• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA Fibroadenoma mammae DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG PADA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA Fibroadenoma mammae DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG PADA TAHUN"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA

Fibroadenoma mammae DI LABORATORIUM

PATOLOGI ANATOMI RSUD PROF. DR. W.Z

JOHANNES KUPANG PADA TAHUN 2017 – 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Assyifa R.A Isa

PO. 530333316054

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

2019

(2)

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA

Fibroadenoma mammae DI LABORATORIUM

PATOLOGI ANATOMI RSUD PROF. DR. W.Z

JOHANNES KUPANG PADA TAHUN 2017 – 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :

Assyifa R.A Isa

PO. 530333316054

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

2019

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA

Fibroadenoma mammae DI LABORATORIUM

PATOLOGI ANATOMI RSUD PROF. DR. W.Z

JOHANNES KUPANG PADA TAHUN 2017 – 2018

Oleh :

Assyifa R.A Isa

PO. 530333316054

Telah disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing

Michael Badhi Bia, S.Si,. M.Sc NIP. 197108041992031001

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA

Fibroadenoma mammae DI LABORATORIUM

PATOLOGI ANATOMI RSUD PROF. DR. W.Z

JOHANNES KUPANG PADA TAHUN 2017 – 2018

Oleh :

Assyifa R.A Isa

PO. 530333316054

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal, Juni 2019

Susunan Tim Penguji

1. dr. David Dekresano : ………

2. Michael Badhi Bia, S.Si.,M,Sc : ………

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan

Kupang, Juni 2019

Ketua Program Studi Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kupang

Agustina W. Djuma, S.Pd., M.Sc

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KTI

Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Assyifa R.A Isa NIM : PO.530333316054

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kupang, Juni 2019 Yang menyatakan

(6)

INTISARI

Fibroadenoma mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah neoplasma jinak berkarakter tidak nyeri, dapat digerakkan dan banyak ditemukan pada wanita berusia muda. Berdasarkan data dari buku register pemeriksaan Histologi di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, didapatkan 69 kasus FAM dari tahun 2017-2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Data diperoleh dari data sekunder penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah penderita Fibroadenoma mammae pada tahun 2017 sebanyak 36 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 33 orang. Berdasarkan karakteristik yang diamati, jenis kelamin perempuan paling banyak menderita Fibroadenoma mammae. Berdasarkan umur, paling banyak pada umur 16-30 tahun. Penderita Fibroadenoma mammae lebih banyak pada pasien yang sudah menikah dibandingkan dengan pasien yang belum menikah.

Kata kunci : Fibroadenoma mammae, Karakteristik penderita, Laboratorium Patologi Anatomi

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa karena hanya atas kasih dan penyertaanNya yang memberikan hikmahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA Fibroadenoma Mammae DI LABORTORIUM PATOLOGI ANATOMI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2017-2018”

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibuat atas inisiatif penulis sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh pada masa perkuliahan. Selain itu, penulisan Karya tulis Ilmiah ini juga sebagai kewajiban seorang mahasiswa Program Studi Analis Kesehatan tingkat akhir (III) diwajibkan menyusun Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu R.H. Kristina, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

2. Ibu Agustina W. Djuma, S.pd., M.Sc selaku Ketua Program Studi Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

3. Bapak Wilhelmus Olin, S.F, M.Sc, Apt, selaku pembimbing akademik selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang.

4. Bapak Michael Badhi Bia, S.Si.,M,Sc selaku pmbimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan usulan Karya Tulis Ilmiah.

5. Bapak dr. David Dekresano selaku Penguji 1 yang dengan penuh ketulusan telah mengoreksi penulisan usulan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kedua orang tua, M. Imran Isa (Bapak) dan Jumima Sidin (Ibu) serta adik-adik tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung penulis hingga saat ini. 7. Suci, Salmah, Disa, Sabiela, dan Tari yang selalu mendukung penulis.

(8)

8. Laras, K Ian, Dian, Neli dan K Dea yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. FEHLING 08 yang telah bersama selama menjalani pendidikan di program studi Analis Kesehatan

10.Andi Julkarnain yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan usulan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan usulan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna untuk kritik dan saran demi penyempurnaan Proposal ini sangat penulis harapkan.

