• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGAMBARAN CERITA RAKYAT LEGENDA ASAL MULA SALATIGA DALAM BENTUK FILM KARTUN 2D. Naskah Publikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGAMBARAN CERITA RAKYAT LEGENDA ASAL MULA SALATIGA DALAM BENTUK FILM KARTUN 2D. Naskah Publikasi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGAMBARAN CERITA RAKYAT “LEGENDA ASAL MULA

SALATIGA” DALAM BENTUK FILM KARTUN 2D

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Muhamad Ahwan Anas

07.11.1507

Kepada

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

(2)
(3)

DEPICTIONS OF FOLKLORE “LEGENDA ASAL MULA SALATIGA” IN THE FORM OF 2D CARTOON MOVIES

PENGGAMBARAN CERITA RAKYAT “LEGENDA ASAL MULA SALATIGA” DALAM BENTUK FILM KARTUN 2D

Muhamad Ahwan Anas Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Along the development of technology, the more variety of media to teach and convey to the public about the existing norms and a variety of positive lessons that can be taken to the living model. One of them is animated. Current animated film which was originally hangy become an entertainer media can also be a tool to deliver learning through meaning, purpose, and inputs that are presented therein. The audience of the film itself has also expanded, from among the children to adults.

In this day and age storytelling activity is no longer a popular thing for kids. Since I wake up until bedtime, children are faced with serving a variety of television shows, ranging from cartoons, game shows, soap operas and even not the spectacle that is not fit for children.

Sometimes kids do not know anything about history, culture and folk tales, while children prefer to play than to listen to the various tales of society. Hence the cartoon would be more helpful to introduce the history, culture and folklore for children in a way which they say is boring and without listening to tales that can make children feel mcepat saturated.

Keywords:

(4)

1

1. Pendahuluan

Film animasi saat ini telah menjadi suatu kebutuhan yang lebih meningkat dari sekedar kebutuhan sekunder sebagai media hiburan semata. Fungsi dari film kartun juga semakin beragam dalam pemanfaatannya. Jika kita mengamati peredaran film animasi yang ada, masih banyak film-film animasi yang hanya mengutamakan fungsi sebagai media hiburan semata. Apabila film animasi dapat dipantau serta lebih diperhatikan dari mulai proses pembuatannya, bukan tidak mungkin film animasi ini akan menjadi suatu media pembelajaran ataupun media yang memberikan informasi serta motivasi untuk tujuan yang membangun.

Oleh karena itu disamping dibutuhkan kreativitas, penguasaan teknik yang menjadi pondasi yang kuat untuk mewujudkan itu, penentuan dampak serta tujuan yang akan disampaikan dan yang terkandung juga harus lebih diutamakan agar dapat berdampak positif dimasyarakat.

Pada zaman sekarang ini kegiatan mendongeng bukan lagi hal yang populer bagi anak-anak. Sejak bangun tidur hingga menjelang tidur, anak-anak dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, sinetron dan bahkan bukan tontonan yang tidak pas untuk anak-anak. Kadang anak-anak tidak tahu sama sekali tentang sejarah, kebudayaan dan berbagai cerita rakyat, sementara anak-anak lebih memilih bermain daripada mendengarkan berbagai dongeng masyarakat. Oleh karena itu dengan film kartun akan lebih membantu mengenalkan sejarah, budaya dan cerita rakyat untuk anak-anak dengan cara yang menurut mereka tidak membosankan dan tanpa mendengarkan dongeng yang dapat membuat anak-anak mcepat merasa jenuh.

2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Animasi

Kata “animasi” itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata “animation” (dalam bahasa Inggris), yang berasal dari kata “to animate”, dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti menghidupkan sesuatu.1

1

G. Djalle, Zaharuddin. 2007. 3D Animation Movie using 3DstudioMax. Bandung: Informatika, hal 5

(5)

2

2.2 Macam-macam Animasi

2.2.1 Animasi Berdasarakan Media yang Digunakan

Ada dua cara untuk menciptakan animasi tergantung dari media yang digunakan. Media itu dapat berupa bidang flat (2D) atau dimensional (3D).

2.2.2 Animasi Berdasarkan Proses Pembuatan

Animasi berdasarkan proses pembuatannya, animasi sel, animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi spline, animasi vector, animasi karakter, animasi computational dan morping.

2.3 Tekhnik Pembuatan Animasi

Untuk teknik pembuatan animasi saat ini sudah banyak sekali

macam-macamnya dari yang mudah hingga yang membutuhkan skill yang mumpuni. Dalam pembuatan film animasi berjudul “Legenda Asal Mula Salatiga” menggunakan teknik Hybrid karena selain mudah digunakan juga dalam pengadaan peralatan cukup terjangkau bagi mahasiswa.

2.4 Proses Pembuatan Animasi

10 bagian proses dalam penciptaan sebuah animasi adalah:

a. Pembuatan cerita. Sebuah karya film kartun tidak akan terlihat bagus jika cerita yang disuguhkan dalam film tersebut juga tidak bagus.2

b. Perancangan bentuk karakter. Sebelum proses penggambaran karakter pada setiap frame, diperlukan panduan karakter yang standar yang dinamakan Standard Character Model Sheet.3

c. Pembuatan storyboard. Storyboard memberikan kehidupan (nyawa) bagi script mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan mudah dipahami.4

2

Suyanto, Yuniawan,Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2006, hal 15

3 Ibid 51 4 Ibid 45

(6)

3

d. Pembuatan gambar karakter. Proses pembuatan gambar atau drawing merupakan salah satu proses yang menentukan apakah hasil animasi menjadi lebih abgus atau tidak.5

e. Pembuatan gambar foreground dan background. Background merupakan lokasi dan setting di mana animasi itu berada.6

f. Pewarnaan digital. Pewarnaan atau coloring secara digital adalah pewarnaan yang dilakukan dengan menggunakan software komputer. Color atau warna karakter pada dasarnya terdapat tiga jenis yaitu warna dasar, shadow, dan highlight.7

g. Pembuatan efek pada animasi. Pemberian efek pada animasi akan membuat animasi itu sendiri menjadi lebih hidup. Dan agar terlihat lebih matang

h. Pencarian data suara dan dubbing. Perekaman suara awal dilakukan untuk menentukan pewaktuan yang nantinya akan dimasukan dalam dope sheet sebagai panduan untuk membuat frame dan lypsink.8

i. Sinkronisasi animasi. Bagian ini merupakan bagian penggabungan semua hasil olahan didalam proses pembuatan animasi untuk dijadikan satu file yang sempurna.

j. Konversi ke VCD/DVD

3. Perancangan 3.1 Ide Cerita

Untuk membuat sebuah animasi diperlukan sebuah ide dan sebuah cerita. Ide merupakan hal yang mendasar untuk mengembangkan sebuah karya film animasi. Dalam film animasi ini, Ide cerita yang bisa diambil adalah cerita rakyat. Mengisahkan seorang pemimpin yang mementingkan harta dan kekuasaan, juga pemimpin yang menyengsarakan rakyat. Setelah membuat kesalahan dan bertemu dengan seorang pemimpin agama yang disegani maka pemimpin tersebut meminta maaf dan meninggalkan semua hartanya kemudian mengajak istrinya untuk ikut mengembara dan berbuat baik antar sesama. Ditengah perjalanan bertemu dengan perampok yang

5 Ibid 67 6 Ibid 89 7 Ibid 97 8 Ibid 59

(7)

4

meminta harta, ternyata istri sang pemimpin tersebut membawa emas dan perhiasan. Dari situlah mereka menyadari kalau mereka salah dan meminta maaf kepada pemimpin agama tersebut. Lalu mereka melanjutkan perjalanan kembali.

3.1.1 Tema Cerita

Tema adalah suatu pesan yang akan disampaikan kepada penonton ketika mereka menonton karya kita. Sebuah cerita tanpa tema ibarat “tong kosong”. Tema pada sebuah film biasanya mengerucut pada satu kalimat. Dalam film animasi ini, tema yang diangkat adalah kekuasaan. Tepatnya tentang kekuasaan, harta, dan kebaikan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa kekuasaan dan harta bukanlah segala-galanya.

3.1.2 Logline

Logline adalah plot yang dituangkan dalam sedikit kata-kata yang digunakan dalam menyusun cerita. Cara mudah menulis logline adalah sangat seringnya cerita dimulai dengan dua kata “Bagaimana Jika?” dan kemudian diikuti kata “Dan

Kemudian”.

Adapun logline dari cerita film animasi 2D “Legenda Asal Mula Salatiga” adalah “Bagaimana jika seorang pemimpin yang sombong, mementingkan harta dan kekuasaan, menyengsarakan rakyat dan kemudian meninggalkan semua harta benda dan kekuasaannya untuk pergi mengembara dan berbuat kebaikan”.

3.1.3 Sinopsis

Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film. Untuk mengembangkan cerita, ada 7 pertanyaan dasar yang dijadikan sebagai dasar pengembangan cerita. Berikut adalah 7 pertanyaan dasar dalam pembuatan film kartun animasi “Legenda Asal Mula Salatiga”.

1. Siapakah tokoh utama dalam film itu? Tokoh utamanya yaitu Ki Ageng Pandanaran

2. Apakah yang diinginkan oleh tokoh utama dalam film tersebut?

Yang diinginkan memuaskan diri dengan kekayaanya dan menarik pajak kepada rakyat-rakyatnya.

(8)

5

3. Apa atau siapa yang menghalangi tokoh utama mencapai tujuannya? Sunan Kalijaga

4. Bagaimana akhir cerita yang dialami tokoh utama?

Menyesali segala perbuatanya dan ikut mengembara untuk menyebarkan kebaikan.

5. Apa yang anda ingin sampaikan dari akhir cerita tersebut? Kekuasaan dan harta bukanlah segala-galanya.

6. Bagaimana anda mengisahkan cerita anda?

Dengan sudut pandang orang ketiga (Point of View), flash back dan dengan menggunakan latar belakang dan sound FX.

7. Bagaimana tokoh utama dan tokoh pendukung lain mengalami perubahan dalam cerita ini?

Setelah bertemu dengan Sunan Kalijaga, Ki Ageng menyesali semua perbuatanya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan mengikuti Sunan Kalijaga untuk mengembara menyebarkan kebaikan.

(9)

6

3.1.4 Diagram Scene

Diagram Scene

“Legenda Asal Mula Salatiga”

Gambar 3.1 Diagram Scene 3.1.5 Perkembangan Karakter

Berikut adalah tokoh karakter pada film “Legenda Asal Mula Salatiga”.

Gambar 3.2 Tokoh-Tokoh Karakter Pemerasan Ki Ageng terhadap rakyatnya Kekuasaan Ki Ageng Pandanaran Ki Ageng bertemu tukang rumput dan membeli rumputnya Ki Ageng Pandanar an meminta maaf kepada Sunan Kalijaga Di tengah perjalana n mereka di hadang perampo k bernama Bawon Harta yang dibawa istri Ki Ageng dibawa Bawon Ki Ageng marah kepada tukang rumput Sunan Kalijaga mengajak Ki Ageng dan istrinya mengembara Sunan Kalijaga, Ki Ageng dan istrinya melanjutkan pengembara anya Kesombongan Ki Ageng Pandanaran Situasi di daerah pandana ran Ki Ageng Pandan aran memera s rakyatn ya Ki Ageng member uang kepada tukang rumput Tiba tiba tukang rumput berubah menjadi Sunan Kalijaga Tukang rumput menolak pemberi an Ki Ageng Pandana ran Titik balik Tema Awal cerita Babak I Kekuasaan Babak II

Ki Ageng bertemu dengan Sunan Kalijaga

Babak III Perampokan

(10)

7

3.1.7 Storyboard

Storyboard adalah perencanaan dalam bentuk visual. Tujuan penggambaran storyboard yakni, sebagai visualisasi jalannya alur dan skenario dalam sebuah cerita. Yang terpenting dalam pembuatan storyboard adalah menterjemahkan script menjadi wujud visual. Storyboard biasanya berisi visual dari cerita, sound, cara pengambilan gambar, waktu.

(11)

8

4. Pembahasan 4.1 Produksi

Seperti telah dibahas pada bab sebelumnya. Sekedar ulasan sekilas, berikut adalah yang termasuk proses produksi, meliputi Menggambar, Scanning / pemindaian gambar, Membuat Background dan properti pendukung, Clean up gambar, Colouring (pewarnaan), Perancangan animasi, Composing.

4.1.1 Menggambar

Menggambar adalah tahapan awal dalam proses produksi. Media yang digunakan adalah kertas putih dengan ukuran A4 agar lebih mudah pada proses scanning. Pada tahap ini terdiri dari 2 bagian yakni: keying dan inbetweening. Dengan menggunakan pensil 2B dan kemudian di blok dengan spidol Snowman kecil berwarna hitam.

4.1.2 Scanning

Teknik pemindaian gambar sketsa kedalam komputer, yang selanjutnya dapat berguna pada proses selanjutnya di tahap pasca produksi. Dalam contoh ini digunakan scanner model Canon MP 198.

1. Masukkan gambar pada scanner dengan posisi sesuai yang diinginkan. 2. Kemudian tekan tombol scan.

3. Kemudian muncup pilihan hasil pemindaian dan pilih salah satu. 4. Setting mode professional, biarlah setting dalam kondisi standar. 5. Pilih pindai untuk melakukan proses pemindaian.

6. Lalu setelah pemindaian berhasil simpan file ke folder yang diinginkan.

(12)

9

4.1.3 Pembuatan Background

Dalam perancangan film animasi yang berjudul menuju sukses ini tidak memerlukan background yang banyak, jadi dapat memangkas proses pembuatan background. Berikut adalah contoh background yang digunakan:

Gambar 4.2 Gambar Background

Dalam pembuatan background gambar dan properti pendukung kali ini menggunakan software Adobe Photoshop.

4.1.4 Clean Up gambar

Adalah tahap pembersihan gambar manual yang dipindai ke komputer. Sehingga gambar dasar yang akan diberi pewarnaan nantinya. Masih pada adegan yang sama. Berikut cara pembuatannya:

1.

Buka program Adobe Photoshop, pilih file, open, pilih file gambar sekuen yang telah di scan sebelumnya. Pilih image, mode, atur grayscale.

Gambar 4.3 Hasil Scan Dasar

2.

Hilangkan bekas pensil, pilih adjustment, curve, atur seperti gambar dibawah ini. Dipilih output=70 dan input =40 agar gambar lebih hitam, background kertas memutih.

(13)

10

Gambar 4.4 Tampilan Menu Curve

3.

Pilih ok, Lalu simpan File, Save As, beri nama sesuai keinginan, save. Berikut adalah perbedaan kedua gambar sebelum dan sesudah di clean up.

Sebelum Clean up Sesudah Clean up

Gambar 4.5 Gambar Awal dan Hasil Clean Up 4.1.5 Coloring

Merupakan proses pewarnaan pada objek yang akan dianimasikan. Berikut langkah-langkahnya:

1. Buka file gambar sekuen yang telah di clean up, ubah mode menjadi RGB, melalui image, mode, RGB kemudian beri seleksi dengan bantuan magic wand tool.

(14)

11

2. Beri warna bisa melalui menu edit, fill, foreground, ok. Bisa juga langsung melalui paint bucket tool.

Gambar 4.7 Gambar Awal Sesudah Diberi Warna

3. Berilah efek dengan blur tool yang ada pada menu disebelah kiri agar garis tepi dipinggir dan ditengah objek gambar tidak terlalu tajam.

Jika sudah terasa sesuai, simpan File, Save As (bisa dengan type file jpg atau psd), Save.

4.1.6 Perancangan Animasi

Dalam perancangan animasi dengan menggunakan Toon Boom ini kita dimudahkan dalam pergerakan kamera. Walaupun hampir sama dengan menggunakan Adobe Flash tetapi kita bisa lebih menghemat proses penggambaran jika ditampilkan variasi kamera.

Berikut adalah langkah awal dalam mempersiapkan lembar kerja menggunakan Toon Boom Studio 4:

1. Open Toon Boom studio 4

2. Setting animation properties, name = disesuaikan, format = Custom, frame rate = 24, camera size = 768 x 576

(15)

12

Gambar 4.8 Animation Properties

Setelah masuk pada aplikasi toon boom kita mulai menginputkan gambar seperti pada adobe flash dengan menekan file, import file, dan kita mulai menganimasikan gambar.

Gambar 4.9 Mengimport Gambar

Setelah kita mengimport gambar-gambar yang dibutuhkan, maka kita sudah dapat membuat gerakan animasi gambar tersebut.

(16)

13

Gambar 4.10 Gerakan Berjalan

Berikut potongan adegan-adegan lain pada film kartun 2D “Legenda Asal Mula Salatiga”

Gambar 4.11 Adegan-adegan dalam film kartun 2D “Legenda Asal Mula Salatiga”

Tetapi untuk menutupi agar gambar tidak terlihat diam saja kita gunakan trik kamera yang ada dalam toon boom. Berikut adalah menu kamera yang tersedia, langkahnya adalah klik peg yang ada di menu atas element

(17)

14

Element Camera

Gambar 4.13 Camera Dilihat Dari Samping

Gambar 4.14 Camera Dilihat Dari Atas 5.1 Pasca Produksi

5.1.1 Dubbing

Dubbing adalah proses pengisian suara pada karakter yang sedang berbicara. Perangkat lunak yang digunakan untuk proses dubbing dalam pembuatan animasi 2D yang berjudul “Legenda Asal Mula Salatiga” adalah Adobe Audition. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Buka Adobe Audition, lalu pilih file, new, maka akan muncul New WaveForm, lalu tekan ok.

(18)

15

Setelah membuat lembar kerja baru, langkah selanjutnya adalah mulai perekaman suara dengan menekan tombol record yang berwarna merah. Dan setelah suara direkam kemudian disimpan file, save as, beri nama file (pilih format wav atau mp3).

Gambar 5.2 Tombol Record

5.1.2 Editing Video dan Sound FX

Di tahap ini, akan dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam menggabungkan potongan adegan kedalam suatu video animasi dengan tata suara dan sound FX. Berikut pembahasannya:

1. Buka Adobe Premiere Pro. Pilih custom setting.

2. Maka akan tampil seperti dibawah ini, atur editing mode = desktop, Time base = 24.00 frame/second, pixel ratio = square pixel 1.0.

Gambar 5.3 Pengaturan lainnya pada Adobe Premiere Pro

3. Import file .mov (misal: 8.mov) dan file suara atau sound FX, melalui file, import..(berlaku untuk semua adegan). Pilih open.

4. Drag file import tersebut (lihat pada dock sebelah kiri) sesuai urutan menuju layer video berdasarkan storyboard cerita. Untuk suara dan efek suara lainnya berlaku sama hanya bedanya drag ke layer audionya.

Setelah file di importkan maka selanjutnya kita beri suara-suara meliputi suara dari proses dubbing, backsound, serta sound efek yang diperlukan.

(19)

16

5.2 Finishing

Ini adalah fase terakhir dalam sebuah produksi animasi, di tahap ini adalah tahap publikasi atau export file kedalam sebuah file video.

Gambar 5.4 Proses Rendering

Setelah proses rendering selesai maka jadilah film animasi 2D yang berjudul “Legenda Asal Mula Salatiga” yang dapat segera dinikmati oleh para pemirsa.

5.2.1 Composing

Tahapan ini adalah fase dimana gambar sekuen untuk masing-masing adegan, kemudian dipadukan menjadi satu kesatuan potongan adegan animasi. Pada tahap ini gambar sekuen yang telah disusun sebelumnya, digabung menjadi satu membentuk suatu potongan adegan (cut).

5.2.2 Editing & Sound Effect

Proses ini merupakan proses finishing project, karena ini adalah tahapan terakhir yang diambil untuk membuat suatu video animasi. Di tahap ini, akan dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam menggabungkan potongan adegan kedalam suatu video animasi dengan tata suara dan sound FX.

5.2.3 Finishing

Ini adalah fase terakhir dalam sebuah produksi animasi, di tahap ini adalah tahap publikasi atau export file kedalam sebuah file video. Hal ini bertujuan agar animasi ini dapat diputar di berbagai media video digital, tanpa kendala perbedaan sistem operasi ataupun keterbatasan suatu media video player untuk memainkan film animasi.

(20)

17

6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan

Dari permasalahan dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni:

1. Dalam membuat sebuah animasi 2D cukup banyak software yang digunakan untuk merancangan animasi, salah satunya adalah “Toon Boom Studio”. Hal ini dikarenakan software Toon Boom mencakup kebutuhan dalam pembuatan animasi yaitu pembuatan karakter (hand draw), pewarnaan, gerakan kamera, penganimasian, import suara sampai proses rendering.

2. Dalam pembuatan film animasi 2D tentunya banyak sekali teknik-teknik yang bisa digunakan, namun tekhnik hybrid manjadi yang paling sederhana dan yang paling mudah digunakan karena selain peralatan yang dibutuhkan cukup sederhana, biaya untuk pengadaan peralatan tersebut juga terjangkau. Teknik ini juga memudahkan dalam proses drawing karena dalam proses drawing disini masih tergolong sederhana yakni dengan menggunakan kemampuan menggambar.

3. Dalam menggerakan potongan-potongan bagian dari objek, cukup dengan menggambar bagian-bagian tertentu pada karakter tokoh seperti tangan, kaki, mata dan mulut. Kemudian digerakkan secara rotasi dengan pusat rotasi di setiap sendi sehingga tidak perlu membuat karakter dengan gerakan yang berbeda. Teknik ini juga bisa digunakan untuk penganimasian objek lainya.

6.2 Saran

Berkaitan dengan banyaknya kendala dan kekurangan saat penulis mengerjakan film kartun animasi “Legenda Asal Mula Salatiga” ini, mulai dari proses pra produksi sampai pasca produksi maka dari pengalaman itulah penulis memberikan saran dengan harapan dapat dipertimbangkan. Antara lain:

1. Pembuatan film kartun animasi sebaiknya dikerjakan secara tim sesuai dengan spesifikasi bidang keahlian dan kemampuan masing-masing.

2. Pelajari lebih lanjut software-software yang akan digunakan dalam pembuatan film kartun.

3. Pada saat proses pengisian suara atau dubbing, satu tokoh karakter dengan karakter yang lain sebaiknya dilakukan oleh orang yang berbeda. Satu karakter tokoh diisi oleh satu orang, sehingga film kartun yang dihasilkan lebih menjiwai disetiap karakternya.

(21)

18

DAFTAR PUSTAKA

G.Djalle, Zaharuddin. 2007. 3D Animation Movie. Bandung: Informatika.

Soewignjo, “Let’s Animate! Nexx”, Bandung: Media.inc, 2005

Suyanto,M. 2003,2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Offset.

Suyanto,M., Yuniawan,A. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi

Offset.

Gambar

Diagram Scene
Gambar 4.1 Pilihan Tipe Hasil Pemindaian
Gambar 4.2 Gambar Background
Gambar 4.4 Tampilan Menu Curve
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, kami akan menggunakan DNS sinkhole untuk memblokir nama domain yang kami peroleh dari hasil pendeteksian DNS tunneling dengan Elasticsearch. 2.2.7

Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengembangan tes diagnostik kesulitan belajar matematika di SD ini meliputi: studi pendahuluan, studi literatur dan hasil-hasil penelitian,

Saya diminta oleh Pak RT/RW/Kepala Dusun/Kepala Desa/staf desa lain untuk tidak mendaftar karena saya bukan warga sangat miskin/ada rumah tangga lain yang lebih miskin..

4. Pasien Koa adalah pasien yang !idak dapa! di$angunkan) !idak &e&$erikan respons nor&al !erhadap rasa saki! a!au rangsangan *ahaya) !idak &e&iliki siklus

2.. dan kesejahteraan keluarga melalui program keluarga berencana; dan kelima, meningkatkan pemberdayaan program keluarga berencana. Dalam rangka memperkuat pencapaian program

Dipilih angka satuan yang tidak boleh mengulang angka sebelumnya, artinya angka ratusan dan puluhan tidak boleh berulang diangka satuan sehingga akan ada 4 cara yaitu dari angka

Menggunakan Metode Lagrange untuk menentukan nilai ekstrim fungsi dua atau tiga peubah dengan kendala tertentu.. Demikian juga soal tentang ukuran kotak ber- volume 1 yang