• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi pemahaman siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 tentang pubertas dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi pemahaman siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 tentang pubertas dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 TENTANG PUBERTAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI) Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun Oleh:. Margaretha Ayu Dwi Setyaningrum NIM: 091114071. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 TENTANG PUBERTAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI) Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun Oleh:. Margaretha Ayu Dwi Setyaningrum NIM: 091114071. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO Terimalah kehidupan dengan bersuka cita karena memberimu kesempatan untuk mencintai, bekerja, dan bermain, serta memandang bintang-gemintang. -Henry Van Dyke-. There’s a time and place for everything, for everyone. God works in a mysterious way we won’t know what is HIS plan, but one thing we have to believe He always give us the best way even though it will hurt us. -Anonim-. Kupersembahkan skripsi ini untuk: ♥ Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria ♥ Universitas Sanata Dharma ♥ Program Studi Bimbingan dan Konseling ♥ Keluargaku terkasih: Bapak FX. Ismu dan Ibu Ch. Wiryani ♥ Kakak Ign. Eko Budi Prasetyo ♥ Adik Thomas Restu Widayat ♥ Kakungku dan Utiku. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 9 Januari 2015 Penulis. M. Ayu Dwi Setyaningrum. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : M. Ayu Dwi Setyaningrum NIM. : 09111407 1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 TENTANG PUBERTAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 9 Januari 2015 Yang menyatakan. M. Ayu Dwi Setyaningrum. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 TENTANG PUBERTAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL. M. Ayu Dwi Setyaningrum Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pemahaman pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan membuat usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman tentang pubertas siswa kelas VII Kanisius Gayam Yogyakarta. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 63 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap pemahaman tentang pubertas siswa yang dibuat oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi pemahaman tentang pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 berdasar kriteria Azwar. Kuesioner yang digunakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dibuktikan dengan hasil koefisien reliabilitasnya 0.885. Kategorisasi disusun berdasar pada model jenjang (ordinal) dengan lima jenjang, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 3 siswa putra (10%) memiliki pemahaman tentang pubertas yang sangat tinggi, 12 siswa putra (39%) memiliki pemahaman tentang pubertas yang tinggi, 16 siswa putra (51%) memiliki pemahaman tentang pubertas yang cukup dan 11 siswa putri (34%) memiliki pemahaman tentang pubertas yang tinggi, 17 siswa putri (53%) memiliki pemahaman tentang pubertas yang cukup, 4 siswa putri (13%) memiliki pemahaman tentang pubertas yang rendah. Berdasarkan pemahaman tentang pubertas yang cukup dan rendah, maka diusulkan topik-topik pribadi-sosial yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman tentang pubertas.. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT Description of Understanding of Puberty among the Seventh Grade Students at Kanisius Gayam Yogyakarta in 2013/2014 Academic Year and its Implication on Personel-Social Counseling Topics. M. Ayu Dwi Setyaningrum Sanata Dharma University Yogyakarta 2015. This study aimed at gaining an overview of understanding of puberty among the seventh grade students at Kanisius Gayam Junior High School Yogyakarta in 2013/2014 Academic Year and making proposal on the personal social counseling topics to increase the students’ understanding of puberty. This study was a descriptive study which applied survey as its method. The subjects of this study were all 63 seventh grade students at Kanisius Gayam Junior High School in 2013/2014 Academic Year. The instrument of this study was a questionnaire that revealed students’ understanding of puberty. The data analysis technique applied Azwar’s Criteria to categorize the seventh grade students’ understanding of puberty. The questionnaire has a high value of reliability, since its coefficient reliability was 0.885. The categorization was based on the level model (ordinal) with five levels, namely very high, high, sufficient, low, and very low. The result showed that: 3 male students (10%) had a very high understanding; 12 male students (39%) had a high understanding of the puberty; 16 male students (51%) had a sufficient understanding of the puberty; 11 female students (34%) had a high understanding of the puberty; 17 female students (53%) had a sufficient understanding of the puberty; and 4 female students (13%) had a low understanding of the puberty. Based on the low and sufficient understanding of puberty, the suitable personal-social topics were proposed to increase the students’ understanding of puberty.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Yesus Kristus atas anugerah dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik berkat bantuan, bimbingan, dukungan dan do’a dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis secara khusus mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 2. Dra. M.J Retno Priyani, M.Si. yang bersedia meluangkan waktu untuk penulis, serta dengan tulus dan sabar membimbing, membantu, mengarahkan dan mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan, pengalaman dan dukungan kepada penulis. 4. Bapak St. Priyatmoko yang dengan tulus membantu penulis dalam menyelesaikan administrasi. 5. Terimakasih kepada ibu Maria Hartini, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Kanisius Gayam dan ibu Emerentiana Irma Windyastuti, S.Pd selaku Guru BK SMP Kanisius Gayam Yogyakarta, atas bantuan dan ijin pengambilan data. 6. Seluruh siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang telah bersedia meluangkan waktu dan menjadi responden. 7. Keluargaku terkasih: Bapak FX. Ismu, Ibu Ch. Wiryani dan Kakak Ign. Eko Budi Prasetyo dan Adik Thomas Restu Widayat, Kakung dan Utiku yang dengan tulus ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI memberikan perhatian, dukungan, kasih sayang, do’a dan biaya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 8. Sahabat-sahabatku: Arum, Puput, Dini, Sisil, Thomas, Satrio, Puguh, Yovi, Monic, Esti, Ami, Elok, Nike, Ina, Ninda, Yhuvi, Irma, Friska, yang telah memberikan dukungan, perhatian dan bantuan kepada penulis. 9. Rekan seperjuanganku Ana, Uthe, Siska, Kandida, Ria, Made, Tia yang dengan sabar memberikan bantuan, kritik dan saran kepada penulis. 10. Teman-teman BK angkatan 2009 yang telah berbagi pengalaman, baik suka maupun duka. 11. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumbangan pengetahuan khususnya di bidang Bimbingan dan Konseling.. Yogyakarta, 9 Januari 2015 Penulis. M. Ayu Dwi Setyaningrum. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………. ii. HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... iii. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………. iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………….. v. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………………………... vi. ABSTRAK …………………………………………………………………….. vii. ABSTRACK …………………………………………………………………... viii. KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ix. DAFTAR ISI …………………………………………………………………... xi. DAFTAR TABEL ……………………………………………………………... xiii. BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1. A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 1. B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 5. C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 5. D. Manfaat penelitian ……………………………………………………. 5. E. Definisi Operasional ………………………………………………….. 7. BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………. 8. A. Pubertas ………………………………………………………………. 8. 1. Pengertian Pubertas ………………………………………………. 8. 2. Batasan Usia Pubertas ……………………………………………. 9. 3. Ciri-ciri Masa Puber …………………………………………….... 10. 4. Perubahan Pada Masa Puber …………………………………….... 11. B. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Perkembangan siswa …. 22. 1. Layanan Bimbingan …….…………………………………………. 22. 2. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Perubahan Pada Masa Pubertas ……………………………………………………... 24. C. Bimbingan Pribadi-Sosial ……………………………………………... 26. 1. Pengertian Bimbingan ……………………………………………... 26. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ……………………………... 26. 3. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial …………………………………. 27. 4. Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial ……………………………. 28. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………... 29. A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 29. B. Subjek Penelitian …………………………………………………….. 29. C. Instrumen Penelitian …………………………………………………. 30. 1. Kuesioner ……………………………………………………….... 30. 2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner …….……………………….. 31. D. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………………. 36. 1. Tahap Persiapan ………………………………………………….. 36. 2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data ………………………….. 36. E. Teknik Analisis Data ……………………………………………….... 37. BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIKTOPIK BIMBINGAN PEMAHAMAN TENTANG PUBERTAS …….... 40. A. Hasil Penelitian ……………………………………………………….. 40. B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………. 42. C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial …………………….... 49. BAB V PENUTUP ………………………………………………………….... 55. A. Kesimpulan ………………………………………………………….... 55. B. Saran …………………………………………………………………. 55. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 57. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL. Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta ... 30. Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Pemahaman Tentang pubertas ………………….... 31. Tabel 3 : Rincian Jumlah Item-item Yang Valid dan Tidak Valid …………….... 33. Tabel 4 : Kriteria Guilford ………………………………………………………. 35. Tabel 5 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 ………………………... 37. Tabel 6 : Kategori Pemahaman Tentang Pubertas Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 ………………. 39. Tabel 7 : Penggolongan Deskripsi Pemahaman Tentang Pubertas Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014... 41. Tabel 8 : Kategorisasi Skor Item-item Pemahaman Tentang Pubertas Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. 48. Tabel 9 : Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial Siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 …………. xiii. 49.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masa remaja adalah peralihan dari masa anak ke masa dewasa , meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Dalam masa ini seseorang mengalami banyak perubahan baik fisik maupun psikis yang sering disebut masa puber. Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan tanda-tanda seks sekunder, terjadinya perubahan pada tinggi dan berat badan yang cepat, serta perubahan pada perilaku dan hubungan sosial dengan lingkungannya (Sari Pediatri, 2010). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pada umumnya permulaan masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual yang di sebut pubertas. Bersamaan dengan itu, dimulai proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orang tuanya. Kemudian terlihat pula perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat (Rochmah, 2004: 179). Mulainya perubahan fisik terjadi masa pubertas, proses yang akan mengarah. pada. kematangan. seksual,. atau. kesuburan. da n. kemampuan. bereproduksi. Masa pubertas diperkirakan terjadi dalam rentang waktu yang sama, sekitar usia 13 tahun (Papalia, 2014: 2). Perubahan-perubahan itu dialami remaja 1.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. ketika berada pada tingkat SMP. Remaja SMP telah mengalami perubahanperubahan baik fisik, psikis, sosial, emosi. Perubahan yang terjadi pada remaja akibat pertumbuhan fisik yang tiba-tiba dan tidak merata yang menyebabkan masalah pribadi sering timbul dalam masa remaja. Meskipun sering tidak mempunyai tempat yang jelas dalam rangkaian proses perkembangan manusia, masa pubertas mempunyai arti khusus dalam kehidupan seseorang. Betapa tidak, pada masa pubertas inilah terjadi perubahanperubahan besar dan dramatis dalam perkembangan seorang anak, baik dalam pertumbuhan atau perkembangan fisik maupun dalam perkembangan psikososial anak. Dari beberapa pendapat di atas masa pubertas adalah masa yang mengawali masa remaja, yaitu terjadinya kematangan alat-alat seksual dan reprodusi dan pertumbuhan fisik dan psikologi yang terjadi bersamaan. Masa puber merupakan periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahanperubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, basah malam, dan terjadi empat perubahan fisik penting yaitu perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Perubahan yang terjadi pada fisik akan mempengaruhi perubahan psikologis pada remaja ini juga menjadi perhatian peneliti..

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Ketika memasuki remaja, pertumbuhan dan perkembangan akan berlangsung dengan cepat, maka terkadang remaja tidak siap akan perubahan yang sangat cepat yang terjadi pada dirinya. Maka tak heran jika remaja menjadi sangat labil. Rasa keingintahuan dan penasaran menjadi sangat besar. Keinginan mencoba hal-hal baru juga besar karena mereka merasa sudah tidak anak-anak lagi. Namun pada masa-masa seperti ini, terkadang mereka tidak bisa mengontrol diri, gegabah dalam bertindak dan mudah terpengaruh pihak lain tanpa berfikir panjang. Perubahan pada masa pubertas yang sangat cepat itu tekadang membuat remaja tidak memahami perubahan itu. Apabila remaja tidak memahami atau mengerti tentang perubahan yang terjadi pada masa pubertas tersebut maka emosi remaja menjadi labil karena perubahannya tidak sama atau berbeda dengan perubahan yang terjadi pada teman sebayanya. Dampak yang terjadi ketika remaja tidak memahami perubahan yang terjadi pada masa pubertas adalah remaja akan menjadi tidak percaya diri atau minder, menjadi tertutup karena malu akibat perubahan pada masa pubertas, dan emosinya menjadi labil. Tetapi apabila remaja dapat memahami perubahan yang terjadi masa pubertas maka remaja akan merasa nyaman terhadap perubahan yang terjadi pada masa pubertas Remaja sebagai individu yang sedang berkembang kearah kematangan dan kemandirian, dan memerlukan bimbingan. Bimbingan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang perubahan yang terjadi pada dirinya. Bimbingan dapat memberikan pemahaman tentang pubertas pada siswa disekolah..

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanaan program bimbingan dalam rangka membantu siswa agar mampu memahami perubahan dalam dirinya sendiri. Bimbingan juga dapat membantu mencegah dampak negatif dari perubahan pada masa pubertas karena bimbingan mempersiapkan pengetahuan pubertas dan kesiapan-kesiapan psikologis pada masa pubertas. Bimbingan yang mempersiapkan remaja untuk memahami dirinya salah satunya adalah bimbingan pribadi-sosial. Winkel dan Sri Hastuti (2010: 113-114) menyatakan bahwa ragam bimbingan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu bimbingan karier, bimbinga akademik, dan bimbingan pribadi-sosial. Bimbingan pribadi sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan seksama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang pemahaman remaja terhadap pubertas yang dialami siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Setelah diketahui seberapa tinggi pemahaman siswa, maka dapat ditentukan berbagai macam topik bimbingan yang relevan untuk membantu mereka menghadapi kesulitan-kesulitan dalam masa pubertas dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada diri sendiri dan lingkungan..

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. B. Rumusan Masalah 1. Seberapa tinggi pemahaman tentang pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014? 2. Usulan topik bimbingan pribadi sosial manakah yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman tentang pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pemahaman siswa kelas VII SMP tahun ajaran 2013/2014 tentang pubertas. 2. Mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman tentang pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk mengetahui pemahaman pada masa pubertas yang umum dialami oleh siswa sehingga dapat digunakan sebagai bahan kajian calon-calon konselor di sekolah atau konselor di sekolah. 2. Manfaat praktis a. Pihak SMP Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran untuk pembimbing mengenai permasalahan atau kesulitan-kesulitan.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. masa pubertas yang dialami para siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dan topik-topik bimbingan yang cocok untuk siswa dalam mengatasi permasalahan masa pubertas yang dialami siswa. b. Peneliti sebagai calon konselor 1) Hasil penelitian ini memberikan kesempatan untuk berlatih meneliti secara ilmiah dan menjadikan informasi yang didapat sebagai bekal kelak peneliti bekerja dalam bidang bimbingan dan konseling. 2) Hasil. penelitian. ini. memberi. gambaran. mengenai. pemahaman masa pubertas yang dialami para siswa sehingga nantinya. memudahkan. bimbingan yang sesuai.. peneliti. membuat. topik-topik.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. E. Definisi Operasional 1. Pubertas merupakan masa di mana terjadi perubahan fisik, perubahan proporsi tubuh, perubahan ciri-ciri seks primer, perubahan ciri-ciri seks sekunder dan dampak perubahan fisik pada masa pubertas. Biasanya di mulai pada remaja awal atau individu yang berumur 12-15 tahun. 2. Topik-topik bimbingan merupakan pokok-pokok bahasan yang memberikan layanan informasi mengenai bidang pribadi, sosial tentang pemahaman diri dan penyesusaian diri yang diberikan kepada siswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa di masa pubertas..

