• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. 1910, 2009 dan 2010 adalah antara koordinat LS dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. 1910, 2009 dan 2010 adalah antara koordinat LS dan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

21   

3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Akuisisi data lapangan dilaksanakan pada tanggal 23 Juli – 21 Agustus 2010 di daerah Paternoster, Doang, dan Spermonde yang terletak di antara Selat Makassar dan Laut Flores. Lokasi penelitian dan pemetaan Lembar Peta 1909, 1910, 2009 dan 2010 adalah antara koordinat05°00’00’ – 07°00’00” LS dan 117°00’00”–120°00’00” BT. Sebagian besar lokasi mempunyai kedalaman laut lebih dari 500 meter.

Akuisisi data seismik dilaksanakan sepanjang kurang lebih 2300

kilometer, serta contoh sedimen sebanyak 23 contoh. Survei dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu survei pertama tanggal 23 Juli - 5 Agustus 2010 dari Cirebon sampai Makassar dengan survei seismik dan geologi. Survei kedua tanggal 8 Agustus sampai 17 Agustus 2010 dari Makassar sampai Cirebon dengan survei geologi lebih dominan dan dilanjutkan dengan survei seismik.

Sedangkan untuk Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Akustik Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (P3GL) di Bandung.

(2)

Gambar 10. Peta Batimetri Lintasan Spermonde

(3)

  Gambar 11. Peta Lintasan Penelitian

(4)

   

3.2 Perangkat dan Peralatan Penelitian Lapangan

Peralatan yang digunakan dalam survei seismik ini terdiri atas sumber energi udara, pemancar, penerima dan perekam gelombang. Ada pun alat-alat yang digunakan dalam survei adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar alat yang digunakan dalam Survei Spermonde

No Nama Alat Merk/Type Jumlah

A 1 2 3 4 5 B C PERALATAN SEISMIK SUMBER ENERGI:

High Pres. Compressor, 190 SCFM

High Pres. Compressor, 90 SCFM

SUMBER SUARA: Air Gun

Gun Source Control PENERIMA:

Streamer Multy Channel (120 Channel):

a) RUM53 dan Lead-in Cable (75 m) b) HESE (50 m)

c) ALS (150 m, 12 ch, 12.5 m) d) TES (50 m)

DigiBird

DigiBird Positioning Control System PEREKAM: PRM HCI CMXL2000 DCXU AXCU PERIPHELAS: Plotter

NAS (Penyimpan data) QC, eSQC-Pro v2.2.10

Communication Seismic Gateway Streamer tester

PERALATAN SOUNDING: Sub Bottom Profilles

PERALATAN SAMPLING DAN WET LAB:

Grabe sampler, Box corer, Gravity corer Water sample,

Timbangan Analitik Mett Oven 1400 Watt LMF LMF Sercel-Sodera/ G-Gun TTS/SC-2008 Sercel/Baby seal Sercel Sercel Sercel Sercel Digicourse/5010 Digicourse Ultra 45/CPU-2x1600 MHz Ultra 25/CPU-650MHz Sercel/408XL Sercel Sercel Isys/V12 SNI IBM Z Pro Dell 755 CMB Syqwest inc./Bathy Saturnus 5000 Memmert 1 2 4 1 1 1 2 11 1 6 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1

(5)

3.3 Akuisisi Data Seismik

Pendugaan seismik pantul dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan geologi bawah dasar laut dalam bentuk penampang seismik yang bersifat menerus (kontinyu). Metode ini merupakan metode yang dinamis dengan memanfaatkan hasil pantulan gelombang akustik oleh bidang pantul pada bidang batas antara lapisan sedimen yang satu dengan yang lainnya akibat adanya perbedaan densitas dan cepat rambat gelumbang akustik.

Secara umum kegiatan akuisisi data seismik dimulai dengan membuat sumber getar buatan yang berupa ledakan oleh airgun, kemudian mendeteksi sinyal pantulan dengan hydrophone dan merekamnya pada suatu alat perekam. Penelitian ini meggunakan sumber energi suara airgun dengan 3 unit kompresor LMF yang masing-masing berkekuatan 2 x 90 SCFM dan 1 x 190 SCFM. Selanjutnya, hasil refleksi dari bidang-bidang pantul akan diterima oleh transducer penerima atau hydrophone. Kedua peralatan tersebut ditarik dibelakang kapal dengan jarak aman sehingga nantinya data yang dihasilkan merupakan refleksi murni dari bidang pantulnya. Selain itu untuk mendapatkan data seismik dengan resolusi tinggi dan mempunyai kualitas yang baik, maka diperlukan peralatan pemrosesan sinyal yang ditempatkan setelah hydrophone dan sebelum unit perekam.

Jarak antar airgun ke arah penarikan adalah 1 meter, dan jarak antar airgun yang berdampingan (parallel cluster) adalah 1 meter (Gambar 12).

(6)

Gambar 12. Konfigurasi dan Susunan Air gun pada Saat Survei

Dalam operasional kegiatan lapangan array airgun tersebut ditarik 50 meter dibelakang kapal, dan jarak airgun terhadap streamer dibelakangnya adalah 140 meter. Selama survei berlangsung, peledakan airgun menggunakan jarak per 25 meter dengan interval waktu yaitu 12.5s, karena kecepatan kapal yang sering berubah-ubah maka pada survei kali ini menggunakan interval jarak. Seharusnya airgun diledakan menggunakan interval waktu dengan asumsi kecepatan kapal konstan. Jarak dari pelampung terhadap Gun berkisar sekitar 3 meter. Untuk pengontrolan peledakan airgun dapat di lakasanakan di Laboratorium Geofisika dengan perangkat lunak TTs Sc 2000. Perangkat lunak ini dijalankan untuk meledakan gun setiap 10 s, 25 s, 50 s antar ledakan. Airgun meledak setiap 25 meter dan kedalaman airgun dari permukaan sebesar 4 meter, panjangnya gun ke kapal sejauh 50 meter.

(7)

Kontrol peledakan airgun dilakukan oleh sebuah Gun Controller yang mengontrol aktifitas kelep (valve) solenoid yang terpasang pada setiap airgun. Solenoid ini memerlukan arus listrik pada tegangan 60 volt yang dibangkitkan oleh Gun Controller (Gambar 14) di Laboratorium Geofisika Geomarin III. Peledakan dilakukan untuk setiap jarak tertentu yang dihitung oleh sistem navigasi kapal (Gambar 13 dan 15).

Gambar 13. Prinsip Kerja Survey Seismik Profil Kontinu Di dalam kapal

Sistem navigasi Clock

Perekam Seismik

Tanpa Perekam Pemrosesan

Sinyal Unit Trigger Power Supply Muka laut Pulsa Trigger  Pulsa Energi  Transducer Pengirim Transducer Penerima Keluaran  Bunyi Masukan  Bunyi

(8)

 

Gambar 14. Layar Gun Controller untuk memonitor terjadinya ledakan airgun (kanan) dan layar DigiCourse untuk mengatur naik-turunnya Digibird pada streamer (kiri).

Gambar 15. Hubungan Gun Controller, sistim navigasi dan perekam seismik. Shoot control unit mengirim data TTL (RS 232) ke CMXL (Control Module XL pada sistem perekam seismik) dan juga mengatur ledakan airgun. To dibangkitkan oleh shot control unit pada sistim navigasi dan berfungi memicu Gun Controller sedangkan TB adalah time break yang berfungsi memicu perekam seismik untuk memulai perekaman.

Getaran suara dari ledakan yang menembus ke dalam permukaan bumi sebagian akan diteruskan dan sebagian lagi akan dipantulkan kembali oleh reflektor dan diterima oleh hydrophone. Reflektor adalah bidang-bidang antarmuka antar batuan yang mempunyai masa jenis dan cepat rambat suara berbeda. Geonav PC  SHOOT Control  CMXL  TB  To TTL port di 2 dan 8  airgun

(9)

Sinyal yang diterima oleh hidrofon selanjutnya diteruskan ke Lab Geofisika di kapal dengan melewati beberapa tahapan (Gambar 16). RUM 53 LR bertugas memperkuat sinyal yang akan diteruskan ke bagian DXCU (Deck Cable Crossing Unit). DXCU berfungsi menghubungkan streamer (hydrophone) dengan perangkat perangkat elektronik lainnya,seperti CMXL,bird dan acoustic controler. Data dari DXCU dikirim ke CMXL (Control Module XL) .CMXL merupakan perangkat rekaman yang mengirim data ke PRM (Processor Remote Module). CMXL terdiri dari 2 bagian yaitu LCI dan LMP. PRM merupakan alat antar muka antara CMXL dengan alat penyimpan data. PRM menerima data yang berformat de multiplexed IEEE 32 bit dan mengkorvesikannya menjadi SEG-D Format.File SEG-D pertama tama disimpan di SEG-D repository setelah itu baru dikirimkan ke perangkat Quality Control atau Plotter. HCI (Human Computer Interface) merupakan perangkat komputer yang mengatur sistem interaksi operator dengan perangkat keras sistem perekaman. Alat perekam akan menghasilkan data berupa penampang seismik yang tersusun oleh trace-trace seismik.

Gambar 16. Proses Aliran Data dari Alat ke Streamer Data di streamer  Slip ring di bagian  sebelah kiri terdapat  RUM 53 LR untuk  memperkuat sinyal  HCI PRM  AXCU  CMXL  Deck Cable Crossing  Unit (DXCU) yang  membuat akses ke  konektor 

(10)

3.4 Metoda Pengolahan Data

Dalam pengolahan data seismik untuk penelitian ini perangkat lunak

Promax dan Matlab digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisis data serta

Seise digunakan untuk melihat tampilan digital data seismik dan mengekstraknya dalam Microsoft Exel. Analisis dilakukan terhadap spektrum frekuensi dari trace-trace seismik yang diolah. Adapun beberapa tahapan pengolahan data seismik sebagai berikut:

Pertama, data seismik dalam bentuk .segy dibuka dalam perangkat lunak Seisee. Seisee akan memunculkan data seismik dalam bentuk digital, kemudian pilihlah trace yang akan diteliti (Gambar 17.a) dan selanjutnya save as dalam bentuk . text file agar dapat dibuka dalam Ms. Exel. Setelah dalam bentuk . text file, kemudian buka Ms. Exel untuk membaca data seismik. Pilih trace pada bagian surface, bottom, dan sub-bottom lalu save as dalam .txt agar ke baca di Matlab (Gambar 17.b), kemudian FFT menggunakan Matlab.

Gambar 17. (a) Pengolahan Data Seismik Menggunakan Software Seise, dan (b) Pengolahan Data Menggunakan Ms. Exel.

Data  Seismik  Buka dalam   Seise  Save as  dalam .text  Pilih trace yang  akan diolah .text file  Buka dalam  Mc. Exel  Pilih trace yang  akan dianalisis

Surface Bottom  Sub

Bottom (a) 

(11)

Setelah surface, bottom, dan sub-bottom di save as dalam bentuk . txt maka data akan dianalisis terhadap spektrum frekuensinya dengan menggunakan FFT pada perangkat lunak Matlab (Gambar 18) untuk mendapatakan grafik hubungan spektrum frekuensi dengan amplitudo. Spektrum dari ketiga posisi tersebut dibandingkan untuk mendapatkan besaran perubahan intensitas/amplitudo gelombang seismik.

Gambar 18. Pengolahan Data Mengunakan Matlab Dengan Cara FFT

  Data  dalam .txt  Buka   Dalam Matlab  FFT Surface  Dalam .JPG  Bottom  Dalam .JPG  Sub‐Bottom  Dalam .JPG 

Gambar

Gambar 10. Peta Batimetri Lintasan Spermonde
Tabel 1. Daftar alat yang digunakan dalam Survei Spermonde
Gambar 12. Konfigurasi dan Susunan Air gun pada Saat Survei
Gambar 13. Prinsip Kerja Survey Seismik Profil Kontinu Di dalam kapal
+5

Referensi

Dokumen terkait

Keempat tentang alur proses pengiriman / rujukan pecandu narkoba dari Kabupaten Bulungan ke Balai Besar Rehabilitasi LIDO Badan Narkotika Nasional dan ke Kabupaten Bulungan

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK), PEJABAT PELAKSANA DAN PENGENDALI KEGIATAN (PPPK) DAN PEMEGANG UANG MUKA

Prototipe alat pengaduk dodol menghasilkan mutu dodol yang baik, dengan nilai 12.26 dari hasil uji organoleptik, pada putaran pengadukan 20 rpm dan kapasitas 4 kg, serta

Lokasi prioritas untuk konservasi banteng dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti keterwakilan subspecies, luas kawasan, keamanan serta telah ada atau tidaknya unit

Tujuan dari riset ini adalah terbangunnya sistem informasi untuk memudahkan proses pengajuan tender dalam mengalokasikan sumber daya yang sesuai dengan sertifikat keahlian

Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, Sri Edi Swasono [ed.], UI Press, Jakarta, hal.. struktural telah begitu lama dirasakan oleh rakyat banyak. Dengan kepemilikan diharapkan agar bangsa

Secara tersirat agar tercipta atmosfer akademik psikologis di lingkungan kampus maka diperlukan (1) sarana untuk kegiatan berorganisasi, kelengkapan perpustakaan sebagai sarana

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret