• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Genetika Laporan Simulasi Dihibr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Genetika Laporan Simulasi Dihibr"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

SIMULASI PERSILANGAN DIHIBRIDA

Oleh:

Elita Anggraini Setyobudi 4401412054 Alifa Luluk Shafareina 4401412073 Erna Muktisari 4401412087

ROMBEL 01

PENDIDIKAN BIOLOGI 2012

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

A. TUJUAN

1. Menunjukkan adanya prinsip berpasangan secara bebas

2. Membuktikan perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 3 : 1

3. Dapat menggunakan uji Chi-Square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika Mendel

B. LATAR BELAKANG

Bila semua gamet individu diketahui, maka genotipe individu itu juga akan diketahui. Suatu uji silang monohibrida menghasilkan ratio fenotipe 1:1, menunjukkan bahwa ada satu pasang faktor yang memisah. Suatu uji silang dihibrida menghasilkan ratio 1:1:1:1, menunjukkan bahwa ada dua pasang faktor yang berpisah dan berpilih secara bebas (johnson , 1983: 98).

Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan dimengerti mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana suatu sifat tetap ada dalam populasi. Demikian juga akan dimengerti bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikrobia yang diatur oleh satu gen. Gen-sgen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan masing-masing orang tua mewariskan satu alel dari satu pasangan gen tadi kepada keturunannya. Pewarisan sifat yang dapat dikenal dari orang tua kepada keturunannya secara genetik disebut hereditas (Crowder, 1999).

Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes”. Atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. B untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau. Jika tanaman ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru (Gooddenough,1984).

Persilangan dihibrid adalah persilangan antara individu untuk 2 gen yang berbeda. Eksperimen Mendel dengan bentuk biji dan warna ercis adalah sebuah contoh dari persilangan dihibrid. Metode Punnett kuadrat menentukan rasio fenotipe dan genotipenya. Metode ini pada dasarnya sama dengan persilangan monohibrid. Perbedaan utamanya ialah masing-masing gamet sekarang memiliki 1 alel dengan 1 atau 2 gen yang berbeda (Johnson, 1983:80 ). Sedangkan menurut Corebima (1997) hibrid adalah turunan dari suatu persilangan antara dua individu yang secara genetik berbeda. Arti hibrid semacam itu juga dikemukakan oleh Gardner. Hibrid dapat dibedakan menjadi monohibrid, dihibrid, trihibrid dan bahkan polihibrid tergantung pada jumlah sifat yang diperhatikan pada persilangan itu.

(3)

Menurut Goodenough (1984) mendel memperoleh hasil yang tetap sama dan tidak berubah-ubah pada pengulangan dengan cara penyilangan dengan kombinasi sifat yang berbeda. Prinsip segregasi berlaku untuk kromosom homolog. Pasangan-pasangan kromosom homolog yang berbeda mengatur sendiri pada khatulistiwa metafase I dengan cara bebas dan tetap bebas selama meiosis. Sebagai akibatnya, gen-gen yang terletak pada kromosom nonhomolog, dengan kata lain, gen-gen yang tidak terpaut mengalami pemilihan bebas secara meiosis Pengamatan ini menghasilkan formulasi hukum genetika Mendel kedua, yaitu hukum pilihan acak, yang menyatakan bahwa gen-gen yang menentukan sifat-sifat yang berbeda dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain, dan sebab itu akan timbul lagi secara pilihan acak pada keturunannya. Individu-individu demikian disebut dihibrida atau hibrida dengan 2 sifat beda .

C. PERMASALAHAN

1. Dalam kegiatan ini dapatkan ditunjukkan terjadinya prinsip berpasangan secara bebas? 2. Bagaimana diagram persilangannya?

3. Berapa perbandingan fenotip yang diperoleh?

4. Bagaimana hasil kelompok kami jika dibandingkan dengan hasil kelompok lain? 5. Bagaimana hasil dari uji menggunakan Chi Kuadrat?

6. Bagaimana kesimpulan dari hasil kerja kami?

D. METODE

Bahan / Alat yang Digunakan

Kancing genetika 4 macam warna masing-masing 48 buah.

Cara Kerja

1. Mengambil 4 macam kancing masing-masing sebanyak 48 buah, selanjutnya metentukan simbol gen dan sifat yang diwakili oleh setiap warna kancing.

2. Memisahkan tiap-tiap warna kancing menjadi dua bagian yang sama, satu bagian sebagai gamet jantan dan bagian yang lainnya sebagai gamet betina.

3. Menangkupkan dua kancing menjadi satu dengan kombinasi warna yang berbeda-beda sesuai macam gamet yang dihasilkan.

4. Menempatkan gamet jantan dan betina dalam kantong yang berbeda, kemudian mengambil satu-persatu kancing dari setiap kantong, mempertemukannya, dan mencatat hasilnya dalam tabel.

5. Menghitung perbandingan yang diperoleh baik perbandingan genotip maupun fenotip.

6. Menguji hasil perbandingan yang diperoleh dengan uji Chi Square.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan

Karakter 1 (Warna Buah): Karakter 2 (Ukuran Buah):

Hijau – H – kancing warna hijau Besar – M – warna kancing merah Kuning – h – kancing warna kuning Kecil – m – warna kancing putih

Tabel Pengamatan Data Kelompok

No Genotip Fenotip Tally 1 Frek 1 Tally 2 Frek 2 Tally 3 Frek 3

(4)

2 HHMm Hijau besar III 3 IIII III 8 IIII 4

3 HHmm Hijau kecil III 3 IIII 4 IIII 4

4 HhMM Hijau besar IIII IIII 9 IIII 5 IIII II 7 5 HhMm Hijau besar IIII IIII I 11 IIII IIII I 11 IIII IIII IIII 15

6 Hhmm Hijau kecil IIII III 8 IIII 4 IIII I 6

7 hhMM Kuning besar III 3 IIII 5 III 3

8 hhMm Kuning besar IIII 4 IIII 5 IIII 4

9 Hhmm Kuning kecil IIII 4 IIII 4 III 3

JUMLAH 48 48 48

Data Kelas

Kelompok Fenotip JUMLAH

A_B_ A_bb aaB_ aabb

Monohibrid 76 27 30 11 144

Alel 84 27 23 10 144

Lokus 83 27 25 9 144

Dihibrida 80 30 25 9 144

DNA 80 29 24 11 144

Mendel 72 32 29 11 144

Testcross 80 24 29 11 144

Kromosom 81 29 25 9 144

JUMLAH 636 225 210 81 1152

Uji X2

Fenotip fh Fo d = |fo-fh| x2 = (d2/fh)

A_B_ 648 636 12 0,222

A_bb 216 225 -9 0,375

aaB_ 216 210 6 0,167

aabb 72 81 -9 1,125

JUMLAH 1,889

H0 : Perbandingan fenotip hasil praktikum sesuai dengan perbandingan pada Teori Hukum Mendel II

H1 : Perbandingan fenotip hasil praktikum tidak sesuai dengan perbandingan pada Teori Hukum Mendel II

(5)

Diagram persilangan percobaan kelompok DNA adalah sebagai berikut :

Perbandingan fenotip yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Pepaya hijau besar : Pepaya hijau kecil : Pepaya kuning besar : Pepaya kuning kecil 80 : 29 : 24 : 11

7,27 : 2,64 : 2,18 : 1

Perbandingan hasil percobaan kelompok DNA dengan kelompok lain adalah sebagai berikut.

Kelompok Fenotip

A_B_ A_bb aaB_ aabb

Monohibrid 6,90 2,45 2,72 1,00

Alel 8,40 2,70 2,30 1,00

Locus 9,22 3,00 2,78 1,00

Dihibrid 8,88 3,33 2,78 1,00

DNA 7,27 2,64 2,18 1,00

Mendel 6,54 2,90 2,64 1,00

Testcross 7,27 2,18 2,64 1,00

Kromosom 9,00 3,22 2,78 1,00

(6)

perbandingan fenotip mendekati percobaan Mendell yaitu Kromosom dengan perbandingan 9,00 : 3,22 : 2,78 : 1 dengan tiga kali pengulangan.

Hasil percobaan kelompok DNA diuji menggunakan chi-square untuk menguji apakah data dapat dipercaya atau terjadi penyimpangan sebagai berikut.

n = 4 taraf signifikansi = 0,05

db = n – 1 = 4 – 1 = 3

Uji chi-square untuk data 1

Genotip Fh fo fo-fh

d

Uji chi-square untuk data 1 + 2

Genotip Fh fo fo-fh

d

Tabel perbandingan X2 hitung dengan X2 tabel

Data ke- χ2

hitung χ2tabel

1 1,24 < 7,82

1+2 0,83 < 7,82

1+2+3 0,92 < 7,82

Berdasarkan data di atas, semua χ2

hitung untuk ke-3 data pengulangan lebih kecil daripada χ2

(7)

F. SIMPULAN

1. Adanya prinsip berpasangan secara bebas dalam persilangan dihibrida 2. Perbandingan fenotip F2 pada persilangan dihibrida yaitu 9 : 3 : 3 : 1

3. Melalui uji Chi-Square dalam analisis data, percobaan sesuai dengan genetika Mendel

G. Daftar Pustaka

Phillips, W. D.and T. J. Chilton 1989. A-level Biology. Oxford University Press : Oxford

Crowder, L.V., 1999. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti.

Gadjah Mada Uiversity Press, Yogyakarta.

Goodenough, U., 1984. Genetika. Diterjemahkan oleh Sumartono Adisoemarto.

Erlangga, Jakarta

Gambar

Tabel Pengamatan
Tabel perbandingan X2 hitung dengan X2 tabel

Referensi

Dokumen terkait

Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadi kiasma. Inversi terjadi karena kromosom patah dua

satu gen pada lokus yang berbeda dalam kromosom yang sama atau bahkan dalam.. kromosom yang berlainan, fenomena ini dinamakan poligen atau gen

ratusan gen lain pada X, laki-laki berada pada posisi yang kurang menguntungkan dalam menghasilkan sel mereka karena perempuan hanya memiliki

Epistatis dibedakan menjadi epistatis dominan dimana gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain, epistatis resesif yaitu gen dengan alel homozigot

Proses pemilihan kata kunci adalah langkah untuk memilih dua kromosom kata kunci dari populasi kunci sesuai dengan fitness (fitness yang lebih baik, kesempatan lebih

Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen- gen, karena selama meiosis kromosom terpilin. Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali secara

Pengamatan pada salah satu fase pembelahan sel yaitu profase kromosom terdiri dari dua bagian yang sama dan terletak pararel satu sama lain.. Bagian yang sama

Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama meiosis kromosom terpilin. Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali