ii
PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA
PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA
(Pengertian Pendidikan Berbasis Budaya, Konteks Pendidikan Berbasis
(Pengertian Pendidikan Berbasis Budaya, Konteks Pendidikan Berbasis Budaya,Budaya, Implementasi Pendidikan Berbasis Budaya, Pembelajaran Berbasis Budaya, Implementasi Pendidikan Berbasis Budaya, Pembelajaran Berbasis Budaya, Komponen Pembelajaran Berbasis Budaya, dan Penyelenggaraan di Sekolah Komponen Pembelajaran Berbasis Budaya, dan Penyelenggaraan di Sekolah
Dasar) Dasar)
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Ngadino Y, M. Pd. Dosen Pengampu: Ngadino Y, M. Pd.
Disusun oleh: Disusun oleh: Kelompok: 5 Kelompok: 5 1.
1. Aginia Aginia Ashari Ashari (K7113006)(K7113006) 2.
2. Ardiarti Ardiarti Bangun Bangun Wijaya Wijaya (K7113028)(K7113028) 3.
3. Ari Ari Setiyawati Setiyawati (K7113030)(K7113030) 4.
4. Asti Asti Awidasworo Awidasworo (K7113034)(K7113034) Kelas: 3A
Kelas: 3A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVEERSITAS SEBELAS MARET UNIVEERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA SURAKARTA
2014 2014
ii ii “Pendidikan Berbasis Budaya.”
“Pendidikan Berbasis Budaya.”
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Inovasi Pembelajaran. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Inovasi Pembelajaran. Makalah
Makalah ini berhasil ini berhasil penulis selesaikan penulis selesaikan tepat waktu tepat waktu sesuai yang sesuai yang direncanakandirencanakan berkat bantuan serta dukungan
berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak.dari berbagai pihak.
Penulis telah berusaha maksimal untuk menyelesaikan makalah ini dengan Penulis telah berusaha maksimal untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Namun, apabila
baik. Namun, apabila dalam makalah dalam makalah ini masih ini masih terdapat banyak kesalahan, terdapat banyak kesalahan, hal ituhal itu karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
penulis mengharapkan mengharapkan kritik kritik dan dan saran saran yang yang bersifat bersifat membangun membangun demidemi kesempurnaan dalam menghasilkan makalah pada masa yang akan datang.
kesempurnaan dalam menghasilkan makalah pada masa yang akan datang.
Penulis berharap makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi Penulis berharap makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bag
penulis sendiri maupun bagi pembaca pada umumnya.i pembaca pada umumnya.
Penulis Penulis
iii iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI halaman halaman JUDUL JUDUL ... ... ii KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... iiii DAFTAR
DAFTAR ISI ...ISI ... ... iiiiii
BAB
BAB I I PENDAHULUAN ...PENDAHULUAN ... ... 11 A.
A. Latar Latar Belakang MasalBelakang Masalah ...ah ... 1... 1
B.
B. Rumusan Rumusan Masalah ...Masalah ... 1... 1 C.
C. Tujuan Tujuan Penulisan Penulisan ... ... 22
BAB
BAB II II PEMBAHASAN ...PEMBAHASAN ... 3... 3
A. Pengertian
A. Pengertian Pendidikan Berbasis Pendidikan Berbasis Budaya .Budaya ... 3... 3 B. Konteks
B. Konteks Pendidikan Berbasis Pendidikan Berbasis Budaya .Budaya ... 5... 5
B.1.
B.1. Integrasi PenIntegrasi Pendidikan didikan dan dan Kebudayaan Kebudayaan ... ... 66 B.2.
B.2. Kebudayaan Kebudayaan Untuk Untuk Pendidikan Pendidikan ... ... 77
B.3.
B.3. Pendidikan Pendidikan Untuk Untuk Kebudayaan Kebudayaan ... ... 88 C.
C. Implementasi Implementasi Pendidikan Berbasis Pendidikan Berbasis Budaya Budaya ... 8... 8
D. Pembelajaran
D. Pembelajaran Berbasis Berbasis Budaya ...Budaya ... 11... 11
E. Komponen
E. Komponen Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Berbasis Budaya .Budaya ... 12... 12 E.1.
E.1. Substansi Substansi (Materi) (Materi) dan dan Kompetensi Kompetensi Bidang Bidang Ilmu...Ilmu... ... 1212
E.2.
E.2. Kebermaknaan Kebermaknaan dan dan Proses Proses Pembelajaran Pembelajaran ... ... 1212 E.3.
E.3. Penilaian Penilaian Hasil Hasil Belajar...Belajar... ... 1313
E.4.
E.4. Peran Peran Budaya Budaya ... ... 1313 F. Pen
F. Penyelenggaraan di yelenggaraan di Sekolah Dasar ...Sekolah Dasar ... 13... 13
BAB
A.
A. Kesimpulan ...Kesimpulan ... ... 1515 B.
B. Saran Saran ... ... 1515
DAFTAR
1 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berbasis budaya (
Pendidikan berbasis budaya (culture based educationculture based education) merupakan) merupakan mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan
pengetahuan dan dan teknologi teknologi melalui melalui pembelajaran pembelajaran seumur seumur hidup. hidup. KemunculanKemunculan paradigma pendidikan ber
paradigma pendidikan berbasis budaya basis budaya lebih dipicu lebih dipicu oleh dua oleh dua arus besar. arus besar. Pertama,Pertama, berangkat
berangkat dari dari asumsi asumsi modernisme modernisme yang yang telah telah sampai sampai pada pada titik titik kulminasinyakulminasinya sehingga cenderung membuat manusia untuk kembali kepada hal-hal yang sehingga cenderung membuat manusia untuk kembali kepada hal-hal yang bersifat
bersifat natural natural (alami). (alami). Kedua, Kedua, modernisasi modernisasi sendiri sendiri yang yang menghendakimenghendaki terciptanya demokrasi dalam segala demensi kehidupan manusia. Berangkat dari terciptanya demokrasi dalam segala demensi kehidupan manusia. Berangkat dari hal tersebut, mau tidak mau pendidikan harus dikelola secara lebih optimal hal tersebut, mau tidak mau pendidikan harus dikelola secara lebih optimal dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat dengan dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat dengan muatan value cultur (kebijakan lokal) sebagai bagian dari tujuan isi dari muatan value cultur (kebijakan lokal) sebagai bagian dari tujuan isi dari pendidikan.
pendidikan.
Sebagai implikasinya, pendidikan menjadi usaha kolaboratif yang Sebagai implikasinya, pendidikan menjadi usaha kolaboratif yang melibatkan partisipasi dan peran karifan sistem nilai budaya di dalamnya. melibatkan partisipasi dan peran karifan sistem nilai budaya di dalamnya. Partisipasi dalam konteks ini berupa kerjasama antara warga dengan pemerintah Partisipasi dalam konteks ini berupa kerjasama antara warga dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan aktivitas dalam merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan aktivitas pendidikan.
pendidikan.
Dalam makalh ini, akan dibahas mengenai pengertian pendidikan berbasis Dalam makalh ini, akan dibahas mengenai pengertian pendidikan berbasis budaya, konteks
budaya, konteks pendidikan berbasis pendidikan berbasis budaya, teknologi budaya, teknologi dan informasi dan informasi pendidikanpendidikan berbasis budaya, dan implementasi pendidikan
berbasis budaya, dan implementasi pendidikan berbasis budaya.berbasis budaya.
