktivitas Pengeluaran BN antar MBA ini (Gambar 2) dapat dijelaskan sbb.: 1. Nota Dinas dari Ka. Pusat di lingkungan Batan yang ditujukan 'kepada Ka.

PPTN (MBA RI-A) untuk dapat mengeluarkan bahan bakar nuklir dari MBA RI-,'\, diteruskan ke Ka. Sub.Bjd. BB~ ~I!tuk menda2'ltkan tanggapannya. 2. Tanggapan dari Ka. Sub.Bid. BBR menge'nai persediaan BN disampaikan

kepada Ka. Bid. Reaktor. Bila BN itu ada dan mencukupi maka pengiriman akan segera dilakukan.

3. Ka. Sub.Bid. BBR akan membuat disposisi kepada petugas pembukuan dan supervisor BN untuk mengeluarkan BN dari gudang KMP 0 sesuai dengan spesifikasi yang diminta.

4. Supervisor dan petugas pembukuan akan melakukan penimbangan BN yang diminta dan ditempatkan dalam wadah yang cukup arnan.

5. Pemasangan label yang berisi spesifikasi BN yang ada di dalam wadah tsb. 6. Dibuat dokumen perpindahan BN dalarn hal ini Inventory Change Document

-Material Transfer (ICD-MT) yang ditandatangani oleh Ka. PPTN, untuk ditandatangani oleh Ka. Pusat yang memintanya, dibuat dalam rangkap tiga. 7. Petugas pembukuan akan memasukkan data perubahan persediaan uranium ke

dalam dokumen Physical Inventory List (PIL), sesuai dengan perubahan. 8. Setelah BN yang dikirimkan sarnpai di temp at tujuan maka ICD

ditandatangani oleh Ka. Pusat yang menerimanya, selanjutnya dikirimkan kembali kepada MBA RI-A (pengirim BN) sebanyak 2 lembar.

(5)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3/ i"lei 1996

9. Dibuat dokumen Inventory Change Report (ICR) dalam rangkap empat, dilampiri dua lembar ICD ditujukan ke Ka. BPTA untuk selanjutnya diteruskan ke IAEA.

10. Pihak MBA RI-A membuat GL.

II. Pihak MBA RI-A akan menerima copy laporan ICR dari BPTA. B. Tahap Penerimaan Bahan Nuklir di MBA RI-A

Seperti terlihat pada gambar 3, tahap ini dapat dijelaskan sbb.:

1. Bahan nuklir masuk ke MBA RI-A disertai surat pengantar atau Nota Dinas dan dokumen perpindahannya dari MBA yang mengirim bahan tersebut. 2. Ka. Sub.Bid. BBR menugaskan supervisor dan petugas pembukuan untuk

mengadakan pengecekan dan penimbangan kembali untuk menyesuaikan berat dan spesifikasinya dengan yang tertera dalam ICD.

3. ICD diisi dan dikirimkan kepada pihak yang mengirimkan BN tersebut. 4. Bahan nuklir tersebut -diberi label darL ditulis spesifikasinya .selanjutnya

disimpan dalam gudang.

5. Laporan inventaris fisik BN diubah sesuai denganjumlah berat yang masuk ke KMP

0

MBA RI-A.

6. ICR dibuat dan dikirim ke Ka. BPTA yang selanjutnya diteruskan ke IAEA. 7. Membuat General Ledger.

8. Pihak MBA RI-A akan menerima copy laporan ICR dari BPTA.

3.1.3 Prosedur Pelaporan Bahan Nuklir ke IAEA

Perjanjian Safeguards menuntut adanya laporan ke IAEA. Data yang diperlukan untuk menyusun laporan ini berasal dari sistem akuntansi BN yang diterapkan.

Sistem akuntansi BN pada akhimya akan menghasilkan laporan beserta data pendukung yang akan diverifikasi dan dievaluasi oleh pihak yang berwenang dalarn rangka safeguards. Laporan yang berkaitan dengan sistem akunting BN terdiri atas tiga macam, yaitu ICR atau Laporan Perubahan Inventaris, Material Balance Report (MBR), dan Physical Inventory Listing (PIL) atau Daftar

(6)

BPTA: LokakaryaSPPBN. Jakarta. 30-3/ Mei /996

Inventaris Fisik. Selain dari ketiga dokumen tersebut di atas ditambah juga dokumen pendukung lainnya, yang dapat mendukung kelancaran akuntansi BN.

Pelaporan BN kepada IAEA (Gambar 4) sehubungan dengan pemilikan BN di MBA RI-A adalah sebagai berikut:

1. Data bahan disusun sesuai dengan spesifikasinya pada dokumen PIL di Kl\1P. 2. Dokumen ICR harus dibuat bila terjadi perpindahan BN, baik yang masuk at au

yang keluar MBA RI-A.

3. Data yang ada pada PIL KMP diolah untuk dimasukkan ke dalam dokumen PIL yang dikeluarkan IAEA.

4. PIL yang ada saat ini dibandingkan dengan PIL hasil satu tahun yang lalu. 5. Membuat dokumen MBR.

6. Jika terjadi perbedaan angka dengan. tahun sebelumnya, maka digunakan dokumen Concise Note.

7. Diadakan suatu persetujuan antara' Safeguards dengan 'p'enari"ggung jawab MBA (Ka. Sub Bid. BBR) sehubungan dengan hasil pemeriksaan.

8. Seluruh dokumen tersebut ditandatangani oleh Ka. PPTN. 9. Seluruh dokumen terse but dikirimkan ke IAEA melalui BPTA.

3.2 Diskripsi Pengkodean

Untuk menggambarkan suatu BN, digunakan pengkodean 4 digit yang sudah dibakukan oleh dari IAEA, yaitu:

- digit 1 :mengenai bentuk fisik BN - digit 2 : mengenai bentuk kimia BN - digit 3 : mengenai wadah dari BN

- digit 4 : mengenai status irradiasi (irradiasi atau non irradiasi)

Keterangan lebih lanjut mengenai masing-masing digit dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

(7)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3

I

,Hei 1996

Tabel1 : Keterangan mengenai Digit 1 Bahan Nuklir

~,';':.",; - .• d;.<'

.

:

",',:

(~.h';Htr.;0b'''t;Di(jit~1;r~~~4'\1ji~~~~~~~~h.iif·

". <- :''''~';6r't:;j:;~~A'~;;;'~:'::~4,>_Q", .•:ir~,..~t "':, >'t>Ir;;,-~~. k _' '... '" ;•.~~~~ •••••;~,;..;..~~ ' ..."

Kode Keterangan

B

Bahan bakar lengkap

0

Komponen dari dari bahan bakar

F

Serbuk (non keramik) G

Serbuk berbentuk keramik H

Partikel dan Green Pellets J

Partikel dan keramik pellets 0

Material padat N

Bahan cair dan organik R

Residu dan scrap QS

Sumber radiasi yang dibungkus permanen dalam material fisil T

Buangan padat U

Buangan cair V

Contoh analitis dan specimen

,

SlImber: Sistern Nasional Pertanggllngjawab~n dan Pengendalian Bahan Nuklir, Batan

Tabel 2: Keterangan mengenai Digit 2 Bahan Nuklir

.:C' "" .' ,

. _::~/

~-C):~

;>~{;;i?:~pigjt}2~~~~tjJ~~'i1.ft;~lf~~~~;~~~~~~i~19

Kode Keterangan

0

Logam Murni E Fluoride G Hexatluoride J Nitrat K Ammonium diuranate Q Oioxida T Trioxida U

Oxida dengan formula M308

R

Oxida lain, termasuk campuran V

KOll1binasi oxida mengandung racun nuklir W

Carbide X

Call1puran oksida / campuran graphite

y

Campuran carbide / campuran gtaphite . Z

Nitride 1

Organik 2

Campuran lain, garam-garaman dan campurannya

.., Alumunium campuran J 4 Silicon campuran 5 Zirconium campuran 6

iVlo& Ti campuran 7

Call1puran lain

(8)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3/ Mei /996

Tabel 3 : Keterangan mengenai Digit 3 Bahan Nuklir

'," ,'". -'".:~..• ", ,',,.,~,.'" '~:"":'k;I''';'''''~''''''''':;>''':J:)igie3r·,.f.~"h't·';ili~,,·~·~ji!>"'i~ult.'i~"4~~m"'\i".oe,;.=y;;,,").,

,:.,-..••.k~;~· ">D-","::T,' _:--~~,~.'-~~',:;.~'f,,,~',_;'>~1:>.J~;:};'~i·~L-~~1=7;t?S1J~r-~,~'>_-~....,f{-,~~~~~~tii:~~~~~ -";;&~~A~;;;r~~it~:t:r~'~~',;~·..-~~~i~

Kode

Keterangan

I

Material dalam wadah 2

Kompooen dan unir bahan bakar diskrit 3

Wadah berbentuk labu yang terlindung untuk bahan bakar irradiasi 4

Reaktor 7

Wadah (baki) terbuka 8

Tempat yang sangat aman(special)' A

Botol dan container-container kecil kapasitas <0.5 liter E

Botal, kemasan fibre, kaleng dengan kapasitas0,5 - 1 liter G

Botal, kemasan fibre, kaleng dengan kapasitas 1 - 5 liter

H

Botal, kemasan fibre, kaleng dengan kapasitas 5 - 10 liter

J

Kcmasan fibre, kaleng dengan kapasitas 10- 15 liter K

Kemasan fibre, drum dengan kapasitas 15 - 20 liter

L

Drum dengan kapasitas20 - 50 liter M

Drum dengan kapasitas50 - 100 liter N

Drum, barrel dengan kapasitas 100 - 200 liter Q

Drum. barrel dengan kapasitas 200 - 500 liter

_ .Sumber :.SistcmNasional Pertanggungjawa.ban danPengendalian Bahan~uklir, Bat~.n

Tabel4 : Keterangan mengenai Digit 4 Bahan Nuklir

.. "..

~-.~f~;-~;·:!t~~D;igit~~1~\~~Hit~~}~!i~_rt~~~~~J~2~~~j," KoJe

Keterangan F

Bahan bakar murni (non - iradiasi) G

Bahan bakar iradiasi A

Artikel pabrik (non-iradiasi)

H

Artikel pabrik (iradiasi) B

Material homogen (non-iradiasi) J

Ivlaterial homogen (iradiasi) C

Material yang harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi (non-iradiasi) K

Material yang harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi (iradiasi) D

i'vlaterial heterogen dengan komposisi yang sarna secara umum (non-iradiasi)

L

Material heterogen dengan komposisi yang sarna secara umum (iradiasi) E

Material heterogen dari variabel dan atau komposisi campuran (non-iradiasi) M

Material heterogen dari variabel dan atau komposisi campuran (iradiasi)

Sumber: Sistem Nasional Pcrtanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir, Batan

3.3 Daftar Dokumen yang Digunakan

1. Dokumen IMT digunakan apabila BN keluar dari gudang ke KMP yang ada di daerah MBA RI-A.

2. Dokumen Item List (IL) digunakan untuk mencatat keadaan fisik masmg-masing BN.

(9)

;;

BPTA: Lolwlwrya SPPBN. Jalwrta, 30-3/ Mei /996

3. Dokumen lCD digunakan bila terjadi perpindahan atau keluarnya BN dari MBA RI-A.

4. Dokumen Physical Exchange (PE) digunakan bila BN setelah diproses dikembalikan ke gudang dan ada perbedaan berat dari asalnya atau teIjadi perubahan tisik.

5. Dokumen ICR digunakan bila terjadi perubahan inventori BN di gudang karena adanya penerimaan atau pengiriman BN, dan dikirimkan ke BPTA dan IAEA.

6. Dokumen Subsidiary Ledger (SL) dibuat bila hanya teIjadi perpindahan BN di dalam KMP saja.

7. Dokumen GL dibuat bila terjadi perubahan inventaris di gudang karena menerimalmengeluarkan BN an tar MBA.

8. Dokumen Resume digunakan untuk merangkum data dari Item List.

9. Dokumen Loss in Processing digunakan untuk_Il!.enca~at proses~roses apa yang menyebabkan hilangnya BN.

10. Dokumen PIL digunakan untuk melaporkan keadaan inventaris fisik BN setiap tahunnya ke BPTA dan lAEA.

11. Dokumen MBR digunakan untuk melaporkan neraca BN setiap tahunnya ke BPTA dan IAEA.

3.4 Analisis Aliran Data

Aliran-aliran data yang terlihat pada Context Diagram (Gambar 5) dan Data Flow Diagram (Gambar 7 - Gambar 11) adalah aliran-aliran data yang sedang berjalan saat ini cli PPTN, khususnya di Sub.Bid. BBR. Pada Context Diagram terlihat sistem yang dianalisis dan terdapat lima external entity yaitu Ka.Bid. Reaktor, Ka. PPTN, BPTA, Bagian Lain, dan MBA Lain. Bagian lain di sini adalah bagian-bagian lain di PPTN selain Sub.Bid. BBR.

Pada pengembangan lebih lanjut dari Context Diagram, yaitu pada DFD Level 0 (Gambar 6) terdapat enam buah proses (aktivitas) yang terdiri dari :

1. Proses Pengontrolan Penggunaan BN; 2. Pengontrolan Perpindahan BN;

(10)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta, 30-3/ Mei /996

3. Pengubahan Data Inventory; 4. Pembuatan Laporan Tahunan; 5. Pembuatan Concise Note; 6. Pembuatan Subsidiary Ledger.

Dari keenam proses di atas ada 3 proses yang tidak dapat dikaji lebih lanjut, yaitu: 1. Proses pembuatan Concise Note yang tidak dapat diko.mputerisasi.

2. Proses Pengubahan Data Inventory yang telah berupa proses komputer.

3. Proses Pembuatan SL karena walaupun proses ini berkaitan erat dengan sistem yang dianaiisis namun bukan merupakan input untuk pembuatan laporan tahunan maupun dokumen-dokumen pendukungnya.

3.4.1 Proses Pengontrolan Penggunaan Bahan Nuklir

Pada proses ini dapat disederhanakan lagi menjadi DFD Level 1 Proses Pengontrolan Penf(gumian Bahan Nuklir (Gambar 7)~ yang terdiri dari beberapa proses yaitu pemeriksaan kelengkapan persyaratan, pemeriksaan stok, pembuatan IMT, pengukuran BN, dan pembuatan PE. Proses ini menangani perpindahan BN anatr KMP. Jika ada permintaan BN dari Bid. lain, maka proses berikutnya adalah pemeriksaan stok BN apakah BN yang diperlukan itu ada atau tidak. Untuk itu diperlukan dokumen lL untuk melihat persediaan BN tersebut. Apabila BN itu tersedia, dibuat dokumen IMT yang dilanjutkan dengan proses pengukuran BN sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen IMT. Pada proses pengukuran ini akan dihasilkan dokumen Loss in Process, karena kemungkinan akan teIjadi perbedaan berat BN sebelum dan sesudah. penimbangan. Dokumen IMT yang telah dibuat. dikirimkan ke bagian yang memerlukan (bagian lain) untuk ditandatangani dan diserahkan kembali ke Sub.Bag. BBR. BN yang telah digunakan hanls dipertanggungjawabkan dalam arti hams dikembalikan kembali dalarn bentuk apa pun. Jika ada perubahan bentuk dibuat dokumen Physical Exchange. Dokumen Item List akan berubah setiap ada perubahan bentuk baik berat maupun bentuk.

(11)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3/ Mei /996

3.4.2 Proses Pengontrolan Perpindahan Bahan Nuklir antar MBA Pada proses ini dapat disederhanakan lagi menjadi DFD Level 1 Proses Pengontrolan Perpindahan Bahan Nuklir antar MBA (Gambar 8), yang terdiri dari beberapa proses yaitu Proses Pengontrolan Pengeluaran Bahan Nuklir, Pembuatan ICR, Pengontrolan Pemasukkan Bahan Nuklir, dan Pembuatan GL.

Permintaan-permintaan BN dari MBA lain melalui Ka. Bid. Reaktor akan diproses dalam proses pengontrolan BN dan segera diberikan tanggapannya. Ada tidaknya persediaan BN dapat diketahui melalui dokumen Item List. Jika permintaan BN itu disetujui, dibuat dokumen ICD-MT yang selanjutnya ditandatangani oleh Ka. PPTN. Setelah ditandatangani, dokumen ICD-MT tersebut dikirimkan ke MBA yang memerlukan (MBA lain) untuk ditandatangani

..

oleh Ka. Pusat yang menerima BN tersebut dan kemudian dikirimkan kembali ke MBA RI-A untuk diarsipkan. Dokumen ICD-MT tersebut dijadikan masukan dalam proses pembuatan- dokumen ICR.- Dokumen ICR ini selanjutnya ditandatangani oleh Ka. PPTN dan kemudian dikirimkan ke BPTA bersama ICD-MT. Selain untuk pembuatan ICR, dokumen ICD-MT dijadikan masukan dalam proses pembuatan dokumen GL.

Sedangkan untuk permintaan pengiriman BN dari MBA lain ke MBA RI-A, setelah pengiriman BN yang diajukan disetujui, maka dikirimkan ICD':MT untuk ditandatangani oleh Ka. Pusat dari MBA tersebut dan kemudian diserahkan kembali ke MBA Rl-A. Selanjutnya dibuat ICR berdasarkan ICD-MT tersebut. Proses-proses berikutnya san1a sepeni pada waktu permin~aan BN dari MBA lain.

3.4.3. Proses Pembuatan Laporan Tahunan ke BPTA

Pada proses ini dapat disederhanakan lagi menjadi DFD Level I Proses Pembuatan Laporan Tahunan ke BPTA (Gambar 7), yang terdiri dari beberapa proses yaitu Proses Pembuatan Resume, PIL dan MBR, serta Pemberian Laporan Ke BPTA.

Proses pembuatan resume memerlukan data dari dokumen Item List untuk menghasilkan dokumen resume yang diperlukan dalam proses pembuatan PIL. Selain dokumen PIL, dokumen PE dan dokumen ICR juga diperlukan dalam

(12)

---

--BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-31 Mei 1996

proses pembuatan iVlBR. Dokumen PIL, MBR, PIL revisi dan MBR reVlSl ditandatangani dan kemudian dikirrnkan ke BPT A untuk pelaporan tahunan.

3.5 Analisis Sistem

Dari penjabaran di atas, terlihat beberapa kelemahan dalam sistem yaitu: 1. Pada formulir Item List terdapat beberapa field yang tidak perlu, yaitu field

Batch dan Batch Identification, karena mengakibatkan duplikasi data.

2. Terlalu banyak formulir yang harns diisi, yang sebenarnya dapat digabungkan, seperti fomlUlir Physical Exchange (PE) dan forrnulir Loss in Process.

3. Banyak proses manual yang sebenamya dapat dikomputerisasi sehingga dalam pelaporan pertanggungjawaban tahumln memerlukan waktu yang lama.

4. Terdapat dokumen yang bentuknya masih mempunyai format yang belwn baku, yaitu permohonan penggunaan BN yang berbentuk memo. Format yang tidak baku ini akan menyulitkan -proses-integrasi-ke-komputer. -

--5. Dari hasil analisis terlihat bahwa aktifitas-aktifitas yang sudah dikomputerisasi adalah proses pembuatan Item List dan proses pembuatan Resume. Agar sistem dapat bekelja lebih etisien, maka perlu adanya integrasi antar dokumen. Oleh karena itu dokumen pendukung lain yang masih manual dan layak dikerjakan oleh komputer sebaiknya diadakan komputerisasi dokumen-dokumen tersebut ialah dokumen-dokumen yang mendukung sasaran akhir dari sistem iIli, yaitu menghasilkan laporan tahunan berupa PIL dart MBR, serta ICR untuk dilaporkan kepada BPT A dan lAEA. Dokumen - dokumen pendukung tersebut meliputi PE. lCD. dan IMT.

6. Dari Data Directory yang terdapat pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa ada beberapa data yang menggunakan nama yang berbeda tetapi di dalamnya terkandung yang sarna. karena itu perlu dibuat penyeragaman nama data untuk mempermudah proses komputerisasi. Data tersebut ialah:

a. Weight of element. element, dan elemen weight yang berisi berat elemen. b. Name or Number of Batch dan Batch Identity yang berisi nama BN. c. KMP code dan KMP berisi kode IQvlP dimana BN itu ada.

(13)

BPTA: Lolwkarya SPPBN. Jalwrra. 30-3/ /v/ei /996

d. Number of Item in Batch, No. of Item, dan No. Item berisi tentang jumlah item.

e. Materia! Description, Material Type, dan Material Code berisi deskripsi BN. f. Element, Element Code, dan Stratum Identification berisi kode element BN. g. Weight of Fisile Isotop, Isotop weight, dan isotope.

IV. KESIMPULAN

Dengan melihat uraian tersebut diatas yang panjang lebar, maka dapat disimpulkan bahwa PPTN telah melaksanakan dan mengamankan semua kebijakan Pimpinan Batan yang dituangkan dalam SK Dirjen Batan No. 362/DJ/IX/199-t dengan konsisten.

(14)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta, 30-3/ ivlei /996

BPTA MBA Lain Ka. PPTN Sub. Bidang BBR

-_._--~

\

/ \ Arslp --",

\

'/ 3 ICRyang , sudah :2 d,tandatangam <Of , ICD yang 1 sudan ••• d1tandalangam _____ T _ '\ -\ PembuatanICR / .. \ - - -.. ___ L-3 t ICR 2'

~~:~.

~~

0"

__ T ~ _ General Ledgen .'_ f

\~

\

/

ICD Gambar 3.3

Flowmap Aktifitas Pemasukan Bahan Nuklir

(15)

I3PTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-31 Mei 1996 _Teguran alas ketidaksesuaian dalam dokumen

\

Permintaan Pengeluaran Bahan Nuklir,

ICD-MT

ICR, ICD-MT, MBR, ~

PIL, CONCISE NOTE /

/

// /

/

/

-

,-"

Tanggapan mengenai permintaan Sistem Informasi Akunting Bahan Nuklir Kepala PPTN ICD-MT. ICR,MBR. PIL,Concise Note BPTA IMT Permohonan Penggunaan Bahan Nuklir, IMT, Pertanggungjawa ban Penggunaan Bahan Nulir MBA lain Bagian Lain Gambar 3.5

(16)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-31 Mei 1996

1

BPTA

\

I IMT .!: SL ICD,MT Permohonan penggunaan BN. IMT. Pertanggungjawaban Penggunaan BN 1 Pengontrolan Penggunaan Bahan Nuklir IMT BIDANG LAIN

\

\

\ ! BPTA

~\

/i

PIL. M-SR ~~ I PE \ '/. ~ ~ PIL

-~;-.--"

""

/ Pembuatan ..• ~CR ! Laporan ~' \ tahunan ,

/

~

)~--d~"\~~~

. ~ I PE - - .T - \~ M8' T . R,,"me .. , I COO",.N". - -- I Item List PE ~-~--_ \ I /'~-/_~

'l~'

iIMT ~ ~"::b'"'" <4-

--!

Data Inventory Gambar 3.6 DFD Level 0

Sistem Informasi Akunting Bahan Nuklir

(17)

IJPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3/ Mei /996 ke proses 3 ICD-MT T ke proses 3 ICD-MT

ICD-MT yang sudah

ditandatangani

ICD-MT

Perminlaan pengiriman ,

bahan nuklir, ICD-MT ICD-MT yang belum ditandatangani MBA lain ICD-MT Item list

/

!ICD.MT

I

L-~I

2.1 dltandatanganiICD-MT yang sudah

Pengontrolan \~

Pengeluaran ) ICD·MT yang belum

Bahan Nuklir

l

dllandatangani

I~~ - -<.~-~ICD-MT I r;---" - ~ , i ~ ICD.MT Permlntaan I T Pengeluaran II anggapan

Bahan Nukllr mengenal I PersedJaan t ' i ! ,T KA BIDANG --REAKTOR ICD-MT •.. i General Ledger Gambar 3.8

OFO level 1 Proses 2

(18)

(:;-Item List 4.1 ~ Pembuatan , dokumen Resume I B:TA : i Pil.MBR.I Pil Revlsi.1 MBR Revisil , Resume

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3/ Mei /996

Resume ~---... 4.4 pengiriman\ Laporan ke ) " BPTA / "'---~ / Pil. I ;' PilRevisi I Pil. MBR.i Pil Revisi.1 MBR Revisl!

L-..

KA. PPTN ~ MBR. MBR Revisi 4.3 Pembuatan MBR PIL Gambar 3.9 DFD Level 1 Proses 4 Pembuatan L'aporan Tahunan

(19)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-3/ Alei /996 KA BID, REAKTOR Nama dan Jumlah BN Tanggapan Mengenai Persediaan #,

(~

\\ PenimbanganBahan Nuklir ) !

"

/

~/ 2.1,1 Pemeriksaan Persediaan Bahan Nuklir Catatan' Penimbangan ICO-MT x ICD-MT Item List ICD _ MT ~ ke proses 3 Informasi mengenai MBA tujuan KA. BID. REAKTOR Gambar 3.11 DFD LEVEL 2 Proses 2.1 Pengontrolan Pengeluaran Bahan Nuklir

(20)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta, 30-3/ Mei /996 Surat ~ Permohonan Surat ~ Permohonan yang sudah ditandalangani KA. PPTN I

\

.. : 2.2.2

,

ICD-MT yang sudah ditandatangani \ ~

I

/

L-

T I ~List BPTA I I ICD-MT ;; I I Gambar 3.11 Level 2 Proses 2.2

Pengontrolan Pemasukan Bahan Nuklir

(21)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-31 ,'vlei 1996

Item List

I

=---I

IIBatch Identity. Location. Item, Material Type. Stratum Identification, IWeight, MBAElement Weight. tsotope I I " , PIL

._._J'

_

; i ; Ka" PPTN I~' PIL. , PIL Revisi ... Ke proses 4.4 PIL Revisi PIL Repcrt Entry, Text of Concise Note Dari proses 5 Gambar 3.12 DFD Level 2 Proses 4.1 Pembuatan PIL

(22)

BPTA: Lokakarya SPPBN. Jakarta. 30-31 Mei /996

Dari proses 4.1

Element, Weight of element, Weight fissile isotopes, Unit

Element. Total weight of element, Total weight of

fissile isotopes. unit

ICR

Date of inventory change. Type of inventory change. Element. Weight of element.

Weight of fissile isotopes,

Unit

--Dan proses 5

Report. Entry. Text of Concise Note

MBR

Element code, Unit, Element weight, Isotope weight, Date, Isotope Code PE MBR. MBR Revis; •. Ke proses 4.4 Gambar 3.13 DFD level 2 Proses 4.2 Pembuatan MBR A -

22

(23)

BPTA: Lolw.karya SPPBN. Jalw.rta, 30-3/ ivlei /996

DISKUSI

Hadi Lukito (PEBN): Mohon dapat digambarkan MBA

Rl-A

dan KMP-nya

serta mekanisme transfer.

Endang Suchayat:

wi

Erwansyah (PPBGN): Makalah hendaknya tidak digambarkan dalam bentuk

sistem anal isis, tetapi sebaiknya dengan diagram blok agar lebih mudah dipfahami. __..

Endang Suchayat: Salah satu hal yang dilaksanakan PPTN pasca

dikeluarkannya SK 362 adalah menganalisis sistem (dengan melihat diagram alir) untuk mengetahui kenaikan tingkat formalitas antara sebelum dan sesudah dikeluarkannya SK tersebut. Analisis dengan diagram blok belum dilakukan.

Suhermanto (BPTA): Bagaimana informasi terakhir sehubungan dg.

up-grading?

Endang Suchayat: Informasi terakhir dapat dilihat pada Lampiran.

Hendaryah Sutanto (BPTA): Bagaimana bisa diketahui bahwa nomor fuel yang

ada di dalam reactor hall sesuai dengan posisi seharusnya?

Endang Suchayat: Dengan endoskop nomor fuel dapat dilihat pada layar

moni tor.

Zurias lIyas (BPTA): Apakah perhitungan kekritisan untuk perpindahan dan

teras reaktor ke KMP C telah dilakukan? Metode apa yang digunakan?

Endang Suchayat: Sudah. Perhitungan dilakukan oleh Bpk. Dudung dan dapat

Gambar

Tabel 2: Keterangan mengenai Digit 2 Bahan Nuklir
Tabel 3 : Keterangan mengenai Digit 3 Bahan Nuklir

Referensi

Dokumen terkait

Sistem yang akan dibuat ini dapat mendeteksi kadar alkohol pada minuman, dengan mengubah data analog dari sensor menjadi digital kemudian mentransmisikan data tersebut

Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan pada metode multiatribut dengan pendekatan non linier memiliki hasil yang lebih baik karena memiliki nilai korelasi

Sub-model ini menggambarkan bagaimana pembagian pembangkit untuk men supply area-area. Pada sub-model ini menampilkan hubungan antara jumlah hari dalam setahun, waktu

Pada pandangan pertama, The new Cayenne dapat dengan jelas dikenal sebagai mobil Porsche oleh karena lampu bi-xenon-nya yang khas, dimana merupakan fitur standar di model

a. Supervisi Pembelajaran Kepala Madrasah adalah usaha atau program untuk memperbaiki pengajaran atau pembelajaran sebagai bentuk pengawasan untuk menciptakan

Dalam tulisan ini dibahas bioavailibilitas, manifestasi sistemik steroid inhalasi, pengaruhnya terhadap metabolisme dan densitas tulang, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan

Hasil perhitungan tersebut akan digunakan untuk melihat penilaian petani terhadap keragaan usaha (X 10 ) pada tengkulak maupun eksportir dan dari hasil tersebut mencerminkan

Self-regulated learning adalah tindakan prakarsa diri ( self-initiated ) yang meliputi goal setting dan usaha-usaha pengaturan untuk mencapai tujuan,