• Tidak ada hasil yang ditemukan

Refleksi Kasus Hidup Jeni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Refleksi Kasus Hidup Jeni"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

REFLEKSI KASUS HIDUP

REFLEKSI KASUS HIDUP

Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Lalu Lintas

Dokter Pembimbing : Dokter Pembimbing : dr. I. B. Gd Surya Putra P, Sp.F dr. I. B. Gd Surya Putra P, Sp.F Disusun oleh : Disusun oleh : Jeni Yuliana Jeni Yuliana 03010141 03010141 KEPANITERAA

KEPANITERAAN N KLINIKKLINIK

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

PERIODE 1 DESEMBER - 26 DESEMBER 2014 PERIODE 1 DESEMBER - 26 DESEMBER 2014

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR SARDJITO RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR SARDJITO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

2014 2014

(2)

I. Deskripsi Kasus

 Nomor RM : 01.70.96.37  Identitas Korban

  Nama : Tn. DP

 Jenis Kelamin : Laki-laki

 Umur : 35 tahun

 Agama : Islam

 Pekerjaan : Polisi RI

 Alamat : Ngendo Kidul, Jawa Tengah  Tanggal Pemeriksaan : 09 Desember 2014

 Jam Pemeriksaan : 08.30 - 09.30 WIB  Peristiwa : Kecelakaan lalu lintas  Informasi Kasus

Seorang laki

 – 

  laki berusia 35 tahun dibawa ke RSUP Sardjito pada hari Sabtu tanggal 6 Desember 2014 oleh petugas  puskesmas dalam keadaan tidak sadar. Korban mengalami

kecelakaan ketika mengendarai sepeda motor dalam perjalanan  pulang dari tempat kerja pada hari Sabtu 6 Desember 2014 di daerah Kampung Kaliagung Sentolo pada pukul 04.00 WIB. Saat itu korban sedang dalam perjalanan dari Jogja kota menuju Kulonprogo dan ditabrak oleh mobil kemudian korban jatuh ke arah kanan dan helm yang dikenakan pecah. Korban pingsan di TKP. Oleh warga yang menemukannya dibawa ke Puskesmas Sentolo untuk mendapatkan pertolongan pertama dan kemudian dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Pasien sadarkan diri pada pukul 11.00 WIB di RSUP Dr. Sardjito dan tidak ingat hal-hal yang terjadi sesaat, sebelum, dan sesudah kecelakaan

 Pemeriksaan Fisik

KU : tampak sakit sedang, somnolen

GCS : E3V5M6

Tanda Vital :

(3)

HR = 81x/menit RR = 18x/menit Suhu = 36,7 0C

 Kepala : Pada kepala bagian pelipis kanan 3 cm di atas telinga, 9 cm dari sumbu tubuh tampak luka memar berbentuk bulat, warna kemerahan, kondisi luka bersih, dasar luka berupa kulit dengan ukuran diameter 4cm.

- Mata : Pupil isokor, diameter 3 mm, Reflek cahaya +/+

- Leher : pembesaran limfonodi (-), JVP tidak meningkat, jejas (-), kaku kuduk (-)

- Telinga, hidung, & tenggorok dalam batas normal  Thorax

- Paru-paru = retraksi /-), kedua paru simetris, ketinggalan gerak (-/-), sonor (+/+), vesikuler (+/+), wheezing (-(-/-), ronkhi (-/-).

- Jantung = ictus cordis tak tampak, S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen

- Tidak tampak adanya memar, teraba supel, nyeri tekan (-), tidak teraba pembesaran hepar dan lien, bising usus (+) normal.

Deskripsi Luka

 Pada kepala bagian pelipis kanan 3 cm di atas telinga, 9 cm dari sumbu tubuh tampak hematom berbentuk bulat, warna kemerahan, kondisi luka bersih, dasar luka berupa kulit dengan ukuran diameter 4cm.

 Pada bahu kanan terdapat luka memar, tidak teraba derik tulang,  bentuk tidak beraturan, warna merah kehitaman, kondisi bersih, dasar  berupa kulit, dengan ukuran 20x8 cm

 Pada lengan atas kanan, 5 cm dari sumbu dalam lengan atas, tepat dibawah bahu terdapat luka memar, tidak teraba derik tulang, bentuk tidak beraturan, warna merah kehitaman, kondisi bersih, dasar kulit dengan ukuran 15x12 cm.

(4)

 Pemeriksaan Penunjang

USG abdomen : tidak terdapat kelainan

 Penatalaksanaan

Injeksi Manitol 125 cc/6 jam Injeksi Cefadroxil 500 mg/12 jam Injeksi Takelin 500 mg/12 jam

Injeksi As. mefenamat 500 mg/ 8 jam

II. Masalah yang dikaji

Dasar hukum yang dapat dikenakan pada pelaku apabila korban ingin menuntut sesuai hukum yang ada.

III. Analisis Kasus

Pada kasus ini, apabila korban meminta tuntutan atas kejadian yang dialaminya, maka proses hukum kecelakaan lalu lintas dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Tuntutan perdata melalui jalur perdamaian atau ganti kerugian materiil. Bila tidak tercapai kesepakatan, pihak yang merasa dirugikan dapat melakukan gugatan ke pengadilan. Menurut UU no 22 Tahun 2009, pihak pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan atau Perusahaan Angkutan Umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh Penumpang dan atau pemilik barang dan atau pihak ketiga karena kelalaian Pengemudi.

2. Tuntutan pidana yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan penuntut umum bagi setiap orang penyebab kecelakaan yang mengakibatkan korban luka, luka berat maupun korban meninggal dunia.

Aspek hukum yang berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas disesuaikan dengan kasus adalah sebagai berikut:

(5)

Pasal 360 KUHP

(1) Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum penjara selamalamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun.

(2) Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatan atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya tiga ratus rupiah.1,2

Pasal 361 KUHP

Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencaharian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan.1,2

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Pasal 310

(3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka  berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan  pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).3 Pasal 311

(4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana dengan  pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak

(6)

Pasal 314

Selain pidana penjara, kurungan, atau denda, pelaku tindak pidana Lalu Lintas dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan Surat Izin Mengemudi atau ganti kerugian yang diakibatkan oleh tindak pidana lalu lintas.3

Pasal 315

(1) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh Perusahaan Angkutan Umum,  pertanggungjawaban pidana dikenakan terhadap Perusahaan Angkutan

Umum dan/atau pengurusnya.

(2) Dalam hal tindak pidana lalu lintas dilakukan Perusahaan Angkutan Umum, selain pidana yang dijatuhkan terhadap pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dijatuhkan pula  pidana denda paling banyak dikalikan 3 (tiga) dari pidana denda yang ditentukan dalam setiap pasal dalam Bab ini.

(3) Selain pidana denda, Perusahaan Angkutan Umum dapat dijatuhi  pidana tambahan berupa pembekuan sementara atau pencabutan izin  penyelenggaraan angkutan bagi kendaraan yang digunakan.

Yang dimaksud dengan luka berat dijelaskan di dalam penjelasan Pasal 229 ayat (4) UU LLAJ yaitu luka yang mengakibatkan korban:

a. jatuh sakit dan tidak ada harapan sembuh sama sekali atau menimbulkan bahaya maut;

 b. tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau  pekerjaan;

c. kehilangan salah satu pancaindra; d. menderita cacat berat atau lumpuh;

e. terganggu daya pikir selama 4 (empat) minggu lebih; f. gugur atau matinya kandungan seorang perempuan; atau

g. luka yang membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih dari 30 (tiga  puluh) hari3

(7)

Sedangkan, yang dimaksud luka ringan dijelaskan dalam penjelasan Pasal 229 ayat [3] UU LLAJ, sebagai berikut:

“Yang dimaksud dengan "luka ringan" adalah luka yang mengakibatkan korban menderita sakit yang tidak memerlukan perawatan inap di rumah sakit atau selain yang diklasifikasikan dalam luka berat.”

 Pada kasus ini korban memerlukan perawatan inap di rumah sakit, tidak mampu terus menerus menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan sehingga dikategorikan mengalami luka berat. Maka apabila dilakukan tindak  pidana, pelaku dapat dikenakan hukuman sesuai KUHP Pasal 360 dan Pasal 361, UU LLAJ Pasal 310 ayat (3), Pasal 311 ayat (4), Pasal 314 dan Pasal 315.

IV. Kesimpulan

Kecelakaan yang terjadi pada kasus ini apabila korban meminta tuntutan, dapat dilakukan melalui dua cara yaitu: tuntutan perdata dan tuntutan pidana. Berdasarkan luka yang dialami korban, maka pelaku dapat dikenai hukuman sesuai KUHP Pasal 360 dan Pasal 361, UU LLAJ Pasal 310 ayat (3), Pasal 311 ayat (4), Pasal 314 dan Pasal 315.

V. Referensi

1. Badan Pembinaan Hukum Nasional. Bab XXI: Menyebabkan Mati

Atau Luka-Luka Karena Kealpaan. Disitasi di:

http://hukumpidana.bphn.go.id. Akses: Desember 15, 2014.

2. Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Perundang-Undangan & Aturan Republik Indonesia Terkait Kegiatan Kedokteran Forensik & Medikolegal. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Dan Medikolegal Rumkit Puspol RS Sukanto, 2010

3. DPR RI, Presiden RI. Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Disitasi di: http://hubdat.dephub.go.id/uu/288-uu-nomor-22-tahun-2009-tentang-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan/.Akses: Desember 15, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan, penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dari program intervensi yang dilakukan CISDI dan Dinas Kesehatan Jawa Barat dalam penguatan puskesmas untuk

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian khususnya berkaitan dengan topik

Bila agama dari Tuhan atau dari langit, maka filsafat (sebagai pandangan hidup) berasal dari pemikiran manusia. Seandainya ditanyakan kepada Socrates atau Nietzsche

a) Administrasi niaga internasional (business international administration) adalah seluruh kegiatan dan tindakan dari organisasi internasional dalam perniagaan

Terhitung 29 data dengan faktor risiko pasien dengan adanya riwayat abortus menjadi faktor risiko yang berjumlah paling tinggi didapatkan 41,38%, kemudian tertinggi kedua

akan memicu kenaikan produksi susu nasional di 2014.. Salah satu sentra usaha peternakan sapi perah di Indonesia adalah Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat mempunyai

25.. adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran namun

Hal ini sesuai dengan penelitian Ismail dan Spinelli (2010) bahwa semakin tinggi brand love pada diri konsumen, maka semakin tinggi pula tingkat word of mouth