• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang

Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa aspek, yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan serta keberlanjutan yang memperhatikan kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Keberhasilan pembangunan memerlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak dan menuntut peranan masing-masing sektor. Melihat potensi yang ada, maka pertanian adalah sektor yang paling dominan dan berpotensi untuk dikembangkan. Sektor pertanian dengan segala potensinya mempunyai peranan dan kontribusi yang sangat berarti terhadap pencapaian pembangunan ekonomi bila dikelola dengan baik.

Pada pembangunan pertanian secara khusus dan pembangunan ekonomi secara umum, sub sektor pertanian tanaman pangan mempunyai posisi yang strategis sebagai penghasil bahan makanan pokok. Kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan bagi tercapainya ketahanan ekonomi maupun ketahanan politik. Oleh karena itu pengembangan potensi wilayah untuk meningkatkan ketahanan pangan diperlukan sesuai dengan kondisi geobiofisik dan spesifik wilayah agar menjadikan pembangunan yang berkelanjutan.

Peningkatan ketahanan pangan merupakan salah satu tujuan pembanguan nasional. Dari sisi produksi, peningkatan ketahanan pangan tersebut diupayakan melalui peningkatan produksi beras terutama yang dihasilkan dari lahan sawah. Pertimbangan yang melatarbelakangi kebijakan tersebut adalah bahwa beras merupakan bahan pangan pokok penduduk yang memiliki sumbangan paling besar terhadap konsumsi kalori.

Untuk memenuhi kecukupan cadangan beras tersebut tidak terlepas dari jumlah lahan sawah yang harus dipertahankan atau ditambah. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pulau jawa yang merupakan wilayah produksi beras terbesar terus mengalami penyusutan areal sawah akibat konversi yang terus meningkat. Hal ini menuntut alternatif wilayah lain yang potensial untuk dikembangkan sebagai wilayah budidaya pertanian tanaman pangan, khususnya

(2)

padi. Lahan rawa, terutama rawa lebak yang tersebar di beberapa pulau besar di Indonesia merupakan alternatif yang dapat dipilih.

Menurut Ritung dan Hidayat (2007) potensi pengembangan sawah di Indonesia yang terluas terdapat di Papua, Kalimantan dan Sumatera, masing-masing dengan luas 5,19 juta ha, 1,39 juta ha, dan 0,96 juta ha. Lahan potensial dan tersedia untuk perluasan areal sawah di Kalimantan terdiri atas lahan rawa 0,73 juta ha dan non rawa 0,66 juta ha. Lahan potensial tersebut terdapat di Kalimantan Tengah 0,65 juta ha, Kalimantan Selatan 0,33 juta ha, Kalimanatan Timur 0,23 juta ha, dan Kalimantan Barat 0,18 juta ha. Hal ini menunjukkan bahwa Kalimantan Selatan merupakan wilayah yang potensial untuk pengembangan lahan sawah, yang salah satunya adalah Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Kabupaten Hulu sungai Utara mempunyai luas wilayah 892,7 km2, yaitu sebesar 2,38% luas Kalimantan Selatan. Secara geografis sebagian besar lahan di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah rawa lebak. Jika diamati dari segi pemanfaatan lahan, maka sebagian besar wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara masih berupa hutan rawa yaitu seluas 29.711 ha (32,52%) dan persawahan 25.492 ha (27,91%). Adapun yang dimanfaatkan untuk pemukiman hanya sebesar 4.285 ha (4,69%), selebihnya 31.862 ha (34,88%) atau lebih dari sepertiga luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara masih berupa hamparan rumput rawa dan danau (BPS Kabupaten Hulu Sungai Utara, 2009). Berdasarkan Laporan Tahunan Dinas Pertanian TPH Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010, luas lahan potensial sawah pada tahun 2009 sebesar 35.782 ha dan luas lahan fungsional yang telah diusahakan sebesar 30.610 ha dengan rata-rata produktivitas 5,86 ton/ha.

Berdasarkan data PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara, sektor pertanian masih merupakan sektor yang berkontribusi besar dalam perekonomian wilayah yaitu di atas 30% dengan kecenderungan meningkat setiap tahun. Tingginya peranan ini ditopang oleh sub sektor tanaman pangan, yaitu sebesar 15,86% (BPS Kabupaten Hulu Sungai Utara, 2008) disamping sub sektor peternakan dan perikanan yang juga berkontribusi cukup tinggi. Hal ini mencerminkan bahwa sebagian besar penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Utara mengandalkan perekonomiannya pada bidang pertanian. Secara garis besar struktur ekonomi Kab. Hulu Sungai Utara dapat dilihat dari nilai PDRB tahun 2006 – 2009 seperti pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1 Distribusi persentase PDRB berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga konstan No Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian

Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

Listrik dan Air Minum Bangunan

Perdagangan, Restoran dan Perhotelan Pengangkutan dan Komunikasi

Bank dan Lembaga Keuangan lainnya Jasa-jasa 33,83 0,02 10,96 0,54 6,23 19,95 7,19 3,99 18,28 34,13 0,02 10,51 0,55 6,10 19,68 7,14 3,91 17,99 34,87 0,02 10,13 0,53 6,08 19,55 6,98 3,93 17,89 35,00 0,02 9,90 0,53 6,30 19,28 6,88 4,09 18,01

Sumber data : BPS Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010

Dari gambaran di atas terlihat bahwa berdasarkan karakteristik wilayah, data potensi pertanian padi serta data PDRB, Kabupaten Hulu Sungai Utara mempunyai potensi pertanian yang cukup besar. Namun dalam pengembangan budidaya pertanian di lahan rawa lebak tetap harus diperhatikan keseimbangan ekosistem yang ada agar keberlanjutan budidaya dan pemanfaatan lainnya tetap terjaga.

Keseimbangan ekosistem merupakan fungsi lingkungan yang harus dipertahankan. Keseimbangan ekosistem memberikan ketersediaan sumberdaya alam secara memadai, yang dapat diandalkan sebagai sumber kehidupan masyarakat agar tidak dirugikan secara ekonomi maupun ekologi. Keterkaitan fungsi produksi untuk kepentingan ekonomi dan fungsi lingkungan untuk kelestarian ekologi sangat erat. Penurunan fungsi lingkungan biasanya akan diikuti oleh penurunan produksi dari sumber lingkungan tersebut. Oleh karena itu fungsi keduanya harus diperhatikan dalam perencanaan pengembangan wilayah. Berdasarkan gambaran dan data-data di atas terlihat bahwa potensi pertanian, terutama tanaman pangan padi sawah cukup dominan peranannya dan sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu hal terpenting adalah untuk ketahanan pangan wilayah maupun regional. Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan produksi padi nasional yaitu untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri yang terus meningkat, baik sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan baku industri. Targetnya adalah

(4)

swasembada berkelanjutan dan peningkatan pendapatan petani melalui peningkatan efisiensi produksi dan peningkatan nilai tambah untuk masyarakat khususnya petani.

Perumusan Masalah

Salah satu program sektor pertanian dalam kaitannya dengan tujuan pembangunan nasional adalah peningkatan ketahanan pangan, dimana diharapkan dapat tercapainya swasembada beras. Dalam hal ini dilakukan upaya peningkatan produksi beras untuk mengimbangi peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan perluasan areal sawah. Namun luas lahan sawah di pulau Jawa sebagai sentra produksi beras selama ini terus mengalami penyusutan karena konversi lahan. Akibatnya alternatif untuk perluasan areal sawah yang dapat dilakukan adalah di luar pulau jawa, seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua.

Di Kalimantan Selatan lahan yang mempunyai luasan besar dan berpotensi untuk dikembangkan adalah lahan rawa lebak. Agar pengembangan lahan untuk padi sesuai dengan daya dukungnya untuk keberlanjutan budidaya, maka diperlukan arahan pengembangan yang memperhatikan kepentingan ekonomi maupun ekologi. Berdasarkan uraian di atas, maka beberapa permasalahan pokok dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut :

a. Apakah lahan yang ada menunjang untuk budidaya padi dan bagaimana keberlanjutannya?

b. Bagaimana penatagunaaan lahan yang harus dilakukan untuk pengembangan wilayah sentra produksi padi dan wilayah yang harus tetap dipertahankan sebagai wilayah konservasi (lindung) untuk menjaga keberlanjutan budidaya?

c. Bagaimana prioritas arahan pengembangan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui potensi lahan yang ada apakah menunjang untuk budidaya padi; 2. Mengetahui sentra produksi padi berdasarkan keunggulan komparatif;

(5)

3. Mengetahui penatagunaaan lahan yang harus dilakukan untuk pengembangan wilayah sentra produksi padi dan wilayah yang harus tetap dipertahankan sebagai wilayah konservasi (lindung) untuk menjaga keberlanjutan budidaya;

4. Merumuskan prioritas kebijakan dalam pengembangan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan untuk kebijakan program ketahanan pangan di Kabupaten Hulu Sungai Utara;

2. Sebagai masukan dalam menentukan arahan pengembangan padi untuk peningkatan produksi;

3. Sebagai masukan dalam penatagunaan lahan di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Gambar

Tabel  1    Distribusi  persentase  PDRB  berdasarkan  lapangan  usaha  atas  dasar  harga konstan  No  Lapangan Usaha  2006  2007  2008  2009  1

Referensi

Dokumen terkait

ASUHAN KEPERAW KEPERAWA AT TAN KLIEN AN KLIEN DENGAN DENGAN LEUKEMIA LEUKEMIA. Disusun Oleh Kelompok 18 Disusun Oleh

Penulis menggunakan Pocket Expense berbayar dengan versi 4.5.1 untuk iPad dan iPhone yang penulis beli dari App Store pada April 2014 lalu. Logo dari versi berbayar Pocket

Pengaturan arah putaran motor AC tiga fasa dapat dilakukan seperti yang telah dibahas pada subbab 2.3.1, sedangkan untuk pengaturan kecepatannya dilakukan dengan

Proses pembelajaran dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan situasi agar siswa trampil dalam mengatur diri dalam belajar dan dapat mengkondisikan

Identifikasi Prosedur Praktikum dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Penentuan Massa Atom Relatif dan Penentuan Massa Molekul Relatif di Sekolaha. Penyusunan Instrumen Penelitian:

bulan itu, itu, dan dan barangsiapa barangsiapa sakit sakit atau atau dalam dalam perjalanan perjalanan (lalu (lalu ia ia berbuka),2. berbuka), maka maka (wajiblah (wajiblah

"Terwujudnya Taman Nasional Perairan Laut Sawu yang dikelola secara berkelanjutan dan kolaboratif guna menjamin keberlangsungan keanekaragaman hayati laut, nilai

Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder; bagian-bagian hanya adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah