• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN BANTUAN PSU UNTUK PERUMAHAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN BANTUAN PSU UNTUK PERUMAHAN UMUM"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

Diklat Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) Bidang Perumahan

MODUL 9

PELAKSANAAN BANTUAN PSU UNTUK

PERUMAHAN UMUM

(2)
(3)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum i

KATA PENGANTAR

Modul Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pelaksanaan bantuan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) untuk perumahan umum, kepada Kasatker dan PPK di lingkungan Ditjen Penyediaan Perumahan.

Buku ini disusun dalam sepuluh bab, yang terdiri dari Pendahuluan, Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan Umum, Proses Pengajuan Usulan dan Penetapan Bantuan PSU, Verifikasi Lokasi Pra Konstruksi, Pelaksanaan Pembangunan Fisik Bantuan PSU, Verifikasi Pasca Konstruksi, Serah Terima Bantuan PSU, Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Bantuan PSU, serta Penutup. Buku ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta diklat.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini. Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi PISK di Pusat dan Daerah dalam bidang perumahan.

Bandung, Desember 2016

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

(4)

II Pembangunan Bebas KKN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ... viii

A. Deskripsi ... viii B. Persyaratan ... ix C. Metode ... ix D. Alat Bantu/Media ... ix BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 2 B. Deskripsi Singkat ... 2 C. Tujuan Pembelajaran ... 3

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... 3

E. Estimasi Waktu ... 4

BAB 2 BANTUAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU) UNTUK PERUMAHAN UMUM... 5

A. Indikator keberhasilan ... 6

B. Pengertian Bantuan PSU untuk Perumahan Umum ... 6

C. Komponen Bantuan PSU Rumah Umum ... 11

D. Nilai Bantuan PSU ... 14

E. Latihan ... 18

F. Rangkuman ... 18

BAB 3 PROSES PENGAJUAN USULAN DAN PENETAPAN BANTUAN PSU ... 19

(5)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum iii

B. Usulan Permohonan Pemberian Bantuan PSU ... 20

C. Persyaratan Administrasi ... 21

D. Persyaratan Teknis ... 22

E. Persyaratan Lokasi ... 23

F. Latihan... 24

G. Rangkuman ... 24

BAB 4 VERIFIKASI LOKASI PRA KONSTRUKSI ... 25

A. Indikator Keberhasilan ... 26

B. Verifikasi Administrasi ... 26

C. Pemeriksaan Lokasi ... 26

D. Latihan... 27

E. Rangkuman ... 27

BAB 5 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK BANTUAN PSU ... 29

A. Indikator Keberhasilan ... 30

B. Penyusunan DED ... 30

C. Proses Pengadaan ... 38

D. Tahapan Awal Pembangunan Fisik ... 39

E. Tahapan Pembangunan ... 40

F. Latihan... 41

G. Rangkuman ... 41

BAB 6 VERIFIKASI PASCA KONSTRUKSI ... 42

A. Indikator Keberhasilan ... 43

B. Pemeriksaan Teknis ... 43

C. Pemeriksaan Teknis/Lapangan ... 43

D. Latihan... 44

E. Rangkuman ... 44

BAB 7 SERAH TERIMA BANTUAN PSU ... 46

(6)

IV Pembangunan Bebas KKN

B. Proses Serah Terima ... 47

C. Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Pertama Hasil Pekerjaan ... 48

D. Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Akhir Hasil Pekerjaan ... 49

E. Latihan ... 49

F. Rangkuman ... 49

BAB 8 PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ... 50

A. Indikator Keberhasilan ... 51

B. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian ... 51

C. Mekanisme Pelaporan ... 53

D. Latihan ... 56

E. Rangkuman ... 56

BAB 9 MONITORING DAN EVALUASI BANTUAN PSU ... 57

A. Indikator Keberhasilan ... 58

B. Siklus Pelaksanaan Bantuan PSU ... 58

C. Lingkup Monitoring dan Evaluasi ... 61

D. Indikator Pemantauan ... 62 E. Latihan ... 70 F. Rangkuman ... 70 BAB 10 PENUTUP ... 71 A. Simpulan ... 72 B. Tindak Lanjut ... 73 DAFTAR PUSTAKA ... 74 GLOSARIUM ... 76

(7)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Dasar Monitoring dan Evaluasi Bantuan PSU ... 62 Tabel 2 Indikator Pemantauan ... 64

(8)

VI Pembangunan Bebas KKN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Komponen Bantuan PSU ... 12

Gambar 2 Jalan Lingkungan untuk Rumah Tunggal dan Rumah Deret... 13

Gambar 3 Jalan Lingkungan dan Ruang Terbuka untuk Rumah Susun ... 13

Gambar 4 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 8 meter dan Kavling Rumah Berhadap-Hadapan ... 14

Gambar 5 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 8 meter dan Kavling Rumah Tidak Berhadap-Hadapan ... 15

Gambar 6 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 6 meter ... 16

Gambar 7 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 10 meter dan Kavling Rumah Berhadap-Hadapan ... 17

Gambar 8 Tampak Atas Jalan Lingkungan dengan Lapisan Beton ... 31

Gambar 9 Potongan Jalan Lingkungan dengan Lapisan Beton ... 32

Gambar 10 Tampak Atas Jalan Lingkungan dengan Lapisan Paving Block ... 34

Gambar 11 Potongan Jalan Lingkungan dengan Lapisan Paving Block ... 35

Gambar 12 Potongan Ruang Terbuka Publik dengan Lapisan Beton ... 36

Gambar 13 Potongan Ruang Terbuka Publik dengan Lapisan Paving Block ... 37

Gambar 14 Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Bantuan PSU Perumahan Umum ... 55

(9)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I FORMAT SURAT PERMOHONAN PEMBERIAN BANTUAN PSU ... 77 LAMPIRAN II DOKUMEN KUESIONER PEMBERIAN BANTUAN PSU BERUPA RUMAH TUNGGAL DAN RUMAH DERET ... 87 A. Kuesioner ... 88 B. Petunjuk Pengisian Kuesioner ... 93 LAMPIRAN III DOKUMEN KUESIONER PEMBERIAN BANTUAN PSU BERUPA RUMAH SUSUN ... 105 A. Kuesioner ... 106 B. Petunjuk Pengisian Kuesioner ... 112

(10)

VIII Pembangunan Bebas KKN

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A.

Deskripsi

Modul Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan Umum ini terdiri dari 8 (delapan) kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas Bantuan PSU untuk Perumahan Umum dengan submateri: pengertian bantuan PSU untuk perumahan umum dan komponen bantuan PSU rumah umum. Kegiatan belajar kedua membahas Proses Pengajuan Usulan dan Penetapan Bantuan PSU, dengan pembahasan mengenai usulan permohonan pemberian bantuan PSU, persyaratan administrasi, persyaratan teknis, serta persyaratan lokasi. Kegiatan belajar ketiga membahas Verifikasi Lokasi Pra Konstruksi, dengan submateri: verifikasi administrasi, dan pemeriksaan lokasi. Kegiatan belajar ke empat membahas Pelaksanaan Pembangunan Fisik, dengan sub materi: penyusunan DED, proses pengadaan, tahapan awal pembangunan fisik, serta tahapan pembangunan. Kegiatan belajar ke lima membahas Verifikasi Pasca Konstruksi, dengan sub materi: pemeriksaan administrasi, serta pemeriksaan teknis/ lapangan. Kegiatan belajar ke enam membahas Serah Terima Bantuan PSU, dengan sub materi: proses serah terima, kelengkapan dokumen proses penyerahan pertama hasil pekerjaan, serta kelengkapan dokumen proses penyerahan akhir hasil pekerjaan. Kegiatan belajar ke tujuh membahas Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian, dengan sub materi: pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, serta mekanisme pelaporan. Kegiatan belajar ke delapan membahas Monitoring dan Evaluasi Bantuan PSU, dengan sub materi: lingkup monitoring dan evaluasi, serta indikator pemantauan.

Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena materi ini saling berkaitan dengan modul-modul lainnya. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini.

(11)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum ix

B.

Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan peraturan perundangan yang terkait dengan materi dalam modul ini, yang terkait dengan perumahan dan kawasan permukiman yaitu Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan Undang-Undang No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun.

C.

Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara, adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.

D.

Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu :

1 LCD/projector 2 Laptop

3 Papan tulis atau white board dengan penghapusnya 4 Flip chart

5 Bahan tayang

(12)
(13)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 1

BAB 1

(14)

2 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

Pendahuluan

A.

Latar Belakang

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (1), bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya didalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman juga telah menegaskan bahwa rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Demikian juga dalam pasal 88 ayat (2) huruf f Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah memberikan insentif kepada pelaku pembangunan rumah susun umum dan rumah susun khusus serta memberikan bantuan dan kemudahan bagi MBR berupa bantuan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan sesuai dengan tupoksinya, akan membantu dan memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk menghuni rumah yang layak dan terjangkau dalam suatu perumahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) yang memadai.

Yang menjadi sasaran dari modul ini adalah Kasatker dan PPK di lingkungan Ditjen Penyediaan Perumahan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

B.

Deskripsi Singkat

Modul Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas umum (PSU) untuk Perumahan Umum ini disusun dengan maksud untuk memberikan pemahaman tentang pelaksanaan bantuan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) untuk perumahan umum, kepada Kasatker dan PPK di lingkungan Ditjen Penyediaan Perumahan, melalui pengertian bantuan PSU, Proses Pengajuan Usulan dan Penetapan Bantuan PSU, Verifikasi Lokasi Pra Konstruksi, pelaksanaan pembangunan fisik, Verifikasi Pasca Konstruksi, Serah Terima, Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian, serta Monitoring dan Evaluasi.

(15)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 3

Mata diklat ini disajikan melalui metode ceramah dan diskusi interaktif. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya dalam memahami pelaksanaan bantuan PSU untuk perumahan umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dari modul ini mencakup hasil belajar dan indikator hasil belajar, sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, para peserta diharapkan mampu melaksanakan bantuan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) untuk perumahan umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu memahami: a. Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

b. Proses Pengajuan Usulan dan Penetapan Bantuan PSU c. Verifikasi Lokasi Pra Konstruksi

d. Pelaksanaan pembangunan Fisik Bantuan PSU e. Verifikasi Pasca Konstruksi

f. Serah Terima Bantuan PSU

g. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian h. Monitoring dan Evaluasi Bantuan PSU

D.

Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Dalam modul Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas umum (PSU) untuk Perumahan Umum ini terdapat 8 (delapan) materi yang akan dibahas, yaitu:

1. Bantuan PSU untuk Perumahan Umum dengan submateri: a. Pengertian Bantuan PSU untuk Perumahan Umum, dan b. komponen bantuan PSU Rumah Umum

2. Proses Pengajuan Usulan dan Penetapan Bantuan PSU, dengan submateri:

a. Usulan Permohonan Pemberian Bantuan PSU, b. Persyaratan Administrasi,

c. Persyaratan Teknis, dan d. Persyaratan Lokasi.

(16)

4 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 3. Verifikasi Lokasi Pra Konstruksi, dengan submateri:

a. Pemeriksaan Administrasi, dan b. Pemeriksaan Teknis/Lapangan.

4. Pelaksanaan Pembangunan Fisik Bantuan PSU, dengan submateri: a. Penyusunan DED

b. Proses Pengadaan

c. Tahapan Awal Pembangunan Fisik d. Tahapan Pembangunan

5. Verifikasi Lokasi Pasca Konstruksi, dengan submateri: a. Verifikasi Administrasi, dan

b. Pemeriksaan Lokasi.

6. Serah Terima Bantuan PSU, dengan submateri: a. Proses Serah Terima,

b. Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Pertama Hasil Pekerjaan, dan

c. Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Akhir Hasil Pekerjaan. 7. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian, dengan submateri:

a. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian, dan b. Mekanisme Pelaporan.

8. Monitoring dan Evaluasi Bantuan PSU, dengan submateri: a. Lingkup Monitoring dan Evaluasi, dan

b. Indikator Pemantauan.

E.

Estimasi Waktu

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata diklat “Pelaksanaan PSU untuk Perumahan Umum” pada peserta diklat teknis ini adalah 4 (empat) jam pelajaran.

(17)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 5

BAB 2

BANTUAN PRASARANA, SARANA

DAN UTILITAS UMUM (PSU)

UNTUK PERUMAHAN UMUM

(18)

6 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum

(PSU) untuk Perumahan Umum

A.

Indikator keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan pengertian Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) umum untuk Perumahan Umum.

B.

Pengertian Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

Saat ini kebutuhan masyarakat terhadap pemukiman dan perumahan sangat tinggi, karena perumahan atau papan adalah kebutuhan primer yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Terhadap kebutuhan utama (primer) tersebut telah menimbulkan suatu lahan baru bagi pengusaha pengembang untuk membuat perumahan-perumahan yang terjangkau dan murah. Hal ini juga merupakan program pemerintah untuk memberikan perumahan yang laik bagi masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Konsideran Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ("UUPKP") yang menyatakan:

1. bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif;

2. bahwa negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.

(19)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 7

Dengan demikian, hadirnya perumahan-perumahan tersebut dapat diterima dengan baik karena tentu berkaitan erat dengan program Pemerintah itu sendiri dan juga kebutuhan masyarakat akan perumahan yang laik dan baik akan terpenuhi.

Perlu diingat, hadirnya perumahan-perumahan tersebut perlu memperhatikan aspek kelayakan itu sendiri dan terutama kepatuhan terhadap aturan yang sudah digariskan oleh UU PKP dan Peraturan Daerah yang berlaku di daerah setempat. UUPKP menyatakan dalam pasal 32 ayat (1) Pembangunan Perumahan meliputi (1) pembangunan rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum; dan/atau (2) peningkatan kualitas perumahan. Sedangkan dalam Pasal 47 ayat (4) UUPKP menjelaskan "Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh setiap orang harus diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan".

Pertanyaan besar saat ini adalah apakah perumahan dan/atau permukiman yang sudah ada di daerah-daerah sudah memenuhi UUPKP tersebut? Tentu secara kasat mata dapat dijawab BELUM karena kebutuhan Badan Hukum ("pengusaha properti") saat ini hanya mengejar keterbangunan fisik rumah saja dan terkesan mengabaikan pentingnya Prasarana, Sarana dan Utilitas yang notabene itu adalah kewajiban Badan Hukum selaku Pengembang. Setelah adanya Prasarana, Sarana dan Utilitas maka untuk pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah, yang menyatakan:

"bahwa Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman dari pengembang kepada pemerintah daerah bertujuan untuk menjamin keberlanjutan pemeliharaan dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas di lingkungan perumahan dan permukiman".

