• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

BAB V

INDIKASI PERMASALAHAN

DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

5.1 Area berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya.

Pemetaan kelurahan beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi kelurahan, berdasarkan resiko sanitasi.

Area beresiko dibagi atas 4 klasifikasi yaitu: • Resiko Sangat Tinggi

• Resiko Tinggi • Resiko Sedang • Resiko Rendah

Area „beresiko sangat tinggi‟ adalah kelurahan -kelurahan yang dianggap memiliki resiko kesehatan lingkungan yang tinggi karena buruknya kondisi sanitasi. Berdasarkan informasi yang tersedia, kelurahan memiliki potensi resiko terhadap kesehatan. Apabila tidak segera dilakukan intervensi tertentu, akan memperbesar potensi terjadinya kasus kejadian penyakit. Hal ini perlu dibedakan dengan „dampak‟ yang dinyatakan dengan kasus kejadian penyakit. Oleh karenanya, angka kejadian penyakit seharusnya tidak dijadikan sebagai salah satu indikator untuk penentuan area berisiko tinggi, sebab hal ini akan mencampurkan antara „risiko‟ dengan „dampak‟.

Membandingkan informasi tentang „resiko‟ dengan „dampak‟ yang ada di suatu kelurahan, hasilnya bisa memberikan tambahan informasi berguna tentang penyebab timbulnya kasus penyakit di kelurahan tersebut.

Tujuan dari Pemetaan Area Berisiko adalah memetakan area area yang memiliki tingkat resiko sanitasi dan klasifikasi area berdasarkan tingkat resiko kesehatan lingkungan akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan prioritas program pembangunan dan pengembangan sanitasi.

5.1.1 Proses Penentuan Area Berisiko

Pengumpulan Data

Analisa data

Penentuan Area Berisiko  Data Sekunder

Data Primer

 Indikator sebagai variabel  Skoring dan pembobotan  Analisa frekuensi, mean

weighted, diskusi kelompok  Alternatif skenario

(2)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Draft Area Beresiko

 Menyepakati Indikator yang akan digunakan

 Menyepakati bobot masing-masing indicator

 Menganalisis area beresiko  Menggambarkan dalam peta

Identifikasi Area Tipikal

 Identifikasi area tipikal  Menggambarkan dalam peta

Draft jenis penanganan & layanan sanitasi

Penyusunan Penilaian & Pemetaan Awal Situasi

Sanitasi Kota Sedangkan Data Sekunder meliputi :

- Populasi, luas area - Jumlah KK miskin

- Cakupan pelayanan air minum - Jumlah jamban

- Jumlah penderita penyakit - Luas genangan

- Jumlah sampah yang terangkut - % wilayah terbangun

- Jumlah SPAL

Sedangkan Data Primer meliputi : - Persepsi SKPD

- Studi EHRA

1. Proses Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Data Sekunder

Proses penilaian, penetapan dan pemetaan terdiri dari beberapa tahap. Pada tahap awal, proses penilaian, penetapan, dan pemetaan area berisiko dan penetapan kawasan dilakukan sebagaimana disajikan dalam gambar dibawah ini menggunakan data sekunder tahun 2009 (lihat Tabel 5.1) sebagai criteria, sumber dan pembobotan.

(3)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Tabel 5.1 Kriteria, Sumber dan Pembobotan (data sekunder)

No Data Sumber Pembobotan

1 Kepadatan penduduk Catatan Sipil 5%

2 Angka Kemiskinan Catatan Sipil, 10%

3 Banyaknya penyakit Dinas Kesehatan 15%

4 SR dan HU air bersih PDAM, PU 12%

5 Jamban keluarga Dinas Kesehatan, PU 15%

6 Timbulan sampah BLH, DKPP 15%

7 Wilayah terbangun BAPPEDA 6%

8 Luas area genangan BAPPEDA, PU 10%

9 Jumlah SPAL Dinas Kesehatan 12%

Setelah kriteria ditetapkan, tahap berikutnya adalah analisis awal atas opsi/pilihan area berisiko menggunakan pendekatan multi criteria analysis dengan mempertimbangkan aspek kemudahan, transparan, serta kebutuhan sumberdaya manusia dan waktu untuk menganalisis.

Dalam menilai pilihan, kinerja setiap kelurahan atas kriteria diberi skor dan pembobotan yang ditetapkan sesuai kesepakatan seluruh anggota Pokja AMPL Kota Balikpapan sebagaimana terlihat pada Tabel 5.2 Area Beresiko Kota Balikpapan dan

Peta 5.1. Peta Area Beresiko Berdasarkan Data Sekunder.

2. Proses Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD

SKPD-SKPD terkait di Kota Balikpapan yang tergabung di, Pokja AMPL sebagai perencana dalam strategis sektor sanitasi yang akan memetakan kondisi sanitasi Kota Balikpapan saat ini. Penentuan area beresiko ini tidak hanya dilihat dari fasilitas yang ada, cakupan dan penyediaan layanan serta informasi mengenai kelembagaan dan keuangan tetapi juga analisis awal mengenai pemetaan area/kelurahan berisiko.

Penilaian area berisiko ini diperlukan untuk pemilihan dan pelaksanaan intervensi-intervensi yang diperlukan oleh pemerintah kota dalam menetapkan usulan prioritas program/kegiatan. Kesalahan untuk menciptakan sebuah proses penentuan area yang menjadi target kegiatan telah banyak menyebabkan pendanaan bagi pembangunan sektor sanitasi tidak dapat digunakan secara efektif bagi area-area yang memiliki tingkat risiko sanitasi tinggi. Ada beberapa alasan, yaitu:

(4)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Pembangunan sanitasi hanya didasarkan pada supply-driven yang membawa dampak rendahnya efektivitas sarana dan prasarana yang terbangun.

 Pengambil keputusan tidak waspada terhadap masalah-masalah di luar batas administratif mereka, khususnya dampak secara langsung maupun tak langsung dari masalah sanitasi di wilayah mereka terhadap daerah disekitarnya.

 Proses pengambilan keputusan sering dipengaruhi oleh faktor-faktor kepentingan pribadi, atau organisasi, pemberi dana, budaya dan kondisi setempat.

Oleh karena itu Persepsi SKPD dalam penentuan area beresiko ini juga mempertimbangkan fungsi tata ruang (urban function) di masa mendatang. Adapun SKPD yang terlibat dalam penentuan area beresiko adalah sebagai berikut :

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan  Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan

 Bagian Hubungan Masyarakat Kota Balikpapan  Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Balikpapan

 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Balikpapan  Dinas Kesehatan Kota Balikpapan

 Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan

Dalam menilai pilihan, kinerja setiap kelurahan atas kriteria diberi skor dan pembobotan yang ditetapkan sesuai kesepakatan seluruh anggota Pokja AMPL Kota Balikpapan sebagaimana terlihat pada Tabel 5.2 Area Beresiko Kota Balikpapan dan

Peta 5.2. Peta Area Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD. 3. Proses Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Data EHRA

Tahap berikutnya adalah penilaian, penetapan dan pemetaan area berisiko dengan menggunakan data EHRA 2010. Data dari studi EHRA ini memperlihatkan kondisi fasilitas sanitasi dan air bersih, dan perilaku-perilaku terkait higienitas dan sanitasi yang memiliki resiko pada kesehatan warga. Studi sanitasi yang diteliti mencakup kondisi kesehatan meliputi ; sistem penyedian air bersih, layanan pembuangan sampah, ketersedian jamban dan saluran pembuangan limbah dan perilaku dengan higenitas dan sanitasi meliputi ; cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak dan pembuangan sampah. Pelaksanaan studi EHRA ini dilaksanakan oleh Pokja AMPL Kota Balikpapan dari unsur Gugus Kelurahan yang masing-masing kelurahan di utus dua orang yaitu dari Sanitarian Puskesmas dan Pokja III PKK Kelurahan. Yang proses penetapan area beresiko dilakukan berdasarkan gambar di bawah ini.

(5)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Dalam menilai pilihan, kinerja setiap kelurahan atas kriteria diberi skor dan pembobotan yang ditetapkan sesuai kesepakatan seluruh anggota Pokja AMPL Kota Balikpapan sebagaimana terlihat pada Tabel 5.2 Area Beresiko Kota Balikpapan dan

Peta 5.3. Peta Area Beresiko Berdasarkan Data EHRA.

5.1.2 Skoring Kondisi Sanitasi Kelurahan Kota Balikpapan

Data/informasi baik yang berasal dari data sekunder tahun 2009, studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) tahun 2010, dan persepsi SKPD digunakan sebagai kriteria untuk menentukan pilihan area berisiko. Opsi/pilihan dilakukan terhadap 27 kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan.

Penilaian awal area berisiko disajikan dalam tabel matriks kinerja. Tabel 5.2. berikut ini menjelaskan skor yang disepakati berdasarkan data sekunder, persepsi SKPD dan hasil studi EHRA. Selain itu masih perlu ditambahkan dengan skor hasil kunjungan lapangan jika diperlukan.

