• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Kambing Menggunakan Metode Naive Bayes dan Certainty Factor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Kambing Menggunakan Metode Naive Bayes dan Certainty Factor"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

451

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Kambing Menggunakan Metode

Naive Bayes dan Certainty Factor

Wahyu Rizki Ferdiansyah1, Lailil Muflikhah2, Sigit Adinugroho3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1rizkiiwf@gmail.com, 2lailil@ub.ac.id, 3sigit.adinu@ub.ac.id

Abstrak

Pemeriksaan penyakit pada ternak kambing secara berkala saat ini kurang diperhatikan sehingga membuat kambing mudah terserang penyakit. Hal ini membuat para peternak kesulitan dalam penanganan awal dan tidak tahu apa yang harus dilakukan tanpa adanya seorang pakar. Proses diagnosis penyakit pada kambing pun tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang karena antara jenis penyakit dengan gejalanya memiliki ketidakpastian. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis membuat sebuah sistem pakar yang mampu mendiagnosis penyakit pada kambing sebagaimana yang biasa

dilakukan oleh seorang pakar. Sistem pakar ini menggunakan metode Naive Bayes dan Certainty Factor,

bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Hasil pengujian fungsional sistem pakar menunjukkan

kebutuhan fungsional berjalan dengan baik. Selain itu, hasil pengujian akurasi sistem menggunakan

metode f-measure didapatkan akurasi sebesar 86,80%. Dengan hasil akurasi tersebut, sistem pakar

diagnosis penyakit pada kambing menggunakan metode Naive Bayes dan Certainty Factor ini memiliki

performa yang baik.

Kata kunci: penyakit kambing, sistem pakar, naive bayes, certainty factor. Abstract

Examination on goats disease periodically is getting less now, so it makes the goats get diseases easily. This makes breeders have difficulty in the first treatment and the don’t know what they should do without an expert. The process of diagnosis of diseases on goats can’t be done by just anyone because of the type of disease with symptoms have uncertainty. Based on these problems, the author makes an expert system that is able to diagnosis diseases on goats as usually do an expert. This expert system uses Naive Bayes and Certainty Factor method, PHP programming language and MySQL database. Experimental functional test results show all functional requirements can run well. In addition, the results of system accuracy testing using f-measure method is 86,80%. With the amount of accuracy, expert system diagnosis of goats diseases uses Naive Bayes and Certainty Factor method has a good performance. Keywords: goat disease, expert system, naive bayes, certainty factor.

1. PENDAHULUAN

Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang akrab dengan sistem usaha tani di

pedesaan, hampir setiap rumah tangga

memelihara kambing (Mulyono & Sarwono, 2014). Masyarakat Indonesia secara umum

sangat familiar dengan ternak kambing

mengingat modal usahanya relatif kecil dibandingkan dengan ternak sapi. Proses pemeliharaannya cukup mudah, bisa dilakukan oleh anggota keluarga, termasuk anak-anak. Selain itu, kambing mampu berkembang biak lebih cepat, karena dalam melahirkan bisa

menghasilkan 1-3 ekor anak (Susanto & Sitanggang, 2015). Sebagian dari mereka menjadikan usaha ini sebagai salah satu sumber penghasilan keluarga. Saat ini pemeliharaan kambing bukan hanya di pedesaan, tetapi sudah menyebar ke berbagai tempat. Semakin banyak peternak kambing yang muncul disebabkan oleh permintaan daging dan susu kambing yang terus mengalami peningkatan.

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi produksi

ternak kambing cukup besar. Berdasar

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2016, menyebutkan bahwa

(2)

jumlah populasi kambing di Jawa Timur sekitar 3.267.954 ekor. Pemeliharaan kambing ditingkat petani masih dilakukan secara tradisional, pengobatan hanya menggunakan obat-obat tradisional. Jika penyakit pada ternak tidak ditangani dan diperhatikan secara cepat dan tepat maka akan menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Penyakit pada ternak dapat dideteksi secara dini dengan mengetahui gejala-gejala yang ada pada ternak itu sendiri. Seorang pakar atau dokter hewan akan mendaftar gejala-gejala yang dialami oleh ternak, dan dari daftar gejala tersebut dapat dilakukan proses diagnosis. Penyakit pada kambing pada umumnya memiliki gejala yang hampir sama antar satu jenis dengan jenis yang lainnya sehingga gejala X belum tentu hanya gejala yang menyebabkan penyakit jenis A, bisa saja gejala X juga menyebabkan penyakit jenis B dan lainnya.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka penulis membangun sebuah aplikasi “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Kambing

