BAB III SPESIFIKAS TEKNIS
Pasal 1 Penjelasan Umum
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Drainase Lokasi pekerjaan :
a. Lanjutan Pembangunan Drainase Kel. Baliase Kec. Masamba P : 643 M’ 2. Pekerjaan harus sesuai dengan :
a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini.
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V. 1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
1) Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen harus baru dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat amandemen.
2) Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh organisasi resmi sebagai berikut :
a) PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia b) PBI : Peraturan Beton Indonesia
c) SII : Standar Industri Indonesia
f) SSPC : Steel Structures Painting Council
g) ASBR : (Water and Power Resources Service, United States Departement of the Interior (Formerly United States Bureau of Reclamation).
h) AWS : American Welding Society
i) ASTM : American Society for Testing and Materials j) AISA : American Iron and Steel Institute
k) ACI : American Conrete Institute l) JCEA : Japan Civil Engineer Association
m) AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion Officials
n) JIS : Japanese Industrian Standard g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
3. Pekerjaan Persiapan
a. Dalam waktu 7 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan Program Pelaksanaan :
- Mobilisasi/Demobilisasi
- Survey dan Testing Lapangan - Daftar Bahan dan Peralatan Khusus - Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan
b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangsal kerja, kantor lapangan sementara dan direksi keet, dengan ketentuan sebagai berikut :
2) Tiang dari kayu kelas II (Kalapi ) ukuran 10/10 cm.
3) Rangka dan atap dan dinding kayu dari kayu kelas II ( Kalapi ) ukuran 5/10 dan 5/7 cm.
4) Dinding terbuat dari papan yang dilengkapi pintu tripleks dan jendela yang cukup untuk penerangan jendela udara.
5) Atap seng gelombang BJLS 0,20 / BWG 34.
6) Ruang Direksi Dilengkapi kursi meja ½ biro, meja tamu, papan tempel ukuran 122 x 244 cm, White board ukuran 122 x 122 cm, gambar pelaksanaan dan bester serta jadwal pelaksanaan pekerjaan, perlengkapan P3K/obat-obatan.
7) Contoh material yang akan digunakan/diuji. f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
1) Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun penggandaannya oleh kontraktor.
2) Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-syarat administrasi, kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah tersebut sudah termasuk yang harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan Engineer Konsultan yang ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan i. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan format yang telah disetujui oleh Direksi.
1) Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail penting dari unsur teknik.
2) Laporan harian, berisi hal-hal berikut : - Kondisi musim/cuaca
- Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
- Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
- Kejadian yang menghambat pekerjaan.
- Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres) pekerjaan.
- Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan. 3) Laporan Mingguan
- Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan membuat program rencana kerja minggu berikutnya.
- Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor dengan Direksi lapangan untuk membahas kelancaran pekerjaan.
4) Laporan Bulanan
- Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan dengan menggunakan format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi laporan fisik dan laporan keuangan.
- Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
a) Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan tersebut.
b) Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap kegiatan utama.
c) Prosentase hasil kera terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
d) Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan untuk mengejar ketinggalan dan kehilangan waktu. e) Rencana kerja bulan berikutnya.
f) Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru didatangkan maupun yang dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan termasuk periode mesin-mesin dan peralatan tidak digunakan.
h) Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas hujan setiap hari.
i) Daftar kecelakaan : - Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.
- Kerusakan pekerjaan
- Kerusakan hunian, material dan peralatan. j) Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan
dan jumlah dan tagihan yang dikirim tetapi belum dibayar.
k) Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.
l) Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut. 4) Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan
- Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan, foto harus menunjukkan keadaan sebelum dimulai pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan. Pengambilan fot harus dalam satu titk dan arah yang sama.
- Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada Direksi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari.
- Ukuran foto 3R
- Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :
Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor Nomor foto dan tanggal pengambilan
Nama kontraktor Nama proyek
- Negatif film harus diserahkan juga kepada Direksi dengan diberi label dan mudah disimpan.
4. Gambar-Gambar Pelaksanaan
Direksi. Semua yang meragukan harus dimintakan penegasan dari Direksi dalam bentuk tertulis.
Format Gambar 1) Bahasa
Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus disiapkan oleh kontraktor menggunakan bahasa Indonesia, bila ada gambar yang berbahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
2) Satuan
Semua satuan menggunaan sistem metrik. 3) Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A1 (594 mm x 841 mm), kecuali ada perintah lain atau persetujuan dari Direksi.
4) Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor, ditunjukkan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi. 5) Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar teknik. Urutan penomoran akan ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor bermaksud memberikan referensi penomoran untuk kepentingan sendiri bisa menambahkan kolom pada kolom-kolom judul.
6) Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran indeks gambar harus diserahkan kepada direksi.
7) Gambar di lapangan
Semua lembara gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi oleh direksi segera dikirim ke kantor lapangan kontraktor.
Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu selalu dapat dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis konstruksinya dan seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi atau petunjuk direksi.
b. Gambar Kerja (Working Drawing)
Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan gambar tersebut mengacu pada gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan (bar bending schedule, list of material, dll), juga mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.
Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru (blue print) untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini merupakan bagian daripada Gambar Kerja.
Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan kondisi pondasi, hasil galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan. Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban kontraktor.
Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar acuan pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus mendapatkan persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari segi lokasi maupun konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
1) Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti seksama dan mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan dengan gambar kerka yang telah disetujui, supaya dicantumkan perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keadaan yang dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar terlaksana.
2) Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan diadakan pemeriksaan oleh Direksi Teknik.
Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidak sesuaian maka dalam jangka 14 (empat belas) hari, kontraktor harus telah memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar terlaksana benar-benar sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di samping untuk keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahka kepada Direksi/Engineer.
3) Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas kalkir yang berkualitas baik dari memudahkan dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar terlaksana yang telah selesai dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh kontraktor.
4) Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima pekerjaan 100%, kontraktor harus sudah menyerahkan gambar terlaksana lengkap yang terdiri dari :
a) 1 (satu) set gambar lengkap dalam kertas kalkir berkualitas baik. b) 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A 1)
Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang masih diperlukan dalam pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik jadwal pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer.
5. Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus diikuti. Jika ada perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan jika terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka kontrakor harus mendiskusikan atau minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan adalah tingkat “kekuatan” dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam salah satu bagian dari dokumen proyek.
6. Survey dan Pengukuran Kembali
a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi teknik. Laporan itu berupa rencana kera secara tertulis, menjelaskan secara terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti dapat diperiksa di dalam gambar.
Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman kordinat dan elevasi harus diadakan pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.
Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan kontraktor sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM sementara harus mendapat persetujuan direksi lapangan.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan.
7. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran kemiringan, papan nama proyek dan foto keadaan.
8. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang ditetapkan dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan alkalide. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaiman diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement (PC)
Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai dengan S.400 (semen tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang diteatpkan dalam NI-8.
Semen yang telah mengeras/membantu atau berbungkah tidak boleh dipergukan lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan bersih, tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus telah disetujui oleh Pihak Direksi. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
d. Batu
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah kayu kelas III jenis Betao dan kayu klas II lainnya f. Sirtu Pilihan
Sirtu Pilihan yang digunakan adalah Sirtu Pilihan yang itdak mengandung lumpur dan ukuran butiran kerikil antara 1 cm s/d 4 cm.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
9. Sumber Material
Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang memenuhi syarat dan mengajukan daftar kepada direksi mengenai sumber (asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor mengambil contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum memberikan persetujuannya, biaya-biaya untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.
10. Pemeriksaan testing dan persetujuan
Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan tersebut dieksploitir. Segala biaya yang menyangkut pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Material-material yang contohnya masih dalam tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk dibawah ke job site, dan bila material yang telah ada di job site ternyata tidak memenuhi syarat yang ditetapkan, direksi berhak untuk menolaknya dan kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.
11. Penyimpanan Material
a. Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan komposisi (segregasi) dan sedapat mungkin ditumpuk di tempat yang ditunjuk/ disetujui direksi. Segala biaya yang dikeluarkan termasuk ganti rugi bila penyimpanan tersebut berada di luar batas penguasaan jalan, menjadi tanggungan kontraktor.
c. Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh pengawas lapangan dengan memberikan contoh bahan.
d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas tanggungan/biaya pemborong sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak waktu ditolak bahan material tersebut.
12. Persyaratan Material
Semua material harus bersih dan kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Material yang dipakai sebagai bahan subbase digolongkan kepada 3 macam kelas yaitu A, B dan C yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam petunjuk teknis Departemen PU Bina Marga dan diupayakan bahan yang berada di sekitar lokasi.
13. Biaya-Biaya
Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan sebagainya yang sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.
14. Persyaratan-persyaratan perkerasan kaku seperti CTSB dan Beton K-300 lihat Spesifikasi Khusus.
15. Lalu Lintas
Pasal 2 Penjelasan Khusus
A. Lingkup Pekerjaan
Lanjutan Pembangunan Drainase Ruas Kel. Baliase Kec. Masamba Meliputi : 1. Pekerjaan Tanah dengan membuat :
a. Galian Tanah b. Timbunan
2. Pekerjaan konstruksi Pasangan Batu Saluran :
a. Pasangan Batu kali Komposisi Campuran 1 Semen : 4 Pasir b. Plesteran Full (Topi, Dinding) 1 Semen : 3 Pasir
c. Lantai Saluran Rabat Beton K.125
B. Pekerjaan Saluran Pasangan Batu. 1. Penjelasan Umum
a. Pekerjaan ini mencakup pembuatan Selokan baru , sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi persyaratan arah, ketinggian dan perincian yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan perintah direksi tehnik.
b. Pekerjaan ini juga meliputi relokasi atau perlindungan dari saluran / sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang akan terganggu baik sementara maupun tetap, selama penyelesaian pekerjaan yang memuaskan sesaui dengan kontrak.
2. Toleransi Dimensi Saluran.
a. Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada titik, dan harus cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dari air tanpa tergenang pada saat aliran yang kecil.
3. Pelaporan .
a. Contoh material yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu selokan harus diserahkan seperti yang ditentukan dalam kontrak.
b. Kontraktor harus memberitahukan direksi teknik setelah selesainya pembuatan formasi seluruh selokan dan bahan tidak boleh dipasang sampai direksi teknik menyetujui formasi tersebut.
4. Jadwal kerja.
a. Kontraktor harus menjamin pembuatan Drainase yang baik dengan merencanakan pekerjaan selokan sedemikian rupa agar drainase berfungsi sebelum pekerjaan pada timbunan ( Urugan ) dan struktur perkerasan.
b. Selokan / Drainase harus pertama – tama dipotong sedikit lebih kecil dari penampang melintang yang disetujui, dan pemotongan akhir termasuk perbaikan dari setiap kerusakan yang terjadi selama pekerjaan, harus dilaksanakan kembali setelah selesainya seluruh pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan.
5. Perbaikan Dari Pekerjaan yang tidak memuaskan.
a. Pekerjaan pengukuran proil permukaan yang ada atau yang dibangun kalau dianggap perlu harus diulang untuk mendapatkan catatan yang teliti dari keadaan fisik, sampai disetujui pihak Direksi Tehnik.
b. Pekerjaan pengukuran selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan diatas atau jika yang tidak dapat diterima oleh Direksi Tehnik, harus diperbaiki oleh kontraktor seperti yang diperintahkan oleh Direksi Tehnik.
6. Pelaksanaan
a. Lokasi, panjang, arah dari dan kelandaian yang diperlukan dari eluruh selokan yang akan dibentuk atau digali atau di beri pasangan, dan lokasi dari seluruh lubang penampungan dan pembuangan yang berhubungan harus ditentukan oleh kontraktor benar –benar sesuai dengan detail konstruksi yang disediakan oleh direksi Teknik.
disetujui dan sesuai profil yang ditunjukan pada gambar tipe selokan atau sebagaiman diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Setelah ada persetujuan Direksi Teknik tentang formasi Selokan yang disiapkan, Pasangan batu harus dipasang seperti yang ditentukan dalam kontrak.
d. Seluruh bahandari hasil galian harus dibuang dari selokan sekurang – kurangnya pada jarak 10 m hingga tidak ada bahan yang berlebihan yang akan masuk kembali kedalam selokan yang telah digali, di kemudain hari.
7. Pengaman Saluran Air yang ada.
a. Sungai atau kanal yang berbatasan degan pekerjaan dari kontrak ini, tidak boleh diganggu tanpa persetujuan Direksi Teknik.
Jika Galian atau Pengerukan pada dasar sungai tidak dapat dihindari untuk pelaksanaan yang layak dari pekerjaan. Kontraktor harus menimbun kembali seluruh galian sedemikian rupa hingga ke permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan material yang disetujui direksi Teknik, setelah pekerjaan selasai.
Pasal 3
Pekerjaan Pembersihan, Selesai dan Tambahan
2. Pekerjaan Pembersihan
Pembersihan Selama Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah dari tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran.
c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya. d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan
bahan-bahan sisa, kotoran dan sampah sebelum dibuang. 2. Pembersihan Akhir
b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotor harus dicuci dan diberishkan.
c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Pekerjaan Selesai
Pekerjaan dianggap selesai jika :
a. Pembersihan daerah milik jalan (damija) telah selesai dikerjakan
b. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Pekerjaan Tambahan
a. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi, pemeriksaan bahan, mutu serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuh dan ditaati.
b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian kontraktor adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untuk kedua kalinya menjadi tanggungan rekanan.
Pasal 4 P e n u t u p
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan diatur dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontrak).
2. Semua batasan (definisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk kontrak.