• Tidak ada hasil yang ditemukan

RP3KBT 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RP3KBT 3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. PENDAHULUANPENDAHULUAN A.

A. LATAR BELAKANG.LATAR BELAKANG.

Keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang mungkin sering dihadapi, baik oleh Keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang mungkin sering dihadapi, baik oleh  perusahaan

 perusahaan kecil, kecil, atau atau besar, besar, karena karena keputusan keputusan itu itu merupakan merupakan jawaban jawaban atas atas pertanyaan- pertanyaan- pertanyaan

 pertanyaan apa apa yang yang harus harus dilakukan. dilakukan. Dapat Dapat juga juga dikatakan dikatakan sebagai sebagai hasil hasil dari dari proses proses pemkiranpemkiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternative yang dapat digunakan untuk yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternative yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

memecahkan masalah yang dihadapi.

Keputusan merupakan unsure kegiatan yang sangat vital, setiap orang atau organisasi Keputusan merupakan unsure kegiatan yang sangat vital, setiap orang atau organisasi  pasti

 pasti pernah pernah membuat membuat suatu suatu keputusan, keputusan, dan dan hasil hasil dari dari keputusan keputusan ini ini ada ada yang yang dampaknya dampaknya kecilkecil atau bahkan sebaliknya bisa berdampak besar. Disini jiwa kepemimpinanlah yang mampu atau bahkan sebaliknya bisa berdampak besar. Disini jiwa kepemimpinanlah yang mampu mengatasi masalah sehingga bisa mengambil suatu keputusan yang tepat. Ketika seseorang mengatasi masalah sehingga bisa mengambil suatu keputusan yang tepat. Ketika seseorang membuat suatu keputusan, ada beberapa cara dalam hal pengambilan keputusan , keputusan membuat suatu keputusan, ada beberapa cara dalam hal pengambilan keputusan , keputusan dibuat berdasarkan,

dibuat berdasarkan, perasaan, pengalaman, desakan, dan analisis. perasaan, pengalaman, desakan, dan analisis.

Keputusan berdasarkan perasaan, jika ditanya kenapa dia membuat keputusan seperti itu? Keputusan berdasarkan perasaan, jika ditanya kenapa dia membuat keputusan seperti itu? Dia tidak bisa menjelaskan, dia hanya mengatakan, rasanya itu adalah keputusan saya, keputusan Dia tidak bisa menjelaskan, dia hanya mengatakan, rasanya itu adalah keputusan saya, keputusan semacam ini adalah keputusan yang sulit dijelaskan dengan rinci dan masuk akal, kadang-kadang semacam ini adalah keputusan yang sulit dijelaskan dengan rinci dan masuk akal, kadang-kadang keputusan ini dianggap juga sebagai keputusan yang didasarkan kepada intuisi saja. Dan keputusan ini dianggap juga sebagai keputusan yang didasarkan kepada intuisi saja. Dan  biasanya kepu

 biasanya keputusan semacam tusan semacam ini, digunakan ini, digunakan apabila hapabila harus segera arus segera membuat membuat keputusan keputusan dan tidakdan tidak ada waktu untuk mengumpulkan informasi. Sangat berbahaya membuat keputusan berdasarkan ada waktu untuk mengumpulkan informasi. Sangat berbahaya membuat keputusan berdasarkan intuisi, apabila dampak dari keputusan yang dibuat sangat besar dan berjangka panjang, maka intuisi, apabila dampak dari keputusan yang dibuat sangat besar dan berjangka panjang, maka dalam hal ini, keputusan berdasarkan intuisi haruslah

dalam hal ini, keputusan berdasarkan intuisi haruslah dihindari.dihindari.

Kemudian ada juga keputusan yang berdasarkan pengalaman, jika ditanya alasan apa Kemudian ada juga keputusan yang berdasarkan pengalaman, jika ditanya alasan apa yang membuat keputusan seperti itu? Maka dia akan menjawab, karena menurut pengalaman dia, yang membuat keputusan seperti itu? Maka dia akan menjawab, karena menurut pengalaman dia, itu adalah keputusan yang terbaik. Kita mengetahui bahwa pengalaman mengajarkan orang, tapi itu adalah keputusan yang terbaik. Kita mengetahui bahwa pengalaman mengajarkan orang, tapi harus hati-hati juga bahwa keputusan berdasarkan pengalaman pada umumnya baik, namun tidak harus hati-hati juga bahwa keputusan berdasarkan pengalaman pada umumnya baik, namun tidak selamanya benar. Sebab situasi yang lalu bellum tentu sama dengan situasi saat ini. Dan diantara selamanya benar. Sebab situasi yang lalu bellum tentu sama dengan situasi saat ini. Dan diantara kelemahan keputusan ini adalah, seringnya seseorang mengabaikan situasi yang telah berubah kelemahan keputusan ini adalah, seringnya seseorang mengabaikan situasi yang telah berubah dan adanya hal yang baru yang mungkin dulunya tidak ada.

dan adanya hal yang baru yang mungkin dulunya tidak ada.

