• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSI 1103021 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSI 1103021 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Rizal Januar, 2016

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE D AN PROKRASTI NASI AKAD EMIK D ENGAN KECURANGAN AKAD EMIK PAD A MAHASISWA D EPARTEMEN PSIKOLOGI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan dari penelitian yang akan dilakukan.

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang terkait dasar penelitian seperti

latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan struktur organisasi penelitian.

A. Latar Belakang

Pendidikan yang berkualitas mampu menggali potensi dan kemampuan

yang ada pada peserta didik. Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003

mengenai tujuan pendidikan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(kemdikbud.go.id). Namun tujuan pendidikan tersebut masih disalahartikan,

banyak orang justru hanya berorientasi pada pencapaian nilai/skor karena

perolehan nilai telah menjadi patokan prestasi bagi peserta didik. Prestasi belajar

merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, maupun huruf yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

peseerta didik. Menurut Finn dan Frone (2004) hal tersebut mencerminkan bahwa

tingkat prestasi diukur berdasarkan perolehan nilai/skor sehingga menimbulkan

persaingan antar mahasiswa dan melakukan segala cara agar tetap mendapatkan

nilai/skor yang tinggi, termasuk didalamnya melakukan kecurangan akademik.

Kecurangan akademik adalah bentuk strategi yang dilakukan siswa untuk

memperoleh hasil memuaskan dengan cara yang mudah (Anderman & Murdock,

2007). Hendrick (2004) mendefinisikan kecurangan akademik sebagai bentuk

perilaku yang mendatangkan keuntungan bagi peserta didik secara tidak jujur

termasuk didalamnya mencontek, plagiarism, mencuri dan memalsukan sesuatu

yang berhungan dengan akademis.

Beberapa studi menunjukkan bahwa kecurangan akademik merupakan

(2)

Rizal Januar, 2016

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE D AN PROKRASTI NASI AKAD EMIK D ENGAN KECURANGAN AKAD EMIK PAD A MAHASISWA D EPARTEMEN PSIKOLOGI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibebaskan dari tindakan kecurangan akademik ini. Sebagai contoh, penelitian

menunjukkan bahwa kecurangan terjadi di kalangan anak-anak sekolah dasar,

pada kalangan remaja di sekolah menengah dan tinggi, para mahasiswa dan

bahkan pasca sarjana (Anderman & Murdock, 2007). Sejalan dengan hal tersebut,

penelitian yang dilakukan oleh McCabe (2000) menunjukan bahwa tingkat

kecurangan akademik mahasiswa cukup tinggi sekitar 71%. Selain itu,

peningkatan perilaku kecurangan akademik di kalangan mahasiswa diperkirakan

akan terus meningkat (Murdock, Hale & Weber, 2001).

Di Indonesia sendiri kecurangan akademik sangat memprihatinkan karena

kasus kecurangan tersebut bukan hanya dilakukan oleh mahasiswa, melainkan

juga oleh tenaga pendidik. Kurnia (2008) dalam penelitiannya mengenai

kecurangan mahasiswa saat ujian menemukan bahwa kecurangan akademik yang

dilakukan oleh mahasiswa pada saat ujian antara lain yaitu bertanya/berdiskusi

dengan teman di dalam ruang ujian, membawa catatan ke dalam ruang ujian.

Martindas (2010) memaparkan empat kasus besar pada tahun 2010 yang berkaitan

dengan kecurangan akademik. Yang pertama mengenai pencabutan gelar guru

besar seorang tenaga pengajar karena ketahuan menjiplak karya orang lain. Dua

kasus lainnya yaitu kasus penjiplakan skipsi oleh dua dosen yang berbeda untuk

mendapatkan kredit bagi pengangkatan guru besar mereka. Kasus ke empat adalah

penjiplakan karya ilmuwan sastra Austria oleh seorang guru besar perguruan

tinggi di Bandung (dalam Nursani, 2014).

