RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK 3
WILAYAH NUSA TENGGARA, MALUKU, PAPUA
Hari/ Tanggal : Sabtu/1 Mei 2010
Sesi 2 pada jam : 14.00‐17.30 WIB
Pembahasan langsung masuk pada sesi persandingan, beberapa point penting hasil
diskusi:
1. Usulan daerah terkait kegiatan‐kegiatan prioritas masih ada yang tidak masuk di
dalam matrik persandingan baik di shortlist dan longlist, termasuk lokasi. Untuk itu
akan dibahas lebih lanjut antara K/L dengan pemerintah daerah. Kegiatan‐kegiatan
yang alokasi dananya berbeda dengan yang diusulkan, akan disesuaikan dengan
ketersediaan pendanaan.
2. Beberapa K/L telah melaksanakan rapat penyusunan rencana kegiatan tahun 2011
bersama dengan pemerintah daerah melalui konsultasi regional, rapat teknis
maupun rapat‐rapat sejenis sebelum dilaksanakannya Musrenbangnas 2010. Secara
umum kegiatan yang diusulkan oleh K/L telah mengacu pada hasil rapat
pembahasan yang dilakukan K/L bersama dengan pemerintah Daerah.
3. Pembangunan sarana dan prasarana perlu dilihat secara menyeluruh dari mulai
konsep sampai dengan pemanfaatannya dalam jangka panjang dengan
memperhatikan pola keterkaitan antar sektor dan keterkaitan wilayah, agar
pembangunan sarana prasarana dapat bermanfaat secara optimal.
4. Hasil kesepakatan pembahasan persandingan, antara lain: a. Nusa Tenggara Barat
Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan :
• Hasil‐hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian
Perhubungan digunakan sebagai acuan.
• Terdapat permasalahan jalan rusak baik jalan provinsi maupun jalan
kabupaten/kota. Diperlukan penambahan DAK untuk jalan, baik jalan
provinsi maupun kabupaten dan DAK untuk irigasi yang sangat vital
perannya dalam menjaga ketahanan pangan.
• Perlu dukungan fasilitasi/bantek untuk percepatan penyelesaian revisi Perda
RTRW Kab/Kota se‐NTB.
• Dukungan untuk pengembangan infrastruktur pada kawasan strategis yang
telah ditetapkan dalam Perda RTRW Provinsi NTB dengan memperhatikan
kerangka pembangunan berbasis karakteristik wilayah yaitu LECI (Lombok as
Eco City Island) dan SUEZ (Sumbawa Eco Zone).
• Hasil musrenbang Provinsi NTB mengenai pembangunan 3 bendungan yaitu
Bendungan Pandanduri (Lombok Timur), Rababaka (Dompu) dan
Bintangbano (Sumbawa Barat) diharapkan dapat ditindaklanjuti.
• Perlu dukungan pengembangan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.
• Pembangunan pelabuhan Labuhan Haji‐Lombok Timur diusulkan untuk
diserahkan kepada pemerintah pusat.
• Perlu dukungan perpanjangan landasan pacu Bandara Salahudin Bima,
pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Bima dan pembangunan Sekolah
Tinggi Pelayaran di Sumbawa Barat.
b. Nusa Tenggara Timur
Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan :
• Hasil‐hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian
Perhubungan digunakan sebagai acuan.
• Harus ada konsistensi terkait masalah dukungan pembiayaan.
• Perlu dukungan peningkatan dan pembangunan jaringin irigasi pada
bendungan/waduk.
• Perlu dukungan lanjutan pembangunan bendungan, embung untuk
pengembangan wilayah lahan basah serta lahan kritis dan kering.
• Peningkatan pelayanan air bersih dengan pembangunan bendungan Kolhua
untuk penyediaan air baku
• Perlu dilanjutkan pembangunan Rusunawa Kota Kupang dan adanya
perbaikan dan peningkatan kualitas perumahan rakyat
• Perlu dukungan penyediaan drainase perkotaan pada kabupaten baru
• Perlu dukungan terciptanya integrasi pembangunan perumahan.
• Perlu adanya peningkatan status jalan Negara didaerah perbatasan yaitu
ruas lintas utara Timor, lintas selatan Timor dan sabuk wilayah perbatasan.
• Perlu dukungan pengembangan jalan lintas utara Flores sebagai jalan
alternatif jalan Negara yang sudah ada.
• Perlu dukungan pengembangan energi baru dan terbarukan untuk
mengatasi kekurangan pasokan listrik terutama pemanfaatan arus laut pada
lokasi jembatan laying Palau‐Tanah Merah (Palmerah) sepanjang 700 meter
• Perlu dukungan pengembangan bandara udara dan peningkatan kualitas
pelabuhan pada kabupaten se‐NTT.
• Perlu dukungan penyediaan saran tambat kapal di pulau‐pulau terluar
terutama di Pulau Batek.
• Perlu komitmen kelanjutan pembangunan KTM Ponu, minapolitan dan
agropolitan.
• Perlu adanya keterbukaan informasi tentang pendanaan yang ada pada
BUMN.
c. Maluku
Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan :
• Hasil‐hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian
Perhubungan digunakan sebagai acuan.
• Perlu perhatian perpanjangan landas pacu bandara udara di Pulau Kisar.
• Perlu dukungan percepatan pembangunan terminal di Kota Ambon (Passo).
• Perlu dukungan Pembangunan bendungan dan jaringan irigasi
• Perlu dukungan pengembangan pembangunan air baku.
• Melanjutkan pembangunan jalan trans Maluku, akses jalan wilayah
perbatasan dan terpencil.
• Penyediaan perumahan untuk pegawai berpenghasilan rendah.
• Perlu diperhatikan pembangunan perumahan di wilayah pemekaran baru
dan masyarakat terasing.
• Perlu diperhatikan terkait dengan peningkatan fungsi kelembagaan BUMN
yang ada.
• Perlu dukungan pengembangan energi baru dan terbarukan untuk
mengatasi kekurangan pasokan listrik untuk kebutuhan rumah tangga dan
pendukung industri perikanan sebagai sektor utama pendukung
perekonomian provinsi Maluku.
• Perlu perhatian untuk pembangunan Bandara Moa yang merupakan ibukota
Kabupaten Maluku Barat Daya.
d. Maluku Utara
Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan :
• Hasil‐hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian
Perhubungan digunakan sebagai acuan.
• Perlu perhatian dan dukungan pembiayaan pembangunan jalan baru 30 %
terbangun dari jumlah panjang jalan ada sekitar 5.000 km.
• Perlu dukungan alternatif pembiayaan pembangunan jalan Kab/Kota
• Perlu adanya dukungan penyediaan perumahan pegawai di ibukota provinsi
• Perlu dukungan rencana pembangunan Bandara Loleo Weda Halteng.
• Perlu adanya dukungan penyediaan sarana prasarana irigasi.
• Perlu dukungan untuk pengembangan energi panas bumi sebagai
pendukung kebutuhan energi listrik di Maluku Utara.
• Perlu dukungan segera pengembangan jaringan telekomunikasi di ibukota
provinsi.
• Perlu adanya dukungan pembangunan penyediaan kapal feri.
• Perlu perhatian khusus untuk keselamatan transportasi melalui pendanaan
yang memadai.
• Perlu perhatian pembangunan terminal baru di Sofifi.
• Perlu dukungan dana pembangunan lanjutan Bandara Baibullah di Ternate
terutama apron, taxiway dan terminal.
• Perlu dukungan dana untuk pembangunan dermaga penyebrangan Bestiong
2‐Daru, Kayoa, Makiah, Saketa, Gebe.
• Perlu dukungan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang
perhubungan di Maluku Utara.
• Perlu dukungan pengembangan infrastruktur di Pulau Morotai sebagai
Kawasan Strategis Nasional.
• Perlu dijadikan prioritas untuk pengembangan pembangunan dermaga di
Sepo‐Halteng dan Kayasa Sofifi, Wayava Goto‐Gita, Pigaraja.
• Perlu dukungan pengembangan terminal baru.
• Perlu dukungan pembangunan jembatan ruas Weda‐Mafa‐Matuting‐Saketa
dan Saketa‐Dehepodo‐Payahe (ring road Halmahera).
• Perlu dukungan pembangunan jalan ring road Morotai sebagai
pengembangan Kawasan Strategis Nasional.
• Perlu dukungan pembengunan jalan Weda‐Sagea‐Patani untuk
menghubungkan Halmahera‐Sorong.
• Perlu dukungan pembangunan jalan Jailolo‐Goal‐Ibu‐Kedi‐Galela (ring road
Halmahera).
• Perlu dukungan pembangunan jalan Buli‐Gotowase‐Sagea.
• Perlu dukungan pembangunan prasarana pemerintahan di Kab. Morotai,
Halmahera Selatan dan ibukota Provinsi Maluku Utara.
• Perlu dukungan pembangunan irigasi 10.000 Ha dan percetakan sawah baru
10.000 Ha secara bertahap.
• Perlu dukungan penyediaan air bersih/air minum Kota Sofifi dan Kota
Labuha.
• Perlu dukungan penyediaan sarana dan prasarana kelistrikan di ibukota
Provinsi Maluku Utara dan kabupaten/kota.
• Perlu dukungan pembinaan dan pengawasan usaha mineral batubara dan
panas bumi.
• Untuk BPPT, perlu dialokasikan dana untuk studi kelayakan potensi panas
bumi dengan kapasitas dibawah 10 MW di Kota Tidore Kepulauan dan Kota
Ternate.
e. Papua Barat
Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan :
• Hasil‐hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian
Perhubungan digunakan sebagai acuan.
• Perlu dukungan adanya tambahan atau peningkatan ruas jalan nasional, dan
2 ruas baru terutama di wilayah selatan, yaitu Fak‐Fak‐Kaimana, Kaimana‐
Manokwari, dan Susumuk‐Bintuni. Untuk ruas jalan wilayah utara Perlu juga
dilanjutkan pembangunannya.
• Perlu adanya peningkatan kualitas bandara perintis di Merdei dan
Mondama.
• Perlu dukungan untuk pembangunan dan pengembangan dermaga di
Manokwari, Kaimana, Sorong dan wilayah Sorong Selatan.
• Perlu adanya dukungan pembangunan peningkatan kualitas bandara udara
Manokwari, Sorong dan Kaimana serta Bandara Kambuaya.
• Perlu penyediaan perumahan untuk perbatasan.
• Perlu dukungan untuk percepatan penyusunan RTRW wilayah Papua Barat.
• Perlu dukungan pembangunan Dermaga Sorong Selatan.
• Perlu dukungan pembangunan Pelabuhan Tambat Perahu (Rayat).
f. Papua
Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan :
• Hasil‐hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian
Perhubungan digunakan sebagai acuan.
• Perlu dukungan untuk prioritas sarana jalan ada tambahan 4 ruas jalan,
menjadi 11 ruas jalan khusus untuk Yoguru‐Hebema yang melalui kawasan
Taman Lorens mendapat rekomendasi Kementerian Kehutanan karena
fokus pembangunan untuk rakyat.
• Perlu penyediaan perumahan untuk perbatasan.
• Perlu adanya tambahan angkutan udara perintis (dua unit Twin Otter) untuk
kabupaten di pegunungan dan pedalaman Papua.
• Pemerintah hanya dapat menyediakan sekitar 652.350 Ha untuk
pengembangan MIFE ( Merauke Integrated Food Estate)
• Perlu peraturan pemerintah No. 10/2010, tidak diberlakukan di Papua untuk
menunggu persetujuan DPRD. Pertemuan BKRPD dan BKPRN sudah dua kali
dilaksanakan. Mohon dukungan rekomendasi Kemenhut untuk finalisasi
RTRW Papua.
• Perlu untuk dapat ditampung pembangunan darmaga penyeberangan
Manokwari‐Numfor‐Biak.
• Perlu dukungan pembangunan pelabuhan penyangga Depapre.
• Perlu dukungan pengembangan pembangunan Bandara Sinak.
• Bandara Frans Kasiepo di Biak dapat dibuka sebagai akses dari wilayah timur
ke luar negeri.
• Perlu dukungan Kemendagri, Kementerian ESDM, dan Kementerian
Keuangan untuk memproses Kabupaten Intan Jaya menjadi kabupaten
penghasil tambang di Provinsi Papua selain Kabupaten Mimika.
PROVINSI
NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH KETERANGAN 1.1.
1.1.1. Pengaturan dan Pengawasan Penataan Ruang
1915,00,-V
Sesuai ketersediaan dana
Jumlah Sosialisasi Bidang Penataan Ruang
10 Kegiatan 1.065,00,-Jumlah Pengawasan Teknis
Bidang Penataan Ruang
3 Kegiatan 850,00,-1.1.2. Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah
3200,00,-V
Sesuai ketersediaan dana Jumlah Kabupaten yang
Mendapatkan Bimbingan Teknis Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
3 Paket
1.750,00,-Jumlah Wilayah Sungai yang Mendapatkan Fasilitasi Penataan Ruang Lintas Wilayah
1 Kegiatan
1.000,00,-Jumlah Kegiatan
Penyelenggaraan Persetujuan Substansi Rtrw Provinsi dan Kabupaten
8 Kegiatan
450,00,-1.1.3. Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional 2.085,00,-Jumlah Rencana Tata Ruang
yang Telah Disinkronkan Program Pembangunannya *)
8 Kegiatan
2.085,00,-1.2. Program Pengelolaan Sumber Daya Air 6
1.2.1. Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ Serta Bangunan Penampung Air Lainnya
4.500,00,-V
Sesuai ketersediaan dana Jumlah Kawasan Sumber Air
yang Di Konservasi
7 Lokasi 1.2.2. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya 14445,00,-Luas Layanan Jaringan Irigasi
yang Direhabilitasi 17804 Hektar 5.500,00,-V Sesuai ketersediaan dana Luas Layanan Jaringan Irigasi
yang Dioperasikan dan Dipelihara 42927 Hektar 8.945,00,-V Sesuai ketersediaan dana
DALAM JUTA RUPIAH
F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3
NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang
NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT
TIDAK SEPAKAT
DIBAHAS
LEBIH KETERANGAN DALAM JUTA RUPIAH
UPPD RENJA KL KESEPAKATAN
1.2.3. Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 760,00,-Kapasitas Air Baku yang
Ditingkatkan LOMBOK TENGAH; LOMBOK TIMUR; SUMBAWA; BIMA; 760,00,-V Sesuai ketersediaan dana
PROVINSI
NUSA
TENGGARA
TIMUR
UPPD RENJA KL
NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT KETERANGAN
A. PRIORITAS 6
I. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1.Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat
1.1.Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan
51.844,00,- 16.683,14,- V
Prioritas pada keselamatan jalan
1.1.1. Jumlah Fasilitas Keselamatan Llaj 10 paket
19.109,00,-1.1.2. Jumlah Paket Prasarana Llaj Daerah/Kawasan
Perbatasan 1 paket
3.500,00,-1.1.3. Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal
Transportasi Jalan 3 paket 24.039,00,- V
1.1.4. Jumlah Lintas Keperintisan Angkutan Jalan yang
Terlayani 31 lintasan
5.126,00,-1.1.5. Jumlah Paket Penunjang Operasional
Keperintisan 1 paket
70,00,-1.2.Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi Sdp dan Pengelolaan
Prasarana Lalulintas Sdp 478.206,00,-
55.823,00,-1.2.1.
Jumlah Prasarana Dermaga Penyeberangan 21 paket
232.273,00,-1.2.2. Jumlah Paket Break Water Dermaga
Penyeberangan 4 paket
90.423,00,-1.2.3. Jumlah Unit Sarana Keperintisan yang
Mengalami Peningkatan 4 Unit
152.000,00,-1.2.4. Jumlah Paket Kegiatan Penunjang
Penyelenggaraan Sdp 5 paket
3.510,00,-KESEPAKATAN
DALAM JUTA RUPIAH
F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3
NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA
PROVINSI
MALUKU
UPPD RENJA KL
NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT KETERANGAN
A. PRIORITAS 6
I. KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
1.Program Pengembangan Perumahan Dan Permukiman
1.1.Fasilitasi dan Stimulasi Peningkatan Kualitas
Perumahan Swadaya 750,00,- 1.000,00,- V
1.1.1. Jumlah Fasilitasi dan Stimulasi Peningkatan
Kualitas Perumahan Swadaya 4 kabupaten/Kota
750,00,-3.1.Program Pengelolaan dan Penyediaan
Minyak dan Gas Bumi
8
3.1.1.Pembinaan dan Penyelenggaraan Usaha
Hilir Minyak dan Gas Bumi
1.100,00,-V
Jumlah Pelanggaran Regulasi Usaha Hilir
(Sosialisasi dan Menyusun Peraturan, Pameran) 11 Kab/Kota
1.100,00,-3.2.Program Pengelolaan Listrik dan
Pemanfaatan Energi
8
3.2.1.Penyusunan Kebijakan dan Program Serta
Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Ketenagalistrikan
84.000,00,-V
Perluasan
jaringan
Jumlah Kapasitas Pembangkit (Mw) SBB, SBT, Buru
Selatan, MTB, Aru dan MBD
3.2.2.Penyediaan dan Pengelolaan Energi Baru
Terbarukan dan Pelaksanaan Konservasi Energi
24700.00,-Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrikdari Sumber Energi Mikro Hidro (Mw)
11 Kab/Kota
22.000,00,-V
Dialokasikan melalui DAK
Jumlah Desa Mandiri Energi (Desa) 10 Kab/Kota 2.700,00,- V
KESEPAKATAN
DALAM JUTA RUPIAH
F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3
NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA
PROVINSI
MALUKU
UTARA
UPPD RENJA KL
NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT KETERANGAN
A. PRIORITAS 6
I. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1.Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat
1.1.Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan
10.500,00,- 7.703,64,-V Disesuaikan dengan ketersediaan pendanaan dengan prioritas pada fasilitas keselamatan jalan
1.1.1. Jumlah Fasilitas Keselamatan Llaj 25000 Meter
7.500,00,-1.1.2. Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal
Transportasi Jalan 10 Unit
3.000,00,-KESEPAKATAN
DALAM JUTA RUPIAH
F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3
NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA
PROVINSI
PAPUA
UPPD RENJA KL
NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT KETERANGAN
A. PRIORITAS 6
I. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
1.Program Penyelenggaraan Jalan
1.1.Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional
1.401.836,22,- 1.352.451,37,-V Prioritas pada jalan nasional : 11 ruas jalan di Pulau Papua
1.1.1. Jumlah Jalan yang Dipreservasi
43.991,11,-1.1.2. Jumlah Jembatan yang Dipreservasi
23.058,00,-1.1.3.
Jumlah Jalan Lingkar/Bypass yang Dibangun
1.218.083,78,-1.1.4. Jumlah Jembatan yang Dibangun
116.703,33,-KESEPAKATAN
DALAM JUTA RUPIAH
F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3
NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA
PROVINSI
PAPUA
BARAT
NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT
KETERANGA N A. PRIORITAS 6
II. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
1. Program Penyelenggaraan Jalan 1.1. Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan
Kapasitas Jalan dan Jembatan Nasional 688.100,00,- V
Prioritas pada 11 ruas jalan di Pulau Papua
1.1.1. Jumlah Jalan yang Dipreservasi 28 Paket
391.100,00,-1.1.2. Jumlah Jembatan yang Dipreservasi 46 Paket
95.000,00,-Jumlah Jalan yang Ditingkatkan Kapasitasnya (Pelebaran)
6 Paket
16.000,00,-Jumlah Jalan Lingkar/Bypass yang Dibangun 12 Paket
78.000,00,-Jumlah Jembatan yang Dibangun 12 Paket
78.000,00,-Jumlah Jalan Strategis Di Lintas Selatan Jawa, Perbatasan, Terpencil dan Terluar yang Dibangun
4 Paket
30.000,00,-Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Dukungan Manajemen dan Infrastruktur Ditjen Cipta Karya
Jumlah Tersediannya Prasarana dan Sarana Persamapahan dan Drainase Pada Lokasi Pasca Bencana/Konflik Sosia
1 paket
550,00,-B PRIORITAS 8
II. KEMENTERIAN ESDM 575,00,‐
Pembinaan, Pengaturan dan Pengawasan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pengembangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Jumlah Perhitungan Subsidi Listrik Pt Pln (Persero) (Buah) 1 Paket 300,00,-V Pembahasan untuk seluruh Indonesia
Penyediaan dan Pengelolaan Energi Baru Terbarukan dan Pelaksanaan Konservasi Energi
Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Sumber Energi Baru Terbarukan (Indeks)
1 Paket
275,00,-V Oleh LPE
NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA
PROVINSI PAPUA BARAT
UPPD RENJA KL KESEPAKATAN
DALAM JUTA RUPIAH
F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3