Berdasarkan hasil dari analisa data-data sekunder, persepsi SKPD, dan studi EHRA maka diperoleh data area beresiko yang ada di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2. Area beresiko Kota Balikpapan Kecamatan / Kelurahan Skor berdasarkan persepsi SKPD Skor berdasarkan data sekunder Skor berdasarkan data EHRA Skor ygdisepakati Skor hasil kunjungan lapangan 20% 20% 60% 100% Balikpapan Selatan Perapatan 2 2 1 1,40 1 Telaga Sari 2 2 2 2,00 2 Klandasan Ulu 3 4 3 3,20 3 Klandasan Ilir 3 2 4 3,40 4 Damai 2 2 2 2,00 2 Gunung Bahagia 3 3 1 1,80 2 Sepinggan 3 4 3 3,20 3

Interpretasi data EHRA

 Menyiapkan tabel matriks  Menyepakati parameter dan nilai

persentasenya  Mengisi tabel matriks  Melakukan interpretasi

Menyiapkan format analisa area beresiko

 Merekam data EHRA ke dalam format rekanan data sekunder

Bahan untuk penetapan area berisiko

(6)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Kecamatan / Kelurahan Skor berdasarkan persepsi SKPD Skor berdasarkan data sekunder Skor berdasarkan data EHRA Skor ygdisepakati Skor hasil kunjungan lapangan Balikpapan Timur Manggar 3 3 3 3,00 3 Manggar Baru 3 4 2 2,60 3 Lamaru 2 3 2 2,20 2 Teritip 2 4 2 2,40 2 Balikpapan Utara Muara Rapak 3 3 2 2,40 2 Gunung Samarinda 3 2 1 1,60 1 Batu Ampar 2 3 4 3,40 4 Karang Joang 3 4 3 3,20 3 Balikpapan Tengah

Gunung Sari Ilir 3 2 3 2,80 3

Gunung Sari Ulu 2 1 2 1,80 2

Mekar Sari 2 1 2 1,80 2 Karang Rejo 3 1 2 2,00 2 Sumber Rejo 3 2 2 2,20 2 Karang Jati 3 2 3 2,80 3 Balikpapan Barat Baru Tengah 4 3 4 3,80 4 Marga Sari 3 2 1 1,60 1 Baru Ilir 3 3 1 1,80 2 Margo Mulyo 3 2 2 2,20 2 Baru Ulu 3 3 2 2,40 2 Kariangau 2 1 4 3,00 3

Hasil penilaian terhadap area berisiko untuk Kota Balikpapan telah ditetapkan oleh Kelompok Kerja (Pokja) AMPL Kota Balikpapan setelah membandingkan skor penilaian terhadap data sekunder (Peta 5.1. Peta Area Beresiko Berdasarkan Data Sekunder), persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (Peta 5.2. Peta Area Beresiko

Berdasarkan Persepsi SKPD),dan hasil data EHRA (Peta 5.3. Peta Area Beresiko Berdasarkan Data EHRA) yang menjadi anggota Pokja AMPL. Maka hasil kesepakatan yang

telah dilakukan yaitu dengan melakukan pembobotan yaitu untuk persepsi SKPD sebesar 20%, data sekunder 20% dan data EHRA 60% maka di dapat sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1. (Peta 5.4. Peta Area Beresiko Berdasarkan Skor Yang Disepakati), menetapkan 3 (tiga) kelurahan yang mempunyai resiko sangat tinggi. Kelurahan-kelurahan tersebut adalah: Kelurahan Klandasar Ilir, Batu Ampar dan Baru Tengah. Sedangkan untuk kelurahan yang mempunyai resiko tinggi sebanyak 9 (sembilan) kelurahan adalah sebagai berikut: Klandasan Ulu, Sepinggan, Manggar, Manggar Baru, Karang Joang, Gunung Sari Ilir, Karang Jati dan Kariangau.

(7)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

(8)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

(9)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

(10)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

(11)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Hasil awal identifikasi area berdasarkan kepadatan populasi ini kemudian disesuaikan dengan pemanfaatan detil ruang Kota Balikpapan sebagaimana tercantum dalam RTRW Tahun 2006-2015 untuk mendapatkan hasil akhir klasifikasi tiap kelurahan yang disajikan dalam Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Klasifikasi Kelurahan di Kota Balikpapan

Kecamatan / Kelurahan

KLASIFIKASI KELURAHAN

Urban Urban Peri- Rural Seleksi dan Urutan Final Kepadatan orang/ ha Kepadatan Penduduk Pengembangan

BWK Future Developm ent Lokasi Balikpapan Selatan Perapatan 48,86 15.348 A Telaga Sari 76,03 19.271 A Klandasan Ulu 198,43 17.660 A Klandasan Ilir 193,54 27.773 A Damai 59,89 36.038 D Gunung Bahagia 52,07 46.429 D Sepinggan 22,38 56.001 E Balikpapan Timur Manggar 7,75 27.309 F Manggar Baru 40,28 15.452 F Lamaru 1,70 7.395 H Teritip 2,33 11.535 H Balikpapan Utara Muara Rapak 89,02 31.399 C Gunung Samarinda 47,45 27.226 C Batu Ampar 16,27 48.506 G Karang Joang 1,84 17.169 I Balikpapan Tengah

Gunung Sari Ilir 244,72 27.923 A

Gunung Sari Ulu 86,50 15.788 A

Mekar Sari 115,56 14.868 A Karang Rejo 220,92 26.621 A Sumber Rejo 89,80 19.801 D Karang Jati 48,72 16.619 A Balikpapan Barat Baru Tengah 395,20 22.542 B Marga Sari 179,86 11.961 B Baru Ilir 358,01 21.087 B Margo Mulyo 80,31 14.820 B Baru Ulu 226,13 21.591 B Kariangau 0,21 3.730 G

(12)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

• Pembentukan Tim (berbagai kedinasan) • Menetapkan kriteria PMJK • Menyusun daftar program/proyek/layanan yang sesuai kriteria PMJK • Menetapkan kriteria untuk

keperluan kunjungan lapangan

• Pilih

program/proyek/layanan untuk kunjungan lapangan • Kunjungan lapangan:

melakukan observasi diskusi dengan tokoh masyarakat, perempuan dan laki-laki serta mendokumentasikanya • Lakukan penilaian

terhadap kualitas dan hasil, biaya

• Menyepakati skala yang dibuat

• Memasukannya ke dalam Buku Putih

5.2 Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area Prioritas.

5.2.1 Kajian Partisipasi Masyarakat dan Jender (PMJ)

PMJK (Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan) adalah sebuah survai/penilaian tentang kondisi sanitasi masyarakat yang tanggap terhadap kebutuhan. Tujuan studi PMJK adalah untuk memberikan gambaran tentang program/proyek/layanan apa yang sudah dilakukan terkait sanitasi dan hygiene dengan pelibatan jender dan kemiskinan, oleh (a) dinas-dinas, program dan layanan yang ada, (b) LSM lokal, (c) kelurahan, kecamatan dan kelompok masyarakat (misalnya kegiatan atas inisiatif masyarakat sendiri) dan (d) sektor swasta baik formal maupun informal.

Manfaat studi PMJK untuk Program Pembangunan Sanitasi adalah:

a. Terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemerintah kota baik laki-laki dan perempuan mengenai kondisi dan seriusnya masalah sanitasi dan kebersihan;

b. Munculnya kebutuhan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin yang disertai dengan kemauan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan program sanitasi; c. Teridentifikasinya daerah setingkat Kelurahan yang berpotensi.

d. Hasil survai digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota & Penyusunan Strategi Sanitasi Kota

(13)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

5.2.3 Indikasi permasalahan dan opsi

Dari studi yang dilakukan terhadap proyek/program/layanan kegiatan dari Pemerintah daerah dengan mengambil sample kegiatan Pengentasan keluarga miskin, Kota Bersih, Indah, Aman dan Nyaman, Pengelolaan dan Pengembangan Kebersihan dan Sanitasi Kota, 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) dan CGH, Adiwiyata, Pendidikan Lingkungan, Program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Program Jamban Sehat, Posyandu/PKK, Pengembangan Kawasan Pemukiman Berwawasan Lingkungan, Kegiatan sampah kering dan basah dan Kegiatan sampah jadi kompos terdapat beberapa indikasi permasalahan dan opsi pengembangan yang terkait dengan PMIK.

5.2.3.1 Indikasi Permasalahan

Pengentasan Keluarga Miskin (Gakin)

a. Hasil survey dan curah pendapat ditemukan masih banyak keluarga miskin yang belum tercatat sehingga belum mendapat kartu gakin.

b. Masih adanya perbedaan penafsiran tentang kriteria keluarga miskin sehingga berakibat pada kesulitan bagi pencatat keluarga miskin di lapangan. Lagipula begitu ada kabar tentang pemberian bantuan kepada keluarga kurang mampu ada beberapa keluarga yang ingin mendaftar sebagai gakin.

c. Pendataan gakin sering mengalami kesulitan di lapangan seperti terjadi human error dan kesalahan mendata sehingga hasil pencatatan keluarga miskin di kota Balikpapan jadi kurang akurat.

d. Walaupun di Balikpapan banyak perusahaan-perusahaan besar namun keterlibatan perusahaan dalam program pengentasan kemiskinan di kota Balikpapan masih dirasakan kurang.

Program Kota Beriman

a. Hasil observasi di beberap sudut kota ditemukan masih ada sebagian warga yang membuang sampah di sembarang tempat seperti parit, sungai dan laut/pantai. b. Dalam perencanaan kota, hasil survey mencatat bahwa sebagian besar warga

tidak terlibat dalam proses perencanaan kota, hanya RT dan tokoh masyarakat yang dilibatkan.

c. Program pelayanan sampah dirasakan warga belum merata sampai ke kampung-kampung terdalam sehingga warga merasa sudah membayar iuran sampah tetapi tidak mendapat pelayanan yang memadai.

d. Jika diperhatikan secara seksama masih terdapat sudut-sudut kota yang terlihat kotor dan kumuh. Ini menunjukkan tempat-tempat tersebut belum tersentuh program-program kebersihan dan kesehatan.

(14)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

3R dan CGH

a. Kegiatan CGH sudah mendapat apresiasi yang positif dari warga kota namun untuk program 3R masih merupakan program percontohan di beberapa RT Kota Balikpapan.

b. Dana yang masih terbatas menjadi kendala untuk mewujudkan program 3R kepada seluruh warga Balikpapan.

c. Kegiatan 3R dan CGH masih kurang mendapatkan dukungan dari perusahan-perusahaan yang beroperasi di Balikpapan sehingga kesannya program ini milik pemkot dan warga saja.

Adiwiyata

a. Kegiatan Adiwiyata masih merupakan “pilot project” di beberapa sekolah terpilih dari tingkat SD dan SLTA. Dalam pelaksanaannya yang di sekolah-sekolah masih banyak yang perlu diperbaiki untuk memenuhi indikator Adiwiyata yang ditetapkan oleh Jakarta.

b. Tidak semua guru yang memahami dan membantu menjalankan kegiatan ini. Hanya guru dan siswa yang ditugasi untuk memegang tugas ini yang melakukan tugas-tugas di sekolah-sekolah.

c. Belum ada proses transfer pengetahuan dan keahlian mengelola Adiwiyata ke sekolah-sekolah lain.

d. Para guru, siswa dan orang tua/wali murid banyak yang belum memahami apa itu Adiwiyata. Contoh kecil misalnya apa arti sebenarnya Adiwiyata itu? Mungkin masih banyak yang belum tahu. Apa hubungan Adiwiyita dengan kota beriman, pendidikan lingkungan, UKS, dst.

Pendidikan Lingkungan

a. Kurikulum pendidikan lingkungan sudah lama diterapkan di sekolah-sekolah Balikpapan, namun demikian belum atau hampir tidak pernah melakukan updating kurikulum dan teknis pelaksanaannya. Akibatnya pendidikan lingkungan seperti jalan di tempat. Padahal informasi dan pengetahuan termasuk lingkungan sudah banyak yang berubah dan berkembang.

b. Dengan semakin berkembangnya IPTEK dan berubah lingkungan saat ini, ternyata tidak dibarengi dengan usaha-usaha peningkatan pengetahuan, keterampilan dan metodologi pengajaran siswa tentang lingkungan.

c. Pendidikan linngkungan yang penting untuk publik ternyata kurang tersosialisi kepada public sehingga publik kurang memahami mengapa pendidikan lingkungan menjadi kurikulum muatan lokal.

(15)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

PHBS

a. Masih lemahnya peran pemerintah untuk memberdayakan laki-laki dan perempuan terutama laki-laki untuk meningkatkan PHBS, kenyataannya lebih-banyak laki-laki yang kurang peduli terhadap PHBS dibanding perempuan. b. Dalam melakukan penyadaran tentang PHBS masih terkendala oleh kurangnya

tenaga promotor kesehatan dan alat-alat peraga kesehatan. Sehingga kampanye PHBS untuk penyadaran masyarakat masih dirasakan berjalan cukup lambat. c. Di lapangan ditemukan bahwa pihak perusahaan juga mempunyai program

serupa. Tapi pada kenyataannya jarang terjalin kerjasama untuk menjalankan program serupa tersebut. Perusahaan dan pemerintah terlihat menjalankan programnya masing-masing, akibatnya terlalu banyak waktu yang digunakan oleh warga untuk mengikuti kegiatan yang sama atau hampir sama.

5.2.3.2 Opsi Pengembangan Sanitasi

Berikut ini adalah opsi-opsi untuk mengatasi kendala/hambatan yang dialami dan opsi pengembangan program yang diharapkan akan lebih baik/maju.

Pengentasan kemiskinan

a. Gunakan dukungan yang kuat dari pemkot dan bermodal kerja keras dari dinas, camat, lurah dan RT secara optimal untuk mengurangi gakin.

b. Mungkin cara yang efektif untuk mengatasi kendala pendataan gakin adalah membentuk tim verifikasi data gakin untuk mengecek langsung ke lapangan terhadap data yang error. Libatkan dinas, camat, lurah dan RT untuk melakukan pencatatan gakin yang cermat dan melakukan evaluasi hasil gakin secara berkala. c. Mendorong Pemkot untuk mengajak perusahaan agar terlibat aktif dalam program mengurangi gakin. Sehingga percepatan pengurangan Gakin lebih efektif dan tepat sasaran.

d. Hindari kesalahan data gakin misalnya dilakukan oleh tim verifikasi data gakin dan perbaiki kriteria gakin keadaaan Balikpapan.

Program Kota Beriman

a. Tingkatkan keterlibatan masyarakat denganpotensi budaya gotong royongnya dan swadaya masyarakat dan dipadukan dengan visi pemkot dalam membangun kota menjadi modal kuat dapat dijadikan modal mewujudkan kota yang bersih, indah, aman dan nyama.

(16)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

b. Libatkan LSM dan perusahaan untuk berkampanye penyadaran masyarakat terutama di kawasan pemukiman padat penduduk seperti bantaran sungai dan tepi pantai sehingga kesadaran semakin meningkat.

c. Dalam perencanaan kota yang dilakukan oleh pemkot diharapkan lebih banyak melibatkan stakeholder strategis untuk mengintegrasikan berbagai program perusahaan dan program pemkot.

d. Tingkatkan kesadaran warga dan libatkan tingkatan masyarakat untuk mengintegrasikan berbagai program kebersihan dan kesehatan yang ada.

3R dan CGH

a. Gunakan upaya yang kuat oleh pemerintah dan didukung oleh modal swadaya masyarakat untuk menjalankan program 3R dan CGH.

b. Program 3R hendaknya dijadikan program bagi warga, dimana selama ini masih menjadi kegiatan percontohan di beberapa kelurahan. Dukungan yang kuat dari masyarakat untuk mengembangkan program 3R menjadi modal utama menjalankan program ini.

c. Harus diupayakan semaksimal mungkin agar lebih banyak perusahaan yang aktif mendukung 3R dan CGH.

Adiwiyata

a. Program Adiwiyata yang jadi “pilot project” dari beberapa sekolah mulai SD hingga SLTA sudah mendapat penghargaan dan rencananya akan dibentuk tim terpadu Adiwiyata. Dengan potensi ini sudah saatnya Adiwiyata harus mengembangkan sayap ke sekolah-sekolah lainnya. Bila perlu dapat menjangkau sekitar 250-an sekolah yang ada di Balikpapan.

b. Dengan akan dibentuknya tim terpadu Adiwiyata maka pelaksanaan program Adiwiyata terkoordinasi dan semua sekolah di Balikpapan sudah mulai berpredikat Adiwiyata.

c. Dengan adanya beberapa sekolah yang berprestasi di bidang Adiwiyata harus ada proses transfer pengetahun dan keahlian ke-adiwiyata-an kepada sekolah-sekolah lain.

(17)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Pendidikan lingkungan

a. Kontinuitas dukungan LSM dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya kualitas lingkungan perlu diapresiasi secara kongkret oleh Pemkot.

b. Libatkan LSM/masyakat untuk melakukan updating kurikulum pendidikan lingkungan termasuk metode dan teknis penyampaian kurikulum lingkungan kepada siswa. Misal saja menghubungkan kegiatan pramuka dengan pendidikan lingkungan.

c. Sekolah-sekolah yang berprestasi dalam bidang mengelola lingkungan harus disosialisasikan kepada publik. Ini secara tidak langsung memberi pembelajaran publik tentang pentingnya kualitas lingkungan.

PHBS

a. Perlunya melibatkan laki-laki dan perempuan untuk sebagai upaya mensukseskan program PHBS semaksimal mungkin karena hasil survey menunjukkan dalam Rumah Tangga ditemukan bahwa suami dan istri sama-sama aktif dalam yang dalam kegiatan kebersihan keluarga dan lingkungan sekitarnya (48% dari 100 responden rumah tangga).

b. Perlu adanya tambahan tenaga promoter kesehatan dan penambahan alat peraga kesehatan untuk menjalankan program PHBS yang digalakkan oleh pemkot.

5.3 Komunikasi untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi

Sanitasi dan kepedulian masyarakat tidak dapat lepas dari komunikasi dimana dalam komunikasi terdapat pengirim pesan (komunikator), media / saluran komunikasi, pesan yang ingin disampaikan, alat / tools komunikasi yang digunakan serta sasaran komunikasi (komunikan). Untuk itu dilakukan studi media yang merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh Pokja AMPL Kota Balikpapan dalam rangka melengkapi data untuk buku putih. Buku putih merupakan rangkuman kondisi eksisting kota diharapakan dapat menyediakan semua informasi mengenai kota termasuk mengenai media yang terdapat dikota termasuk didalamnya preferensi media masyarakat.

Studi media bertujuan :

a. Mengetahui pengalaman-pengalaman dan kapasitas pemerintah kota dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemasaran sosial termasuk disini adalah media yang digunakan, jenis kegiatan, isu-isu yang diangkat, khalayak sasaran dan catatan pembelajaran.

(18)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

b. Mengetahui pandangan media massa terhadap isu-isu yang diangkat oleh pemkot dan peluang-peluang kerjasama dengan media massa

c. Mengetahui pola pencarian informasi rumah tangga terkait dengan isu-isu kesehatan dan isu sosial lainnya

d. Mendapatkan informasi mengenai konsumsi dan preferensi media dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan khalayak yang potensial menjadi saluran komunikasi isu-isu sanitasi. Adapun hasil dari studi ini adalah :

1. Sebagai salah satu bahan menyusun strategi kampanye kepedulian sanitasi 2. Digunakan sebagai dasar perencanaan media untuk kampanye kepedulian sanitasi 3. Media belajar bersama, khususnya bagi pokja sanitasi untuk kegiatan sejenis dimasa

mendatang

4. Terinformasinya program pembangunan sanitasi kota, ISSDP dan pokja sanitasi kota kepada nara sumber yang diwawancarai

Hasil survey dari responden yang berbasis media, perusahaan swasta dan instansi pemerintah daerah di Balikpapan yakni sebagai berikut:

A. Informasi Umum Tentang Responden

Informasi umum responden meliputi: Institusi, usia dan tingkat pendidikan 1. Institusi Responden

Responden merupakan perwakilan dari institusi target dalam survey ini, yaitu: Media (TV, Koran dan Radio), Perusahaan Swasta yang dipilih secara random dan Instansi di Pemerintah Kota yang relevan dengan pembangunan sanitasi.

(19)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

2. Usia Responden

Responden adalah para eksekutif dari media, perusahaan swasta dan birokrat yang semuanya masih dalam kategori usia produktif. Mayoritas responden berusia 25 – 55 tahun

Grafik.5.2 Usia Responden

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan responden mayoritas adalah S1. Sebagian kecil ada yang lulusan SLTA, Diploma dan 2 orang lulusan S2.

Grafik.5.3 Tingkat Pendidikan

B. PERTANYAAN UNTUK INSTANSI PEMERINTAH

1. Apa saja kegiatan komunikasi untuk masyarakat dan kegiatan pemasaran social lainnya yang pernah dilakukan?

(20)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Metode yang paling sering dilakukan oleh dinas/ badan adalah Sosialisasi dan paling sedikit adalah melalui media seminar.

Berikut adalah gambaran Pemasaran Sosial yang dilakukan oleh beberapa SKPD yang terkait dengan pengembangan sanitasi di Kota Balikpapan.

Grafik 5.4. Pemasaran Sosial

Catatan;

Kampanye luar ruang termasuk didalamnya adalah penyuluhan-penyuluhan ke sekolah-sekolah 2. Isu apa saja yang diangkat?

Isu yang paling sering dan paling banyak diangkat adalah sanitasi dan sanimas (air limbah, sampah dan B3). Beberapa isu lainnya seperti DBD, PHBS, UKS dan CGN diangkat oleh DKK. Isu Adipura dan Adiwiyata juga diangkat oleh 3 instansi responden. Grafik.5.5. Isu Yang Diangkat

3. Siapa saja khalayak yang dituju?

Khalayak yang dituju pada umumnya adalah masyarakat Kota Balikpapan melalui kelompok-kelompok paguyuban/KSM/PKK, melalui RT dan Kelurahan serta sekolah-sekolah. Dunia usaha juga menjadi target tujuan penyampaian informasi sanitasi.

(21)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Grafik.5.6. Khalayak Yang Dituju

4. Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan?

Kegiatan yang dilakukan adalah merupakan bentuk dari pemasaran sosial, yaitu dengan metode sosialisasi, pembuatan brosur, kampanye luar ruang, seminar.dan penilaian posyandu dan penilaian kebersihan tingkat RT. Jenis kegiatan ini bisa dilihat tingkatan metode yang paling sering digunakan adalah sosialisasi (lihat grafik 1)

5. Media apa saja yang digunakan? (media massa, luar ruang, alternatif)

Media yang favorit digunakan adalah surat kabar, dengan pertimbangan efektifitas jangkauan dan biaya yang relatif murah. Penggunaan media lainnya adalah TV, Radio dan Internet.

Grafik.5.7 Media Yang Digunakan

6. Kalau media massa lokal yang digunakan, media massa mana saja yang diajak kerjasama? Bagaimana bentuk kerja samanya?

(22)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Pada umumnya responden menjawab: media yang memiliki jangkauan luas. Untuk Koran lokal adalah Kaltim Post, Tribun Kaltim dan Metro Balikpapan. Sebagian responden juga menjawab; penggunaan radio spot lebih tepat dengan system 2 arah yaitu tanya jawab. 7. Bagaimana pengalaman kerjasama dengan sesama instansi pemerintah lainnya dalam

mengkampanyekan masalah sosial?

Lintas program sesama instansi pada dasarnya tidak pernah mengalami kesulitan. Selama ini sudah terjalin dengan baik, terintegrasi dan saling mendukung. Biasanya dilakukan secara periodik dengan pertemuan rutin. Yang perlu ditingkatkan adalah koordinasi yang efisien bagi lintas sektoral.

8. Apa saja yang bisa dijadikan pelajaran dari kegiatan-kegiatan pemasaran sosial yang pernah dilakukan?

- Berhasilnya / terlaksananya program-program ditentukan oleh terbangunnya komunikasi dan koordinasi yang baik

- Managemen sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan - Perlu pengelolaan keuangan yang lebih baik

- Koordinasi dan transparansi

- Program gerakan cuci tangan pakai sabun sudah ada perubahan prilaku di sekolah - Industri rumah tangga sebelum mendapatkan nomor register diberikan pelatihan

sertifikasi untuk jaminan keamanan distribusi makanan

C. PERTANYAAN UNTUK MEDIA

1. Apa kecendrungan berita yang diangkat oleh media ini?

Kecendrungan berita media responden adalah news (berita). Berita-berita khusus untuk lingkungan hidup menduduki peringkat terendah. Berita umum (termasuk di dalamnya adalah masalah kesehatan dan sanitasi) masih sangat rendah dalam hal pemberitaan disemua level media.

(23)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Grafik. 5.8 Kecendrungan Berita

. 2. Siapa segmentasi utama target audience yang dituju?

Segmen utama dari mayoritas media ini adalah pada eksekutif. Yang dimaksud para eksekutif muda disini adalah usia muda produktif, terpelajar dan para pengambil keputusan disemua lini/bidang.

Dari grafik dibawah, kategori lainnya menduduki segmen kedua terbesar yaitu sejumlah 25%. Yang termasuk dalam segmen ini menurut penilaian responden adalah: aparat penegak hukum, all audience dan masyarakat umum.

Grafik. 5.9 Segmen Utama

. 3. Target audience yang ingin dicapai untuk media elektronik? Atau jumlah distribusi (oplah)

untuk media cetak? Atau jumlah pendengar/penonton/rating? Untuk Media Elektronik (Radio dan TV);

- Target jumlah penonton 7.000 - 50.000 penonton - Target jumlah pendengar 1.000 orang – 1 juta orang - Oplah 8.000 – 60.000 exp/hari

(24)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

- Seluruh eksekutif muda – pengambil keputusan - 70% dari total jumlah penduduk kota Balikpapan

4. Berapa jangkauan siar atau jangkauan distribusi? Versi siar, cetak dan online? - Jangkauan siar radius 20 - 100 Km

- Seluruh kota Balikpapan – wilayah Kaltim - Balikpapan – PPU – Kukar (samboja sekitarnya) - Seluruh Indonesia/dunia (melalui streaming) 5. Harga Iklan?

Berikut adalah daftar harga iklan dari masing-masing media.

Daftar harga iklan yang lebih detail pada beberapa media dilampirkan dalam laporan ini. Tabel.5.4. Daftar Tarif Iklan Media

6. Adakah ketersediaan halaman/ durasi untuk informasi kesehatan/ sanitasi? Bila ada mengapa ada durasi tersebut? Dan bila tidak ada mengapa tidak dimunculkan?

- Program 100% Indonesia : merupakan program radio KP FM, yang berisi info-info menarik dan merupakan inisiatif pihak manajemen dalam memberi durasi khusus yang membahas info sanitasi/kesehatan. Program ini disiarkan 1 kali seminggu berdurasi 2 jam.

- Hijau RT ku; merupakan program inisiatif Beruang TV. Memberikan informasi kesehatan dan sanitasi kepada masyarakat. Telah disiarkan selama 10 episode dengan durasi 10-15 menit per episode. Saat ini program tersebut telah selesai dan tidak dilanjutkan karena belum ada sponsor pendukung.

- Program Talkshow “Hidup Sehat” : merupakan program inisiatif dari BTV, disiarkan selama 1 jam dalam setiap minggunya.

Media Nama Media Segmen Utama

Harga Unit Durasi Frekuensi Waktu Keterangan

Televisi

Info Channel 2,500,000 3 x tayang 90 detik per bulan Prime Time

BTV 1,000,000 7 x tayang 60 detik per bulan TVC

TV Beruang 1,500,000 3 x tayang 30 detik per bulan Runtime

Koran / Harian

Kaltim Post 40,000 per mm per hari full colour

Tribun Kaltim 27,000 per mm per hari 2 warna

Metro Balikpapan 150,000 per kolom 15 hari iklan deret

Koran kaltim 12,500 per mm kolom per hari full colour

Radio

IDC FM 150,000 1 kali tayang 60 detik 1x sehari Prime Time

Liga Perdana

102,9 FM 50,000 - 10 jt

Radio SBI FM 110,000 1 x tayang 60 detik 1x sehari Prime Time

SMART FM 900,000 30 detik Prime Time

KP FM 95,4 Mhz 60,000 1 x tayang 60 detik 1 x sehari Prime Time

(25)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

- Halaman “Celoteh” yang ditayangkan setiap hari dan Halaman “Sehat-Cantik” untuk edisi minggu, adalah merupakan program inisiatif dari Kaltim Post

- Program “Klinik Keluarga/Kesehatan” merupakan program talkshow live berdurasi 1 jam dan ditayangkan 2 kali dalam seminggu. Program ini juga ditayangkan secara ulang 2 kali seminggu. Program ini disiarkan untuk layanan masyarakat oleh Info Channel.

- Ada media responden yang belum menyediakan durasi khusus, tetapi tetap selalu ada info/berita tentang kesehatan

- Ada juga yang tidak menyediakan durasi khusus, karena keterbatasan halaman dan prioritas hiburan

7. Darimana biasanya mendapatkan sumber informasi tentang kesehatan atau sanitasi? - DKK

- BLH

- Rumah Sakit - Klinik Kesehatan - DPRD Kota

- Ahli Kesehatan Lokal

- Internet, Perpustakaan, Koran, majalah - Pemerintah

- LSM STABIL (dan LSM Lingkungan Lainnya) - Masyarakat

- Pantauan langsung ke Lapangan - PDAM

- Wartawan

8. Kendala yang dihadapi dalam memperoleh data informasi tentang sanitasi?

Beberapa responden menjawab; tidak ada kendala yang cukup berarti dalam memperoleh data tentang sanitasi.

Beberapa responden lainnya mengatakan kendala sebagai berikut; - Janji bertemu dengan narasumber (Narasumber tidak on time) - Kecepatan Akses data di internet

- Ketidakpahaman yang mendalam terhadap isu sanitasi - Keterbatasan informasi tertulis

- Perhatian pemerintah minim, khususnya pembahasan tentang isu sanitasi - LSM kurang support.

9. Kerjasama yang pernah dilakukan untuk program kesehatan atau sanitasi? Bagaimana bentuknya? Dengan instansi/organisasi/ perusahaan mana saja? Berapa kali dan berapa lama durasinya?

- Talkshow, sehari 2 kali selama sebulan (KP-FM – PPTI dan DKK)

- Live report, tayang 2-3 sehari dengan durasi 10-15 menit (KP-FM - Chevron)

- “Hijau RT ku”, bentuknya media partner dengan gratis biaya produksi. Ditayangkan selama lebih dari 10 episode dengan durasi 10-15 menit. (kerjasama TV Beruang dengan Ketua RT sekota Balikpapan)

- “Pesona Kota Beriman”. Bentuknya roadshow dengan durasi 10-15 menit dan dilakukan sebanyak 5 episode. (Kerjasama TV Beruang dengan Dinas Pariwisata) - “Kelurahan Yamaha untuk Kampung”, selama 15 episode dengan durasi 15 menit per

(26)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

- Talkshow Live (Kerjasama Smart FM dengan Dinas Kesehatan/ Rumah Sakit) - “Government to Show” (kerjsama BTV dengan Pemkot Balikpapan, durasi 1 jam /

Minggu)

- Kerjasama BTV dengan DKK dan Pemkot Balikpapan, durasi 1 jam / Minggu - Memo Keluarga, kerjasama BTV dengan RS Swasta, durasi 1 jam/ Minggu

- Info Tentang Penyakit dan Cara Pencegahannya (Kerjasama SBI FM dengan Dinas Kesehatan)

- Publikasi sebagai media partner (Metro Balikpapan)

- Kerjasama Tribun Kaltim dengan Pertamina, BLH, LSM Lingkungan, Pegiat Lingkungan melalui “Rubrik Khusus” tentang Lingkungan.

- Iklan Layanan Masyarakat selama 3 bulan, 90 x tayang dengan durasi satu menit per tayang. (Kerjasama Radio IDC FM dengan DKK Kota Balikpapan “Promotor Jamkesda”)

- Iklan Layanan Masyarakat selama 1 tahun, tayang 1x sebulan dengan durasi 1 menit per tayang. (Kerjasama Radio IDC FM dengan Pemerintah Kabupaten PPU)

- Talkshow (Kerjasama Radio IDC FM dengan PPTI)

- Program Balikpapan Pagi (Program Info Channel untuk hukum lingkungan dan penegakan perda yang berhubungan dengan sanitasi)

- “Kampung Sehat” kerjasama Info Channel dengan seluruh RT di Kota Balikpapan - Talkshow, Kerjasama Info Channel dengan Rumah Sakit, DKK, Klinik, LBH dan BLH - Beberapa responden menyatakan: tidak pernah/belum pernah ada kerjasama dengan

instansi lain

10. Adakah program khusus yang dibiayai oleh pemerintah/swasta untuk topik sanitasi (atau topik kesehatan secara umum?)

- Beberapa responden menyatakan belum ada/tidak ada program khusus yang dibiayai oleh pemerintah/swasta untuk topik sanitasi (atau topik kesehatan secara umum) - Oleh swasta (Yamaha) di Beruang TV

- SMART HEALT (Program Pusat) di SMART FM - SMART MEDICA (Program Lokal) di SMART FM - Oleh DKK di SBI FM

- Tribun Kaltim dengan Swasta (back up acara Lingkungan) - Tribun Kaltim dengan Pemerintah melalui media partner

- Kaltim Post dalam tiga tahun terakhir aktif memprakarsai program Clean, Green, Healthy (CGH) untuk Balikpapan, dan tahun ini merambah ke Samarinda, Tenggarong serta Bontang.

- “Forum Madinatul Iman” (Kerjasama Radio IDC FM dengan Pemkot dan DPRD Kota Balikpapan)

- “Gerbang Madani” (Kerjasama Radio IDC FM dengan Pemkab PPU 11. Bentuk kerjasama dengan media seperti apa?

- sharing budget - sharing promosi - media partner

- free budget (gratis), biaya produksi ditanggung TV

12. (khusus media cetak) dalam kolom opini; pernahkan ada tulisan opini dari public (akademisi, birokrat, mahasiswa, praktisi, umum) ttg sanitasi?

(27)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

- Beberapa responden menjawab belum pernah.

13. (khusus untuk media elektronik) pernahkah ada talkshow? Program khusus dengan topik sanitasi dari instansi pemerintah/ swasta?

- KP-FM ; ada, dengan pihak pemerintah talkshow tentang kesehatan. Yakni dengan DKK dan Program Green, Clean and Healty (GCH), tampil on air 1x dalam seminggu - Talkshow (SMART FM)

- Beberapa responden menjawab: belum/ tidak

- Talkshow dengan DKK dan pihak dokter RS Swasta (di BTV)

- Talkshow, di danai APBD Kota dengan nama Program Madinatul Iman (di radio IDC FM)

- Klinik Panasea, Balikpapan Husada, Klinik AMC, RSKD, RS Bersalin Sayang Ibu (di Info Channel)

14. Bagaimana pendapat anda tentang isu sanitasi yang akan diangkat melalui pendekatan media oleh instansi pemerintah dan swasta? (efektifitas)

- Beberapa responden menjawab; Efektif

- Cukup efektif, terutama bila ada tolok ukur keberhasilan sanitasi lingkungan yang bisa dijadikan contoh. Misalkan melakukan perbandingan antara satu RT dengan RT yang lain dengan menampilkan kondisi lingkungan setempat apakah termasuk kumuh atau bersih.

- Cukup efektif, karena radio lebih bersifat flexibel dan perlu dilibatkan dalam setiap kegaitan kampanye sanitasi

- Cukup baik, selain agar penyampaian bisa lebih maksimal di karenakan media memilki pangsa pasar masyarakat yang lebih dekat, juga agar bisa menambah nilai jual media itu sendiri di kalangan masyarakat

- Cukup bagus dan harus didukung

- Sebaiknya lebih diutamakan pendekatan door to door agar masyarakat lebih mengerti dan tahu akan pentingnya sanitasi

- 50% tepat sasaran

- Ada responden yang menjawab; kurang efektif

15. Bagaimana sebaiknya masyarakat diberitahu tentang masalah pentingnya sanitasi? - Bila melalui media elektronik/cetak bentuknya seperti apa?

- Bagaimana agar lebih efektif? (murah, efisien dan pesan tersebut sampai ke masyarakat)

- Iklan layanan masyarakat, talkshow atau live report dan off air - Membuat program acara quiz dengan tema sanitasi

- Melaksanakan beberapa rangkaian event dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sanitasi

- Sebaiknya juga dilakukan live ke pasar-pasar tradisional di kota balikpapan - Melaksanakan program lingkungan secara berkesinambungan terutama terkait isu

sanitasi

- Mendatangi target/ masyarakat dari rumah ke rumah (door to door) - Program khusus melalui pesan-pesan yang disesuaikan formatnya dengan

segmentasi radio

- Agar lebih murah dan efektif sebaiknya melalui sharing budget atau kerjasama promosi.

(28)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

- Gencar melakukan penyuluhan ke berbagai media secara berkesinambungan - Sosialisasi dan aksi yang melibatkan masyarakat

- Pemutaran film tentang sanitasi - Edukasi melalui pemberitaan media

- Kampanye sanitasi dengan beriklan di media

- Menyesuaikan dengan peristiwa atau momen yang terkait dengan sanitasi - Mengangkat issue demam berdarah, longsor dan banjir

- Iklan display – advertorial - Pendampingan/ Penyuluhan - Sosialisasi

- Monitoring program sanitasi

- Program kampung sehat menghadirkan dokter untuk pemeriksaan kesehatan gratis dan penyuluhan

16. Peluang kerjasama seperti apa yang bisa dikembangkan untuk dapat meningkatkan kebutuhan layanan sanitasi yang layak bagi pemerintah daerah dan masyarakat?

- Iklan layanan masyarakat, talkshow atau live report

- Penyuluhan dan himbauan kepada masyarakat lebih bresifat proaktif yakni dengan melakukan roadshow

- Program edukasi dengan metode penyuluhan, praktek dan roadshow - Kerjasama promosi dengan media

- Tulisan kontinyu di media

- Menciptakan isu uo to date tentang lingkungan - Informasi dan publikasi

- Workshop tentang sanitasi dengan melibatkan kelompok masyarakat, NGO, dan pihak swasta

- Sosialisasi dari Pemerintah dan NGO - Memperbanyak poster

- Hotline Media

D. PERTANYAAN UNTUK SWASTA

1. Pengeluaran kantor selama satu bulan terakhir?

- Semua responden menjawab lebih dari Rp 20 juta,-

2. Pengeluaran untuk biaya utilitas? (air, telp, listrik, dll) selama satu bulan terakhir? - Semua responden swasta menjawab lebih dari Rp 5 Juta,-

3. Adakah alokasi biaya pemasaran untuk mensponsori kegiatan tertentu (misalnya pelatihan) dan untuk iklan layanan masyarakat, khususnya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat pada sanitasi? Bila ada sampai skala berapa ?

- Semua responden menjawab ada alokasi biaya pemasaran untuk mensponsori kegiatan pelatihan maupun iklan layanan masyarakat.

- Kegiatan lebih banyak pada kampanye permasalahan kota khususnya masalah persampahan untuk dikelola sampai melewati tahap 3 R (Recycle, Reuse, Reduce). - Alokasi Pendanaan untuk itu semua responden menjawab lebih dari Rp 190 Juta,- 4. Pernahkah mensponsori kegiatan atau melakukan pemasangan iklan layanan

masyarakat? Untuk produk apa dan kapan (tahun berapa) ?

- Semua responden menjawab pernah melakukan pemasangan iklan layanan masyarakat.

(29)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

- Produk yang diiklankan diantaranya adalah :

o lalu lintas dan hemat energy pada tahun 2008 -2009 o Penghijauan kawasan kota pada tahun 2006 – 2007 o Pendidikan anak untuk bersekolah 9 tahun 2005 – 2006

5. Apakah bersedia mensponsori kegiatan yang terkait dengan program sanitasi dan atau melakukan pemasangan iklan layanan masyarakat untuk menggugah kepedulian masyarakat bagi peningkatan kualitas sanitasi ?

- Semua jawaban responden mengatakan memungkinkan asalkan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

E. Kesimpulan

Pada umumnya media elektronik dan media cetak di Kota Balikpapan merespon secara positif upaya untuk mengkampanyekan isu pembangunan sanitasi melalui media dengan kolaborasi program pemerintah kota dan perusahaan swasta.

Pada tataran SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan yang selama ini banyak bersentuhan secara langsung pada isu pembangunan sanitasi, terlihat adanya kebutuhan akan peningkatan sumberdaya manusia yang akan disiapkan mendesain sebuah program kampanye dan kemampuan menjaring dukungan dan menggalang sinergi dari berbagai pihak untuk mendukung misi pembangunan sanitasi yang diemban oleh badan/ instansi pemerintah kota sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Pada tataran pihak swasta program yang diajukan menyesuaikan dengan visi dan misi perusahaan dan sepertinya program CSR (Corporate Social Responsibility) bisa menjadi pertimbangan untuk meminta dukungan dalam kesuksesan program Sanitasi di Kota Balikpapan.

5.4 Keterlibatan Sektor Swasta dalam Layanan Sanitasi. 5.4.1 Subsektor Limbah Padat dan Cair

Keterlibatan Perusahaan Swasta

Sebagaimana di kota-kota lain, inisiatif pihak swasta dalam limbah padat dan cair sudah bermunculan dengan sendirinya karena mereka melihat adanya peluang bisnis. Melalui pemulung atau penjual langsung, mereka mengumpulkan limbah padat dan cair baik yang bersumber dari rumah tangga maupun dari fasilitas umum dan kawasan bisnis (hotel, restoran dll) yang memiliki nilai jual. Sejauh ini sudah ada interaksi formal antara Badan Lingkungan Hidup dengan para pelaku bisnis terkait pengelolaan limbah tersebut. Untuk pengusaha daur ulang limbah padat dan cair yang berhasil di ifrntifikasi adalah PT. Balikpapan Environmental Services (BES). Dari perusahaan satu-satunya perusahaan swasta yang menangani limbah cair dan padat ini hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

(30)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

1. Bidang Usaha Pengelolaan Barang Bekas Daur Ulang & Penyimpanan Sementara Limbah B3

2. Nama Perusahaan (bila berbadan hukum) PT. Balikpapan Environmentan Services 3. Nama Penanggung Jawab / Direktur Faisal Ahmad, ST

4. Alamat Jl. Mulawarman No. 12 RT 23 Batakan Balikpapan

5. Telepon 0542-743663

6. Mulai menjalankan usaha 2005

7. Area Kerja Se-Kalimantan

8. Jumlah Personel

a. Tenaga langsung 75 orang

b. Tenaga tidak langsung 9 orang

9. Lingkup usaha (bisa dipilih lebih dari satu) Pengelolaan Barang Bekar Daur Ulang & Penyimpanan Sementara Limbah B3

Penilaian Kapasitas Usaha

1) Jumlah dan ukuran peralatan yang dimiliki/dioperasikan? Ada 3 yaitu :

- Alat Pencacah sampah ( ± 4 m3/hari) - Compactor (± 6 m3/trip)

- Dump Truck (± 4m3/trip)

2) Jumlah tenaga kerja 75 orang

3) Modal investasi pada saat pendirian: Rp. 2.250.000.000,-

4) Nilai Kekayaan Perusahaan pada saat ini: Rp. 4.811.960.538,-

5) Tipe Sampah/barang bekas yang di daur ulang (recycle) Sampah Organik

6)

No. Jenis Barang

Bekas Volume rata2 per bulan Harga Beli/ Kg (Rp) Harga Jual/ Kg Keterangan

1. Logam 0,663 ton -- -- --

2. Kertas 0,09 ton -- -- --

3. Plastik 0,24 ton -- -- --

4.

7) Asal Sampah/barang bekas. Klien PT. BES

8) Produk hasil olahan yang dihasilkan (apabila menjalankan kegiatan produksi? Kompos.

9) Tempat menjual material yang sudah dikumpulkan/ produk yang dihasilkan: Belum dilakukan

Aspek Bisnis

1) Apakah ada alternative usaha lain yang dijalankan? Penampung dan penyimpanan sementara limbah B3

2) Apakah sebelum saat pendirian, dilakukan kajian kelayakan bisnis? Tidak ada.

3) Dari mana modal awal usaha dan modal selanjutnya diperoleh? Saham

(31)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

- Kurangnya sosialisasi regulasi tentang bisnis ini, - Birokrasi dan biaya perizinan tidak transparan

- Lamanya waktu proses perijinan yang akan diterbitkan.

5) Apakah para personel cukup memahami peraturan teknis dan standar kualitas pelayanan? Iya 6) Apakah ada pelatihan khusus yang diberikan kepada para personel? Bila ada, pelatihan apa? Ada, pelatihan Pengelolaan Persampahan oleh BLH Kota Balikpapan, Pengolahan Limbah B3, Hazardous Waste Management, Gerakan Efektif Masyarakat Membudayakan K3, dll. 7) Ada berapa perusahaan/ individu yang juga memiliki usaha sejenis di kota ini? Sebutkan beberapa

nama perusahaan dan alamatnya (bila responden mengetahui) Maju Jaya, BJS dan PLKK

8) Bila ada perusahaan / individu lain yang juga memiliki usaha sejenis di kota ini, apakah terjadi persaingan atau sinergi? Adakah asosiasi/ organisasi sesama pengusaha sejenis?

Persaingan, tidak ada organisasi.

9) Dengan pihak mana saja hubungan harus dijalin untuk memulai usaha ini? - Badan Lingkungan Hidup Propinsi Kalimantan Timur

- Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

- Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) - Dinas Perhubungan Darat

- Third Party (Pengolah / End disposal)

10) Informasi apa saja yang harus dimiliki untuk memulai usaha ini? - Sumber limbah/sampah/barang bekas daur ulang - Jenisnya

- Volumenya

11) Apakah ada aturan khusus yang diberlakukan oleh pemda setempat untuk menjalanka bisnis ini? Peraturan Daerah No. 10 tahun 2004

12) Hal-hal apa saja yang diharapkan dapat ditangani oleh Pemda setempat agar penanganan sampah bisa lebih baik dan kegiatan usahanya lebih lancar.

- Teknologi terpadu tepat guna - Melibatkan pihak swasta Kendala yang pernah atau sedang di hadapi

1) Apakah saja hambatan regulasi atau birokrasi yang dihadapi ketika memulai usaha - Kurangnya sosialisasi regulasi tentang bisnis ini.

- Birokrasi dan biaya perizinan tidak transparan

- Lamanya waktu proses perizinan yang akan di terbitkan. 2) Apakah ada penerapan regulasi pada saat sudah beroperasi?

Sudah ada penerapan regulasi

3) Adakah hambatan lain terhadap kelancaran operasi yang sebenarnya bisa dihilangkan? Ada,

- Melakukan sosialisasi regulasi tentang bisnis ini - Birokrasi dan biaya perizinan bisa transparan

- Lamanya waktu proses perizinan yang akan diterbitkan. Pemasangan Iklan

1) Nama dan alamat kantor cabang perusahaan Tidak ada kantor cabang

2) Adakah alokasi biaya pemasaran untuk mensponsori kegiatan tertentu (misalnya pelatihan) dan untuk iklan layanan masyarakat, khususnya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat pada sanitasi? Bila ada, sampai skala berapa rupiah?

± 10 juta rupiah.

3) Pernahkan mensponsori kegiatan atau melakukan pemasangan iklan layanan masyarakat? Untuk produk apa dan kapan?

