STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 1
Stroke
Hampir tiga ribu orang meninggal setiap tahunnya di Hong Kong akibat stroke. Pada saat ini, penyakit ini merupakan penyakit keempat yang paling fatal di Hong Kong. Secara umum, kebanyakan penderita stroke berusia di atas 50 tahun. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa ada tren penurunan usia pasien penderita stroke. (Terima kasih kepada Dr. W. C. FONG, Mitra Konsultan, Departemen Kedokteran, Rumah Sakit Queen Elizabeth, yang telah mengulas dan meninjau informasi pada halaman ini.)
1. Apa itu Stroke?
Istilah medis dari stroke adalah "penyakit pembuluh darah otak". Hal ini terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang atau terhambat karena hal-hal tertentu, yang mengarah ke kurangnya kadar oksigen dalam sel-sel otak secara mendadak. Dalam beberapa menit, sel-sel otak bisa rusak dan kehilangan fungsinya. Kerusakan otak ini memengaruhi fungsi tubuh yang dikendalikan oleh bagian sel-sel otak yang rusak tersebut.
Stroke adalah suatu keadaan darurat medis yang serius. Sekitar 30% dari penderita stroke meninggal dalam jangka waktu tiga bulan. Namun, lebih dari 50% pasien yang selamat bisa memulihkan kemampuan perawatan diri mereka dan kurang dari 20% pasien yang menderita cacat berat. Faktor yang memengaruhi pemulihan tergantung pada tingkat keparahan kerusakan otak (termasuk jenis stroke dan area tubuh yang terpengaruh), komplikasi yang terjadi, dan kemampuan perawatan diri pasien sebelum stroke terjadi. Selain itu, sikap pasien dan dukungan dari keluarga/perawat mereka serta perawatan rehabilitasi yang sesuai juga bisa memberikan efek yang signifikan.
2. Apa saja faktor risiko Stroke?
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 2
satu kategori berikut ini, Anda perlu waspada dan segera mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
Riwayat stroke pada keluarga
Usia di atas 55 tahun: semakin tinggi usia, semakin tinggi risikonya
Tekanan darah tinggi: 70% dari pasien penderita stroke mengalami tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol tinggi: peluang lebih tinggi terjadinya aterosklerosis (akumulasi kolesterol dan deposit (plak) lainnya pada dinding arteri. Plak bisa mengurangi aliran darah yang melalui arteri) dan penyempitan pembuluh darah otak
Merokok: meningkatkan peluang terjadinya stroke hingga 3 kali lipat untuk pria dan 4,7 kali lipat untuk wanita
Diabetes melitus: meningkatkan peluang terjadinya stroke hingga 4 kali lipat
Obesitas
Penyakit kardiovaskular: peluang lebih tinggi terjadinya stroke bagi orang-orang dengan riwayat serangan jantung (infark miokard) dan irama jantung yang tidak normal (fibrilasi atrium)
Malformasi Vaskular atau aneurisma (pembengkakan seperti balon) pembuluh darah di otak: peluang perdarahan yang relatif lebih tinggi
Stroke Ringan, yaitu Serangan Iskemik Sementara (TIA - Transient Ischemic Attack): memiliki gejala yang mirip dengan stroke, tetapi
berlangsung untuk jangka waktu yang lebih singkat, berlangsung sekitar 2 hingga 15 menit dan tidak lebih dari 24 jam. Stroke Ringan bisa menjadi tanda peringatan bahwa akan terjadi stroke yang lebih berat di masa depan.
Pecandu alkohol: meningkatkan peluang terjadinya stroke
3. Bagaimana cara untuk mencegah Stroke?
Aspek yang paling penting untuk mencegah stroke adalah untuk memperlambat kecepatan aterosklerosis vaskular (pengerasan pembuluh darah). Anda bisa mengikuti tindakan pencegahan berikut ini untuk mencegah stroke:
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 3
(1) Mengendalikan tekanan darah tinggi
Perubahan gaya hidup: mengurangi asupan natrium dari makanan, mengikuti prinsip pola makan "rendah natrium, rendah gula, rendah lemak, tinggi serat", mengendalikan berat badan, berolahraga secara teratur, dan menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
Pengobatan: mengonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter (2) Segera berhenti merokok
(3) Mengendalikan diabetes melitus
(4) Menurunkan kadar kolesterol: melalui pola makan dan olahraga, apabila diperlukan, minum obat sesuai dengan petunjuk dokter
(5) Menangani tekanan dan belajar untuk bersantai
(6) Obat-obatan berikut ini bermanfaat bagi pasien yang telah menderita stroke iskemik (stroke karena kurangnya pasokan darah):
Obat anti-trombosit (seperti Aspirin atau obat yang serupa) – Aspirin bisa mencegah trombosit membeku dan merupakan obat yang umum
digunakan untuk mencegah stroke. Bila dibandingkan dengan plasebo (non-obat), obat ini bisa mencegah tingkat kekambuhan stroke hingga 22%. Dan obat ini tidak mahal. Sebagian besar orang tidak akan merasa tidak enak badan bila mengonsumsi aspirin dalam dosis yang kecil (50-300 mg). Efek samping yang paling umum dirasakan adalah gangguan
pencernaan. Sejumlah kecil pasien mungkin mengalami perdarahan gastrointestinal, terutama bagi mereka yang menderita tukak lambung. Pengguna Aspirin harus memberitahu dokter apabila mereka merasakan sakit perut secara terus-menerus, terdapat darah dalam ludah, atau feses mereka berubah menjadi warna hitam.
Antikoagulan (Warfarin) (semacam obat untuk mengencerkan darah) – khususnya untuk pasien yang menderita penyakit jantung dan fibrilasi atrium. Obat ini bisa menekan vitamin K, mengurangi fungsi pembekuan darah sehingga mencegah pembekuan di jantung atau pembuluh darah. Warfarin bisa mencegah stroke iskemik secara efektif terhadap pasien
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 4
yang menderita fibrilasi atrium. Efek sampingnya mencakup perdarahan otak (perdarahan dari pembuluh darah yang pecah di otak), perdarahan gastrointestinal (perdarahan dari organ pencernaan), dan pendarahan di bagian lain dari tubuh.
Saat mengonsumsi Warfarin, pasien harus memerhatikan hal-hal berikut ini:
Jangan mengonsumsi Aspirin atau obat antiradang non-steroid secara bersamaan, kecuali atas petunjuk dokter
Apabila pasien mengalami perdarahan dalam jangka waktu yang lama atau tanpa alasan yang jelas, segera hubungi dokter. Gejala-gejalanya antara lain:
o tinja yang berwarna hitam
o darah pada urin
o pendarahan rongga hidung, rongga mulut, dan gusi berdarah secara terus menerus
o memar berukuran besar muncul di permukaan kulit tanpa alasan yang jelas
o sakit kepala, pusing yang parah atau secara terus menerus
Konsultasi tindak lanjut dan pemeriksaan darah secara berkala untuk memantau nilai INR (kisaran normal di antara 2-3)
o Jika kemampuan pembekuan darah dikurangi secara berlebihan, risiko perdarahan akan meningkat secara signifikan.
o Jika kemampuan pembekuan darah terlalu tinggi, stroke tidak bisa dicegah.
(7) Pasien yang menderita sklerosis arteri karotis (pengerasan pembuluh darah di leher) parah harus mempertimbangkan opsi bedah untuk membuang bagian sklerotik atau angioplasti karotis/stenting untuk memperluas arteri karotis yang menyempit dan meningkatkan aliran darah, untuk menurunkan risiko mengalami stroke berulang.
4. Apa penyebab Stroke?
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 5
Stroke iskemik: disebabkan oleh trombosis serebral (gumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh otak) dan relatif umum terjadi, lebih dari 70% kasus stroke merupakan jenis iskemik. Aterosklerosis serebral juga menyebabkan pembentukan gumpalan darah di arteri serebral atau bekuan darah bisa terbentuk di jantung atau arteri karotis di leher. Gumpalan darah bisa terangkut hingga pembuluh otak distal dan memblokir aliran darah. Penyakit jantung, termasuk aritmia (detak jantung yang tidak normal), masalah katup jantung, dan penyakit jantung koroner, bisa menyebabkan stroke.
Stroke hemoragik: disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di dalam otak. Kasus stroke ini paling sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi yang berlangsung secara terus-menerus. Ada juga kasus di mana
pembuluh darah pada permukaan jaringan otak yang pecah. Kasus stroke ini dikaitkan dengan penyakit pembuluh darah otak bawaan, misalnya aneurisma arteri serebral atau malformasi arteriovenosa. Darah akan keluar di bawah ruang arachnoid (ruang antara jaringan otak dan
tengkorak) dan menekan jaringan otak. Selain itu, pembuluh darah akan menyempit setelah terjadinya pendarahan, yang ikut mengurangi laju aliran darah.
Kedua iskemia (aliran darah yang tidak memadai ke bagian tubuh, yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah) dan perdarahan bisa menghalangi jaringan otak menerima nutrisi dan oksigen yang memadai. Neuron yang terpengaruh akan mati, sehingga menimbulkan berbagai macam gejala neurologis.
Penyebab TIA serupa dengan penyebab stroke iskemik.
5. Apakah gejala Stroke bisa dikenali dengan mudah?
Bagi kebanyakan orang, tidak ada tanda-tanda medis yang terjadi sebelum serangan stroke terjadi. Karena stroke bisa menyebabkan dampak yang sangat serius, apabila terjadi tanda-tanda peringatan berikut, maka konsultasi dengan dokter harus segera dilakukan untuk meminimalkan gejala sisa stroke (defisit yang dihasilkan dari
penyakit atau insiden sebelumnya):
Ketidakmampuan untuk berbicara dengan jelas atau mengalami kesulitan untuk berbicara
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 6
Sensasi mati rasa secara tiba-tiba dan bersifat sementara, kelemahan atau kelumpuhan salah satu lengan, satu kaki atau setengah dari wajah (biasanya terjadi di sisi yang sama)
Penglihatan yang kabur secara tiba-tiba atau penurunan kualitas penglihatan pada satu mata
Sakit kepala yang parah secara tiba-tiba
Gangguan keseimbangan tubuh dan koordinasi tangan dan kak,i atau terjatuh secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas
Rasa pusing atau pingsan tanpa alasan yang jelas
Inkontinensia (buang air kecil secara spontan)
Gejala-gejala TIA serupa dengan stroke tetapi hanya bertahan selama beberapa menit saja dan tidak akan menyebabkan cacat permanen. Seorang pasien mungkin akan mengalami TIA sekali atau beberapa kali, yang bisa menjadi pertanda stroke berat di masa depan. Bagaimana pun juga, segera lakukan konsultasi dengan dokter setelah adanya tanda-tanda peringatan tersebut.
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 7 6. Bagaimana cara untuk menyelidiki dan mendiagnosis Stroke?
Selain memeriksa gejala-gejala klinis, dokter akan memeriksa status berbagai macam faktor risiko seperti tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, dan juga akan melakukan tes darah untuk memeriksa hemoglobin (protein pembawa oksigen dalam darah), trombosit dan waktu pembekuan darah untuk
mengidentifikasi anemia, kecenderungan perdarahan, dan viskositas darah. Uji elektrokardiogram (uji medis yang mendeteksi kelainan jantung dengan
mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung saat berkontraksi) juga akan dilakukan untuk memeriksa kasus terjadinya serangan jantung secara bersamaan. Pemeriksaan lainnya mungkin mencakup:
Pemindaian Tomografi Terkomputerisasi (CT - Computerized Tomography): bisa membantu untuk membedakan stroke akibat kurangnya pasokan darah dari stroke hemoragik
Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI - Magnetic Resonance Imaging): bisa menunjukkan status jaringan otak dan patensi/penyempitan pembuluh darah
Pencitraan ultrasonik pada pembuluh darah leher: menggunakan citra untuk mendeteksi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah leher
Doppler Transkranial: untuk mendeteksi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah di otak
7. Apa tindakan pengobatan terhadap Stroke?
Belum ada obat yang diidentifikasi bisa mengobati stroke dengan cara yang benar-benar aman, handal, dan efektif. Banyak tindakan pengobatan yang masih berada dalam tahap penelitian. Tindakan bedah bisa membantu mengobati beberapa jenis stroke saja. Perawatan modern difokuskan pada pencegahan dan pengobatan komplikasi stroke, serta memulai program rehabilitasi yang
direncanakan sesegera mungkin.
Perawatan pada tahap akut
(1) Obat (versi bahasa Mandarin saja)
Untuk pasien yang menderita stroke iskemik, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan berikut ini:
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 8 o obat anti-trombosit: untuk mencegah pembentukan gumpalan
darah, misalnya Aspirin
o antikoagulan: untuk mengurangi pembentukan bekuan darah dan mengurangi emboli, misalnya Heparin, Warfarin
o agen trombolitik: diterapkan pada infark serebral yang telah terjadi tidak lebih dari beberapa jam sebelumnya, misalnya rTPA
Untuk pasien yang menderita edema serebral (pembengkakan jaringan otak) yang disebabkan oleh stroke berat, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti Manitol dan Gliserol untuk menurunkan tekanan intrakranial
Obat-obatan tertentu dalam uji klinis bisa melindungi sel-sel otak dari kematian dalam jumlah yang besar, namun saat ini belum ada obat dalam tahapan uji klinis yang terbukti efektif.
(2) Operasi Bedah
Tidak semua pasien yang menderita stroke hemoragik perlu menjalani tindakan operasi bedah. Tergantung pada ukuran, lokasi, dan kedalaman hematoma (pengumpulan darah di luar pembuluh darah) dan apakah stroke diikuti dengan pembengkakan jaringan otak dan kondisi pasien secara keseluruhan, dll. Operasi bedah bisa membuang hematoma untuk menurunkan tekanan intrakranial (tekanan di dalam tengkorak) pada pasien yang mengalami stroke hemoragik. Tindakan operasi juga bisa memotong aneurisma (pembengkakan pembuluh darah di otak seperti balon) untuk mencegah perdarahan lebih lanjut. Untuk stroke iskemik (stroke karena kurangnya pasokan darah), tindakan operasi juga bisa dilakukan untuk
membuang bagian intima dari arteri karotis, untuk mencegah kambuhnya stroke. Dengan kemajuan teknologi non-invasif, pengobatan berbasiskan kateter bisa dilakukan untuk melebarkan penyempitan pembuluh darah di leher atau untuk menutup aneurisma pembuluh darah di dalam otak.
(3) Pengobatan Terpadu di Unit Stroke Akut
Suatu tim medis yang terdiri dari sejumlah ahli kesehatan profesional yang memberikan perawatan terhadap stroke akut, perawatan rehabilitasi, terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, layanan kerja sosial medis, dan layanan psikologi klinis, dll, untuk mencegah komplikasi dan mempersiapkan pasien untuk menerima
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 9 Perawatan dalam tahapan rehabilitatif
Tujuan dari perawatan rehabilitasi adalah untuk memastikan pemulihan terbaik dari fungsi aktivitas hidup pasien sehari-hari. Meskipun tidak semua fungsi fisik bisa dipulihkan sepenuhnya, tujuan "adaptasi diri" bisa dicapai. Sangat penting untuk memulai pelatihan rehabilitasi sesegera mungkin. Sebuah tim ahli kesehatan profesional multi-bidang bertanggung jawab terhadap perawatan rehabilitasi. Tim akan menilai fungsi fisik dan psikologis pasien, perawatan rehabilitasi yang
diperlukan, dan kemampuan perawatan dari perawat. Hal yang paling penting dari semuanya adalah bahwa pasien stroke dan anggota keluarganya harus berpartisipasi secara aktif dalam perawatan tersebut.
Dalam perawatan rehabilitasi, perawat memainkan peran penting dalam
memberikan dukungan 24 jam kepada pasien stroke dan anggota keluarga mereka. Mereka membantu pasien mempertahankan fungsi fisik dan psikologis mereka, meningkatkan kemampuan hidup mandiri, dan mencegah komplikasi yang disebabkan oleh hilangnya kemampuan tersebut. Mereka juga akan memberikan perawatan profesional yang berkaitan dengan masalah umum yang dihadapi pasien stroke, seperti masalah psikologis yang melibatkan kecemasan dan perasaan tidak berdaya, atau masalah fisik seperti kesulitan menelan, kesulitan dalam komunikasi, inkontinensia urin, konstipasi, dan rasa sakit akibat tekanan, dll.
Fisioterapi akan membantu pasien stroke mengembalikan fungsi fisik mereka dalam berbagai aspek, mengajarkan perawatan yang benar kepada pasien dan anggota keluarganya, dan melatih serta mencegah komplikasi agar pasien bisa mendapatkan kemampuan mandiri terbaiknya.
Terapi okupasi (versi bahasa Mandarin saja) akan, melalui program terapi yang berbeda, memungkinkan pasien stroke untuk mendapatkan kemampuan mandiri terbaiknya dalam berbagai aspek, seperti perawatan diri, perawatan rumah tangga, keterampilan kejuruan, dan rekreasi.
Terapi wicara akan membantu pasien stroke meningkatkan kemampuan menelan, berkomunikasi, dan ekspresi verbal mereka. Jika pasien memiliki masalah psikologis dan/atau emosional, psikolog klinis bisa memberikan bantuan yang diperlukan. Para pekerja sosial medis bisa membantu pasien stroke dan anggota keluarganya dengan
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 10
memerhatikan kebutuhan mereka yang berkaitan dengan bantuan keuangan, perumahan, bantuan pekerjaan rumah tangga, pengaturan kerja, dan layanan perumahan.
8. Apa penyebab Stroke?
Stroke merupakan suatu penyakit yang parah. Hingga 40% dari pasien stroke akut mengalami kesulitan dalam berbicara atau menelan, dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Sejumlah kecil pasien yang menderita stroke berat bahkan bisa jatuh ke dalam kondisi koma. Lebih dari 50% pasien stroke tidak bisa kembali bekerja. Terlepas dari penurunan fungsi fisik yang disebabkan oleh jaringan otak yang rusak, komplikasi umum yang disebabkan oleh stroke mencakup:
Pneumonia
Gangguan menelan
Rasa sakit akibat tekanan
Pembengkakan jaringan otak
Masalah kesehatan pada bahu
Perdarahan saluran pencernaan
Epilepsi
Kesulitan buang air kecil atau inkontinensia urin
Sembelit
Pembentukan bekuan darah di vena tubuh bagian bawah dan penyumbatan arteri paru-paru secara tiba-tiba
Depresi
9. Bagaimana cara untuk merawat pasien penderita Stroke?
Persiapan sebelum pulang dari rumah sakit (versi bahasa Mandarin saja)
Pasien stroke dan anggota keluarganya harus berdiskusi dengan tim rehabilitasi tentang penyusunan rencana pulang yang sesuai dan membuat persiapan yang tepat untuk rehabilitasi dan perawatan domestik di masa depan. Persiapan tersebut mencakup:
Menentukan tempat tinggal: pastikan tempat tinggal sesuai dan aman bagi kegiatan hidup pasien.
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 11
Menilai fasilitas rumah: apabila diperlukan, tim rehabilitasi bisa mengunjungi rumah pasien sebelum pasien dipulangkan, dan
menyarankan perubahan fasilitas dan pembangunan rumah pasien yang sesuai dengan kebutuhan.
Memilih dan membeli peralatan yang diperlukan: seperti alat bantu jalan, alat bantu perawatan domestik yang sesuai.
Nasihat tentang keterampilan perawatan: pasien dan anggota keluarga harus mempelajari pengetahuan dan keterampilan perawatan domestik yang diperlukan berkaitan dengan perawatan makan dan inkontinensia, dll, dan cara yang benar untuk menggunakan alat bantu jalan, latihan domestik yang sesuai, dan keterampilan perawatan sehari-hari serta mendukung dan mengusung pasien, dll.
Menguji kemampuan perawatan: pasien bisa ditempatkan di rumah selama beberapa waktu untuk keperluan pelatihan praktis.
Memperkenalkan layanan masyarakat yang diperlukan: seperti informasi tentang panti jompo, bantuan keuangan, dan pengaturan pembantu rumah tangga.
Membuat pengaturan tindak lanjut: seperti konsultasi lanjutan, instruksi untuk mengonsumsi obat-obatan, terapi wicara atau ahli gizi untuk
menindaklanjuti masalah menelan atau nutrisi pada diri pasien, menerima pelatihan rehabilitasi di klinik rawat jalan atau geriatri rumah sakit,
kunjungan rumah oleh perawat komunitas untuk menindaklanjuti kasus kesehatan terkait.
Perawatan rumah (versi bahasa Mandarin saja)
Poin utamanya adalah sebagai berikut:
Latihan domestik: untuk meningkatkan kemampuan perawatan diri
Pencegahan jatuh dan kecelakaan: memerhatikan keterampilan untuk kegiatan yang berbeda-beda
Mengonsumsi obat pada waktunya
Pembatasan pola makan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh ahli kesehatan profesional
Mencegah dan menangani sembelit
STROKE / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 12
Menerapkan keterampilan perawatan diri (pergi ke toilet, mandi, dan mencuci)
Mencegah terulangnya stroke: dari berbagai aspek, termasuk pola makan, emosi, kebiasaan hidup, dan obat-obatan.
Menghadapi hidup baru dengan sikap positif
Perhatian dari anggota keluarga / perawat
Partisipasi anggota keluarga sangat penting dalam pengobatan rehabilitasi, dan menjadi tantangan berat bagi perawat untuk hidup dengan penderita stroke yang sedang memulihkan dirinya. Ketika pasien merasa tertekan dan tidak berdaya, dorongan dan dukungan dari anggota keluarga adalah hal yang tidak tergantikan, dan membutuhkan kesabaran dan pengertian dari mereka semua. Namun pengasuh juga harus merawat diri mereka sendiri dengan baik. Mereka harus menerapkan keterampilan yang benar untuk menghindari cedera dan memberi diri mereka sendiri ruang dan waktu untuk beristirahat. Berbagi perasaan dengan orang lain dan mencari bantuan sangat disarankan. Dengan demikian, mereka akan bisa