B. Rumusan Masalah B. Rumusan Masalah
1.
1. Bagaimana pengertian pendidikan berbasis budaya?Bagaimana pengertian pendidikan berbasis budaya? 2.
2. Bagaimana konteks pendidikan berbasis budaya?Bagaimana konteks pendidikan berbasis budaya? 3.
3. Bagaimana implementasi pendidikan berbasis budaya?Bagaimana implementasi pendidikan berbasis budaya? 4.
4. Bagaimana pembelajaran berbasis budaya?Bagaimana pembelajaran berbasis budaya? 5.
6.
6. Bagaimana penyelenggaraan pembelajaran berbasis budaya di sekolahBagaimana penyelenggaraan pembelajaran berbasis budaya di sekolah dasar?
dasar?
C. Tujuan Penulisan C. Tujuan Penulisan
1.
1. Menjelaskan pengertian pendidikan berbasis budaya.Menjelaskan pengertian pendidikan berbasis budaya. 2.
2. Menjelaskan konteks pendidikan berbasis budaya.Menjelaskan konteks pendidikan berbasis budaya. 3.
3. Menjelaskan implementasi pendidikan berbasis budaya.Menjelaskan implementasi pendidikan berbasis budaya. 4.
4. Menjelaskan pembelajaran berbasis budaya.Menjelaskan pembelajaran berbasis budaya. 5.
5. Menjelaskan model dan aplikasi pembelajaran berbasis budaya.Menjelaskan model dan aplikasi pembelajaran berbasis budaya. 6.
6. Menjelaskan penyelenggaraan pembelajaran berbasis budaya di sekolahMenjelaskan penyelenggaraan pembelajaran berbasis budaya di sekolah dasar.
3 3 BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Berbasis
A. Pengertian Pendidikan Berbasis BudayaBudaya
Pendidikan berbasis budaya (culture based education) merupakan Pendidikan berbasis budaya (culture based education) merupakan mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan
pengetahuan dan dan teknologi teknologi melalui melalui pembelajaran pembelajaran seumur seumur hidup. hidup. KemunculanKemunculan paradigma pendidikan
paradigma pendidikan berbasis budaya berbasis budaya lebih dipicu lebih dipicu oleh dua oleh dua arus besar. arus besar. Pertama,Pertama, berangkat
berangkat dari dari asumsi asumsi modernisme modernisme yang yang telah telah sampai sampai pada pada titik titik kulminasinyakulminasinya sehingga cenderung membuat manusia untuk kembali kepada hal-hal yang sehingga cenderung membuat manusia untuk kembali kepada hal-hal yang bersifat
bersifat natural natural (alami). (alami). Kedua, Kedua, modernisasi modernisasi sendiri sendiri yang yang menghendakimenghendaki terciptanya demokrasi dalam segala dimensi kehidupan manusia. Berangkat dari terciptanya demokrasi dalam segala dimensi kehidupan manusia. Berangkat dari hal tersebut, mau tidak mau pendidikan harus dikelola secara lebih optimal hal tersebut, mau tidak mau pendidikan harus dikelola secara lebih optimal dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat dengan dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat dengan muatan
muatan value cultur value cultur (kebijakan lokal) sebagai bagian dari tujuan isi dari (kebijakan lokal) sebagai bagian dari tujuan isi dari pendidikan.
pendidikan.
Sebagai implikasinya, pendidikan menjadi usaha kolaboratif yang Sebagai implikasinya, pendidikan menjadi usaha kolaboratif yang melibatkan partisipasi dan peran kearifan sistem nilai budaya di dalamnya. melibatkan partisipasi dan peran kearifan sistem nilai budaya di dalamnya. Partisipasi dalam konteks ini berupa kerjasama antara warga dengan pemerintah Partisipasi dalam konteks ini berupa kerjasama antara warga dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan aktivitas dalam merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan aktivitas pendidikan.
pendidikan. Sebagai Sebagai sebuah sebuah kerja kerja sama, sama, maka maka masyarakat masyarakat dengan dengan budayanyabudayanya diasumsikan mempunyai aspirasi yang harus diakomodasi dalam proses diasumsikan mempunyai aspirasi yang harus diakomodasi dalam proses perencanaan
perencanaan dan dan pelaksanaan pelaksanaan suatu suatu program program pendidikan pendidikan yang yang berpondasi berpondasi daridari akar sistem nilai budayanya sendiri.
akar sistem nilai budayanya sendiri.
Lebih jauh, era desentralisasi-otonomi juga berdampak pada semakin Lebih jauh, era desentralisasi-otonomi juga berdampak pada semakin terbukanya kebebasan yang dimiliki masyarakat untuk merancang dan terbukanya kebebasan yang dimiliki masyarakat untuk merancang dan melaksanakan pendidikan sesuai kebutuhan sendiri. Akibatnya, upaya-upaya melaksanakan pendidikan sesuai kebutuhan sendiri. Akibatnya, upaya-upaya menyelenggarakan pendidikan berbasis culture bassed education dewasa ini menyelenggarakan pendidikan berbasis culture bassed education dewasa ini semakin marak.
Dalam pandangan tradisional, pendidikan dipandang sebagai kegiatan Dalam pandangan tradisional, pendidikan dipandang sebagai kegiatan yang bertujuan atau sebagai jalan menuju pencapaian tujuan yang berada di luar yang bertujuan atau sebagai jalan menuju pencapaian tujuan yang berada di luar proses
proses pendidikan pendidikan itu itu sendiri. sendiri. Misalnya Misalnya pandangan pandangan Aristoteles Aristoteles yang yang melihatmelihat pendidikan
pendidikan sebagai sebagai sarana sarana untuk untuk membantu membantu dalam dalam pencapaian pencapaian kebahagiaan,kebahagiaan, kehidupan yang lebih baik, dan keadaan yang final. Artinya, di sini dipahami kehidupan yang lebih baik, dan keadaan yang final. Artinya, di sini dipahami bahwa pendidikan adalah alat
bahwa pendidikan adalah alat untuk mencapai tujuan, dengan untuk mencapai tujuan, dengan pengandaian bahwapengandaian bahwa prosesnya terpisah.
prosesnya terpisah.
Lain lagi halnya menurut Leo Toltoy, pendidikan tidak mempunyai Lain lagi halnya menurut Leo Toltoy, pendidikan tidak mempunyai sasaran utama di luar pendidikan itu sendiri. Justru tujuan yang ingin dicapai sasaran utama di luar pendidikan itu sendiri. Justru tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah berasal dari prosesnya sendiri, yaitu proses bagaimana dalam pendidikan adalah berasal dari prosesnya sendiri, yaitu proses bagaimana ”memahami” realitas yang ada. Dengan demikian, pendidikan sangat terkait sekali ”memahami” realitas yang ada. Dengan demikian, pendidikan sangat terkait sekali dengan kebud
dengan kebudayaan. Artinya, koayaan. Artinya, konsep ini merangkum nsep ini merangkum seluruh nilai seluruh nilai dalam budayadalam budaya masyarakat yang masih eksis.
masyarakat yang masih eksis. Dari paparan
Dari paparan tersebut tersebut dapat dilihat dapat dilihat tidak disangsikan tidak disangsikan lagi bahlagi bahwa kaitanwa kaitan antara pendidikan dan kebudayaan adalah sangat mutlak. Pendidikan adalah antara pendidikan dan kebudayaan adalah sangat mutlak. Pendidikan adalah “proses” (kebudayaan) manusia untuk mengembangkan kualitas dirinya menuju “proses” (kebudayaan) manusia untuk mengembangkan kualitas dirinya menuju arah yang lebih baik.
arah yang lebih baik.