Kemudian keputusan berdasarkan desakan, desakan itu bisa berasal dari atasannya atau Kemudian keputusan berdasarkan desakan, desakan itu bisa berasal dari atasannya atau dari lingkungan atau dari pihak-pihak lain yang berkepentingan. Keputusan ini merupakan dari lingkungan atau dari pihak-pihak lain yang berkepentingan. Keputusan ini merupakan

(2)

karena seseorang tidak berani untuk membuat suatu keputusan, sehingga orang lainlah yang karena seseorang tidak berani untuk membuat suatu keputusan, sehingga orang lainlah yang membuat keputusan bagi dirinya.

membuat keputusan bagi dirinya.

Kemudian keputusan berdasarkan analisis,ini merupakan keputusan yang terbaik diantara Kemudian keputusan berdasarkan analisis,ini merupakan keputusan yang terbaik diantara keputusan-keputusan sebelumnya, karena hal ini didasarkan atas fakta. Keputusan berdasarkan keputusan-keputusan sebelumnya, karena hal ini didasarkan atas fakta. Keputusan berdasarkan analisis adalah keputusan yang didasarkan kepada informasi yang telah dikumpulkan analisis adalah keputusan yang didasarkan kepada informasi yang telah dikumpulkan  berdasarkan

 berdasarkan apa apa yang yang sesungguhnya sesungguhnya terjadi, terjadi, namun namun ada ada kelemahan kelemahan dalam dalam hal hal ini, ini, karenakarena keputusan ini memerlukan waktu yang cukup untuk mengumpulkan fakta sebelumnya , dan juga keputusan ini memerlukan waktu yang cukup untuk mengumpulkan fakta sebelumnya , dan juga diperlukan orang yang berkompeten agar fakta-fakta yang dikumpulkan dapat dipercaya. Jika diperlukan orang yang berkompeten agar fakta-fakta yang dikumpulkan dapat dipercaya. Jika dampak dari suatu keputusan sangat besar, alangkah baiknya jika keputusan itu berdasarkan dampak dari suatu keputusan sangat besar, alangkah baiknya jika keputusan itu berdasarkan analisis, namun jika keputusan itu harus segera dibuat saat itu, karena dampaknya akan lebih analisis, namun jika keputusan itu harus segera dibuat saat itu, karena dampaknya akan lebih  buruk

 buruk jika jika menunda, menunda, maka maka keputusan keputusan non non analisis analisis lah lah yang yang dapat dapat digunakan.Melihat digunakan.Melihat daridari  berbagai

 berbagai macam macam keputusan keputusan diatas, diatas, yang yang menjadi menjadi topic topic kami kami adalah adalah ada ada keputusan keputusan intuis intuis dandan analisis, yaitu sejauh mana peran analisi dan

analisis, yaitu sejauh mana peran analisi dan intuisi dalam proses suatu keputusan.intuisi dalam proses suatu keputusan. B.

B. RUMUSAN MASALAH.RUMUSAN MASALAH. Dari pengertian

Dari pengertian diatas, maka rumusan diatas, maka rumusan masalah masalah yang kami yang kami uraikan adalah.uraikan adalah. 1.

1. Sejau mana peran analisis dalam proses pengambilan keputusan?Sejau mana peran analisis dalam proses pengambilan keputusan? 2.

2. Sejauh mana peran intuisi dalam proses pengambilan keputusan?Sejauh mana peran intuisi dalam proses pengambilan keputusan? 3.

3. Sejauh mana hubungan anlisis dan intuisi dalam proses pengambilan keputusan?Sejauh mana hubungan anlisis dan intuisi dalam proses pengambilan keputusan? C.

C. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan

Dari rumusan masalah dia atas kita dapat menarik

Dari rumusan masalah dia atas kita dapat menarik tujuan masalah :tujuan masalah : 1.

1. Mengetahui peran penting dari analisis dalam proses pengambilan keputusan.Mengetahui peran penting dari analisis dalam proses pengambilan keputusan. 2.

2. Mengetahui peran penting intuisi dalam proses pengambilan keputusan.Mengetahui peran penting intuisi dalam proses pengambilan keputusan. 3.

3. Mengetahui hubungan analisis dan intuisi dalam proses pengambilan keputusan.Mengetahui hubungan analisis dan intuisi dalam proses pengambilan keputusan.

D.

D. Manfaat penulisanManfaat penulisan

Manfaat dari penulisan tuga ini untuk me ingkatkan proses berikir strategis dengan Manfaat dari penulisan tuga ini untuk me ingkatkan proses berikir strategis dengan mengkoordinasi antara analisi dan intuisi untuk berfikir strategis. Juga untuk meningkatan mengkoordinasi antara analisi dan intuisi untuk berfikir strategis. Juga untuk meningkatan  pengalaman dalam penggunaan intuisi kita.

(3)

E. Data Yang diperlukan

Data yang diperlukan yaitu data primer. Menurut Sugiyono (2012), data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dihimpun dari Kuesioner dan CV milik karyawan yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar acuan dalam penyusunan RP3KBT.

F. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dalam RP3KBT yang kami susun menggunakan metode kuesioner. Menurut Sugiyono (2012), Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Serta merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar dan terssebar diwilayah yang luas.

G. Tehnik AnalisisData

Dapat dilihat dari metode pengambilan data tehnik analisi yang kami gunakan dalam menyusun RP3BT ini tehnik analisis Kualitatif. Menurut Lexy (2014) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

(4)

II. GAMBARAN KUALITAS SDM INDONESIA DALAM BIDANG STRATEGIC THINKING

Di Indonesia diskusi sangat lekat dalam kehidupan, termasuk pula dalam pengambilan keputusan. Diskusi merupakan suatu kegiatan dimana beberapa orang bertukar pendapat dan  pikiran mengenai suatu hal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskusi memiliki arti "pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah". Banyak dari masyarakat Indonesia ketika mengambil keputusan melibatkan banyak orang untuk memberikan masukan. Meskipun dalam upaya pengambilan keputusan sering melakukan diskusi terlebih dahulu, namun seorang pemimpin atau individu akan menggunakan intuisi dan analisa nya dalam pengambilan keputusannya.

Dalam pengambilan keputusan, intuisi sangatlah penting. Peran intuisi dalam  pengambilan keputusan adalah sebagai "bisikan baik" yang berdasarkan pada pengalaman di

masa lalu, sedangkan analisa diperlukan untuk meneliti data dan informasi sebagai alat ukur dan validitas. Dapat disimpulkan bahwa intuisi dan analisa dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam  pengambilan keputusan.

Sehingganya pengambilan keputusan dalam suatu diskusi membutuhkan intuisi yang kuat dari setiap individu untuk melihat suatu masalah berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki tetapi juga tidak bisa menghilangkan sisi analisis untuk memperkuat intuisi mereka atau untuk memberikan suatu tanggapan atas argumen atau presepsi yang diberikan oleh orang lain.

(5)

III. Gambaran Anggota Kelompok dan Kualitas Anggota di Bidang Strategic Thinking

Cera Production merupakan perusahaan kreatif yang didirikan oleh profesional muda  periklanan. Kami percaya program marketing yang hebat harus didukung oleh media yang

tepat dan disukai oleh target audience. Cera telah melayani banyak perusahaan ternama, lembaga pemerintah, dan organsiasi masyarakat di Indonesia.

Kami selalu mengembangkan sistem manajemen produksi, ekplorasi bahan baku, dan desain untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan dinamika Audience di wilayah Asia Tenggara. Kualitas produk dan layanan Kami mengantarkan Cera sebagai mitra perusahaan nasional hingga internasional seperti Garuda Indonesia, Pertamina, BANK BRI, PT.Kaltim Prima Coal, Bank BTPN, Bank Indonesia, dan lain-lain.

Visi

Menjadi Perusahaan Merchandise Terdepan di Asia Tenggara. Misi

 Memproduksi material promosi berbiaya rendah sehingga semua perusahaan dapat  berpromosi.

 Mempertahankan produk berkualitas tinggi dan menjadikan teknologi sebagai alat untuk mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan

 Menjadi perusahaan ternyaman untuk setiap karyawan. a. Ahmad Nofriyanto

Anggota kelompok dengan latar belakang akademik dibidang akuntansi. Dalam tugas ini saudara Ahmad berperan sebagai Manager Keuangan. Dengan pengalaman dalam menyusun dan menghitung laporan keuangan, sudah sangat paham dengan memanfaatkan

(6)

intuisi.pandangan akuntansi. Ditinjau dari CV, saudara Ahmad sudah memiliki pengalaman dalam dalam bekerja dan berorganisasi.

 b. Angga Swasdita

Anggota kelompok dengan latar belakang pendidikan. Selalu mengedepankan informasi yang diperoleh sebagai acuan untuk menentukan langkah. Dalam tugas ini berperan sebagai HRD. Aabila ditinjau dari CV, merupakan anggota kelompok yang memiliki pengalamn kerja yang  paling minimal.

c. Ardian Dwi Hasta Yoga

Anggota kelompok dari latar belakang bidang computer. Dala tugas ini berperan sebagai Kepala R&D perusahaan. Berpengalaman dalam pengkodingan sebuah program akan memberikan gambaran tingkat analisis dan intuisi dalam penyusunan dan pengambilan keputusan. Apabila ditinjau dari CV, saudara Ardian memiliki pengalaman kerja yang cukup. d. Ahmad Johan

Angota kelompok dari latar belakang bidang manajemen. Dalam tugas ini berperan sebagai Manajer Pemasaran. Kepiawaian dalam bidang enteprership membuat nya sangat  berpengalaman untuk memprediksi kebuuhan dimasa yang akan mendatang

(7)

IV. Analisis Permasalahan

a. Analisis Eksternal

Organisasi bisnis profit memilki orientasi untuk mencari keuntungan. Agar organisasi mempu mencapai tujuannya, maka diperlukan seorang pemimpin. Pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu untuk memperngaruhi bawahannya atau karyawannya untuk melakukan sesuatu dalam konteks pekerjaan. Harapannya adalah dengan kemampuan mmpengaruhi seseorang, kelompok seperti yang diharapkan akan membawa arah organisasi ntuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu fungsi pemimpin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi adalah mampu mengambil keputusan terbaik dari sekian alternative yang ada. Namun dalam pengambilan keputusan tekadang pemimpin menghadapi dilemma dan apaabila pemimpin salah mengambil keputusan akan memberikan resiko dan organisasi akan mengalami kerugian.

Situasi yang diharapkan adalah kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan adalah tolok ukur kompetensi dan kredibilitas yang dimiliki. Kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dipengaruh oleh tkoordinasi antara tingkat intuisi dan analisis. Dengan memiliki tingkat koordinasi antara intuisi dan analisis harapannya adalah pemimpin mampu berpikir dengan cepat dan mampu untuk memberikan keputusan dengan tepat.

 b. Analisis Internal

Melalui metode kuesioner yang didapatkan dari

https://www.mindtools.com/pages/article/newTED_79.htm, diperoleh gambaran dari tingkat koordinasi intuisi dan analisis anggota kelompok terhadap pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil Analisa kuesioner, sebagian besar koordinasi intuisi dan analisi anggota kelompok termasuk pada golongan baik. Artinya adalah anggota kelompok mampu memahami kapan ketika harus menggunakan intuisi dan kapan harus menggunakan kemampuan Analisa. Namun kemampuan tersebut masih bisa untuk dikembangkan agar menjadi lebih baik. Harapannya adalah agar mamou untuk menemukan berbagai kerangka  beserta solusi terbaik untuk pemecahan permasalahan. Pasalnya semakin baik suatu

(8)

analisis seseorang, maka keputusan yang akan diambil akan lebih baik, dalam artian baik untuk jangka panjang.

 Namun dalam anggota kelompok masih ada yang kurang mampu dalam memenculkan solusi. Terkadang ada anggota yang memiliki beberapa model penyelesaian, namun ada pula yang hanya mengajukan satu model penyelesaian. Selain itu, tingkat Analisa anggota kelompok dalam mengevaluasi model penyelesaian masih kurang. Hal tersebut kaitanya dengan sifat keputusan yang masih dalam bersifat jangka pendek. Kemampuan dalam melihat resiko, konsekuensi dan kelayakan dalam menerapakan model  penyelesaian masih harus diterapkan.

Dari deskripsi tersebut, penulis mampu menjabarkan kualitas angggota kelompok dalam bentuk analisis SWOT sebagai berikut:

 Strenght

Secara umum, intuisi dan analisis anggota kelompok sudah baik apabila ditinjau dari kemampuan untuk mengkoordinir kedua kemampuan tersebut.

 Weakness

Walaupun dikatakan baik, namun ada beberapa kendala dalam mengkoordinir kemampuan intuisi dan analisis tersebut. Sebagai contoh ada anggota kelompok yang hanya mampu untuk mengusulkan satu model penyelesaian.

 Opportunity

Adaya kendala dalam mengkoordinir kemampuan intuisi dan Analisa akan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki. Potensi tersebut dapat ditingkatkan melalui program pelatihan.

 Threat

Apabila anggota kelompok tidak mampu dalam mengkoordinir kemmapuan intuisi dan Analisa, maka akan berpengaruh terhadap proses pengmbilan keputusan. Sebagai contoh dengan tidak mampu mengasilkan beberapa model penyelesaian, maka kita tidak bisa menganalisa model penyelesaian dengan maksimal karena tidak ada model yang untuk dibandingkan, dengan membandingkan model satu dengan yang lainnya, maka kita akan mampu untuk menagmbil keputusan yang terbaik.

(9)

Kondisi yang diharapkan adalah anggota kelompok meningkatkankan kemampuan dalam menganalisis resiko, konsekuensi dan kelayakan suatu model  penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan. Semakin baik analisis terhadap alternative model yang dimiliki, maka akan semakin besar peluang sebuah organisasi dalam untuk mengambil keputusan yang terbaik.

c. Masalah Kualitas anggota kelompok

 Keputusan masih bersifat jangka pendek

 Kemampuan dalam menganalisa alternative masih kurang

 Kurang memperhatikan resiko, konsekuensi dan kelayakan model penyelesaian d. Urutan prioritas masalah yang harus ditindaklanjuti.

1. Anggota kelompok harus mengembangkan kemampuan Analisa alternative model  penyelesaian dengan memperhatikan resiko, konsekuensi dan kelayakan model

2. Kemampuan Analisa yang baik mampu untuk memmunculkan berbagai model alternative, yangnantinya akan dipilih mana yang paling baik untuk diterapkan.