Hal yang sama juga terjadi pada mahasiswa Departemen Psikologi UPI,

bahwa tidak sedikit mahasiswa yang melakukan kecurangan. Peneliti melakukan

wawancara kepada salah satu dosen Departemen Psikologi UPI, MIF Baihaqi,

M.Si mengatakan bahwa kecurangan pada mahasiswa sangat beragam, mulai dari

pemalsuan absensi kelas, bekerja sama saat ujian, menjiplak dan mengutip

pendapat dengan cara yang salah, menemukan tugas yang sama persis dengan

temannya, dan membuka akses internet saat ujian. Cizek (2003) menambahkan

bahwa bentuk dari kecurangan akademik berupa memberi jawaban pada teman,

menerima jawaban dari teman, menggunakan bahan terlarang dalam menjalani

ujian serta memanfaatkan kelemahan orang lain, kondisi dan prosedur demi

(3)

Rizal Januar, 2016

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE D AN PROKRASTI NASI AKAD EMIK D ENGAN KECURANGAN AKAD EMIK PAD A MAHASISWA D EPARTEMEN PSIKOLOGI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentuk-bentuk kecurangan akademik yang muncul dapat merugikan

berbagai pihak, diantaranya adalah institusi, guru, teman, bahkan dirinya sendiri.

Mereka yang melakukan kecurangan tidak menyadari bahwa dampak yang akan

terjadi jika perilaku ini terus dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Nonis dan

Swift (2001) mengenai hubungan antara kecurangan akademik dengan

kecurangan di tempat kerja menunjukan bahwa siswa yang melakukan

kecurangan akademik ini cenderung akan melakukan hal yang sama dimasa

depan. Maka perlu adanya tindakan preventif untuk mencegah terjadinya

kecurangan agar dunia pendidikan melahirkan generasi-generasi penerus yang

berkualitas (Astrini, 2015).

Langkah awal untuk mencegah terjadinya dampak negatif dari kecurangan

akademik adalah dengan memahami faktor penyebab individu berperilaku curang.

Beberapa faktor penyebab kecurangan akademik bersifat eksternal, internal dan

lingkungan (Hendricks, 2004). Kecurangan akademik juga berhubungan dengan

faktor lain, seperti prestasi akademik (Davis, 2009), penundaan tugas (Indah,

2015), stress (Davis, 2009), dan fear of failure (Martin & Marsh, 2003). Fear of

failure merupakan kondisi ketika individu mengalami situasi tertentu, seperti

komitmen yang tidak terpenuhi, kontrol yang tidak realistis, dan membuat

perasaan negatif terhadap orang lain serta dirinya sendiri (Conroy, 2001). Fear of

failure muncul ketika individu dihadapkan dengan kemungkinan gagal dalam

tugas yang diberikan. Pada situasi tersebut, individu menjadi khawatir tentang

konsekuensi dari kegagalan, yaitu mengecewakan diri sendiri dan orang lain

(Elliot dan Thrash, 2004). Berdasarkan hasil wawancara informal pada tanggal 18

Juni 2016 melalui media sosial Line, tiga diantara lima mahasiswa Departemen

Psikologi UPI yang diwawancarai, mereka khawatir akan mengecewakan orang

terdekatnya terutama kepada orang tuanya. Bayangan kemungkinan-kemungkinan

bila mengalami kegagalan atau tidak dapat lulus tepat waktu akan berdampak

pada masa depan dan mengecewakan harapan orang tua.

Dalam hal ini fear of failure merupakan bagian dari motivasi berprestasi,

dimana individu dengan rasa takut juga memiliki keinginan untuk mencapai

prestasi (Rabideau, dalam Naingolan, 2007). Atkinson dan Feater

(4)

Rizal Januar, 2016

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE D AN PROKRASTI NASI AKAD EMIK D ENGAN KECURANGAN AKAD EMIK PAD A MAHASISWA D EPARTEMEN PSIKOLOGI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu harapan akan kesuksesan dan ketakutan akan kegagalan (Rothblum, 1990).

Harapan akan kesuksesan dan ketakutan diartikan sebagai motif pendekatan

prestasi yang meliputi kepercayaan untuk sukses dan perasaan emosi positif

terhadap tugas yang diberikan. Sebaliknya, ketakutan akan kegagalan adalah suatu

motif untuk menghindari kegagalan dalam konteks prestasi dan melibatkan

pengalaman kognitif, perilaku dan emosi (Mc Clelland, dalam Rothblum 1990).

Motif fear of failure ini muncul ketika individu merasa bahwa kegagalan

akan menjadi ancaman bagi pencapaian tujuannya (Conroy & Elliot, 2004).

