• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY N P POST SECTIO CESARIA (SC) DENGAN PREEKLAMSI BERAT (PEB) DI RS DKT SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY N P POST SECTIO CESARIA (SC) DENGAN PREEKLAMSI BERAT (PEB) DI RS DKT SIDOARJO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” P

10001POST SECTIO

CESARIA (SC) DENGAN PREEKLAMSI BERAT (PEB)

DI RS DKT SIDOARJO

YENNIWIDYANINGSIH 1211010091

Subject : Preeklamsia, post partum DESCRIPTION

Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan setelah persalinan 30%, infeksi 11%, eklamsia 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%. Dilihat dari penyebab kematian ibu tahun 2010-2012, terjadi peningkatan pada faktor Pre Eklamsia/Eklamsia. Kasus Pre Eklamsi Berat pada ibu nifas sebesar 85,7/100.000 KH, ini menunjukan kasus PEB masih besar terutama pada ibu nifas. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui dan memberikan asuhan kebidanan ibu nifas kepada Ny “N” P10001 post SC

dengan PEB di RS DKT Sidoarjo dengan menejemen kebidanan lima langkah.

Asuhan ini diakukan pada Ny “N” P10001 post SC dengan PEB dengan

keluhan nyeri pada ulu hati da bengkak di bagian ekstremitas, pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan albumin urin +2.

Hasil yang ditemukan keadaan ibu dan bayi baik setelah diberikan asuhan selama 3 hari sesuai dengan kolaborasi denga dr. SpOG seperti memberikan terapi dan asuhan sesuai prosedur yang ditetapkan.

Asuhan kebidanan pada kasus Ny “N” yaitu ibu nifas dengan PEB menggunakan menejemen kebidanan lima langkah. Pasien di observasi dilakukan asuhan sesuai kolaborasi dan dari asuhan yang diberikan dibahas perbedaan dan kesenjangan antara teori dan praktek.

Saran bagi tenaga kesehatan yaitu berupaya untuk memberikan asuhan dini pencegahan preeklamsia pada saat ANC dan melakukan rujukan jika ditemukan kasus dilahan praktek, bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit yaitu tetap melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG sesuai prosedur yang ditetapkan.

ABSTRACT

The causes of maternalmortality in Indonesia is bleeding after partusition 30%, infection 11%, eclampsia 11%, prolonged partus 5%, and abort 5%. Views of the cause of death of the mother of the year 2010-2012, increase in factor of Pre eclampsia/eclampsia. The case of severe pre eclampsia in postpartum mother is about 85,7/100.000 KH, this shows the case of pre eclampsia is still great especially in postpartum mothers. The purpose of this research was to know and provide the postpartum midwifery

(2)

care to Mrs “N” P10001 post SC with PEB RS DKT Sidoarjo with midwifery management with five steps.

It was condected in Mrs “N” P10001 post SC with the PEB with complains of pain in the solar plexus and swollen at the extremities, complementary examination carried out examination of urine albumin +2.

Results found the circumstances of both mother and baby after given midwifery care for 3 days in accordance with the collaboration with dr SpOG as providing therapy and care of appropriate procedures established.

Midwifery care in the case of the Mrs “N” that was how mothers with PEB used a five stepp of midwifery care. Patients in the observation carried out appropriate collaboration and midwifery care given discussed the differences and the incompatibility between theory and practice.

Advice for health workers that are able to provide the care of early prevention of pre eclampsia at a time when the ANC and do reference if found case in their work place, for health personnel in hospital are still doing a collaboration with dr SpOG accordance with the procedures established

Keywords : Pre eclampsia, post partum

Contributor : 1. Ferilia Adiesti, S.ST.,MM

2. Elyana Mafticha, S.ST.,S.KM.,M.PH

Date : 10 Juni 2015

Type Material : Laporan Tugas Akhir

Identifier : -

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Pre-eklamsia (PE) fulminating dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi. Pada pre-eklamsi tersebut, keadaan ibu biasanya baik, sampai nantinya mengarah pada pre-eklamsia berat selama beberapa jam atau hari, tanpa disertai tanda dan gejala. (Helen Bryce, 2010).

Penyakit yang khas untuk kehamilan merupakan penyakit hipertensi yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam nifas yang nantinya bisa berlanjut pre eklamsi dan eklamsia. Di Indonesia kasus PEB masih sangat tinggi, berdasarkan data dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359/100.000KH. Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan setelah persalinan 30%, infeksi 11%, eklamsia 11%, partus lama 5%, dan abortus 5% (Suwandi,2010). Berdasarkan kesepakatan global Millenim Develoment Goals (MDG’s) 2000 untuk tahun 2015, diharapkan AKI menurun

dari 359/100.000KH pada tahun 2013 menjadi 102/100.000KH. (SDKI). Dilihat dari penyebab kematian ibu tahun 2010-2012, terjadi peningkatan pada faktor Pre Eklamsia/Eklamsia. Dari proporsi tahun 2012, faktor Pre Eklamsia/Eklamsia masih menjadi faktor dominan (34,88%) penyebab kematian ibu di Jawa Timur. (Dinkes, 2012). Kasus Pre Eklamsi Berat pada ibu nifas sebesar 85,7/100.000 KH,

(3)

ini menunjukan kasus PEB masih besar terutama pada ibu nifas (DepKes RI, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 1 Maret 2015 yang dilakukan di Rumah Sakit DKT Sidoarjo tercatat ibu nifas Tahun 2014 sebayak 2282 ibu nifas yang terdiri dari, 284 (12,5%) ibu nifas normal, dan 1998 (87,5%) ibu nifas patologi. Ibu nifas patologis tersebut meliputi ibu nifas dengan febris puerperalis

sebayak 1393 (69,8%), mastitis sebanyak 338 (16,9%), pre eklamsi sebanyak 207 (10,3%). Ibu nifas dengan pre eklamsi ringan sebanyak 138 (66,7%) dan pre eklamsi berat sebanyak 69 (33,3%).

Upaya-upaya yang sudah di lakukan pemerintah yakni Pemerintah masih harus bekerja keras untuk mencapai target MDG’s sesuai kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015, salah satunya adalah upaya jampersal yaitu gratis pada saat ANC dan persalinan hal ini di harapkan ibu hamil lebih rutin dalam melakukan ANC yaitu deteksi dini terjadinya tiga penyebab kematian ibu yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), dan infeksi. Semua ibu hamil di harapkan bersalin di tenaga kesehatan dan tidak dianjurkan bersalin di rumah (DepKes RI, 2013).

METODE PENELITIAN

Studi kasus yang dilakukan dilakukan di RS DKT Sidoarjo, subjek studi kasus ibu nifas dengan PEB, penelitian yang digunakan secara bentuk studi kasus yaitu untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan kebidanan yag diberikan kepada pasien dengan nifas PEB melalui lima langkah, yaitu pengkajian data asuhan kebidanan, penentuan diagnosa kebidanan, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny “N” P10001 Post SC dengan

Pre Eklamsi Berat di RS DKT Sidoarjo selama 3x24jam, penulis membandingkan antara tinjauan teori dan asuhan kebidanan. Untuk mempermudah pembahasan penulis disini membagi dalam 5 tahap yaitu : pengkajian data, identifikasi diagnosa/masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengumpulan data yang sayalakukan dalam pengkajian data dari klien tidak mengalami kesulitan karena klien sangat kooperatif. Pada data subjektif dari pengkajian di lahan praktek pada kasus Ny “N” P10001 Post SC dengan Pre Eklamsi Berat di RS DKT

Sidoarjo ibu mengatakan nyeri pada ulu hati pada data objektif didapatkan hasil dari pemeriksaan umum TD 174/102mmHg, sedangkan di pemeriksaan fisik ditemukan oedema pada kedua kaki bagian metatarsal, pretibia, kalkaneus, dan pada pemeriksaan penunjang didapatkan protein urine +2.

Pada tinjauan teori pre eklamsi berat adalah komplikasi pada masa nifas yang ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥160mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110mmHg disertai protein urine, nyeri epigastrium, dan odema. (Maureen Boyle, 2011). Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dengan asuhan kebidanan. Diagnosa dan masalah ditemukan berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh saat pengkajian data. Dari identifikasi diagnosa/masalah muncul diagnosa kebidanan Ny “N” P10001 Post SC dengan Pre

Eklamsi Berat. Sedangkan diagnosa masalah yang timbul yaitu ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi. Potensial masalah yang mungkin muncul pada

(4)

pasien dengan pre eklamsia berat adalah terjadinya eklamsia pada ibu namun tidak ditemukan adanya masalah dalam praktek. Dengan demikian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Perencanaan pada teori pemberian anti Konvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau kejang terakhir, teruskan terapi anti hipertensi jika tekanan diastolic masih >110 mmHg, memantau jumlah urin. (Saifuddin, 2012). Memonitoring input (melalui infus maupun oral) dan out put cairan (melalui urin) dengan memasang foley catheter untuk mempermudah pemantauan. (Maureen Boyle, 2011). Serta dilakukannya pemeriksaan laboratorium per 24 jam setelah dilakukan asuhan. (Gathering RS Wijaya, 2009). Saat dilapangan perencanaan tersebut telah terencana sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

Pelaksanaan menurut teori yaitu : pemberian anti Konvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau kejang terakhir, teruskan terapi anti hipertensi jika tekanan diastolic masih >110 mmHg, memantau jumlah urin. (Saifuddin, 2012). monitoring input (melalui infus maupun oral) dan out put cairan (melalui urin) dengan memasang foley catheter untuk mempermudah pemantauan. (Maureen Boyle, 2011). Serta dilakukannya pemeriksaan laboratorium per 24 jam setelah dilakukan asuhan. (Gathering RS Wijaya, 2009). Hampir semua perencaan telah dilaksanakan sesuai dengan teori saat dilapangan namun pemeriksaan laboratorium tidak bisa dilakukan setiap kali setelah diberikan asuhan, karena keterbatasan biaya keluarga pasien. Dalam teori disebutkan bahwa asuhan dikatakan berhasil jika dapat menyelamatka ibu dan bayi serta membaiknya keadaan ibu. Kenyataan dilapangan, setelah dilakukan asuhan kebidanan bisa menyelamatkan ibu dan bayinya serta keadaan ibu juga semakin membaik, hal ini bisa diketahui dari tekanan darah turun menjadi 142/82mmHg dan turun lagi menjadi 124/61mmHg setelah 1x24 jam post partum, namun odem pada ekstremitas bawah belum berkurang, kadar protein dalam urine belum berkurang. Dengan demikian asuhan kebidanan pada Ny “N” P10001 3 hari post SC dengan

PEB di RS DKT Sidoarjo dikatakan berhasil.

SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari asuhan yang telah diberikan kepada Ny “N” P10001 3 hari post SC di RS DKT Sidoarjo adalah terbagi menjadi lima

langkah meliputi :

1. Pada tahap pengkajian data terhadap ibu nifas dengan PEB tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang dilahan

2. Diagnosa masalah tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang dilahan

3. Pada tahap perencanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yag ada dilahan

4. Pelaksanaan tindakan pada Ny N dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat

5. Pada langkah evaluasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang dilahan

(5)

REKOMENDASI

Bagi Tenaga Kesehatanhendaknya dapat menjalin hubungan yang baik dengan petugas kesehatan, pasien dan keluarga sehingga terjalin kepercayaan dalam melaksanakan tindakan-tindakan dan lebih memperdalam ilmu ketrampilan dalam melakukan asuhan kebidanan khususnya pada kasus ibu post SC dengan Pre eklamsi berat. Dapat menambah pengetahuan lebih banyak dan lebih mendalam tentang penanganan ibu ifas dengan kasus Pre Eklamsi Berat. Klien dan Keluargadapat menambah pengetahuan dan dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan pada dirinya dan segera memeriksakan keadaannya ke tenaga kesehatan untuk mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan sehingga tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut atau yang mengancam jiwa.Studi kasus ini bermanfaat untuk menambah bahan bacaan dan wawasan bagi semua pihak serta dapat menjadi bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Pre Eklamsi Berat. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan baik keterampilan di dalam kelas maupun lahan praktek untuk memberikan bimbingan di lapangan bagi mahasiswa sehingga dapat dipantau secara optimal.

ALAMAT KORESPONDENSI

Email : yenniwidyaningsih21@gmail.com No. Hp : 085784319008

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Qiro’atul Qur’an bertujuan agar membentuk dan membangun mahasantri agar mampu membaca dan menghafal Al- Qur’an dengan baik dan benar

beberapa sumber dan penulis berkaitan dengan kompensasi, juga mengacu dari hasil terapan dari praktisi. SDM dengan tim yang menjadi penaut aspek teoritis dan perkuliahan

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR (FLASH CARD) PADA KELOMPOK B DI RA BAROKAH KLODRAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012” ini

Abdul Muthalib Sulaiman Prof... Nabilah

Hasil peneltian yang hasilkan ialah budaya lokal yang terdapat dalam pengurusan jenazah muslim di Surakarta yang harus ditinggalkan karena tidak sesuai dengan

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto copi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis..

melalui model PBL diharapkan karakter kemandirian siswa dapat berkembang secara optimal. Setiap aktivitas yang dilakukan tentunya memerlukan tindakan atau

maka dengan ini kami Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Kabupaten Aceh Jaya Pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten