• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SEMIOTIK DALAM NOVEL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DI KELAS XI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN SEMIOTIK DALAM NOVEL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DI KELAS XI SMA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN SEMIOTIK

DALAM NOVEL

DÉNG

KARANGAN GODI SUWARNA

SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL

DI KELAS XI SMA

Debbi Puspita Sari

1

, Dedi Koswara

2

, Retty Isnendes

3

Departemen Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia

debbipuspitasari16@yahoo.com, dedi.koswara@upi.edu, retty.isnendes@upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat membaca masayarakat Sunda, terutama siswa, terhadap karya sastra Sunda, khususnya novel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis unsur-unsur tanda (semiotik) yang terdapat dalam cerita novel Déng karangan Godi Suwarna, yang selanjutnya dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan dan mengolah data yaitu teknik telaah pustaka, analisis, dan interpretasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) ditemukannya unsur-unsur tanda (semiotik) yang meliputi ikon, indeks, dan simbol; ikon yang dominan muncul adalah ikon yang berkaitan dengan barang yang terdapat dalam kehidupan para tokoh; indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan perasaan terutama rasa sedih yang dialami para tokoh; simbol yang dominan muncul adalah simbol yang berkaitan dengan istilah yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Sunda; (2) unsur-unsur tanda (semiotik) dijadikan alternatif bahan dan evaluasi pembelajaran. Kesimpulannya, unsur-unsur semiotik yang terdapat dalam novel Déng dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA.

Kata Kunci: semiotik, novel, bahan pembelajaran.

ULIKAN SÉMIOTIK

DINA NOVÉL

DÉNG

KARANGAN GODI SUWARNA

PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA NOVÉL

DI KELAS XI SMA

ABSTRAK

Ieu panalungtikan dikasangtukangan ku kurangna minat maca masarakat Sunda, utamana siswa, kana karya sastra Sunda hususna novél. Tujuan tina ieu panalungtikan pikeun maluruh unsur-unsur tanda (sémiotik) anu aya dina novél Deng karangan Godi Suwarna, anu satuluyna dilarapkeun dina bahan pangajaran novél di sakola. Ieu panalungtikan kaasup kana panalungtikan kualitatif. Anapon

1

Penulis

2

Penulis Penanggung Jawab 1

3

(2)

métode anu digunakeunana nyaéta métode déskriptif-analisis. Dina ngumpulkeun jeung ngolah data, digunakeun téhnik talaah pustaka, analisis, jeung interprétasi. Hasil tina ieu panalungtikan nyaéta: (1) unsur-unsur tanda (sémiotik) anu kapaluruh ngawengku ikon, indéks, jeung simbol; ikon anu kapaluruh réréana patali jeung barang anu aya di sabudeureun hirup kumbuhna para tokoh; indéks anu kapaluruh réréana patali jeung rasa hususna rasa kasedih; simbolna mah réa anu patali jeung istilah dina kahirupan urang Sunda; (2) unsur-unsur tanda (sémiotik) anu kapaluruh dilarapkeun kana bahan ajar jeung évaluasi pangajaran. Kacindekanana, unsur-unsur sémiotik anu kapaluruh dina novél Déng téh saluyu pikeun dijadikeun alternatif bahan pangajaran maca novél di kelas XI SMA.

Kecap Galeuh: sémiotik, novél, bahan pangajaran..

STUDY OF SEMIOTIC

IN NOVEL OF

DÉNG

WRITTEN BY GODI SUWARNA

AS READING LEARNING MATERIAL IN SECOND STUDENTS OF

SENIOR HIGH SCHOOL

ABSTRACT

This research is inspired by the lack of public interest especially students in reading Sundanese literary particularly Sundanese novel. This research is aimed to analyze the sign unsure of semiotics which found in novel of Déng written by Godi Suwarna which then will be used as alternative learning material at school. This study is qualitative research which applied descriptive-analyses method. Literature review is selected as the collecting data technique. Moreover the technique for discussing data, analysis and interpretation technique is selected. The results of this study are (1) the discovery of the elements sign of semiotics such as icon, index, and symbol; icon that dominate appeared is related to actors’ stuff of life; index that dominate found is connected with the actors’ sadness; symbol that dominate initiated is deal with terms of Sudanese social life; (2) it can be used as the material and learning evaluation. Finally, the sign unsure of semiotics which found in novel of Déng can be used as the reading learning material for second students of Senior High School.

Keywords: semiotic, novel, material learning.

Sastra merupakan hasil karya manusia dalam mengutarakan ide atau gagasannya melalui bentuk tulisan. Di dalam karya sastra terdapat unsur keindahan (estetik) baik yang tersembunyi maupun tidak tersembunyi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sastra merupakan bagian dari seni. Sastra yang terbit dalam bahasa Sunda disebut sastra Sunda. Lahirnya sastra Sunda merupakan hal yang menjadikan orang Sunda lebih maju dalam bidang kesusastraan. Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan eksistensi dari orang Sunda.

Pada saat ini, karya sastra Sunda kurang diminati para pembaca. Hal ini juga didukung dengan adanya pendapat Rosidi (2011, hlm. 112) yang menyebutkan bahwa tradisi membaca bacaan dalam bahasa Sunda kian memburuk. Minat masyarakat Sunda dalam mengapresiasi karya sastra Sunda juga sangat rendah. Selain itu, minat membaca siswa terhadap karya sastra Sunda juga masih rendah. Hal ini dibuktikan ketika berlangsungnya PPL (Oktober, 2016) peneliti menemukan siswa yang tidak membaca buku dalam kegiatan

(3)

literasi. Setelah diteliti lebih lanjut, siswa yang tidak membaca sebenarnya bukan karena tidak ingin membaca. Namun, siswa tersebut tidak mengerti dengan bahasa yang terdapat dalam buku yang mereka baca. Buku tersebut merupakan buku bacaan dalam bahasa Sunda (carpon, novél, dan dongeng). Hal ini berkaitan dengan minimnya pengetahuan kosakata bahasa Sunda yang mereka miliki. Sehingga, siswa kurang tertarik dengan karya sastra Sunda.

Dilihat dari segi bentuknya, sastra dibagi menjadi tiga yaitu prosa, puisi, dan cerita drama. Adapun objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk prosa, novel. Novel yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Déng Karangan Godi Suwarna. Isi cerita dalam novel tersebut memiliki unsur-unsur tanda yang terdapat dalam diksi yang dimainkan oleh pengarang pada karyanya. Diksi yang terdapat dalam novel Déng perlu dikaji secara keseluruhan. Sehingga, penliti mengadakan penelitian dalam kajian semiotik terhadap novel Déng.

Dalam karya sastra, teori semiotik digunakan untuk mencari makna dan maksud dari sebuah tanda. Teori semiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotik Charles Sanders Peirce. Peirce (dalam Isnendes, 2010, hlm. 95-96) menyebutkan bahwa tanda dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan sifat yang

mengaitkan antara tanda dan

denotatumnya, yaitu ikon, indeks, dan simbol.

Jadi, ilmu semiotik merupakan ilmu tanda yang mengkaji segala hal sebagai wakil dari hal yang lain. Hal yang mewakilinya disebut penanda (tanda), sedangkan yang diwakilinya disebut petanda (makna). Selian itu, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng karangan Godi Suwarna juga dapat dijadikeun alternatif bahan pembelajaran di sekolah, khususnya di kelas XI SMA melalui pembelajaran membaca novel.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat, terutama siswa,

dapat mengetahui dan tertarik terhadap karya sastra Sunda khususnya novel dengan memahami unsur-unsur tanda (semiotik) yang terdapat dalam diksi pada cerita novel Déng.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif-analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Ratna (2013, hlm. 53) menjelaskan bahwa metode deksriptif-analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara mendeksripsikan fakta-fakta, yang dilanjutkan pada tahap analisis. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menggunakan prosedur analisis. Moléong (dalam Arikunto, 2013, hlm. 22) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan kepada sumber data dalam wujud kata-kata, baik secara lisan maupun secara tulisan.

Tujuan dari digunakannya metode deskriptif-analisis dalam penelitian ini adalah untuk menemukan masalah-masalah faktual dengan cara mengumpulkan data, menyusun pengelompokkan data, menganalisis dan menafsirkan data. Untuk mengumpulkan data, digunakan teknik telaah pustaka. Data yang sudah terkumpul, kemudian diolah dengan cara dianalisis dan diinterpretasi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kartu data. Jika data sudah terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah (1) mengkaji kembali data yag sudah terkumpul; (2) membuat pengelompokkan data; (3) memindahkan semua unsur semiotik pada bentuk tabel atau instrumen; (4) menganlisis unsur semiotik yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (5) mendeskripsikan unsur semiotk yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (6) menafsirkan dan memberi interpretasi pada semua data yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (7) menganalisis hasil

(4)

penelitian (unsur semiotik) yang dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel di sekolah; (8) menafsirkan hasil analisis dan memberi interpretasi pada bahan pembelajaran; (9) menganalisis bahan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran mengenai novel Déng; (10) membuat penjelasan dari hasil analisis; (11) membuat kesimpulan mengenai unsur-unsur semiotik dan bahan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN

Semiotik

Semiotik adalah ilmu tanda. Menganalisis semiotik dalam karya sastra artinya menganalisis tanda-tanda yang terdapat dalam diksi pada novel Déng. Diksi yang terdapat dalam novel Déng mempunyai tanda-tanda yang harus dikaji secara keseluruhan. Teori yang digunakan dalam menganalisis unsur semiotik dalam novel Déng adalah téori Peirce. Peirce (dalam Isnendes, 2010, hlm. 95-96) menjelaskan bahwa tanda dibedakkan sifat yang mengaitkan antara tanda dan denotatumnya, yaitu ikon, indeks, dan simbol.

Ikon

Ikon adalah tanda yang tidak mengacu pada denotatumnya, tetapi dapat

dihubungkan dengan objeknya.

Kesimpulannya, ikon merupakan tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Ikon yang menunjukkan penanda mirip dengan petandanya dalam novel Déng muncul melalui diksi-diksi yang diutarakan oleh pengarang terhadap karyanya. Ikon yang ditemukan dalam novel Déng berjumlah 24 tanda. Setelah dianalisis, ikon yang terdapat dalam novel Déng sebagian besar berhubungan dengan keadaan yang ada di sekeliling para tokoh, seperti barang. Salah satu contoh ikon yang berkaitan dengan barang dari kehidupan orang Sunda pada waktu dulu (tradisonal) yaitu terdapat dalam kalimat “Da di imah Si Ujang mah geuning ukur aya cempor, damar téplok,

jeung patromak.” Kata cempor, damar téplok, dan patromak dalam kalimat merupakan ikon dari benda yang memiliki cahaya seperti lampu. Kata yang menjadi tanda pada kalimat memiliki fungsi sebagai barang yang memberi cahaya atau menerangi ruangan yang gelap ketika malam hari. Tanda ini juga menunjukkan barang tradisional orang Sunda yang jarang ditemukan pada masyarakat Sunda sekarang.

Selain itu, contoh ikon lainnya adalah pada kalimat “Aya hotel. Aya pila. Aya réstoran.” Kata hotel dalam kalimat merupakan ikon dari sebuah tempat tinggal (rumah). Tanda tersebut juga memiliki fungsi sebagai tempat penginapan. Kemudian kata pila, kata ini juga merupakan ikon dari bangunan yang menjadi tempat tinggal (rumah). Kata réstoran dalam kalimat merupakan ikon dari bangunan yang menjadi tempat warung nasi. Tanda ini berkaitan dengan warung nasi karena tanda ini menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Ketiga tanda tersebut menjadi ciri dari adanya perubahan kehidupan masyarakat Sunda yang mulai terpengaruh dengan kehidupan modern.

Contoh ikon lainnya yaitu terdapat pada kalimat “Da biasana mah kaosna angger, nu aya gambar jelema kumisan make barét.” Kata gambar jelema kumisan maké barét yang terdapat dalam kalimat merupakan ikon dari tokoh Cé Guépara yang merupakan tokoh revolusioner dari Amerika Latin. Tanda tersebut merupakan ikon dari tokoh revolusioner yang dikagumi oleh salah satu tokoh yang ada pada cerita novel Déng.

Contoh tanda-tanda (ikon) yang dijelaskan di atas merupakan conto sebagian dari tanda yang ditemukan pada novel Déng karangan Godi Suwarna. Tanda yang ditemukan tersebut menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya yang merupakan contoh dari ikon.

(5)

Indeks

Indeks adalah tanda yang mengacu kepada denotatumnya. Indeks merupakan hal atau tanda yang memiliki fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya. Jadi, indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat kausalitas). Berkaitan dengan tanda yang menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat, dalam cerita novel Déng pengarang banyak menggunakan tanda tersebut melalui diksi yang dihubungkan dengan kejadian para tokoh. Setelah dianalisis, indeks yang terdapat dalam novel Déng berjumlah 116.

Dalam novel Déng, indeks yang ditemukan adalah indeks yang berhubungan dengan rasa dan keadaan lainnya yang terdapat dalam cerita novel Déng. Indeks yang berhubungan dengan rasa dibagi menjadi beberapa bagian yaitu rasa kaget, bahagia, sedih, kesal, dan lain sebagainya.

Indeks yang berkaitan dengan rasa kaget, contohnya terdapat pada kalimat “Si Ujang molohok sajongjonan.” Kata molohok dalam kalimat merupakan indeks dari tokoh Ujang yang merasa kaget karena melihat hewarn peliharaannya (ayam) yang sudah tidak berdaya.

Indeks yang berkaitan dengan rasa bahagia, contohnya terdapat pada kalimat “Sang Kuriang nyéréngéh, nyeueung gawé nu méh réngsé.” Kata nyéréngéh pada kalimat merupakan indeksikal dari keadaan diri seseorang yang sedang merasa bahagia karena melihat pekerjaannya yang hampir terselesaikan.

Selain itu, indeks lainnya adalah indeks yang berkaitan dengan rasa sedih. Contohnya terdapat pada kalimat “Si Ema ngagoak.” Kata ngagoak merupakan indeksikal dari keadaan seseorang yang sangat sedih karena telah mendapat kabar

yang begitu menyakitkan dan

menyedihkan.

Indeks yang berkaitan dengan rasa kesal, contohnya terdapat pada kalimat “Gandéng, siah! Poé ieu, sia moal diparab,

Kapuk!” Si Ujang nyentak. Kata nyentak pada kalimat merupakan indeksiakal dari keadaan tokoh Ujang yang menyimpan rasa kesal terhadap hewan peliharaannya (ayam). Rasa kesal itu muncul karena hewan peliharaannya telah membangunkan tokoh Ujang dari tidurnya yang nyenyak.

Contoh di atas merupakan indeks dari novel Déng yang menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat. Setelah dianalisis, indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan rasa yang dialami oleh para tokoh akibat dari kejadian-kejadian yang ada. Selain indeks yang berkaitan dengan rasa, dalam cerita novel Déng juga terdapat indeks yang berkaitan dengan hal lainnya. Seperti, warna kasumba pada novel Déng merupakan indeks dari warna air telaga yang tersinari oleh matahari di waktu pagi.

Kesimpulannya, secara keseluruhan indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan rasa sedih. Indeks rasa sedih yang dominan muncul adalah ketika menceritakan tokoh Asep yang menjadi korban dari aksi damai (demonstrasi)

Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukkan tidak ada hubungan secara alamiah antara penanda dan petanda. Simbol menunjukkan bahwa tanda tidak memiliki hubungan yang dekat dengan objeknya, tetapi terbentuk oleh adanya kesepakatan secara konvensional. Jadi, simbol merupakan tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang alamiah antara penanda dan petanda, melainkan adanya kesepakatan secara konvensional.

Berkaitan dengan novel Déng karangan Godi Suwarna, simbol yang dominan muncul dalam cerita ditandai dengan diksi yang dikemas dan dipadupadankan dengan baik oleh pengarang. Selain itu, diksi yang diutarakan oleh pengarang menunjukkan ciri dari daerah kabupaten Ciamis.

Simbol yang ditemukan dalam novel Déng berjumlah 114. Setelah dianalisis,

(6)

simbol yang mewarnai cerita dalam novel Déng yang dominan muncul adalah simbol yang menunjukkan ciri dari suatu hal atau istilah tertentu.

Simbol yang menunjukkan suatu istilah, contohnya terdapat pada kalimat “…. Déng teuing, meunang tekal-tekil sakola, anggeur jadi bulu taneuh…..” Kata bulu taneuh pada kalimat merupakan simbol dari sebutan istilah untuk seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Kata tersebut merupakan babasan dalam bahasa Sunda. Simbol ini memperlihatkan pekerjaan masyarakat Sunda pada waktu dahulu yang berhubungan dengan bercocok tanam atau sebagai petani. Namun, pada sekarang ini simbol tersebut sudah jarang digunakan karena masyarakat Sundanya pun sudah jarang yang memiliki pekerjaan sebagai petani.

Simbol lainnya yang menunjukkan istilah yang digunakan pada jaman dahulu, contohnya terdapat pada kalimat “Jih, nyaan, Ujang. Diulem ku Kangjeng Dalem,” Si Uyut seuri. Kata Kangjeng Dalem pada kalimat merupakan simbol dari nama sebutan kepala daerah, yang sekarang ini terkenal dengan sebutan bupati. Simbol ini menunjukkan kehidupan masyarakat pada massa itu yang berkaitan dengan bidang pemerintahan. Kata Kangjeng Dalem memiliki arti yang sama dengan kata bupati yang digunakan pada massa sekarang ini.

Simbol-simbol yang dijelaskan di atas merupakan contoh simbol yang ditemukan dalam novel Déng. Setelah dikaji, simbol yang dominan muncul adalah simbol yang berkaitan dengan istilah yang ada di daerah tersebut. Simbol yang menjadi ciri dari suatu hal, oleh pengarang diutarakan melalui diksi-diksi yang menunjukkan bahwa simbol tersebut berkaitan dengan kehidupan orang Sunda lebih khususnya di daerah kabupaten Ciamis pada massa itu. Bahan Pembelajaran

Cerita novel Déng juga bisa dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel.

Pembelajaran mengenai materi novel terdapat dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) kurikulum 2013, khususnya KD 11.3.4 di kelas XI SMA. KD 11.3.4 yang isinya berkaitan dengan diharapkan adanya usaha guru dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis novel sesuai dengan kaidanya. Oleh karena itu, cerita novel Déng dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel di kelas XI SMA.

Nasution (dalam Haerudin & Kosim K., 2013, hlm.77) menyebutkan bahawa ada kriteria yang harus di penuhi pada bahan pembelajaran, yaitu: 1) tujuan yang ingin dicapai; (2) dianggap memliki nilai untuk kehidupan manusia; (3) dianggap memiliki nilai sebagai warisan dari angkatan sebelumnya; (4) berguna untuk menguasai satu bidang keilmuan; dan (5) sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.

Cerita novel Déng (unsur semiotik) dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel, karena mampu memenuhi kriteria dalam memilih bahan ajar. Pertama, tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan intruksional yang berkaitan dengan isi cerita (unsur semiotik) novel Déng. Kedua, dianggap memiliki nilai untuk kehidupan manusia, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng dapat membentuk karakter siswa baik secara moral maupun secara pendidikan. Katilu, dianggap memiliki nilai sebagai warisan dari angkatan sebelumnya, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng menunjukkan sisi kehidupan masyarakat Sunda secara tradisional. Keempat, berguna untuk menguasai satu bidang keilmuan, tanda-tanda yang terdapat dalam novel Déng mampu menguasi biang keilmuan semiotik. Kelima, sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, isi cerita novel Déng sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, pembelajaran novel juga terdapat dalam kurikulum 2013 yang berkaitan dengan materi novel dalam pembelajaran bahasa Sunda.

(7)

KESIMPULAN

Cerita novel Déng memiliki tanda-tanda yang bermakna. Tanda-tanda-tanda (unsur semiotik) yang ditemukan berjumlah 254 tanda meliputi 24 ikon, 116 indeks, dan

114 simbol. Tanda tersebut

memperlihatkan adanya dua kehidupan yang berbeda yaitu kehidupan secara tradisional dan kehidupan modern. Ikon yang ditemukan pada novel Déng berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitar kehidupan para tokoh. Indeks yang ditemukan lebih berkaitan dengan rasa yang dialami oleh para tokoh khususnya rasa sedih. Untuk simbol, pada cerita novel Déng tanda (simbol) yang ditemukan lebih berkaitan dengan ciri yang menunjukkan suatu hal atau suatu istilah.

Secara keseluruhan, tanda yang ditemukan berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh para tokoh dalam kehidupannya pada cerita novel Déng. Selain itu, tanda yang terdapat pada novel Déng juga dapat dijadikan alternatif bahan

pembelajaran membaca novel. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel Déng mampu membentuk karakter siswa terutama dalam nilai moral dan kepribadian siswa. Tanda-tanda yang ditemukan juga memenuhi syarat dalam kriteria memilih bahan ajar. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Haeruduin, D & Kosim K. (2013). Panganteur Talaah Buku Ajar. Bandung: JPBD FPBS UPI. Isnendes, R. (2010b). Téori Sastra.

Bandung: CV. Wahana Karya Grafika.

Ratna, N. K. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosidi, A. (2011). Urang Sunda jeung

Basa Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Langkah keenam dalam menentukan nilai konsekuensi adalah mengestimasi jumlah fluida yang akan release dampak dari sistem deteksi dan isolasi dapat dilihat pada Gambar 3.32.

Dengan demikian Hipotesis kedua didukung yang menyatakan “Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap Alokasi Belanja Daerah” Untuk variabel DAK diperoleh nilai

Analisis Total Bakteri Dan Total Koliform Dalam Sari Kedelai Selama Proses Penyimpanan Pada Suhu Kamar Dan Hubungannya ” adalah hasil karya saya, dan dalam

Ketepatan penjabaran Kompetensi Dasar (K.I 4) ke dalam indikator pencapaian hasil belajar. Ketepatan rumusan tujuan pembelajaran. Kesesuaian antara topik pembelajaran

Benih setelah penyimpanan empat minggu mengalami penurunan mutu dan setelah mendapat perlakuan matriconditioning plus agens hayati mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih

Hal ini dikarena tidak diberikannya perlakuan dan unsur hara yang terdapat dalam tanah belum mencukupi kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan tinggi bibit kakao,

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR EKOSISTEM MANGROVE BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Untuk menumbuhkan minat pada prestasi dibutuhkan adanya motivasi berprestasi tinggi yang bersifat akademik yang berkaitan dengan pelajaran-pelajaran sekolah sebagai sesuatu yang