• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATAAN KAWASAN KAMPUNG JENGGOT PEKALONGAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA PRODUKSI BATIK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENATAAN KAWASAN KAMPUNG JENGGOT PEKALONGAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA PRODUKSI BATIK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Penataan Kawasan Kampung Jenggot Pekalongan sebagai Kampung Wisata Produksi Batik dengan Konsep Sustainable Settlement

ARIEFIANA ZULFIDA (L2B009043) 54 BAB IV

KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa poin untuk

menuju penyusunan pendekatan perencanaan dan perancangan antara lain sebagai berikut,

a. Kawasan Jenggot sebagai sebagai salah satu daerah produksi batik di kota Pekalongan memiliki

potensi yang dapat dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata sehingga mampu

meningkatkan tingkat perekonomian warganya dari sektor industri batik itu sendiri dan sektor

wisata.

b. Penataan kawasan Jenggot sebagai kampung wisata produksi batik ini juga ditujukan pada

kehidupan dan penghidupan masyarakat kawasan Jenggot dimana permukiman yang ada belum

dapat mendukung kegiatan industri batik sepenuhnya.

c. Penataan kawasan Jenggot terdiri dari dua lingkup yaitu lingkup makro dan mikro. Lingkup makro

meliputi penataan koridor jalan Pelita III sebagai kampung wisata dengan berbagai fasilitasnya.

Sedangkan lingkup mikro adalah menekankan pada bangunan produksi batik terpadu.

d. Penataan kawasan Jenggot ini mempertimbangkan tiga aspek yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi

yang pada dasarnya sudah ada di kawasan Jenggot untuk mengarah pada sustainability kawasan

tersebut.

4.2 Batasan

Dalam menyusun konsep perencanaan dan perancangan, diperlukan batasan - batasan yang

akan melingkupi konsep perencanaan dan perancangan. Batasan yang diberikan ini dimaksudkan agar

konsep tidak terlalu jauh dari tujuan yang akan dicapai dalam penataan kawasan Jenggot ini.

Batasan-batasan yang ditentukan antara lain sebagai berikut,

a. Penentuan lokasi yang digunakan mengacu pada persebaran potensi produksi batik yang ada di

setiap RW, sehingga hanya mengambil koridor jalan utama sebagai kawasan yang mewakili kegiatan

produksi di setiap RW.

b. Lokasi perencanaan adalah kawasan Jenggot tepatnya di koridor jalan Pelita III, Kelurahan Jenggot,

Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan.

c. Lingkup kegiatan yang dimaksud adalah wisata produksi batik Jenggot di koridor jalan Pelita III

sehingga mampu menonjolkan ciri khas kawasan Jenggot sentra produksi batik.

d. Penataan kawasan Jenggot diharapkan dapat menghidupkan kawasan industri batik dan

(2)

Penataan Kawasan Kampung Jenggot Pekalongan sebagai Kampung Wisata Produksi Batik dengan Konsep Sustainable Settlement

ARIEFIANA ZULFIDA (L2B009043) 55 4.3 Anggapan

Dalam penyusunan desain penataan kawasan Jenggot ini, terdapat beberapa anggapan demi

memperlancar proses desain. Anggapan merupakan segi teknis yang bisa diacuhkan dalam mendesain

guna mendapatkan desain yang ideal. Berikut anggapan-anggapan tersebut:

a. Tapak kawasan Jenggot yang sudah terpilih telah memenuhi syarat dan siap digunakan sesuai

dengan batas-batas yang ada.

b. Teknologi, bahan dan material yang dibutuhkan dalam pembangunan dianggap mudah didapat

disekitar lokasi.

c. Jaringan utilitas kawasan dianggap dalam keadaan baik dan dapat digunakan.

d. Bangunan yang telah ada di dalam site bila dimungkinkan dianggap tidak ada.

e. Semua peraturan bangunan setempat diasumsikan tetap berlaku.

f. Kondisi daya dukung tanah diasumsikan memenuhi persyaratan.

Referensi

Dokumen terkait

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A). MUSEUM BATIK

Tabel 5.3 Jumlah Pengunjung Museum Batik di Kota Pekalongan

Tujuan pembahasan adalah memperoleh dasar-dasar bagi perencanaan dan perancangan Pusat Batik di Pekalongan sebagai wadah informasi dan pengembangan seni / kerajinan batik

III – 2 3.2 Potensi Kota Pekalongan sebagai Pusat Informasi Batik

Konsep desain di dalam penataan kawasan ini mengacu pada sustainable human settlement yang diharapkan mampu menciptakan sebuah kawasan permukiman industri kecil

• Merencanakan suatu kawasan wisata di tepi sungai dengan melakukan penataan pada kawasan sungai Cisadane menjadi Tangerang riverfront area dengan penekanan konsep Universal Design,

• Perencanaan dan perancangan Pekalongan Batik Center sebagai pusat informasi,pembelajaran, dan perdagangan batik sekaligus sebagai potensi pariwisata dengan konsep yang menarik

Sedangkan kendala yang di hadapi Pasar Grosir Setono yang merupakan tempat wisata belanja sebagai andalan dari kota Pekalongan adalah sepinya pengunjung pada