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. B a b i ni. berisi uraian mengenai Pengertian Pubertas, Ciri-ciri Masa. Pubertas, Tahap-tahap Pubertas, Hal-hal yang Menyebabkan Pubertas, Pengaruh dari Timbulnya Masa Pubertas, Bimbingan Pribadi-Sosial. A. Pubertas 1. Pengertian Pubertas Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya (Zulkifli 2012: 70). Pubertas menurut Santrock (2007) adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan terjadi selama masa remaja awal. Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anakanak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Menurut Root (Hurlock 1990;184) masa puber adalah suatu tahap perkembangan kematangan alat reproduksi atau alat seksualnya. Jadi masa pubertas adalah masa terjadinya perubahan-perubahan menuju kematangan diri, yang meliputi kematangan fisik yaitu perubahan tubuh dan kematangan seksual,dan kematangan psikologis yaitu perubahan perilaku dan sikap. 8.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. 2. Batasan Usia Pubertas Masa remaja terjadi pada usia 12-21 tahun. dan masa remaja terbadi menjadi tiga kelompok yaitu remaja awal, remaja pertangahan, dan remaja akhir. Sedangkan pubertas merupakan bagian dari masa remaja, yaitu tergolong pada masa remaja awal yang berlangsung atau dialami pada usia 12-15 tahun (Rochmah, 2004: 178). Usia rata-rata bagi anak laki-laki saat memasuki pubertas adalah 10-11 tahun, tetapi anak laki-laki menunjukkan perubahan pubertas antara usia 9-16 tahun. sedangkan anak perempuan mulai adanya perubahan pubertas antara usia 9-10 tahun., tapi beberapa anak perempuan mulai pubertas paling dini di usia 6 tahun dan paling lambat pada usia 13-14 tahun (Papalia, 2009: 11). Menurut Sarlito Wiryawan Sarwono, bahwa awal masuk masa pubertas dapat dihitung sejak mulai keluarnya darah haid pertama pada permpuan, atau seorang laki-laki yang mengalami mimpi basah. (Rochmah, 2004; 180) Dengan demikian bahwa pada usia masa pubertas ini dimulai dan pada usia berapa berakhir, sulit ditetapkan. Karena cepat lambatnya haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki sangat tergantung pada kondisi fisik dan psikis masing-masing individu. Namun penulis dapat memberikan garis besar bahwa usia pubertas pada remaja terjadi pada usia 12-15 tahun..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. 3. Ciri-ciri Masa Puber a. Masa puber adalah periode tumpang tindih Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena anak-anak dapat dikatakan remaja tetapi belum sepenuhnya remaja karena hanya matang secara seksual. Dan pada periode ini anak berada pada periode transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak akhir ke remaja (Hurlock,1980). b. Masa puber adalah periode yang singkat Masa puber merupakan periode yang singkat, karena masa ini dialami oleh individu hanya dalam waktu 2-4 tahun lamanya. (Rochmah, 2004; 181) c. Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang sangat cepat. Perubahan-perubahan. pesat. terjadi. selama. m a sa. puber. menimbulkan keraguan, karena pada masa pubertas perubahan pada tubuh terjadi sangat cepat dari bentuk tubuh kanak-kanak ke tubuh bentuk orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya atau lawan jenis (Hurlock,1980). d. Fase puber merupakan fase negatif Dikatakan fase, karena pada masa pubertas ini waktunya sangat singkat. Sehingga mereka belum menyadari perubahanperubahan yang terjadi pada tubuh (Hurlock, 1980). Perubahan ini.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. memunculkan sikap dan sifat negatif yang belum terlihat pada masa kanak-kanak. karena mereka harus bisa menyesuaikan diri terhadap masa barunya dan suka mencari tantangan baru sehingga mereka terkadang menampakkan sikap dan perilaku yang negatif (Jahja, 2011: 223). e. Pubertas muncul pada usia yang berbeda-beda. Pubertas merupakan periode yang munculnya tidak bisa bersamaan antara individu satu dengan individu yang lain. Pada dasarnya keadaan dan pribadi seseorang antara satu dengan yang lain sangat berbeda. Namun, masa pubertas tetap terjadi antara usia 6-15 tahun (Jahja, 2011: 223). 4. Perubahan Pada Masa Puber a. Aspek Fisik 1) Perubahan fisik Dalam masa pubertas akan ada perubahan pada tubuh. Karena pada masa pubertas akan terjadi pertumbuhan fisik dimana akan terjadi perubahan pada ukuran tubuh, perubahan proposi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan sekunder (Hurlock, 1980: 188) Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. a) Tinggi badan Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun setahun. setelah. dimulainya. masa. puber.. Sesudahnya,. pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat, sampai usia dua puluh atau dua puluh satu. Karena periode pertumbuhan yang lama anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan pada saat sudah matang (Hurlock,1980). Tinggi badan anak laki-laki bertambah kira-kira 10 cm per tahun, sedangkan perempuan kurang lebih 9 cm per tahun. anak perempuan tumbuh lebih tinggi 2 tahun lebih awal disbanding dengan anak laki-laki. Puncak pertumbuhan tinggi badan pada anak perempuan terjadi sekitar 12 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 14 tahun (Sari Pediatri, 2010). b) Berat badan Pertumbuhan berat tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot bertambah besar. Jadi meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi seringkali terlihat kurus dan kering. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid.. Bagi. anak laki-laki. pertambahan. berat. maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah anak.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. perempuan dan mencapai puncaknya pada usia enam belas tahun. Kegemukan selama masa puber bagi anak laki-laki dan perempuan tidaklah aneh. Antara usia sepuluh dan dua belas, di sekitar permulaan terjadinya partumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk lemak diperut, disekitar putting susu, di pinggul dan dipaha, di pipi, leher, dan rahang. Lemak ini biasanya. hilang setelah. kematangan. masa puber dan. pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap sampai dua tahun lebih selama awal masa puber.. Gambar 1. Perubahan fisik pada anak laki-laki selama pubertas.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. Gambar 2. Perubahan fisik pada anak perempuan selama pubertas 2) Perubahan proposisi tubuh Perubahan fisik selanjutnya adalah perubahan proporsi tubuh terutama terlihat di bagian luar yaitu adanya pertumbuhan kaki dan tangan yang lebih panjang dibanding dengan tubuh, perubahan proporsi tubuh ini belum terjadi secara keseluruhan sehingga terjadi proporsi tubuh yang tidak seimbang (Mohammad Ali, 2009: 11). Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang berkembang. Pada mulanya ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari badan. Anak laki-laki yang lebih cepat matang biasanya mempunyai biasanya mempunyai pinggul yang lebih lebar daripada anak yang lebih matang, dan anak perempuan yang lebih lambat.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. matang mempunyai pinggul yang sedikit lebih besar daripada anak yang cepat matang. (Hurlock,1980;188) Tungkai kaki lebih panjang daripada badan dan keadaan ini bertahan sampai sekitar usia lima belas tahun. pada anak yang lambat matang, pertumbuhan tungkai kaki berlangsung lebih lama daripada anak yang cepat matang, sehingga tungkai kaki lebih panjang. Tungkai kaki anak yang cepat matang cenderung pendek, gemuk, sedangkan tungkai kaki yang lambat pada umumnya lebih ramping. (Hurlock,1980;188) Pola. yang. sa m a. pada. pertumbuhan. lengan,. yang. pertumbuhannya mendahului pertumbuhan pesat badan, sehingga tampak terlalu panjang. Seperti halnya dengan pertumbuhan tungkai. kaki,. pertumbuhan. lengan. dipengaruhi. oleh. usia. kematangan. Anak-anak yang cepat matang cenderung mempunyai lengan yang lebih pendek daripada anak yang lambat matang (Hurlock,1980: 188). 3) Ciri-ciri seks primer Kalau fungsi organ-organ reproduksi pria sudah matang, maka biasanya kalau anak laki-laki bermimpi tentang seksual yang menggairahkan, kandung kemihnya penuh atau mengalami sembelit. Banyak anak laki-laki tidak menyadari apa yang terjadi sampai ia melihat bercak-bercak pada alas tempat tidur atau celananya, dan sering disebut mimpi basah. (Hurlock,1980).

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. Pada organ perempuan yang memasuki masa puber. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala. 4) Ciri seks sekunder Perkembangan seks sekunder membedakan pria dari wanita dan membuat anggota seks tertentu tertarik pada organ jenis kelamin yang lain. Ciri-ciri menurut pendapat Hurlock:. CIRI-CIRI SEKS SEKUNDER LAKI-LAKI. PEREMPUAN. Rambut: Tumbuh rambut di kemaluan. Rambut:Tumbuh. rambut. di. Tumbuh rambut ketiak dan rambut di kemaluan. Bulu ketiak dan bulu pada wajah demikian pula akan tumbuh wajah mulai tampak setelah haid. rambut di tubuh. Pada mulanya rambut Mulai tumbuh rambut pada tubuh yang tumbuh hanya sedikit, halus dan mula-mula. terang,. lurus,. halus. warnanya terang. Kemudian menjadi kemudian menjadi gelap, kasar, dan lebih gelap, lebih kasar, lebih subur, dan sedikit keriting. agak keriting. Kulit: kulit menjadi lebih kasar, tidak Kulit: kulit menjadi lebih kasar, jernih, warnanya pucat dan pori-pori lebih tebal, agak pucat dan lubang meluas.. pori-pori bertambah besar.. Kelenjar: kelenjar lemak atau yang Kelenjar: memproduksi. minyak. dalam. kelenjar. lemak. dan. kulit kelenjar keringat menjadi lebih aktif.. semakin membesar dan menjadi lebih Sumbatan. kelenjar. lemak. dapat.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. aktif,. sehingga. dapat. menimbulkan menyebabkan. jerawat. Kelenjar keringat diketiak mulai keringat berfungsi. dan. keringat. jerawat.. diketiak. 17. Kelenjar. mengeluarkan. bertambah banyak keringat dan baunya menusuk. banyak dengan berjalannya masa puber.. sebelum dan selama masa haid.. Otot: otot-otot bertambah besar dan Otot:. otot. kuat, sehingga memberi bentuk bagi semakin lengan, tungkai kaki dan bahu.. semakin. kuat,. besar. da n. terutama. pada. pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,. lengan,. dan. tungkai kaki. Suara: suara berubah setelah rambut Suara: suara menajdi lebih penuh kemaluan. timbul.. Mula-mula. suara dan semakin merdu.. menjadi serak dan kemudian tinggi suara menurun, volumenya meningkat dan mencapai pada yang lebih enak. Benjolan dada: benjolan-benjolan kecil Benjolan. dada:. segera. setelah. disekitar usia dua belas dan empat belas pinggul mulai membesar, payudara tahun. ini berlangsung selama beberapa juga minggu dan. berkembang.. Putting. susu. kemudian menurun baik membesar dan menonjol, dengan. jumlahnya maupun besarnya.. berkembangnya. kelenjar. susu,. payudara menjadi lebih besar dan lebih kuat. Pinggul: pinggul menjadi tambah lebar. dan. membesarnya. bulat. sebagai tulang. akibat pinggul. berkembangnya lemak bawah kulit..

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. Gambar 3. Perubahan seks sekunder selama masa pubertas 5) Aspek Psikologis Aspek Psikologis pada remaja ketika memasuki masa pubertas meliputi sikap dan perilaku. Pergantian dari masa anak-anak ke masa pubertas ini sering terjadi secara mendadak, sehingga remaja terkadang kurang siap dalam memasuki masa barunya yang mengakibatkan mereka memiliki sifatsifat positif atau negatif dalam sikap dan perilakunya (Jurnal Ilmiah Konseling, 2013)..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. Akibat perubahan pubertas pada sikap dan perilakunya menurut Rochmah (2004) dan Jose (Sari Pediatri, 2010): a) Ingin menyendiri Perubahan pada masa puber mulai terjadi maka anak-anak biasanya menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga, dan mulai sering bertengkar dengan teman-teman. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang lain. Maka anak yang mengalami perubahan seperti ini perilakunya sangat mencolok, biasanya anak yang semula terbuka menjadi sangat tertutup. b) Bosan Anak yang memasuki masa puberas. akan bosan dengan. permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya. c) Antagonisme sosial Anak puber sering kali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara lawan jenis diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang berkaitan dengan penampilan (Rochmah, 2004: 185). d) Egois Ego anak terlihat jelas pada masa pubertas. Mereka akan memberontak bahkan menentang apa yang di perintahkan jika itu tidak sesuai dengan pendapat dan. logika mereka. Anak akan.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. diterima oleh teman sebayanya jika anak tersebut bisa menjalani apapun yang di inginkan kelompok mereka, dan anak sudah mulai tertarik pada lawan jenis. e) Emosi yang meninggi Kemurungan, ledakan amarah dan cenderung untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah dan suasana hati yang negative. Pada anak permpuan sangat sering terjadi selama masa pra haid dan awal periode haid. f) Hilangnya kepercayaan tinggi Anak remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri, dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang terusmenerus datang dari orang tua dan teman-temannya. Maka banyak anak laki-laki dan perempuan pada masa puber mempunyai perasaan rendah diri. g) Terlalu sederhana Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam penampilannya karena takut orang-orang akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk..

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. Jose (Sari Pediatri, 2010) juga mengatakan pada masa pubertas perubahan tubuh yang terjadi pada masa remaja sangatlah cepat, maka perubahan pada tubuh atau fisik juga mempengaruhi perubahan psikologis, antara lain: 1. Krisis identitas 2. Jiwa yang labil 3. Meningkatkan kemampuan verbal untuk mengekspreikan diri 4. Pentingnya teman dekat/sahabat 5. Berkurangnya rasa hormat terhadap orangtua, kadang-kadang berlau kasar 6. Menunjukkan kesalahan orangtua 7. Mencari orang lain yang disayangi selain orangtua 8. Kencenderungan untuk berlaku kekanak-kanakan 9. Terdapatnya pengaruh teman sebaya terhadap hobi dan cara berpakaian. 10. Mulai timbul rasa malu 11. Mulai melakukan eksperimen pada tubuhnya 12. Bertingkah laku sama, berpenampilan sama, mempunyai bahasa dan kode atau isyarat yang sama seperti teman kelompoknya atau teman sebayanya..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. B. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Perkembangan Siswa 1. Layanan bimbingan Menurut Windradini (Sitti Hartinah 2009: 25) proses pertumbuhan dan perkembangan harus berjalan seiring dan merupakan proses yang tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) hereditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, (4) serta aktifitas anak sebagai subjek bebas yang punya otoritas untuk membuat pilihan, menerima, atau menolak, serta memiliki emosi. Perkembangan manusia mengikuti pola yang bersifat umum, tetapi irama dan tempo perkembangan bersifat individual. Irama pertumbuhan dan perkembangan menyangkut urutan dari kemampuan spesifik seseorang termasuk sikap dalam menerima perubahan tersebut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mempu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moralspiritual, intelektual, emosional, maupun sosial (Yusuf 2009; 95) Menurut Santrock (Yusuf 2009: 95) sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa) baik cara berpikir, bersikap maupun cara berperilaku. Menurur pendapat Winkel dan Hastuti (2007: 32) ciri khas dari bantuan melalui layanan bimbingan terletak dari bantuan yang diberikan yaitu individu atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesabaran dan kebebasan itu dalam membuat.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. pilihan-pilihan secara bijaksana, serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai. Menurut Syamsu Yusuf dan Nurihsan Juntika (2008:20) ada empat layanan bimbingan, yaitu: a. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek-aspek fisik, akademis, kecerdasan, minat, cita-cita, sosial, ekonomi, kepribadian, dan latar belakang keluarganya (identitas orangtua, sosial ekonomi, dan pendidikan). Untuk mengumpulkan data siswa dapat digunakan teknik tes dan non-tes. Teknik tes meliputi: psiko tes dan prestasi belajar, sementara yang non-tes meliputi: observasi, angket, wawancara, sosiometri, dan autobiografi. b. Konseling Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media, dan menanggulangi kesulitan yang dihadapinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. c. Penyajian informasi dan penempatan Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu. Sementara layanan penempatan adalah layanan bantuan yang.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. diberikan kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirinya kearah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya. d. Penilaian dan penelitian Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat dicapai. Selain itu dilakukan juga penilaian terhadap hasil pelayanan kepada siswa yang mendapat pelayanan, untuk kemudian dilakukan tindak lanjut terhadap siswa, dapat digunakan untuk bahan penelitian. Penelitian. ini. dimaksudkan. untuk. mengembangkan. program. bimbingan dalam arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya; menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan perkembangannya. 2. Peran guru bimbingan dan konseling dalam perubahan pada masa pubertas Peran guru bimbingan dan konseling dalam perubahan siswa pada masa pubertas adalah memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pubertas. Karena pada masa pubertas merupakan peralihan atau transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja dan terjadi perubahan padaa fisik dan psikisnya. Remaja. sebagai. calon manusia dewasa. seutuhnya. didalam. perjalanan hidupnya akan mengalami perubahan perubahan baik secara fisik, psikis dan pematangan organ organ seksual. Proses pematangan dan perubahan drastis anak menuju manusia seutuhnya akan dialami.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. oleh anak anak pada usia tertentu dimana masa tersebut sering disebut dengan istilah pubertas (Jurnal Psikologi, 2014). Apabila anak puber tidak dipersiapkan secara psikologis atau tidak diberitahu tentang perubahan yang terjadi pada masa puber, pengalaman dan perubahan itu dapat menjadi pengalaman traumatis. Akibatnya, anak cenderung mengembangkan sikap kurang baik yang lebih cenderung menetap daripada menghilang. Menurut Desminta (2009: 75) guru membantu anak untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan guru membantu menghargai perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas. Melalui layanan bimbingan, maka siswa dapat didorong untuk dapat. menentukan. pilihannya. sendiri. untuk. meningkatkan. pertumbuhannya. Menurut Desminta (2009: 81) guru juga dapat membantu siswa untuk dapat menyiapkan diri menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas melalui layanan bimbingan. Supaya siswa dapat menemukan pesan positif dalam perubahan-perubahan fisik dan psikis pada masa pubertas. Penulis berpendapat melalui. kegiatan. pembelajaran disekolah. guru mampu mengarahkan kegiatan anak sebagai dampak pubertas ke arah yang. lebih positif. Terlalu. menunjukkan pada remaja. cepat. dewasa.. tentang perilaku. Salah. yang. satu. benar. cara dalam. memahami masa pubertas yang mereka alami adalah melalui kegiatan.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. bimbingan. Bimbingan. dapat. dipilih sebagai alternatif karena. 26. jika. melihat dari sisi orangtua masih banyak orang tua yang merasa tabu untuk membicarakan masalah tersebut dengan anak anak mereka. C. Bimbingan Pribadi-Sosial 1. Pengertian bimbingan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29, 1992 (Winkel dan Sri Hastuti, 2010: 43) menjelaskan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Dan pernyataan ini didukung oleh Rochmah Natawidjaja (Yusuf dan Juntika, 2008: 6) proses yang diberikan kepada individu supaya individu tersebut sanggup memahami dirinya, mengarahkan dirinya dan tindakan atau tingkah lakunya sesuai dengan lingkungan sekitar dan sesuai dengan norma/aturan yang berlaku. Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan dari orang yang ahli dalam bidang ilmu tertentu kepada orang lain dalam mengembangkan diri dan mengatasi masalah. 2. Pengertian bimbingan pribadi-sosial Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika (2008: 11), bimbingan pribadisosial merupakan bimbingan untuk membantu individu memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial supaya dapat menjadi pribadi yang seimbang. Masalah-masalah yang terkait dalam hal pribadi-sosial.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. adalah hubungan dengan sesama teman, pemahaman diri serta sifat, kemampuan diri, dan penyesuaian diri. Bimbingan pribadi-sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan. yang. kondusif,. mengembangkan. pemahaman. diri,. keterampilan-keterampilan pribadi-sosial. (Juntika, 2006: 15) Dari. beberapa. pengertian. bimbingan. pribadi-sosial. yang. dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadisosial merupakan bimbingan yang dimaksudkan untuk membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadisosial, mengembangkan dan meningkatkan pemahaman diri dan penyesuaiannya dengan lingkuan 3. Tujuan bimbingan pribadi-sosial Tujuan bimbingan belajar Syamsu dan Nurihsan Juntika (2008: 14) adalah: a. Memiliki pemahaman dan penerimaan terhadap kelebihan dan kelemahan. b. Memiliki. rasa. tanggung. jawab. terhadap. tugas. da n. kewajibannya. c. Memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. d. Mampu menghormati dan menghargai orang lain..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. e. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan pribadi maupun dengan kehidupan sosial. 4. Topik-topik bimbingan pribadi-sosial Topik-topik bimbingan pribadi-sosial adalah topik-topik yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan yang diusulkan untuk diberikan dalam pelayanan bimbingan pribadi-sosial siswa kelas VII SMP. Kanisius. Gayam. Yogyakarta. untuk. meningkatkan pemahaman tentang pubertas.. membantu. siswa.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi uraian mengenai Jenis Penelitian, Subyek Penelitian, Instrumen Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian desriptif dengan metode survey. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 2007: 447). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang sesuai guna meningkatkan pemahaman pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 63 siswa. Peneliti memilih siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dengan pertimbangan mereka sudah memasuki masa pubertas . Rincian jumlah siswa dapat dilihat di tabel 1.. 29.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. Tabel 1 Rincian Jumlah Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 No. 1. 2.. Kelas VII A VII B TOTAL. Siswa Laki-laki. Siswa Perempuan. Jumlah. 16 15 31. 15 17 32. 31 32 63. C. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang mengungkap Pemahaman Tentang Pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam tahun ajaran 2014/2015. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, artinya responden tinggal memilih alternatif jawaban yang paling sesuai dengan dirinya (Taniredja dan Hidayati, 2011: 44) Kuesioner Pemahaman Pubertas ini menyajikan alternatif jawaban “YA” (skor 2) dan “TIDAK” (skor 1). Kuesioner ini terdiri atas 50 item pernyataan positif. Susunan kisi-kisi kuesioner dapat di lihat pada tabel 2..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Pemahaman Pubertas. ASPEK. 1. 2. 3. 4.. NOMOR ITEM. Perubahan ukuran tubuh Perubahan proposi tubuh Ciri-ciri seks primer Ciri-ciri seks sekunder. 1, 2, 3, 4. 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13. 14, 15,16, 17. 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36. 5. Dampak perubahan fisik 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, JUMLAH. JUMLAH IT E M 4 9 4 19 14 50. 2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner a. Validitas Menurut Furchan (2005:295) validitas suatu alat pengukur adalah adalah derajat ketepatan dan ketelitian alat tersebut dalam mengukur apa saja yang seharusnya diukur. Setelah melakukan uji coba instrument, peneliti melakukan uji validitas instrument dengan teknik korelasi product moment dari Pearson. Rumus teknik korelasi product moment dari Pearson yaitu: rxy. =. Keterangan: rxy. : koefisien korelasi antara X dan Y.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. x. : skor item butir. y. : skor item total. n. : jumlah responden. 32. Peneliti melakukan pengujian validitas dengan menggunakan program SPSS (Statistic Programme for Social Science versi 16.0) dengan menggunakan koefisien korelasi yaitu 0.30. Apabila koefisien korelasi ite m. item tersebut dianggap valid dan apabila koefisien korelasi. item <0.30 item tersebut dianggap tidak valid. Berdasarkan perhitungan, dari 50 item yang diujicobakan, terdapat 43 item yang valid dan 7 item yang tidak valid. Rincian jumlah item-item yang valid dan tidak valid disajikan dalam tabel 3..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. Tabel 3 Rincian Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid Aspek. Nomor item. 1. Perubahan ukuran t ubuh 2. Perubahan Proposi t ubuh 3. Ciri-ciri seks primer 4. Ciri-ciri seks sekunder. 1,2,3,4 5,6,7,8,9,10,11 ,12,13 14,15,16,17 18,19,20,21,22 ,23,24,25,26,2 7,28,29,30,31, 32,33,34,35. 5. Dampak perubahan f i si k. 36,37,38,39,40 ,41,42,43,44,4 5,46,47,48,49, 50 Total. Valid. Item. 2, 3, 4. Tidak Valid 1. Jumlah 4. 5, 8, 9, 10, 11, 13. 6, 7, 12. 9. 14. 15, 16, 17. 4. 18,19,20,21, 22,23,24,25, 26,27,28,29, 30,31,32,33, 34,35 36,37,38,39, 40,41,42,43, 44,45,46,47, 48,49,50 43. 0. 19. 0. 14. 7. 50. b. Reliabilitas Suatu instrument memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen yang bersangkutan digunakan beberapa kali, hasilnya sama atau relatif sama (Sukardi, 2008: 229-230).. Menurut Furchan (2005: 310). reliabilitas kuesioner adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner pemahaman tentang pubertas, peneliti menggunakan metode belah dua (split halft). Metode belah dua dilakukan dengan membagi item-item menjadi dua belahan yaitu belahan.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. pertama berupa item-item dari nomor 1 sampai 25, dan belahan kedua berupa item-item yang bernomor 26 sampai 50. Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud konsistensi internal ialah suatu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan dalam tes (Sukardi, 2008: 130) Penghitungan reliabilitas kuesioner pemahaman tentang pubertas menggunakan SPSS (Statistic Programme for Sosial Science versi 16.0). Kemudian menghitung skor masing-masing subjek pada kedua belahan. Menurut Sukardi (2008: 131) jika hasil korelasi yang muncul baru separuh dari tes yang sebenarnya seperti analisis belah dua di atas, maka formula. koreksi. perlu digunakan. untuk. meningkatkan. ketepatan. perhitungan tingkat konsitensi adalah korelasi Spearmen-Brown.. Korelasi Spearmen-Brown dapat dilihat seperti berikut: rtotal tes =. Koefisien reliabilitas kuesioner yang terdiri dari 50 item adalah 0.793. Harga ini menjadi dasar korelasi antara 25 item belahan pertama dan 25 item belahan kedua. Perhitungan korelasi dengan menggunakan formula Spearman-Brown adalah: rtotal tes =.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. Keterangan r1.2: koefisien korelasi antara kedua belahan. Jadi r total tes setelah dikoreksi yaitu 0.885. Hasil. perhitungan. dikonsultasikan. pada. kriteria. Guilford. (Masidjo,1995:209), yang dapat di lihat di tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Kriteria Guilford Koefisien korelasi 0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 0,21-0,40 Negatif - 0,20. Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah. Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kuesioner tinggi. Ini berarti kuesioner tersebut dianggap memiliki derajad tingkat keajegan yang tinggi untuk mengukur pemahaman siswa tentang pubertas..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. D. Prosedur Pengumpulan Data a. Tahap persiapan 1) Peneliti membaca dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan pubertas dan buku-buku lain yang revelan. 2) Menyusun kuesioner tentang pubertas dengan mengikuti beberapa langkah yaitu: a) Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian yaitu pubertas. b) Menjabarkan variabel penelitian sesuai dengan indikatornya. c) Menyusun butir-butir item sesuai dengan indikator masingmasing. d) Mengkonsultasikan kuesioner yang telah dibuat kepada dosen pembimbing. 3) Menghubungi kepala sekolah SMP Kanisius Gayam Yogyakarta guna meminta ijin pengambilan data penelitian. 4) Menyerahkan surat ijin penelitian kepada kepala sekolah SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Surat ijin penelitian diserahkan pada hari Kamis, 20 November 2014. b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data Jadwal pengumpulan data di setiap kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel 5..

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. Tabel 5 Jadwal Pengumpulan Data Penelitian Siswa Kelas VII Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Kelas VII A VII B. Hari /tanggal Rabu,19 November 2014 Kamis,20 November 2014 TOTAL. Jumlah siswa yang hadir 32. Jumlah siswa yang tidak hadir -. 31. -. 63. -. Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru BK. Penyebaran kuesioner dilakukan secara bersamaan oleh peneliti dan guru BK. Kelas pertama yang mengisi kuesioner yaitu kelas VII A yaitu pada tanggal 19 November 2014. Peneliti membagikan kuesioner keseluruh siswa kelas VII A, kemudian peneliti menjelaskan cara mengisi kuesioner dan mempersilahkan siswa untuk bertanya. Peneliti mendampingi siswa saat pengisian kuesioner. Hari berikutnya pada tanggal 20 November 2014 peneliti kembali melakukan pengambilan data untuk kelas VII B. seperti kelas sebelumnya peneliti membagikan. kuesioner. dan. menjelaskan. cara. mengisi. kuesioner. da n. mempersilahkan siswa untuk bertanya. E. Teknik analisis data Langkah-langkah yang ditempuh peneliti untuk menganalisis data adalah sebagai berikut: 1.. Menentukan. skor. dari. masing-masing. alternatif. jawaban.. skoringnya adalah sebagai berikut: Ya adalah 2 dan, tidak adalah 1..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.. 38. Membuat tabulasi skor semua item-item data penelitian dengan menggunakan microsoft exel 2007.. 3.. Mengkategorisasikan pemahaman tentang pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berdasar kriteria Azwar. Kategorisasi disusun berdasar model distribusi normal dengan model jenjang (ordinal). Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur Azwar (2011: 106-109). Jenjang kategori disajikan dalam tabel 6. 4. Setelah itu dilakukan perhitungan kategori skor. Kategori digunakan untuk mengelompokkan tinggi rendah pemahaman tentang pubertas siswa. Kategori skor disajikan dalam tabel 6..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. Tabel 6 Kategori Pemahaman Tentang Pubertas Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 No. 1.. Formula Kriteria. Rerata Skor. Kategori Sangat Tinggi. 2.. 67-75. Tinggi. 3.. 60-66. Cukup. 4.. 53-59. Rendah. 5.. Sangat Rendah. Keterangan: X maksimum teoritik: Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian dalam skala. X minimum teoritik: Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian dalam skala. (standart deviasi): Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran (mean teoritik): Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum..

