NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyalemen teknikal terkonfirmasi positif bagi IHSG untuk pekan ini, Sinyal tersebut tercermin dari lagging maupun leading indikator. Dimana MA5 dan MA20 terkonfirmasi positif bagi IHSG, demikian dengan inidikator MACD dan Stochastic mensinyalkan upside bagi IHSG untuk pekan ini..
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4868.23 +10.158 5,415.72 4,248.76
LQ-45 845.969 +0.488 1,165.66 3,062.00
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Perdagangan IHSG hari Rabu (06/04) ditutup naik sebanyak 0,21% ke level 4.868,23. Dari domestik, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi Maret 2016 melemah. Hal tersebut terindikasi dari menurunnya indeks keyakinan konsumen (IKK) bulan lalu, berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI). Survei tersebut menunjukkan, IKK Maret 2016 turun menjadi 109,8 dari Februari yang sebesar 110. Melemahnya optimisme konsumen tersebut disebabkan menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, walaupun persepsi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi ke depan semakin optimis. Penurunan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terindikasi dengan penurunan indeks kondisi ekonomi (IKE) Maret sebesar 2,1 poin dibandingkan bulan sebelumnya yaitu menjadi 96,6. Hasil survei BI mencatat, penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya persepsi konsumen terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini masing-masing sebesar 4,5 poin dan 2,6 poin. Dari global, indeks di bursa saham Wall Street mengakhiri perdagangan Selasa dengan ditutup melemah karena tertekan sentimen dari bervariasinya data ekonomi. Ditambah sentimen negatif dari Eropa berupa kinerja sektor ritel zona euro pada bulan Maret kembali mencatatkan penurunan, keempat kalinya dalam lima bulan terakhir. Berdasarkan rilis data Markit Eurozone Retail PMI (Purchasing Manager Index) pada Rabu (6/4/2016), kinerja ritel Eropa turun menjadi 49,2 pada Maret dari 50,1 pada Februari. Dari regional, indeks Jepang Nikkei 225 ditutup turun 17.46 poin (0,11%) ke level 15.715,36. Indeks Hang Seng ditutup naik 29,67 poin (0,15%) ke level 20.206,67 dan indeks Shanghai Composite ditutup turun tipis 2,48 poin (0.08%) ke level 3.050,59. Ekspor dan kredit perbankan China diperkirakan meningkat pada bulan Maret, menandakan kemungkinan stabilnya kondisi negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini. Para petinggi China telah berjanji untuk membuat kebijakan moneter yang lebih fleksibel tahun ini karena negara ini lebih memilih peningkatan belanja fiskal dan pemotongan pajak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi efek buruk reformasi struktural. Berdasarkan jajak pendapat oleh Reuters, ekspor diprediksi tumbuh 2,5% pada bulan Maret dari tahun sebelumnya, setelah jatuh 25,4% pada Februari, terburuk sejak Mei 2009. Dari Eropa, bursa-bursa saham dibuka tentatif menguat.
Data Caixin China PMI Composite periode Maret naik menjadi 51,3 dari sebelumnya 49,4 menjadi katalis positif di Asia. Demikian pula dengan harga minyak mentah yang menguat menyusul ekspektasi eksportir akan menyetujui pembekuan produksi minyak guna mengatasi kelebihan pasokan global. Penguatan harga minyak potensial berlanjut sehubungan dengan rencana negara-negara di Asia Utara seperti Korea Selatan yang akan menerapkan tarif masuk minyak mentah yang dikirimkan dari Inggris. Hal itu diberlakukan jika Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) berdasarkan referendum pada 23 Juni 2016. Sebelumnya Uni Eropa dan Korea Selatan menghapus tarif masuk minyak sebesar 3%. Investor hari ini akan mengantisipasi Fed minutes hasil pertemuan FOMC 15-16 Maret 2016. Sebagaimana diindikasikan oleh Janet Yellen sebelumnya, The Fed akan berhati-hati menaikkan Fed rate dalam waktu dekat karena pertimbangan pemulihan ekonomi global yang tidak sesuai ekspektasi. IMF juga menyatakan meski berlanjut, tetapi pemulihan ekonomi global masih terlalu lambat dan rapuh dalam menghadapi meningkatnya risiko dari perlambatan ekonomi Cina dan pertumbuhan lemah di negara berkembang. Prospek global melemah selama 6 bulan terakhir yang diperparah oleh perlambatan relatif Cina, harga komoditas lebih rendah dan prospek pengetatan keuangan di banyak negara. IMF mengisyaratkan akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2016 dari proyeksi saat ini 3,4% pada pekan depan. Hasil survei menunjukkan data initial jobless claims Amerika periode April turun menjadi 270 ribu dari periode sebelumnya 276 ribu. Data industrial production Jerman periode Februari tercatat -1,5% MoM dibandingkan survei -1,8% MoM dan dari periode sebelumnya 3,3%. Sedang data industrial production tahunan Jerman periode Februari tercatat 1,3%, lebih tinggi dari survei 0,4% YoY tapi turun dari periode sebelumnya 2,2% YoY. Sementara foreign reserve Cina periode Maret diprediksi sebesar USD 3,19 triliun, turun dari periode sebelumnya sebesar USD 3,2 triliun. Indonesia juga akan mengumumkan cadangan devisa periode Maret pada Kamis hari ini. Dari sisi pasar global, indeks saham Asia pada awal pembukaan hari ini variatif. Berdasarkan sentimen di atas, maka diperkirakan indeks saham bursa Indonesia hari ini akan bergerak side ways dengan potensi menguat tipis.
DAILY REPORT
07 April 2016• Panjang pipa transmisi & Distribusi PGAS capai 76% pipa nasional • ADHI proyeksi peroleh total kontrak tahun 2016 naik 72% YoY • KKGI dirikan perusahaan bidang PLTA & pembangkit listrik minihidro • Konsorsium INDY cari pinjaman USD 1,6 miliar
• Laba GEMS tahun 2015 naik 23,6% YoY
• GEMS perpanjang transaksi pinjaman ke Asia Coal Energy Venture • UNVR jaga biaya operasional untuk menunjang kinerja
• 2 anak usaha INTP beli saham Lintas Bahana Abadi Rp 28 miliar • Kemeneg BUMN akan konsolidasikan farmasi BUMN di tahun 2016 • INAF targetkan laba tahun 2016 Rp 30 miliar, penjualan naik 17% • Dua investor menjajaki pembelian saham anak usaha INAF • RUPS KAEF setuju bagi dividen senilai total Rp 49,7 miliar • KAEF siap masuk pasar AS dan Jepang, capex 2016 Rp 958 miliar • SDPC bidik penjualan tumbuh 20%
• TMAS beli lagi kapal dari Lianyungang Wuzhou Shipbuilding • Laba BCIP tahun 2015 turun 86,4%
• Laba KIJA tahun 2015 turun 11,6% YoY, pendapatan naik 12% • EXCL kembangkan bisnis IoT di tahun 2016
• Telkom-4 meluncur 2018
• ISAT dan Lintasarta hadirkan pusat data ketiga
• BMRI beri fasilitas commercial line kontra garansi Rp 2,7 T ke Jasindo • BMRI akan manfaatkan jual aset debitur pada PT. Rockit Aldeway • Pertamina gandeng BMRI dalam layanan transaksi BBM di Sumut • BBNI optimis target KUR Rp 255 miliar di Bali tahun 2016 tercapai • BDMN ingin jadi organisasi customer centric di Indonesia
Support Level 4860/4852/4843 Resistance Level 4878/4887/4895
Major Trend Down
7 April 2016
7 April 2016
Total panjang pipa transmisi dan distribusi yang dimiliki dan dioperasikan Perusahaan Gas Negara (PGAS) menjadi 7.026 kilometer atau mencakup 76% pipa gas bumi hilir di seluruh Indonesia. PGAS menargetkan mulai tahun 2016 hingga 2019 akan menambah infrastruktur pipa gas bumi sepanjang lebih 1.680 km. Proyek pipa tersebut tersebar di berbagai daerah diantaranya proyek pipa transmisi akses terbuka "open access" Duri-Dumai-Medan, pipa transmisi "open access" Muara Bekasi-Semarang, pipa distribusi Batam (Nagoya) WNTS-Pemping, dan pipa distribusi gas bumi di wilayah eksisting dan daerah baru. Tambahan pipa gas bumi lebih dari 1.680 km tersebut dibangun dengan investasi PGN sendiri tanpa mengandalkan APBN. Dengan pipa gas bumi tersebut, PGN dapat menyalurkan gas sebesar 1.591 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Dari penyaluran gas bumi PGN kepada pelanggan tersebut, mampu menciptakan penghematan Rp 88,03 triliun per tahun.
Adhi Karya (ADHI) memproyeksikan total kontrak (order) tahun 2016 yang diperoleh mencapai Rp 37,395 triliun, naik 72% dibandingkan realisasi tahun 2015 yang sebesar Rp 21,720 triliun. Total kontrak tersebut terdiri dari kontrak baru sekitar Rp 25,064
triliun dan pengalihan kontrak (carry over) Rp 12,331 triliun. Target
perolehan kontrak baru ini lebih besar dua kali lipat dari realisasi tahun sebelumnya Rp 13,962 triliun. Kontrak baru dari lini bisnis konstruksi diperkirakan sebesar Rp 18,749 triliun, dengan penjualan sebesar Rp 16,612 triliun. Lini bisnis precast diperkirakan memperoleh kontrak baru Rp 2,350 triliun dan penjualan Rp 606,8 miliar. Lini konstruksi menargetkan penjualan pemasaran sebesar Rp 1,825 triliun dengan pendapatan usaha sekitar Rp 1,488 triliun. ADHI optimis dapat memperoleh penjualan sebesar Rp 20 triliun pada tahun 2016.
Konsorsium Indika Energy (INDY) yaitu Cirebon Energi Prasarana, menargetkan financial closing pendanaan PLTU berkapasitas 1X1.000 MW di Cirebon, Jawa Barat, pada akhir Juni 2016. Porsi pendanaan bank sekitar USD 1,5-1,6 miliar atau 75-80% dari total nilai proyek USD 2 miliar. Perseroan tengah menunggu surat jaminan kelayakan usaha dari kementerian keuangan. Persiapan lain yang dilakukan adalah segera membuka tender untuk pemasok batubara PLTU Cirebon. PLTU Cirebon membutuhkan tenaga batubara sebanyak 3,2 juta ton per tahun dengan tingkat kalori sebesar 4.500 kcal. Konsorsium terdiri atas Marubeni Corporation (35%), Indika Energy (25%), Samtan Co Ltd (20%), Korea Midland Power Co Ltd (10%), dan Chubu Electric Power Co Inc (10%).
Indika Energy (INDY) memastikan likuiditas internal perusahaan masih aman untuk membayar hutang yang akan jatuh tempo tahun ini. Pernyataan tersebut ditegaskan setelah lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat INDY menjadi Caa1 dari B3 dengan prospek negative lantaran harga komoditas batu bara masih rendah. INDY tetap melakukan efisiensi dari sisi internal akibat dari tidak terprediksinya harga batu bara yang terjadi pada kondisi eksternal. Perusahaan juga menurunkan target produksi tahun ini untuk menjaga profitabilitas.
Resources Alam Indonesia (KKGI) mendirikan satu anak perusahaan baru bernama PT Bumi Hidro Energi. Perseroan menyetor modal Rp 400 juta dan menguasai 80% saham perusahaan baru tersebut. Sedangkan sisanya dimiliki Odive Karya Denny senilai Rp 100 juta atau 20% saham. Perusahaan baru ini akan bergerak di bidang industri pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga minihidro.
Golden Energy Mines (GEMS) melakukan perpanjangan transaksi
pemberian pinjaman kepada Asia Coal Energy Ventures Limited, pihak ketiga pada 4 April 2016 menjadi sampai dengan 19 Mei 2016. Utang pokok pinjaman diubah menjadi USD 31.579.505,84 karena kapitalisasi sebagian bunga pinjaman. Sebelumnya pada 23 Februari 2016, perseroan juga menyampaikan perpanjangan transaksi pemberian pinjaman kepada Asia Coal Energy dari 6 Juli 2015 sampai 4 April 2016.
Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) memproyeksikan produksi tandan buah segar perusahaan pada tahun ini turun hingga 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan produksi terbesar disebabkan oleh fenomena El Nino yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu. Fenomena panas dalam jangka waktu lama menggangu proses pembentukan buah sawit. Selain El Nino, ada beberapa hal yang juga berkontribusi terhadap penurunan produksi sawit seperti adanya perkebunan plasma yang sedang diremajakan atau replanting. Petani plasma SMART melakukan peremajaan kebun dengan luas 400 ha. Awal pekan ini, BPDP Kelapa Sawit menyalurkan dana Rp10 miliar untuk bantuan peremajaan kebun plasma tersebut.
Dua anak usaha Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), yaitu PT Bahana Indonor (PBI) dan PT Indomix Perkasa (PIP) pada 1 April 2016 melakukan pembelian saham PT Lintas Bahana Abadi senilai Rp 28 miliar. Pembelian ini bertujuan investasi dan menunjang kegiatan usaha perusahaan. Sumber dana pembelian berasal dari kas internal PBI dan PIP. PT Lintas Bahana Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayaran, sehingga hal ini akan menunjang kegiatan utama dari PBI khususnya pengangkutan melalui laut. Saham PT Lintas Bahana Abadi dibeli dari PT Bangunsukses Niagatama Nusantara yang tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anak usaha INTP.
Unilever Indonesia (UNVR) meningkatkan kinerja penjualan dengan meningkatkan brand awareness produk-produknya di tengah persaingan dan ekonomi yang masih recovery. Perseroan akan tetap menjaga biaya operasional untuk menunjang kinerja. Biaya operasional tahun lalu tumbuh 16,3% YoY, terdiri atas trademark, technology dan service fees (32,5% YoY), biaya distribusi (11,8% YoY), dan promosi (11,9% YoY).
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merencanakan konsolidasi perusahaan BUMN yang bergerak di bidang farmasi pada tahun 2016. Pemerintah akan menunjuk PT Bio Farma (Persero) sebagai induk penyatuan usaha atau holding di bidang farmasi dan nantinya akan membawahi dua perusahaan farmasi BUMN lainnya, yaitu Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF). Dengan adanya Holding Farmasi, membuat perusahaan menjadi lebih fokus menjalani bisnis membuat produk (obat) tertentu dan efisiensi akan lebih baik.
Dua investor dari dalam dan luar negeri tengah menjajaki pembelian 20% saham PT Indofarma Global Medika, anak usaha Indofarma (INAF). Perusahaan tengah melakukan pembicaraan dengan dua investor tersebut pada saat ini. Dengan divestasi tersebut, diperkirakan perusahaan dapat memperoleh dana sekitar Rp150-200 miliar. Dana penjualan saham tersebut akan masuk ke ekuitas perusahaan. Sebagai gambaran, Indofarma Global Medika merupakan perusahaan yang bergerak di sektor distribusi obat dan memiliki aset Rp919,61 miliar per akhir 2015. INAF memiliki 99,9% saham perusahaan itu.
Indofarma (INAF) optimis laba bersih tahun 2016 dapat tumbuh signifikan menjadi sebesar Rp 30 miliar. Penjualan INAF tahun
7 April 2016
7 April 2016
2016 ditargetkan mencapai Rp 1,9 triliun atau naik dari sebesar Rp 1,62 triliun di 2015. Pada tahun 2016, perusahan akan lebih fokus dalam pengembangan produksi obat. INAF juga akan meluncurkan beberapa produk baru guna meningkatkan penjualan serta laba bersih.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Kimia Farma (KAEF) menyetujui untuk membagikan dividen tahun buku 2015 sebesar 20% dari laba bersih tahun buku 2015 sebesar Rp 248,48 miliar atau senilai total Rp 49,7 miliar.
Kimia Farma (KAEF) mengincar pendanaan sekitar Rp300-400 miliar untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja modal pada 2016. KAEF berupaya untuk mencari sumber pendanaan dengan biaya paling murah. Sejumlah pilihan yang disiapkan adalah penerbitan obligasi, medium term notes (MTN) atau pinjaman perbankan. Sebelumnya, KAEF juga memiliki rencana menerbitkan saham baru (rights issue) tanpa Penyertaan Modal Negara (PMN) dengan target perolehan dana Rp1 triliun pada 2016. Disinggung mengenai rencana rights issue, KAEF belum dapat memastikan mengingat perusahaan masih menunggu keputusan dari Kementerian BUMN selaku kuasa perwakilan pemegang saham mayoritas perusahaan.
Kimia Farma (KAEF) menyiapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal tahun 2016 sebesar Rp 958 miliar yang digunakan untuk membangun pabrik, apotek dan klinik. Perseroan akan membangun kembali pabrik garam tahap II dengan kapasitas 4 ribu ton. Dengan pabrik ini maka 100% kebutuhan garam farmasi nasional sudah bisa ditutupi. KAEF akan membangun lebih dari 100 apotek dan 50 klinik pada tahun 2016. KAEF akan membangun pabrik rapid tes pertama di Indonesia. Perseroan juga akan membangun pabrik bahan baku obat yang pertama di Indonesia yang pembangunannya dimulai tahun 2016 ini. Pendanaan belanja modal tahun 2016 diperoleh dari medium term notes (MTN), obligasi, pinjaman perbankan, dan dana kas perseroan. Total dana kas perseroan yang telah disiapkan sekitar Rp 500 miliar.
Kimia Farma (KAEF) berencana mengekspor bahan baku obat dan active pharmaceutical ingredient ke pasar Amerika Serikat dan Jepang. Dua pasar tersebut menjadi alternatif ekspor hasil produksi Sungwun Pharmacopia Indonesia, perusahaan patungan yang dibentuk akhir tahun lalu. Pabrik hasil JV tersebut akan dibangun tahun ini. Sementara itu, hingga kuartal I-2015, penjualan KAEF diperkirakan meningkat kurang lebih 10% YoY. Millenium Pharmacon International (SDPC) optimistis meraih pertumbuhan penjualan mencapai 20% tahun ini, terutama disebabkan penurunan BI rate. Faktor tersebut akan memberikan keringanan perseroan dalam mencari pinjaman untuk modal kerja. Adapun untuk meningkatkan kinerja tahun ini, SDPC akan mengembangkan obat non resep dan alat kesehatan. Untuk belanja modal, perseroan menyiapkan Rp 15 miliar. Terkait kinerja kuartal I tahun ini, SDPC mencatatkan pertumbuhan dua digit dibandingkan kuartal I tahun lalu.
Pelayaran Tempuran Emas (TMAS) menandatangani kontrak pembelian 2 unit kapal kontainer baru dari Lianyungang Wuzhou Shipbuilding Heavy Industry Co Ltd senilai 47,6 juta yuan atau hampir Rp 100 miliar. Sesuai rencana, 2 kapal tersebut akan selesai dikerjakan pada kuartal IV-2016. Pembelian dua kapal tersebut melanjutkan program peremajaan armada kapal milik perseroan. Rencana pembelian 2 kapal tersebut masuk dalam rancangan belanja modal tahun ini sebesar Rp 685 miliar.
Greenwood Sejahtera (GWSA) akan fokus mengembangkan dua proyeknya di Surabaya dan Jakarta tahun ini. Perseroan tidak akan terlalu ekspansif karena pasar properti diperkirakan baru mulai pulih. Proyek yang akan dikerjakan tahun ini adalah Capital Square di Surabaya dan TCC Tower II di Jakarta. Masing-masing proyek tersebut kurang lebih sebesar Rp 1,4 triliun. Tahun ini, GWSA akan menargetkan marketing sales sekitar Rp 200-400 miliar.
Bumi Citra Permai (BCIP) mencatatkan penurunan pendapatan hingga periode Desember 2015 menjadi Rp 170,73 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 215,98 miliar. Laba bersih turun menjadi Rp 5,36 miliar dari laba sebelumnya Rp 39,53 miliar. Laba bersih Kawasan Industri Jababeka (KIJA) tahun 2015 turun 11,6% YoY menjadi Rp 354,8 miliar dari Rp 401,5 miliar pada tahun 2014. Laba per saham turun dari Rp 19,64 menjadi Rp 16,39. Pendapatan tumbuh 12,1% dari Rp 2,79 triliun menjadi Rp 3,13 triliun. Turunnya laba bersih KIJA terutama karena meningkatnya beban keuangan perseroan 76% menjadi Rp 712,32 miliar. Kenaikan beban keuangan akibat rugi selisih kurs atas aktivitas operasi sebesar Rp 363,1 miliar, naik tajam dari Rp 65,3 miliar.
Laba bersih tahun 2015 Moderland Realty (MDLN) tumbuh 23,6% YoY menjadi Rp 873,4 dari Rp 706,3 miliar. Laba per saham naik dari Rp 56,36 menjadi Rp 69,69. Pendapatan MDLN tumbuh 4,5% YoY dari Rp 2,83 triliun menjadi Rp 2,96 triliun. Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh adanya pendapatan dari operasi lainnya sebesar Rp 927 miliar, naik dari Rp 155 miliar pada tahun 2014. Pendapatan operasi tersebut disumbang dari keuntungan pembelian diskon sebanyak Rp 547,24 miliar. Pada akhir tahun 2015, dua anak usaha MDLN mengakuisisi PT Mega Agung Nusantara (MAN) senilai Rp 731 miliar, lebih rendah dari nilai wajar sebesar Rp 1,27 triliun. Selain itu pendapatan tersebut diperoleh dari keuntungan dari kontrak hedging senilai Rp 322,83 miliar, naik 278% dibandingkan Rp 85 miliar pada tahun sebelumnya.
XL Axiata (EXCL) serius mengembangkan bisnis Internet of Thing (IoT) di tahun 2016. Ekosistem ini merujuk pada kemampuan menciptakan solusi atas kebutuhan industri dan masyarakat dengan jalan menggabungkan berbagai ragam perangkat yang ada disekitar. Hingga kuartal I 2016 perseroan telah memiliki 650 ribu pelanggan IoT. Sebagian besar merupakan pelanggan dari lini bisnis, terutama sektor otomotif, utility, serta finansial dan perbankan. Perseroan juga mulai masuk ke sektor industri baru seperti sektor logistik, tranportasi, utility, finansial, smart cities, layanan publik, manufaktur, dan supply chain. Pasar pelanggan sektor retail juga akan dikembangkan mulai kuartal III 2016. Perseroan berharap pada tahun 2016 pendapatan dari IoT bisa tumbuh dua kali dari tahun 2015. XL akan terus memaksimalkan pemanfaatan layanan internet cepat 4G LTE untuk penerapan IoT. Saat ini layanan IoT XL didukung dengan tersedianya infrastruktur jaringan fiber optic sepanjang lebih dari 40 ribu km yang akan menghubungkan berbagai pulau di Indonesia serta lebih dari 58 ribu BTS.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) melalui anak usahanya TelkomMetra siap meluncurkan satelit Telkom-4 pada 2018 dengan menggunakan teknologi broadband satelit berkapasitas akses internet 100Gbps. Satelit Telkom-4 yang diperkirakan membutuhkan investasi hingga USD 200 juta ini akan menggunakan platform SSL 1300 dan didesain untuk operasional
7 April 2016
7 April 2016
selama 15 tahun. Selain itu, perseroan tengah menyiapkan peluncuran satelit Telkom 3S sebagai pengganti Telkom 3 yang tidak mencapai orbit pada Agustus 2012.
Indosat Ooredoo (ISAT) bersama Lintasarta secara resmi meluncurkan Disaster Recovery Center (DRC) 3 di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Peluncuran DRC 3 ini yang berstandar Tier III ini akan memenuhi kebutuhan pelaku industri terhadap layanan pusat data yang andal dan berstandar internasional. Bank Negara Indonesia (BBNI) optimis target kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 255 miliar di Provinsi Bali tahun 2016 akan tercapai sejalan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi Pulau Bali yang meningkat. Dari target Rp 255 miliar, realisasi KUR selama periode Januari-Maret 2016 sudah mencapai Rp 74 miliar atau 29,3%. Perseroan mengharapkan pada September sudah tercapai. Sebagian besar realisasi KUR di Bali masih didominasi oleh sektor perdagangan sebesar 60%. Ke depan perseroan menyasar penyaluran kredit usaha rakyat ke sektor pertanian dan peternakan mengingat dua sektor itu realisasinya masih kecil yang mencapai sekitar 5%. Untuk dua sektor tersebut, jasa dan sektor lainnya akan dikerjasamakan dengan bank perkreditan rakyat (BPR).
Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan transaksi perbankan (transactional banking) tumbuh 30-40% pada tahun ini. Untuk meningkatkan volume transaksi tersebut, BBNI menggandeng OnlinePajak, aplikasi pajak berbasis online untuk melakukan kerjasama pembayaran pajak melalui aplikasi tersebut. Melalui kerja sama tersebut, sekitar 300 ribu nasabah perusahaan BNI dapat melakukan hitung, setor dan lapor pajak online. Di sisi lain, 150 ribu pengguna OnlinePajak dapat membayar pajak menggunakan akun BBNI hanya dengan satu klik dan tidak perlu kantor.
Bank Negara Indonesia (BBNI) dan OnlinePajak menandatangani kerja sama guna memudahkan para nasabah bank BUMN tersebut membayar pajaknya melalui aplikasi OnlinePajak. Dengan kerja sama tersebut 300 ribu nasabah perusahaan BNI dapat melakukan hitung, setor dan lapor pajak secara online lewat aplikasi OnlinePajak. Sedangkan 150 ribu pengguna aplikasi Online Pajak dapat membayar dengan menggunakan akun BNI hanya dengan satu klik.
Bank Mandiri (BMRI) berkomitmen mendukung pemerintah dalam menghimpun dana untuk membiayai pembangunan. Terkait itu, perusahaan menerima setoran penerimaan negara sebanyak 4,43 juta transaksi dengan nilai total Rp324,6 triliun pada 2015. Khusus untuk pembayaran pajak, perusahaan menerima setoran Rp224,6 triliun. Sedangkan untuk setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBN), BMRI membukukan setoran Rp100,1 triliun.
Bank Mandiri (BMRI) memberikan fasilitas perbankan dengan skema commercial line kontra garansi senilai Rp 2,7 triliun kepada Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Fasilitas ini digunakan untuk mendukung Jasindo dalam memberikan penjaminan proyek. Melalui kerja sama ini, kontraktor nasabah Jasindo akan dapat menerbitkan bank garansi dari Bank Mandiri tanpa harus menempatkan dana sebesar 100% di bank. Selanjutnya bank garansi tersebut dapat digunakan kontraktor untuk diberikan kepada pemilik proyek agar proyek dapat segera dilaksanakan. Kerja sama ini juga memungkinkan Jasindo memberikan kepastian pembayaran klaim bagi pemilik proyek sebagai pihak yang menerima penjaminan dari asuransi Jasindo.
Setelah ditetapkan dalam masa insolvensi atau tidak mampu bayar, sejumlah kreditur separatis PT Rockit Aldeway tengah bersiap-siap untuk mengeksekusi aset yang dijaminkan. Salah satunya adalah Bank Mandiri (BMRI) yang akan memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh pengadilan kepada kreditur pemegang jaminan untuk menjual aset debitur selama dua bulan. Sejumlah kreditur tengah mempertanyakan 13 kreditur separatis yang diduga memalsukan tagihan. Proses kepailitan Rockit terancam tersangkut kasus pidana jika kreditur fiktif tersebut terbukti benar. Dalam proses restrukturisasi utang, total tagihan debitur mencapai Rp 1,89 triliun dari 20 kreditur. Tagihan terbesar berasal dari Trilium Global Pte. Ltd dan Bank Mandiri dengan masing-masing mencapai Rp 1,02 triliun dan Rp 250,13 miliar. PT Pertamina Marketing Operation Region I menggandeng Bank Mandiri (BMRI) untuk bersinergi dalam pelayanan transaksi pembelian bahan bakar minyak di Sumatera Utara.
Bank Danamon (BDMN) memiliki misi untuk menjadi institusi keuangan terkemuka di Indonesia dengan menjadi organisasi customer centric dengan memberikan pelanggan mereka produk di saat yang tepat di mana mereka membutuhkannya. Danamon memberikan produk kepada berbagai segmen pelanggan dengan nilai rekomendasi yang unik, berpusat pada keunggulan penjualan dan layanan. Dalam hal ini, teknologi memainkan peranan penting.
Bank Artha Graha Internasional (INPC) menjadi salah satu bank swasta yang ditunjuk sebagai bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) tahun ini. Perusahaan mendapat alokasi penyaluran KUR senilai Rp500 miliar tahun ini untuk seluruh jenis penyaluran KUR. Adapun, untuk mendorong penyaluran KUR tersebut, INPC bekerja sama dengan kamar dagang dan industry (Kadin). Dengan kerja sama itu, INPC membatu usaha UMKM dan koperasi, terutama yang sudah menjadi anggota Kadin, agar bisa mendapatkan akses pinjaman dari produk KUR.
Bank OCBC NISP (NISP) mengandalkan laba ditahan untuk menambah modal sepanjang tahun ini, di samping menjaga capital adequacy ratio (CAR) di sekitaran 17% sampai akhir tahun ini. Perusahaan tidak berencana mengeluarkan obligasi subordinasi baru maupun rights issue untuk mendukung permodalan pada tahun ini. Sampai akhir tahun lalu, CAR NISP berada di level 17,3% dengan laba bersih Rp1,5 triliun.
7 April 2016
COMMODITIES DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 37.93 0.18 TLKM (US) 52 17,140 189
Natural Gas (US$)/mmBtu 1.90 -0.01 ANTM (GR) 0.02 377 30
Gold (US$)/Ounce 1224.34 1.84
Nickel (US$)/MT 8590.00 110.00
Tin (US$)/MT 16500.00 175.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50.05 -12.35
Coal (RB) (US$)/MT* 51.95 -11.41
CPO (ROTH) (US$)/MT 715.00 -15.00
CPO (MYR)/MT 2714.00 22.50
Rubber (MYR/Kg) 682.50 8.00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 718.51 -18.28
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD
Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17716.05 0.64 1.67 16.35 14.55 3.04 2.90 5,311.8
USA NASDAQ COMPOSITE 4920.72 1.59 -1.73 20.86 17.70 3.38 3.08 7,594.9
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6161.63 1.16 -1.29 16.42 13.84 1.70 1.64 1,514.6
CHINA SHANGHAI SE A SH 3192.51 -0.08 -13.82 13.22 11.75 1.42 1.30 3,962.8
CHINA SHENZHEN SE A SH 2052.03 0.55 -15.05 27.10 21.81 3.25 2.89 3,173.9
HONG KONG HANG SENG INDEX 20206.67 0.15 -7.79 10.71 9.72 1.01 0.96 1,648.9
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4868.23 0.21 5.99 16.90 14.71 2.52 2.29 390.7
JAPAN NIKKEI 225 15715.36 -0.11 -17.43 14.44 13.37 1.28 1.21 2,569.1
MALAYSIA KLCI 1717.01 -0.06 1.45 16.47 15.25 1.74 1.64 259.3
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2811.25 0.37 -2.48 12.71 12.04 1.07 1.03 290.9
FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,238.00 16.00 1000 IDR/ USD 0.08 -0.0001
EUR/IDR 15,089.20 60.67 EUR / USD 1.14 -0.0001
JPY/IDR 120.62 0.63 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,829.59 62.54 SGD / USD 0.74 0.0003
AUD/IDR 10,069.88 76.29 AUD / USD 0.76 0.0008
GBP/IDR 18,705.82 22.86 GBP / USD 1.41 0.0007
CNY/IDR 2,042.63 1.50 CNY / USD 0.15 -0.0001
MYR/IDR 3,378.12 7.87 MYR / USD 0.26 0.0003
KRW/IDR 11.45 0.00 100 KRW / USD 0.09 -0.0001
CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.05
BI Rate (%) Indonesia 6.75 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.00 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.07
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.07
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.81
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI
Description March-16 February-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.62 0.42 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.45 4.42 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.19 -0.09 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 104.54 Bn 102.13 Bn SBIS (12M) 7.15
7 April 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
07 Apr Indonesia Foreign Reserves --
07 Apr Indonesia Net Foreign Assets --
07 Apr US Initial Jobless Claims Turun menjadi 270 ribu dari 276 ribu
07 Apr US Continuing Claims Turun menjadi 2170 ribu dari 2173 ribu
08 Apr US Consumer Credit Naik menjadi $15.00 Bn dari $10.53 Bn
08 Apr US Wholesale Inventories MoM Turun menjadi 0.2% dari 0.3% 08 Apr US Wholesale Trade Sales MoM Turun menjadi -1.7% dari -1.3% 12 Apr US Import Price Index MoM Naik menjadi 1.0% dari -0.3% Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
TLKM IJ 3405 0.89 2.86 BBCA IJ 13050 -2.06 -6.34 PNBN IJ 825 7.84 1.35 ASII IJ 7225 -0.69 -1.91 UNVR IJ 43500 0.40 1.26 EXCL IJ 3910 -2.13 -0.69 BBRI IJ 11150 0.45 1.15 MEGA IJ 2700 -3.57 -0.65 PTBA IJ 6650 6.83 0.93 TOWR IJ 4200 -1.18 -0.48 IIKP IJ 3000 9.69 0.84 BTPN IJ 2720 -2.68 -0.41 GGRM IJ 67000 0.64 0.77 AALI IJ 17150 -1.44 -0.37 ADRO IJ 695 3.73 0.76 BSSR IJ 1080 -10.00 -0.30 NISP IJ 1295 5.71 0.75 ICBP IJ 15200 -0.33 -0.28 BWPT IJ 286 9.58 0.74 INTP IJ 20100 -0.37 -0.26 UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Bank Ganesha Banking & Finance
102-105 6100.00 TBA TBA Indo Premier Securities
PT Buyung Poetra Sembada
7 April 2016
7 April 2016 DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
WSKT 15.43 Cash Dividend 05 Apr-16 06 Apr-16 08 Apr-16 29 Apr-16
MERK 100.00 Cash Dividend 05 Apr-16 06 Apr-16 08 Apr-16 27 Apr-16
JSMR 43.12 Cash Dividend 06 Apr-16 07 Apr-16 11 Apr-16 29 Apr-16
WTON 6.26 Cash Dividend 06 Apr-16 07 Apr-16 11 Apr-16 29 Apr-16
MFMI 2.20 Cash Dividend 06 Apr-16 07 Apr-16 11 Apr-16 29 Apr-16
ABDA 130.00 Cash Dividend 06 Apr-16 07 Apr-16 11 Apr-16 29 Apr-16
MLPT 7.00 Cash Dividend 07 Apr-16 08 Apr-16 12 Apr-16 30 Apr-16
CSAP 2.50 Cash Dividend 07 Apr-16 08 Apr-16 12 Apr-16 04 May-16
JPFA 15.00 Cash Dividend 11 Apr-16 12 Apr-16 14 Apr-16 27 Apr-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
ALKA Stock Split 1:5 -- -- TBA TBA
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 04 Apr’16 05 Apr’16 11 Apr – 09 May’16
SIPD Rights Issue 108:46 1000.00 04 Apr’16 05 Apr’16 11 Apr – 15 Apr’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 07 Apr’16 08 Apr’16 14 Apr – 27 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA 15 May’16
16 May’16
24 May – 30 May’16
ACST Rights Issue TBA TBA TBA TBA 15 May – 21 May’16
BINA Rights Issue TBA TBA 10 July’16 11 July’16 15 Jul – 21 Jul’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
GIAA RUPST
07-Apr-16
BBCA RUPST
07-Apr-16
PLIN RUPST
07-Apr-16
NISP RUPST
07-Apr-16
TINS RUPST
07-Apr-16
PGAS RUPST
08-Apr-16
ADHI RUPST
08-Apr-16
AALI RUPST/LB 11-Apr-16
BBTN RUPST 12-Apr-16
MPPA RUPST 13-Apr-16
BKSW RUPSLB 13-Apr-16
PTBA RUPST
14-Apr-16
TGKA RUPST
14-Apr-16
BNGA RUPST
15-Apr-16
RMBA RUPST/LB
15-Apr-16
KBLV RUPST
15-Apr-16
MEGA RUPST
15-Apr-16
ADRO RUPST
18-Apr-16
AGRO RUPST
20-Apr-16
7 April 2016
7 April 2016
PTBA
TRADING BUYS1 6425 R1 6900 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 6100 R2 7225
Closing
Price 6650
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 6425-Rp 6900 • Entry Rp 6650, take Profit Rp 6900
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 20.89 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 0.35 Positif
Bollinger Band (Mid) 6485 Positif
MA5 6360 Positif 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800
September October November December 2016 February March April
PTBA 6,485 6,393.75 6,360 6,125 6,075 6,075 5,244.35 6,650 6,650 6,650 7,225 7,875 7,875 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PTBA - Stochastic %D(6,3,3) = 38.19, Stochastic %K = 60.43, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
38.1902 38.1902 20 60.4348 60.4348 80 -200 -100 0 100 200 0 PTBA - MACD (5,3) = -36.28, Signal() = -0.63
-36.2833 -0.625493 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PTBA - TSI(3,5,3) = 0.35, Volume() = 10,451,400.00
0.00000 -12.625 0.345578
10,451,40
PTBA - William's % R(14) = -52.27, Volume() = 10,451,400.00 -52.2727
10,451,40
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ELSA
TRADING BUYS1 340 R1 370 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 325 R2 385
Closing
Price 355
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 340-Rp 370
• Entry Rp 355, take Profit Rp 370
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 33.63 Positif
MACD 0.53 Positif
True Strength Index (TSI) 1.89 Positif
Bollinger Band (Mid) 343 Positif
MA5 340.6 Positif 180.0 240.0 300.0 360.0 420.0 480.0
September October November December 2016 February March April
ELSA Broadening Wedge
343.15 342.875 340.6 314 308 308 249.525 355 355 355 384 459 459 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ELSA - Stochastic %D(6,3,3) = 56.97, Stochastic %K = 82.96, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
56.97 56.97 20 80 82.9574 82.9574 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ELSA - MACD (5,3) = -1.94, Signal() = -0.24
-1.93972 -0.235256 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ELSA - TSI(3,5,3) = 1.89, Volume() = 102,978,200.00
0.00000 -8.40562 1.88912
102,978,20
ELSA - William's % R(14) = -41.43, Volume() = 102,978,200.00 -41.4286
102,978,20
7 April 2016
7 April 2016
ADRO
TRADING BUYS1 670 R1 720 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 635 R2 755
Closing
Price 695
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 670-Rp 720
• Entry Rp 695, take Profit Rp 720
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 21.14 Positif
MACD -0.02 Positif
True Strength Index (TSI) 13.28 Positif
Bollinger Band (Mid) 699 Negatif
MA5 671 Positif 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0 780.0 840.0
September October November December 2016 February March April
ADRO Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 680 671 667.5 640 616 616 604.871 680 695 695 695 698.5 760 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ADRO - Stochastic %D(6,3,3) = 64.31, Stochastic %K = 80.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
64.3115 64.3115 20 80 80 80 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ADRO - MACD (5,3) = -4.91, Signal() = -2.34
-4.91462 -2.33833 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ADRO - TSI(3,5,3) = 13.28, Volume() = 68,269,904.00
1.59844 0.00000 13.2784
68,269,90
ADRO - William's % R(14) = -54.17, Volume() = 68,269,904.00 -54.1667
68,269,90
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
KLBF
TRADING BUYS1 1400 R1 1450 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1360 R2 1490
Closing
Price 1415
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1400-Rp 1450 • Entry Rp 1415, take Profit Rp 1450
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 83.20 Negatif
MACD 15.01 Negatif
True Strength Index (TSI) 40.31 Negatif
Bollinger Band (Mid) 1338 Positif
MA5 1429 Negatif 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700
September October November December 2016 February March April
KLBF Upward Sloping Channel
1,415 1,390.63 1,337.75 1,275.83 1,275.83 1,270 1,269.06 1,415 1,415 1,429 1,470 1,493 1,493 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 78.97, Stochastic %K = 71.44, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
71.4379 71.4379 20 78.9693 78.9693 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 KLBF - MACD (5,3) = -6.11, Signal() = -10.73 -10.7297 -6.10794 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 KLBF - TSI(3,5,3) = 40.31, Volume() = 32,896,500.00 40.3055 0.00000 49.7542 32,896,50 KLBF - William's % R(14) = -27.50, Volume() = 32,896,500.00 -27.5 32,896,50
7 April 2016
7 April 2016
ISSP
TRADING BUYS1 200 R1 220 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 190 R2 230
Closing
Price 212
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 200-Rp 220 • Entry Rp 212, take Profit Rp 220
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 68.41 Positif
MACD 1.06 Positif
True Strength Index (TSI) 46.59 Positif
Bollinger Band (Mid) 204 Positif
MA5 207.2 Positif 120.0 140.0 160.0 180.0 200.0 220.0
September October November December 2016 February March April
ISSP Upward Sloping Channel
207 205.625 204.15 195.75 195.75 195 178.945 207.2 212 212 212 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
ISSP - Stochastic %D(6,3,3) = 82.32, Stochastic %K = 86.11, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 82.3219
80 20 82.3219 86.1111 86.1111 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 0.0 ISSP - MACD (5,3) = -1.35, Signal() = -0.95
-1.35062 -0.952648 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ISSP - TSI(3,5,3) = 46.59, Volume() = 23,875,600.00
32.8489 0.00000 46.5899
23,875,60
ISSP - William's % R(14) = -5.56, Volume() = 23,875,600.00 -5.55556
23,875,60
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
PWON
TRADING BUYS1 489 R1 520 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 464 R2 545
Closing
Price 505
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 498-Rp 520 • Entry Rp 505, take Profit Rp 520
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 18.65 Positif
MACD -1.24 Positif
True Strength Index (TSI) -9.28 Positif
Bollinger Band (Mid) 507 Negatif
MA5 494.6 Positif 350.0 400.0 450.0 500.0 550.0
September October November December 2016 February March April
PWON Upward Sloping Channel
505 497.875 494.6 481 479.364 479.364 466.334 505 505 507 540 565.2 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PWON - Stochastic %D(6,3,3) = 33.85, Stochastic %K = 46.26, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
33.8532 33.8532 20 46.2567 46.2567 80 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 PWON - MACD (5,3) = -0.74, Signal() = 0.75
-0.737098 0.74803 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PWON - TSI(3,5,3) = -9.28, Volume() = 42,038,600.00
-9.28093 -22.1095 0.00000
42,038,60
PWON - William's % R(14) = -59.32, Volume() = 42,038,600.00 -59.322
42,038,60
7 April 2016
7 April 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
06-04-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 17150 17150 16975 16550 16975 17400 17825 Negatif Negatif Negatif 18300 14000
LSIP Trading Sell 1755 1755 1745 1720 1745 1770 1795 Negatif Negatif Negatif 1840 1335
SGRO Trading Buy 1980 1980 2005 1945 1965 1985 2005 Positif Negatif Positif 1995 1810
Mining
PTBA Trading Buy 6650 6650 6900 6100 6425 6900 7225 Positif Positif Positif 7225 4675
ADRO Trading Buy 695 695 755 635 670 720 755 Positif Positif Positif 800 570
MEDC Trading Buy 1720 1720 1840 1390 1615 1840 2065 Positif Negatif Positif 1680 795
INCO Trading Buy 1855 1855 1890 1730 1810 1890 1970 Positif Positif Positif 2045 1475
ANTM Trading Buy 520 520 550 488 510 530 550 Positif Positif Positif 510 356
TINS Trading Buy 760 760 775 705 740 775 810 Positif Positif Positif 810 555
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 990 990 975 975 985 995 1005 Negatif Negatif Negatif 1040 930
SMGR Trading Buy 10275 10275 10300 10150 10225 10300 10375 Positif Positif Positif 10750 9925 INTP Trading Buy 20100 20100 20175 19775 19975 20175 20375 Positif Negatif Positif 20850 18750 SMCB Trading Sell 1070 1070 1060 1040 1060 1080 1100 Negatif Negatif Negatif 1145 920
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 7225 7225 7175 7075 7175 7275 7375 Negatif Negatif Negatif 7525 6225
GJTL Trading Buy 765 765 785 695 740 785 830 Negatif Negatif Negatif 820 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Sell 7150 7150 7100 7000 7100 7200 7300 Negatif Negatif Negatif 7575 6500
GGRM Trading Buy 67000 67000 67925 65025 66475 67925 69375 Positif Positif Positif 67775 58750 UNVR Trading Buy 43500 43500 43675 42675 43175 43675 44175 Positif Positif Positif 47800 40850
KLBF Trading Sell 1415 1415 1400 1360 1400 1450 1490 Negatif Negatif Negatif 1470 1260
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1835 1835 1845 1805 1825 1845 1865 Positif Positif Positif 1940 1655
PTPP Trading Sell 3790 3790 3770 3730 3770 3810 3850 Negatif Negatif Negatif 3985 3645
WIKA Trading Buy 2645 2645 2660 2610 2635 2660 2685 Positif Negatif Positif 2730 2425
ADHI Trading Sell 2675 2675 2660 2625 2660 2695 2730 Negatif Negatif Negatif 2840 2475
WSKT Trading Buy 2140 2140 2155 2095 2125 2155 2185 Positif Positif Positif 2155 1855
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2775 2775 2790 2720 2755 2790 2825 Positif Positif Positif 2815 2535
JSMR Trading Buy 5475 5450 5525 5375 5450 5525 5600 Negatif Negatif Negatif 5700 5200
ISAT Trading Buy 6175 6175 6200 6000 6100 6200 6300 Negatif Positif Positif 6450 4700
TLKM Trading Buy 3405 3405 3420 3340 3380 3420 3460 Positif Positif Positif 3500 3140
Finance
BMRI Trading Buy 10375 10375 10450 10100 10275 10450 10625 Positif Positif Positif 10400 9175 BBRI Trading Buy 11150 11150 11175 11025 11100 11175 11250 Positif Positif Negatif 11500 10425
BBNI Trading Buy 5200 5200 5250 5100 5175 5250 5325 Positif Positif Positif 5450 4880
BBCA Trading Sell 13050 13050 12925 12550 12925 13300 13675 Negatif Negatif Negatif 13925 12875
BBTN Trading Buy 1745 1745 1755 1715 1735 1755 1775 Positif Positif Positif 1865 1430
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 15250 15250 15125 14900 15125 15350 15575 Positif Negatif Negatif 15925 14475