CANGAR DI KOTA BATU
Hanik Fikri Maulida, Sutrisno Anggoro, Indah Susilowati
Program Pascasarjana Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, SemarangJl. Imam Barjo SH. No. 5, Semarang 50241, Telp. 024-8453635 ABSTRAK
Obyek Wisata Alam Air Panas Cangar merupakan salah satu obyek wisata yang memiliki kekhasan dan daya tarik berupa air panas yang mengandung belerang dari Gunung Welirang. Tujuan penelitian ini untuk mengidentiikasi potensi ekowisata dan merumuskan strategi pengelolaan Wisata Alam Air Panas Cangar yang berkelanjutan.
Metode pengambilan data melalui observasi, kuesioner, in-depth interview dan studi
ke-pustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ekowisata meliputi: air panas
untuk pengobatan, menikmati pemandangan alam dan satwa, fotograi, berkemah, pen
-didikan dan pelatihan, serta lintas alam. Sedangkan prioritas strategi pengelolaan wisata yang berkelanjutan dengan alat AHP adalah meningkatkan kepuasan pengunjung melalui upaya meningkatkan atraksi wisata dengan menjaga kealamian dan kualitas lingkungan
serta peningkatan kualitas pelayanan.
Kata Kunci: pengelolaan, wisata alam, air panas Cangar.
Email : hanik.fm@gmail.com Pendahuluan
Indonesia memiliki kekayaan sum
-berdaya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri atas sumberdaya alam hewani,
sumberdaya alam nabati beserta ekosistem
-nya ataupun gejala keunikan alam dan/atau keindahan alam lainnya sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa (Premono dan Adi, 2008; Purnomo 2011). Potensi tersebut perlu dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga
tercapai keseimbangan antara perlindun
-gan, pengawetan, dan pemanfaatan secara
lestari (Lindsay, et al. 2008; Alaeddinoglu
and Can, 2010).
Salah satu upaya konservasi sum
-berdaya alam hayati dan ekosistemnya
melalui penetapan sebagian kawasan hu
-tan menjadi taman hu-tan raya yang salah satu fungsi pemanfaatannya sebagai obyek dan daya tarik wisata alam untuk dijadikan pusat pariwisata dan kunjungan wisata alam
(Nugroho, 2012). Taman hutan raya memi
-liki keunikan, keindahan alam, vegetasi,
dan satwa yang berpotensi untuk dikem
-bangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata alam di samping sebagai wahana penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu pengetahuan (Wahyuni, dkk. 2009).
Hal ini sejalan dengan pengertian ekowisa
-ta, yaitu suatu bentuk wisata yang bertang
-gung jawab terhadap kelestarian area yang
masih alami (natural area), memberi man
-faat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat.
Peranan pariwisata di Indonesia
se-makin menguat setelah melemahnya per
-anan minyak dan gas, sekalipun nilai nom
-inalnya dalam dolar berluktuasi. Industri pariwisata terus berkembang dan menjadi
sebuah fenomena global pada abad 21 ini (Nugroho, 2012). Pembangunan pariwisata berperanan dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (Buckley, 2010).
Dinamika perkembangan wilayah Kota Batu saat ini lebih mengarah pada perkembangan Kota Batu ke depan sebagai
sentra pertanian, sentra wisata dan sentra
pendidikan (Sukmana, 2009). Pengemban
-gan Kota Batu khususnya diarahkan sesuai
karakteristik Kota Batu, yaitu dalam bi
-dang pengembangan pertanian, pariwisata
dan karajinan, sehingga menuntut paradig
-ma baru dalam pembuatan kebijakan pem
-bangunan daerahnya, yaitu pem-bangunan yang berwawasan lingkungan.
Seiring dengan meningkatnya penge
-tahuan, teknologi dan pesatnya pembangu
-nan di Kota Batu, timbul isu tentang penu
-runan kualitas lingkungan hidup. Dengan
adanya fenomena yang berkembang sela
-ma ini nampak bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup, sehingga perlu adanya
upaya penanganan sejak dini sebagai per
-wujudan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Hal tersebut disebabkan oleh
berbagai macam faktor, antara lain kar
-ena suhu udara yang semakin meningkat, cadangan air tanah yang semakin menipis, berkurangnya kawasan bervegetasi, serta rusak dan punahnya berbagai habitat yang diikuti oleh penurunan keanekaragaman lora dan fauna (Parianom, 2012; Susilo, 2011). Kemudian, masih ditambah pula dengan semakin berkembangnya daerah industri dan meningkatnya penggunaan
sarana transportasi darat, yang memung
-kinkan timbulnya berbagai macam polusi atau pencemaran.
Kegiatan pariwisata umumnya lebih
mengutamakan pada upaya untuk mening
-katkan jumlah pengunjung secara optimal
yang berorientasi pada peningkatan penda
-patan pembangunan. Selama ini pengem
-pada pengembangan pariwisata massal (mass tourist). Apabila hal ini dibiarkan,
pengembangan wisata alam cenderung
kurang memperhatikan aspek ekologi bah
-kan dapat mengakibat-kan eksploitatif terh
-adap sumberdaya alam (Purnamasari, dkk. 2005).
Tujuan dilakukannya penelitian
ten-tang Pengelolaan Wisata Alam Air Panas Cangar di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Provinsi Jawa Timur
adalah:
Mengidentiikasi potensi ekowisata Obyek Wisata Alam Air Panas Cangar di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Merumuskan strategi keberkelanju
-tan Wisata Alam Air Panas Cangar di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Provinsi Jawa Timur.
Metode Penelitian
Data primer diperoleh melalui keg
-iatan sebagai berikut: Pengamatan lapangan
Wawancara dengan masyarakat Desa Sumberbrantas (10 orang)
Wawancara dan pengisian kuesioner oleh pengunjung (100 orang)
Wawancara mendalam dengan staf Pengelola, aparat Pemda, akademisi, pelaku
usaha, LSM, dan pengunjung untuk mengi
-dentiikasi faktor-faktor yang mempunyai nilai pengaruh penting (strategis) terhadap pengembangan pengelolaan Wisata Alam Air Panas Cangar berbasis ekowisata.
Pengisian kuesioner oleh Pakar
Ter-pilih (8 orang) dengan tujuan mendapatkan
pertimbangan secara profesional dari kepa
-karan para responden dalam menentukan tingkat kepentingan dari beberapa variabel
dalam merumuskan prioritas pengemban
-gan pengelolaan Wisata Alam Air Panas Cangar berbasis ekowisata.
Sedangkan data sekunder diperoleh
Wisata Alam Air Panas Cangar.
Hasil dan Pembahasan
Obyek Wisata Alam Air Panas Can
-gar secara administrasi pemerintahan ter
-letak di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Propinsi Jawa Timur (Monograi Desa, 2010). OWA Air Panas Cangar merupakan bagian dari Tahura R. Soerjo yang secara geograis terletak pada
7° 40’ 10” - 7° 49’ 31” LS dan 112° 22’
13” - 112° 46’ 30” BT. Tahura R. Soerjo
secara keseluruhan memiliki konigurasi
bervariasi antara datar, berbukit dan gu
-nung-gunung dengan ketinggian antara
1.000-3.000 m dpl. Menurut klasiikasi
iklim Schmid dan Ferguson Tahura R. So
-erjo termasuk tipe iklim C dan D dengan curah hujan rata-rata 2.500-4.500 mm per tahun. Suhu udara pada malam hari berkisar
antara 50°C–100°C dan pada musim ke
-marau mencapai 40°C. Kelembaban udara cukup tinggi yaitu berkisar antara 42–45 % terendah dan tertinggi dapat mencapai 90– 97%, sedangkan tekanan udara berkisar antara 1.007–1017,5 mm Hg. Jenis tanah yang ada termasuk regosol yang berasal dari abu vulkanis intermedia dengan warna coklat kekuningan dan bersifat sangat peka terhadap erosi (Proil Tahura R. Soerjo, 2010).
Gambar 1. Graik Jumlah Pengunjung Wisata Alam Air Panas Cangar Tahun 2008-2011
Selama ini telah dilakukan kegia
-tan pengembangan wisata alam di Obyek Wisata Alam Air Panas Cangar, mulai dari
perencanaan seperti penyusunan siteplan
Pemandian Air Panas Cangar, penataan
camping ground, kegiatan promosi dan
publikasi melalui pencetakan bahan-bah
-an promosi berupa lealet d-an buklet, pe
-masangan peta penunjuk Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW), pembangunan pondok wisata, aula, pendopo, kolam renang dan
kolam berendam air panas, jogging track,
serta penyelenggaraan lomba birdwatching
pada tanggal 20-21 Oktober 2012.
Beberapa fasilitas pendukung kegia
-tan wisata alam di Wisata Alam Air Panas Cangar meliputi: jalan masuk, pos jaga, kolam berendam, kolam renang, pondok
wisata, jogging track, pendopo, pusat
in-formasi, kantor pengelola, pondok kerja, MCK, lahan parkir dan jalan setapak.
Kelestarian Taman Hutan Raya salah satunya ditentukan oleh keberadaan masyarakat yang berada di sekitar kawasan. Oleh karena itu, keberadaan masyarakat
tersebut harus diperhatikan. Salah satu keg
-iatan yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat meru
sekelompok masyarakat, dengan atau tan
-pa dukungan pihak luar, agar mampu terus mengembangkan daya atau potensi yang dimiliki, demi perbaikan mutu hidupnya
secara berkelanjutan. Sedangkan penger
-tian pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi adalah segala upaya yang bertujuan meningkatkan keberdayaan
masyarakat untuk memperbaiki kesejahter
-aannya dan meningkatkan partisipasinya dalam segala kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan. Tujuannya antara lain: 1)
menjamin keseimbangan ekologis, ekono
-mi, maupun sosial budaya dan kelestarian
kawasan konservasi, 2) meningkatkan ke
-mandirian masyarakat sebagai pendukung utama dalam pembangunan kehutanan melalui peningkatan ekonomi kerakyatan
di sekitar kawasan konservasi, dan 3) men
-gaktualisasikan akses timbal balik peran masyarakat dan fungsi konservasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan pengertian dan tujuan
pemberdayaan masyarakat, dalam hal
ini UPT Tahura R. Soerjo telah melaku
-kan upaya dalam rangka memberdaya
-kan masyarakat yang berdiam di sekitar kawasan, diantaranya dengan melibatkan
masyarakat dalam upaya pengamanan hu
-tan dari kebakaran dan penjarahan, keg
-iatan reboisasi yang rutin dilaksanakan
setiap tahunnya, peningkatan pengetahuan
dan kapasitas masyarakat melalui pendidi
-kan dan pelatihan mengenai kehutanan, dan melibatkan masyarakat untuk ikut aktif menyediakan kebutuhan pengunjung dengan berjualan makanan dan suvenir di
sekitar kawasan.
Sejak tahun 2011 mulai dirintis pem
-bentukan kelompok sadar wisata (Pokdar
-wis) Desa Sumberbrantas oleh Dinas Pari
-wisata dan Kebudayaan Kota Batu yang
beranggotakan masyarakat setempat. Keg
-iatan yang telah dilakukan oleh kelompok
mandu bagi pengunjung yang akan melaku
-kan terapi kesehatan mandi berendam air panas ataupun yang melakukan kegiatan
pendakian gunung Welirang-Arjuna. Se
-lain itu, kelompok juga mengembangkan
wisata petik sayuran sehingga pengunjung
dapat merasakan sendiri bagaimana me
-manen sayuran dari lahannya.
Pengembangan pariwisata alam
berbasis masyarakat berdampak positif da
-lam hal meredam konlik yang bisa mun
-cul mengenai pengelolaan sumberdaya
alam. Masyarakat lebih menerima, kar
-ena menjadi pelaku pariwisata, dalam hal jasa transportasi (ojek), pemandu wisata, penginapan, dan jasa kuliner. Di dalam
suatu masyarakat biasanya terbentuk kel
-ompok ekowisata yang akan mengatur mengenai peran dan tugas anggota dalam melakukan pelayanan terhadap wisatawan. Diharapkan dengan adanya kelompok ini, semua anggota masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam hal melayani pengunjung, sehingga terjadi pemerataan pendapatan di antara anggota masyarakat tersebut.
Dalam rangka mengembangkan pariwisata alam di Obyek Wisata Alam Air
Panas Cangar dilakukan beberapa pendeka
-tan, yaitu: 1) pendekatan konservasi, dima
-na dalam pengelolaan dan pengembangan
ekowisata dengan memegang prinsip-prin
-sip konservasi, di antaranya dengan tidak melakukan perubahan terhadap bentang alam ataupun dengan menjaga kealamian
obyek wisatanya, dan 2) pendekatan pem
-berdayaan masyarakat setempat melalui Kelompok Tani Tahura dan Pokdarwis Desa Sumberbrantas.
Pada tahap awal pengembangan wisata alam berbasis masyarakat, perlu
dilakukan upaya pendampingan yang cu
-kup intensif, yakni melalui pembentukan kelompok yang beranggotakan masyarakat
-Selanjutnya untuk menggali potensi wisata yang ada, dilakukan survey potensi wisata, meliputi sejarah dusun dan potensi alami
yang ada.
Beberapa kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan diantaranya: berjalan kaki lintas alam, menikmati pemandangan alam pegunungan, berkemah, mandi air panas, berkemah, fotograi, piknik, bersantai,
mengamati satwa, outbond, bird watching
dan lying fox.
Strategi pengelolaan wisata alam air panas Cangar dirumuskan berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan tokoh
kunci dan hasil analisis AHP (Analytic Hi
-erarchy Process). Tujuan, kriteria dan al
-ternatif pengelolaan yang digunakan dalam AHP dirumuskan dari hasil diskusi dengan tokoh kunci yang berkompeten terhadap
pengelolaan wisata alam di Kota Batu. To
-koh kunci yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang, terdiri atas:
a. UPT Tahura R. Soerjo Dinas Kehutanan b. Provinsi Jawa Timur selaku pengelola c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batu
d. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Batu
e. Yayasan Pusaka
f. Akademisi (Dosen)
g. Pelaku usaha h. Pengunjung
i. Tokoh Masyarakat (Pak Kamituwo Dusun JurangKwali Desa Sumberbrantas)
Berdasarkan hasil wawancara men
-dalam dengan beberapa tokoh kunci yang memiliki kompetensi di bidangnya, strategi pengelolaan wisata alam air panas Cangar
berkaitan dengan tiga aspek, yaitu: ekono
-mi, sosial budaya dan ekologi. Keterangan:
A1 = Peningkatan kepuasan pengunjung
obyek wisata alam air panas Cangar
A2 = Peningkatan belanja wisata di Kota
Batu
A3 = Penciptaan kesempatan kerja bagi
masyarakat Desa Sumberbrantas
A4 = Menghargai kearifan/kebudayaan
lokal
A5 = Pelibatan stakeholder dalam perenca
-naan, implementasi dan monitoring
A6 = Peningkatan kemampuan masyarakat
Desa Sumberbrantas dalam pengelolaan
jasa-jasa wisata
A 7= Konservasi sumberdaya alam
A8 = Penentuan dan konsistensi pada daya
dukung lingkungan
A9 = Pengelolaan limbah
*ditentukan melalui wawancara
mendalam dengan tokoh kunci yang kom
-peten, 2012
Sumber: Saaty (1993); Sudantoko (2010) dengan modiikasi
Hasil analisis keseluruhan skala pri -oritas kriteria dan alternatif pengelolaan
wisata alam dengan AHP tersaji dalam Gambar 3. memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Peningkatan Kepuasan Pengunjung (bobot 0,219)
Peningkatan Belanja Wisata di Desa Sumberbrantas (bobot 0,118)
Penciptaan Kesempatan Kerja Bagi Masyarakat Desa Sumberbrantas (bobot 0,077)
Menghargai kearifan/kebudayaan lokal (bobot 0,138)
Pelibatan stakeholder dalam peren
-canaan, implementasi dan monitoring (bo
-bot 0,074)
Peningkatan kemampuan masyarakat lokal dalam pengelolaan jasa-jasa wisata (bobot 0,038)
Konservasi sumberdaya alam (bo
-bot 0,174)
Penentuan dan konsistensi pada
daya dukung lingkungan (bobot 0,083) Pengelolaan limbah (bobot 0,079)
Rasio inkonsistensi (0,05 < 0,1) arti
-nya responden memberikan jawaban yang
cukup konsisten dan kriteria serta alternatif
strategi pengelolaan wisata alam air panas Cangar dapat diterima.
Peningkatan kepuasan pengunjung
merupakan strategi utama, karena untuk
bagi pengunjung di samping memberikan perasaan nyaman dan relaks. Hal ini dapat
ditempuh melalui upaya menjaga keala
-mian dan kualitas lingkungan. Konservasi
lingkungan merupakan salah satu cara un
-tuk menjaga kualitas lingkungan, sesuai dengan fungsi dari kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo dimana pemanfaatan jasa
lingkungan sebagai obyek wisata merupa
-kan salah satu fungsi pemanfaatan yang
optimal. Dengan pengembangan blok pe
-manfaatan intensif sebagai daerah wisata
alam yang keberlanjutannya sangat tergan
-tung akan keindahan alam dan terjaganya kondisi ekosistem yang ada, diharapkan
strategi ekologi dapat diterapkan.
Pemerintah dan stakeholder sebai
-knya memilih beberapa indikator dan bu
-kan sebanyak mungkin indikator, yang bisa menjadi kriteria kunci dalam penetapan
target dari implementasi Pemasaran Pari
-wisata yang bertanggung jawab. Beberapa
indikator yang bisa dipilih adalah pening
-katan citra destinasi (yaitu sesuai dengan prinsip keberlanjutan), tingkat kepuasan
wisatawan, tingkat kunjungan ulang, dan
tercapainya proil wisatawan sesuai den
-gan yang diinginkan (yaitu wisatawan yang mempunyai upaya untuk mendukung perlindungan lingkungan dan budaya).
Kesimpulan
Obyek Wisata Alam Air Panas Can Model Name: 19okt12
Synthesis: Summary S y n t h e s is w i t h r e s p e c t t o : G o a l : P e n g e l o la a n W i s a t a A la m A ir P a n a s C a n g a r B e r k e l O v e ra l l I n c o n s is t e n c y = , 0 5 K P , 2 1 9 K S D A, 1 7 4 K L , 1 3 8 B W , 1 1 8 D D L , 0 8 3 P L , 0 7 9 K K M , 0 7 7 P S , 0 7 4 K M L , 0 3 8 Page 1 of 1 19/10/2012 9:50:02
Gambar 3. Prioritas Kriteria dan Alternatif Pengelolaan Wisata Alam Air Panas Cangar
berupa air panas, areal berkemah, jalur lin
-tas alam, pondok wisata, gua Jepang, satwa
endemik, aula serta pendopo untuk kegia
-tan pendidikan dan pelatihan.
Strategi pengelolaan Obyek Wisata Alam Air Panas Cangar adalah dengan
meningkatkan kepuasan pengunjung mela
-lui peningkatan pelayanan jasa, penambah
-an sar-ana d-an prasar-ana penunj-ang, kemu
-dahan aksesibilitas, dan menjaga kualitas lingkungan alami.
Kota Batu memiliki potensi alami berupa gunung, hutan, dan air dengan iklim sejuk yang telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda sebagai daerah tetirah. Untuk menjamin keberlangsungannya, di-harapkan pembangunan berbagai sektor di Kota Batu tetap memperhatikan kualitas lingkungan alaminya.
Diharapkan, adanya peningkatan kapasitas SDM pengelola obyek wisata dan masyarakat di bidang pariwisata, baik melalui pelatihan, studi banding, atau magang pada destinasi ekowisata yang lebih berkembang. Selain itu perencanaan
pariwisata perlu lebih dikuatkan lagi
mas-terplan, detailplan, maupun perencanaan
pendukung lainnya.
Ucapan Terimakasih
Penulis menyampaikan terima kasih
kepada Kepala Pusat Pembinaan Pendidi
-kan dan Pelatihan Perencana-Badan
Per-encanaan Pembangunan Nasional (Pus
-bindiklatren-Bappenas) dan Pemerintah Kota Batu, atas beasiswa dan kesempatan belajar yang diberikan.
Daftar Pustaka
Alaeddinoglu, Faruk and Can, Ali Selcuk.
2010. ‘Identiication and Classi
-ication of Nature-Based Tourism
Resources: Western Lake Van Ba
-sin, Turkey’. Procesia Social and Behavioral Science. 19: 198-207.
Buckley, Ralf. 2010. Conservation Tour
-ism. CABI. Oxfordshire. United
Kindom.
Lindsay, Karen, Craig, John and Low, Mat
-thew. 2008. ‘Tourism and Con
-servation: The Effects of Track Proximity on Avian Reproductive
Success and Nest Selection in An
Open Sanctuary’. Tourism Man
-agement. 29: 730-739.
Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pem -bangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Parianom, Bambang. 2012. Jejak-jejak Ad
-vokasi Ekologi Revitalisasi Hulu Brantas. Yayasan Pusaka. Batu. Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G. 2005.
Sosiologi Pariwisata. Andi. Yog-yakarta.
Premono, B. Tejo dan Kunarso, Adi. 2008.
‘Pengaruh Perilaku Pengunjung
Terhadap Jumlah Kunjungan di Taman Wisata Alam Punti Kayu
Palembang’. Jurnal Penelitian
Hutan dan Konservasi Alam V (5): 423-433.
Purnamasari, Qurie, Indrawan, Andry dan
Muntasib, EKS Harini. 2005. ‘Ka
-jian Pengembangan Produk Wisata Alam Berbasis Ekologi di Wilayah Wana Wisata Curug Cilember
(WWCC), Kabupaten Bogor’.
Jur-nal Manajemen Hutan Tropika XI
(1): 14-30.
Purnomo, Henry. 2011. ‘Pengaruh Faktor Individual Wisatawan dan Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Nilai
Jasa Pariwisata Alam’. JMHT
XVII (1): 10-16.
Saaty, Thomas L. 2008. ‘Decision Mak
-ing With The Analytic Hierarchy
Process’. Int. J. Services Sciences
1(1): 83-98.
Saaty, Thomas L. 1993. Pengambilan
Keputusan Bagi Para Pemimpin.
PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Jakarta.
Sukmana, Oman. 2008. ‘Model Pengem
-bangan Lingkungan Kota Ekow
Lembaga Penelitian UMM. Ma-lang.
UPT Tahura R. Soerjo. 2010. Proil Ta
-man Hutan Raya R. Soerjo. UPT
Tahura R. Soerjo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Malang.
UPT Tahura R. Soerjo. 2012. Data Pen
-gunjung Obyek Wisata Alam Air Panas Cangar Tahura R. Soerjo Tahun 2007-2011. Laporan Tidak Dipublikasikan. Malang.
Undang-undang Republik Indonesia No
-mor 10 Tahun 2009 tentang Kepari