Nama : Arina Umu Kamila NPM : 1413022006 Prodi : Pendidikan Fisika
GENETIKA I. Tujuan
1. Mengetahui hasil persilangan monohibrid 2. Mengetahui hasil persilangan dihibrit\ II. Dasar Teori
Genetika berasal dari bahasa latin genos yang berarti suku bangsa atau asal usul, genetika adalah immu yang mempelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) yang diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul
didalamnya(Elvita,Azni dkk.Dasar Genetika.2008)
Mekanisme penurunan sifat dari parental kepada anak cucunya pertama kali dikemukakan oleh Johan Gregor Mendel. Mendel meneliti tentang penurunan sifat pada kacang kapri (Pisum sativum). (Penuntun Praktikum.Tim penyusun.2014)
Hukum Mendel I menyatakan bahwa dalam pembentukan sel gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Sedangkan, Hukum Mendel II menyatakan bahwa alel dari lokus satu akan berpadu secara bebas dengan alel-alel dari lokus lainnya. http://biologimediacentre.com
Persilangan Monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memperlihatkan satu sifat berbeda dengan gen-gen yang dominan, sedangkan Persilangan monohibrid intermediet adalah persilangan dua individu sejenis yang memperlihatkan satu sifat berbeda dengan sifat intermediet. Persilangan Dihibrid adalah persilangan dua individu sejenis dengan memperhatikan dua sifat beda. http://shaylife.blogspot.com
III. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum genetika untuk persilangan monohibrid adalah: 1. Menyiapkan alat dan bahan diantaranya model-model gen yang biasa kita panggil
kancing sebanyak 50 buah kancing berwarna merah dan 50 berwarna putih, dan kantong jadi keseluruhan berjumlah 100 buah
2. Memisahkan masing-masing 25 butir gen merah (M) dan 25 butir gen putih (m) kemudian memasukkannya kedalam kantong A (induk jantan) dan sisanya kekotak B (induk betina) kemudian mengocoknya agar tercampur rata
3. Mengambil dan memasangkan masing-masing satu buah kancing dari kedua kantong hingga kancing habis
4. Memasukkan data kedalam tabel lalu mengabungkan data dengan kelompok lain 5. Untuk percobaan intermediet, mengulang percobaan 1-4 dengan ketentuan Mm
berarti fenotipnya merah muda atau ros
Adapun cara kerja untuk persilangan dihibrid diantaranya:
1. Menyediakan 48 butir gen M (Merah) warna merah, 48 butir gen m (putih) warna putih, 48 butir gen C (bulat) warna hitam, dan 48 butir gen c (kisut) warna kuning, dengan jumlah keseluruhan 192 buah
2. Memasangkan warna merah dangan hitam, putih dengan hitam, merah dengan kuning, putih dengan kuning
3. Maing-masing pasangan tersebut dibagi dua yaitu 24 buah, dan dimasukkan kedalam dua kantong, kantong A (induk jantan), dan kantong B (induk betina) dengan genotip MmCc
4. Mengambil dari masing-masing kantong satu buah pasangan untuk dipasangkan sampai model gen habis
6. Memasukkan data kedalam tabel lalu mengabungkan data dengan kelompok lain IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Tabel hasil pengamatan Monohibrid Dominan
Genotib Kelompok jumlah
1 2 3 4
MM 13 10 14 10 47
Mm 24 29 22 28 103
mm 13 11 14 12 50
Jumlah 200
Tabel hasil Pengamatan Monohibrid Intermediet Genotip kelompok
jumlah
1 2 3 4
MM 11 16 15 16 58
Mm 28 18 20 18 84
mm 11 16 15 16 58
jumlah 200
Tabel Persilangan Dihibrid Genoti
p
Kelompok
jumlah
1 2 3 4
MM 11 16 15 16 58
Mm 28 18 20 18 84
mm 11 16 15 16 58
Jumlah 200
Tabel Pengamatan Dihibrid
Genotip Kelompok jumlah
1 2 3 4
M-C- 28 28 28 25 109
M-c- 8 8 8 10 34
mmcc 2 3 4 3 12
Jumlah 192
Pembahasan
Pada percobaan ini pertama-tama melakukan percobaan monohibrid yaitu yang harus dilakukan pertama adalah menyiapkan alat bahan diantaranya kantong, 100 model genetika (kancing), 50 untuk gen merah dan 50 gen putih, kemudian memasangkan gen tersebut satu persatu dan memasukkan kedalam dua buah kantong kemudian mengambil dari masing-masing kantong satu untuk dipasangkan, dan memasukkan data kedalam data kelas setelah data kelompok selesai
Pecobaan yang kedua adalah dihibrid, pertama yang dilakukan adalah memasangkan 4 buah gen yang berbeda dengan ketentuan warna merah dangan hitam, putih dengan hitam, merah dengan kuning, putih dengan kuning, masing-masing gen berjumlah 48, setelah dipasangkan dimasukkan kedalam kantong dan mengambil satu persatu kancing dan dipasangkan,
kemudian hasil dimasukan kedalam tabel pengamatan dan untuk selanjutnya memasukkannya kedalam data kelas
Monohibrid adalah Persilangan monohibrida adalah persilangan sederhana yang hanya memperhatikan satu sifat atau tanda beda. Percobaan ini akan diujikan pada lalat Drosophila dengan maksud untuk membuktikan Hukum Mendel I. Pada kasus dominant penuh,
keturunan yang didapat pada F2 akan menunjukkan perbandingan fenotip dominan dan resesif 3 : 1 atau perbandingan genotip 1 : 2 : 1.
Persilangan monohibrid sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.” Hukum Mendel I berlaku pada
gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet
M: gen untuk warna merah m: gwn untuk warna putih P TT ><tt
G T t
F1 Tt
P1 F1><F1 Tt><Tt (tinggi) (tinggi)
G T,t T,t
M m
Untuk Intermediet Mm:merupakan gen percampuran warna antara merah dengan putih yaitu merah jambu (pink)
Tabel hasil persilangan dihibrid sifat intermedied
M m
Keterangan:perbandingan genotip tersebut bila dibulatkan 1:2:1
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda.
Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1, persilangan ini sangat berkaitan dengan hukum mendel II, Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih M (Merah): warna merah m (putih): warna putih
C (bulat): warna hitam c (kisut): warna kuning P1 MMCC ><mmtt Tabel hasil persilangan dihibrid
MC Mc mC mc perbandinga
n genotip
mC MmCC MmCc mmCC mmCc 9,08 2,6 3,25 1
mc MmCc Mmcc mmCc mmcc
Keterangan: perbandinagn tersebut bila dibulatkan 9:3:3:1
Percobaan pada monohibrid telah sesuai dengan refrensi yang didapat dimana rasio genotip untuk monohibrid dominan 3:1 dan mohibrid intermediet 1:2: dan untuk persilangan dihibrid didapatkan rasio genotip 9:3:3:1
Untuk mendapatkan perbandingan fenotip dari keturunan hasil persilangan adalah dengan cara membagi sifat genotip dengan jumlah model gen lalu mengalikannya dengan jumlah keturunan yang dihasilkan seluruhnya. Contoh: (22/50) x 4
22 merupakan jumlah keturunan yang memiliki sifat genotip Mm, 50 adalah jumlah pasangan keturunan yang dihasilkan, dan 4 adalah jumlah keturunan
Pada proses persilangan akan terlihat yang dinamakan genotip dan fenotip
Genotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup dan bersifat tetap. Dalam genetika genotip ditulis dengan menggunakan simbol huruf dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu. Setiap karakter sifat yang dimiliki oleh suatu individu dikendalikan oleh sepasang gen yang membentuk alela. Sehingga dalam genetika simbol genotip ditulis dengan dua huruf. Jika sifat tersebut dominan, maka penulisannya menggunakan huruf kapital dan jika sifatnya resesif ditulis dengan huruf kecil.
Fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya warna bunga merah, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis, dan sebagainya. Fenotip merupakan perpaduan dari genotip dan faktor lingkungan. Sehingga suatu individu dengan fenotipe sama belum tentu mempunyai genotip sama.
V. Kesimpulan
1. Rasio Genotip untuk persilangan monohibrid dominan adalah 3:1 dan untuk monohibrid intermediet 1:2:1
2. Rasio Genotip untuk persilangan diploid adalah 9:3:3:1
3. Hukum mendel I berhubungan erat dengan persilangan monohibrid dan Hukum Mendel II berhubungan erat dengan persilangan dihibrid
4. Dalam penyajian hasil persilangan dapat menggunakan rasio genotip dan fenotip, rasio genotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup dan bersifat tetap, dan rasio fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra,
Bandarlampung, 21 November 2014 Asisten