Pendidikan berbasis budaya merupakan perwujudan dari demokratisasi Pendidikan berbasis budaya merupakan perwujudan dari demokratisasi pendidikan
pendidikan melalui melalui perluasan perluasan pelayanan pelayanan pendidikan pendidikan untuk untuk kepentingankepentingan masyarakat. Pendidikan berbasis budaya menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat. Pendidikan berbasis budaya menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi segala tantangan masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi segala tantangan kehidupan yang berubah-ubah dan semakin berat. Secara konseptual, pendidikan kehidupan yang berubah-ubah dan semakin berat. Secara konseptual, pendidikan berbasis
berbasis budaya budaya adalah adalah model model penyelenggaraan penyelenggaraan pendidikan pendidikan yang yang bertumpu bertumpu padapada p
prinsip “dari konsep budaya, digerakkan oleh budaya dan untuk menciptakanrinsip “dari konsep budaya, digerakkan oleh budaya dan untuk menciptakan budaya baru yang
budaya baru yang bercorak dan bernilai lebih dari budaya sebelumnya”. bercorak dan bernilai lebih dari budaya sebelumnya”.
Pendidikan dengan konsep budaya artinya pendidikan memberikan Pendidikan dengan konsep budaya artinya pendidikan memberikan jawaban
jawaban dan dan solusi solusi atas atas penciptaan penciptaan budaya budaya yang yang didasari didasari oleh oleh kebutuhankebutuhan masyarakat, tentu dengan tata nilai dan sistem yang berlaku di dalamnya. masyarakat, tentu dengan tata nilai dan sistem yang berlaku di dalamnya. Pendidikan berbudaya artinya masyarakat sebagai pemilik budaya dengan segala Pendidikan berbudaya artinya masyarakat sebagai pemilik budaya dengan segala tatanan nilai dan sistemnya ditempatkan sebagai subjek/pelaku pendidikan, bukan tatanan nilai dan sistemnya ditempatkan sebagai subjek/pelaku pendidikan, bukan objek pendidikan. Pada konteks ini, semua unsur yang melingkupi masyarakat objek pendidikan. Pada konteks ini, semua unsur yang melingkupi masyarakat
5 5
dapat berperan aktif dalam terciptanya sebuah budaya yang melingkupi dapat berperan aktif dalam terciptanya sebuah budaya yang melingkupi masyarakat itu sendiri.
masyarakat itu sendiri.
Indonesia sebagai negara yang cukup potensial dalam perkembangan Indonesia sebagai negara yang cukup potensial dalam perkembangan pendidikan
pendidikan tentu tentu saja saja harus harus bisa bisa menyesuaikan menyesuaikan dengan dengan kondisi kondisi kekinian.kekinian. Keniscayaan akan format pendidikan yang lebih banyak sudah menjadi Keniscayaan akan format pendidikan yang lebih banyak sudah menjadi “kewajiban” kita bersama dalam usaha merealisasikannya.
“kewajiban” kita bersama dalam usaha merealisasikannya. Melakukan suatu usaha Melakukan suatu usaha pembebasan
pembebasan terhadap terhadap pendidikan pendidikan yang yang selama selama ini ini banyak banyak diwarnai diwarnai nilai-nilainilai-nilai yang meng-hegemoni kreativitas berpikir anak didik, telah mengharuskan kita yang meng-hegemoni kreativitas berpikir anak didik, telah mengharuskan kita berusaha merubah sembari
berusaha merubah sembari berusaha memberikan konsep berusaha memberikan konsep baru tentang pendidikanbaru tentang pendidikan yang sebenarnya. Memberikan peluang sepenuhnya kepada anak didik dalam yang sebenarnya. Memberikan peluang sepenuhnya kepada anak didik dalam rangka mengembangkan kemampuan sesuai dengan talentanya. Hal tersebut akan rangka mengembangkan kemampuan sesuai dengan talentanya. Hal tersebut akan berimplikasi
berimplikasi positif positif terhadap terhadap pertumbuhan pertumbuhan dan dan perkembangannya secaperkembangannya secara ra alamiahalamiah (nature).
(nature).
B. Konteks Pendidikan Berbasis Budaya B. Konteks Pendidikan Berbasis Budaya
Pendidikan merupakan topik yang tidak pernah usai dibicarakan dan Pendidikan merupakan topik yang tidak pernah usai dibicarakan dan didiskusikan. Diskusi itu pun seolah tidak berujung karena selalu tidak pernah didiskusikan. Diskusi itu pun seolah tidak berujung karena selalu tidak pernah menemukan titik temu berupa solusi konkrit untuk mengatasi permasalahan menemukan titik temu berupa solusi konkrit untuk mengatasi permasalahan pendidikan
pendidikan di di indonesia, indonesia, bahkan bahkan selalu selalu muncul muncul masalah masalah baru. baru. Namun Namun berbagaiberbagai pihak,
pihak, masih masih terus terus semangat semangat memikirkan memikirkan jalan jalan terbaik terbaik bagi bagi sistem sistem pendidikan pendidikan didi Indonesia. Hal ini memang wajar mengingat pendidikan merupakan hal pokok Indonesia. Hal ini memang wajar mengingat pendidikan merupakan hal pokok dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pendidikan sangat dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pendidikan sangat mempengaruhi tingkat peradaban suatu bangsa. Ketika pendidikan gagal, maka mempengaruhi tingkat peradaban suatu bangsa. Ketika pendidikan gagal, maka suatu negara akan sulit untuk berkembang. Misalnya saat ini di Indonesia timbul suatu negara akan sulit untuk berkembang. Misalnya saat ini di Indonesia timbul berbagai
berbagai masalah masalah bangsa bangsa yang yang silih silih berganti, berganti, maka maka dapat dapat dikatakan dikatakan kegagalankegagalan pendidikan
pendidikan juga juga berperan berperan dalam dalam terjadinya terjadinya masalah masalah ini. ini. Ketika Ketika korupsi korupsi marakmarak terjadi menguras kekayaan bangsa ini, maka dapat dikatakan bahwa kegagalan terjadi menguras kekayaan bangsa ini, maka dapat dikatakan bahwa kegagalan pendidikan
pendidikan untuk untuk membentuk membentuk SDM SDM yang yang berkarakter berkarakter dan dan bermoral bermoral sebagaisebagai penyebab akan hal itu.
penyebab akan hal itu. Ketika reformasi Ketika reformasi yang telah digulirkan sekian yang telah digulirkan sekian tahun belumtahun belum mampu membuahkan hasil maksimal, maka dapat dikatakan kegagalan mampu membuahkan hasil maksimal, maka dapat dikatakan kegagalan pendidikan
Bahkan ketika saat ini kita masih berdiskusi tentang pendidikan, dapat dikatakan Bahkan ketika saat ini kita masih berdiskusi tentang pendidikan, dapat dikatakan bahwa
bahwa hal hal itu itu sebagai sebagai dampak dampak ketika ketika selama selama ini ini pendidikan pendidikan belum belum mampumampu meciptakan SDM yang cerdas yang dapat merumuskan sistem pendidikan yang meciptakan SDM yang cerdas yang dapat merumuskan sistem pendidikan yang ideal untuk indonesia.
ideal untuk indonesia.