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PEMAHAMAN TENTANG PUBERTAS. Bab ini berisi uraian mengenai Hasil Penelitian Mengenai Pemahaman Tentang Pubertas Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015, Pembahasan Hasil Penelitian, Usulan Topik-topik Pemahaman Tentang Pubertas. A. Hasil Penelitian Deskripsi Pemahaman Tentang Pubertas Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan data yang terkumpul dan diolah dengan menggunakan Kriteria Azwar (2011: 106-109) dapat diketahui pemahaman tentang pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 seperti yang disajikan dalam tabel 7.. 40.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 41. Tabel 7 Penggolongan Deskripsi Pemahaman Tentang Pubertas Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. No.. Formula Kriteria. Rerata Skor. 1.. Freku ensi L 3. 10%. Frekuen si P -. %. %. 2.. 67-75. 12. 39%. 11. 34%. 3.. 60-66. 16. 51%. 17. 53%. 4.. 53-59. -. 4. 13%. -. -. 5. Jumlah. 31. 100%. 32. 100 %. Kualifikasi Pemahaman pubertas sangat tinggi Pemahaman pubertas tinggi Pemahaman pubertas cukup Pemahaman pubertas rendah Pemahaman pubertas sangat rendah. Dari tabel di atas dapat diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. Jumlah siswa putra yang memiliki tingkat pemahaman yang sangat tinggi tentang pubertas sebanyak 3 siswa (10%) berarti siswa sangat memahami pubertas, jumlah siswa putra yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi tentang pubertas sebanyak 12 siswa (39%) berarti siswa memahami pubertas, jumlah siswa putra yang memiliki tingkat pemahaman yang cukup tentang pubertas sebanyak 16 siswa (51%) berarti siswa cukup memahami pubertas, dan jumlah siswa putra yang memiliki tingkat pemahaman tentang pubertas yang rendah sangat rendah tidak ada..

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 42. Sehingga dapat dikatakan siswa putra memiliki tingkat pemahaman tentang pubertas yang tinggi. 2. Jumlah siswa putri yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi tentang pubertas sebanyak 11 siswa (34%) berarti siswi putri memahami pubertas, jumlah siswa putri yang memiliki tingkat pemahaman tentang pubertas yang cukup sebanyak 17 siswa (53%) berarti siswa cukup memahami pubertas, dan jumlah siswa putri yang memiliki tingkat pemahaman tentang pubertas yang rendah sebanyak 13 siswa (13%) berarti siswa putri kurang memahami pubertas. B. Pembahasan Hasil Penelitian Untuk menghindari dan membatasi pengulangan yang tidak perlu dalam pembahasan ini, kategori “sangat tinggi”, “tinggi”, dan “cukup” disatukan menjadi sangat tinggi, dan kategori “sangat rendah” dan “rendah” disatukan menjadi sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 memiliki pemahaman pubertas yang cukup baik. Hasil penelitian ini rupanya berbeda dengan dugaan awal peneliti. Peneliti mendapatkan kesan bahwa ada beberapa kemungkinan yang membuat hasil penelitian berbeda dengan dugaan awal peneliti. Kemungkinan-kemungkinan tersebut antara lain: 1) sebagian besar siswa ingin memberikan jawaban yang menyenangkan, 2) sebagaian siswa tidak serius dalam menjawab atau mengisi kuesioner, dan 3) sebagian siswa menjawab atau mengisi kuesioner dengan melihat jawaban dari teman lain. Kesan-kesan peneliti ini berdasarkan.

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 43. pengamatan peneliti saat mengawasi pengisian kuesioner. Pengisian kuesioner pada saat itu dilakukan pada pukul 11.00 WIB dan 10.45 WIB. Pada saat itu sebagian besar siswa tampak tergesa-gesan merasa jenuh, lelah, terpaksa, dan mereka tidak terlalu fokus pada penjelasan sehingga mereka bermain-main sendiri. Seperti kata Azwar (2011, 9) kondisi yang mempengaruhi validitas yaitu sakit, tergesa-gesa, lelah, tidak berminat, merasa terpaksa, dan semacamnya. Meskipun hasil penelitian berbeda dengan dugaan awal, peneliti tetap berpegang pada data yang menghasilkan hasil penelitian ini karena 1) peneliti sudah mengoreksi dan mendiskusikan dengan dosen pembimbing, 2) kuesioner bersifat rahasia karena siswa tidak perlu mencantumkan nama, 3) peneliti sudah melakukan ujicoba kuesioner sebelum pengambilan data. Pemahaman tentang pubertas yang cukup tinggi perlu ditingkatkan karena idealnya pemahaman siswa tentang pubertas harus tinggi dan sangat tinggi. Oleh karena itu guru, orang tua dan siswa harus melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman tentang pubertas. Yang perlu dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain: 1. Menjelaskan kembali tentang pubertas dan perubahan-perubahannya dengan model pembelajaran yang memisahkan siswa laki-laki dan perempuan. 2. Membimbing siswa supaya belajar memahami dirinya. 3. Memperhatikan perkembangan siswa..

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 44. 4. Memberikan kesempatan pada siswa apabila siswa ingin mengetahui lebih dalam tentang pemahaman pubertas. 5. Guru harus menghargai dan memahami perbedaan individual anak. 6. Guru harus mampu mendorong siswa untuk menerima dan menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan perumbuhan. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang tua antara lain: 1. Memberikan dukungan kepada siswa dalam memahami perubahan pada masa pubertas. 2. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan pada masa pubertas. 3. Memberikan perhatian di setiap kegiatan siswa di sekolah ataupun di rumah. Hal-hal yang perlu dilakukan siswa antara lain: 1. Menerima dan memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas. 2. Bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan-kesulitan dalam memahami pubertas dan perubahan-perubahannya. Ada 4 siswa (13%) yang memiliki pemahaman pubertas rendah. Rendahnya pemahaman pubertas siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam tahun ajaran 2013/2014 kemungkinan dipengaruhi oleh ketidaksiapan siswa dalam menghadapi perubahan-perubahan pada masa pubertas, kurang terbukanya siswa tentang ketidak tahuannya tentang pubertas. Kurangnya pemahaman pubertas bisa jadi terjadi karena perubahan proporsi tubuh, berat badan, timbulnya ciri-ciri seks sekunder dan primer akibatnya siswa menjadi tertutup.

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 45. dan malu ketika perubahan yang terjadi belum dialami oleh teman-temannya. Hal ini sependapat Kathryn dan David ( 2011: 7-8) yang meyebutkan bahwa akibat remaja tidak memahami perubahan fisik maupun psikologis pada masa pubertas yaitu anak akan merasa malu, sangat tidak nyaman dengan dirinya, gelisah, dan bingung bersikap dengan rekan sebayanya yang mengalami perkembangan yang berbeda dengannya. Kurangnya pemahaman pubertas dapat juga dipengaruhi oleh faktor keluarga, yaitu perhatian-perhatian dan dukungan orang tua terhadap anak yang sedang berada di usia pubertas sangat penting, karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya daripada dengan orangtuanya. Dukungan orang tua sangat berpengaruh dalam penyesuaian diri remaja pada masa pubertas, dukungan juga sangat berpengaruh ketika remaja mengalami penolakan atau merasa berbeda dari teman-temannya. Maka dari itu keterikatan remaja dengan orang tua perlu dijaga. Kurangnya pehamanan tentang pubertas mengakibatkan remaja akan sulit menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada diri sendiri, kurang nyaman terhadap diri sendiri, dan kurangnya rasa percaya diri. Banyaknya teman yang sudah mulai pubertas dan ada beberapa yang belum mengerti tandatanda perubahan pubertas akan sangat berpengaruh pada pemahaman siswa tentang pubertas, karena mereka merasa mereka tidak seperti teman yang lain, kalau itu terjadi secara terus menerus mereka tidak akan menyadari perubahanperubahan yang terjadi pada masa pubertas..

(60) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 46. Dalam penelitian ini siswa putri-lah yang kurang memahami pubertas dan perubahan-perubahannya. Mungkin pada saat siswa putri mengalamai perubahan-perubahan pada pubertas mereka tidak menyadari dan kurang terbuka atau malu untuk memahami dirinya. Mungkin pada saat guru memberikan penjelasan tentang pubertas siswa putri menjadi malu, dan tidak mau bertanya secara terbuka sebab guru menerangkannya dikelas. Karena menerangkan dikelas mungkin siswa putri malu dengan siswa laki-laki, mereka kurang terbuka dan hanya saling mengejek dan tidak mendengarkan guru. Pemahaman pubertas merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan remaja dalam memahami dirinya sendiri. agar para siswa yang kurang memahami pubertas, para guru bimbingan dan konseling dapat mengupayakan dengan cara memisahkan siswa laki-laki dan perempuan untuk memberikan pemahaman tentang pubertas secara khusus sesuai dengan jenis kelaminnya supaya siswa lebih terbuka dan tidak merasa risih atau malu ketika bertanya. Hal-hal yang dapat dilakukan siswa untuk meningkatkan pemahaman tentang pubertasnya antara lain: 1. Menyadari bahwa dirinya juga akan mengalami masa pubertas. 2. Memahami dirinya sendri. 3. Menanyakan kepada orangtua atau guru ketika siswa masih bingung dan merasa kurang memahami pubertas. 4. Membaca dan mencari informasi-informasi mengenai pubertas dan perubahan pada masa pubertas..

(61) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 47. Hal-hal yang dapat dilakukan orangtua untuk meingkatkan pemahaman tentang pubertas siswa antara lain: 1. Member dukungan kepada siswa. 2. Memberi pengertian kepada siswa bahwa siswa akan mengalami masa pubertas. 3. Bekerjasama dengan guru BK untuk menyampaikan informasiinformasi mengenai pubertas kepada siswa. 4. Memberi bantuan kepada siswa untuk memahami dirinya sendiri. Hal-hal yang perlu dilakukan guru mata pelajaran khususnya mata pelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pubertas antara lain: 1. Menerangkan dengan jelas pubertas dan perubahannya. 2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menerapkan model belajar dengan memisahkan siswa sesuai dengan jenis kelamin agar siswa lebih jelas dan terbuka. 3. Melengkapi. sumber,. bekerjasama. dengan. guru. BK. dalam. menyampaikan materi tentang pubertas. Yang perlu dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan motivasi belajar para siswa antara lain: 1. Melaksanakan layanan bimbingan pribadi-sosial sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Memberikan perhatian pada masing-masing siswa..

(62) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Memberikan. bimbingan. dengan. memisahkan. laki-laki. 48. dan. perempuan ketika memberikan bimbingan mengenai pubertas supaya lebih efektif.. C. Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial Usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial ini merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang kedua, yaitu: “Usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial manakah yang sesuai untuk membantu siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta untuk meningkatkan pemahaman tentang pubertas?”. Topik-topik bimbingan. pribadi-sosial. yang. diusulkan. berdasarkan. item-item. yang. menunjukkan bahwa pemahaman tentang pubertas siswa cukup tinggi dan rendah. Hasil kategorisasi item-item dapat dilihat pada tabel 8. Dan daftar usulan topiktopik bimbingan pribadi-sosial siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta disajikan dalam tabel 9.. Tabel 8 Kategorisasi Skor Item-item Pemahaman Tentang Pubertas Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. No. 1.. Formula Kriteria. Skor >100. Frekuen si. Prosentase (%). 27. 63 %. Kategori Sangat Tinggi.

(63) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. 3. 4. 5.. 88-95 81-87 74-80 <74 Jumlah. 7 8 1. 16 % 19 % 2%. 0. 0. 43. 100%. Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah. 49.

Referensi

Dokumen terkait

Agar dapat mengembangkan watak dapat bertindak dengan kemandirian berpendapat dan bertanggung jawab pribadi yang makin besar. Prosses pendidikan

Karena fitur keamanan yang ada pada standar 802.11 tidak menyediakan integritas pesan yang kuat, bentuk lain dari serangan aktif yang membobol integritas sistem sangat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan lama penyimpanan herbisida nabati alang-alang berpengaruh sangat nyata terhadap persentase kematian gulma dan lama

Merupakan pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh bendahara pemerintah baik pusat maupun swasta berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan

Investasi Jangka Panjang adalah penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham, obligasi, atau surat berharga lainnya dengan tujuan untuk digunakan

Kelurahan Cibangkong memiliki jumlah RW terbanyak dengan 13 RW yang terdiri dari 84 RT, sedangkan Kelurahan Kebon Gedang dan Kebonwaru memiliki jumlah RW dan RT paling sedikit yaitu

Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan hidup selalu dikaitkandengankedupan. siswa, serta merangsang siswa untuk