Kupang, Juni 2019

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KTI ... iv

INTISARI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Definisi Fibroadenoma mammae ... 5

B. Anatomi dan Fisiologi Payudara ... 5

C. Etiologi dan Faktor Resiko Fibroadenoma mammae ... 8

D. Patofisologi Fibroadenoma mammae... 10

E. Klasifikasi Fibroadenoma mammae... 10

F. Tanda dan Gejala Fibroadenoma mammae ... 12

G. Pemeriksaan Fibroadenoma mammae ... 13

H. Penatalaksanaan Medis Fibroadenoma mammae ... 16

I. Pencegahan Fibroadenoma mammae ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Tempat dan waktu penelitian... 18

C. Objek Penelitian ... 18 viii

(10)

D. Definisi Operasional ... 18

E. Prosedur Penelitian ... 19

F. Analisa Hasil ... 20

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Gambaran umum RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang ... 21

B. Distribusi penderita Fibroadenoma mammae tahun 2017-2018... 22

1. Distribusi penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan umur ... 23

2. Distribusi penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan status pernikahan ... 25

3. Disribusi penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan jenis kelamin ... 26

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

LAMPIRAN ... 32

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fibroadenoma mamme ……… 6 Gambar 2. Anatomi Payudara …....……… 7

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi penderita Fibroadenoma mammae

pada Tahun 2017 – 2018 ... 22 Tabel 4.2 Distribusi penderita Fibroadenoma mammae

berdasarkan umur pada tahun 2017-2018 ... 23 Tabel 4.3 Distribusi penderita Fibroadenoma mammae

berdasarkan status pernikahan pada tahun 2017-2018 ... 25 Tabel 4.4 Distribusi penderita Fibroadenoma mammae

berdasarkan Jenis kelamin pada tahun 2017-2018 ... 26

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur penelitian ... 31

Lampiran 2. Surat izin penelitian ... 32

Lampiran 3. Surat keterangan selesai penelitian ... 34

Lampiran 4. Dokumentasi ... 35

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fibroadenoma Mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah neoplasma jinak berkarakter tidak nyeri, dapat digerakkan dan banyak ditemukan pada wanita berusia muda. Insiden FAM bergerak naik terus sejak 30 tahun terakhir. Tumor ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia menopause. (Pratiwi., 2013)

FAM teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol dan konsistensi kenyal. Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya dan amat mudah untuk digerakkan. Biasanya FAM tidak disertai rasa nyeri. Neoplasma jinak ini tidak lagi ditemukan pada masa menopause (Sjamsuhidajat, 2010) International Agency for Research Cancer (IARC) tahun 2012 melaporkan bahwa 1,7 juta wanita menderita kanker payudara, bahkan 5 tahun kedepan diperkirakan 6,3 juta manusia akan mengalami kelainan yang sama (WHO,2013; IARC,2012). Penyakit ini pada tahun 2012 masih menjadi penyebab utama kematian kanker pada wanita dengan jumlah kematian 522.000 per tahun (Larsen et al, 2013).

Berdasarkan laporan dari New South Wales Breast Cancer Institute, FAM umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50 tahun, dan lebih dari 9% populasi wanita terkena FAM. Western Breast Service Alliance melaporkan bahwa FAM

1 35

(15)

15

sering terjadi pada wanita usia 15-25 tahun, frekuensi FAM yang paling tinggi adalah pada wanita subuh yang berusia 20-25 tahun.

Data yang diperoleh dari Departemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana, dari 65 spesimen payudara yang diteliti ditemukan 31 kasus (48%) adalah fibroadenoma. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al Salamah di Riyadh Medical Complex (Arab Saudi) yang melaporkan bahwa selama tahun 2002-2005 ditemukan penderita FAM sebanyak 113 kasus dimana 78 kasus (69%) berusia di bawah 25 tahun. Bulan Januari 2006 sampai Desember 2009 ditemukan 635 kasus FAM. (Bafaker, 2010).

Hasil penelitian Sidauruk dkk, (2013) terdapat prevalensi yang cukup tinggi pada penderita FAM usia dibawah 35 tahun yaitu sebanyak 72,8% di Rawat Inap RS Santa Elizabeth Medan. Penelitian AM (2014) di Arab Saudi, kasus kelainan pada payudara sebanyak 1005 biopsi payudara yang dilakukan, 603 kasus (60%) adalah tumor jinak payudara. Lesi biospi paling banyak merupakan FAM (44.3%) pada usia rata-rata 23,5tahun.

Pelaporan penyakit FAM di Indonesia masih belum dilakukan secara signifikan, namun diperkirakan tiap tahun mengalami peningkatan. Menurut Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada periode 1993-1995 terdapat sebanyak 503 kasus fibroadenoma (47.5%) dari 1.059 kasus kelainan payudara wanita. Data dari Jakarta Breast Center, klinik di Jakarta yang mengkhususkan untuk penanganan keluhan pada payudara,

(16)

16

menunjukkan bahwa dari 2.495 pasien yang datang pada tahun 2001 sampai 2002, ternyata 79% menderita FAM jinak (Diananda, 2009).

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penellitian dengan judul “Gambaran Karakteristik Penderita Fibroadenoma mammae Di

Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang Pada Tahun 2017 – 2018”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran karakteristik penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang pada tahun 2017-2018 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran karakteristik penderita Fibroadenoma mammae

di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang pada tahun 2017-2018

2. Tujuan Khusus

Mengidentifikasi karakteristik umur, status pernikahan, dan jenis kelamin penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang pada tahun 2017 – 2018

(17)

17 D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai karakteristik penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang pada tahun 2017-2018

2. Bagi Institusi

Sebagai informasi, data, bahan kepustakaan dan bahan rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Fibroadenoma mammae.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi pada masyarakat, agar lebih mengenal tentang

Fibroadenoma mammae dan mengetahui gejala awal Fibroadenoma mammae.

(18)

18 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Fibroadenoma mammae

Fibroadenoma mammae (FAM) adalah penyakit pada payudara dengan frekuensi yang paling tinggi pada wanitaa berumur 20 – 25 tahun (Sarwono, 2010). FAM merupakan tumor jinak yang berbatas tegas dengan konsistensi padat dan kenyal, benjolan atau massa tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epithel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur /

mix tumour (Smeltzer, 2008). FAM banyak ditemukan pada payudara wanita yang timbul disaat usia subur. (Andrews, 2010).

Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda, dan jarang ditemukan setelah menopause.

Fibroadenoma adalah kelainan pada perkembangan payudara normal dimana ada pertumuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisis saluran air susu di payudara (NSW, 2014).

B. Anatomi dan Fisiologi Payudara

Payudara merupakan kelenjar yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan jaringan ikat. Payudara terletak di dinding anterior dada dan meluas dari sisi lateral sternum menuju garis mid-aksilaris di lateral. Payudara dibagi atas korpus, areola, dan putting. (Fiaz et al., 2003).

(19)

19

Bagian payudara yang membesar dinamakan korpus. Di dalam korpus terdapat alveolus (penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Setiap payudara mempunyai 15-30 lobus dipisahkan oleh septa fibrosa yang membentang dari fasia profunda menuju kulit atas dan membentuk struktur payudara. Terdapat duktus laktiferus yang keluar dari lobus dan pada bagian terminal duktus laktiferus terdapat sinus laktiferus menyatu pada putting . Putting (papilla) merupakan bagian menonjol di ujung payudara yang berfungsi sebagai saluran keluarnya ASI pada wanita. Bagian payudara di sekitar putting yang berwarna kecoklatan dinamakan aerola (Faiz et al., 2003).

Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi pada wanita. Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan usia, pada masa pubertas membesar, dan bertambahn besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada usia lanjut (Eveline, 1999).

Gambar 1. Anatomi payudara

(20)

20

Gambar 2.Fibroadenoma mammae

Sumber : http://www.theraclion.com (2011)

Menurut organisasi amal pendukung kanker, Macmillan, lelaki masih memiliki jaringan payudara. Inilah yang membuat mereka tetap rentan mengalami risiko tumor payudara maupun kanker payudara. Hingga pubertas, jaringan payudara pada anak laki-laki dan perempuan adalah sama. Keduanya memiliki sedikit jaringan payudara di belakang puting dan areola atau daerah kulit yang lebih gelap di sekitar puting. Jaringan payudara tersebut terdiri dari beberapa tabung kecil atau saluran yang dikelilingi oleh jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah dan pembuluh limfatik.

Cancer Research UK melaporkan sekitar 390 pria didiagnosis dengan kanker payudara setiap tahunya. Sementara itu, jumlah wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara adalah 54.800 orang. Lebih lanjut, pria yang memiliki kadar estrogen sangat tinggi juga memiliki risiko lebih besar terkena kanker. Dimana kanker payudara itu sendiri

(21)

21

yang menjadi salah satu penyebabnya ialah perbesaran dari adanya Fibroadenoma mammae.

C. Etiologi dan Faktor Risiko

Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:

a. Usia

Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun. Berdasarkan data dari penelitian di Departemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.

b. Riwayat perkawinan

Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan bahwa wanita yang tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun meningkatkan risiko kejadian FAM artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada usia < 21 tahun.

(22)

22

c. Penggunaan hormon

Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap peningkatan hormon estrogen. Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan proporsi penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar 60%.

d. Riwayat Keluarga

Tidak ada faktor genetik mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini. Penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple fibroadenoma memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada payudara (Greenberg dari Yebuda, 1998) Namun dari beberapa penelitian lain menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27% dari penderita FAM memiliki riwayat keluarga menderita penykit pada payudara (Bigdoli, 2011)

(23)

23 D. Patofisiologi

Fibroadenoma mammae biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologi menunjukkan stroma dengan

poliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisis epitel dengan bentuk berbeda dan ukuran yang berbeda. Pembagian Fibroadenoma berdasarkan histologik, yaitu :

1) Fibroadenoma Pericanaliculare

Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.

2) Fibroadenoma Intracanaliculare

Yakni jaringan ikat mengalami poliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.

Fibroadenoma biasanya berdiameter 1 – 5 cm dan biasanya bila dibuang diameternya mencapai 2 – 4 cm, bila diameter mencapai 10 - 15 cm muncul Giant Fibroadenoma. Tampilan pada wanita muda biasanya terdapat massa yang teraba sedangkan pada wanita yang lebih tua ditemukan kepadatan mamografis. Pertumbuhan tumor dirangsang oleh hormon dan regresi terjadi pasca menopause (Wulan, 2007)

E. Klasifikasi

Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam :

(24)

24

1) Common Fibroadenoma

Common Fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simple fibroadenoma sering ditemukan pada wanita kelompok usia muda antara 21-25 tahun. Ketika Fibroadenoma

dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah

fibroadenoma tunggal (NSW, 2014) 2) Giant Fibroadenoma

Giant Fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan diameter < 5 cm secara keseluruhan insiden Giant Fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh kasus FAM. Giant Fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui.

Giant Fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa enkapsulasi (pengkapsulan) payudara yang cepat. Giant Fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini (Somro, 2009).

3) Juvenile Fibroadenoma

Juvenile Fibroadenoma biasanya terjadi pada remaja perempuan, dengan insiden 0,5-2% dari seluruh kasus Fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan Juvenile Fibroadenoma memiliki lesi yang

(25)

25

multiple atau bilateral. Tumor ini lebih banyak ditemukan pada orang Afrika dan India dibandingkan pada orang Kaukasia (Underwood, 2000)

F. Tanda dan gejala

Menurut Nugroho (2011), tanda dan gejala fibroadenoma mammae adalah sebagai berikut :

a. Fibroadenoma dapat multipel dan bilateral b. Benjolan berdiameter 2-3 cm

c. Benjolan tidak menimbulkan reaksi radang, dan tidak menyebabkan pengerutan kulit payudara

d. Benjolan berlobus – lobus

e. Pada pemeriksaan mammografi , gambaran jelas jinak berupa rata dan memiliki batas jelas .

Secara makroskopis tumor berupa nodus berbatas tegas kenyal, putih abu-abu, dan menonjol diatas jaringan sekitar serta sering mengandung rongga rongga berbentuk celah. Stroma biasanya halus, selular dan sering sekali miksoid, mirip stroma intralobulus, membungkus rongga kistik dan glandular yang dilapisi oleh epitel. Ukuran lesi bervariasi mulai dari kurang 1cm garis tengahnya sampai tumor besar yang dapat menggantikan payudara (Kumar, 2010). Ukuran saat ditemukan rata-rata bergaris tengah 2-4cm. (Marwoto, 2010). Giant

fibroadenoma terjadi pada remaja sekitar usia 16 tahun atau perimenopouse sekitar usia 50 tahunan, karakter pertumbuhannya cepat

(26)

26

dan dalam ukuran besar dan harus segera dilakukan pengangkatan tumor (Tjandra et al. 2008). Bentuk giant fibroadenoma berukuran sangat besar mencapai 10-15cm, untuk wanita Indonesia sebagai patokan lebih dari atau sama dengan 6cm (Marwoto, 2010).

G. Pemeriksaan Fibroadenoma mammae

Fibroadenoma dapat dilakukan dengan tiga cara pemeriksaan, yaitu pemeriksaan fisik (physical examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto thorax dan mammografi atau ultrasonografi),Fine Needle Aspirations

(FNA) Citology. 1. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik, penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau berbaring atau kedua-duanya. Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Kemudian dilakukan palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara (Sjamsuhidajat, 2005). Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan. Dilakukan pemijatan halus pada putting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan darah atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting susu harus dibandingkan. Pengeluaran cairan di luar masa laktasi dapat disebabkam oleh berbagai kelaianan seperti

(27)

27

fibroadenoma atau bahkan karsinoma dalam kasus ini cairan yang keluar ialah cairan berupa cairan darah atau nanah (Kartika, 2012). 2. Mammografi

Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroadenoma

yang relatif sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer (kepadatan tumor dengan peningkatan densitas, terdapat makrokalsifikasi yang spesifik) dan sekunder (perubahan pada kulit berupa penebalan dan retraksi kepadatan).

3. Ultrasonografi (USG)

Untuk mengetahui kondisi tumor dan kelainan payudara lainnya dengan teknik pengambilan gambar pada layar yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang kemudian akan menghasilkan gambar dari bagian dalam payudara, atau yang tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi . Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnose yang tinggi (Mansjoer, 2000)

4. Aspirasi Sitologi

Pemeriksaan sitologi adalah prosedur diagnostik prabedah yang dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspirations (FNA) Citology. FNA

Citology adalah pemeriksaan yang penting dalam penegakan diagnosis penyakit payudara. Diagnosis yang akurat tergantung pada aplikasi

(28)

28

teknik yang benar. Pemeriksaan sitologi mampu memeriksa sel tumor sebelum tindakan pembedahan sehingga bermanfaat untuk deteksi pertumbuhan sel tumor. Indikasi dari pemeriksaan FNA Citology

dalam situasi klinis adalah sebagai berikut :

a. Adanya massa yang terdeteksi dari palpasi tanpa melihat massa tersebut jinak atau ganas

b. Adanya massa yang terdeteksi dari hasil yang dianggap mungkin jinak atau ganas (National Breast Cancer Center, 2004). Sampel FNA Citology diambil dengan 2 sampai 4 tusukan jarum untuk mencapai benjolan, kemudian difiksasi alkohol 96% dan diwarnai dengan Papanicolau atau May Grunwald Giemsa (Sander, 2007). 5. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan ini merupakan gold standar atau baku emas dalam mendiagnosis tumor payudara. Material diperoleh dari insisi, eksisi biopsi maupun dari bahan operasi mastektomi. Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan terhadap perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopatologi dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan setelah kematian terjadi Pemeriksaan histopatologi bertujuan untuk memeriksa penyakit berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan. Pemeriksaan ini hendaknya disertai dengan pengetahuan tentang gambaran histologi normal jaringan sehingga dapat dilakukan perbandingan antara kondisi

(29)

29

jaringan normal terhadap jaringan sampel (abnormal). Dengan membandingkan kondisi jaringan tersebut maka dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak

H. Penatalaksanaan Medis

Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberap hal sebagai berikut : 1) Ukuran

2) Terdapat rasa nyeri atau tidak 3) Usia pasien

4) Hasil biopsi

Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkakn rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien diperlukan pengangkatan (NSW, 2014)

Terapi pengangkatan tumor ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya dengan tujuan supaya jika ada keganasan bias diamati. Terapi dengan operasi pegangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang akan digantikan jaringan normal secara perlahan.

(30)

30 I. Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan pada fibroadenoma mammae menurut (Pamungkas, 2011) dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara lain : a. Menghindari makanan yang tinggi lemak

b. Menghindari pemakaian obat hormonal terutama estrogen

c. Rajin melakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) minimal 1 bulan sekali pada wanita yang telah berusia 20 tahun

(31)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif .

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang

2. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai bulan April 2019

C. Objek Penelitian

Data rekam medis penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang pada tahun 2017 - 2018

D. Definisi Operasional

Nama variabel Definisi Operasional

Skala pengukuran dengan kategori

Instrument

Umur Usia pasien pada saat terdiagnosa

Fibroadenoma mammae yang tercantum pada data rekam medik pasien di Labratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Interval Lembar rekam medik

Status pernikahan

Status pernikahan pasien yang tercantum pada data rekam medik pasien di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes

Nominal Lembar rekam medik

(32)

32

Kupang

Jenis Kelamin Jenis kelamin penderita Fibroadenoma mammae yang tercantum pada data rekam medik pasien di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang

Nominal Lembar rekam medik

E. Prosedur Penelitian

1. Persiapan penelitian

a. Mengajukan proposal penelitian dan mendapatkan persetujuan dari pembimbing penelitian .

b. Seminar proposal penelitian.

c. Pengajuan dan pengurusan permohonan izin penelitian.

d. Survei tempat penelitian yaitu di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang.

2. Pelaksanaan penelitian

a. Mengunjungi Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang.

b. Pengambilan data karakteristik penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang.

(33)

33 F. Analisa Hasil

Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik dan hasil pemeriksaan pada pasien yang melakukan pemeriksaan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang, kemudian diolah berdasarkan kelompok umur, status pernikahan, dan jenis kelamin, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi berupa tabel, presentase, dan diberi penjelasan.

(34)

34 BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang merupakan rumah sakit tipe B milik pemerinth Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Jalan Moh. Hatta No. 19, Kupang. RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang berdiri di tanah seluas 51.670m2. Kegiatan penunjang medis yang dilakukan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang yakni pelayanan laboratorium , rehabilitasi medis, radiodiagnostik, CT-Scan, USG 3D dan 4D, mammografi. Pelayanan laboratorium ada dua, yakni Laboratorium Patologi Klinik dan Laboratorium Patologi Anatomi.

Labortorium Patologi Anatomi didirikan pada tahun 2015 dan diresmikan pada bulan Januari tahun 2016 oleh Direktur RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, Laboratorium ini mulai beroperasi setelah diresmikan. Jenis pemeriksaan yang terdapat di laboratorium tersebut antara lain, Histopatologi, Sitologi, Papsmear, FNAB, dan Frozen Section.

Rata-rata pasien yang datang dalam sehari untuk pemeriksan Histopatologi sekitar 5 orang , pemeriksaan papsmear 2 orang. Tenaga medis laboratorium terdiri atas 3 dokter spesialis Patologi Anatomi dan 2 Teknisi Laboratorium.

(35)

35

B. Distribusi penderita Fibroadenoma mammae tahun 2017-2018

RSUD Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang merupakan rumah sakit yang menerima pasien untuk pemeriksaan Fibroadenom mammae atau tumor jinak payudara, baik pasien dari Kota Kupang maupun pasien rujukan dari Rumah Sakit Kabupaten yang berada di Nusa Tenggara Timur.

Gambaran penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang disajikan dalam tabel sebagai berikut :

4.1 Distribusi penderita Fibroadenoma mammae pada tahun 2017-2018

Berdasarkan data penelitian penderita Fibroadenoma mammae di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang pada tahun 2017 sebanyak 36 orang (52,2 %) dan pada tahun 2018 sebanyak 33 orang (47,82 %). Data ini kemudian diolah berdasarkan karakteristik berupa jenis kelamin, umur, dan status pernikahan.

1. Distribusi penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan umur

Pada penelitian ini hanya menggunakan 4 kategori umur yaitu (0-15 tahun), masa dewasa awal (16-30 tahun), (31-45 tahun), dan masa lansia awal (> 46 tahun).

Tahun Jumlah Penderita Presentase

Tahun 2017 Tahun 2018 36 Orang 33 Orang 52,2 % 47,82 %

(36)

36

Gambaran penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang berdasarkan umur dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan umur pada tahun 2017 - 2018

Umur Jumlah Presentase

0 – 15 Tahun 16 – 30 Tahun 31 – 45 Tahun >- 46 Tahun 1 0rang 36 Orang 25 Orang 7 Orang 1,4 % 52,6 % 36 % 10 %

Sumber: data sekunder Lab PA RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Pada tabel 4.3 di dapatkan hasil bahwa dari 69 pasien fibroadenoma mammae di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang dari tahun 2017 sampai tahun 2018 terbanyak adalah pada kelompok usia 16-30 tahun yaitu sebanyak 36 orang (52,6 %), sedangkan yang paling sedikit pada kelompok usia 0-15 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,4 %). Banyaknya penderita FAM pada usia 16-30 tahun kemungkinan disebabkan karena faktor hormonal. Pada usia antara dekade kedua dan keempat kehidupan atau dengan kata lain pada masa reproduktif kadar hormon estrogen meningkat sehingga kasus FAM sering dijumpai pada usia ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Matz, dkk (2012) bahwa hipersensitivitas terhadap estrogen pada lobul dianggap menjadi penyebab terbentuknya lesi ini yang terjadi pada masa menarche (15-25 tahun). Hasil penelitian Rulianty (2011) tentang Ketepatan Pemeriksaan Fisik Fibroadenoma Mammae di Bagian Bedah Onkologi RSUP Mohammad Hoesin yang menemukan kejadian FAM paling rendah terjadi pada kelompok usia 0-15 tahun. Usia

(37)

37

0-15 tahun merupakan usia yang jarang ditemukannya lesi ini karena kemungkinan pada usia ini belum terjadi peningkatan hormon estrogen, namun tidak jarang pula ditemukan lesi pada usia ini berkaitan dengan masa menarche < 12 tahun (Santen dan Mansel, 2005). Pada penelitian kelompok usia > 46 tahun didapatkan penderita FAM sebanyak 7 orang (10 %). Menurut Sperber, dkk (2003) resiko FAM menurun pada usia setelah menopause, namun tidak jarang pula kasus ini terjadi pada wanita pascamenopause dengan peningkatan insiden setelah hormon pengganti dimana secara keseluruhan itu terjadi pada sekitar 10% wanita karena meningkatnya pajanan estrogen dikaitkan dengan meningkatnya resiko berkembangnya tumor payudara.

Insiden FAM pada wanita menurun sesuai dengan peningkatan usia, dan sebagian menurunsaat menopause. Berdasarkan laporan dari NewSouth Wales Breast (NSWB) Cancer Institute, FAM umumnya terjadi pada wanita pada usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas50 tahun, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena FAM (NSWB, 2005)

2. Distribusi Fibrodenoma mammae berdasarkan status pernikahan

Gambaran penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang berdasarkan status pernikahan disajikan dalam tabel sebagai berikut :

(38)

38

Tabel 4.3. Distribusi penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan status pernikahan pada tahun 2017-2018

Status Pernikahan Jumlah Penderita Presentase Sudah Menikah Belum Menikah 42 Orang 27 Orang 60,9 % 39,13 %

Sumber: data sekunder Lab PA RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Pada karakteristik status pernikahan (lihat tabel 4.4) diketahui bahwa distribusi frekuensi penderita FAM lebih tinggi pada penderita dengan status sudah menikah yaitu sebanyak 42 orang (60,9%) dibandingkan penderita dengan status belum menikah yaitu sebanyak 27 orang (39,13%). Hal ini kemungkinan dikarenakan usia menikah yang muda, berdasarkan teori yang ada bahwa FAM dapat terjadi pada semua usia namun insidensi tertinggi pada wanita muda yang berusia dibawah 30 tahun (Chandrasoma dan Taylor, 2005). Meningkatnya pajanan estrogen dikaitkan dengan meningkatnya resiko berkembangnya tumor payudara. Faktor yang meningkatkan salah satunya adalah nuliparitas (wanita yang tidak pernah melahirkan anak yang dapat hidup). dimana kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita dan tidak diselingi oleh perubahan hormonal pada masa kehamilan.

Dari penderita Fibroadenoma mammae yang berstatus sudah menikah adalah penderita seorang laki-laki. Yang mana hubungan antara jenis kelamin dan status pernikahan, ialah bahwa laki-laki juga beresiko terkena tumor payudara dikarenakan adanya jaringan payudara yang juga sama dengan perempuan yang mana disebutkan dapat menyebabkan

(39)

39

tumbuhnya sel tumor tidak berbeda dengan yang tumbuh pada perempuan, dan untuk penyebab lain yang bersangkutan dengan status pernikahan ialah pengunaan kontrasepsi oral yang berlebihan pada wanita maupun pada pria, sehingga memicu timbulnya tumor payudara tersebut, adapun faktor lain yang mengatakan bahwa adanya mutasi gen, dan juga hormon estrogen yang berlebih.

3. Distribusi penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan jenis kelamin Data hasil penelitian penderita Fibroadenoma mammae pada tahun 2017-2018 menunjukkan bahwa jumlah penderita perempuan jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki. Gambaran penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan jenis kelamin tahun 2017-2018 di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi penderita Fibroadenoma mammae berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2017 - 2018

Tahun Jenis kelamin Jumlah Penderita Presentase

2017 Perempuan Laki – laki 35 1 97,2 % 2,7 % 2018 Perempuan Laki - laki 33 - 100 % -

Sumber: data sekunder Lab PA RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang yang paling dominan adalah perempuan, dimana pada tahun 2017 jumlah penderita perempuan 35 orang dan penderita laki-laki 1 orang. Sedangkan pada tahun 2018, seluruhnya adalah penderita perempuan 33 orang.

(40)

40

Faktor risiko tumor payudara lebih banyak pada wanita, kejadian pada laki-laki sangat kecil, yakni <3%. Kecenderungan wanita menderita tumor payudara dibandingkan pria.

(41)

41 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Data hasil penelitian Gambaran Karakteristik Penderita Fibroadenoma mammae di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang tahun 2017-2018 dapat disimpulkan bahwa : 1. Jumlah penderita Fibroadenoma mammae pada tahun 2017-2018

sebanyak 69 orang. Tahun 2017 sebanyak 36 orang dengan presentase 52,6% dan tahun 2018 sebanyak 33 orang dengan presentase 47,82%. 2. Berdasarkan karakteristik yang diamati, jenis kelamin perempuan

paling banyak menderita Fibroadenoma mammae. Karakteristik umur paling banyak pada umur 16-30 tahun dengan presentase 52,6%. Penderita Fibroadenoma mammae yang sudah menikah berjumlah lebih banyak yaitu 42 Orang dengan presentase 60,9 % dan penderita yang belum menikah berjumlah 27 orang dengan presentase 39,13 %.

B. Saran

1. Perlu adanya penyuluhan menyeluruh tentang bahaya Fibroadenoma mammae (tumor payudara) dan deteksi dini kanker payudara dengan SADARI (periksa payudara sendiri).

2. Bagi mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian terkait Fibroadenoma mammae, peneliti menyarankan untuk menambahkan karakteristik lain seperti jenis FAM, jumlah FAM, dan letak FAM.

(42)

42

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati, Lindra. "Faktor risiko kanker payudara wanita." Jurnal Kesehatan Masyarakat 8.2 (2013).