(10)

V. Kajian Pustaka

a. Acuan Penelitian Tedahulu Jurnal 1

Sharon dan Shouhong (2011) Dalam penelitian ini peneliti percaya bahwa dalam  pengambilan keputusan yang efektif untuk masalah yang tidak terstruktur seperti pemilihan suplier adalah dengan mengkolaborasikan berbagai pengetahuan. Keterlibatan kolaborasi antara  pengetahuan pekerja dengan keahlian yang berbeda dapat membuat pilihan pemasok lebih

relevan untuk strategi organisasi. Kolaborasi menghubungkan para ahli dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan pendekatan dari berbagai prespektif yang akan membantu para pengambil keputusan untuk membuat informasi dengan baik.

Jurnal 2

Kamila (2015) dalam penelitiannya intuition in decision making Ditemukan fakta bahwa  pada tingkat masalah yang rendah biasanya dapat diprediksi, berulang dan memiliki struktur yang jelas dan lengkap. Hasil studi memverifikasi bahwa pendekatan intuitif dan rasional dominan dalam praktek pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan tidak menggunakan gaya yang murni intuitif atau murni rasional.

Jurnal 3

Chris Provis (2015) mengutarakan Dalam banyak hal intuisi sering diartikan sebagai kemampuan bawaan, kemampuan dapat memecahkan masalah yang cepat atau tanggapan  bersifat keemosian. Namun dalam kelembagaan, intuisi dapat diartikan keahlian yang dikembangkan melalui pengalaman, baik pengalaman pribadi individu dan pengalaman dari interaksi sosial dan umpan balik lainnya. Analisis akan menghasilkan suatu implikasi dari tindakan yang dilakukan dan analisis merupakan evaluasi dari hasil intuisi

Jurnal 4

Said dan Yasir (2016) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Proses intuitif dan rasional pengambilan keputusan lebih baik dipahami sebagai dua sistem paralel yang saling

(11)

evolusi suara. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan diperlukan konsep intuisi dan hubungannya dengan modus lain dari pengambilan keputusan seperti rasionalitas akan memberikan hasil yang lebih menarik.

Jurnal 5

Aliya dan Bushra (2001) Dalam penelitian Self-regulation sebagai prediktor gaya  pengambilan keputusan manajer di perusahaan seluler, peneliti mengamati tiga tingkatan manajemen dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pria lebih suka menggunakan pemikiran rasional sebagai pengambilan keputusan, manajer muda mengunakan intuisi, ketergantungan, dan emosi jiwa dalam pengambilan keputusan, sedangkan manajer tua mengikuti rasioanal sebagai cara pengambilan keputusan

 b. Landasan Teori 1) Definisi Intuisi

Williams (2012) berpendapat bahwa Intuisi adalah sebuah kejadian tentang  pemahaman diri terhadap suatu kebenaran melalui batin dan pikiran yang dilakukan secara

sadar atu tidak sadar dengan menggunakan aspek ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Senada dengan Frank (2011), bependapat bahwa Intuisi adalah kemampuan individu untuk mengakses pengetahuan yang berada di alam bawah sadar. Intuisi dapat meningkatkan kemampuan untuk lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan.

Dari pengetian diatas dapat dimaknai bahwa intuisi adalah kemampuan individu yang secara tidak sadar untuk meyakini suatu kejadian dimasa mendatang berdasarkan ilmu  pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Julia (2006) bahwa “Our intuition is based on accumulated and compiled experiences, not on magic”. Artinya adalah intuisi berasal dari sejumlah pengalaman, bukan suatu keajaiban.

2) Karakteristik Intuisi

Menurut Fischbein (2002), karakteristik intuisi antara lain  self-evidence, intrinsic certainty, perseverance, coerciveness, extrapolativeness,dan globality.

(12)

Karakterisitik ini menujukan bahwa intuisi dianggap bukti tersendiri tanpa harus di  buktikan. Mislanya adalah dua titik yang menenutkan suatu garis. Pernyataaan tersebut  benar tanpa harus dibuktikan.

  Intrinsic certainly

Artinya adalah kepastian intrinsic yang menunjukan bahwa sebbuah ketentuan yang tdak  perlu ada dukungan eksternal untuk memperolehnya.

  Perseverance

Artinya adalah intuisi memiliki sifat kuat dalam memperterhankan diri dari interpertasi alternative.

 Coerciveness

Artinya adalah intuisi menggunakan efek pemaksaan dalam pemikiran rasional individu. Sehinga individu ersebut cenderung untuk menolak interpretasi alternative dan percaya terhadap intuisinya

  Extrapolativeness

Artinya adalah intuisi merupakan sebuah kemampuan untuk memprediksi. Merujuk pada definisi intuisi oleh Williams (2012) bahwa intuisi berdasarkan aspek ilmu pegathuan,  pengalaman dan keterampilan untuk mempercai suatu kebenaran yang akan terjadi

dimas yang akan dating.

