STUDI NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN GAS-SOLID
DAN PEMBAKARAN PADA
TANGENTIALLY FIRED
PULVERIZED-COAL BURNER
DENGAN VARIASI SUDUT
TILTING
Atok Setiyawan(1)*& Rakhmat Hidayat(2)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)1,2)(10 pt)1,2)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia Phone: 062-31-5992941, Fax: 062-31-5992941
E-mail: atok_s@me.its.ac.id;atok.setiyawan@gmail.com1)
Abstrak
Tangentially fired pulverized-coal boiler yang terpasang pada PLTU Pacitan Unit #1, dilengkapi
dengan dilengkapi fasilitas tilting burner yang berfungsi mengatur arah lidah api/fireball. Perubahan arah burner ini mengakibatkan fire-ball bergerak ke atas maupun ke bawah mengikuti pergerakan arah burner. Studi numerik ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengaturan sudut tilting dengan menggunakan batubara low rank coal (LRC) terhadap kecepatan aliran gas-solid, distribusi
temperatur, distribusi fraksi massa CO2dan distribusi fraksi massa NOx. Studi numerik tangentially
fired pulverized-coal boiler dengan variasi sudut tilting ini dilakukan untuk beban 100% MCR
dengan menggunakan batubara LRC.
Proses simulasi menggunakan software Gambit versi 2.4.6 untuk membangun geometri dan menentukan domain dari sistem pembakaran dan software Ansys Fluent 13.0. Model yang dipilih
untuk simulasi numerik ini adalah: turbulensi yang digunakan adalah k-ε standart. Variasi sudut
tilting yang disimulasikan adalah mulai dari - 30o, -15o, 0o, +15o sampai dan +30o terhadap garis horizontal.
Hasil studi simlasi numerik dari variasi tilting pada Tangentially fired pulverized-coal boiler adalah perubahan sudut tilting pada burner boiler berpengaruh secara signifikan terhadap distribusi temperatur gas buang yang melintasi komponen-komponen peralatan heat exchanger di dalam boiler dan besaran temperatur gas buang yang keluar dari cerobong. Menaikkan sudut tilting
cenderung akan menaikkan temperature gas buang, dimana dengan sudut tilting +30o, temperatur
outlet gas buang out let furnace dan inlet Re-Heater masing-masing sebesar 40oC dan 70oC bila
dibandingkan dengan sudut tilting 0o.
Pendahuluan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pacitan Unit #1 dan #2 berkapasitas masing-masing 315 MW, menggunakan Tangentially
fired pulverized-coal boiler yang dilengkapi
dengan fasilitas tilting burner yang berfungsi
mengatur arah dan ketinggian lidah
api/fireball. Boiler tersebut didesain
menggunakan batu bara low rank yang
mempunyai rentang nilai kalor antara 3900 –
4500 kCal/kg. Namun demikian dalam kenyataannya, pasokan batu bara dari PT
PLN mempunyai nilai kalor antar 4.200 –
5.200 kCal/kg, sehingga efektifitas dari titling
burner perlu dianalisa dan dievaluasi.
Beberapa peneliti telah melakukan
simulasi numerik terkait dengan proses
pembakaran batu bara pada boiler
tangentially fired. Ravinda, et.al[1]melakukan pada one-through boiler untuk mendapatkan signifikansi dan pengaruh dari parameter-parameter pengontrol pada re-heat steam, dimana slah satu parameter yang diuji adalah
burner angle (tilting). Astoni, et.al[2],
melakukan studi numerik dan simulasi pada
tangentially fired boiler berkapasitas 800
MW berbahan bakar batu bara untuk memprediksi karakterstik pembakaran. Choi et.al.[3], melakukan studi numerik pada
tangentially pulverized coal boiler untuk
mendapatkan pola-pola distribusi
temperature, spesies, emisi NOx dan besaran vector kecepatan dengan menggunakan
model turbulensi RNG k-ɛ. Fan et.al. [4]
mensimulasikan perbandingan standard k-ɛ
model dan RNG k-ɛ model pada proses
pembakaran batu bara pada tangiantially fired
furnace boiler.
Studi numerik dan simulasi fokus pada pengaruh sudut tilting burner untuk batu bara
low rank coal (LRC) terhadap karakteristik
aliran gas-solid, dan pembakaran serta distribusi temperatur pada tangentially fired
boiler.
Metode Dan Perangkat Simulasi
Data-data, kondisi dan asumsi yang digunakan dalam studi numerik adalah: (a)
batu bara dengan nilai kalor 4.700 kCal/kg (Low Rank Calorie-LRC), (b) validasi simulasi dengan data operasional pada beban
full load sebesar 315 MW, (c) Software yang
digunakan pada tahapan pembuatan
geometri adalah Gambit 2.4.6, sedangkan untuk tahapan simulasi menggunakan Ansys
Fluent 13.0, (d) kondisi steady time based, model turbulensi k-ε standard,
model pembakaran species transport, dan model radiasi di nonaktifkan (off), (e) variasi
sudut tilting burner mulai dari – 30o sampai
dengan 30odengan interval 15o.
Gambar 1, menunjukkan skema konstruksi dari tangentially fired pulverized-coal boiler buatan Dongfang. Konstruksi boiler tersebut dijadikan acuan untuk pembuatan model
geometri dan domain menggunakan
software GAMBIT 2.4.6 – proses
pre-processing.
Gambar 1. Skematik boiler PLTU Pacitan
(Dongfang Boiler Group Co, Ltd, 2007)
Gambar 2 memperlihatkan konstruksi dari empat burner yang terpasang pada
masing-masing sudut boiler. Pada Gambar tersebut ditunjukkan bahwa sudut tilting burner dapat dirubah dengan tujuan untuk merubah arah dari lidah api/fire ball, sehingga distribusi temperatur di dalam furnace, dan temperatur gas buang yang melewati perangkat penukar kalor, utamanya super heater, re-heater dapat diatur sehingga target temperatur uap lanjut yang akan masuk turbin dapat terpenuhi.
Gambar 2. Geometri sudut burner terhadap dinding boiler (Dongfang Boiler Group Co,
Ltd, 2007)
Skema surface yang akan diamati
pada simulasi ini ditampilkan pada
Gambar 3. Dari hasil simulasi diperoleh data
contour velocity, contour temperature, vector velocity, particle track dan fraksi
massa O2, NOx, dan CO2didalam boiler.
Gambar 3. Skema permukaan yang akan dianalisa.
Hasil Dan Analisa
Hasil validasi simulasi numerik terhadap data-data operasional dapat dilihat pada Gambar 4. Deviasi nilai hasil numerik dan
data operasional untuk setiap titik
pengukuran di boiler adalah rata-rata sebesar 4,54%.
Ganbar 4. Hasil validasi hasil simulasi numeric dengan data operasional.
Vektor kecepatan aliran fluida dalam
boiler diperlukan untuk menganalisa
pergerakan partikel batubara yang
terbawa udara pembakaran dan sekaligus
mengindikasikan terjadinya kesempurnaan proses pembakaran (Gambar 5). Pada sudut
tilting yang kebawah (-30o dan -15o), maka
pusaran api (fire ball)berada di bottom ash
hopper dan vektor kecepatan tertinggi ada di
sekitar bagian bawah sampai pertengahan dari furnace.
Gambar 5. Vector kecepatan pada Penampang Vertikal pada Boiler
Dengan menaikkan sudut tilting ke atas
(0o sampai + 30o), pusaran api bergerak
keatas sehingga vektor kcepatan tertinggi berada di pertengan sampai unjung out let sisi furnace. Pergerakan vektor kecepatan ke
atas tersebut mengikuti hukum momentum dimana pada saat tilting ke bawah maka akan ada tumbukan antara gas hasil pembakaran dengan aliran udara dan pulverized coal yang diinjeksikan oleh burner pada level yang diatas.
Gambar 6. Kontur Velocity pada Penampang Vertical pada Boiler
Kontur kecepatan seperti yang disajikan pada Gambar 6, memiliki kecenderungan yang sama dengan vektor kecepatan pada Gambar 5, dimana posisi kecepatan solid-gas yang tinggi ditentukan oleh sudut tilting. Semakin tinggi sudut tilting maka kecepatan solid-gas yang besar juga cenderung naik, sedangkan sudut tilting yang rendah terjadi tumbukan antara aliran solid-gas dengan udara-pulverized coal yang keluar dari burner sehingga akan menurunkan momentum.
Gambar 6.Lintasan Partikel Batubara pada
Boiler dengan Penampang Vertical
Analisa particle track digunakan
untuk menganalisa aliran partikel batu
bara didalam boiler. Aliran partikel batu
bara ini sangat menentukan distribusi
temperature karena adanya proses
pembakaran dari batu bara di dalam furnace. Hasil pengambilan particles track tersaji pada Gambar 6. Perubahan sudut
tilting burner akan mempengaruhi
karakteristik lintasan batu bara di dalam
furnace boiler yang pada akhirnya juga
mempengaruhi proses pembakarannya. Untuk tilting burner dengan sudut
negatif sampai dengan 0o (nozzle burner
mengarah ke bawah - horizontal), terlihat bawah aliran partikel ke arah bottom ash
hopper sehingga proses pembakaran sudah
terjadi didaerah ini. Hal ini juga
dikonfirmasi dengan Gambar 4 dan 7. Sedangkan pada sudut titling positif, aliran partikel tidak ada yang mengalir pada ash
bottom hopper, sehingga proses
pembakaran paling cepat terjadi di sekitar burner dan karena waktu tinggal partikel didalam furnace demikian pendek, maka pada saat meninggalkan out let furnace, masih ada partikel yang belum terbakar.
Gambar 7 menunjukkan kontur
temperatur dari penampang vertikal dari
boiler. Sudut tilting burner sangat
mempengaruhi distribusi temperatur di dalam furnace dan di dalam super heater,
maupun re-heater. Pada sudut tilting -30o,
temperatur tinggi terkonsentrasi pada as
bottom hopper dan disekitar burner sedangkan semakin dinaikkan sudut tilting
burner terjadi pergeseran distribusi
temperatur mengarah ke atas, bahkan pada
sudut tilting yang postif (+ 30o) temperatur
gas yang tinggi masih terjadi disisi out let pada furnace, hal ini menandakan bahwa masih teejadi proses pembakaran di luar dari furnace.
Gambar 7. Kontur temperaturPenampang
Vertical Pada Boiler Dengan Batubara
LRC 600 800 1000 1200 1400 -30 -15 0 15 30
Temp Outlet Furnace Temp Inlet Re-Heater
Te m pe ra tu r ( oC ) Sudut Tilting (o)
Gambar 8. Distribusi temperature pada sisi outlet furnace dan inlet Re-Heater.
Sudut tilting juga sangat berpengaruh terhadap perubahan temperatur sisi out let furnace dan sisi inlet Re-Heater. Pada
sudut titling, pada –30o, temperatur outlet
furnace dan inlet re-heater masing-masing
sebesar sekitar 1230odan 925o, sedangkan
pada sudut +30o, meningkat cukup tinggi
dengan masing-masing sebesar sekitar
1310odan 1230o- (Gambar 8). Temperatur
ini sangat mempengaruhi pembentukan
temperatur uap lanjut yang akan
dihasilkan oleh boiler.
Karakteristik pembakaran dari
pulverized coal dengan variasi sudut tilting dapat dilihat pada Gambar 8, 9 dan 10. Proses pembakaran merupakan proses yang rumit dan melibatkan banyak
parameter yang saling
antagonis/berkompetitif.
Kontur fraksi dari O2 ditunjukkan
pada Gambar 8. Kontur ini akan
menunjukkan ketersediaan O2 dan bisa
juga mengindikasikan proses dan tingkat kesempurnaan pembakaran yang terjadi di
dalam furnace boiler bilamana
sedang/sudah terjadi proses pembakaran.
Baik pada sudut tilting negative (-30o)
maupun positif (+30o), di sekitar ash
bottom hoper mempunyai fraksi O2 yang
sama-sama rendah. Namun rendahnya
fraksi O2 tersebut disebakan oleh
fenomena yang berbeda. Bila pada sudut tilting yang negatif sudah terjadi proses
pembakaran sehingga ketersediaan O2
akan menipis sebaliknya pada sudut yang postif, karena injeksi udara dan pulverized
coal mengarah keatas maka tidak ada O2
yang mengarah ke ash bottom hopper.
Gambar 8. Kontur fraksi O2Penampang
Vertical Pada Boiler
Gambar 9, mendiskrpsikan kontur dari gas
CO2 yang ada di dalam boiler. Secara
umum pada proses pembakaran kontur
CO2 dan O2 merupakan kebalikannya,
dimana pada campuran udara-bahan bakar yang relative sama, maka bila ketersedian
O2 menipis maka pembentukan CO2 akan
meningkat yang mengindikasikan
kesempurnaan pembakaran. Hal ini juga terjadi pada proses pembakaran pulverized
coal didalam boiler yang mana variasi
sudut tilting signifikan untuk
pembentukan CO2. Terbentuknya CO2
terbesar terjadi pada lokasi di sekitar out-let furnace yang mana proses pembakaran sebagian besar dari pulverized coal sudah
dikonfirmasi dengan distribusi temperatur (Gambar 7).
Gambar 9. Kontur fraksi CO2Penampang
Vertical Pada Boiler
Salah satu hasil pembakaran yang perlu mendapatkan perhatian karena bersifat
polutif adalah NOx. Gambar 9,
memperlihatkan kontur NOx dari hasil simulasi numerik. Pembentukan emisi NOx sangat dipengaruhi oleh temperature tinggi
dan ketersediaan O2 di dalam proses
pembakaran.
Gambar 10. Kountur fraksi NOX
Penampang Vertical Pada Boiler
Kecuali sudut tilting –30o, secara
umum pembentukan NOx pada proses
pembakaran pulverized coal di dalam
furnace boiler adalah identik dengan hanya sedikit variasi distribusinya.
Kesimpulan
Pengaturan sudut tilting burner pada
tangentially fired pulverized-coal boiler
PLTU Pacitan Unit #1berpengaruh signifikan
utamanya terhadap distribusi temperatur gas buang dan particles trace. Dua parameter tersebut sangat penting untuk diketahui untuk mendapatkan system operasional boiler yang efektif dan efisien. Pengaturan sudut tilting sangat penting bilamana diggunakan jenis batu bara yang berbeda-beda, yang sekaligus
akan mengatur tingkat kesempurnaan
pembakaran dan distribusi temperatur gas buang di super-heater dan re-heater.
Menaikkan sudut tilting cenderung akan menaikkan temperature gas buang, dimana dengan sudut tilting +30o, temperatur outlet gas buang out let furnace dan inlet Re-Heater masing-masing sebesar 40oC dan 70oC bila dibandingkan dengan sudut tilting 0o.
Referensi
[1] Kumar, Ravindra P., Ramchandra R.V. &
Ravi K.N., [2013],”Effect of Parameters
in Once- Through Boiler for Controlling
Re-heat Steam Temperature in
Supercritical Power Plants”, Research
Journal of Engineering Sciences, Vol. 2 (1), 27-34, January.
[2] Astoni. T., Yamashita T., Tominaga T., Uesegi Y., Itaya Y. & Mori S.,
[2008],”Prediction of Ignition Behaviour
in a Tangentially Fired Pulverized Coal
Boiler Using CFD”, Fuel, Vol. 87, p.
482-90.
[3] Choi, R.C. & Kim, C.N. [2009],
”Numerical Investigation on the Flow
Combustion and NOx Emission
Characteristics in a 500 MW Tangentially
Fired Pulverized Coal Boiler”, Fuel. Vol.
88, p. 1720-31.
[4] Fan. J, Qian L., Ma. Y., Sun P. & Cen
K.,[2001],”Computational Modeling of
Pulverized Coal Combustion Process in
Tangentially Fired Furnaces”, Chemical