(20)

8 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum Sesuai Permendagri 9/2009 tersebut, pengertian Prasarana, Sarana, dan Utilitas umum, yakni:

 Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya, meliputi :

a. jaringan jalan;

b. jaringan saluran pembuangan air limbah;

c. jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase); dan d. tempat pembuangan sampah.

 Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, meliputi :

a. sarana perniagaan/perbelanjaan;

b. sarana pelayanan umum dan pemerintahan; c. sarana pendidikan;

d. sarana kesehatan; e. sarana peribadatan;

f. sarana rekreasi dan olah raga g. sarana pemakaman;

h. sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau; dan i. sarana parkir.

 Utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan, meliputi : a. jaringan air bersih;

b. jaringan listrik; c. jaringan telepon; d. jaringan gas;

e. jaringan transportasi; f. pemadam kebakaran; dan g. sarana penerangan jalan umum.

Masyarakat awam yang tadinya berhasrat untuk mendapatkan perumahan tersebut telah terlupakan akan ketentuan tersebut atau bisa jadi ketidaktahuan masyarakat akan kewajiban dari pengembang yang wajib menyediakan Prasarana, Sarana dan Utilitas tersebut. Problematika sederhana nantinya adalah ketika bermunculan perumahan dan permukiman tersebut tidak memenuhi ketentuan akan prasarana, sarana dan utilitas salah satunya ketersediaan lokasi

(21)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 9

sebagai Taman Pemakaman Umum (TPU) sebagaimana Pasal 9 huruf (g) Permendagri No. 9/2009. Apabila lahan tidak disiapkan, maka penghuni atau masyarakat yang bertempat tinggal di perumahan dan permukiman akan kesulitan untuk mendapatkan tempat pemakaman yang cepat dan dekat dari tempat tinggalnya dan kemudian mengharuskan keluar dari perumahan/permukiman tersebut.

Terhadap Perumahan dan/atau Permukiman yang saat ini sudah ada dan tidak melaksanakan kewajibannya untuk membangun dan/atau menyerahkan pengelolaan Prasarana, Sarana dan utilitas tersebut, sebagaimana tercantum dalam Pasal 151 UU PKP, bahwa:

(1) Setiap orang yang menyelenggarakan pembangunan perumahan, yang tidak membangun perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diperjanjikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

(2) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dapat dijatuhi pidana tambahan berupa membangun kembali perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diperjanjikan.

Dari fakta dan penjabaran tersebut di atas Pemerintah Daerah harus lebih memperketat dan meneliti pemberian ijin atas rencana pembangunan perumahan dan/atau permukiman yang diajukan oleh Badan Hukum yang akan melakukan kegiatan pembangunan perumahan dan/atau permukiman tersebut. Karena pada saat perijinan tersebut, Pemerintah Daerah sudah dapat memastikan ketersediaan adanya Prasarana, Sarana dan Utilitas di Perumahan/Permukiman dimaksud. Kedepannya Pemerintah Daerah dapat segera menindaklanjuti tugas dan wewenangnya terkait dengan perumahan dan permukiman tersebut dan segera meninjau perumahan-perumahan yang sudah ada saat ini untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan jika tidak dipenuhi oleh pengembang maka diharapkan Pemda lebih tegas dan berani memberikan sanksi-saksi hukum sebagaimana ketentuan yang berlaku.

(22)

10 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum Sesuai dengan Tupoksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam rangka membantu dan memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk menghuni rumah yang layak dan terjangkau dalam suatu perumahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) yang memadai, maka telah diterbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 38/PRT/M/2015 tentang Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum.

Maksud Bantuan PSU Untuk Perumahan Umum yaitu memberikan komponen PSU yang bersifat stimulan bagi rumah umum berupa rumah tunggal, rumah deret, dan rumah susun yang bersifat stimulan di lokasi perumahan yang dibangun oleh pelaku pembangunan, yang merupakan pembangunan baru. Mengacu pada Permen PUPR tersebut, dalam Pasal 1, Ketentuan Umum dinyatakan bahwa:

1. Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Untuk Perumahan Umum yang selanjutnya disebut Bantuan PSU adalah pemberian komponen PSU bagi perumahan yang membangun rumah umum berupa rumah tunggal, rumah deret, dan rumah susun yang bersifat stimulan di lokasi perumahan yang dibangun oleh pelaku pembangunan.

2. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman perkotaan ataupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

3. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya.

4. Rumah Umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

5. Perumahan Umum adalah perumahan yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang di dalamnya terdiri dari kumpulan rumah yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum.

(23)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 11

6. Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. 7. Rumah Susun Umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk

memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 8. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang

memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.

9. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

10. Utilitas Umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.

C.

Komponen Bantuan PSU Rumah Umum

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 38/PRT/ M/2015 tahun 2015 tentang Pedoman Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Untuk Perumahan Umum, dalam Pasal 4 ayat (3) menyatakan bahwa:

“Bantuan PSU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) yang diberikan untuk perumahan umum berupa rumah tunggal, rumah deret, dan rumah susun di mana jenis komponen Bantuan PSU antara lain :

a. jalan;

b. ruang terbuka non hijau; c. sanitasi;

d. air minum; e. rumah ibadah; f. jaringan listrik; dan g. penerangan jalan umum.”

(24)

12 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum Selanjutnya dalam ayat (4), menyatakan bahwa: “Penetapan jenis komponen Bantuan PSU untuk perumahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) akan ditetapkan dengan Keputusan Menteri”.

Berdasarkan Buku Panduan Pedoman Pemberian Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum, dari Dirjen Penyediaan Perumahan, komponen Bantuan PSU meliputi :

1. Rumah umum tunggal dan deret, berupa jalan lingkungan perumahan; 2. Rumah susun umum, berupa: jalan lingkungan perumahan dan ruang

terbuka publik.

Gambar 1 Komponen Bantuan PSU

Bantuan PSU

Rumah Tunggal

dan Rumah

Deret

Jalan lingkungan berupa lapisan atas, badan jalan atau lapis

pondasi bawah

Bantuan PSU

Rumah Susun

Jalan lingkungan dan ruang terbuka publik berupa lapisan atas,

badan jalan, atau lapis pondasi bawah sudah terbentuk

(25)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 13

Gambar 2 Jalan Lingkungan untuk Rumah Tunggal dan Rumah Deret

Gambar 3 Jalan Lingkungan dan Ruang Terbuka untuk Rumah Susun

Bantuan PSU Rumah

Umum 2015

Jalan Lingkungan

(26)

14 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

D.

Nilai Bantuan PSU

1. Rumah Tunggal dan Rumah Deret

Besaran nilai Bantuan PSU diperkirakan senilai Rp 6.200.000,- (terbilang: enam juta lima ratus ribu rupiah) per unit rumah di mana dalam pembangunan disesuaikan dengan harga satuan setempat dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Lebar kavling = 8 m’, kavling rumah berhadap-hadapan, panjang jalan di depan rumah = 8 m’, lebar jalan yang mendapat Bantuan PSU 4 m’. Jalan yang mendapat Bantuan PSU dengan luasan 8 x 4 = 32 m2, diperhitungkan terhadap 2 (dua) unit rumah berhadapan, sehingga bantuan senilai Rp.6.200.000,- x 2 = Rp.12.400.000,-. Nilai bantuan tetap diperhitungkan terhadap harga satuan setempat. Ilustrasi pada Gambar 4.

Gambar 4 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 8 meter dan Kavling Rumah Berhadap-Hadapan

Jalan lingkungan lebar 6 m

Yang mendapat bantuan PSU

lebar 4 m

Kav. 1

(27)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 15

2) Lebar kavling = 8 m’; kavling rumah tidak berhadap-hadapan, lebar jalan lingkungan perumahan Bantuan PSU = 4 m’. Jalan lingkungan perumahan yang mendapat Bantuan PSU diperhitungkan sebagai berikut:

a. Nilai bantuan: Rp.6.200.000,- x 2 = Rp.12.400.000,- diperhitungkan terhadap 1 (satu) unit rumah disebelahnya, yaitu setara dengan luasan 8 x 4 = 32 m2 (jalan di depan kav.1). Nilai bantuan tetap diperhitungkan terhadap harga satuan setempat.

b. Sisa jalan di depan kav.2 menjadi tanggung jawab pelaku pembangunan. Ilustrasi pada Gambar 5.

Gambar 5 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 8 meter dan Kavling Rumah Tidak Berhadap-Hadapan

Jalan lingkungan lebar 6 m

Yang mendapat bantuan PSU

lebar 4 m

Kav. 2 Kav. 1

(28)

16 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 3) Lebar kavling = 6 m’, kavling rumah berhadap-hadapan, panjang jalan di

depan rumah = 6 m’. Lebar jalan Bantuan PSU 4 m’. Jalan yang mendapat Bantuan PSU dengan luasan 6 x 4 = 24 m2, diperhitungkan terhadap 2 (dua) unit rumah berhadapan, sehingga bantuan senilai Rp.6.200.000,- x 2 = Rp.12.400.000,- x = Rp.9.300.000,-.

Atau jika dihitung per unit rumah mendapat Bantuan PSU senilai Rp4.650.000,-. Nilai bantuan tetap diperhitungkan terhadap harga satuan setempat.

Catatan: 32 m2, merupakan nilai normal pada lebar standar kavling rumahBantuan PSU, yaitu = 8 m’. Ilustrasi pada Gambar 6.

Gambar 6 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 6 meter

Jalan lingkungan lebar 6 m

Yang mendapat bantuan PSU lebar 4 m Kav. 1 Kav. 2 6 m 24 32

(29)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 17

4) Lebar kavling = 10 m’, kavling rumah berhadap-hadapan, panjang jalan di depan rumah = 10 m’. Lebar jalan Bantuan PSU 4 m’. Jalan yang mendapat Bantuan PSU dengan luasan 10 x 4 = 40 m2, diperhitungkan terhadap 2 (dua) unit rumah berhadapan. Sehingga Bantuan PSU senilai Rp.6.200.000,- x 2 = Rp.12.400.000,- Nilai bantuan tetap diperhitungkan terhadap harga satuan setempat. Bantuan PSU tidak boleh dilaksanakan terhadap 10 x 4 (panjang 10 m’ dan lebar 4 m’). Sedangkan sisanya (jalan sepanjang 2 x 4 = 8 m2) menjadi tanggung jawab pelaku pembangunan. Ilustrasi pada Gambar 7.

Gambar 7 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 10 meter dan Kavling Rumah Berhadap-Hadapan

2. Rumah Susun

Besaran nilai Bantuan PSU diperkirakan senilai Rp 6.200.000,- (terbilang: enam juta lima ratus ribu rupiah) per 2 (dua) unit sarusun nilai bantuan tetap diperhitungkan terhadap harga satuan setempat.

2m 8m

Jalan lingkungan lebar 6 m

Yang mendapat bantuan PSU

lebar 4 m Kav. 1

Kav. 2

(30)

18 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

E.

Latihan

1. Jelaskan pengertian Prasarana, Sarana, dan Utilitas umum (PSU) dan berikan contoh untuk setiap komponen PSU!

2. Dalam UU 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman tercantum sanksi bagi pengembang yang membangun perumahan tidak sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diperjanjikan. Jelaskan dalam pasal berapa dan uraikan sanksi yang diberikan!

3. Jelaskan pengertian Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Untuk Perumahan Umum, dan sebutkan komponen bantuan PSU sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 38/PRT/ M/2015 tahun 2015 tentang Pedoman Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Untuk Perumahan Umum!

4. Sebutkan lebar jalan yang mendapat Bantuan PSU, dan uraikan penerapannya apabila lebar kavling = 10 m’ dan kavling rumah berhadap-hadapan!

F.

Rangkuman

Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum adalah pemberian komponen PSU bagi perumahan yang membangun rumah umum berupa rumah tunggal, rumah deret, dan rumah susun yang bersifat stimulan di lokasi perumahan yang dibangun oleh pelaku pembangunan.

Komponen Bantuan PSU meliputi:

1. Rumah umum tunggal dan deret, berupa jalan lingkungan perumahan; 2. Rumah susun umum, berupa: jalan lingkungan perumahan dan ruang

(31)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 19

BAB 3

PROSES PENGAJUAN USULAN DAN

PENETAPAN BANTUAN PSU

(32)

20 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

Proses Pengajuan Usulan dan

Penetapan Bantuan PSU

A.

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran mengenai Proses Pengajuan Usulan dan Penetapan Bantuan PSU, peserta diharapkan mampu menjelaskan usulan permohonan pemberian Bantuan PSU, persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan persyaratan lokasi.

B.

Usulan Permohonan Pemberian Bantuan PSU

Usulan permohonan pemberian Bantuan PSU dilaksanakan melalui tahapan: a. Pelaku pembangunan mengajukan permohonan secara tertulis kepada

pemerintah kabupaten/kota;

b. Pemerintah kabupaten/kota mengusulkan lokasi Bantuan PSU kepada pemerintah provinsi dengan tembusan kepada Kementerian;

c. Pemerintah provinsi mengusulkan lokasi Bantuan PSU kepada Kementerian;

d. Kementerian melakukan konsolidasi atas usulan yang disampaikan pemerintah daerah.

Usulan permohonan pemberian Bantuan PSU bagi Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan melalui tahapan:

a. Pelaku pembangunan mengajukan permohonan secara tertulis kepada pemerintah provinsi;

b. Pemerintah provinsi mengusulkan lokasi Bantuan PSU kepada Kementerian.

(33)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 21

C.

Persyaratan Administrasi

Kelengkapan administrasi yang diusulkan, meliputi : 1. Surat Permohonan

Surat permohonan disertai lampiran sebagai berikut :

a. Rencana tapak yang disahkan oleh pemerintah kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;

b. Dokumen legalitas usaha;

c. Dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan; d. Dokumen teknis proyek perumahan;

e. Surat pernyataan kesanggupan dari pelaku pembangunan untuk membangun perumahan umum, yang di dalamnya mencakup kesanggupan menjual rumah kepada MBR dengan harga berdasarkan batasan harga jual rumah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Surat pernyataan pelaku pembangunan perumahan umum untuk menyerahkan lahan guna pembangunan PSU kepada pemerintah daerah;

g. Surat pernyataan pemerintah kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendukung pelaksanaan Bantuan PSU dan kesiapan tanah (clean and clear);

h. Surat pernyataan pemerintah kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menerima aset Bantuan PSU pasca konstruksi;

i. Surat peryataan bahwa calon pembeli rumah umum merupakan MBR. 2. Dokumen Legalitas Usaha

Dokumen ini meliputi salinan (copy): a. Akta perusahaan;

b. Surat dukungan bank (dibawa pada saat proses penunjukan langsung atau pelelangan umum);

c. Daftar pengalaman perusahaan;

d. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) bagi pelaku pembangunan yang melaksanakan Bantuan PSU melalui penunjukan langsung;

e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT tahunan);

(34)

22 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum f. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

g. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau surat keterangan domisili; h. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau surat keterangan usaha.

Dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan, meliputi salinan (copy):

a. Surat izin lokasi;

b. Sertifikat hak atas tanah; dan c. Izin mendirikan bangunan (IMB).

Dokumen teknis proyek pembangunan perumahan, meliputi salinan (copy): a. Data lokasi perumahan;

b. Rencana tapak proyek perumahan untuk rumah umum tunggal, deret dan susun yang telah disetujui oleh pemerintah kabupaten/kota; c. Jadwal rencana pelaksanaan pembangunan proyek perumahan untuk

rumah umum;

d. Peta lokasi trase jalan lingkungan rumah umum berbentuk tunggal dan deret yang akan dibantu PSU disetujui oleh pemerintah kabupaten/kota; dan

e. Peta lokasi tempat parkir dan trase jalan lingkungan rumah umum berbentuk susun yang akan dibantu PSU disetujui oleh pemerintah kabupaten/kota.

D.

Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis yang wajib dipenuhi oleh pelaku pembangunan perumahan umum berupa rumah tunggal, rumah deret, dan rumah susun dalam mengajukan Bantuan PSU terdiri dari:

a. Penyediaan tanah untuk pembangunan PSU;

b. Bagi rumah susun harus memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan memperhatikan keandalan bangunan yang terdiri dari keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.

Ketentuan mengenai persyaratan teknis PSU sesuai dengan perijinan pembangunan perumahan dan standar pelayanan minimal perumahan dan permukiman.

(35)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 23

E.

Persyaratan Lokasi

Persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi pelaku pembangunan perumahan umum berupa rumah tunggal, dan rumah deret meliputi :

a. Lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;

b. Lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui oleh pemerintah kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; c. Status tanah tidak dalam sengketa;

d. Lokasi perumahan sesuai dengan rencana tapak memiliki daya tampung sekurang-kurangnya 100 (seratus) unit rumah;

e. Jumlah unit rumah yang diusulkan untuk mendapat Bantuan PSU sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) unit rumah sudah terbangun pada saat dilakukan verifikasi pra kontruksi;

f. Keterbangunan rumah sesuai pengajuan usulan yang disampaikan pelaku pembangunan, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi kepada Menteri;

g. Rumah sudah terbangun paling lama terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya sampai dengan dilakukan verifikasi;

h. Keterbangunan rumah sesuai rencana tapak yang sudah disetujui oleh dinas terkait di kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi pelaku pembangunan perumahan umum berupa rumah susun meliputi :

a. Lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;

b. Lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui oleh pemerintah kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; c. Status tanah tidak dalam sengketa;

d. Rumah susun umum sudah terbangun paling lama terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya;

e. Keterbangunan rumah sesuai rencana tapak yang sudah disetujui oleh dinas terkait di kabupaten/kota atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

(36)

24 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

F.

Latihan

1 Sebutkan tahapan dalam rangka usulan permohonan pemberian bantuan PSU!

2 Sebutkan persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi pelaku pembangunan perumahan umum berupa rumah tunggal dan rumah deret, apabila akan mengajukan bantuan PSU!

G.

Rangkuman

Usulan permohonan pemberian Bantuan PSU dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari pelaku pembangunan kepada pemerintah kabupaten/kota, selanjutnya dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi, dan dari pemerintah provinsi kepada Kementerian.

Semua usulan wajib dilengkapi dengan persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan persyaratan lokasi.

(37)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 25

BAB 4

(38)

26 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

Verifikasi Lokasi Pra Konstruksi

A.

Indikator Keberhasilan

Dengan mempelajari materi ini, peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan Verifikasi Lokasi Pra Konstruksi, meliputi: verifikasi administrasi dan pemeriksaan lokasi.

B.

Verifikasi Administrasi

Verifikasi pra konstruksi dilaksanakan dalam rangka pemeriksaan persyaratan administrasi, teknis dan pemeriksaan lokasi yang dilaksanakan sebelum lokasi tersebut ditetapkan mendapat bantuan.

Tim Verifikasi pra konstruksi melaksanakan verifikasi administrasi berdasarkan kelengkapan administrasi yang diusulkan, meliputi :

a. Dokumen kuesioner Bantuan PSU yang telah diisi. b. Surat usulan dan lampiran-lampirannya.

C.

Pemeriksaan Lokasi

Tim Verifikasi Pra Konstruksi melaksanakan pemeriksaan lokasi untuk melihat langsung kondisi fisik dan mengecek keakuratan administrasi.

Persyaratan penting untuk rumah umum berupa rumah tunggal dan rumah deret yang harus dipenuhi, yaitu :

a. Perumahan sesuai dengan rencana tapak memiliki daya tampung sekurang-kurangnya 100 (seratus) unit rumah;

b. Jumlah unit rumah yang diusulkan untuk mendapat Bantuan PSU sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) unit rumah sudah terbangun pada saat dilakukan verifikasi pra kontruksi;

c. Lokasi tidak berada di daerah sempadan sungai/pantai.

d. Rumah umum sudah terbangun paling lama terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya sampai dengan dilakukan verifikasi.

(39)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 27

D.

Latihan

1. Sebutkan tujuan dilakukannya verifikasi pra konstruksi!

2. Sebutkan persyaratan penting untuk rumah umum berupa rumah tunggal dan rumah deret yang harus dipenuhi!

E.

Rangkuman

Verifikasi lokasi pra konstruksi dilaksanakan dalam rangka pemeriksaan persyaratan administrasi, teknis dan pemeriksaan lokasi yang dilaksanakan sebelum lokasi tersebut ditetapkan mendapat Bantuan.

Tim Verifikasi Pra Konstruksi harus melaksanakan pemeriksaan lokasi secara teliti untuk melihat langsung kondisi fisik dan mengecek keakuratan administrasi.

(40)
(41)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 29

BAB 5

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK

BANTUAN PSU

(42)

30 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

Pelaksanaan Pembangunan Fisik Bantuan PSU

A.

Indikator Keberhasilan

Melalui pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan pelaksanaan pembangunan fisik bantuan PSU, meliputi: penyusunan DED, proses pengadaan, tahapan awal pembangunan fisik, serta tahapan pembangunan.

B.

Penyusunan DED

Tujuan yang ingin dicapai melalui penyusunan DED ini adalah memberikan acuan teknis bagi pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU, sehingga pembangunan PSU tersebut dapat mendorong terciptanya keterpaduan sistem kegiatan maupun jaringan infrastruktur di sekitarnya.

Penyusunan DED dilaksanakan oleh masing-masing Pelaku Pembangunan dilengkapi dengan Rencana Anggaran Biaya yang mengacu pada harga satuan dasar yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. DED dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang ada merupakan bagian dari dokumen pengusulan bantuan. DED sebagaimana dimaksud terdiri dari 2 (dua) dokumen pokok, yaitu :

1.

Peta lokasi :

a. Trase jalan lingkungan untuk Bantuan PSU bagi perumahan umum yang berbentuk rumah tunggal dan rumah deret, yang disetujui oleh pemerintah kabupaten/kota; dan

b. Ruang terbuka publik dan trase jalan lingkungan untuk Bantuan PSU bagi perumahan umum yang berbentuk rumah susun, yang disetujui oleh pemerintah kabupaten/kota.

2.

Detail potongan jalan lingkungan atau ruang terbuka publik dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(43)

Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan Umum 31

(44)

32 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum Gambar 9 Potongan Jalan Lingkungan dengan Lapisan Beton

(45)
(46)

34 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum Gambar 10 Tampak Atas Jalan Lingkungan dengan Lapisan Paving Block

(47)

Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan Umum 35

(48)

36 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum Gambar 12 Potongan Ruang Terbuka Publik dengan Lapisan Beton

(49)

Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan Umum 37

(50)

62 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

C.

Proses Pengadaan

Pengadaan pembangunan fisik Bantuan PSU melalui proses sistem pengadaan. Sistem pengadaan, dilaksanakan melalui dua mekanisme yaitu pelelangan umum dan penunjukan langsung, dengan proses persyaratan pengadaan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pembangunan fisik bantuan PSU melalui penunjukan langsung dilakukan oleh pelaku pembangunan yang memiliki SBU dan SIUJK. Pelaksanaan pembangunan fisik dilakukan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

b. Pelaksanaan pembangunan fisik bantuan PSU melalui pelelangan umum diperuntukkan bagi pelaku pembangunan yang tidak memiliki SBU dan SIUJK. Pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa Konstruksi, dimulai setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

c. Sebelum Bantuan PSU dilakukan, dilaksanakan Penetapan Lokasi Bantuan PSU Untuk Perumahan Umum berdasarkan hasil verifikasi pra konstruksi terhadap usulan Bantuan PSU yang ditetapkan dengan Keputusan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan;

d. Setelah Penetapan lokasi Bantuan PSU oleh Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Panitia/ULP melaksanakan tahapan penunjukan langsung atau pelelangan umum. Panitia/ULP melaksanakan proses berdasarkan :

1) Surat Keputusan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan; 2) Laporan Hasil Pelaksanaan Verifikasi Pra Konstruksi dari Rekanan

yang ditunjuk Satuan Kerja; 3) Kelengkapan dokumen usulan; 4) Dokumen legalitas usaha;

5) Dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan; 6) Dokumen teknis proyek perumahan; dan

(51)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 53

e. Dari hasil penetapan lokasi, panitia pengadaan menentukan proses pelaksanaan pembangunan fisik PSU dilakukan dengan penunjukan langsung bagi pelaku pembangunan yang memiliki SBU dan SIUJK, dan melalui pelelangan umum diperuntukkan bagi pelaku pembangunan yang tidak memiliki SBU dan SIUJK;

f. Hasil proses pelaksanaan penunjukan langsung atau pelelangan umum, oleh Panitia/ULP disampaikan kepada PPK/Satuan Kerja;

g. Kontrak pelaksanaan Bantuan PSU ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan pimpinan perusahaan yang tercantum di dalam akte pendirian perusahaan. Penandatangan dalam penunjukan langsung dilakukan oleh pimpinan pelaku pembangunan dan untuk pelelangan umum dilakukan oleh pimpinan perusahaan pemenang pelelangan umum.

D.

Tahapan Awal Pembangunan Fisik

Tahapan awal pembangunan fisik Bantuan PSU berupa :

1. Pelaksanaan Pra Konstruksi/Pre Construction Meeting (PCM) dan pengukuran awal bersama (kondisi 0%);

2. Pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU dilakukan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kepada pelaku pembangunan atau penyedia barang/jasa konstruksi dan telah melaksanakan PCM serta pengukuran awal bersama (kondisi 0%) yang dibuktikan dengan Berita Acara PCM dan Berita Acara Pengukuran Awal Bersama (kondisi 0%); 3. Tim PSU (Tim Koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, pengawas lapangan dari pemerintah kabupaten/kota, pelaku pembangunan atau penyedia barang/jasa konstruksi dan konsultan manajemen konstruksi (MK)) harus hadir ketika PCM berlangsung;

(52)

62 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 4. PCM dan Pengukuran Awal Bersama (kondisi 0%) dilakukan Tim

Koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pengawas lapangan dari pemerintah kabupaten/kota, pelaku pembangunan atau penyedia barang/jasa konstruksi dan konsultan MK pada setiap kabupaten/kota;

a.

Konsultan MK sebagai perpanjangan tangan Kepala Satuan Kerja melakukan PCM dan Pengukuran Awal Bersama (kondisi 0%) di seluruh lokasi PSU sebagai persyaratan pelaksanaan pekerjaan;

b.

Perubahan/pergeseran lokasi Bantuan PSU dapat dilakukan jika

lokasi baru sesuai dengan ketentuan: - tidak di luar rencana tapak (site plan); - sesuai dengan jumlah unit rumah diusulkan;

c.

Foto diambil saat Pengukuran Awal Bersama (kondisi 0%) per 50m’;

d.

Berita Acara PCM sudah ditandatangani dan stempel stempel pemerintah kabupaten/kota, pelaku pembangunan, dan konsultan MK;

e.

Berita Acara Pengukuran Awal Bersama dan lampirannya sudah ditandatangani dan stempel pemerintah kabupaten/kota, pelaku pembangunan, dan konsultan MK.

E.

Tahapan Pembangunan

Pelaksanaan pembangunan Bantuan PSU sesuai dengan spesifikasi teknis komponen Bantuan PSU dan RAB, berdasarkan kontrak.

Bantuan PSU memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut:

1. Lahan untuk daerah milik jalan telah tersedia;

2. Jenis konstruksi jalan yang dapat dibantu berupa jalan lingkungan dengan lebar jalan 4 m’ dapat berupa beton bertulang k-250 (dengan tulangan besi diameter  8-200 atau wiremesh m5) dengan ketebalan 15 cm atau paving block dengan ketebalan 8 cm k-250 s/d k-300;

3. Tidak termasuk pekerjaan pembentukan badan jalan atau lapis pondasi bawah telah tersedia; dan

(53)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 53

4. Jenis konstruksi ruang terbuka publik berupa lapisan beton bertulang k-250 (dengan tulangan besi diameter  8-200 atau wiremesh m5) dengan ketebalan 15 cm atau lapisan paving block dengan ketebalan 8 cm k-250 s/d k-300;

5. Tidak termasuk pekerjaan saluran;

6. Ketentuan mengenai kriteria teknis jalan sesuai pedoman teknis yang berlaku.

F.

Latihan

1. Sebutkan tujuan dalam penyusunan DED, dan siapa yang harus menyusun DED!

2. Jelaskan dan uraikan dokumen pokok sebagai hasil penyusunan DED! 3. Pengadaan pembangunan fisik Bantuan PSU dilaksanakan melalui dua

mekanisme yaitu pelelangan umum dan penunjukan langsung. Sebutkan alasan dilakukannya masing-masing proses pengadaan tersebut!

4. Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahapan awal pembangunan fisik bantuan PSU!

5. Sebutkan spesifikasi teknis yang harus dipenuhi dalam tahapan pembangunan PSU!

G.

Rangkuman

Detailed Engineering Design (DED) terdiri dari 2 (dua) dokumen pokok, yaitu peta lokasi dan detail potongan jalan lingkungan atau ruang terbuka publik. Sistem pengadaan, dilaksanakan melalui dua mekanisme yaitu pelelangan umum dan penunjukkan langsung. Proses persyaratan pengadaan meliputi pelaksanaan pembangunan fisik bantuan PSU melalui penunjukan langsung dilakukan oleh pelaku pembangunan yang memiliki SBU dan SIUJK. Pelaksanaan pembangunan fisik dilakukan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) hingga kontrak pelaksanaan Bantuan PSU ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan pimpinan perusahaan yang tercantum di dalam akte pendirian perusahaan. Pelaksanaan pembangunan Bantuan PSU sesuai dengan spesifikasi teknis komponen Bantuan PSU dan RAB, berdasarkan kontrak.