Kondisi tersebut membuat individu cenderung menggunakan beberapa strategi

untuk menghindari kegagalan, salah satunya adalah melakukan kecurangan

(Rothblum, 1990). Martin dan Marsh (2003) menambahkan bahwa individu yang

memiliki fear of failure yang tinggi akan cenderung melakukan kecurangan

akademik.

Selain faktor fear of failure, kecurangan akademik juga dapat disebabkan

oleh perilaku menunda tugas atau prokrastinasi akademik. Penelitian Clariana,

dkk (2012) menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara prokrastinasi dan

perilaku curang. Prokrastinasi merupakan perilaku menunda-nunda yang

dilakukan individu secara sengaja terhadap suatu pengerjaan tugas, meskipun

dirinya tahu dampak negatif yang akan terjadi (Steel, 2007).

Bentuk prokrastinasi akademik yang dilakukan para siswa dapat berupa

penundaan mengerjakan tugas, penundaan belajar menghadapi ujian, penundaan

tugas membaca, penundaan kinerja tugas administratif, penundaan menghadiri

pertemuan dan penundaan kinerja akademis secara keseluruhan (Solomon &

Rothblum, 1984). Hal tersebut akan berdampak kinerja pada seorang yang

menunda tugas atau prokrastinator diantaranya seperti tugas-tugas menjadi

terbengkalai, menghasilkan tugas yang kurang maksimal dan penurunan prestasi

akademik serta tidak lulus tepat waktu. Berdasarkan data Departemen Psikologi

UPI tahun 2016, terdapat 49 mahasiswa yang menjalani studi lebih dari enam

tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa kurang mampu mengatur

segala kebutuhan akademik dengan baik, akibatnya mahasiswa yang menunda

tugas tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi tugas atau ujian yang diberikan

(5)

Rizal Januar, 2016

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE D AN PROKRASTI NASI AKAD EMIK D ENGAN KECURANGAN AKAD EMIK PAD A MAHASISWA D EPARTEMEN PSIKOLOGI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prokrastinasi akan berdampak buruk pada kondisi fisik dan psikologis mahasiswa

seperti menimbulkan kesehatan yang buruk, tingkat stress yang tinggi dan

kecemasan (Chu & Choi, 2005).

Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa akan berdampak terhadap

bidang akademiknya. Kecemasan tersebut merupakan perasaan tegang dan

ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, perasaan tersebut akan mengganggu

dalam pelaksanaan tugas dan aktifitas yang beragam dalam situasi akademik

(Valiante dan Pajares, 1999). Dalam kondisi tersebut mahasiswa akan melakukan

penolakan dan penghindaran terhadap akademik mereka bahkan mengambil

keputusan yang buruk, salah satunya adalah tindakan kecurangan akademik

(Zakeria, 2012).

Melihat maraknya fenomena kecurangan akademik yang terjadi ini,

banyak ilmuwan yang tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai kecurangan

akademik. Tetapi penelitian yang telah dilakukan baru sebatas menggali hubungan

antara dua variabel berkaitan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Clariana, dkk

(2012) dan Indah (2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara prokrastinasi akademik dengan kecurangan akademik. Sementara penelitian

mengenai fear of failure dan kecurangan akademik yang dilakukan oleh Sah

(2014) menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara

ketakutan akan kegagalan dan kecurangan akademik. Namun penelitian lain

bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya, Ayuningtyas (2015)

memaparkan penelitiannya bahwa tidak terdapat hubungan antara ketakutan akan

kegagalan dengan kecurangan akademik. Dari sinilah peneliti tertarik untuk

menggali keterkaitan antara fear of failure dan prokrastinasi akademik terhadap

kecurangan akademik pada mahasiswa Departemen Psikologi Universitas

Pendidikan Indonesia.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka

penulis menemukan rumusan masalah yang diajukan dalam bentuk pertanyaan

penelitian dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat hubungan Fear of Failure dengan Kecurangan Akademik

(6)

Rizal Januar, 2016

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE D AN PROKRASTI NASI AKAD EMIK D ENGAN KECURANGAN AKAD EMIK PAD A MAHASISWA D EPARTEMEN PSIKOLOGI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah terdapat hubungan Prokrastinasi Akademik dengan Kecurangan

Akademik pada Mahasiswa Departemen Psikologi UPI?

