• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREFIKS BA DAN TA DALAM BAHASA MELAYU KUPANG. Efron Erwin Yohanis Loe Sekolah Tinggi Bahasa Asing STIBA Mentari Kupang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREFIKS BA DAN TA DALAM BAHASA MELAYU KUPANG. Efron Erwin Yohanis Loe Sekolah Tinggi Bahasa Asing STIBA Mentari Kupang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PREFIKS ‘BA’ DAN ‘TA’ DALAM BAHASA MELAYU KUPANG Efron Erwin Yohanis Loe

Sekolah Tinggi Bahasa Asing STIBA Mentari Kupang erinihase74@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini mengangkat sebuah topik dengan judul ‘Prefiks ‘Ba’ dan ‘Ta’ Dalam Bahasa Melayu Kupang. Prefiks /Ba-/ memiliki kesamaan makna gramatikal dengan prefiks /Ber-/ dan /MeN-/ dalam bahasa Indonesia. Prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang saat ditambahkan pada verba menghasilkan dua makna gramatikal, yaitu makna ‘resiprokal’ dan makna gramatikal ‘sedang berlangsung’. Selanjutnya prefiks /Ba-/ jika ditambahkan pada leksem dasar nomina dan ejektif akan menghasilkan makna gramatikal ‘agak’ dan ‘mempunyai’. Jika prefiks /Ba-/ ditambahkan pada leksem dasar numeral akan menghasilkan makna gramatikal ‘persatuan atau kebersamaan’. Selain prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang, terdapat juga Prefiks /Ta-/ yang memiliki kesamaan makna gramatikal dengan prefiks /Ter-/ dalam bahasa Indonesia. Prefiks /Ta-/ saat ditambahkan pada verba akan menghasilkan verba pasif. Adapun tujuan dari topik penelitian ini yaitu untuk memperkenalkan proses morfologis dalam bahasa Melayu Kupang kepada para peneliti dan para pembaca serta bertujuan untuk melakukan dokumentasi proses morfologis dalam bahasa Melayu Kupang. Bahasa Melayu Kupang dipergunakan sebagai bahasa pengantar dan bahasa keakraban oleh semua golongan usia. Bahasa Melayu Kupang dituturkan di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Kabupaten Rote Ndao, dan di sebagian Kabupaten Kupang yang penuturnya tinggal berbatasan dengan Kota Kupang. Oleh Penuturnya bahasa Melayu Kupang sering disebut sebagai Bahasa Kupang, dan digolongkan dalam rumpun bahasa Malay Polinesia Tengah. Bahasa Melayu Kupang memiliki kemiripan dalam pengucapan dengan bahasa Melayu Manado di Sulawesi Utara, bahasa Melayu Ambon dan bahasa Melayu Papua di Papua. Pendekatan teori yang digunakan untuk menganalisis fungsi dari prefiks ‘ba’ dan ‘ta’ dalam bahasa Melayu Kupang adalah teori morfologi generatif menurut Halle. Metode yang digunakan adalah metode simak dan cakap dengan pendekatan deskriptif kualitatif, sementara teknik pengumpulan data, digunakan teknik-teknik dalam metode simak dan cakap. Hasil analisis menunjukkan, prefiks ‘ba’ dan ‘ta’ dapat ditemukan penggunaannya dalam leksem dasar berkategori sintaksis verba, nomina ejektif serta numeral dan penggunaan dari kedua prefiks ini lebih didominasi oleh verba dan nomina. Proses morfologis dalam kasus ini dapat digolongkan dalam morfologi derivasi karena dapat mengubah kelas kata dan makna dari kata dasar yang dikenainya. Sangat besar harapan peneliti kiranya tulisan dalam artikel ini dapat bermanfaat bagi para peneliti yang lain dan para pembaca yang sempat membaca artikel ini.

Kata kunci: Afiks, Prefiks, Bahasa, Bahasa Melayu Kupang PENDAHULUAN

Bahasa Melayu Kupang sebagai bahasa pengantar dan bahasa keakraban yang dapat ditemukan penggunaannya disemua lapisan usia dan kelas sosial, bahkan juga dapat ditemukan penggunaannya di area perkantoran baik itu pemerintahan maupun swasta. Bahasa Melayu Kupang oleh penuturnya sering disebut sebagai bahasa Kupang dan digolongkan dalam rumpun bahasa Malay Polinesia Tengah (Central Malayo Polynesian CMP) yang memiliki kemiripan pengucapan dengan Melayu Ambon, Melayu Sulawesi dan Melayu Papua (Blust 1993).

Afiks sebagai bagian dari proses morfologis yang mana setiap bentuk afiks digolongkan dalam morfem terikat karena tidak memiliki makna leksikal. Afiks bisa ditemukan penggunaannya pada bentuk dasar yang monomorfemis dan juga pada polimorfemis. Muslich (2008:41) mendefinisikan afiks sebagai bentuk kebahsaan terikat yang hanaya mempunyai arti gramatikal, yang merupakan unsur langsung suatu kata, tetapi bukan merupakan bentuk dasar, yang memiliki kesanggupan untuk membentuk kata-kata baru. Jenis proses morfologis dengan cara membentuk kata-kata baru serta diikuti dengan proses perubuhan kelas kata dan makana kata digolongkan dalam bagian morfologi derivasi. Muslich (2008:32) proses morfologis adalah peristiwa penggabungan morfem satu dengan morfem yang lain menjadi kata. Mulyono (2013:76) proses morfologis adalah proses pembentukan kata kompleks atau kata yang terdiri atas dua morfem atau lebih

Proses pembentukan kata melalui afiks dalam bahasa Melayu Kupang ditemukan dua jenis prefiks, yaitu‘ba’ dan ‘ta’. Prefiks ‘ba’ dan ‘ta’ ditemukan penggunaannya dalam leksem dasar verba, nomina, adjektif dan numeral. Prefiks /ba-/ dan /ta-/ yang ditemukan penggunaannya dalam leksem dasar verba, nomina, ajektif dan numeral memiliki makna gramatikal yang sama dengan prefiks /ber-/, /ter-/ dan /MeN-/ dalam tatabahasa bahasa Indonesia.

(2)

METODOLOGI

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti bentuk-bentuk prefiks dalam bahasa Melayu Kupang, yaitu metode simak dan metode cakap, Sudaryanto (1993:132). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik-teknik dalam metode simak dan cakap, yaitu teknik sadap (TS), teknik simak libat cakap (TSLC), teknik simak bebas libat cakap (TSBLC), teknik rekam (TR) dan teknik catat (TC), teknik pancing (TP), teknik cakap semuka (TCS), teknik cakap tansemuka (TCT), dan teknik rekam dan teknik catat (TRTC), Sudaryanto (1993:133-140).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekakan deskriptif kualitatif. Moleong (2014:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

ANALISIS

Dalam bagian analisis, dijelaskan proses pembentukan kata melalui proses afiksasi dengan prefiks /Ba-/ dan /Ta-/ yang ditemukan penggunaannya dalam leksem dasar verba, nomina, ejektif dan numeral dalam bahasa Melayu Kupang dengan kaidahnya masing-masing.

I. Prefiks /Ba-/ Ditemukan Dalam Verba Dengan Makna Gramatikal ‘Resiprokal’

Contoh data prefiks /Ba-/ yang ditemukan dalam leksem dasar verba dengan makna gramatikal resiprokal dalam bahasa Melayu Kupang.

1. [Kosi]

Leksikon [Kosi]V dalam bahasa Melayu Kupang merupakan morfem bebas yang telah berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis prefiks /ba-/ yang ditambahkan pada leksem dasar [Kosi]V dapat dilihat sebagai berikut. [[Pref-]+[LD]→[KKomp]V]]

Leksem dasar [kosi] (‘tendang’ dalam bahasa Indonesia) saat ditambahkan pada prefiks /Ba-/ menjadi [Bakosi] pada contoh nomor (1) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /MeN-/ dalam bahasa Indonesia. Leksem dasar [tendang] dalam bahasa Indonesia ketika ditambahakan prefiks /MeN-/→[Menendang]. Makna gramatikal yang dihasilkan melalui prefiks /Ba-/ yang ditambahkan pada leksem dasar [kosi] dalam bahasa Melayu Kupang, yaitu menjelaskan dua atau lebih dari sekelompok orang atau hewan yang saling menendang.

2. [Lia]

Leksikon [Lia]V dalam bahasa Melayu Kupang sebagai morfem bebas yang telah berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis dari prefiks /ba-/ yang ditambahkan pada leksem dasar [Lia]V dapat dilihat sebagai berikut. [[Pref-]+[LD]→[KKomp]V]]

Leksem dasar [lia] (‘lihat’ dalam bahasa Indonesia) ketika ditambahkan prefiks /Ba-/ menjadi [Balia], contoh nomor (2) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /MeN-/ dalam bahasa Indonesia. Leksem dasar [lihat] dalam bahasa Indonesia saat ditambahkan pada prefiks /MeN-/ → [Melihat]. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang ketika ditambahkan pada leksem dasar [lia] dalam bahasa Melayu Kupang, yaitu menjelaskan dua atau lebih dari sekelompok orang yang saling melihat atau memandang.

3. [Falungku]

Leksikon [Falungku]V dalam bahasa Melayu Kupang digolongkan dalam morfem bebas yang sudah berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis melalui prefiks /ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang yang ditambahkan pada leksem dasar [falungku] dapat dilihat sebagai berikut.

(3)

Leksem dasar [falungku] (‘pukul’ dalam bahasa Indonesia dengan tangan terkepal) ketika ditambahkan prefiks /Ba-/ menjadi [Bafalungku] pada contoh nomor (3) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /MeN-/ dalam bahasa Indonesia. Leksem dasar [pukul]V dalam bahasa Indonesia ketika ditambahlan pada leksem dasar

[Pukul]V→[Memukul]V. Makna gramatikal yang dihasilkan melalui proses morfologis prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang saat ditambahkan pada leksem dasar [falungku]V, yaitu menjelaskan dua atau lebih dari sekelompok orang yang saling memukul atau saling mengadu pukulan dengan tangan terkepal.

II. Prefiks /Ba-/ Ditemukan Dalam Verba Dengan Makna Gramatikal ‘Sedang Berlangsung’

Contoh data prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang yang ditemukan penggunaannya dalam leksem dasar verba dengan makna gramatikal ‘sedang berlangsung’.

4. [Karja/Karija]

Leksikon [Karja/Karija]V dalam bahasa Melayu Kupang digolongkan dalam morfem bebas dan telah berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis prefiks /ba-/ yang ditambahkan pada leksem dasar [karja/karija]V dapat dilihat sebagai berikut. [[Pref]+[LD]→[KKomp]V]]

Leksem dasar [karja/karija] (‘kerja’ dalam bahasa Indonesia) ketika ditambahkan prefiks /Ba-/ menjadi [Bakarja/Bakarija]V pada contoh nomor (4) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /Ber-/ dalam bahasa Indonesia. Leksem dasar [kerja] dalam bahasa Indonesia ketika ditambahkan pada prefiks /Ber-/ menjadi [Bekerja]. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang ketika ditambahkan pada leksem dasar [karja/karija]V, yaitu menjelaskan dua atau lebih dari sekelompok orang yang sedang melakukan pekerjaan.

III. Prefiks /Ba-/ Ditemukan Dalam Nomina dan Ejektif Dengan Makna Gramatikal ‘Agak dan Mempunyai’

Contoh data penggunaan prefiks /Ba-/ yang ditemukan dalam leksem dasar nomina dan ejektif dengan makna gramatikal ‘agak dan mempunyai’ dalam bahasa Melayu Kupang.

5. [Putih]

Leksikon [Putih]ADJ dalam bahasa Melayu Kupang digolongkan sebagai morfem bebas dan telah berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis melalui prefiks /ba-/ yang ditambahkan pada leksem dasar [putih] dapat dilihat kaidah pembentukannya sebagai berikut.

[[Pref]+[LD]→[KKomp]ADJ]]

Leksem dasar [putih] (‘putih’ dalam bahasa Indonesia) ketika ditambahkan prefiks /Ba-/ menjadi [Baputih] pada contoh nomor (5) dalam bahasa Melayu Kupang berfungsi untuk mengubah makan kata dari leksem dasar. Makna gramatikal yang dihasilkan, yaitu menjelaskan sesuatu obyek yang memiliki warna dasar tidak terlalu putih atau agak putih.

6. [Biji]

Leksikon [Biji]N dalam bahasa Melayu Kupang merupakan morfem bebas yang telah berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis prefiks /ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang saat ditambahkan pada leksem dasar [biji] dapat dilihat kaidah pembentukannya sebagai berikut.

[[Pref]+[LD]→[KKomp]V]]

(4)

Leksem dasar [biji] (‘biji’ dalam bahasa Indonesia) saat ditambahkan prefiks /Ba-/ menjadi [Babiji] (lihat contoh data nomor 6) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi untuk mengubah makna kata dari leksem dasar. Prefiks /Ba-/ pada bagian ini memiliki makna gramatikal yang sama dengan prefiks /Ber-/ dalam bahasa Indonesia. Kata [biji] dalam bahasa Indonesia ditambahkan pada prefiks /Ber-/ → [Berbiji]. Makna gramatikal dari prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang, yaitu ‘mempunyai biji’.

7. [Daon]

Leksikon [Daon]N dalam bahasa Melayu Kupang digolongkan sebagai morfem bebas yang telah berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis prefiks /ba-/ dalam bahasa Malayu Kupang yang ditambahkan pada leksem dasar [daon] dapat dilihat sebagai berikut. [[Pref]+[LD]→[KKomp]V]]

Leksem dasar [daon] (‘daun’ dalam bahasa Indonesia) ketika ditambahkan prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang menghasilkan kata kompleks [Badaon] ( lihat contoh nomor 7). Prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /Ber-/ dalam bahasa Indonesia, yaitu prefiks /Ber-/ ditambahkan pada leksem dasar /daun/→[Berdaun]. Makna gramatikal prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang, yaitu ‘mempunyai daun’.

8. [Sodara]

Leksikon [sodara]N dalam bahasa Melayu Kupang merupakan morfem bebas yang berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis prefiks /ba-/ yang ditambahkan pada leksem dasar [sodara]dapat dilihat sebagai berikut. [[Pref]+[LD]→[KKomp]V]]

Leksem dasar [sodara] (‘saudara/i’ dalam bahasa Indonesia) ketika ditambahkan prefiks /Ba-/ menjadi [Basodara] pada contoh nomor (8) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /Ber-/ dalam bahasa Indonesia dan ditambahkan pada leksem dasar [saudara]→[Bersaudara]. Makna gramatikal yang dihasilkan, yaitu mempunyai hubungan saudara secara genetika atau bersaudara melalui konvensi.

IV. Prefiks /Ba-/ Ditemukan Dalam Numeral Dengan Makna Gramatikal ‘Kebersamaan dan Persatuan’

Contoh data penggunaan prefiks /Ba-/ yang ditemukan dalam leksem dasar numeral dengan makna gramatikal ‘kebersamaan dan persatuan’ dalam bahasa Melayu Kupang.

9. [Satu]

Leksikon [Satu]Num dalam bahasa Melayu Kupang merupakan morfem bebas yang berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis prefiks /ba-/ yang ditambahkan pada leksem dasar [satu] dapat dilihat sebagai berikut. [[Pref]+[LD]→[KKomp]V]]

Leksem dasar [satu] (‘satu’ dalam bahasa Indonesia) ketika ditambahkan prefiks /Ba-/ menjadi [Basatu] pada contoh nomor (9) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /Ber-/ dalam bahasa Indonesia ketika ditambahkan pada leksem dasar [satu]→[Bersatu]. Makna gramatikal prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang, yaitu menjelaskan makna ‘persatuan dan kebersamaan’.

(5)

V. Prefiks /Ta-/ Ditemukan Dalam Verba dan Membentuk Verba Pasif

Contoh data penggunaan prefiks /Ta-/ ditemukan dalam leksem dasar verba dan membentuk verba pasif dalam bahasa Melayu Kupang.

10. [Puku]

Leksikon [puku]V dalam bahasa Melayu Kupang adalah morfem bebas yang berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis prefiks /ta-/ ditambahkan pada leksem dasar [puku]dapat dilihat sebagai berikut. [[Pref]+[LD]→[KKomp]V]]

Leksem dasar [puku] (‘pukul’ dalam bahasa Indonesia) ketika ditambahkan prefiks /Ta-/ menjadi [Tapuku] pada contoh nomor (10) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /Ter-/ dalam bahasa Indonesia ketika ditambahkan pada leksem dasar [pukul]→[Terpukul]. Makna gramatikal prefiks /Ba-/ dalam bahasa Melayu Kupang, yaitu terpukul sesuatu dengan tidak disengajakan.

11. [Tidor]

Leksikon [Tidor]V dalam bahasa Melayu Kupang adalah morfem bebas yang telah berkategori sintaksis. Kaidah proses morfologis prefiks /ta-/ yang ditambahkan pada leksem dasar [tidor]dapat dilihat sebagai berikut. [[Pref]+[LD]→[KKomp]V]]

Leksem dasar [tidor] (‘tidur’ dalam bahasa Indonesia) ketika ditambahkan prefiks /Ta-/ menjadi [Tatidor] pada contoh nomor (11) dalam bahasa Melayu Kupang memiliki fungsi dan makna gramatikal yang sama dengan prefiks /Ter-/ dalam bahasa Indonesia, ketika ditambahkan pada leksem dasar [tidur]→[Tertidur]. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh prefiks /Ta-/ dalam bahasa Melayu Kupang, yaitu menjelaskan seseorang yang tertidur pulas disatu tempat. KESIMPULAN

Hasil analisis data kebahasaan bahasa Melayu Kupang menunjukkan bahwa dalam bahasa Melayu Kupang terdapat proses morfologis derivasi, yaitu prefiks /ba-/ dan /ta-/ dengan fungsi dan makna gramatikalnya seperti juga pada bahasa-bahasa aglutinasi lainnya. Bahasa Melayu Kupang digolongkan dalam rumpun bahasa Austronesia Malay Polinesia Tengah (CMP).

DAFTAR PUSTAKA

Aronoff, M dan Fuderman, K. 2011. What is Morphology. Second Edition: Blacwell Publishing Ltd. Booij, Geert. 2007. The Grammar of Word: An Introduction to Morphology: Oxford University Press. Blust, Robert A. 1993. Central and Central-Eastern Malayo-Polynesian. Oceanic Linguistics 32/2:241-234 Dardjowidjojo, Soenjono. 1988. PELLBA 1. Jakarat: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.

Grimes, E Charles, dkk. 1997. A Guide to the People and Languages of Nusa Tenggara. Kupang: Artha Wacana Press.

Ghony, Djunaidi. M. dan Almansur Fauzan. 2012. Metode Peneltian Kualitatif. AR-RUZZ MEDIA.

Haspelmarth, M dan Sims, D Andrea 2010. Understanding Morphology. Second Edition. London: Hodder Education an Hachette UK Company.

Halle, Morris. 1973. Prolegomena to a Theory of Word Formation. Linguistic Inquiry Volume 4 Number I 3-16. Kridalaksana, Harimukti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.

Katamba, Francis. 1993. Morphology: The Macmillan Press LTD.

Lieber, Rochelle. 2009. Introducing Morphology: Combridge University Press.

M.S. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Edisi Revisi: PT Rajagrafindo Persada.

Moleong, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisis Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(6)

Scalise, Sergio.1984. Generative Morphology. Dodrecht-Holland/Cinnammision- U.S.A: Foris Publication. Samsuri. 1991. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmia. Jakarta: Erlangga. Anggota IKAPI. Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangan (Terjemahan J.S Badudu). Yogyakarta: Kanisius. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Dutawacana University Press. Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gaja Mada University Press.

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Efron Erwin Yohanis Loe

Institusi : Sekolah Tinggi Bahasa Asing STIBA Mentari Kupang Pendidikan : S3

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah modul dengan pendekatan REACT pada materi barisan dan deret. Modul yang dihasilkan ini, akan divalidasi terlebih

Dalam hal didapati oleh penuntut umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan peristiwa pidana atau perkara ditutup demi hukum, maka

Ancaman yang rendah dari predator memberikan keuntungan yang besar bagi Rekrekan karena permukaan tanah memiliki kondisi yang kontinyu dan tidak terpisah bila dibandingkan

kegiatan monitoring penggunaan aplikasi tumbuh kembang anak secara berkala. Kegiatan pendampingan ini akan dilakukan sebanyak 2 kali secara daring. User dari

Tapi walaupun demikian narasumber juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa hal yang menonjol bekerja di UMKM daripada di perusahaan, yaitu: pergaulan dengan rekan

KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN (ARAHAN PRESIDEN) 1.  Se<ap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di se<ap K/L yang dipimpinnya 2.  Anggaran negara

1449/1/2 © 2020 Disediakan oleh Guru AKRAM Negeri Terengganu (ii). Correct shape with rectangle BCJH, right

Bagi Bapak/Ibu dan Saudara/i yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ibadah dalam persekutuan di Jemaat GPIB CINERE - Depok dan berkerinduan menjadi anggota jemaat, agar