(54)

62 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

BAB 6

(55)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 53

Verifikasi Pasca Konstruksi

A.

Indikator Keberhasilan

Melalui pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan verifikasi pasca konstruksi, meliputi: pemeriksaan administrasi dan pemeriksaan teknis/lapangan.

B.

Pemeriksaan Teknis

Verifikasi Pasca Kontruksi Bantuan PSU adalah kegiatan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pembangunan bantuan PSU oleh kelompok sasaran yang meliputi pengecekan administrasi dan pengecekan teknis.

Verifikasi Pasca Konstruksi dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan pencairan dana Bantuan PSU, yang ditindaklanjuti dengan:

a. Pemeriksaan administrasi pada verifikasi pasca konstruksi b. Pemeriksaan teknis pada verifikasi pasca konstruksi

Pemeriksaan administrasi pada verifikasi pasca konstruksi, sekurang-kurangnya melaksanakan pemeriksaan terhadap dokumen permohonan pencairan dana bantuan PSU dan hasil pemeriksaan dituangkan dalam lembar hasil pemeriksaan.

C.

Pemeriksaan Teknis/Lapangan

Pemeriksaan teknis pada verifikasi pasca konstruksi melaksanakan pemeriksaan lapangan terhadap :

a. Pengukuran volume pekerjaan; b. Perhitungan jumlah rumah terbangun;

c. Berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh pengawas lapangan, direksi teknis, tim pemeriksaan pekerjaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan pimpinan perusahaan.

(56)

62 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum Berdasarkan hasil verifikasi pasca konstruksi, Tim Verifikasi Pasca Konstruksi menerbitkan berita acara penyelesaian pekerjaan. Apabila dari hasil verifikasi pasca konstruksi ternyata jumlah unit rumah terbangun lebih rendah dibandingkan dengan jumlah unit yang diusulkan, maka proses pembayarannya akan dihitung berdasarkan jumlah unit rumah terbangun pada saat verifikasi pasca konstruksi.

Berdasarkan berita acara penyelesaian pekerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen melakukan proses pembayaran sesuai peraturan perundang-undangan.

D.

Latihan

1 Jelaskan verifikasi pasca konstruksi Bantuan PSU dan tujuan dilakukannya verifikasi pasca konstruksi!

2 Sebutkan hal-hal yang perlu dilakukan pada saat pemeriksaan lapangan pada tahap verifikasi pasca konstruksi!

E.

Rangkuman

Verifikasi Pasca Kontruksi Bantuan PSU adalah kegiatan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pembangunan bantuan PSU oleh kelompok sasaran yang meliputi pengecekan administrasi dan pengecekan teknis. Pemeriksaan teknis pada verifikasi pasca konstruksi melaksanakan pemeriksaan lapangan terhadap pengukuran volume pekerjaan; perhitungan jumlah rumah terbangun; dan berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh pengawas lapangan, direksi teknis, tim pemeriksaan pekerjaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan pimpinan perusahaan. Berdasarkan hasil verifikasi pasca konstruksi, Tim Verifikasi Pasca Konstruksi menerbitkan berita acara penyelesaian pekerjaan.

(57)
(58)

62 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

BAB 7

(59)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 53

Serah Terima Bantuan PSU

A.

Indikator Keberhasilan

Melalui pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan serah terima Bantuan PSU, meliputi: Proses Serah Terima, Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Pertama Hasil Pekerjaan, serta Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Akhir Hasil Pekerjaan.

B.

Proses Serah Terima

Serah terima pekerjaan fisik Bantuan PSU dilaksanakan dengan tahapan dan kelengkapan dokumen, sebagai berikut :

1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada Satuan Kerja untuk penyerahan pekerjaan;

2. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, Satuan Kerja menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;

3. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak/SPK;

4. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan menyusun laporan hasil pemeriksaan lapangan dalam bentuk Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan kepada Satuan Kerja;

5. Satuan Kerja menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak dan diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;

6. Pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus per seratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima per seratus) dari nilai kontrak;

7. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;

(60)

62 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 8. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan

permintaan secara tertulis kepada Satuan Kerja untuk penyerahan akhir pekerjaan;

9. Satuan Kerja menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik;

10. Satuan Kerja wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan;

11. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka Satuan Kerja berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan;

12. Penyedia yang tidak menandatangani berita acara serah terima akhir pekerjaan dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list).

C.

Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Pertama Hasil Pekerjaan

Kelengkapan dokumen proses penyerahan pertama hasil pekerjaan, terdiri atas: 1. Kontrak (beserta perubahannya jika ada);

2. Permintaan tertulis dari pelaku pembangunan atau penyedia barang/jasa konstruksi kepada Satuan Kerja untuk penyerahan pekerjaan;

3. Berita Acara Serah Terima Pertama/Provisional hand over (PHO) yang ditandatangani oleh Satuan Kerja dengan pelaku pembangunan atau penyedia barang/jasa konstruksi dengan dilampiri sekurang-kurangnya:

a. Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan yang dibuat oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;

b. Foto visual kemajuan pekerjaan (sekurang-kurangnya 0%, 50% dan 100%);

c. As build drawing;

d. Laporan-laporan selama pelaksanaan pekerjaan (harian, mingguan dan bulanan yang telah diketahui dan dibenarkan oleh unsur pengawasan yaitu konsultan MK. pengawas lapangan, direksi teknis);

(61)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 53

D.

Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Akhir Hasil Pekerjaan

Kelengkapan dokumen proses penyerahan akhir hasil pekerjaan, terdiri atas :

1. Permintaan tertulis dari penyedia kepada Satuan Kerja untuk penyerahan akhir pekerjaan (final hand over);

2. Berita acara pemeriksaan akhir yang dibuat oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;

3. Berita Acara Serah Terima Akhir antara penyedia dengan Satuan Kerja;

4. Bukti pengembalian Jaminan Pemeliharaan.

E.

Latihan

1. Sebutkan tahapan dalam rangka proses serah terima pekerjaan fisik bantuan PSU!

2. Sebutkan kelengkapan dokumen dalam proses penyerahan pertama dan penyerahan akhir hasil pekerjaan!

F.

Rangkuman

Serah terima pekerjaan fisik Bantuan PSU dilaksanakan dengan tahapan dan kelengkapan dokumen. Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Pertama Hasil Pekerjaan antara lain: kontrak (beserta perubahannya jika ada); permintaan tertulis dari pelaku pembangunan atau penyedia barang/jasa konstruksi kepada Satuan Kerja untuk penyerahan pekerjaan; Berita Acara Serah Terima Pertama/Provisional Hand Over (PHO) yang ditandatangani oleh Satuan Kerja dengan pelaku pembangunan atau penyedia barang/jasa konstruksi. Kelengkapan Dokumen Proses Penyerahan Akhir Hasil Pekerjaan, terdiri atas: permintaan tertulis dari penyedia kepada Satuan Kerja untuk penyerahan akhir pekerjaan (final hand over); berita acara pemeriksaan akhir yang dibuat oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan; Berita Acara Serah Terima Akhir antara penyedia dengan Satuan Kerja; dan bukti pengembalian Jaminan Pemeliharaan.