Menggunakan Metode Naive Bayes - Certainty

Factor”. Sistem pakar merupakan sistem yang

penuh dengan unsur ketidakpastian dan

kesamaran. Naive Bayes merupakan teknik yang

digunakan dalam statistika untuk menghitung peluang suatu hipotesis (Shadiq, 2009). Metode

Naive Bayes dipilih karena merupakan metode yang baik di dalam mesin pembelajaran berdasarkan data latih, dengan menggunakan probabilitas bersyarat sebagai dasarnya (Basuki,

2006). Certainty Factor menyatakan

kepercayaan dalam sebuah kejadian sesuai dengan bukti dan penilaian seorang pakar. Metode ini menggunakan suatu nilai dalam mengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data (Ardhitama, 2014).

2. DASAR TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dan berfungsi sebagai acuan agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan awal yang telah ditetapkan.

2.1 SISTEM PAKAR

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Kusrini, 2006). Dengan sistem pakar, orang

awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Seseorang pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yaitu

pakar yang mempunyai knowledge atau

kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain. Struktur sistem pakar dibagi oleh 2 bagian yaitu, lingkungan konsultasi dan lingkungan pengembangan. Struktuk sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Sistem Pakar

2.2 NAIVE BAYES CLASSIFIER

Naive Bayes Classifier merupakan suatu

classifier probabilistic simple yang berdasarkan

pada teorema Bayes pada umumnya, inferensi

Bayes khususnya dengan asumsi independensi yang kuat (Han & Kamber, 2006). Pada

prosesnya, Naive Bayes Classifier

mengasumsikan bahwa ada atau tidak adanya suatu fitur pada suatu kelas tidak berhubungan dengan ada atau tidak adanya fitur lain di kelas

yang sama. Teorema Bayes yaitu sebuah

pendekatan untuk sebuah ketidakpastian yang

diukur dengan probabilitas. Teorema Bayes

dikemukakan oleh Thomas Bayes, seorang ilmuwan yang hidup pada abad 18. Pada saat

klasifikasi, pendekatan Bayes akan

menghasilkan label kategori yang paling tinggi probabilitasnya. Perhitungan metode Naive Bayes dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut ini:

1. Mencari nilai prior probability untuk setiap

kelas dengan menghitung rata-rata setiap kelas dengan menggunakan persamaan (1).

(3)

Kasus n Keseluruha Total A Kejadian Kemunculan Jumlah A P _ _ _ _ _ ) (  (1) Keterangan:

P(A) adalah peluang kejadian A.

2. Mencari nilai likelihood untuk setiap kelas

dengan menggunakan persamaan (2).

) ( ) ( ) | ( A P A B P A B P  

(2)

Keterangan:

P(B|A) adalah Peluang kejadian B bilai A terjadi. P(B∩A) adalah Peluang kejadian B dan A terjadi bersama.

P(A) adalah Peluang kejadian A (prior

probability).

3. Mencari nilai posterior dari setiap kelas

yang ada dengan menggunakan persamaan (3). ) ( ) | ( ) ( ) ( ) | ( ) | ( P B A P A B P A P A B P B A P  

(3)

Keterangan:

P(A|B) adalah Peluang kejadian A bila B terjadi. P(B|A) adalah Peluang B bila A terjadi (likelihood).

P(A) adalah Peluang kejadian A (prior

probability).

P(B) adalah Peluang kejadian B atau marginal

probability.

Berdasarkan pada persamaan 3, nilai dari peluang kejadian B atau P(B) tidak lagi digunakan dalam perhitungan, sehingga untuk proses perhitungan marginal probability tidak perlu dilakukan.

2.2.1 Laplacian Smoothing

Laplacian Smoothing merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi nilai

probabilitas kondisional pada metode Naive

Bayes Classifier yang dapat bernilai 0. Cara

yang digunakan pada teknik Laplacian

Smoothing adalah dengan menambahkan angka

1 pada proses perhitungan Likelihood (Dai et al.,

2007).

Persamaan dibawah ini menunjukkan

perhitungan nilai likelihood untuk algoritma

Naive Bayes Classifier.

) ( | | ) , ( 1 ) | ( C n W C F n C F P i i   (4) dimana,

)

,

(

F

C

n

i = jumlah term Fi yang ditemukan di

seluruh data pelatihan dengan kategori C.

) (C

n = jumlah term di seluruh data pelatihan

dengan kategori C.

|

|W = jumlah seluruh term dari seluruh data

pelatihan.

2.3 CERTAINTY FACTOR

Dalam aplikasi sistem pakar terdapat suatu

metode untuk menyelesaikan masalah

ketidakpastian data. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah faktor kepastian (Certainty factor). Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan

dalam pembuatan MYCIN. Certainty Factor

(CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya nilai kepercayaan (Kusrini, 2008).

Ada 2 macam faktor kepastian yang digunakan, yaitu (Kusrini, 2008):

1. Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar

bersama dengan aturan

2. Faktor kepastian yang diberkan oleh

pengguna.

Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar menggambarkan kepercayaan pakar terhadap hubungan antecedent dan konsekuen pada aturan kaidah produksi. Mengetahui faktor kepastian oleh pengguna tidaklah mudah karena pengguna sulit memperkirakan besarnya nilai kepastian

terhadap elemen antecedent sesuai dengan

standar yang diberikan oleh pakar.

Certainty Factor didefinisikan sebagai berikut (Kusrini, 2008): ) , ( ) , ( ) , (H E MB H E MD H E CF   (5) Dimana,

CF[H,E] = Faktor kepastian dari hipotesis H

yang dipengaruhi oleh gejala

(evidence) E. Bersama CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1 menunjukkan ketidakpastian mutlak, sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan mutlak.

MB[H,E] = Ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

MD[H,E] = Ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

(4)

Bentuk dasar rumus certainty factor sebuah aturan JIKA E MAKA H ditunjukkan oleh persamaan (6). ) , ( * ) , ( ) , (H e CF E e CF H E CF (6) Dimana,

CF(E,e) : certainty factor evidence E yang

dipengaruhi oleh evidence e.

CF(H,E) : certainty factor hipotesis dengan

asumsi evidence diketahui dengan

pasti, yaitu ketika CF(E,e) = 1.

CF(H,e) : certainty factor hipotesis yang

dipengaruhi oleh evidence e.

Jika semua evidence pada saat antecedent diketahui dengan pasti, maka rumus certainty factor yang digunakan ditunjukkan pada persamaan (7). ) , ( ) , (H e CF H E CF (7)

Dalam aplikasinya, CF(H,E) merupakan nilai kepastian yang diberikan oleh pakar terhadap suatu aturan, sedangkan CF(E,e) merupakan nilai kepercayaan yang diberikan oleh pengguna terhadap gejala yang dialaminya. CF Gabungan merupakan nilai CF Akhir dari sebuah calon konklusi. CF Gabungan dibutuhkan jika suatu konklusi diperoleh dari beberapa aturan sekaligus (Kusrini, 2008). CF Akhir dari satu aturan dengan aturan yang lain digabungkan untuk mendapatkan nilai CF Akhir bagi calon konklusi tersebut. Adapun rumus untuk melakukan CF Gabungan ditunjukkan pada persamaan (8).                  0 ) ( _ _ 0 ) ( ))), ( 1 ( * ) ( ( ) ( 0 )) ( ), ( ( _ , |))) ) ( | |, ) ( (| ( 1 ( ) ( ) ( 0 ) ( _ _ 0 ) ( )), ( * ) ( ( ) ( ) ( ) , ( y CF dan x CF x CF y CF x CF y CF x CF satu Salah y CF x CF Min y CF x CF y CF dan x CF y CF x CF y CF x CF y x CF (8)

2.4 JENIS-JENIS PENYAKIT KAMBING

Beberapa jenis penyakit pada kambing yang akan diidentifikasi oleh sistem adalah sebagai berikut: 1. Cacingan 2. Endometritis 3. Kelumpuhan 4. Kembung 5. Keracunan 6. Mastitis 7. Myasis 8. Orf 9. Pink Eye 10. Pneumonia 11. Scabies 3. PERANCANGAN

Pada bab ini dijelaskan perancangan dari struktur sistem pakar yang meliputi perancangan

basis pengetahuan, mesin inferensi, blackboard,

fasilitas penjelas, perbaikan pengetahuan dan antarmuka.

3.1 Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan berisi pengetahuan tentang data aturan yang diperlukan sistem pakar

untuk memformulasikan, memahami dan

memecahkan masalah. Basis pengetahuan

digunakan untuk merepresentasikan

pengetahuan seorang pakar. Basis pengetahuan mencakup dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan khusus yang memberikan saran user untuk memecahkan masalah khusus dalam domain tertentu. Penalaran berdasarkan pada basis pengetahuan yang ada memanipulasi dan mengarahkan sesuai kaidah, model dan fakta

yang disimpan hingga mencapai suatu

kesimpulan. Data gejala klinis penyakit pada kambing dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Gejala Penyakit Kambing

No Kode Gejala

Nama Gejala

1 G1 Ambing bengkak berwarna

kemerahan

2 G2 Bengkak di sekitar luka

3 G3 Bulu kusam terasa kasar

4 G4 Bulu rontok

5 G5 Bulu rontok pada bagian

terinfeksi 6 G6 Demam 7 G7 Depresi 8 G8 Diare 9 G9 Diare berdarah 10 G10 Gatal-gatal 11 G11 Kaku saat berjalan

12 G12 Kejang-kejang

13 G13 Keluar belatung dari kulit luka

14 G14 Keluar ingus

15 G15 Keluar lendir pada vulva 16 G16 Keropeng di mulut

17 G17 Kornea keruh

18 G18 Kulit kasar dan bersisik

19 G19 Kurus

20 G20 Lemah lesu

21 G21 Mata merah

22 G22 Menggosokkan kulit ke dinding kandang

23 G23 Mulut berbusa

24 G24 Nafas berbau busuk 25 G25 Nafsu makan berkurang

(5)

26 G26 Perubahan warna susu dan terdapat gumpalan pada susu 27 G27 Perut sebelah kiri membesar dan

terasa sakit

28 G28 Produksi susu menurun

29 G29 Sesak nafas

30 G30 Tidak dapat berdiri

31 G31 Tumbuh bintil-bintil kecil pada telinga

32 G32 Vulva berbau busuk

Berikut adalah jenis penyakit pada kambing berdasarkan penelitian dan observasi di UPT PT dan HMT Kabupaten Jember dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Penyakit Kambing

No Kode Penyakit Nama Penyakit 1 P1 Cacingan 2 P2 Endometritis (Radang uterus) 3 P3 Kelumpuhan (Hypocalcemia) 4 P4 Kembung (Bloat) 5 P5 Keracunan

6 P6 Mastitis (Radang ambing)

7 P7 Myasis (Belatungan)

8 P8 Orf

9 P9 Pink Eye (Radang mata)

10 P10 Pneumonia

11 P11 Scabies (Kudis)

3.2 Mesin Inferensi

Pada sistem pakar ini, mesin inferensi yang digunakan adalah mesin inferensi dengan

penulusuran jawaban forward chaining. Proses

diagnosis penyakit kambing ini dengan

melakukan proses perhitungan probabilitas

menggunakan metode Naive Bayes untuk

mendiagnosis jenis penyakit yang diderita oleh ternak tersebut, kemudian dari hasil diagnosis

dilakukan perhitungan derajat keyakinan

menggunakan metode Certainty Factor.

Diagram blok alur metode inferensi forward

chaining dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Blok Inferensi Forward Chaning dengan metode Naive Bayes dan Certainty

Factor

Sedangkan alur algoritma dari metode Naive

Bayes dan Certainty Factor dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Flowchart Metode Naive Bayes dan

Certainty Factor

3.3 Blackboard

Blackboard adalah area memori yang berfungsi sebagai basis data untuk merekam hasil sementara suatu keputusan dengan menyetarakan hasil perhitungan akhir sebelum

(6)

sistem memutuskan kesimpulan. Pada sistem pakar diagnosis penyakit kambing ini data yang

disimpan dalam blackboard adalah hasil

perhitungan sementara dari metode Naive Bayes

dan Certainty Factor. Perhitungan sementara itu meliputi data gejala masukan dari pengguna,

probabilitas prior, likehood, posterior, nilai CF

setiap gejala, hasil perhitungan nilai CF combine

dan hasil akhirnya.

3.4 Fasilitas Penjelas

Fasilitas penjelas pada sistem ini akan dimasukkan ke dalam hasil diagnosis. Fasilitas penjelas ini berisi tabel-tabel hasil perhitungan

pada metode Naive Bayes dan Certainty Factor

sehingga dapat diketahui bagaimana kesimpulan dapat diambil. Tabel-tabel hasil perhitungan diperlukan untuk memberikan penjelasan yang kongkrit dari hasil keputusan sistem. Fasilitas

penjelas juga dapat digunakan untuk

meyakinkan pengguna atas diagnosis yang dihasilkan oleh sistem pakar.

3.5 Perbaikan Pengetahuan

Perbaikan pengetahuan pada sistem pakar ini akan melakukan pembaharuan jika terdapat

pengetahuan baru yang belum ada di database.

Pembaharuan pengetahuan dilakukan dengan memeriksa data latih, jika ada pengetahuan baru

di data training maka sistem akan menambahkan

pengetahuan di basis pengetahuan.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengujian yang dilakukan dalam sistem pakar diagnosis penyakit pada kambing

menggunakan metode Naive Bayes dan

Certainty Factor yaitu pengujian validasi dan pengujian akurasi.

4.1 Pengujian Validasi

Blackbox merupakan teknik pengujian validasi yang digunakan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah benar sesuai dengan yang dibutuhkan baik untuk kebutuhan fungsional. Hasil pengujian validasi dengan

menggunakan blackbox menunjukkan hasil

akurat dengan nilai 100% karena semua fungsi pada sistem telah berjalan sesuai dengan apa yang dirancang.

4.2 Pengujian Akurasi

Pengujian akurasi dilakukan guna

mengetahui performa dari sistem pakar dalam

memberikan hasil diagnosis penyakit pada kambing berdasarkan gejala yang dimasukkan oleh pengguna. Pengujian akurasi dilakukan

dengan metode pengujian f-measure. Pembagian

kondisi tiap kelas dan nilai f-measure dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengujian f-measure

Kod e T P F P F N T N Precisio n Recall f-measu re P00 1 4 0 0 28 1 1 1 P00 2 1 0 0 31 1 1 1 P00 3 2 0 0 30 1 1 1 P00 4 3 1 1 27 0.75 0.75 0.75 P00 5 2 0 0 30 1 1 1 P00 6 2 0 0 30 1 1 1 P00 7 3 0 0 29 1 1 1 P00 8 3 0 0 29 1 1 1 P00 9 4 1 0 27 0.8 1 0.8888 9 P01 0 0 0 2 30 0 0 0 P01 1 5 1 0 26 0.83333 1 0.9090 9 Rata-rata 0.85303 0 0.8863 6 0.8679 9

Berdasarkan hasil perhitungan f-measure

diatas didapatkan nilai akurasi sebesar

0,86799atau 86,80%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pakar ini memiliki tingkat akurasi yang cukup baik.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Proses diagnosis penyakit pada kambing

dilakukan dengan cara memasukkan gejala klinis yang muncul pada kambing. Melalui gejala klinis tersebut akan dilakukan perhitungan menggunakan metode Naive Bayes untuk mendiagnosis penyakit yang diderita oleh kambing tersebut dan metode Certainty Factor untuk menghitung derajat keyakinan penyakit hasil diagnosis.

2. Sistem pakar diagnosis penyakit pada

kambing ini memiliki kinerja yang mampu berjalan dengan baik sesuai kebutuhan fungsional. Hal ini berdasarkan pengujian

(7)

seluruh fungsi dapat bekerja sesuai dengan hasil yang diharapkan.

3. Hasil pengujian akurasi terhadap jumlah

data menghasilkan nilai akurasi sebesar 86,80%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pakar ini memiliki tingkat akurasi yang cukup baik.

Saran yang dapat diberikan untuk

pengembangan sistem agar menjadi lebih baik antara lain:

1. Data gejala, data penyakit, data latih, dan

data aturan sebaiknya ditambahkan lagi agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat serta perbaikan pengetahuan dilakukan secara berkala agar dapat terus mengikuti

perkembangan pengetahuan dan

mengevaluasi apakah

pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada masih cocok digunakan di masa yang akan datang.

2. Sistem dapat dikembangkan lebih lanjut

dengan menggunakan metode-metode yang berbeda agar sistem lebih akurat, efektif, dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhitama, I., 2014. Aplikasi Sistem Pakar

Untuk Mendiagnosis Dan Penanganan Dini Gangguan Autisme Pada Anak Dengan Metode Certainty Factor Berbasis Web. S1. Universitas Brawijaya. Bahri, S., Adjid, R., Beriajaya, & Wardhana, A.

H., 2014. Manajemen Kesehatan Dalam

Usaha Ternak Kambing. Lokakarya Nasional Kambing Potong, 79-95.

Basuki, S., 2006. Metode Penelitian. Jakarta:

Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Dai, W., Xue,G., Yang, Q., Yu, Y., 2007.

Transferring Naive Bayes Classifier for Text Classification. Shanghai: Shanghai Jiao Tong University.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Peternakan., 2013. Gangguan Reproduksi

Pada Ternak Ruminansia. Tersedia di: <http://dispertanak.batangkab.go.id/?p=2 92> [Diakses 1 Mei 2017]

Fadli, A., 2010. Sistem Pakar Dasar. Jakarta:

Komunitas eLearning

IlmuKomputer.Com.

Fauziyah., 2012. Sistem Pakar Untuk Diagnosis

Penyakit Paru Dengan Metode Naive

Bayes Classifier. Informatika, 39.

Ferdiansyah, W. R., 2017. Sistem Pakar

Diagnosis Penyakit Pada Kambing Menggunakan Metode Naive Bayes dan

Certainty Factor. S1. Universitas Brawijaya.

Han, J., & Kamber, M., 2006. Data Mining

Concepts and Techniques. San Francisco: Morgan Kaufmann Publisher.

Hardika, A., 2014. Aplikasi Sistem Pakar Untuk

Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Tebu Dengan Metode Naive Bayes Berbasis Web . S1. Universitas Brawijaya.

Hidayati, N., 2013. Sistem Pakar Berbasis Web

Untuk Identifikasi Hama Penyakit Pada Budidaya Tanaman Jamur Menggunakan Metode Certainty Factor. S1. Universitas Brawijaya.

Kementerian Pertanian RI, 2016. Sub Sektor

Peternakan. Tersedia di: <

http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mo d/datanak> [Diakses 1 Mei 2017]

Kusrini., 2006. Sistem Pakar, Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta: ANDI.

Kusrini., 2008. APLIKASI SISTEM PAKAR

Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan.

Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Lestari, P., 2016. Pemodelan Sistem Pakar

Diagnosis Penyakit Mata Menggunakan Metode Naive Bayes - Certainty Factor.

S1. Universitas Brawijaya.

Liu, Bing. 2007. Web data mining. University of

Illinois. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. ISBN-10 3-540-37881-2.

Mulyono, S., & Sarwono, B., 2014.

Penggemukan Kambing Potong. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Orisa, M., Santoso, P. B., & Setyawati, O., 2014.

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kambing Berbasis Web Menggunakan Metode Certainty Factor. EECCIS, 151-156.

Pudjiatmoko, Syibili, M., & Nurtanto, S., 2014.

Manual Penyakit Hewan Mamalia.

Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Setiawan, S. A., 2015. Sistem Pakar Diagnosis

(8)

Menggunakan Metode Certainty Factor. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

Shadiq, M. A., 2009. Keoptimalan Naive Bayes

dalam Klasifikasi. Bandung: Ilmu

Komputer Universitas Pendidikan

Indonesia.

Suparman., 2014. Beternak Kambing.

Semarang: Azka Press.

Susanto, A., & Sitanggang, M., 2015. Mengatasi

Permasalahan Praktis Beternak

Kambing. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.

Tjahyati, T., 2014. Analisis Perbandingan

Metode Certainty Factor dan Naive

Bayesian dalam Mendeteksi

Kemungkinan Anak Terkena Disleksia. S1. Universitas Brawijaya.

Gambar

Gambar 1. Struktur Sistem Pakar
Tabel 1. Gejala Penyakit Kambing  No  Kode
Gambar 3. Flowchart Metode Naive Bayes dan  Certainty Factor
Tabel 3. Pengujian f-measure

Referensi

Dokumen terkait

28 rasio pemanfaatan protein (PER) ikan gurami ( O. gouramy ) dengan peningkatan EPP dan PER pada penambahan enzim papain 0,25 g/kg pakan dan probiotik 15 ml/kg pakan;

Bagi golongan Eropa dan yang disamakan berlaku sistem hukum Eropa, yang karena waktu itu pemerntah hindia belanda menganut asa konkordansi terhada hukum Belanda, maka untuk koneks

Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria respon terhadap klaim. Alternatif Penilaian

Judul Tesis : DESAIN FILTER AKTIF DENGAN SKEMA FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA.. Nama Mahasiswa : Irfandi Nu’man Dani Nomor Induk :

Sales Order Entry Billing and Accounts Receivable Customer Sales General Ledger &amp; Rept.. Shipping Mailroom Sales

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.. Urin disaring di

“I think when you’re in love, it’s always going to be good.. Our bodies become a physical manifestation

Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajar kita kewajiban bersama, Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya, Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya, Suami bagaikan