Pernah, slogan Anti Narkoba, Sponsor Buku Panduan Cinta Lingkungan dan Keindahan (September 2009)

(32)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

4) Apakah bersedia mensponsori kegiatan terkait program sanitasi dan/atau melakukan pemasangan iklan layanan masyarakat, untuk menggugah kepedulian masyarakat bagi peningkatan kualitas sanitasi.? Iya Bersedia.

5.4.2 Subsektor Limbah Padat / Sampah Produksi Barang Bekas Daur Ulang

Profil Pengusaha Penampung (Pengepul)

Dari data yang ada bahwa terdapat sekitar 33 - 35% sampah padat /domestik Balikpapan. Dari 33 - 35% inilah yang menjadi lahan bagi pemulung dan pengusaha pengumpul bahan/barang bekas menggantungkan hidupnya dengan melakukan pemilahan dan pemilihan lagi terhadap barang-barang yang masih mempunyai nilai ekonomi untuk dapat diolah lebih lanjut.

Keberadaan pemulung dan pengepul barang bekas adalah sebuah mata rantai yang saling terkait satu dengan lainnya dan saling membutuhkan. Tumpukan sampah yang masih mempunyai nilai manfaat untuk dapat didaur ulang kemudian oleh pemulung dipilah-pilah berdasarkan bahan dan jenisnya dan dikelompokkkan selanjutnya dalam jumlah tertentu akan dibawa ke pengepul dan dilakukan perlakuan lebih lanjut seperti pembersihan, pengelompokkan lebih kecil, pengepakan bahkan dilakukan proses lanjutan seperti pencacahan (seperti jenis plastik) dan dilakukan pengiriman ke industri pengolahan daur ulang.

Berdasarkan Survei yang dilaksanakan bulan Agustus-September 2010 terhadap para pemulung dan pengepul barang bekas di Balikpapan terdapat tiga katagori Status Sosial : Pemulung, Pengepul (Bandar Kecil) dan Bandar Besar. Gambaran mengenai Karakteristik dari masing masing-masing status katagori tersebut dapat dilihat pada tabel ... Dari tabel tersebut terlihat bahwa struktur yang ada mengikuti bentuk piramida. Ini berarti pemulung merupakan komunitas terbesar di Balikpapan diikuti oleh pengepul dan pada posisi puncak adalah Bandar besar.

Tabel 5.5. Status Sosial, Karakteristik dan Populasi masing-masing Strata di Balikpapan LAPISAN (STATUS)

SOSIAL KARAKTERISTIK POPULASI

BANDAR BESAR  Memiliki modal usaha berkisar lebih dari Rp 100 juta

 Kapasitas penampungan/pembelian dari pemulung/pengepul lebih dari 5 ton perhari

 Memiliki tenaga tetap lebih dari 10 orang

 Memiliki gudang penyimpanan barang lebih dari 500 meter persegi.

 Memiliki lapak penampungan yang luas

 Memiliki kendaraan operasional berupa Truk atau

(33)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

LAPISAN (STATUS) SOSIAL

KARAKTERISTIK POPULASI

Pick Up lebih dari satu buah

 Umumnya menentukan nilai harga beli barang bekas dari pengepul

PENGEPUL (BANDAR

KECIL)  Memiliki modal usaha berkisar lebih dari Rp 10 – 100 Juta  Kapasitas penampungan/pembelian dari pemulung/pengepul lebih dari 100 – 1000 Kg perhari

 Memiliki tenaga tetap lebih dari 2 orang

 Memiliki gudang penyimpanan barang kurang dari 500 meter persegi.

 Memiliki lapak penampungan yang tidak terlalu luas  Memiliki kendaraan operasional berupa Pick Up

rata-rata satu buah dan kendaraan roda dua  Sebahagian mempunyai anak buah pemulung yang

bekerja untuk pengepul diatas 5 orang yang segalakeperluan ditanggung pengepul.

 Sebagian kecil melakukan pengiriman langsung ke pabrik daur ulang dan sebgain besar menjualnya kembali ke Bandar

40 - 50 orang

PEMULUNG  Berdasarkan area kerjanya pemulung ada yang menetap di sekitarTPA/TPS dan ada yang secara mandiri mengumpulkan barang bekas keliling kota.  Pada umumnya tidak memiliki modal, namun modal

yang ada berupa sepeda motor, gerobak atau dengan menggunakan karung dengan berjalan kaki  Sebagian bekerja sebagai buruh/anak buah dari

pengepul/bandar yang melakukan kegiatan pemulungan sampah plastik, kertas, botol maupun logam lainnya dengan sistem target.

 Sebagian lagi bekerja secara mandiri dengan dengan menggunakan sepeda motor, gerobak atau karung tanpa ada keterikatan dengan pengepul (bebas melakukan penjualan) dan bersifat mandiri.

400 -500 orang

Sumber : Survei Agustus-September ( diolah))2010 Bidang Usaha

Pengusaha pengumpul barang bekas yang ada di Kota Balikpapan sebagian besar merupakan pengusaha informal tanpa adanya status badan hukum yang jelas dengan modal pribadi meskipun ada sebagian kecil merupakan modal bersama. Para pengusaha ini tersebar di seluruh wilayah Balikpapan dan sebagian besar terkonsentrasi pada wilayah Timur dan Utara Kota Balikpapan. Seperti di ketahui pada kedua wilayah tersebut tingkat kepadatan penduduk masih rendah disamping sebelumnya pada wilayah Balikpapan Utara khususnya pada KM 13 Jalan Balikpapan Samarinda sebelumnya pernah berfungsi sebagai lokasi TPA dan saat ini TPA berada di wilayah Balikpapan Timur (Kelurahan Manggar Baru) ada sebagian yang mengikuti dimana TPA berada.

(34)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Tabel 5.6. Lokasi Penyebaran Pemulung dan Pengepul barang Bekas

KECAMATAN LOKASI

BPP. TIMUR  TPA Manggar

 Jl. Proklamasi, RT 35,36, 37, Kel. Manggar  Jl. Perintis RT 36 Kel. Manggar

 Jl. Manggar Sari, RT 30 Kel. Manggar

 Jl. Mulawarman, RT 02 Kel. Teritip, RT 03, 10, 18 Kel. Lamaru RT 20, 21, 25, 40, 54 Kel. Manggar

BPP. UTARA  Jl. Projakal RT 29, 39, KM 5,5 Kel. Batu Ampar  Jl. PDAM RT KM 12 RT19 Kel. Karang Joang  Jl. Kariangau RT 68 Batu Ampar

 Jl. Tepo KM10 RT 07 Kel. Karang Joang

 Jl. Soekarno-Hatta KM 6 RT34, KM 7,5, KM 14 RT 22 Kel. Karang Joang BPP. TENGAH  Jl. Gn. Guntur Damai RT 38, 39, 41

 Jl. DI Panjaitan RT 47 Kel. Gn Sari Ulu  Jl. Senayan RT 70

BPP. SELATAN  Jl. Mayjend. Sutoyo RT 31, 39 Kel. Klandasan Ilir  Jl. Manunggal RT 60, 61, 64 Kel. Gn. Bahagia  Jl. Marsma Iswahyudi RT 60 Kel. Gn. Bahagia

 Jl. Jend. Sudirman RT 49 Kel. Damai, RT 11 Kel. Klandasan Ulu  Jl. Tanjung Pura RT 25 Kel. Telaga Sari

BPP. BARAT  Jl. Gn. Polisi RT 47 Baru Ilir,  Jl. Suprapto RT 07, 40 Kel. Baru Ulu Sumber : Survei Agustus – September 2010

Keberadaan para pengumpul barang bekas ini pada umumnya mereka memulai usaha setelah tahun 2000 saat krisis ekonomi terjadi dimana banyak terjadi pengangguran dan pilihan pekerjaan selanjutnya adalah diawali menjadi pemulung barang-barang bekas dan dengan kerja keras mereka meningkat menjadi seorang pengepul maupun bandar barang bekas.

Kegiatan Pemulung dan pengumpul barang bekas yang ada di Balikpapan melakukan aktivitasnya hampir semuanya berada di wilayah Balikpapan, namun ada beberapa pengepul besar yang melakukan aktivitas pengumpulanbarang bekas sampai kewilayah Kutai Kartanegara khususnya wilayah Kecamatan Samboja dan Muara Jawa.

Pada umumnya mereka menampung hampir semua barang bekas yang dapat didaur ulang seperti plastik, kertas/kardus, logam (termasuk kaleng, seng dsb) dan karet (ban, spatu, sandal dsb), sebagian yang lain mempunyai spesialisasi tersendiri seperti khusus kertas saja, besi saja, plastik saja, drum plastik/besi, ban mobil/motor, botol bekas (minuman, kecap, saus, miras dll). Dan biasanya mereka yang khusus mengumpulkan baang tertentu tersebut lebih detil melakukan pemilahan sesuai dengan kebutuhan pabrik atau konsumennya.

(35)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Dari survei yang dilakukan bulan Agustus – September 2010 kepada 60 orang pengusaha pengumpul barang bekas di Balikpapan

Tabel 5.7. Bidang Usaha Pengumpul barang bekas

NO

JENIS BARANG YANG DIKUMPULKAN

JUMLAH

1

Campuran (Logam, kertas,kardus, plastik, accu, botol dll)

38

2

Khusus Logam

11

3

Khusus Plastik

4

4

Khusus Kertas

4

5

Khusus Drum

1

6

Kaleng Bekas/Seng

1

7

Karet / Ban

1

Sumber : Survei Agusus - September 2010

Kapasitas Usaha

Sebagian besar pengepul atau bandar kecil mempekerjakan 1 – 2 orang pekerja tetap dan dibantu oleh beberapa orang tenaga tidak tetap yang membantu pekerjaan. Selain itu pula ada beberapa pengusaha yang mempekerjakan lebih dari 10 orang tenaga pemulung untuk mencari barang bekas dengan sistem target setiap harinya setiap orang harus mendapatkan barang bekas senilai Rp 35.000,- sampai Rp 50.000,- setiap hari, dengan segala kebutuhan seperti tempat tinggal, makan, rokok dan kebutuhan operasionalnya disediakan oleh pengusaha.