(62)

62 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

BAB 8

PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN

(63)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 53

Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian

A.

Indikator Keberhasilan

Melalui pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, meliputi: pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, serta mekanisme pelaporan.

B.

Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian

Pelaksanaan Bantuan PSU dilaksanakan bersamaan dengan pengawasan, pengendalian, oleh para pihak terkait sesuai tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU dilakukan pengawasan lapangan oleh konsultan manajemen konstruksi, pengawas lapangan, direksi teknis, dan koordinator wilayah yang ditetapkan Satuan Kerja yang ditunjuk oleh Menteri.

2. Konsultan Manajemen Kontruksi (MK) memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Mengatur pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pembangunan Bantuan PSU sesuai dengan jadwal kegiatan;

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pembangunan Bantuan PSU dengan pihak terkait mulai dari tahap perencanaan, tahap pra konstruksi, konstruksi hingga pemanfaatan;

c. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan Bantuan PSU;

d. Melaporkan progres mingguan dan bulanan kegiatan fisik, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik Bantuan PSU kepada Kepala Satuan Kerja melalui Pejabat Pembuat Komitmen.

(64)

62 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 3. Pengawas Lapangan Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian kegiatan pembangunan Bantuan PSU pada kabupaten/kota terkait;

b. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait yang berkaitan dengan pembangunan Bantuan PSU pada kabupaten/kota terkait; c. Memberikan petunjuk kepada pengembang dan/atau penyedia jasa dari segi teknis maupun administratif sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);

d. Memeriksa dan menyetujui hal-hal yang berkaitan dengan administratif dan teknis;

e. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan fisik yang disiapkan dalam rangka Berita Acara Pembayaran/Termin;

f. Melaporkan progres mingguan kegiatan fisik, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik Bantuan PSU kepada Kepala Satuan Kerja melalui Pejabat Pembuat Komitmen;

g. Memfasilitasi koordinasi pelaksanaan serah terima aset Bantuan PSU pada kabupaten/kota terkait.

4. Direksi Teknis Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembangunan Bantuan PSU pada kabupaten/kota terkait;

b. Berperan aktif untuk mendukung kegiatan pembangunan Bantuan PSU pada kabupaten/kota terkait;

c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Bantuan PSU pada kabupaten/kota terkait;

d. Menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Bantuan PSU kepada Kepala Satuan Kerja melalui Pejabat Pembuat Komitmen;

e. Menindaklanjuti kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan hasil kegiatan pelaksanaan Bantuan PSU pada kabupaten/kota terkait; f. Memfasilitasi koordinasi pelaksanaan serah terima aset Bantuan

(65)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 53

5. Koordinator Wilayah Provinsi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembangunan Bantuan PSU di wilayah provinsi;

b. Berperan aktif untuk mendukung kegiatan pembangunan Bantuan PSU di wilayah provinsi;

c. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan Bantuan PSU yang berada di wilayah provinsi; d. Menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan

Bantuan PSU kepada Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan; e. Memfasilitasi koordinasi pelaksanaan serah terima aset

pembangunan Bantuan PSU di wilayah provinsi.

C.

Mekanisme Pelaporan

Dalam pengawasan lapangan pembangunan fisik Bantuan PSU, konsultan manajemen konstruksi menyampaikan laporan mingguan dan bulanan secara berkala dengan disetujui pengawas lapangan dan direksi teknis, serta diketahui koordinator wilayah disampaikan kepada Satuan Kerja yang ditunjuk oleh Menteri.

Satuan Kerja wajib menyampaikan laporan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan dan Direktorat Rumah Umum dan Komersial melaksanakan pemantauan dan evaluasi pemberian Bantuan PSU.

Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian serta Monitoring dan Evaluasi Bantuan PSU Perumahan Umum dilaksanakan melalui sinergi antara pusat dan pemerintah daerah (pemerintah provinsi dan pemerintah

(66)

54 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum Gambar 14):

(67)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 55

Gambar 14 Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Bantuan PSU Perumahan Umum

 Laporan Mingguan  Laporan Bulanan  Laporan harian Penyedia Barang/Jasa Konstruksi

Dirjen Penyediaan

Satuan Direktur Rumah Umum dan

dst Menteri Pemantauan dan Evaluasi Koordinator Wilayah Direksi Teknis Pengawas Konsultan Manajemen Koordinator Wilayah Direksi Teknis Pengawas Konsultan Manajemen

(68)

56 Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum

D.

Latihan

1 Pihak-pihak yang terlibat dalam pengawasan pelaksanaan Bantuan PSU terdiri dari konsultan manajemen konstruksi, pengawas lapangan, direksi teknis, dan koordinator wilayah provinsi. Uraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak tersebut!

2 Uraikan mekanisme pelaporan pelaksanaan Bantuan PSU Perumahan Umum, serta jangka waktunya!

E.

Rangkuman

Pelaksanaan Bantuan PSU dilaksanakan bersamaan dengan pengawasan, pengendalian, oleh para pihak terkait sesuai tugas dan tanggung jawab. Dalam pengawasan lapangan pembangunan fisik Bantuan PSU, konsultan manajemen konstruksi menyampaikan laporan mingguan dan bulanan secara berkala dengan disetujui pengawas lapangan dan direksi teknis, serta diketahui koordinator wilayah disampaikan kepada Satuan Kerja yang ditunjuk oleh Menteri. Satuan Kerja wajib menyampaikan laporan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan dan Direktorat Rumah Umum dan Komersial melaksanakan pemantauan dan evaluasi pemberian Bantuan PSU. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian serta Monitoring dan Evaluasi Bantuan PSU Perumahan Umum dilaksanakan melalui sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota),

(69)

Pelaksanaan Bantuan PSU untuk Perumahan Umum 57

BAB 9

Gambar

Gambar 1 Komponen Bantuan PSU
Gambar 3 Jalan Lingkungan dan Ruang Terbuka untuk Rumah Susun
Gambar 4 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 8 meter dan Kavling  Rumah Berhadap-Hadapan
Gambar 5 Ilustrasi Bantuan PSU Rumah dengan Lebar 8 meter dan Kavling  Rumah Tidak Berhadap-Hadapan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Evaluasi Hasil Pengujian Perangkat Lunak Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, Aplikasi Pengenalan Gedung Universitas Pendidikan Ganesha berbasis Markerless

12 d. Berhasil guna; artinya segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan yang dimaksud tanpa mengalami hambatan-hambatan, sehingga meraih prestasi tertentu. Ingatlah

Data Primer, yakni novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang menceritakan tentang persahabatan tiga orang anak yaitu Ikal (Andrea Hirata), Arai, dan Jimbron. Mereka

A.16.5 Melakukan tugasnya di wilayah hukum Pengadilan Agama Banggai. A.16.6 Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh pimpinan pengadilan dan atasan langsungnya.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 bentuk miskonsepsi siswa meliputi sub konsep pengertian reduksi dan oksidasi berdasarkan pelepasan dan pengikatan elektron,

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof.. Syahril Pasaribu, DTM&G, M.Sc (CTM), Sp, A(K) atas kesempatan

Dalam penelitian ini hasil penggunaan algoritma least connection untuk load balancing lebih memberikan performa yang baik dibandingankan algoritma round robin

Tulisan ini menyimpulkan bahwa Implementasi nilai TQM dalam pengelolaan wakaf di Dompet Dhuafa dapat dikatakan relatif maju karena perhatian lembaga ini kepada pelanggan,