Melihat beberapa fakta di atas dan memandang out put pendidikan saat ini, Melihat beberapa fakta di atas dan memandang out put pendidikan saat ini, dapat disimpulkan bahwa harus ada reformasi pendidikan di indonesia. Reformasi dapat disimpulkan bahwa harus ada reformasi pendidikan di indonesia. Reformasi sangat penting sebelum paradigma yang salah semakin menguasai sistem sangat penting sebelum paradigma yang salah semakin menguasai sistem pendidikan
pendidikan di di indonesia. indonesia. Konstitusi Konstitusi mengamanatkan mengamanatkan bahwa bahwa salah salah satu satu tujuantujuan bangsa adalah mencerdaskan
bangsa adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan haruspendidikan harus diarahkan untuk mampu mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai perwujudan diarahkan untuk mampu mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai perwujudan dari cita-cita negara itu. Secara demografis, besarnya jumlah penduduk di dari cita-cita negara itu. Secara demografis, besarnya jumlah penduduk di Indonesia seharusnya sebagai aset yang menjadi kelebihan dibanding negara lain. Indonesia seharusnya sebagai aset yang menjadi kelebihan dibanding negara lain. Seandainya penduduk dengan jumlah yang besar itu merupakan SDM yang Seandainya penduduk dengan jumlah yang besar itu merupakan SDM yang unggul dan berbudaya, maka kemajuan pun akan menjadi milik
unggul dan berbudaya, maka kemajuan pun akan menjadi milik bangsa ini.bangsa ini.
B.1.
B.1. Integrasi Integrasi Pendidikan Pendidikan dan dan KebudayaanKebudayaan
Kebudayaan adalah unsur fundamental dalam pengembangan pendidikan Kebudayaan adalah unsur fundamental dalam pengembangan pendidikan secara utuh. Pendidikan yang baik tidak serta merta hanya mengembangkan secara utuh. Pendidikan yang baik tidak serta merta hanya mengembangkan intelektualitas tetapi yang terpenting intelektualitas yang berbudaya. Sejak intelektualitas tetapi yang terpenting intelektualitas yang berbudaya. Sejak didirikannya negara ini, para
didirikannya negara ini, para founding founding fathersfathers telah memperhitungkan bahwa telah memperhitungkan bahwa pendidikan
pendidikan merupakan merupakan salah salah satu satu sarana sarana untuk untuk melihat melihat ragam ragam budaya budaya nasional,nasional, sehingga merevitalisasi pendidikan harus memasukkan unsur-unsur nilai budaya sehingga merevitalisasi pendidikan harus memasukkan unsur-unsur nilai budaya yang menjadi penopang kualitas pendidikan. Di Negeri Jepang, sistem yang menjadi penopang kualitas pendidikan. Di Negeri Jepang, sistem pendidikannya diramu sedemikian baik dengan pengintegrasian sistem pendidikan pendidikannya diramu sedemikian baik dengan pengintegrasian sistem pendidikan dengan nilai-nilai budaya lokal setempat, tanpa harus memperhitungkan sistem dengan nilai-nilai budaya lokal setempat, tanpa harus memperhitungkan sistem pendidikan
pendidikan global, global, namun namun kendati kendati demikian demikian ternyata ternyata standar standar pendidikan pendidikan JepangJepang mampu bersaing dengan kualitas pendidikan global. Hal ini terjadi karena fokus mampu bersaing dengan kualitas pendidikan global. Hal ini terjadi karena fokus pengembangan
pengembangan pendidikan pendidikan di di Negeri Negeri Sakura Sakura tersebut tersebut dilandasi dilandasi dengandengan pengembangan
pengembangan kebudayaan kebudayaan lokal lokal setempat setempat yang yang secara secara otomatis otomatis sistemsistem pendidikan tersebut menjadi ukuran stand
7 7
Berbeda di Indonesia, eksperimen terhadap pendidikan yang ada selama Berbeda di Indonesia, eksperimen terhadap pendidikan yang ada selama ini dibajak dari standar global yang senyata telah membabibutakan penerapan ini dibajak dari standar global yang senyata telah membabibutakan penerapan pendidikan
pendidikan yang yang meninggalkan meninggalkan nilai-nilai nilai-nilai keaslian keaslian budaya budaya lokal. lokal. KeaslianKeaslian pendididikan yang berbudaya
pendididikan yang berbudaya termarjilkan akibat termarjilkan akibat harus mengikuti harus mengikuti standar-standarstandar-standar global. Kehadiran sistem baru dalam pendidikan yang terbangun lebih banyak global. Kehadiran sistem baru dalam pendidikan yang terbangun lebih banyak memberikan efek samping yang kurang baik dibandingkan dari manfaatnya, memberikan efek samping yang kurang baik dibandingkan dari manfaatnya, sehingga masalah kompleksitas peningkatan kualitas pendidikan saat ini adalah sehingga masalah kompleksitas peningkatan kualitas pendidikan saat ini adalah masalah yang hanya berorientasi pada pengejaran standar global, sehingga masalah yang hanya berorientasi pada pengejaran standar global, sehingga kecenderungan pendidikan terstigma oleh pengejaran angka semata.
kecenderungan pendidikan terstigma oleh pengejaran angka semata.
Para ahli antropologi seperti Theodore Brameld melihat keterkaitan yang Para ahli antropologi seperti Theodore Brameld melihat keterkaitan yang sangat erat antara pendidikan, masyarakat, dan kebudayaan. Antara pendidikan sangat erat antara pendidikan, masyarakat, dan kebudayaan. Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenan
berkenan dengan dengan suatu suatu hal hal yang yang sama sama yaitu yaitu nilai-nilai. nilai-nilai. Di Di dalam dalam rumusanrumusan mengenai kebudayaan, telah menjalin ketiga pengertian: manusia, masyarakat, mengenai kebudayaan, telah menjalin ketiga pengertian: manusia, masyarakat, budaya, sebagai tiga dimensi
budaya, sebagai tiga dimensi dari hal yang bersadari hal yang bersamaan. Oleh sebab itu, maan. Oleh sebab itu, pendidikanpendidikan tidak dapat terlepas dari kebudayaan dan hanya dapat terlaksana dalam suatu tidak dapat terlepas dari kebudayaan dan hanya dapat terlaksana dalam suatu masyarakat. Apabila kebudayaan mempunyai tiga unsur penting
masyarakat. Apabila kebudayaan mempunyai tiga unsur penting yaitu kebudayaanyaitu kebudayaan sebagai suatu tata kehidupan (order), kebudayaan sebagai suatu proses, dan sebagai suatu tata kehidupan (order), kebudayaan sebagai suatu proses, dan kebudayaan yang mempunyai suatu visi tertentu (goals), maka pendidikan dalam kebudayaan yang mempunyai suatu visi tertentu (goals), maka pendidikan dalam rumusan tersebut adalah sebenarnya proses pembudayaan. Dengan demikian tidak rumusan tersebut adalah sebenarnya proses pembudayaan. Dengan demikian tidak ada proses suatu pendidikan tanpa kebudayaan dan tanpa masyarakat, dan ada proses suatu pendidikan tanpa kebudayaan dan tanpa masyarakat, dan sebaliknya tidak ada suatu kebudayaan dalam pengertian suatu proses tanpa sebaliknya tidak ada suatu kebudayaan dalam pengertian suatu proses tanpa pendidikan,
pendidikan, dan dan proses proses kebudayaan kebudayaan dan dan pendidikan pendidikan hanya hanya dapat dapat terjadi terjadi dalamdalam hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat tertentu. Betapa suatu hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat tertentu. Betapa suatu kebudayaan tanpa adanya proses pendidikan berarti kemungkinan kebudayaan kebudayaan tanpa adanya proses pendidikan berarti kemungkinan kebudayaan tersebut punah. Pendidikan yang terlepas dari kebudayaan akan menyebabkan tersebut punah. Pendidikan yang terlepas dari kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik.
alienasi dari subjek yang dididik. B.2.
B.2. Kebudayaan Kebudayaan Untuk Untuk PendidikanPendidikan
Kebudayaan yang menjadi roh pendidikan adalah kebudayaan dalam Kebudayaan yang menjadi roh pendidikan adalah kebudayaan dalam tataran nilai. Kebudayaan tersebut bukanlah kebudayaan yang statis, namun tataran nilai. Kebudayaan tersebut bukanlah kebudayaan yang statis, namun
responsif-evaluatif dengan unsur yang terkandung di dalamnya. Koentjaraningrat responsif-evaluatif dengan unsur yang terkandung di dalamnya. Koentjaraningrat merumuskan tujuh unsur kebudayaan: sistem religi dan upacara keagamaan, merumuskan tujuh unsur kebudayaan: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, dan sistem teknologi dan peralatan. Dengan sistem mata pencaharian hidup, dan sistem teknologi dan peralatan. Dengan demikian memisahkan pendidikan dari kebudayaan merupakan suatu kebijakan demikian memisahkan pendidikan dari kebudayaan merupakan suatu kebijakan yang merusak perkembangan kebudayaan sendiri, malahan mengkhianati yang merusak perkembangan kebudayaan sendiri, malahan mengkhianati keberadaan proses pendidikan sebagai proses pembudayaan. Nilai-nilai budaya keberadaan proses pendidikan sebagai proses pembudayaan. Nilai-nilai budaya yang menjadi roh pendidikan merupakan nilai luhur yang telah hidup di yang menjadi roh pendidikan merupakan nilai luhur yang telah hidup di msyarakat. Di sana terdapat pesan hidup, pesan moral sehingga tercipta msyarakat. Di sana terdapat pesan hidup, pesan moral sehingga tercipta masyarakat yang berkarakter. Unsur universal dan nilai budaya terdapat dalam masyarakat yang berkarakter. Unsur universal dan nilai budaya terdapat dalam bahasa,
bahasa, teknologi, organisasi teknologi, organisasi sosial, sosial, sistem sistem pengetahuan dan pengetahuan dan kesenian. kesenian. Di Di bidangbidang teknologi misalnya, kita dapat melihat peninggalan-peninggalan sejarah dan teknologi misalnya, kita dapat melihat peninggalan-peninggalan sejarah dan arsitektur tradisional seperti berbagai rumah adat. Organisasi sosial dapat kita arsitektur tradisional seperti berbagai rumah adat. Organisasi sosial dapat kita lihat di dalam organisasi yang masih hidup seperti sistem subak di Bali. Di dalam lihat di dalam organisasi yang masih hidup seperti sistem subak di Bali. Di dalam bidang kesenian misalnya terdapat berbagai tekstil seperti batik.
bidang kesenian misalnya terdapat berbagai tekstil seperti batik.
Apabila kebudayaan menjadi roh pendidikan, maka pendidikan pun akan Apabila kebudayaan menjadi roh pendidikan, maka pendidikan pun akan mampu menjawab permasalahan dalam masyarakat karena yang dipelajari mampu menjawab permasalahan dalam masyarakat karena yang dipelajari bersumber
bersumber dari dari masyarakat masyarakat itu itu sendiri. sendiri. Misalnya Misalnya saat saat ini ini untuk untuk menentukan menentukan caracara becocok tanam yang baik
becocok tanam yang baik di Indonesia kita di Indonesia kita malah mengadopsi teori malah mengadopsi teori pertanian daripertanian dari Jepang yang belum tentu sesuai dengan keadaan di indonesia.
Jepang yang belum tentu sesuai dengan keadaan di indonesia. B.3.
B.3. Pendidikan Pendidikan Untuk Untuk KebudayaanKebudayaan
Ketika pendidikan diintegrasikan dengan kebudayaan maka terdapat Ketika pendidikan diintegrasikan dengan kebudayaan maka terdapat manfaat timbal balik. Misalnya pendidikan mengajarkan nilai-nilai budaya dalam manfaat timbal balik. Misalnya pendidikan mengajarkan nilai-nilai budaya dalam seni budaya seperti tarian, dongeng dan lain sebagainya maka secara otomatis seni budaya seperti tarian, dongeng dan lain sebagainya maka secara otomatis tindakan tersebut juga sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya.
tindakan tersebut juga sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya.
C. Implementasi Pendidikan Berbasis Budaya C. Implementasi Pendidikan Berbasis Budaya
Konsep pendidikan berbasis budaya adalah pendidikan yang Konsep pendidikan berbasis budaya adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk memenuhi standar nasional pendidikan yang diperkaya diselenggarakan untuk memenuhi standar nasional pendidikan yang diperkaya dengan keunggulan komparatif dan kompetitif berdasar nilai-nilai luhur budaya dengan keunggulan komparatif dan kompetitif berdasar nilai-nilai luhur budaya
9 9
agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi diri sehingga agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi diri sehingga menjadi manusia yang unggul, cerdas, visioner, peka terhadap lingkungan dan menjadi manusia yang unggul, cerdas, visioner, peka terhadap lingkungan dan keberagaman budaya, serta tanggap terhadap perkembangan dunia.
keberagaman budaya, serta tanggap terhadap perkembangan dunia.
Standar mutu pendidikan berbasis budaya mencakup: standar isi; standar Standar mutu pendidikan berbasis budaya mencakup: standar isi; standar proses;
proses; standar standar kompetensi kompetensi lulusan; lulusan; standar standar pendidik pendidik dan dan tenaga tenaga kependidikan;kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar penilaian pendidikan.
standar penilaian pendidikan. 1.
1. Standar isi: memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikanStandar isi: memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan berbasis budaya
berbasis budaya yang mengintegrasikan muatan yang mengintegrasikan muatan nilai luhur nilai luhur budaya denganbudaya dengan ilmu peng
ilmu pengetahuan, pendetahuan, pendidikan, teknologidikan, teknologi, i, humaniora, khumaniora, kesenian, olahragaesenian, olahraga dan kegiatan sosial.
dan kegiatan sosial. 2.
2. Standar proses: mengedepankan partisipasi aktif peserta didik denganStandar proses: mengedepankan partisipasi aktif peserta didik dengan memperhatikan keunikan pribadi, nilai kebebasan berkreasi, kesopanan, memperhatikan keunikan pribadi, nilai kebebasan berkreasi, kesopanan, ketertiban, kebahagiaan, kebersamaan, keadilan, dan saling menghormati. ketertiban, kebahagiaan, kebersamaan, keadilan, dan saling menghormati. 3.
3. SKL: Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, danSKL: Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketentuan lebih lanjut mengenai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketentuan lebih lanjut mengenai sikap, pengetahuan, dan keterampilan diatur dengan Peraturan Gubernur.
keterampilan diatur dengan Peraturan Gubernur. 4.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan: memenuhi prinsipStandar pendidik dan tenaga kependidikan: memenuhi prinsip profesionalitas
profesionalitas dan memdan memahami ahami nilai nilai luhur budaya; luhur budaya; wajib wajib mengembangkanmengembangkan pemahaman
pemahaman dan dan menerapkan menerapkan nilai nilai luhur luhur budaya. budaya. Pendidik Pendidik dan dan tenagatenaga kependidikan yang tidak melaksanakan kewajiban mengembangkan kependidikan yang tidak melaksanakan kewajiban mengembangkan pemahaman
pemahaman dan dan menerapkan menerapkan nilai nilai luhur luhur budaya budaya dikenai dikenai sanksisanksi administratif.
administratif. 5.
5. Standar sarpras: meliputi SNP sebagai standar pelayanan minimalStandar sarpras: meliputi SNP sebagai standar pelayanan minimal ditambah dengan sarana dan prasarana untuk mendukung terlaksananya ditambah dengan sarana dan prasarana untuk mendukung terlaksananya pendidikan
pendidikan berbasis berbasis budaya. budaya. Penyediaan Penyediaan sarpras sarpras merupakan merupakan tanggungtanggung jawab Pemda untuk mendukung terlaksananya pendidikan berbasis budaya jawab Pemda untuk mendukung terlaksananya pendidikan berbasis budaya pada:
pada: rintisan rintisan sekolah sekolah bertaraf bertaraf internasional; internasional; sekolah sekolah bertarafbertaraf internasional; dan pendidikan khusus. Pemda membantu penyediaan internasional; dan pendidikan khusus. Pemda membantu penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung terlaksananya pendidikan berbasis sarana dan prasarana untuk mendukung terlaksananya pendidikan berbasis
budaya.
budaya. Pemda Pemda melaksanakan melaksanakan pengawasan pengawasan terhadap terhadap bantuan bantuan sarana sarana dandan prasarana.
prasarana. 6.
6. Standar Pengelolaan Pendidikan: Standar pengelolaan pendidikanStandar Pengelolaan Pendidikan: Standar pengelolaan pendidikan digunakan untuk kerangka dasar tata kelola pendidikan di jalur formal, digunakan untuk kerangka dasar tata kelola pendidikan di jalur formal, nonformal dan informal berbasis budaya. Pengelolaan satuan pendidikan nonformal dan informal berbasis budaya. Pengelolaan satuan pendidikan jalur
jalur formal formal dilakukan dilakukan melalui melalui jenjang jenjang pendidikan pendidikan dasar dasar dan dan menengahmenengah dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah. Pengelolaan satuan dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah. Pengelolaan satuan pendidikan
pendidikan jalur jalur nonformal nonformal dilakukan dilakukan dengan dengan menerapkan menerapkan manajemenmanajemen berbasis
berbasis masyarakat. masyarakat. Pengelolaan Pengelolaan pendidikan pendidikan informal informal dikelola dikelola secarasecara mandiri oleh keluarga dan/atau
mandiri oleh keluarga dan/atau lingkungan masyarakat.lingkungan masyarakat. 7.
7. Standar Pembiayaan: Standar pembiayaan terdiri atas biaya investasi,Standar Pembiayaan: Standar pembiayaan terdiri atas biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal.
biaya operasional dan biaya personal. a.
a. Pemda bertanggung jawab terhadap pembiayaan untuk mendukungPemda bertanggung jawab terhadap pembiayaan untuk mendukung terlaksananya pendidikan layanan khusus sesuai dengan terlaksananya pendidikan layanan khusus sesuai dengan kewenangannya. Pemda membantu pembiayaan untuk mendukung kewenangannya. Pemda membantu pembiayaan untuk mendukung terlaksananya pendidikan berbasis budaya pada satuan pendidikan di terlaksananya pendidikan berbasis budaya pada satuan pendidikan di jalur
jalur formal, formal, nonformal, nonformal, dan dan informal informal yang yang diselenggarakandiselenggarakan masyarakat.
masyarakat. b.
b. Pemda melaksanakan pengawasan terhadap bantuan pembiaPemda melaksanakan pengawasan terhadap bantuan pembiayaan.yaan. 8.
8. Standar Standar Penilaian: PenPenilaian: Penilaian pendidikan ilaian pendidikan meliputi: meliputi: mekanisme; pmekanisme; prosedur;rosedur; dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan dengan pendekatan evaluasi berkesinambungan dan evaluasi otentik dengan pendekatan evaluasi berkesinambungan dan evaluasi otentik dengan menggunakan berbagai metode. Evaluasi berkesinambungan dengan menggunakan berbagai metode. Evaluasi berkesinambungan adalah evaluasi hasil belajar yang diikuti dengan tindak lanjutnya, data adalah evaluasi hasil belajar yang diikuti dengan tindak lanjutnya, data hasil evaluasi belajar dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyempurnakan hasil evaluasi belajar dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyempurnakan program pembelajaran,
program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran,pembelajaran, dan kegiatan bimbingan belajar pada peserta didik yang memerlukannya. dan kegiatan bimbingan belajar pada peserta didik yang memerlukannya. Evaluasi otentik adalah evaluasi yang berbasis kompetensi, peserta didik Evaluasi otentik adalah evaluasi yang berbasis kompetensi, peserta didik bisa
bisa dikatakan dikatakan belajar belajar dengan dengan benar benar dan dan baik baik bila bila sudah sudah bisabisa mengimplementasikan hasil belajar dan mengaplikasikan keterampilannya mengimplementasikan hasil belajar dan mengaplikasikan keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari. Fokus pelaksanaan evaluasi otentik antara dalam kehidupan sehari-hari. Fokus pelaksanaan evaluasi otentik antara
11 11
lain:
lain: mengevaluasi mengevaluasi kemampuan peserta kemampuan peserta didik untudidik untuk mengk menganalisis materianalisis materi pembelajaran
pembelajaran dan dan kejadian kejadian di di sekitarnya, sekitarnya, mengevaluasi mengevaluasi kemampuankemampuan peserta didik untuk mengintegrasikan apa yang telah dipelaja
peserta didik untuk mengintegrasikan apa yang telah dipelaja ri, kreativitas,ri, kreativitas, kemampuan kerja sama, dan kemampuan mengekspresikan secara lisan kemampuan kerja sama, dan kemampuan mengekspresikan secara lisan dan praktik.
dan praktik.
D. Pembelajaran Berbasis Budaya D. Pembelajaran Berbasis Budaya
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar
belajar dan dan perancangan perancangan pengalaman pengalaman belajar belajar yang yang mengintegrasikan mengintegrasikan budayabudaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis budaya, sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya
budaya menjadi menjadi sebuah sebuah metode metode bagi bagi siswa siswa untuk untuk mentrasformasikan mentrasformasikan hasilhasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip yang kreatif tentang observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip yang kreatif tentang alam sehingga peran siswa bukan sekedar meniru atau menerima saja informasi, alam sehingga peran siswa bukan sekedar meniru atau menerima saja informasi, tetapi berperan sebagai penciptaan makna, pemahaman dan arti dari informasi tetapi berperan sebagai penciptaan makna, pemahaman dan arti dari informasi yang diperolehnya. Pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan menjadi 3 yang diperolehnya. Pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
macam, yaitu: 1.
1. Belajar tentang Budaya (Menempatkan Budaya sebagai Bidang Ilmu)Belajar tentang Budaya (Menempatkan Budaya sebagai Bidang Ilmu) Proses belajar tentang budaya, sudah cukup dikenal selama ini, misalnya Proses belajar tentang budaya, sudah cukup dikenal selama ini, misalnya mata pelajaran kesenian dan kerajinan tangan, seni dan sastra, seni suara, mata pelajaran kesenian dan kerajinan tangan, seni dan sastra, seni suara, melukis atau menggambar, seni musik, seni drama, tari dan lain-lain. melukis atau menggambar, seni musik, seni drama, tari dan lain-lain. Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus, tentang budaya. Mata Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus, tentang budaya. Mata pelajaran
pelajaran tersebut tersebut tidak tidak terintegrasi terintegrasi dengan dengan mata mata pelajaran pelajaran lain, lain, dan dan tidaktidak berhubungan satu sama lain.
berhubungan satu sama lain. 2.
2. Belajar dengan BudayaBelajar dengan Budaya
Dalam belajar dengan budaya maka budaya dan perwujudannya media Dalam belajar dengan budaya maka budaya dan perwujudannya media pembelajaran
pembelajaran dalam dalam proses proses belajar, belajar, menjadi menjadi konteks konteks dan dan contoh-contohcontoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, menjadi konteks tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.
penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran. 3.
3. Belajar melalui BudayaBelajar melalui Budaya
Belajar melalui budaya merupakan metode yang memberikan kesempatan Belajar melalui budaya merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna
yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya.
budaya. Belajar Belajar melalui melalui budaya budaya merupakan merupakan salah salah satu satu bentukbentuk multiplemultiple representation of learning assessment
representation of learning assessment atau bentuk penilaian pemahaman atau bentuk penilaian pemahaman dalam beragam bentuk.
dalam beragam bentuk.
E. Komponen Pembelajaran Berbasis Budaya E. Komponen Pembelajaran Berbasis Budaya
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi pembelajaran yang
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi pembelajaran yang
berbeda
berbeda dari dari strategi strategi pembelajaran pembelajaran yang yang berbasiskan berbasiskan bidang bidang studi studi yang yang biasabiasa
digunakan oleh para guru di banyak sekolah.
digunakan oleh para guru di banyak sekolah.
E.1.
E.1. Substansi Substansi (Materi) (Materi) dan dan Kompetensi Kompetensi Bidang Bidang IlmuIlmu
Pemahaman terpadu sebagai hasil pembelajaran berbasis budaya
Pemahaman terpadu sebagai hasil pembelajaran berbasis budaya
mempersyaratkan adanya penciptaan makna oleh siswa atas substansi bidang ilmu
mempersyaratkan adanya penciptaan makna oleh siswa atas substansi bidang ilmu
dan konteksnya. Konteks dalam hal ini adalah komunitas budaya. Substansi
dan konteksnya. Konteks dalam hal ini adalah komunitas budaya. Substansi
meliputi:
meliputi:
1.
1. Content knowledge,Content knowledge, yaitu konsep dan prinsip dalam yaitu konsep dan prinsip dalam bidang ilmu.bidang ilmu.
2.
2. Inquiry and promlem solving knowledge, Inquiry and promlem solving knowledge, yaitu pengetahuan tentang proses yaitu pengetahuan tentang proses
penemuan dan proses penyelesaian masalah dalam bidang ilmu.
penemuan dan proses penyelesaian masalah dalam bidang ilmu.
3.
3. Epistemic knowledge, Epistemic knowledge, yaitu pengetahuan tentang aturan main yang berlaku yaitu pengetahuan tentang aturan main yang berlaku
dalam bidang ilmu.
dalam bidang ilmu.
E.2.
E.2. Kebermaknaan Kebermaknaan dan dan Proses Proses PembelajaranPembelajaran 1.
1. Tugas yang bermakna bersifat kontekstual Tugas yang bermakna bersifat kontekstual karena dirancang dari karena dirancang dari
pengetahuan
pengetahuan dan dan pengalaman pengalaman awal awal siswa siswa berdasarkan berdasarkan contoh-contoh contoh-contoh dandan
penerapan aktivitas sehari-hari pada konteks komunitas budayany
penerapan aktivitas sehari-hari pada konteks komunitas budayanya.a.
2.
2. Interaksi Interaksi aktif,aktif, yang merupakan sarana terjadinya proses negoisasi dalam yang merupakan sarana terjadinya proses negoisasi dalam
penciptaan arti atau i
penciptaan arti atau interaksi harus bermakna bagi nteraksi harus bermakna bagi siswa dan memfasilitassiswa dan memfasilitasii
terjadinya proses penciptaan makna. Terdapat beragam metode yang dapat
terjadinya proses penciptaan makna. Terdapat beragam metode yang dapat
dirancang dalam pembelajaran berbasis budaya, antara lain:
dirancang dalam pembelajaran berbasis budaya, antara lain:
a. Pembelajaran melalui proyek
a. Pembelajaran melalui proyek
b. Pembelajaran berbasis masalah
13 13
3.
3. Penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual. DalamPenjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual. Dalam penjelasan
penjelasan dan dan penerapan penerapan bidang bidang ilmu ilmu secara secara kontekstual kontekstual guru guru maupunmaupun siswa bertumpu pada pengalaman dan pengetahuan awal siswa dalam siswa bertumpu pada pengalaman dan pengetahuan awal siswa dalam konteks komunitas budaya sebagai titik awal proses belajar.
konteks komunitas budaya sebagai titik awal proses belajar. 4.
4. Pemanfaatan berbagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasisPemanfaatan berbagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis budaya,
budaya, pemanfaatan pemanfaatan berbagai berbagai sumber sumber belajar belajar mencakup mencakup pemanfaatanpemanfaatan bahasa
bahasa sebagai sebagai alat alat komunikasi komunikasi ide ide dan dan pemanfaatan pemanfaatan komunikasi komunikasi budayabudaya sebagai konteks proses pembelajaran.
sebagai konteks proses pembelajaran. E.3.
E.3. Penilaian Penilaian Hasil Hasil BelajarBelajar
Beragam teknik dan alat ukur hasil belajar digunakan dalam pembelajaran Beragam teknik dan alat ukur hasil belajar digunakan dalam pembelajaran berbasis
berbasis budaya budaya yang pada yang pada dasarnya dasarnya memiliki memiliki kelebihan kelebihan dan kdan kekurangan. Dalamekurangan. Dalam upaya siswa untuk menunjukkan keberhasilan dalam belajar dengan penciptaan upaya siswa untuk menunjukkan keberhasilan dalam belajar dengan penciptaan makna dan pemahaman terpadu, siswa dapat menggunakan beragam perwujudan, makna dan pemahaman terpadu, siswa dapat menggunakan beragam perwujudan, misalnya poster, puisi, catatan harian, laporan, tarian, lukisan, dan ukiran.
misalnya poster, puisi, catatan harian, laporan, tarian, lukisan, dan ukiran. E.4.
E.4. Peran Peran BudayaBudaya
Budaya dalam berbagai perwujudannya secara instrumental dapat Budaya dalam berbagai perwujudannya secara instrumental dapat berfungsi sebagai
berfungsi sebagai media media pembelajaran dalam pembelajaran dalam proses belajarproses belajar. Dalam . Dalam pembelajaranpembelajaran berbasis
berbasis budaya, budaya, peran peran budaya budaya dalam dalam memberikan memberikan suasana suasana baru baru yang yang menarikmenarik untuk mempelajari suatu bidang ilmu yang dipadukan secara interaksi aktif dalam untuk mempelajari suatu bidang ilmu yang dipadukan secara interaksi aktif dalam proses pembelajaran.
proses pembelajaran.
F. Penyelenggaraan di Sekolah Dasar F. Penyelenggaraan di Sekolah Dasar
Metoda pembelajaran yang digunakan dilakukan melalui pengenalan, Metoda pembelajaran yang digunakan dilakukan melalui pengenalan, pemahaman,
pemahaman, dan dan pengembangan pengembangan IPTEK, IPTEK, humaniora, humaniora, kesenian, kesenian, olahraga, olahraga, dandan kehidupan sosial serta budaya yang berkembang secara seimbang, sesuai kehidupan sosial serta budaya yang berkembang secara seimbang, sesuai perkembangan dan kebu
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.tuhan peserta didik. Pengenalan, pemahaman
Pengenalan, pemahaman dan pengembangdan pengembangan dilakukan an dilakukan agar agar peserta didik:peserta didik: 1.
1. mengerti dan mengamalkan nilai-nilai Agama dan Pancasila;mengerti dan mengamalkan nilai-nilai Agama dan Pancasila; 2.
2. mampu mengembangkan kecerdasan dan dasar kepribadian;mampu mengembangkan kecerdasan dan dasar kepribadian; 3.
4.
4. memahami dan mampu melakukan perlindungan kebencanaan sesuaimemahami dan mampu melakukan perlindungan kebencanaan sesuai dengan usianya; dan
dengan usianya; dan 5.
15 15 BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP A. Kesimpulan A. Kesimpulan
Pemakaian budaya lokal dalam Pendidikan Berbasis Budaya dalam Pemakaian budaya lokal dalam Pendidikan Berbasis Budaya dalam pembelajaran
pembelajaran sangat sangat bermanfaat bermanfaat bagi bagi pemaknaan pemaknaan awal awal proses proses dan dan hasil hasil belajar,belajar, karena peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual dan bahan karena peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual dan bahan apersepsi untuk memahami konsep ilmu pengetahuan dalam budaya lokal yang apersepsi untuk memahami konsep ilmu pengetahuan dalam budaya lokal yang dimiliki.
dimiliki.
Di samping itu, model pengintegrasian budaya dalam pembelajaran dapat Di samping itu, model pengintegrasian budaya dalam pembelajaran dapat memperkaya budaya lokal tersebut, yang pada gilirannya juga dapat memperkaya budaya lokal tersebut, yang pada gilirannya juga dapat mengembangkan dan mengukuhkan budaya nasional yang merupakan mengembangkan dan mengukuhkan budaya nasional yang merupakan puncak- puncak budaya lokal dan b
puncak budaya lokal dan budaya etnis yang berkembangudaya etnis yang berkembang..
B. Saran B. Saran
Sebagai seorang calon guru, kita hendaklah mulai melirik budaya sebagai Sebagai seorang calon guru, kita hendaklah mulai melirik budaya sebagai salah satu sarana dalam proses pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan salah satu sarana dalam proses pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan dengan konsep budaya berarti pendidikan tersebut memberikan jawaban dan dengan konsep budaya berarti pendidikan tersebut memberikan jawaban dan solusi atas penciptaan budaya yang didasari oleh kebutuhan masyarakat, tentu solusi atas penciptaan budaya yang didasari oleh kebutuhan masyarakat, tentu dengan tata nilai dan sistem yang berlaku di dalamnya.
dengan tata nilai dan sistem yang berlaku di dalamnya.
Mengingat Indonesia sebagai negara yang cukup potensial dalam Mengingat Indonesia sebagai negara yang cukup potensial dalam perkembangan
perkembangan pendidikan pendidikan tentu tentu saja saja harus harus bisa bisa menyesuaikan menyesuaikan dengan dengan kondisikondisi kekinian. Keniscayaan akan format pendidikan yang lebih banyak sudah menjadi kekinian. Keniscayaan akan format pendidikan yang lebih banyak sudah menjadi “kewajiban” kita bersama dalam usaha merealisasikannya. Melakukan suatu usaha “kewajiban” kita bersama dalam usaha merealisasikannya. Melakukan suatu usaha pembebasan
pembebasan terhadap terhadap pendidikan pendidikan yang yang selama selama ini ini banyak banyak diwarnai diwarnai nilai-nilainilai-nilai yang meng-hegemoni kreativitas berpikir anak didik, telah mengharuskan kita yang meng-hegemoni kreativitas berpikir anak didik, telah mengharuskan kita berusaha merubah sembari
berusaha merubah sembari berusaha memberikan konsep berusaha memberikan konsep baru tentang pendidikanbaru tentang pendidikan yang sebenarnya. Memberikan peluang sepenuhnya kepada anak didik dalam yang sebenarnya. Memberikan peluang sepenuhnya kepada anak didik dalam rangka mengembangkan kemampuan sesuai dengan talentanya. Hal tersebut akan rangka mengembangkan kemampuan sesuai dengan talentanya. Hal tersebut akan berimplikasi
berimplikasi positif positif terhadap terhadap pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangannya secaperkembangannya secara ra alamiahalamiah (nature). Itulah salah satu harapan, dengan adanya pendidikan berbasis budaya. (nature). Itulah salah satu harapan, dengan adanya pendidikan berbasis budaya.
16 16
http://ti-pembelajaran.blogspot.com/2010/12/pembelajaran-berbasis-budaya.html http://ti-pembelajaran.blogspot.com/2010/12/pembelajaran-berbasis-budaya.html
diakses tanggal 10 Oktober 2014. diakses tanggal 10 Oktober 2014.
http://guruku-widyaloka.blogspot.com/2013/04/implementasi-pendidikan- berbasis-budaya.html