Pada pengusaha produksi barang bekas daur ulang seperti pengusaha pencacah biji plastik ataupun pengusaha pembuat kotak telur lebih banyak lagi menggunakan tenaga kerja khususnya untuk operasional kegiatan pabrik, mulai sortir/pemilahan, pencucian, penjemuran, pencacahan/peleburan, pencetakan, pengemasan sampai pada tahap pemasaran.

Seluruh pengusaha pengepul biasanya memiliki satu sampai dua buah kendaran operasional berupa Pick Up untuk mencari barang bekas dan beberapa pengepul kecil berupa kendaraan roda dua. Setelah baang dikumpulkan dan dikelompokkan serta di kemas maka selanjutnya untk keperluan pengiriman kepada bandar besar atau ke pabrik daur ulang sebagian besar menggunakan jasa ekspedisi berupa Kontainer dan sebagian lagi memanfaatkan jasa transportasi Truck untuk mengirimkan barangnya.

Selain kendaraan peralatan lain yang wajib dimiliki adalah timbangan barang paling kecil dengan kapasitas 200 – 500 Kg, kemudian pada pengepul besar memiliki alat pengepres kertas atau besi yang digunakan untuk mempermudah proses pengemasan. Disamping itu pula fasilitas lahan penumpukan barang pada ruang terbuka maupun berupa gudang dengan luas bervariasi antara 200 -500 meter persegi meskipun ada beberapa pengusaha yang memiliki gudang penumpukan lebih besar lagi.

(36)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Barang-barang yang dikumpulkan dari pemulung oleh pengepul dan selanjutnya ke bandar barang bekas secara periodik dilakukan pengiriman ke pabrik pengolah daur ulang dengan menggunakan kontainer maupun truck. Tujuan pengiriman pengusaha asal Balikpapan dari survei yang dilakukan baik itu berupa biji plastik, kertas maupun logam semuanya menuju pelabuhan Surabaya untuk selanjutnya di kirim kembali ke pabrik pengolah di Kota Mojokerto, Sidoarjo maupun ke Gresik bergantung kepada lokasi pabrik berada dan perhitungan harga beli masing-masing pabrik.

Untuk pengusaha pembuat kotak/piring telur seluruh produk yang dihasilkan sekitar 8000 lembar perharinya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan peternak ayam petelur maupu pedagang telur yang ada di Kota Balikpapan dan sekitarnya.

Volume Produk

Tabel 5.8. Volume Produk Bulanan dan Rata-rata Harian dan Penjualan ( Survei terhadap 60 responden )

No Jenis Volume produk yang dikumpulkan selama satu bulan ( Kg ) Volume Rata-rata harian (Kg) Volume Rata-rata bandar (Kg) Harga Beli (Rata-rata) Rp Harga Jual (Rata-rata) Rp 1 PLASTIK Botol PET 58.480 1.949,33 1.329 1.200 2.000 Gelas PP 52.740 1.758 1.199 2.700 3.500 Plastik Keras 52.410 1.747 1.191 2.200 3.200 163.630 5.454,33 3.719 2 KERTAS Kertas Putih 34.750 1.158,33 869 1.000 1.500 Kertas Warna 35.340 1.178 884 1.000 1.500 Kardus 63.480 2.116 1.587 9.000 2.500 133.570 4.452,33 3.340 3 LOGAM Besi 184.005 6.133,5 3,680 2.100 2.500 Tembaga 1.616 53,87 32 4.5000 50.000 Alumunium 6.912 230,40 138 10.000 12.000 Kuningan 923 30,77 18 27.000 32.000 193.456 6.448,53 3.868 JUMLAH 490.456 16.355,2 10.927

Sumber : Survei Agustus – September 2010

Dari data diatas terlihat bahwa setiap harinya barang bekas yang dikumpulkan oleh para pengepul dan bandar barang bekas melalui para pemulung diperkirakan minimal sebanyak 16.355,2 Kg atau sekitar 16 ton lebih. Ini berarti sampah yang berhasil dikurangi oleh para pemulung setiap harinya dari sekitar 350 ton sampah yang dihasilkan kota Balikpapan sebanyak 5% terdiri dari sampah Plastik, sampah kertas dan logam. Ini belum termasuk jenis sampah lain yang dilakukan oleh para pengusaha pengepul untuk jenis barang-bekas tertentu seperti karet (ban sepeda motor/mobil), Drum bekas, kaleng maupun seng bekas, sepatu/sandal bekas dan jenis barang lainnya.

(37)

Pokja AMPL Kota Balikpapan

Rantai Tataniaga Produk

Rantai Tataniaga bahan/barang bekas mulai dari pemulung hingga sampai ke pabrik pengolahan cukup panjang. Rantai ini melibatkan sejumlah pelaku terpisah dengan berbagai tingkatan. Pada tingkat paling bawah terdapat pemulung, pada tingkat lebih tinggi terdiri dari sejumlah pengepul kecil, pengepul besar dan sampai akhirnya kepada Bandar besar yang akan berhubungan langsung dengan pabrik atau produsen akhir.

Namun pada beberapa Pengepul atau Bandar yang bermodal besar yang mempunyai karyawan yang bertugas sebagai pemulung tidak langsung mengikuti rantai tersebut. Pengepul ini mulai dari proses pencarian barang bekas oleh pekerjanya, pemilahan, sampai pada proses pengemasan dan pengiriman langsung ditangani sendiri oleh pengepul sehingga rantai produksi /tataniaga telah dipangkas.

Gambar 2. Tahapan Kegiatan dan Rantai Tataniaga

Tingkat harga rata-rata perkilogram produk hasil pemulungan tingkat pemulung, pengepul hingga bandar besar sangat jauh berbeda. Meskipun pada tingkat pengepul dan bandar proses yang dilakukan untuk menciptakan kualitas yang lebih tinggi pada produk pulungan yang telah dibeli dari pemulung. Karena itu perolehan marjin yang cukup tinggi pada level bandar sesungguhnya pada satu sisi berasal dari pengetahuan mereka yang lebih akurat mengenai perkembangan harga pasar di level pasar lebih tinggi dan kemampuan mereka dengan jumlah modal tertentu.

Aspek Bisnis

Dari hasil yang dilakukan terhadap para pengepul dan bandar barang bekas, bidang usaha pengumpulan barang bekas yang telah mereka lakukan ini nampaknya merupakan bidang usaha yang dapat menopang kehidupannya sehari-hari. Bisnis yang mereka lakukan

PEMULUNG PENGEPUL BANDAR PABRIK DAUR ULANG

 Mencari, mengumpulkan dan memilah barang bekas dari sampah.  Dilakukan di seluruh kota (TPS, TPA, Perumahan, pertokoan dll)  Menimbang, Membeli barang bekas dari pemulung  Memilah, mengemas dan menampung  Dilakukan di lapak pengepul  Menimbang, membeli barang bekas dari pengepul  Mengemas dan menampung  Mengirim dengan kontainer/truck ke pabrik

Gambar

Tabel 5.1   Kriteria, Sumber dan Pembobotan (data sekunder)
Tabel 5.2. Area beresiko Kota Balikpapan   Kecamatan /  Kelurahan  Skor  berdasarkan persepsi  SKPD  Skor  berdasarkan data sekunder  Skor  berdasarkan data EHRA  Skor  ygdisepakati  Skor hasil  kunjungan lapangan  20%  20%  60%  100%  Balikpapan Selatan
Tabel 5.3 Klasifikasi Kelurahan di Kota Balikpapan
Grafik 5.4. Pemasaran Sosial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Harag pokok produk selesai yang ditransfer dari departemen produksi yang satu ke departemen produksi yang lainnya atau ke gudang produk jadi dihitung dengan menggunakan

Pelaksanaan program kerja individu media edukasi new normal disosialisasikan kepada warga RT.02 RW.05 desa Cilongkrang dan pemuda karang taruna RT.02 RW.05 secara

Disampaikan kepada Jemaat, bahwa Pelayanan Sakramen Baptisan Kudus dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2017 dalam Ibadah Hari Raya Natal ke-2 pkl. 09.00 WIB.. Pastoral

Berdasarkan hasil analisa untuk Elemen Motivasi Gender Need for Power Pria dan Wanita Berwirausaha di Surabaya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pria dan wanita dengan

Sebelumnya, pengembang-pengembang produk Boston Scientific bekerja dalam gudang tertutup dengan keterbatasan akses untuk penelitian dari rekan kerja pada lini produk

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja yang bekerja pada bagian pengantongan (packer) pada PT Semen Bosowa Maros yang terdiri dari karyawan

Hasil penelitian menunjukkan pupuk NPKS 15- 15-15-5S dengan dosis optimum 600 kg/ha efektif meningkatkan bobot gabah kering, dari 3,63 t/ha menjadi 4,67 t/ha dan tidak berbeda

Setelah melakukan refleksi kekurangan yang terjadi disiklus I dan merancang pembelajaran kembali dengan memperbaiki kelemahan pada siklus I maka hasil temuan penelitian