• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Aras Serat Kasar Ransurn terhadap Kecernaan Serat Kasar, Protein Kasar dan Energi Metabolis pada Itik Tegal Jantan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Aras Serat Kasar Ransurn terhadap Kecernaan Serat Kasar, Protein Kasar dan Energi Metabolis pada Itik Tegal Jantan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak Skripsi Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak September 2005 – Juli 2006

Pengaruh Aras Serat Kasar Ransurn terhadap Kecernaan Serat Kasar, Protein Kasar dan Energi Metabolis pada ItikTegal Jantan.

MUH ARIFIN. H2C 001 146. 2006.

(Pembimbing : TRISTIARTI dan ISTNA MANGISAH).

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh aras serat kasar dalarn ransum terhadap kecernaan serat kasar, protein kasar dan energi metabolis pada itik Tegal jantan umur 28 hari. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober hingga 24 Desember 2004 di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Unit Kandang dan Unit Analisis Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang,. Anallsis "gross energy" ekskreta dan ransurn dilakukan oleh Laboratorium Ilmu dan Teknologi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Materi yang digunakan dalarn penelitian adalah "day old duck" (DOD) Tegal jantan sebanyak 195 ekor dengan bobot badan awal rata-rata 43,36 4,69 grarn. Penelitian disusun dalam pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3) perlakuan dan 5 ulangan. Kriteria perlakuan adalah P1= kadar serat kasar ransum 5%, P2 = kadar serat kasar ransum 10% dan P3 = kadar serat kasar ransum 15%. Parameter yang diukur meliputi konsurnsi ransum, kecernaan serat kasar, kecernaan protein kasar dan energi metabolis. Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa perlakuan aras serat kasar ransurn 5 , 10 dan 15% berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi ransurn dan nilai energi metabolis, namun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan serat kasar dan protein kasar. Rerata konsurnsi ransurn (grarn/ekor/hari) adalah P1=36,77 gram/ekor/hari, P2=36,51 gram/ekor/hari dan P3 sebesar 34,59 grarn/ekor/hari. Rerata kecernaan serat kasar (%) adalah P1 ~24,52%, P2=22,40% dan P3 sebesar 19,431%. Rerata kecernaari protein kasar adalah P1=73,13%, P2=69,84% dan P3 sebesar 67,90%. Rerata rillal energi rnetabolls adalah P1 2592,97 kkal/kg, P2 2590,33 kkal/kg dan P3 sebesar 2553,93 kkal/kg. Hasil uji Duncan menunjukkan baliwa kecernaan serat kasar rnaupun kecernaan protein kasar pada P1 nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding P2 dan P3; P2 nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding P3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan serat kasar 5% memberikan hasil tertinggi dilihat darl kecernaan serat kasar dan protein kasar. Pernberian serat kasar 15% belum menurunkan konsumsi ransurn dan energi metabolis, tetapi sudah menurunkan kecernaan serat kasar dan protein kasar.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kadar serat kasar yang berbeda dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, PBBH, produksi VFA sekum – kolon, dan kadar

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan herbal dalam ransum terhadap kecernaan lemak kasar, energi metabolis dan kolesterol karkas pada ayam

dan inulin umbi dahlia pada ransum berbeda kualitas terhadap kecernaan serat kasar, ketersediaan energi metabolis dan produksi telur ayam Kedu.. Penelitian dilaksanakan pada

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa kadar serat kasar ransum sampai tingkat 15% dala ransum tidak menurunkan konsumsi ransum, kadar lemak darah dan daging bobot badan harian

yang diamati meliputi konsumsi ransum, kecernaan lemak kasar dan energi. metabolis serta pertambahan

Faktor yang menyebabkan tidak berpengaruhnya perlakuan terhadap energi metabolis yaitu penggunaan limbah cair pemindangan ikan dalam ransum tidak mempengaruhi kandungan nutrisi

Hasil Analisis variansi memperlihatkan bahwa pemberian pakan dengan kadar protein dan energi metabolis yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap

Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap konsumsi air minum kelinci, namun tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap kecernaan