3. Apakah terdapat hubungan Fear of Failure dan Prokrastinasi Akademik

dengan Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Departemen Psikologi

UPI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang diajukan di

atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui hubungan antara fear of failure dengan kecurangan

akademik pada mahasiswa Departemen Psikologi UPI.

2. Untuk mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dengan

kecurangan akademik pada mahasiswa Departemen Psikologi UPI.

3. Untuk mengetahui hubungan antara fear of failure dan prokrastinasi

akademik dengan kecurangan akademik pada mahasiswa Departemen

Psikologi UPI.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki suatu tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan

dapat menghasilkan manfaat baik dalam segi teoritis maupun praktis. Berikut

ialah manfaat yang diharapkan peneliti:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu melihat hubungan fear

of failure dan prokrastinasi akademik dengan kecurangan akademik pada

mahasiswa Departemen Psikologi UPI. Hasil penelitian ini juga diharapkan

dapat dipergunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

bidang Psikologi Pendidikan, serta dapat dijadikan sebagai sumber acuan bagi

peneliti-peneliti selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gagasan baru

tentang pentingnya pengelolaan waktu yang baik dalam kaitannya

(7)

Rizal Januar, 2016

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE D AN PROKRASTI NASI AKAD EMIK D ENGAN KECURANGAN AKAD EMIK PAD A MAHASISWA D EPARTEMEN PSIKOLOGI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diusahakan program-program atau aturan yang bertujuan untuk mencegah atau

mengurangi perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab dimana setiap bab

terdiri dari beberapa sub-bab, antara lain:

Bab I adalah bab pendahuluan. Bab ini membahas tentang latar belakang

penelitian yang menjelaskan tentang fenomena yang diteliti dalam penelitian. Bab

ini juga membahas tentang rumusan masalah dari penelitian, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi atau sistematika penulisan

laporan penelitian.

Bab II adalah kajian pustaka. Bab ini menjelaskan tentang teori Fear of

Failure dan Prokrastinasi Akademik dengan Kecurangan Akademik yang

digunakan peneliti sebagai landasan teori dalam penelitan. Bagian ini juga

membahas kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian dari ketiga variabel.

Bab III adalah metode penelitian. Bagian ini menjelaskan tentang

metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari

pendekatan yang digunakan dalam penelitian, identifikasi dan definisi operasional

setiap variabel, populasi dan sampel penelitian, instrument penelitian, prosedur

pengumpulan data dan uji statistik yang digunakan dalam mengolah data.

Bab IV merupakan hasil dan pembahasan. Bab ini menjelaskan tentang

analisis hasil penelitian mengenai hubungan antara Fear of Failure dan

Prokrastinasi Akademik dengan Kecurangan Akademik pada mahasiswa

Departemen Psikologi UPI. Bagian ini juga menjelaskan tentang hasil temuan

penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta menjawab

rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V ialah kesimpulan, saran dan rekomendasi. Bagian ini berisi

kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan yang menjawab rumusan masalah

penelitian serta saran dan rekomendasi dari hasil penelitian yang dapat diterapkan

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karagenan dapat diformulasikan dalam sediaan krim tipe m/a dan memiliki kemampuan untuk melembabkan kulit.. Kata kunci: Kappaphycus

Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu sistem pendukung keputusan berbasis desktop dengan mengimplementasikan metode SAW dan WPM yang dapat memberikan hasil pengolahan data

Sistem Pendukung Keputusan juga dapat didefenisikan sebuah sistem informasi berbasis komputer yang menggabungkan model dan data dalam upaya memecahkan masalah semi terstruktur

Joesron Loebis, Ir, M.Eng, 1984, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.. Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda, Dr;

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KETERAMPILAN KOMUNIKASI VERBAL SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB NEGERI B PEMBINA SUMEDANG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa dengan penggunaan pakan keong mas diperoleh jumlah telur tertinggi sebanyak 5.928 butir dengan tingkat penetasan 92,10% dan

VIII Tata Cara Evaluasi Kualifikasi, serta hasil evaluasi terhadap Dokumen Isian Kualifikasi untuk pekerjaan sebagaimana subyek tersebut diatas, maka dengan ini kami mengundang