 Globality

Artinya adalah intuisi merupakan pandangan global dan berlawana denga berpikir analtis. Sifat global intuisi menunjukan bahwa seorang individu dapat berpikir secara menyeluruh (wholelistic) daripada bagian detailnya.

(13)

VI. Tujuan RP3KBT

Tujuan Penyusunan RP3KBT ini sebagai Berikut :

 Membantu karyawan untuk menggunakan intuisi dengan baik  Menggunakan intuisi besamaan dengan analisa bagi karyawan  Membantu karyawan utuk menyadari potensi yang dimiliki

 Meningkatkan tingkat partisipasi karyawan dalam berdiskusi/rapat.

 Membantu karyawan untuk berkerja sama dalam menyelesaikan permasalahan dengan  berpikir strategis melalui berdiskusi

(14)

VII. Alternatif usulan RP3KBT

Dalam hal ini kami mengusulkan untuk program pelatihan dengan menggunakan metode simulasi. Penggunan metode simulasi ini tidak akan mengganggu proses kegiatan dalam  perusahaan. Menurut kami untuk mengatasi masalah-masalah dalam perusahaan dan untuk

meningkatkan pross berfikir strategis dalam hal analisa dan intuisi untuk pengambilan keputsan menurut kami metode simulasi cukup baik. Karena, dengan menggunakan simulasi karyawan dapat merasakan atau menggunakan secara langsung intuisi yang mereka miliki masing-masing individu. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam penggunaan metode simulasi antara lain :

1. ( Behaiour modeling ) role play

Metode ini diakukan dengan cara permodelandilakukan dengan cara pemodelan perilaku atau  peniruan terhadap keterampilan antarpribadi seseorang sebagai model. metode ini dianggap sebagai alternatif pelatihan secara simulasi. Diperlukan seorang model untuk kegiatan  pengamatan, pengidentifikasian dengan memperhatikan setiap perilakunya oleh para peserta  pelatihan. Model ini biasanya berkompeten, enerjik, memiliki pergaulan luas, dan bersahabat,

dengan status dan kedudukan yang cukup tinggi di atas peserta pelatihan.

Dalam behaviour modeling  yang diperhatikan adalah kesamaan demografi, data perilaku yang akan ditiru, urutan perilaku yang harus ditiru (mulai dari termudah hingga tersulit). Beberapa materi behaviour modeling dapat dipilih misalnya perilaku ramah tamah,menjawab telepon, menyambut Tamu, atau lebih bersifat etiket untuk pekerjaan seorang front officeatau Sekretaris. Adapun modelnya dapat dipilih dari pihak internal yaitu karyawan senior /  berpengalaman ataupun atasan . Apabila Dari pihak eksternal, pilihlah Lembaga Pelatihan

yang sudah memiliki reputasi Baik.

2. Studi kasus (case study)

Metode Studi kasus merupakan Suatu deskripsi tertulis mengenai suatu situasi untuk mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisis situasi, dan merumuskan penyelesaian- penyelesaian alternatif. Dengan metode kasus , karyawan dapat mengemb angkan ketrampilan

(15)

3. Permainan Bisnis (business game)

Metode permainan bisnis Cukup menarik Perhatian pesertanya, baik staf maupun para manajer karena dipilih sebagai alat pemecahan masalah dan evaluasi. Sasaran metode ini Adalah kemampuan untuk review mengambil keputusan bersama Bentuk latihan simulasiyang dilakukan dalam Kelas dengan membagi Peserta dalam Kelompok-kelompok atau tim. Pola kerja Metode ini dengan menugaskan Kelompok atau tim kompetitif memecahkan masalah Tertentu dari setiap organisasi tiruan. Dalam penerapannya berupa  permainan bisnis dan simulasi pembuatan keputusan, simulasi dalam membuat program kerja serta penyiapan saran tyang efektif untuk belajar dengan cara mengembangkan kesadaran dan pemahaman khusus mengenai elemen dan sistem yang membangun kerja sama. Para Peserta memainkan permainan denganmemutuskan harga produk yang akan dipasarkan  berapa besar anggaran penjualan, siapa yang akan ditarik dan sebagainya .

4. Teknik in-basket

Teknik atau metode pelatihan ini diadakan untuk melatih kandidat manajerial dengan mempertimbangkan peserta yang diprioritaskan. Sasaran metode ini menilai kemampuan  peserta menetapkan prioritas, merencanakan, mengumpulkan informasi yang relevan, dan membuat keputusan, dalam praktiknya kegiatan ini mengharuskan peserta untuk bekerja sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan, yaitu menerima semua yang ada didalam “keranjang” manajer yang akan menempatinya. Peserta kemudian mengerjakan semua isi keranjang, seperti memo, laporan, dokumen, pesan telepon, surat dan sebagainya. Dengan demikian peserta akan membaca, mengorganisasi, memprioritaskan, dam membuat keputusan mengenai apa yang menjadi pokok pemasalahan dari semua keranjang tersebut. Setelah dilaksanan, barulah penilaian dilakukan olek trainer dengan pemberian skor.

(16)

VIII. PROPOSAL PROGRAM

Judul Program : Intuisi dan Analisi dalam Pengambilan Keputusan. Pendahuluan

Pengambilan keputusan merupakan aktivitas penting yang dilakukan para manajer dalam suatu perusahaan, karena hampir seluruh kegiatan yang dilakukan para manajer dalam suatu  perusahaan pasti memerlukan pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan tidak hanya berdasarkan keputusan manajer yang memiliki kedudukan tertinggi dalam perusahaan. Tetapi juga harus berdasarakn pendapat setiap karyawan  juga harus ikut andil untuk membuat sebuah keputusan didalam perusahaan. Dalam memberikan  pendapat untuk mengambil sebuah keputsan juga memerlukan intuisi dan analisis individu masing-masing. Masalahnya setiap invidu memiliki kemampuan masing-masing untuk menggunakan intuisinya sehingganyadi perlukan pengembangan diri untuk menggunakan intuisi mereka. Tetapi analisis memerlukan pengetahuan untuk suatu informasi atau data yang mereka dapatkan untuk lebih gampang diberikan kepada orang lain.

Penggunaan intuisi dan analisi secara bersamaan dalam pengambilan keputusan merupakan hal yang penting karena suatau keputusan yang baik memerlukan data-data yang jelas dan juga intuisi yang kuat dari seorang manajer. Suatu pelatihan yang memberikan data-data yang sering digunakan oleh seorang manajer untuk mengambil keputusan akan membantu sesorang untuk lebih gampang mempelajari proses tersebut dan juga akan meningkatkan  pemikiran strategis sesorang.

Pelatihan Ini menggunakan Metode in-Basket yang memungkinkan kandidtat untuk membuat sebuah perencanaan berdasarkan data-data yang diberikan kepada mereka. Sehingganya mereka akan mendapat pengetahuan bagaimana menganalisa data yang baik.

Tujuan Pelatihan

 Meningkatkan penggunaan intuisi dan analisa setiap individu

 Meningkatkan dan mengembangakn proses berikir strategis dalam pengambilan keputusan  Meningkatkan cara analisi yan kuat dari setiap data yang ada.

(17)

Hasil Yang Diharapkan

 Setiap individu mampu memberikan argument /pendapat dari setiap data yang diberikan.

 Individu menjadi lebih gampang menaru sebuah pemikiran yang kritis dari sebuah data atau infomasi.

 Karyawan berani memberikan pendapat yang baik berdasarkan intuisi dan analisi.

Sasaran Program Karyawan

Uraian Keunggulan

Keunggulan dari program ini setiap individu atau karyawan akan lebih mudah untuk membaca suatu data atau informasi yang ada untuk memberikan suatu pendapat dalam sebuah diskusi atau sebuah rapat dalam perusahaan dan menggunakan intuisi mereka dengan lebih efektif.

Uraian Kelemahan

Kelemahannya mungkin akan ada beberapa karyawan yang mungkin tidak mengerti data yang mereka lihat karena latar belakang akademik yang berbeda sehingganya mereka akan cukup kesulitan untuk menganalisa data tersebut.

(18)

IX. REKOMENDASI PROSES IMPLEMENTASI RP3KBT

Materi Pengembangan Berfikir strategis.

1. Definisi Intuisi dan analisa untuk proses berfikir strategis dalam pengambilan keputusan.

2. Pemateri memberikan arahan mengenai intuisi dalam melihat sebuah data.

3. Memberikan data manajerial sebagai bahan karyawan untuk membuat keputusan. 4. Memberikan nilai untuk setiap pendapat yang diberikan oleh setiap individu.

Instruktur Pengembangan Berfikir Strategis. Dra. Trias Stiawati, M.si, Ph.D

Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan setiap 1 bulan sekali selama 3 bulan. Diperkirakan pada :

Minggu terakhir pada januari 2017 Minggu terakhir pada februari 2017 Minggu terakhir pada maret 2017

Tempat dan waktu Pelaksanaan

Ruang Kelas Fakultas Ekonomi UII jalan Purwokwat Waktu pelaksanaan pukul 08.00 –  17.00

Anggaran yang dibutuhkan

A. Anggaran Belanja Operasional

1. Alat tulis kantor pesertas 50 orang @20.000 selama 3 frekuensi : Rp. 3.000.000 2. Perlengkapan pelatihan berupa tas dan hand out peserta 50 orang

@50.000 selama 3 frekuensi : Rp. 7.500.000

3. Belanja konsumsi makan siang dan makanan kecil peserta 50 orang

@50.000 selama 3 frekuensi : Rp. 7.500.000

B. Biaya Belanja Honorarium

(19)

X. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang dapat diambil dari RP3KBT ini penggunaan intuisi dan analisi menjadi  penting dalam suatu perusahaan karena untuk memberikan pendapat atau dalam hal pengambilan

keputusan membutuhkan intuisi yang kuat dan juga analisi data yang jelas. Dalm hal ini karyawan Cera Production berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat bahwa masih ada beberapa karyawan yang hanya menggunakan intusi mereka untuk mengambil keputusan dan juga mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Tetapi dalam pengambilan keputusan yang baik diharuskan untuk menggunakan analisi yang jelas dari data yang dioleh sendiri sehingga tidak membuat orang yang mendengarkan keputusan kita ragu atu mempertanyakan keputusan kita.

Saran untuk Cera Production selalu mencoba untuk menempatkan karyawan dibagian  penting pada setiap pengambilan keputusan yang akan meningkatkan pemikiran strategis mereka sehingga setiap individu dalam perusahaan akan mudah untk menggunakan intuisi mereka karena mereka akan mendapatkan pengalam yang lebih dari hal tersebut dan juga untuk  perusahaan akan memberikan keuntungan dalam hal untuk pemecahan -pemecahan masalah yang

(20)

XI. DAFTAR PUSTAKA

Agustin, R. dan Sri, K. D. 2016 Panduan Praktis Menyusun Dan Pelatihan Karyawan  Pengembangan Karier 

Elbanna, S., & Fadol, Y. (2016). The role of context in intuitive decision-making. Journal of  Management & Organization,22(05), 642-661.

Fischbein,Efraim. 2002.  Intuition and Schemata in Mathematical Reasoning . Educational Studies In Mathematics Vol.38, (Netherland: Kluwer Academic Publishers, 2002), https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=u2in8s_IOjAC&oi=fnd&pg=PR8& dq=Fischbein,Efraim.+2002.+Intuition+and+Schemata+in+Mathematical+Reasoning &ots=UfGcw5LUEr&sig=67R0SkIN7MSm8wbJfbJHmjgHMpM&redir_esc=y#v=on epage&q&f=false, diakses pada tanggal 22 Januari 2017

Frank, La Pira. 2011. Entepreneurial intuition, an empirical approach.

http://www.aabri.com/manuscripts/10554.pdf , diakses pad tanggal 20 Januari 2017 Hayee, A. A., & Hassan, B. (2011). Self-Regulation as Predictor of Decision Making St yles

among Managers of Cellular Companies. Pakistan Journal of Psychological Research, 26 (1), 43.

Kompasiana, Melestarikan Budaya Diskusi di arung Kopi

http://www.kompasiana.com/fitriapril/melestarikan-budaya-diskusi-di-warung-kopi_5517e13da333118107b66094

Malewska, K. (2015). Intuition in Decision Making-Theoretical and Empirical Aspects.  International Journal of Business and Economic Development (IJBED),3(3).

Ordoobadi, S. M., & Wang, S. (2011). A multiple perspectives approach to supplier selection.  Industrial Management & Data Systems,111(4), 629-648.

Provis, C. (2015). Intuition, analysis and reflection in business ethics. Journal of Business Ethics, 1-11.

Sloan. 2006. Learning to Think Strategically. United States: Butterworth-Heinemann Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: CV. Alfabeta

William, Kaylene C. (2012). Business Intuition: The Mortar among thr Bricks of Analysis/ Journal of Management Policy and Practice; West Palm Beach 13.5(Dec 2012):48-65. http://search.proquest.com/docview/1315304101/D6125A498484A3FPQ/5?accountid =62100, diakses pada tanggal 2 Februari 2017

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan ITB World Travel Trend Report tahun 2015/2016 mengungkapkan bahwa 30% wisatawan internasional yang menggunakan internet mendapatkan informasi

Produk dengan akad bagi hasil memang belum mendominasi porsi pembiayaan pada bank syariah, namun dengan berjalannya waktu, menurut Statistik Perbankan Syariah Juli 2010

Ekosistem mangrove di kawasan pantai utara Jawa (Pantura), khususnya di pesisir Kabupaten Subang sudah banyak mengalami perubahan, di mana sesuai dengan fungsi

Berdasarkan pengujian dan analisis data tentang integrasi dan implikasi portofolio diversifikasi terdapat hubungan intergrasi dalam keseimbangan jangka panjang (kointegrasi)

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Paser (Lembaran Daerah

Kekuatan ini ditentukan oleh suatu percobaan karet dalam jangka waktu yang tertentu pada permukaan yang kasar (G.deBoer, 1997). Setiap satuan bobot karet kering, atau diberikan

Berbagai macam fasilitas yang berikan oleh Kantor Kecamatan Pulau Laut kepada para pegawai dalam meningkatkan semangat kerja para pegawai, sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak

Oleh karena itu, penempatan SDM yang tepat dalam struktur organisasi yang sudah di- bentuk perlu dilakukan dan akan menjadi kunci dalam keberhasilan melaksanakan tugas kerja