Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 1
PENGARUH PENERAPAN ASAS KESEJAHTERAAN TERNAK
TERHADAP NILAI PENJUALAN DOMBA
(Kasus Di Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti Kabupaten Sukabumi)
THE EFFECT OF ANIMAL WELFARE PRINCIPLE
APPLICATION TO SHEEP SALES VALUE
(Case in Riung Mukti Cooperative Work Area on Sukabumi District)
Khairun Nisa Marsuma*, Sondi Kuswaryan**, Dwi Cipto Budinuryanto** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363
*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
email: k.nisamarsuma@gmail.com
Abstrak
Penelitian mengenai pengaruh penerapan asas kesejahteraan ternak terhadap nilai penjualan domba dilakukan di Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti, Kabupaten Sukabumi pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2016. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh penerapan asas kesejahteraan ternak terhadap nilai penjualan pada usahaternak domba di wilayah kerja Koperasi Riung Mukti Kabupaten Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan adalah sensus, dengan model analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan penerapan asas kesejahteraan ternak yang dilakukan peternak termasuk dalam ketegori cukup baik Rata-rata nilai penjualan domba sebesar Rp.4.922.200/UU/Tahun untuk jumlah domba yang dijual sebanyak 2,88 SDD/UU/Tahun. Penerapan kesejahteraan ternak berpengaruh nyata terhadap nilai penjualaan domba dengan model regresi :
Y= 6,350 + 1,439 X R2= 0,406
Dengan demikian, penerapan asas kesejahteraan ternak yang makin baik akan dapat meningkatkan nilai penjualan domba yang dilakukan peternak.
Kata Kunci : Kesejahteraan ternak, nilai jual
Abstract
Research on effect of animal welfare principle application to sheep sales value was conducted at Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti in Sukabumi, West Java, on March until April 2016. This research aim to determined effect of principle of animal welfare to sheep sales value on local sheep farm in KPSU Riung Mukti Sukabumi. The research method used census with regression analysis. The results showed that application of the principle of animal welfare was between enough and good category. The average of sheep sales value amounted Rp.4.922.200/Year for total of sheep sold as much as 2,88/SDD/Year.
Application of animal welfare had effect significantly to sheep sales value, with the regression model:
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2
Y = 6,350 + 1,439 X R2 = 0,406
Application of principle better animal welfare will be able to increase stock farmers’ sheep sales value.
Key Word : Animal welfare, sheep sales value PENDAHULUAN
Isu mengenai kesejahteraan ternak di negara berkembang merupakan salah satu topik perbincangan dunia. Penerapan asas tersebut masih dianggap bukan sebagai kewajiban bagi pemelihara ternak yang kemudian berpotensi menjadi hambatan dalam perdagangan bebas. Di Indonesia mayoritas masyarakat belum memahami mengenai makna kesejahteraan ternak secara utuh, sehingga masih sulit untuk menjamin tercapainya kesejahteraan ternak. Seekor hewan dalam keadaan buruk kesejahteraannya akan berdampak pada terganggunya sistem fisiologisnya hingga berdampak pada tingkatan kemampuannya untuk bertahan hidup dan bereproduksi.
Beternak domba merupakan salah satu usaha yang dapat diandalkan untuk kehidupan peternak karena dapat dijual setiap saat, khususnya untuk kebutuhan ekonomi keluarga yang mendesak. Domba dipelihara oleh masyarakat pada skala pemeliharaan yang tidak terlalu besar, namun demikian, domba memiliki peranan penting dalam kehidupan. Pengelolaan dan pemeliharaan domba merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Peternak berusaha mengalokasikan faktor produksi (modal, tenaga kerja dan lahan) secara efisien agar diperoleh imbalan berupa nilai penjualan maksimum dari usaha ternaknya. Usahaternak dapat dikatakan berhasil bila mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari.
Kesejahteraan ternak merupakan bagian dari manajemen yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ternak, selain kualitas genetik ternak dan pakan ternak. Kesejahteraan ternak menjadi aspek penting untuk diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan karena penerapannya dapat memberikan kondisi lingkungan yang sesuai bagi ternak sehingga berdampak pada peningkatan sistem fisiologi ternak yang diharapkan memiliki dampak baik terhadap produktivitas, diantaranya pertambahan bobot badan ternak. Penerapan asas
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 3
kesejahteraan ternak yang didasarkan pada kebutuhan dan perilaku alamiah ternak, mempunyai peranan penting dalam menunjang pertambahan bobot ternak.
Bobot badan merupakan indikator produksi yang harus diperhatikan karena produk utama dari domba potong adalah daging. Pada kondisi harga pasar yang tidak berubah, pertambahan bobot badan yang tinggi memberikan pengaruh besar terhadap nilai penjualan. Sampai saat ini tidak banyak informasi yang mengaitkan antara penerapan aspek kesejahteraan ternak dengan nilai penjualan ternak. Informasi ini menjadi sangat penting dalam rangka menyelenggarakan pola pemeliharaan domba yang baik. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan Ternak Terhadap Nilai Penjualan Domba (Kasus Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti Kabupaten Sukabumi)”.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Jumlah peternak anggota KPSU Riung mukti sebanyak 59 orang. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah peternak yang tergolong masih aktif sebagai anggota koperasi, dan peternak yang melakukan penjualan domba pada tahun 2015, sehingga jumlah responden yang diteliti sebanyak 50 orang.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sensus, dengan menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel. Populasi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Koperasi Riung Mukti, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Data dan Instrumentasi
Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari data hasil wawancara dengan peternak domba di wilayah kerja Koperasi Riung Mukti Kabupaten Sukabumi berdasarkan pada kuisioner dan kenyataan lapangan yang ada.Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, seperti dari data Koperasi Riung Mukti Sukabumi antara lain identitas anggota koperasi dan artikel ilmiah terkait seperti hasil penelitian yang berkaitan dengan ternak domba, asas kesejahteraan ternak dan nilai penjualan domba.
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4
Analisis Data
Cara penyajian variabel variabel penerapan asas kesejahteraan ternak menggunakan skala ordinal dalam bentuk indeks. Kedua variabel diukur dengan mengetahui jumlah skor dari seluruh komponen yang tergabung dalam variabel tersebut. Pengukuran dalam bentuk pertanyaan mengacu pada skala likert, dengan memberi lima alternatif jawaban :
Ukuran skala ordinal kata-kata tersebut : Sangat baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3 Buruk : 2 Sangat buruk : 1
Hasil penilaian kuisioner kemudian dirubah ke skala interval menggunakan metode interval berurutan (Method Of Successive Interval) dan dikalikan dengan persentase yang didasarkan pada kepentingan aspek kesejahteraan ternak.
Data nilai penjualan domba didasarkan pada penerimaan berasal yang dari penjualan ternak. Data yang diperoleh kemudian di standarkan dengan cara mengubah hasil perhitungan kedalam satuan setara domba dewasa (SDD), dimana satu SDD setara dengan satu ekor domba dewasa atau dua ekor domba muda atau empat ekor domba anak.
Metode Analisis
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan penerapan asas kesejahteraan ternak dengan nilai penjualan domba adalah analisis regresi linier. Analisis ini merupakan suatu fungsi yang terdiri dari dua variabel, dimana nilai penjualan ternak domba adalah variabel dependen, sedangkan penerapan asas kesejahteraan ternak adalah variabel bebas. Fungsi regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 5
Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dilakukan Uji F dan interpretasi R-Square (R2 atau Koefisien Determinasi). R-square disebut dengan koefisien determinasi, diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Persamaan yang digunakan dalam Uji F adalah sebagai berikut :
Keterangan :
R² = Koefisien Determinasi n = Jumlah Sampel
k = Banyaknya Koefisien Regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan Asas Kesejahteraan Ternak
Penerapan asas kesejahteraan ternak merupakan bentuk kepedulian manusia untuk meningkatkan kualitas hidup bagi ternak yang terkurung dalam kandang atau terikat tanpa bisa leluasa bergerak. Kesejahteraan ternak bertujuan menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar ternak. Penerapan asas kesejahteraan ternak didasarkan pada lima asas kesejahteraan ternak yang kemudian dibagi menjadi beberapa indikator, yaitu : jumlah pemberian pakan, jumlah pemberian minum, jenis pakan yang diberikan, kebersihan kandang, kepadatan kandang, tidakan pencegahan, kasus kecelakaan, angka sakit, pertengkaran antar ternak, bebas dari hewan pemangsa, keberadaan teman sejenis, bangunan kandang yang sesuai, frekuensi dikeluarkan dari kandang. Penerapan asas kesejahteraan ternak pada peternak anggota Koperasi Riung Mukti termasuk dalam kategori cukup baik. Penerapan asas kesejahteraan ternak dapat dilihat pada Tabel 1 :
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 6
Tabel 1. Penerapan Asas Kesejahteraan Ternak
No Indikator Keterangan Nilai
1 Jumlah pemberian pakan 6,7 Kg/Ekor/Hari 4,8
2 Jenis pakan Hijauan & Pakan Tambahan 1,8
3 Pemberian air minum Tidak ada 1,8
4 Kebersihan kandang Perlu Ditingkatkan 2,6
5 Kepadatan kandang Cukup 3,1
6 Pencegahan Jarang 2,4
7 Kasus kecelakaan <1%/Bulan 4,0
8 Angka sakit <1%/Bulan 4,7
9 Pertengkaran antar ternak Cukup 3,9
10 Bebas dari hewan pemangsa Aman 5,0
11 Keberadaan hewan sejenis <1:20 3,6
12 Bangunan kandang yang sesuai 6,34 m2 × 2,5 m2 × 2,2 m2 3,4
13 Frekuensi Dikeluarkan dari Kandang Tidak ada 1,2
Rata-rata 3,2
Pada penerapan asas bebas dari rasa lapar dan haus, mayorias peternak yang memberikan pakan dengan jumlah yang lebih dari cukup. Peternak memberikan pakan berupa rumput dan legume dengan rata-rata jumlah pemberian pakan sebanyak 6,7 Kg/Ekor domba dewasa, dan diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pemberian konsentrat jarang diberikan oleh peternak karena harga konsentrat yang mahal dan dianggap kurang menguntungkan.
Pemberian air minum pada domba hanya diberikan pada musim kemarau dengan cara meletakkan ember berisi air di tempat pakan domba, sedangkan pada musim hujan peternak tidak memberikan air karena menganggap kebutuhan air untuk domba sudah terpenuhi dari rumput yang memiliki kadar air yang tinggi, padahal ketersedian air bersih di dalam kandang untuk minum merupakan hal yang mutlak. Kekurangan air di dalam tubuh hingga mencapai 20% akan menyebabkan domba mengalami dehidrasi yang bisa menyebabkan kematian. Kebutuhan domba terhadap air tergantung pada banyak faktor, misalnya kondisi fisiologis, kondisi hijauan, ataupun kondisi lingkungan, pada temperatur lingkungan cukup tinggi, domba akan membutuhkan air lebih banyak daripada biasanya. Seekor domba membutuhkan air sebanyak 1,5-2,5 liter per hari. Sebaiknya, air disediakan dalam jumlah yang tidak terbatas (Sodiq dan Abidin, 2002).
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7
Pada penerapan asas kesejahteraan ternak bebas dari rasa ketidaknyamanan, seluruh peternak di wilayah kerja koperasi Riung Mukti menggunakan kandang panggung semi terbuka, dengan demikian sirkulasi udara berjalan baik dan sinar matahari dapat langsung masuk ke kandang. Kepadatan kandang domba yang dimiliki peternak cukup baik dengan rata-rata panjang 6,34 m2, lebar 2,5 m2, dan tinggi 2,2 m2. Peternak membersihkan tempat pakan secara rutin ketika akan memberi pakan, dan pembersihan lantai kandang dilakukan satu hingga dua minggu sekali, sedangkan pembersihan bagian kolong kandang dan area sekitar kandang dilakukan satu bulan sekali atau ketika peternak memiliki waktu luang.
Penerapan asas bebas dari luka, sakit dan penyakit diterapkan dengan cukup baik, hal ini dibuktikan dengan angka kejadian sakit yang rendah pada domba yang dipelihara peternak. Rata-rata angka kejadian luka dan sakit kurang dari 1% dari total populasi perbulan. Jenis penyakit yang sering menyerang domba di wilayah ini adalah diare, kembung, dan cacingan.
Penerapan asas bebas dari rasa takut dan penderitaan dipengaruhi oleh kejadian pertengkaran antar ternak dan keberadaan hewan pemangsa. Penjagaan dan sistem perkandangan domba yang dimiki peternak dapat dikategorikan aman, sehingga kematian domba akibat adanya hewan pemangsa belum pernah terjadi. Perkelahian antar ternak cukup sering terjadi, terutama pada jantan yang ditempatkan pada kandang yang tidak bersekat. Perasaan takut dan menderita yang dialami ternak dapat mempengaruhi respon fisiologi, biokimia dan tingkah laku ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia dan biologis lingkungan (Yousef, 1985).
Penerapan asas bebas mengekspresikan perilaku normal dan alami dipengaruhi oleh keberadaan hewan sejenis, bangunan kandang yang sesuai, dan frekuensi dikeluarkan dari kandang. Di kandang domba milik peternak terdapat hewan sejenis dengan rasio jantan dan betina <1:20, sedangkan menurut Muktiani (2011) rasio jantan dan betina yang baik dalam satu kelompok yaitu 1:20-25 ekor. Bangunan kandang milik peternak dapat dikatakan sesuai karena memiliki tinggi tempat pakan yang sesuai, memiliki alley, celah pada lantai kandang tidak mencelakakan domba, serta sinar matahari dan udara dapat masuk ke kandang. Seluruh peternak yang tidak melakukan penggembalaan pada domba yang dipelihara dan sangat
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 8
jarang terjadi frekuensi pengeluaran domba dari kandang sepanjang tahun. Frekuensi mengeluarkan domba dari kandang menjadi penting untuk memberikan kesempatan pada domba untuk berolah raga, melatih otot-ototnya, dan memperlancar peredaran darah, sehingga domba dapat menjadi lebih sehat (Sudarmono dan Sugeng, 2003).
Nilai Penjualan Domba
Nilai penjualan domba diperoleh berdasarkan perkalian antara bobot badan akhir dengan harga bobot hidup perkilogramnya. Hasil perhitungan kemudian diubah ke Satuan Domba Dewasa (SDD) dimana satu ekor domba dewasa adalah 1 SDD (Cyrilla, 2010). Tabel 2 menyajikan nilai penjualan domba anggota Koperasi Riung Mukti:
Tabel 2. Nilai Penjualan Rata-rata Domba
No Kriteria Harga --Rp/Ekor-- 1 Jantan Anak 600,000 2 Jantan Muda 928,750 3 Jantan Dewasa 1,799,775 4 Betina Anak 621,429 5 Betina Muda 744,444 6 Betina Dewasa 983,333
Nilai penjualan rata-rata perekor domba yang paling tinggi adalah domba jantan dewasa dengan harga Rp.1.799.750/Ekor, kemudian diikuti oleh domba betina dewasa dengan harga Rp.983.333/Ekor, sedangkan harga yang paling murah adalah domba jantan anak dengan harga Rp.600,000/Ekor. Nilai penjualan rata-rata domba di wilayah kerja KPSU Riung Mukti setelah disetarakan dengan SDD adalah sebesar Rp.1.767.034/ SDD/Tahun.
Nilai penjualan domba ditentukan dengan dua cara, yaitu sisitem taksir dan sistem timbang. Penentuan harga domba dengan sistem taksir lebih banyak digunakan pada penjulan domba di wilayah kerja KPSU Riung Mukti, dengan sistem taksir, harga ditentukan dengan cara bobot perkiraan atau taksiran. Sistem taksir memiliki kelemahan yaitu sering terjadi penyimpangan sehingga hal ini dapat merugikan peternak. White dan Green dalam Utama (1980) menyatakan bahwa dalam proses pemasaran ternak, harga ternak potong dinilai dari bobot karkasnya. Pendugaan nilai bobot karkas seekor ternak dilakukan dengan penimbangan
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 9
bobot hidup ternak, namun cara tersebut sulit dilakukan dilapangan, karena timbangan hanya ada pada tempat tertentu, dan tidak mudah dijangkau oleh masyarakat.
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan Ternak Terhadap Nilai Penjualan Domba Pengaruh penerapan asas kesejahteraan ternak terhadap nilai jual domba mengacu pada lima asas kesejahteraan hewan yang dikemukanan oleh FAWC (1993) dan nilai penjualan domba yang telah distandardkan SDD. Berikut hasil pengujian menggunakan SPSS ver.21 :
Tabel 3. Hasil Analisis
Hasil Nilai
R Square 0,406
Adjusted R Square 0,394
Fhitung 32,850
Sig 0,000
Model persamaan regresi yang digunakan adalah regresi linier, dimana nilai penjualan domba adalah variabel dependen, sedangkan penerapan asas kesejahteraan ternak adalah variabel independen. Berdasarkan hasil pengolahan data fungsi regresinya adalah sebagai berikut :
Y= 6,350 + 1,439 X
Nilai signifikansi yang dimiliki oleh variasi penerapan asas kesejahteraan ternak adalah 0,000. Pedoman yang digunakan : jika Sig < α maka H0 ditolak. Cara lainnya dengan
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, jika Fhitung > Ftabel, maka tolak H0. Karena
Fhitung>Ftabel (32,850<4.042), maka H1 diterima, yang artinya penerapan memiliki
pengaruh nyata terhadap asas kesejahteraan ternak dengan nilai penjualan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai R- square atau koefisien determinasi sebesar 0,406, yang berarti 40,6% dari variasi nilai penjualan dapat dijelaskan oleh variabel kesejahteraan ternak. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 0,593 atau 59,3% dijelaskan oleh faktor lain yang belum dimasukkan dalam model.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara penerapan asas kesejahteraan ternak dengan nilai penjualan, semakin tingkat penerapan asas kesejahteraan
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 10
domba maka semakin meningkatkan nilai penjualan domba. Konstanta sebesar 6,350, artinya jika penerapan asas kesejahteraan ternak (X) memiliki nilai adalah 0, maka nilai penjualan domba (Y) menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 6,350. Koefisien regresi variabel penerapan asas kesejahteraan ternak (X) sebesar 1,439, artinya jika penerapan asas kesejahteraan ternak mengalami kenaikan 1%, maka nilai penjualan domba (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,439%.
Penerapan asas kesejahteraan ternak memiliki peran penting dalam pemeliharaan domba karena penerapan asas ini akan menjaga ternak dalam keadaan sehat, menjamin peningkatan bobot badan, terciptanya daging yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta meningkatkan nilai penjualan domba. Pendapatan utama dari usahaternak domba adalah penjualan domba yang dipengaruhi oleh bobot badan dan harga pasar, dimana bobot badan domba dipengaruhi oleh kualitas manajemen pemeliharaan. Peningkatan kualitas manajemen pemeliharaan merupakan hal yang dapat dicapai melalui penerapan asas kesejahteraan ternak.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi nilai penjualan domba yaitu : waktu penjualan, jenis kelamin, kesehatan domba, kebersihan domba, bentuk tanduk pada jantan, warna bulu, status reproduksi pada betina, dan ketersediaan rumput pada musim tertentu.
Harga jual domba akan tinggi pada saat Hari Idul Fitri dan Hari Idul Adha, dengan adanya hal tersebut penjualan domba sebaiknya ditunda beberapa saat bila akan tiba pada hari raya tersebut dengan tujuan akan menambah keuntungan bagi peternak (Kushartono. dkk., 2005). Dalam pemasaran ternak domba, Hadiningrum (2006) dalam penelitiannya menjelaskan pemasaran dilakukan saat domba telah mencapai bobot badan 20sampai 30 kg, namun domba untuk keperluan hari raya seperti hari raya Idul Adha dan Aqiqah akan dijual saat bobot badan mencapai 25 kg sampai 40 kg. Khusus untuk hari raya Idul Adha dan Aqiqah domba yang dijual adalah domba jantan.
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 11
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan : (1) Penerapan asas kesejahteraan ternak di wilayah kerja Koperasi Riung Mukti termasuk dalam kategori cukup baik. Hal tersebut didukung oleh angka sakit dan angka kematian domba yang rendah (1% ternak dalam populasi dalam sebulan). Rata-rata jumlah pakan yang diberikan sebanyak 6,7 Kg/Ekor domba dewasa. Pembersihan kandang dilakukan secara rutin pada kandang semi terbuka dengan sirkulasi udara yang memadai dan sinar matahari dapat masuk kedalam kandang. (2) Nilai penjualan rata-rata domba di wilayah kerja KPSU Riung Mukti adalah sebesar Rp.1.767.034/SDD/Tahun. (3) Penerapan asas kesejahteraan ternak memiliki pengaruh nyata terhadap nilai penjualan domba. Hubungan fungsional antara penerapan asas kesejahteraan ternak dengan nilai penjualan domba secara eksplisit adalah :
Y= 6,350 + 1,439 X
dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,406, artinya kemampuan variabel kesejahteraan ternak menjelaskan varians dari variabel nilai penjualan adalah sebesar 40,6%. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya variabel lain yang mempengaruhi nilai penjualan domba.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka penulis menyarankan untuk memperbaiki penerapan asas kesejahteraan ternak di Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti, terutama terkait pemberian air minum, kesesuaian ukuran kandang, kepadatan kandang, dan waktu exercise (keluar dari kandang) bagi domba. Domba sebaiknya disediakan air minum secara adlibitum sepanjang tahun dan berikan waktu untuk exercise. Peternak juga sebaiknya menyesuaikan kepadatan dan ukuran kandang yang baik bagi domba. (2) Peternak yang belum menerapkan asas kesejahteraan ternak harus aktiv dan terbuka terhadap perubahan dan inovasi agar dapat menerapkan asas kesejahteraan ternak dengan baik dan benar dalam manajemen pemeliharaan. (3) Penelitian mengenai asas kesejahteraan ternak belum memiliki indikator penilaian asas kesejahteraan ternak yang baku, sehingga diharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian ini.
Pengaruh Penerapan Asas Kesejahteraan ...Khairun Nisa Marsuma.
Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 12
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis kepada Ir. Sondi Kuswaryan, MS. selaku pembimbing utama dan Drh. Dwi Cipto Budinuryanto, MS. selaku pembimbing anggota yang telah meluangkan waktu, bimbingan, dorongan, dan memberikan pengarahan kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Cyrilla, L., dkk. 2010. Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Domba di Desa Cibunian
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Media Peternakan. Hal 55-60.
Farm Animal Welfare Council. 1992. Updates the Five Freedoms. Vet. Rec. 131, 357.
Hadiningrum, V. 2006. Strategi Pengembangan Usahaternak Domba Tawakkal, Dusun Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Skripsi.Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kushartono, B. Hidayat, M.S. dan Iriani, N. 2005. Profil Usaha Penggemukan Ternak
Domba. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian.
Muktiani. 2011. Sukses Dengan Penggemukan Domba. Pustaka Baru Press. Yogyakarta Sodiq, A. dan Abidin, Z. 2002. Penggemukan Domba : Kiat Mengatasi Permasalahan
Praktis. Agromedia Pustaka, Jakarta
Sudarmono, A.S. dan Sugeng, Y.B. 2003. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta. Utama, N. 1980. Hubungan Antara Lebar Panggul dan Tinggi Pundak Terhadap Berat Hidup
Sapi Persilangan F1 Simental Peranakan Ongole (PO) yang digemukan di Padang Mangatas. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.
Yousef, M.K. 1985. Stress Physiology in Livestock. Vol. 1 : Basic Principles. CRC Press, Inc. Boca Raton, Florida.