Chandrasoma, Parakrama dan Taylor, C.R. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi 2. EGC, Jakarta, Indonesia. Hal. 747

Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Floreska, Amalia, Dewi Puspitaningrum, and Lia Mulyanti. "Pengaruh pengetahuan dan sikap remaja putrid terhadap perilaku pencegahan penyakit Fibroadenoma mammae di MA Sabilul Muttaqin Trimulyo Demak .” 2014

Marwoto, Wirasmi. Nasar, I Made. Himawan, Sutisna. (2010). Buku Ajar Patologi II (Khusus) Edisi Ke 1. Jakarta: CV. Sagung Seto

Matz, D., Kerivan, L., Reintgen, M., et al. 2012. Breast Preservation in Women with Giant Juvenile Fibroadenoma. Breast Cancer. 20 (10) : 1-4

NSW Breast Cancer Institute. (2014). Fibroadenoma Of The Breast. http://bci.org.au

Paramita, Indira Suluh, Andreas Makmur, and Effif Syofra Tripriadi. "Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Ultrasonografi dan Histopatologi pada Pasien Tumor Payudara di RSUD Arifin Achmad Periode 1 Oktober 2013-30 September 2014." Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran 2.2 (2015): 1-11.

Prastyo, Yuni, Udadi Sadhana, and Dik Puspasari. "Gambaran histopatologi ekspresi interferon gamma (ifnγ) pada fibroadenoma mammae (fam) dan invasive no special type (nst) breast carcinoma." Biomedika 9.2 (2018) Rulianty, T. 2011. Ketepatan Pemeriksaan Fisik Fibroadenoma Mamma di Bagian

Bedah Onkologi RSUP Mohammad Hoesin. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (tidak dipublikasikan), hal 3! dan 33

Sander, M.A., 2007. Atlas Berwama Patologi Anatomi. Ed. Revisi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Indonesia, hal. 3

Santen R.J. and R. Mansel. 2005. Benign Breast Disorders. The New England Joumal of Medicine. 353 : 275-85. (http://www.mjm.org/doi/Jull/l0.1056/NEJMra0S5692, Diakses tanggal 10 Agustus 2014)

(43)

43

Sarwono, Prawirohardjo. (2005). Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sidauruk, Helfiana Agustina. "Karaktersitik Penderita Fibroadenoma Mammae Rawat Inap Di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011." (2012).

Smeltzer, C.S & Bare, G.B. (2012).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Vol 2).Jakarta : EG

Sperber, F.,A. Blank, U. Metser, et al. 2003. Diagnosis and Treatment of Breast Fibroadenomas by Ultrasound-Guided Vacuum-Assisted Biopsy. Archives

Surgery. 138 (7) : 796-800.

(http://archsurg.jamanetwork.com/article.aspx7articleid-395171, Diakses 15 Agustus 2014).

Yanti, Desi Ari Madi, Apri Sulistianingsih, and Kiki Rizki Yuliana. "Faktor determinan kejadian FAM pada wanita di Rumah sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung tahun 2015." JAMC idea's 2.2 (2015).

Tarista, madhanayu putri. Deteksi kanker payudara pada citra mikrokalsifikasi mammografi dengan metode naive bayes. Diss. Universitas airlangga, 2016.

(44)

44 Lampiran 1 . Alur penelitian

Persiapan Penelitian

Mengurus perizinan kepada pihak RS

Melakukan pengambilan dan pengumpulan data karakteristik Fibroadenoma

mammae

Analisis Data

Kesimpulan Penyajian data dalam

bentuk distribusi frekuensi

(45)

45 Lampiran 2. Surat izin penelitian

(46)
(47)

47

(48)

48 Lampiran 4. Dokumentasi

Saat melakukan pengumpulan data yang sudah di simpan pada

komputer

Saat melakukan pengumpulan data pada buku Registrasi pasien

Saat melakukan pengumpulan data pada lembar rekam medik pasien

Gambar

Gambar 1. Anatomi payudara
Gambar 2.Fibroadenoma mammae
Tabel  4.2  Distribusi  penderita  Fibroadenoma  mammae  berdasarkan  umur pada tahun 2017 - 2018
Tabel  4.3.  Distribusi  penderita  Fibroadenoma  mammae  berdasarkan  status  pernikahan pada tahun 2017-2018
+2

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang maha kuasa atas berkat, kasih dan perlindunganNya sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNYA sehinga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Teknik

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, terima kasih atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN DEPRESI

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala kasih, karunia, dan penyertaanNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul : Penerapan Pola Kemitraan dengan Sistem

Puji dan syukur yang begitu besarnya kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa dan Tuhan kami Yesus Kristus atas segala kasih dan penyertaanNya, serta Bunda Maria yang selalu menyertai

Segala Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas keajaiban- Nya, Allah Yang Maha Kuasa yang selalu memberikan berlimbah anugerah serta kasih setia kepada penulis,

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Kuasa atas limpahan taufik dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan