• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Vitamin B1, B6, B12 parenteral dan peningkatan limfosit pasien gagal ginjal kronik RS Bethesda dan Panti Rapih Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemberian Vitamin B1, B6, B12 parenteral dan peningkatan limfosit pasien gagal ginjal kronik RS Bethesda dan Panti Rapih Yogyakarta"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PEMBERIAN VITAMIN B1, B6, B12 PARENTERAL DAN PENINGKATAN LIMFOSIT PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK RS BETHESDA DAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi. Diajukan Oleh : Regina Ayudyaningsari Pradani NIM : 158114012. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PEMBERIAN VITAMIN B1, B6, B12 PARENTERAL DAN PENINGKATAN LIMFOSIT PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK RS BETHESDA DAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi. Diajukan Oleh : Regina Ayudyaningsari Pradani NIM : 158114012. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. “Karena TUHANlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat” (Amsal 3: 26). Kupersembahkan karya ini untuk : Tuhan Yesus karena selalu menyertai di setiap proses hidupku, Keluargaku tersayang yang selalu berdoa dan mendukungku Sahabat-sahabat yang selalu ada untuk menyemangati Serta almamaterku tercinta. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Baik penulis panjatkan atas segala penyertaan, berkat, hikmat, dan kelimpahan kasihNya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Pemberian Vitamin B1, B6, B12 Parenteral dan Peningkatan Limfosit Pasien Gagal Ginjal Kronik RS Bethesda dan Panti Rapih Yogyakarta“ sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin dan arahan kepada peneliti. 2. Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes, Sp.S, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, wawasan dan bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu dr.Fenty, M.Kes, Sp.PK dan Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc, Apt., selaku dosen penguji atas semua saran dan dukungan yang membangun. 4. Kepala Etik Rumah Sakit Bethesda yang memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan pengambilan data. 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan ijin untuk memberikan penelitian. 6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama proses perkuliahan. 7. Teman-teman seperjuangan skripsi Kiki Amelia, Birgita Thiara, Juli Wen, Yosua Pither yang selalu berjuang dan saling memberikan semangat. 8. Sahabat-sahabat di Farmasi 2015 yang telah bersama-sama berproses dan berbagi suka duka. 9. Para sahabat terbaik Masbangko (Putri, Chika, Nia, Yelni, Yona) dan KB (Risma dan Ella) yang selalu menemani dan menyemangati penulis selalu. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi PRAKATA ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi ABSTRAK ............................................................................................................ xii ABSTRACT ........................................................................................................... xiii PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2 Jenis Penelitian .................................................................................................... 2 Subyek penelitian ................................................................................................ 2 Pengumpulan Data .............................................................................................. 4 Analisis Statistik .................................................................................................. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5 Jenis kelamin dan Usia ........................................................................................ 5 Diabetes dan Hipertensi ....................................................................................... 6 Riwayat penggunaan obat lain ............................................................................ 6 Analisis Deskriptif Kadar Limfosit ..................................................................... 9 Uji normalitas data kadar limfosit ....................................................................... 9 Pengaruh pemberian vitamin B terhadap kadar Limfosit .................................. 10 KESIMPULAN ..................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian…………….………..…………..…5 Tabel 2. Riwayat penggunaan obat pasien………………………………………...6 Tabel 3. Hasil analisis data penggunaan obat terhadap kadar limfosit………..…..7 Tabel 4. Hasil analisis penggunaan obat antihipertensi terhadap kadar limfosit.....8 Tabel 5. Statistik Deskriptif Kadar Limfosit………………………….……..…….9 Tabel 6. Hasil uji non parametric Wilcoxon pemberian B……………...………..10. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Ethical Clearance........……………………………………….15 Lampiran 2. Sura Ijin Penelitian…………………………………………………16 Lampiran 3. Sertifikat Clinical Epidemiology & Biostatistic Unit………………17 Lampiran 4. Perhitungan Kalkulator Estimasi Besar Sampel……………………18 Lampiran 5. Data dasar dan kadar limfosit pasien……………………………….19 Lampiran 6. Hasil SPSS Kalsium terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3……...34 Lampiran 7. Hasil SPSS Asam folat terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3…...34 Lampiran 8. Hasil SPSS Insulin terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3…….…35 Lampiran 9. Hasil SPSS CCB terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3…………35 Lampiran 10. Hasil SPSS ARB terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3………..36 Lampiran 11. Hasil SPSS Diuretik terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3….…36 Lampiran 12. Hasil SPSS Kadar limfosit pada visit 1,2,3……………………….37 Lampiran 13. Definisi Operasional………………………………………………38 Lampiran 13. Definisi Operasional………………………………………………39. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Chronic Kidney Disease (CKD) adalah penurunan fungsi ginjal yang irreversibel dengan GFR berada di bawah nilai normal (< 60 ml/menit/1,73 m2) dalam jangka waktu minimal 3 bulan. Secara luas, gagal ginjal kronis dikaitkan dengan perubahan sistem kekebalan yang parah. Jumlah limfosit menurun pada tahap akhir penyakit ginjal.Vitamin B dapat mengatur generasi kemokin sitokin, dan menjadi perantara interaksi dengan sel-sel kekebalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dampak pemberian vitamin B1,B6, B12 parenteral terhadap peningkatan limfosit pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pra-eksperimental dengan desain one group pretest-posttest. Penelitian ini menggunakan data sekunder, diambil dari rekam medis hasil lab untuk mengetahui kadar limfosit, penyakit lain, dan terapi obat yang diterima pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Bethesda dan Panti Rapih Yogyakarta. Data yang diambil kemudian dianalisis dengan SPSS untuk menguji hipotesis bahwa pemberian vitamin B kombinasi parenteral dapat menaikkan kadar limfosit pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. Dari hasil penelitian tidak terdapat peningkatan kadar rata-rata limfosit setelah pemberian vitamin B selama 2 minggu (p=0,065) dan selama 4 minggu (p=0,755). Pemberian Vitamin B1, B6,B12 tidak secara bermakna menaikkan kadar rata-rata limfosit pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Kata kunci: Chronic Kidney Disease, limfosit, vitamin B. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Chronic Kidney Disease (CKD) is a decrease in kidney function that irreversibel with GFR is below the normal value (60 ml/min </1.73 m2) for a period of at least 3 months. Broadly, chronic renal failure is associated with severe immune system changes. The number of lymphocytes decreased in the later stages of kidney disease. Vitamin B can manage the generation of kemokin cytokines, and becomes an intermediary interaction with immune cells. This study aims to measure the impact of administering vitamins B1, B6, B12 parenteral against an increase in lymphocytes of patients chronic renal failure undergoing hemodialysis. The type of research that is done is research pre-experimental design with one group pretest-posttest. This study uses secondary data, taken from the medical record the results of the lab to find out the level of lymphocytes, other diseases, and drug therapy received patients of chronic renal failure undergoing hemodialysis at Bethesda Hospital and The Mess. The data is taken and then analyzed with SPSS to test the hypothesis that giving vitamin B combination of parenteral can raise the levels of lymphocytes in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. From the results of the study there was no increase in the average level of lymphocytes after the administration of vitamin B1, B6, B12 for 2 weeks (p=0,065) and for 4 weeks (p=0,755). Administration of vitamin B1, B6, B12 did not significantly increase the average level of lymphocytes in chronic renal failure patients undergoing hemodialysis. Keywords: Chronic Kidney Disease, lymphocytes, B vitamin. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENDAHULUAN Penyakit gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kelainan fungsi dan struktur ginjal atau penurunan fungsi renal secara progresif selama lebih dari 3 bulan (Dipiro, 2015).Gagal ginjal kronis terjadi setelah lebih dari 3 bulan dapat dilihat dari penanda kerusakan ginjal (satu atau lebih) dan penurunan nilai GFR (Gromerular filtration rate) atau laju filtrasi glomerular. Beberapa penanda kerusakan ginjal adalah Albuminuria (Albumin Excretion Rate ≥ 30 mg / 24 jam; Albumin to Creatinine Ratio ≥ 30 mg / g [ ≥ 3 mg / mmol]), kelainan sedimen urin, elektrolit dan kelainan lain karena gangguan tubular, riwayat transplantasi ginjal. Selain itu disertai dengan nilai laju filtrasi glomerular yang menurun sebesar GFR< 60 ml/min/1.73 m2 (KDIGO, 2012). Faktor penyebab penyakit GGK meliputi diabetes melitus, infeksi saluran kemih glomerulonefritis kronis, nefritis intersisial kronis, hipertensi, penyakit ginjal polikistik, obstruksi, obesitas (PERNEFRI, 2012). Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah besar di dunia dengan rata-rata prevalensi penyakit gagal ginjal kronis secara global mencapai 13,4% (Hill et al, 2016). Selain itu di Indonesia prevalensi gagal ginjal kronis sebesar 0,2 persen. Prevalensi tertinggi di Sulawesi Tenggara sebesar 0,5 persen, kemudian Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masingmasing 0,4 persen. Prevalensi di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur masingmasing sebesar 0,3 persen ( Kemenkes, 2013). Penyakit ginjal kronis (GGK) adalah kondisi yang meningkat secara global yang hampir selalu mengarah ke terapi penggantian ginjal (perawatan dialisis). Pasien dengan gagal ginjal kronis rentan untuk mengembangkan berbagai komplikasi. Kerusakan sistem kekebalan adalah salah satu komplikasi yang paling penting dan serius pada pasien gagal ginjal kronis. Para pasien sering menderita penekanan kekebalan dan rentan terhadap berbagai infeksi (Tamadon, 2016). Gagal ginjal kronis adalah krisis kesehatan masyarakat dan dikaitkan dengan peningkatan prevalensi, biaya, dan hasil buruk yang tidak diinginkan. 1.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (Mangione and Dal Canton, 2010).Secara luas, gagal ginjal kronis dikaitkan dengan perubahan sistem kekebalan yang parah. Jumlah limfosit menurun pada tahap akhir penyakit ginjal. Peningkatan persentase sel NK berhubungan negatif dengan perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) (r = −0,259, p <0,001) sementara persentase sel B berhubungan positif dengan eGFR (r = 0,249, p <0,001).Lebih lanjut regresi linier multivariat menunjukkan peningkatan persentase sel B (β = 16,470, 95% CI [1,018–31,922], p = 0,037) dan penurunan persentase sel NK (β = −10,659, 95% CI [−20,063 hingga −1.254], p = 0,026) secara independen berkorelasi dengan eGFR yang lebih tinggi. Pasien dengan persentase sel NK yang lebih rendah dan persentase sel B yang lebih tinggi cenderung memiliki fungsi ginjal terbaik (Xiang, 2016). Pada penelitian Spinas (2015) menunjukkan bahwa vitamin B dapat mengatur pembentukan cytokine/chemokine, dan memediasi interaksi dengan sel imun yang terlibat dalam jalur patofisiologi dan peradangan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pengaruh pemberian vitamin B1, B6, dan B12 terhadap kadar limfosit pada pasien gagal ginjal kronik apabila diberikan vitamin B1, B6, dan B12 secara parenteral pada pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Bethesda dan Panti Rapih Yogyakarta yang memiliki kontribusi besar pada pelayanan kesehatan untuk masyarakat. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pra-eksperimental dengan desain one group pretest-posttest.Satu kelompok diberi perlakuan tertentu (X), dalam hal ini yaitu pemberian vitamin B kombinasi parenteral.Pada desain penelitian ini tidak digunakan kelompok kontrol.Observasi dilakukan pada waktu sebelum (O1) dan sesudah perlakuan (O2) (Surahman dkk, 2016). Subyek penelitian Penentuan besar ukuran minimal sampel diperlukan untuk mendapatkan sampel yang representatif. Cara perhitungan besar sampel untuk perbandingan. 2.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kelompok data berpasangan uji dua pihak ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut:  ( Z  Z  ) d  n =   /2  d  . 2. Keterangan: n. = besar sampel;. Zα/2 = nilai dalam tabel Z untuk nilai α tertentu (ditentukan oleh peneliti yaitu α = 0,05 = 5%); Zβ = nilai dalam tabel Z untuk nilai power tertentu (ditentukan oleh peneliti yaitu 80%); Σd = simpangan baku populasi dari data d yang diperoleh melalui penelitian sebelumnya atau berdasarkan referensi tertentu;. d. = besarnya nilai perbedaan yang diharapkan oleh peneliti antara μsesudah dan μsebelum (μsesudah-μsebelum = d (rata-rata d)) (Lolombulan, 2017). Penelitian ini menggunakan interval kepercayaan 95% dan kekuatan studi. 80%. Ukuran sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini dicari dengan kalkulator penghitung ukuran sampel menggunakan data perbandingan rerata kadar limfosit sebelum dan setelah pemberian vitamin B yang diasumsikan dari penelitian terdahulu. Penelitian Descombes (1993) dengan hasil rata-rata kadar adalah 1139 dengan standar deviasi. sebesar 462, sedangkan rata-rata kadar. limfosit setelah perlakuan adalah 1500 dengan standar deviasi sebesar 500. Interval kepercayaan 95%, kekuatan studi 80%, dan dimasukkan sebagai input data pada kalkulator penghitung ukuran sampel. Dari hasil perhitungan kalkulator, persyaratan sampel minimum yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebanyak 56 subjek. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan tipe consecutive sampling, yaitu dengan cara mengambil semua subjek tersedia yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan (Sharma, 2014). Subjek penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Bethesda dan Rumah. 3.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sakit Panti Rapih, Yogyakarta dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi antara lain meliputi jenis kelamin laki-laki atau perempuan, usia >18 tahun (dewasa), memiliki gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin, yaitu dua kali per minggu, dan tidak menggunakan suplemen vitamin B rutin sebelumnya. Sedangkan kriteria eksklusi adalah subjek tidak bersedia bergabung dalam penelitian, subjek yang memiliki hipersensitivitas terhadap vitamin B kombinasi, berpartisipasi dalam uji klinis yang lain, dan kehamilan atau rencana untuk hamil selama penelitian berlangsung. Pengumpulan Data Estimasi waktu pengumpulan data penelitian selama 4 minggu di Rumah Sakit Bethesda dan Rumah Sakit Panti Rapih. Pengumpulan data menggunakan data sekunder identitas diri pasien, kadar rata-rata limfosit, penyakit lain (diabetes mellitus dan hipertensi), serta konsumsi obat lain (asam folat, antihipertensi, kalsium, insulin) yang kemudian diambil melalui rekam medis hasil laboratorium pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis dan sudah mendapatkan terapi vitamin B1, B6, dan B12 secara parenteral. Analisis Statistik Data akan diolah melalui analisis deskriptif dan analisis statistik secara komputerisasi menggunakan software SPSS. Analisis data dilakukan dengan komparasi rata-rata data menggunakan uji t berpasangan/Wilcoxon untuk melihat hubungan pemberian vitamin B kombinasi terhadap kadar limfosit dan analisis univariat untuk menggambarkan karakteristik subjek. Data analisis yang diperoleh kemudian dibahas dalam bentuk uraian dan tabel.. 4.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian Variabel. Kriteria. Jumlah. Persentase (%). Jenis kelamin. Perempuan. 40. 34,78%. Laki-laki. 75. 65,22%. 19-39. 23. 20,00%. 40-59. 59. 51,30%. 60-85. 33. 28,69%. Ya. 97. 84,34%. Tidak. 19. 16,52%. Ya. 39. 33,91%. Tidak. 77. 66,95%. Usia. Hipertensi. Diabetes. Jenis kelamin dan Usia Penelitian dilakukan pada 115 pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Bethesda dan Panti Rapih. Secara umum pasien dengan jenis kelamin perempuan lebih sedikit dibanding dengan sebanyak 40 pasien. laki-laki, dan dalam penelitian ini diketahui. perempuan (34,78%), sedangkan laki-laki 75 pasien. (65,22%). Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, dkk (2016), dimana pasien hemodialisa berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding pasien perempuan yaitu sebesar 37 (68%) laki-laki dan 18 (32 %) perempuan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Hecking, dkk (2014) juga diperoleh bahwa pasien hemodialisa perempuan sebanyak 12.733 orang lebih sedikit jika dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 17.109 orang. Menurut Bayhakki dan Yesi (2017), rentang usia pasien yang mengalami hemodialisa lebih banyak ada usia 40-59 (41,2%) hal ini sama dengan hasil penelitian yang didapatkan dimana pada rentang usia 40-59 tahun sebesar 59 pasien (51,30%), diikuti dengan rentang usia 19 -39 tahun sebesar 23 pasien (20,00%) dan 60-85 tahun sebesar 33 pasien (28,69%).. 5.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Diabetes dan Hipertensi Diabetes dan hipertensi adalah penyebab utama penyakit ginjal kronis di semua negara maju dan banyak negara berkembang (Jha V., et al, 2013).Adapun dari total 117 sampel pasien yang didapatkan, sebanyak 39 pasien (33,91%) diantaranya mengalami diabetes dan 77 (66,95%) diantaranya tidak. Dari 97 (84,34%) pasien juga mengalami hipertensi dan sebanyak 19 (16,52%) pasien tidak mengalami hipertensi. Diabetik Nefropati sekarang menjadi penyebab paling umum penyakit ginjal kronis (CKD). Kedua jenis diabetes ini dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis dan pada akhirnya ESRD. Tetapi mengingat prevalensi diabetes tipe 2 yang jauh lebih tinggi daripada tipe 1, seringkali pasien dengan ESRD menderita diabetes tipe 2. Salah satu faktor terpenting dalam perkembangan lesi glomerulus adalah gangguan hemodinamik. Pengaturan otomatis aliran darah ginjal terganggu pada nefropati diabetik, sehingga pelebaran arteriol aferen yang abnormal menyebabkan peningkatan filtrasi glomerulus dan ini dapat menyebabkan sklerosis glomerulus dalam jangka panjang, sehingga menyebabkan tekanan darah sistemik yang langsung ditransfer ke glomeruli. Pada diabetes tipe 1 dengan mikroalbuminuria, tekanan darah sistemik akan mulai meningkat, meskipun mungkin masih dalam kisaran normal. Banyak pasien dengan diabetes tipe 2 juga memiliki hipertensi esensial yang meningkat setelah awal lesi ginjal. Oleh karena itu, pentingnya penilaian klinis mengenai kapan memulai skrining pada setiap pasien (Shahbazian, 2013). Riwayat penggunaan obat lain Tabel 2. Riwayat penggunaan obat pasien Obat. Jumlah. %. CCB. 67. 68,26%. ARB. 51. 44,34%. Diuretik. 49. 42,61%. Antidiabetik. Insulin. 9. 7,83%).. Kalsium. CaCo3. 79. 68,69%. Asam folat. Asam folat. 100. 86,96%. Antihipertensi. Golongan. 6.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pada pasien juga dilihat riwayat penggunaan konsumsi obat asam folat, kalsium, antihipertensi, dan insulin. Dari total 115 pasien, didapatkan riwayat penggunaan obat antihipertensi golongan CCB (Calcium Canal Blocker) dengan penggunaan amlodipine 59 obat (51,30%), nifedipine 3 obat. (2,60%), dan. diltiazem 7 obat (6,08%), dikarenakan terdapat 2 pasien yang mengkonsumsi amlodipine dan nifedipin secara bersamaan total penggunaan obat golongan CCB sebanyak 67 pasien (68,26%). Penggunaan obat antihipertensi golongan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) sebesar 51 pasien (44,34%) dengan penggunaan irbesartan 45 obat (39,13%), candesartan 5 obat (4,35%), dan valsartan 1 obat (0,87%). Selain itu, penggunaan obat antihipertensi golongan diuretik sebanyak 49 pasien (42,61%) yaitu pemakaian furosemide 47 obat (40,87%), spironolaktone 2 obat (1,73 %), dan HCT 1 obat (0,87%). Riwayat penggunaan obat antidiabetik jenis insulin pada pasien sebanyak 9 obat (7,83%). Selain antihipertensi dan antidiabetik golongan insulin, riwayat penggunaan kalsium sebesar 79 pasien (68,69%), sedangkan riwayat penggunaan asam folat sebanyak 100 pasien (86,96%). Tabel 3. Hasil analisis data penggunaan obat terhadap kadar limfosit Obat. Nilai p Visit 1 & 2. Visit 1,& 3. Insulin. 0,058. 0,646. Asam Folat. 0,133. 0,945. Kalsium. 0, 380. 0,645. Hasil yang diperoleh untuk penggunaan obat insulin pada kadar limfosit. Nilai p yang diperoleh pada visit 1 dan 2 sebesar 0,508 (p>0,05), sedangkan pada visit 1 dan 3 sebesar 0,646 (p>0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh dari penggunaan insulin terhadap kadar limfosit. Selain itu, hasil analisis data yang diperoleh dari penggunaan obat asam folat pada kadar limfosit, nilai p yang diperoleh pada visit 1 dan 2 sebesar 0,133 (p>0,05), sedangkan pada visit 1 dan 3 sebesar 0,945 (p>0,05). Hal tersebut menunjukan tidak adanya pengaruh. 7.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dari penggunaan asam folat terhadap kadar limfosit. Kemudian dari hasil yang diperoleh untuk penggunaan obat kalsium pada kadar limfosit, nilai p yan diperoleh pada visit 1 dan 2 sebesar 0,380 (p>0,05), sedangkan pada visit 1 dan 3 sebesar 0,645 (p>0,05). Hal tersebut menunjukan tidak adanya pengaruh dari penggunaan kalsium terhadap kadar limfosit. Tabel 4. Hasil analisis penggunaan obat anti hipertensi terhadap kadar limfosit Obat Anti hipertensi. Nilai p Visit 1 & 2. Visit 1& 3. CCB. 0,030. 0,802. ARB. 0,017. 0,033. Diuretik. 0,016. 0,489. Hasil yang diperoleh untuk penggunaan obat antihipertensi golongan CCB pada kadar limfosit. Nilai p yang diperoleh pada visit 1 dan 2 sebesar 0,030 (p<0,05), sedangkan pada visit 1 dan 3 sebesar 0,802 (p>0,05). Hal tersebut menunjukan secara klinis tidak adanya pengaruh dari penggunaan kalsium terhadap kadar limfosit. Selain itu, obat antihipertensi golongan ARB diperoleh nilai p 0,017 (p<0,05) pada visit 1 dan 2, sedangkan pada visit 1 dan 3 sebesar 0,033 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh obat antihipertensi golongan ARB terhadap kadar limfosit. Menurut Tawinwung,dkk (2018), Pemblokiran angiotensin renin oleh candesartan (antihipertensi golongan ARB) dapat menurunkan aktivasi sel limfosit. Selanjutnya, hasil analisis data diuretik didapatkan nilai p pada visit 1 dan 2 sebesar 0,016 (p<0,05), sedangkan pada visit 1 dan 3 sebesar 0,489 (p>0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh dari penggunaan insulin terhadap kadar limfosit.. 8.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Analisis Deskriptif Kadar Limfosit Tabel 5. Perbandingan Rerata Kadar Limfosit Statistik Deskriptif Standar deviasi (sel/m2 darah) Rata-rata (sel/m2 darah). Visit 1. Visit 2. (n=115). (n=115). 475.9829 1148.974. 658.6673. 1285.713 1504.219. 1315.192. Nilai minimum (sel/m2 darah) Nilai maksimal (sel/m2 darah) Rentang (sel/m2 darah). Visit 3 (n=115). 298.8. 182.4. 89.8. 2661.7. 10600.3. 4174.1. 2362.9. 10417.9. 4084.3. Melalui hasil analisis deskriptif diatas diketahui bahwa kadar limfosit rata-rata pada visit 1 sebesar 1285.713 (sel/m2 darah), sementara itu pada visit 2 didapatkan kadar rata-rata limfosit sebanyak 1504.219 (sel/m2 darah),. dan. terakhir pada visit 3 didapatkan sebesar 1315.192 (sel/m2 darah). Terdapat penurunan kadar rata-rata pada visit 2 dan visit 3. Standar deviasi pada visit 1 sebesar 475.9829 (sel/m2 darah), visit 2 sebanyak 1148.974 (sel/m2 darah), dan pada visit 3 sebesar 658.6673 (sel/m2 darah). Nilai minimum visit 1 yaitu 298.8 (sel/m2 darah), pada visit 2 sebesar 182.4. (sel/m2 darah), dan pada visit 3. sebanyak 89.8 (sel/m2 darah). sedangkan nilai maksimal visit 1 yaitu 2661.7 (sel/m2 darah) , visit 2 sebesar 10600.3 (sel/m2 darah), dan visit 3 sebanyak 4174.1 (sel/m2 darah). Uji normalitas data kadar limfosit Penelitian ini untuk melihat dampak pemberian vitamin B1, B6, B12 terhadap parameter dilakukan, yaitu kadar rata-rata limfosit. Oleh karena itu dilakukan uji normalitas menggunakan aplikasi SPSS. Uji normalitas merupakan sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal. 9.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ataukah tidak. Kriteria sebaran data dapat dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi p>0,05, dan jika nilai signifikansi p<0,05 maka sebaran data dikatan tidak terdistribusi normal (Santoso, 2010). Apabila sebaran data terdistribusi secara normal maka dapat menggunakan Uji t, sementara jika tidak terdistribusi normal dapat menggunakan uji non parametrik seperti Wilcoxon. Pengaruh pemberian vitamin B terhadap kadar Limfosit Tabel 6. Hasil uji non parametric Wilcoxon pemberian B Nilai p. Obat Vitamin B1, B6, B12. Visit 1 & 2. Visit 1 & 3. 0,065. 0,755. Pada penelitian ini menggunakan 2 uji Shapiro-Wilk dan Kolmogorov Smirnov, dikarenakan terdapat data kurang dari 50 yaitu data penggunaan obat antihipertensi golongan ARB dan diuretic, serta data penggunaan obat insulin pada pasien. Selain itu, terdapat data dengan jumlah lebih dari 50 pada data peggunaan obat asam folat, kalsium, antihipertensi golongan CCB, dan vitamin B pada kadar limfosit pasien gagal ginjal kronis yang sedang menjalani hemodialisa. Uji non parametrik dilakukan pada saat salah satu atau kedua data tidak terdistribusi secara normal. Terdapat 2 uji normalitas variabel numerik yaitu Shapiro-Wilk dan Kolmogorov Smirnov. Dilakukan uji normalitas Shapiro jika jumlah data penelitian kurang dari 50, sedangkan penggunaaan uji Kolmogorov smirnov apabila jumlah data penelitian lebih dari 50 (Dahlan, 2015). Penelitian ini untuk melihat dampak pemberian vitamin B1, B6, B12 terhadap kadar rata-rata limfosit. Oleh karena itu dilakukan uji normalitas menggunakan aplikasi SPSS. Uji normalitas merupakan sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Hasil dari uji normalitas pada kelompok sampel pasien gagal ginjal kronis yang diberikan vitamin B1, B6, dan B12 tidak terdistribusi normal, yaitu dengan nilai p>0,05 pada visit 1 (minggu pertama) sebesar 0,075; visit 2 (minggu kedua) sebesar 0,220 ; dan visit (minggu keempat) sebesar 0,117. Sementara itu, hasil 10.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. seluruh data tidak terdistribusi normal sehingga pengolahan data dilakukan menggunakan uji nonparametric dengan Wilcoxon. Hasil analisis uji non parametrik Wilcoxon didapatkan nilai p pada visit 1 dibandingkan dengan visit 2 sebesar 0,065 (p>0,05) sedangkan pada visit 1 dibandingkan dengan visit 3 sebesar 0,755 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan dari pengaruh penggunaan vitamin B1,B6,B12 pada kadar limfosit. Hal ini juga dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Paudel dkk (2017) bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terkait vitamin B12 dengan sel darah putih. Limfosit sendiri merupakan salah satu dari proporsi subtipe sel darah putih (Fang et al, 2017). Selain itu, progresi dari gagal ginjal kronis sangat berpengaruh terhadap thiamin, karena terdapat penurunan regulasi yang signifikan dari pengangkut thiamin THTR-1 dan THTR-2 (Bukhari, 2011). Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yaitu tidak dapat dimonitoring variabel pengacau yang tidak terkendali contohnya kondisi fisiologis pasien salah satunya inflamasi karena parameter yang diukur hanya limfosit. Menurut Yuan dkk (2019), inflamasi pada pasien CKD dapat dievaluasi dengan menggunakan rasio neutrophil limfosit (NLR). Selain itu, dapat dilakukan pengukuran darah lengkap untuk mengetahui risiko perkembangan penyakit ginjal pada pasien CKD (Kim et al, 2014). Penelitian ini hanya berfokus pada komorbiditas diabetes dan hipertensi serta obat-obatan lain yaitu asam folat, kalsium, insulin, dan antihipertensi sehingga selain obat-obatan tersebut tidak dijelaskan. KESIMPULAN Tidak ada peningkatan kadar rata-rata limfosit setelah diakukan pemberian vitamin B selama 2 minggu (p=0,065) dan selama 4 minggu (p=0,755) terhadap pasien gagal ginjal kronis yang mejalani hemodialisa di Rumah Sakit Bethesda dan Panti Rapih Yogyakarta. SARAN Bagi praktek klinis perlu dilakukan penelitian terhadap variabel dan komorbiditas lain yang belum terukur, selain diabetes mellitus dan hipertensi serta. 11.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. obat-obatan lain yang dikonsumsi selain asam folat, kalsium, insulin, dan antihipertensi. Selain itu, variabel pengacau dalam penelitian ini tidak dapat dikendalikan.. 12.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA Bukhari, F. J., Moradi, H., Gollapudi, P., Ju Kim, H., Vaziri, N. D., & Said, H. M. 2010. Effect of chronic kidney disease on the expression of thiamin and folic acid transporters. Nephrology Dialysis Transplantation, 26(7), 2137–2144. Dahlan, Sopiyudin, 2015. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat. Edisi 6. Jakarta, Salmba Medika. Dipiro, J.T. 2015. Pharmacotherapy Handbook 9th Edition, McGraw Hill. New York., p. 787. Hill, N. R., et al. 2016. Global Prevalence of Chronic Kidney Disease – A Systematic Review and Meta-Analysis. PLoSONE, 11 (7), 1. Hecking, M., Bieber, B. A., Ethier, J., Kautzky-Willer, A., Sunder-Plassmann, G., Säemann, M. D., Port, F. K. 2014. Sex-specific differences in hemodialysis prevalence and practices and the male-to-female mortality rate: the Dialysis Outcomes and Practice Patterns Study (DOPPS). PLoS medicine, 11(10), e1001750. Jha, V., Garcia-Garcia, G., Iseki, K., Li, Z., Naicker, S., Plattner, B., Yang, C.-W. 2013. Chronic kidney disease: global dimension and perspectives. The Lancet, 382(9888), 260–272. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, hal: 95. Kidney disease informing global outcomes (KDIGO). 2012. KDIGO Clinical Practice Guideline For Anemia In Chronic Kidney Disesae. Kidney international supplements, P.(3), 5-14. Kim, S. M., & Kim, H. W. 2014. Relative lymphocyte count as a marker of progression of chronic kidney disease. International Urology and Nephrology, 46(7), 1395–1401 Mangione F and Dal Canton A. 2010. The epidemic of chronic kidney disease: looking at ageing and cardiovascular disease through kidney-shaped lenses. J Intern Med. 268:449-55.. 13.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Paudel, P., Agrawal, J., Timilsena, S., & Subedi, J. 2017. Study of vitamin B12 status and the consequential clinico-hematological profile in healthy vegetarian population in Nepal. Journal of Chitwan Medical College, 7(1), 41-46. PERNEFRI. 2012. Report of Indonesian Renal Registry, Perhimpunan Nefrologi (PERNEFRI), Jakarta. Shahbazian, H., & Rezaii, I. 2013. Diabetic kidney disease; review of the current knowledge.. Journal. of. renal. injury. prevention,. 2(2),. 73–80.. doi:10.12861/jrip.2013.2 Singgih Santoso. 2010. Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Spinas E, Saggini A,Kritas S, et al. 2015. Crosstalk Between Vitamin B and Immunity. Journal of biological regulators and homeostatic agents. Tamadon MR. 2016. Immunity and chronic kidney disease. Immunopathol Persa. 2(2):e16. Tawinwung, S., Petpiroon, N., & Chanvorachote, P. 2018. Blocking of Type 1 Angiotensin II Receptor Inhibits T-lymphocyte Activation and IL-2 Production. In Vivo, 32(6), 1353–1359. Wahyuni A.,Ellyza N.,Elizabet B. 2016. Pengaruh Hemodialisis terhadap Urea Reduction Ratio pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium V di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2). Xiang, F.F, et al. 2016. Lymphocyte depletion and subset alteration correlate to renal function in chronic kidney disease patients, Renal Failure. 38(1), 714. Yuan Q, Wang J, Peng Z, Zhou Q, Xiao X, Xie Y, Wang W, Huang L, Tang W, Sun D, Zhang L, Wang F, Zhao MH, Tao L, He K, Xu H. 2019. Neutrophil-to-lymphocyte ratio and incident end-stage renal disease in Chinese patients with chronic kidney disease: results from the Chinese Cohort Study of Chronic Kidney Disease (C-STRIDE). J Transl Med ;17(1):86.. 14.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN Lampiran 1. Ethical Clearance. 15.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 2. Surat Izin Penelitian. 16.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 3. Sertifikat Clinical Epidemiology & Biostatistic Unit. 17.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 4. Perhitungan Kalkulator Estimasi Besar Sampel. 18.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 5. Data dasar dan kadar limfosit pasien No.. 1.. 2.. No. RM. 0114 923. 0199 3714. Inisial. S. GM. Usia (tahun). 59. 59. Jenis Kelamin. Riwayat Penyakit. Riwayat Pengobatan Visit 1. Visit 2. Visit 3. L. Anemia, Hipertriglis eridemia. Anemolat 1 mg (3x sehari p.o.) CaCO3 250 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 5 mg (1x sehari p.o.). 1382.4. 1260. 1216.5. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, CVD, Stroke, Anemia renal, BPH. Anemolat 1 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Candesartan 8 mg (1x sehari). 870.4. 989.6. 552.6. 1222.2. 858. 989.8. 964.8. 1222.4. 1038.8. 1251.2. 1687.8. 1951.6. 1074. 1150.9. 778.7. 1060.2. 1084.9. 408.8. 2332.8. 3271.2. 2749.2. 3.. 0201 4614. P. 47. L. Hipertensi, Stroke, Recurrent Kidney Stone, Anemia. 4.. 0109 5869. AP. 60. L. Hipertensi, Anemia. L. Hipertensi, Recurrent Kidney Stone, Anemia. P. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia. 5.. 0104 3905. BTP. 56. 6.. 0116 1683. 7.. 0205 5659. S. 45. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia. 8.. 0116. DW. 47. L. Hipertensi,. S. 49. 19. Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 250 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Amlodipine 5 mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Folic acid 1 mg (3x.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7759. Diabetes Melitus, CVD, Anemia. 9.. 0065 4676. 10.. 0104 6262. DL. 11.. 0202 2646. S. 12.. 0197 1847. 13.. 14.. 0117 3230. 0200 1588. AC. W. N. T. L. Hipertensi, Dislipidemi a, Anemia, Diabetes Melitus. 54. P. Hipertensi, Hipotiroid, Diabetes Melitus. 48. P. CVD, Anemia, Dispepsi. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, Recurrent Kidney Stone, Dislipidemi a, Anemia Hipertensi, CVD, Anemia. 49. 57. 48. 69. L. 20. sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 5 mg (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Clonidine 150 mg (2x sehari) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 5 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.). 1627.5. 1303.4. 1008.1. 1512. 1656.2. 1348. 783.9. 971.1. 634. 865.2. 1064.7. 860.2. Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari). 1380. 1316. 1227.4. Anemolat 1 mg (3x sehari p.o.) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 5 mg (1x sehari p.o.). 834. 1512.8. 1479.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15.. 0202 915. RA. 26. P. Hipertensi, Anemia. L. Hipertensi, Hiperurise mia, depresi, anemia, TBC kelenjar. 16.. 0066 2790. 17.. 0114 6006. ES. 38. L. CVD, Anemia. 18.. 0105 0144. VPTJ. 49. L. HT, DM, Stroke, Anemia. 19.. 0201 4275. R. 39. L. 20.. 0194 2565. S. 41. L. 21.. 0206 1667. K. 50. P. 22.. 0206 3274. J. 59. P. FR. 30. Hipertensi, Anemia. HT, Anemia. Hipertensi, Anemia. Anemia, CVD. 21. Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Folic acid 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Furosemid 40 mg (1x sehari) oral Irbesartan 300 mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (1x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Folic acid 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Folic acid 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Folic acid 5 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral Folic acid 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (2x sehari) oral Amlodipin 10 mg (1x sehari oral) Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral Acidum folicum 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Acidum folicum 1 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Furosemid 40 mg (1x sehari) oral. 1315.6. 1702.8. 1392.6. 1204. 1028. 1254. 1831.2. 2354. 2461.8. 1326.2. 741.6. 1229.1. 1244.3. 1872. 1411.8. 1289.6. 1612.8. 2587.5. 2364. 2382.8. 1970. 2192.4. 2240. 1397.5.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23.. 0193 8508. KAR. 65. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia. Hipertensi, CVD, Anemia, Hiperurise mia. 24.. 0109 0866. BI. 59. L. 25.. 0103 891. SI. 66. L. Hipertensi, Anemia, Dispepsia. 26.. 0201 123. PS. 59. L. HT, Anemia. 27.. 0015 6228. EEP. 55. P. Hipertensi, DM, Anemia. 28.. 0113 4839. G. 47. L. HT, Anemia, CVD. 29.. 0198 4186. R. 54. L. Hipertensi, DM, Anemia. P. Hipertensi, CVD, Dispepsi, Anemia, hepatomega. 30.. 0113 2605. M. 54. 22. Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral Anemolat 1 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Irbesartan 300 mg (1x sehari) oral Acidum folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Candesartan 8 mg (1x sehari) Acidum folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Acidum folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Acidum folicum 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Candesartan 16 mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Lantus solostar 12 IU (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (2x. 950.4. 1536. 1275. 1233. 687.6. 589.6. 457.2. 1130.8. 969.8. 432.6. 2111.2. 2060.4. 1584.7. 1859. 1482. 924. 800.4. 1056.9. 1073.6. 836. 1008. 883.2. 999.6. 1084.5.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31.. 0045 5253. SW. 64. P. li, congesti CVD, OA Genu bilateral, hiperurisem ia. 32.. 0109 2633 8. IS. 49. L. Hipertensi, Recurrent Kidney Stone, Diabetes mellitus, Anemia. 33.. 0015 0000. BHS. 65. L. Hipertensi, Anemia. 34.. 35.. 36.. 0199 4352 3. 0099 8942. 0111 7311. 37.. 0104 2474. 38.. 0205 6549. S. YDR. W. KR. MNS. 49. 56. 59. 53. 42. L. L. L. P. L. Hipertensi, CVD, Anemia. Hipertensi, CVD, Stroke, Recurrent Kidney Stone, Anemia, PHN. Hipertensi, Anemia. Diabetes mellitus, Stroke, Anemia, Hipoalbumi nemia, OA genu, Arthritis Hipertensi, Stroke, Anemia. 23. sehari) Folavit 400 mcg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari). 874. 850. 873.4. Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.). 813.4. 1215.6. 1249.2. 319.2. 648.9. 458. Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Concor 2,5 mg (1x sehari). 1098. 816. 89.8. Anemolat 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40mg (1x sehari). 791.1. 990. 933.6. Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Candesartan 16mg (1x sehari)2f. 1328.1. 1078.5. 778.8. Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari). 1151.8. 900. 1318.8. Anemolat 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.). 1120.8. 1596.2. 1113.4.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39.. 0060 2535. AM. 47. P. Hipertensi, CVD, Anemia, Hemoroid. 40.. 0204 2528. R. 52. P. Hipertensi, DM, CVD, Anemia, Hipoalbumi nemia, Dislipidemi a. 41.. 0171 1396. WS. 62. L. Hipertensi, Anemia, Hiperurise mia. 42.. 0115 5915. S. 55. L. Hipertensi, Anemia. 43.. 0204 7347. P. Hipertensi, Anemia, Hiperurise mia. 44.. 0097 9889. MML. HS. 28. 62. L. 45.. 0206 1809. 46.. 0067 5134. TM. 53. P. 47.. 0199 1130. SM. 43. P. DAHP. 49. L. Hipertensi, Diabetes Mellitus, Anemia, Radikuler pain, HNP. Hipertensi, Diabetes Mellitus, Anemia. Hipertensi, CVD, Anemia, PHN Hipertensi, Anemia. 24. Amlodipine 10 mg (1x sehari) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Clonidine 150mg (2x sehari) Furosemid 40 mg (2x sehari p.o.) Concor 2,5 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Anemolat 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (1x sehari). 1407.9. 1463.7. 1434.6. 1285.7. 1323. 1258.5. 1024.1. 1518.4. 900. 1332. 1105.2. 852.5. 1593.9. 1946.4. 1060.8. 2298.4. 1714.5. 1483.5. 1589.5. 2374. 1762.2. 1193.7. 928.2. 929.1. 1005.1. 873.8. 1058.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari). 48.. 0057 3128. YK. 27. L. Hipertensi, CVD, Anemia, Hiperfosfat emia, Asites, Poliarthritis. 49.. 0110 5917. HS. 40. L. Hipertensi, CVD, Anemia. 50.. 0201 3538. S. 65. P. Hipertensi, DM, Anemia. 51.. 0201 4042. S. 65. L. Hipertensi, CVD, Anemia. 52.. 0069 5343. S. 63. L. Hipertensi, CVD, Anemia, Hiperurise mia, Trombosito penia, Hepatitis C. 25. Anemolat 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Clonidine 150 mg (2x sehari) Concor 2,5 mg (1x sehari) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Recormon 2000 IU (2x seminggu) Nifedipine 10 mg (saat dibutuhkan) Spironolactone 25 mg (1x sehari). Acidum Folicum 400 mcg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari). 935. 10600.3. 1046.1. 549.6. 818.9. 786.8. 551.2. 595.4. 654. 834.7. 1094.4. 850. 1010.8. 1006.5. 1133.9.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 53.. 0196 3216. S. 64. L. Hipertensi, DM, stroke, Anemia. 54.. 0202 3270. EB. 30. L. Hipertensi, CVD, Anemia, Hiperurise mia. 55.. 0111 9082. SY. 51. P. Hipertensi, Anemia, Bronkitis. 56.. 0202 5522. R. 56. L. Hipertensi, Anemia. 57.. 0200 8826. EC. 38. P. Hipertensi, CVD. Anemia. 58.. 0108 2005. ABS. 40. L. Hipertensi, CVD. Anemia. 59.. 0047 5093. EM. 61. L. Hipertensi, CVD, Stroke, Anemia. 60.. 0015. BS. 60. L. Hipertensi,. 26. Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU (2x seminggu) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Hemapo 2000 IU (2x seminggu) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Spironolaktone 25 mg (1x sehari) irbesartan 8mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Anemolat 1 mg (3x. 1608.2. 2135.7. 2074.8. 1953. 2216.5. 1716. 669.9. 533. 522.6. 568.7. 690.6. 567.7. 967.5. 1150.8. 916.5. 2060.4. 2044.4. 1996.5. 703.3. 182.4. 1312.4. 1526. 1386.2. 1292.2.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5785. 61.. 0190 1503. DM, Anemia. WN. 39. L. Hipertensi, DM, Anemia. 62.. 0190 6346. ML. 61. P. CVD, anemia. 63. 0200 3808. AP. 44. L. Hipertensi, DM. 64.. 0101 6672. AS. 57. P. Hipertensi, DM, CVD, anemia. 65.. 0200 9535. S. 65. P. Hipertensi, DM, CVD, anemia. 66.. 0112 9152. DJ. 52. L. Hipertensi, DM, CVD, anemia. KY. 38. L. Hipertensi, Anemia. 67.. 4504 45. 68.. 1011 241. RJ. 54. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia. 69.. 9477 13. M. 65. L. Hipertensi, Anemia. 27. sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Anemolat 1 mg (3x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari p.o.) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Acidum Folicum 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg 3x sehari Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Anemolat 1 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Clonidin 0,15 mg (2x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (tiap malam) Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari). 1559.9. 1292. 913.9. 1580.8. 1215.6. 1249.2. 1401.4. 1462. 390. 822. 1170.4. 1098.2. 1236.9. 1305.3. 1164.7. 792.8. 1006.4. 846. 1941.6. 1861.2. 2196. 805.2. 800.8. 905.3. 1009.2. 897. 1363.4.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Irbesartan 300 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) 70.. 4502 06. BS. 64. L. Hipertensi. 71.. 9287 45. H. 61. L. Hipertensi. 72.. 8979 82. M. 58. P. Hipertensi, CVD, HHD. 73.. 1809 82. WR. 64. L. Hipertensi, Anemia. Hipertensi, Diabetes Melitus (tidak ongoing). 74.. 2408 97. TG. 66. P. 75.. 5281 29. TA. 51. P. Hipertensi. 76.. 3596 74. HD. 38. P. Anemia. 77.. 5718 74. SYB. 82. L. Anemia. 78.. 8875. RTH. 43. P. Hipertensi,. 28. Folic acid 1000 mikrogram (2xsehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Folic acid 1000 mikrogram (3x sehari) CaCO3 500 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Diltiazem Hcl 100 mg (1x sehari) Clonidine 0,15 mg (2x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Folic acid 1 mg (3x sehari) Diltiazem 200 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Clonidine 0,15 mg (1x sehari) Folic acid 1000 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Allopurinol 300 mg (1x sehari) Coamlodipivel 300 mg (1x sehari) Folic acid 1 mg (2x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi hari) Folic acid 1 mg (2x. 2189.6. 2508. 2496.9. 1333.5. 1528. 1337.4. 1290. 1165.5. 953.7. 1221. 1714.3. 1914. 776.1. 1639.2. 1243.5. 1368.5. 948. 931.2. 1221. 1113. 1285.2. 1467.9. 1130.5. 1489.4. 1935. 2832. 2545.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 75. 79.. 9234 90. 80.. 8766 76. 81.. 6321 96. 82.. 8649 71. 83.. 9965 72. 84.. 8101 26. Anemia. HP. SP. NK. MU. AE. RW. 56. 39. 59. 61. 27. 27. L. Hipertensi. L. Hipertensi (tidak ongoing), Anemia. P. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia. P. Infeksi ginjal (tidak ongoing). P. Hipertensi, Anemia. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia. 85.. 3011 69. ES. 64. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, aritmia, struma nodosa, Anemia. 86.. 0741 93. RV. 59. L. Hipertensi, Anemia. 87.. 3061 30. IN. 46. P. Hipertensi, Preeklamsi. 29. sehari) Clonidine 0,15 mg (2x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) CaCO3 500 mg (2x sehari) Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Folic acid 1000 mg (2x sehari p.o.) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 5 mg (1x sehari p.o.) Insulin 14 IU (tiap pagi) Hemapo 2000 IU (2x seminggu iv) Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Insulin novomix 30 IU (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Anemolat 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Clonidin 0,15 mg mg 3x sehari Irbesartan 150 mg (1x sehari) Nifedipine 30 mg tiap pagi Folic acid 1000 mikrogram (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Folic acid 1 mg (2x sehari). 1386. 1132. 1080. 2469.6. 1901.9. 2052. 948. 961.6. 0. 1321.6. 882. 885. 1137.6. 998.4. 928.8. 1086.8. 820. 966.4. 1352.4. 1188.8. 970.5. 2076. 2172.8. 1946. 1696.2. 1404.9. 1910.4.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a (tidak ongoing), Anemia. 88.. 1272 69. P. 59. P. 89.. 9487 18. S. 61. L. 90. 0789 90. RM. 60. P. Hipertensi, DM, Anemia Congenital Kidney Disease, Anemia Hipertensi, DM (tidak on going), recurrent kidney disease. Aprovel 150 mg (1x sehari) Lasix 40 mg (tiap pagi) Folic acid 1 mg (3x sehari) Insulin 16 UI (tiap malam) Clonidin 0,15 mg (3x sehari). 1526. 2769.2. 2870.1. Folic Acid 1000 mg (1x sehari). 1082. 975. 1071.8. Folic acid 1 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari). 1209. 672. 1008. 690.8. 676. 690. 1623.8. 1687.4. 4174.1. 1086.4. 840. 1015. 1200.1. 1684.8. 2066.4. Folic acid 1 mg (3x sehari). 1822.8. 1652.7. 0. Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari). 895.5. 847. 871.5. 91.. 2557 41. HU. 51. L. Hipertensi, Anemia. Folic Acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Furosemide 40 mg (1x sehari). 92.. 3045 33. RT. 68. P. DM (tidak on going), Anemia. Folic Acid 1 mg (1x sehari). 93.. 2487 97. PH. 63. P. Diabetes melitus, Anemia. 94.. 9790 48. I. 51. L. Hipertensi, Anemia. 95.. 96.. 1126 80. 8564 83. WH. L. 32. 36. L. L. Infeksi ginjal (tidak ongoing), Anemia Infeksi ginjal (tidak ongoing),. 30. Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 300 mg (3x sehari) Insulin 10 IU (3x sehari subkutan) Folic acid 1000 mikrogram (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi p.o.).

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Anemia. 97.. 98.. 8589 28. 2984 18. 99.. 8422 994. 100.. 8044 0. 101.. 102.. 1053 053. 3934 00. W. 37. L. PS. 67. L. SHI. ID. 66. 30. P. P. Hipertensi, Anemia. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia Hipertensi (tidak ongoing), Anemia Hipertensi, ISK (tidak ongoing), Anemia. YY. 70. L. Hipertensi. S. 61. L. DM, Anemia. L. Hipertensi, DM, Ca prostat (tidak on going), Anemia. 103.. 5591 46. 104.. 9314 19. LAM. 43. L. Hipertensi, Diabetes Melitus, Anemia. 105.. 6846 13. S. 57. P. Hipertensi, Diabetes. HR. 74. 31. Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari p.o.) Clonidin 0,15 mg (1x sehari). 1048.9. 1255.8. 1363.2. Hemapo 2000 IU (1x seminggu iv). 1721.4. 1307.3. 2001.3. Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari). 2176.8. 1392. 1720.8. Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari). 1434.6. 869.7. 942. 1655.1. 1561.7. 2312. 964.8. 1196.8. 1042.2. 298.8. 339.6. 413.6. 954. 1179.2. 1389.6. 1526.2. 1512. 1675.8. Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Furosemid 40 mg (2x sehari) Folic Acid 1 mg (1x sehari) Amlodipine 5 mg (tiap pagi) Insulin 12 IU (3x sehari) Furosemide 40 mg (2x sehari) Folic acid 1 mg (1x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Amlodipine 5 mg (1x sehari) Folic acid 1 mg (2x sehari) CaCO3 500 mg (2x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 150 mg (1x sehari) Insulin 6 IU (2x sehari subkutan) Folic acid 1 mg (3x sehari).

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. melitus. 106.. 0808 35. YU. 67. L. Diabetes melitus. 107.. 9916 99. ABD. 19. P. Hipertensi, Anemia. 108.. 9737 89. R. 58. L. HT, Anemia. 109.. 6931 98. AT. 32. L. Hipertensi. M. 51. P. Hipertensi, Anemia. TS. 53. P. 110.. 111.. 1037 533. 8782 325. 112.. 2105 65. BS. 38. L. Hipertensi, Anemia. 113.. 8944. SAD. 43. P. Anemia. 32. Clonidine 0,15 mg (3x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Insulin 12 IU (1x sehari) Furosemid 40 mg (tiap pagi) Folic acid 1 mg (3x sehari) CaCO3 500 mg (3x sehari) Irbesartan 300 mg (1x sehari) Furosemid 40 mg (1x sehari p.o.) Clonidine 0,15 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) Folic acid 1 mg (2x sehari) oral Irbesartan 300 mg (300 mg setiap pagi oral) Furosemide 40 mg (1x sehari) oral Amlodipine 10 mg (setiap sore) oral Amlodipine 5 mg (1x sehari) oral Clonidine 0,15 mg (2x sehari) oral Irbesartan 150 mg (1x sehari) oral Folic acid 1 mg (2x sehari) oral CaCO3 500 mg (2x sehari) oral Irbesartan 150 mg (setiap pagi) oral. Folic acid 1 mg (2x sehari) oral CaCO3 500 mg (3x sehari) oral Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Clonidin 0,15 mg (1x. 1820.7. 1994.1. 2092.5. 1942.5. 1479. 1764. 1179.9. 1642.2. 1591.2. 1471.8. 2653.5. 1678.6. 1883. 3093. 2745.9. 888.8. 6912.27. 631. 2661.7. 2808.5. 2752. 897.6. 978. 610.5.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 70. 114.. 115.. 8661 10. 9647 96. MKO V. W. 35. 57. L. L. Hipertensi, Recurrent Kidney Stone, Anemia. Hipertensi, Recurrent Kidney Stone, Anemia. 116.. 1036 671. DS. 27. L. Anemia, recurrent kidney stone. 117.. 1347 20. NS. 36. L. Infeksi ginjal. 33. sehari) oral Folic acid 1 mg (1x sehai) oral CaCO3 500 mg (1x sehari) oral Amlodipine 5 mg (1x sehari) oral Clonidin 0,15 mg (3x sehari) oral CaCO3 500 mg (1x sehari) Amlodipine 10 mg (1x sehari) oral Clonidin 0,15 mg (1x sehari) oral Valsartan 160 mg (1x sehari) oral Furosemid 40 mg (tiap pagi) oral. -. 1605.5. 1691. 1924.4. 1062.4. 1260.4. 1060.2. 1893.5. 1719.7. 1910.8. 1145.8. 1251. 1530.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 6. Hasil analisis SPSS Kalsium terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3 Test Statisticsa. Z Asymp.. Sig.. (2-. tailed). Kalsium2. - Kalsium3. Kalsium1. Kalsium1. -.930b. -.249c. .352. .803. -. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. Based on positive ranks.. Lampiran 7. Hasil analisis SPSS Asam folat terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3 Test Statisticsa AsamFotal_2 - AsamFotal_3 AsamFolat_1 AsamFolat_1 Z. -1.253b. -.065b. Asymp. Sig. (2tailed). .210. .948. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. Based on positive ranks.. 34.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 8. Hasil analisis SPSS Insulin terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3. Test Statisticsa Insulin2 Insulin1. Insulin3 Insulin1. Z. -.663b. -.459b. Asymp. Sig. (2tailed). .508. .646. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. Based on positive ranks.. Lampiran 9. Hasil analisis SPSS CCB terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3 Test Statisticsa Limfosit2_HT Limfosit1_HT -2.169b .030. Z Asymp. Sig. (2tailed) a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. Based on positive ranks.. 35. Limfosit3_HT Limfosit1_HT -.251c .802.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 10. Hasil analisis SPSS ARB terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3 Test Statisticsa Limfosit2_HT - Limfosit3_HT -. 3Z Asymp. Sig. (2tailed). Limfosit1_HT. Limfosit1_HT. -2.390b. -2.175b. .017. .030. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. Based on positive ranks.. Lampiran 11. Hasil analisis SPSS Diuretik terhadap kadar limfosit pada visit 1,2,3 Test Statisticsa Limfosit2_HT - Limfosit3_HT Limfosit1_HT. Limfosit1_HT. Z. -2.402b. -.691b. Asymp. Sig. (2tailed). .016. .489. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. Based on positive ranks.. 36.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 12. Hasil analisis SPSS Kadar limfosit pada visit 1,2,3 Test Statisticsa Limfosit2 Limfosit1. Limfosit3 Limfosit1. Z. -1.847b. -.311b. Asymp. Sig. (2tailed). .065. .755. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. Based on positive ranks.. Statistics Limfosit1. Limfosit2. Limfosit3. Valid. 117. 117. 117. Missing. 0. 0. 0. Mean. 1285.7128. 1504.2185. 1315.1923. Std. Error of Mean. 44.00463. 106.22265. 60.89381. Median. 1222.2000. 1255.8000. 1216.5000. Std. Deviation. 475.98289. 1148.97367. 658.66732. Minimum. 298.80. 182.40. .00. 2661.70. 10600.30. 4174.10. N. Maximum. 37.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 13. Definisi Operasional Variabel. Definisi operasional. Skala. Kadar limfosit. Kadar limfosit darah berada di bawah kadar normal limfosit (<1.0-3.0 x 109/l). Kontinyu. Vitamin B kombinasi parenteral. Dosis vitamin B kombinasi 2 cc dua kali seminggu setelah hemodialisis. Nominal. Gagal ginjal kronis. Berdasarkan diagnosis dokter, sudah mengalami hemodialisis yang tercantum di rekam medis.. Nominal. Usia. Usia yang ditetapkan adalah diatas 18 tahun yang tercantum di rekam medis.. Kontinyu. Jenis kelamin. Berdasarkan klasifikasi yaitu lakilaki atau perempuan yang tercantum di rekam medis.. Nominal. Komorbiditas. Pasien menderita diabetes melitus, dilihat dari catatan rekam medis. Gula darah sebelum makan: 70130 mg/dL, Dua jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL, Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang dari 100 mg/dL.. Nominal. Obat-obatan lain yang dikonsumsi. Asam folat, kalsium, antihipertensi, insulin.. Nominal. 38.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BIOGRAFI PENULIS Penulis naskah skripsi yang berjudul “Pemberian Vitamin B1, B6, B12 Parenteral Dan Peningkatan Limfosit Pasien Gagal Ginjal Kronik RS Bethesda Dan Panti Rapih Yogyakarta” bernama lengkap Regina Ayudyaningsari Pradani, lahir di Yogyakarta, 3 Februari 1998. Penulis menempuh pendidikan formal di SD Katolik Amkur Bengkayang (2003-2008), SD Sendangadi 1 Sleman (2008-2009), SMP Negeri 3 Sleman (2009-2012), dan SMA Negeri 2 Bengkayang (2012-2015). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2015. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Paulus Joko Prayitno dan Retna Wikandani. Selama masa perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan Kemahasiswaan seperti Panitia divisi Humas Seminar Nasional JMKI tahun 2015, Anggota Aktif JMKI tahun 2015/2016, Panitia divisi Humas CBIA 2016, Panitia divisi Keamanan Osteo Day 2016, Panitia divisi Humas kegiatan orientasi mahasiswa baru fakultas “TITRASI” (2016), Volunteer Expo acara Faction 2016, Panitia divisi Perlengkapan dan transportasi Seminar Internasional Fakultas Farmasi “ICPharmP” 2017, Panitia kegiatan “TITRASI” 2017 sebagai koordinator humas, Panitia divisi Sponsorship Osteo Day 2017. Selain itu, penulis juga mengikuti organisasi yaitu sebagai anggota departemen Kastrad JMKI Wilayah Yogyakarta 2016/2017, kepala departemen Kastrad JMKI Wilayah Yogyakarta 2017/2018. 39.

(54)

Gambar

Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian…………….………..…………..…5  Tabel 2. Riwayat penggunaan obat pasien………………………………………...6  Tabel 3
Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian
Tabel 2. Riwayat penggunaan obat pasien
Tabel 3. Hasil analisis data penggunaan obat terhadap kadar limfosit
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

subsektor  tanaman  perkebunan,  subsektor  peternakan,  subsektor  perikanan,  subsektor  penggalian,  subsektor air bersih, subsektor hotel  dan  restoran, 

Tradisi Perang Timbung, Karakter Anak Usia Dini, Nilai-Nilai Islam Kaitannya antara tradisi perang timbung, nilai-nilai Islam, dan karakter anak usia dini dalam gambar

RSIA KENARI GRAHA MEDIKA Dapat memberikan pelayanan Rawat Inap tidak hanya untuk Ibu dan Anak tetapi juga untuk Laki - Laki dan Perempuan Dewasa (selain kasus kebidanan) RS

Dalam pendidikan sangat penting adanya sarana dan prasarana, yakni fasilitas yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh setiap pengelola pendidikan. Sarana

617 informasi dan komputer harus digunakan dan diterapkan oleh seluruh karyawan dalam suatu organisasi agar teknologi informasi dan komputer yang tersedia di

Dari 10 spesies yang diamati memiliki bentuk dua pasang polinia yang bermacam- macam, antara lain bentuk heart shape terdapat pada Dendrobium strepsiceros,

Pola kemitraan yang dijalankan telah mampu memberikan pengeta- huan teknis peternakan ayam potong kepada peternak yang terutama pengetahuan tentang bibit ayam