BAGIAN
V
Mikologi
M,ikologi Keookteran
Thomas
G.Mitchell,
PhD.
Mikologi
adalahilmu
yang mempelajari tentang
fungi. 'I'erdapatlebih dari
50.000 spesiesfungi,
tetapi sebagian besarfungi
bermanfaat bagi manusia.Fungi
terdapat di alam dan diperlukan dalam pemecahan serta daur ulang bahanorganik.
Beberapafungi
meningkatkan
kualitas hidup kita denganikut
berperan dalam produksi makanandan minuman
keras.Fungi lain
berperan sebagai obat dengan menghasilkanmetabolit
sekunderbioaktif
yang bergunaseperti
antibiotik
(misal,
penisilin)
dan
obat-obatan
imunosupresif (misal, siklosporin).
Para ahli genetika dan biologi molekular telah memanfaatkan fungi sebagai sistem modeluntuk
penelitian terhadap berbagai proses eukariot.Fungi
mempunyai dampak yang sangat besar terhadap ekonomi sebagai fitopatogen; setiap tahun,industri
pertanian menderita kerugian panen yang besarakibat penyakit
fungi
pada tanaman.Untungnya,
hanya beberapa ratus spesiesfungi
yang menyebabkan penyakitmanusia
dan 90o/oinfeksi
fur-rgipada manusia
dapat disebabkanoleh
beberapalusin
spesies fungi.Semua
fungi
adalah organismeeukariot
dan masing-masing selfungi
mempunyai
sekurang-kurangnya satuinti
dan
membran
inti,
retikulum
endoplasma,
mitokondria,
dan
aparatus sekresi. Kebanyakanfungi
bersifat
aerob
obligat atau
fakultatif.
Fungi
bersifatkemotropik, menyekresi enzim yang
mer.rdegradasi berbagai substratorganik
menjadi nutrien
yang
dapatlarut
yang kemudian diabsorpsi secara pasif atau diarnbilke
dalam sel dengan trar.rspor aktif.Infeksi
fungi
disebut
mikosis.
Sebagian besar {Lrngipatogen bersifat eksogen dan habitat alaminya adalah air,
tanah, dan debris
organik. Mikosis
yang
mempunyai'Associate Professor, Department of Molecular Genetics and Microbiology, Duke University Medical Center, Durham, North Carolina
i*ri, jilii:ir?,i:ifi il!* aiuii,illf i:1.'lillrii*!l:i!It
t*r-ir' .,i il ""*ii*
lii:tiri .i: ;lai:::ur :ilt:
!*irrri::!rr::lrilliltill::t:liii:li:.;
llrilr?l,i;!:i]it,:iil*1.:irliii
insiden paling
tinggi-
kandic'liasisdan
dermatofitosis--disebabkanoleh fungi
yang
meruPakan anggotaflora
mikroba
normal
atauyang dapat
bertahanhidup
padapejamu manusia.
Untuk
memudahkan, mikosis
dapatdiklasifikasikan: super{isial, kutan, subkutan,
sistemik,dan
oportunistik
(Tabei
1+5-1). Penggolongan rnikosis dalam kategori tersebut menunjukkan tempat masuk fungidan
tempat pertama
kali
fungi
menyebabkan infeksi.Namun,
dapat
terjadi
tLrmpangtindih
karena mikosissistemik dapat
bermanifestasi padasubkutan
dan juga sebaliknya. Sebagian besar pasien yang mengalami infeksioportunistik
menderita penyakit
penyebab yang serius dan mempunyai daya tahantubuh
yang terganggu.Alan
tetapi, mikosis sistemik
primer
juga
dapatterjadi
padapasien tersebut,
dan infeksi oportunistik juga
dapatdiderita oleh
individu
imunokompeten.
Selama infeksi, kebanyakan pasien menghasilkan resPonsimun
humoral dan selular yangsignifikan
terhadap antigen fungi.Selama
dekade
terakhir, insiden infeksi mikotik
mengalami
peningkatan. Fungi
patogen
tidak
meng-hasilkan toksin poten, dan mekanisme patogenisitas fungirumit
serta
poligenik.
Sebagian besar
mikosis sulit
diobati. Untungnya, terdapat peningkatan
minat
terhadaplungi
yangpenting
secara medis dan terhadap pencarianfaktor virulensi
serta target teraper,rtik potensial.SIFAT
UMUM
&
KLASIFIKI\SI
FUNGI
Seperti
dinyatakan dalani
Bab
1,
fungi
tumbul.r dalam dua bentuk dasar, sebagairagi
dan kapang. Pertumbuhandalam
bentuk
kapang
terjadi melalui produksi
koloni
filamentosa
multiselular. Koloni
tersebut
terdiri
dari tubulus silindris bercabang yang disebuthifa,
mempunyai diameter bervariasidari
2
1'rm .sampai 10pm.
Massa hifa635 /
BAB 45DAFTAR ISTILAH
Kohidia:Struklur,reproduksi aseksual (mitospora)'yang
',
,r: Fungiimperfekta:
Fungi yang tidak memiliki,reproduksi r:,:.':
rrt 'dihasilkan baik dari transformasi ragi vegetatif' ,rr,
seksual; fungi tersebut digambarkan hbr-rya dengan':,,
maupun sel hifa atau dari sel konidiogenosa
khusus,
anamorf,
keadaan reproduksi mitotik atau aseksual.yang dapat berbentuk sederhana atau kompleks
dan
Fungi ini diidentifikasi berdasarkan struktur reproduksi,
berelaborasi. Konidia dapat ter:bentuk padahifa -
:: aseksual (yaitu,mitospora).
'I
: 'khulus dan,disebutkonidiofora.
Mikrokonidia
Kapang:
Koloni miselium atauhifa
atau,bentUk'-::
":"t::l:merupakan konidia kecil, dan
makrokonidia
periumbuhan.:',:' :merupakan konidia besar dtau
multisel.
' I
Miselium:
Massa atau lapisan hifa, kolonikap'ang;.
,:,,.,lArtiokonidia
(artrbspora):
Konidiayang,dihasilkan
Fungiperfekta:
Fungi yang mampumelqkrlkan,
,,:,
:Blastokonidia (blastospora):
Pembentukan
blastokonidia.konidia melalui proses penonjolan (misal,
ragi,
Septum: Dinding silang hi{a, secara khas mengalami Gambar 45-1; Cladosporium, Gambar45-7).
perforasi.:i
r
Klamidiospora (klamidokonidia):
Besalberdinding
':,:sporangioipora:
Struktur aseksual khas zygomycetes;'
', 'tebal, biasanya konidia sferis dihasilkan dari
sel
sporangiospora merupakan spora mitotik yang hifa interkalaris atau terminal (Candidaalbicans,
dihasilkan dalamsporangium
yang tertutup, seringGambar
45-2).
ditunjang oleh satusporangiofora.
Fialokonidia:
Konidia yang dihasilkan olehsel
Spora: Struktur khusus yang penting untuk kelangsungan konidiogenosa "berbentuk vas" yangdisebut
hidup, seperti resistansi terhadap keadaan yangfialida
(misal, A,spergillus fumigatus, Gambar45-9).
buruk atau kondisi yang dapat mencetuskan dispersi.Fungi dematiaseosa: Fungi yang dinding
selnya
Spora dapat dihasilkan dari reproduksi aseksualmengandung melanin yang memberi pigmen
coklat
(misal, konidia, sporangiospora) atau seksual (lihat sampaihitam.
bawah). Selama reproduksi seksual, sel haploid dari Fungidimorfik:
Fungi yang mempunyai duabentuk
strain yang cocok berpasangan melalui prosespertumbuhan, seperti kapang dan ragi,
yang
plasmogami, kariogami, dan meiosis.berkembang dalam kondisi pertumbuhan
berbeda
Askospora: Setelah meiosis, empat sampai delapan: :
(misal, Blastomyces dermatitidis rnembentuk hifaln
meiospora terbentuk dalam askus (Gambai 45.1). i'vltro dan ragi dalam
jaringan).
Basidiospora: Setelah meiosis, empat meiosporaHifa:
Filamen sel fungi yang bercabang, tubular (lebar2-
biasanya terbentuk pada permukaan struktur10 prm), bentuk pertumbuhan kapang.
Sebagian
yang khusus, suatubasidium
berbentuk gada.besar sel hifa dipisahkan oleh dinding sel
berpori
Zigospora: Setelah meiosis, terbentuk zigospora :,i, atau septa, tetapi hifa zygomycetqs berseptajarang.
yang bes6r ddn berdindingtebal. , ;'
'.,,,: :.'rri:-Hifa substrat atau vegetatif mengikat koloni
dan
Ragi: 5el fungi uniselular, berbentuk sferis sanipai elips'
mengabsorpsi nutrien. Hifa aerial berkembang di i1ts.:, ,:'
(3-15 pm) yang biasanya bereproduksi melblui pioses' koloni dan memiliki strukturreproduksi.
penonjolan.yang saling berjalin yang
berakumulasi
selama pertumbuhanaktif
adalah suatumiselium.
Beberapa hifa dibagi menjadi sel-sel olehdinding
pembatas atau septumyang khas terbentuk pada
interval
regular
selama pertumbuhanhifa.
Salah satu kelas kapang yang penLing dalam kedokteran,yaitu
z)/gomlcetes, menghasilkan hifayang
jarang
bersepta.Hifa
yang
menembus
rnedium penunjang dan mengabsorpsinutrisi
aclalahhifa
substratatau
vegetatif.
Sebalikr-rya,hifa
aerial
enjulr
di
atas permukaan miselium dan biasanya mengandung struktur reproduksi kapang. Dalam keadaan pertumbuhan standarlaboratorium,
kapang
menghasiikan
koloni
dengan gambaran khasseperti
laju
pertumbuhan, tekstur,
danpigmentasi.
Genus-jika
bukan
spesies-sebagianbesar
Gambar
45-?.
Saccharomyces.Sel
ragi tunas
atau
kapang
klinis
yang diisolasi dapat
ditentukan
dengan
blastokonidia. Blastokonidia yang terkonjugasi.
Askus pemeriksaanmikroskop ontogeni dan
morfologi
spora
mengandung askospora.,-6\
b
,4
(,
o
o
Tahel
45-1.
Mikosis utama danfungi
penyebab.5u perf isia I Malassezia sp
Hortaea werneckii Trichosporon sp Piedraia hortae Pityriasis versicolor Tinea nigra Piedra putih Piedra hitam Kutan Microsporum sp, Trichophyton sp, dan
E p i dermophyton f I occosu m
Candida albicans dan Candida sp lain
Dermatof itosis
Kandidiasis kulit, mukosa, atau kuku
Su bkuta n Sporothrix schenckii
Phialophora verrucosa, Fonsecaea pedrosoi, dan Pseudallescheria boydii, Madurella mycetomatis, dan lain-lain
Exophiala, bipolaris, exserohilum, dan lain-lain
Sporotri kosis
lain-lain Kromoblastomikosis Misetoma
Faeohifom ikosis
Endemik (primer, sistemik) Coccidioides immitis, C posadasii H isto p I asm a ca psu I atu m B I a sto myces d e rm atitid is
Pa ra cocci d i o i d es brasi I ie nsi s
Koksid ioidomikosis
H istoplasmosis
Blastom ikosis
Parakoksidioidomikosis Oportu n istik Candida albicans dan Candida sp lain
Cryptococcus
neoformans
,)Aspergillus fumigatus dan Aspergilus sp lain Rhizopus sp, Absidia sp, Mukor sp, dan
Zygomycetes sp lain Penicillium marneffei Kandidiasis sistemik Kriptokokosis Aspergilosis Mukormikosis (zigomikosis) Pen isiliosis
reproduksi
aseksual, ataukonidia (Lihat
Gambar45-l
sampai 45-9).
Ragi
adalahsel
tunggal,
biasanyaberbentuk
sferis sampai elips dengan diameter bervariasidari 3
pm.sampai 15 pm. Kebanyakan ragi bereproduksi dengan membentuk tunas. Beberapa spesies menghasilkan tunasyang tidak
dapat lepas dan memanjang; setelah proses pembentukan tunas
dihasilkan rantai
selragi yang memanjang,
yangdisebut pseudohifa.
Koloni
ragi
biasanyalunak,
opak,berukuran 1-3
mm, dan
berwarnakrem. Oleh
karenakoioni
dan morfologi mikroskopik kebanyakan ragi sangatserupa, spesies
ragi diidentifikasi
berdasarkanuji
fisiologidan
beberapa
perbedaan
morfologi
yang penting.
Beberapa spesies
fungi
bersifat
dimorfik
dan
mamputumbuh
sebagai
ragi atau
kapang
bergantung
pada keadaan lingkungan.Gambar 45:2.
Klamidokonidiaterminal
dan interkalaris (klamidospora).Gambar 45-3-
G eotrich u m. Pem bentu ka n a rtrokoni di a638
BAB45
Gambar 45-4.
Rhizopus. Rhizoid, sporangiospora, dan sporangia yang berkembang.Semua
fungi
rnempunyai
dinding
sel kaku penting
yang menentukan bentuknya.
Dinding
sel sebagian besarterdiri dari
lapisan karbohidrat-*rantai
panjang
polisakarida-serta
glikoprotein
danlipicl.
Selama infeksi,dinding
selfungi
rnernpunyaisifat patobiologi
penting: Komponen permukaandinding
sel memediasi pelekatanfungi ke
sel
pejamu.
Polisakarida
dinding
sel
dapatmengaktivasi
kaskadekomplemen dan
mencetuskanreaksi inflamasi; polisakarida tersebut
tidak
dapat didegradasioleh
pejamu
dan
dapat
dideteksi
denganpewarnaan khusus.
Dinding
sel melepaskan
antigenimunodominan
yang dapatmenimbulkan
respons imun selular dan antibodi diagnostik. Beberapa ragi dan kapangmempunyai
dinding
sel
yang
mengalami
melanisasi, memberi pigmen coklat atauhitam.
Fungi tersebut adalah dematiaseosa. Pada beberapapenelitian, melanin
telah dihubungkan dengan viruler-rsi.Gambar
45-5. Alternaria.
Rantai
dematiaseosa
makrokonidia multiselular. Konidium
terminal
adalah yang paling muda.Selain pertumbuhan vegetatifnya
sebagairagi
ataukapang,
lungi
dapat
menghasiikan spora untuk
meningkatkan
keiangsungan
hidupnya.
Spora
dapat terdispersi denganmudah,
bersifatlebih
resistan dalam keadaanburuk, dan
dapat bergenninasi
padakondisi
pertumbuhan yang
baik.
Spora dapat
berasal dari
reprodr-rksi aseksual atau seksual--keadaan anamorfik dan tcleomorfik. Spora asel<sual adalah progeni
mitotik
(yaitr-r,n.ritospora)
dan
idcntik
secaragenctis. Fungi
medis menghasilkan dua tipe utama spora aseksual, konidia dan, pada zygomycetes, sporangiospora. Gambaraninformatif
spora antara lain or-rtogeni (beberapa kapang menghasilkan
struktur
konidiogenik yangb kompleks)
serta
mor-fologinya
(ukuran, bentuk,
tekstur, warna,
danuniselularitas atau multiselularitas). Pada beberapa fungi,
sel vegeratif dapat bertransformasi menjadi konidia (misal,
artrokonidia,
klamidospora).
Padafungi lain,
konidia
dihasilkan oleh
sel konidiogenosa, seperti suatu fialida,yang dapat melekat
ke
hifa
khusus yang
disebut
konidiofora.
Pada
zygomycetes,
sporangiospora
Gambar 45-5. Skopulariopsis.
Konidiofora
mengandunganelida yang menghasilkan
rantai konidia.
Konidium
terminal
adalah yang paling tua.Gambar
45-7.
Kladosporium.
Rantai blastokonidia.
Konidium
terminal
adalah yang paling muda
dan bertunasdari konidium
subterminal.Gambar 45-8. Penisilium. Rantai konidia dihasilkan oleh
fialida, yang ditunjang oleh konidiofora
bercabang. Konidiumterminal
adalah yang palingtua.
dihasilkan dari repiikasi n-ritotik dan produksi spora dalam
struktur
seperti kantong yang disebut sporangium, yangditunjang
oleh sporangiofora.Klasifikasi
Klasifikasi
fungi
didasarkan pada mekanismedan
spora yang berasaldari
reproduksi seksual, yang pada sebagian bcsar keadaan, melibatkan strain yang dapat berpasangan,menjalani
fusi dan
meiosis
nuklear, dan
pertukaran
informasi
genetik. Kelompok taksonomi
utama
dicantumkan
di
bawahini.
Suatu spesies dapat dikenaii dan didefi nisikan berdasarkan keadaan aseftsualnya (yaitu,imperfekta atau anamorfik)
,
tetapi
teleomorf
atauidentitas
seksualnyamungkin
mempunyai
nama yang berbeda.Gambar
45-9. Aspergillus fumigatus.
Fialidaterbentuk
pada ujung
vesikel
yang membengkak pada
ujung
konidiofora
panjang. Konidium
terminal
adalah
yang palingtua.
Konidia matang mempunyaidinding
kasar.A.
ZYGOI.IYcETESReproduksi seksual menghasilkan zigospora; reproduksi aseksual terjadi melalui sporangia.
Hifa
vegetadf bersepta jarang.Contoh:
Rhizopus, absidia,mukor,
pilobolus.B.
AScOHYcETESReproduksi seksual
melibatkan kantong atau
askus,tempat
terjadinyakariogami
dan meiosis, menghasilkan askospora. Reproduksi aseksualterjadi melalui
konidia. Kapangmempunyai
hifa
bersepta.Contoh:
Ajellomyces (genus anatnorfik, blastomyces, histoplasma), artroderma (genus anamorfik, Microsporum, Tll,chophyton), dan genusragi seperti
sxccaromyces.C.
BASIDIOMYcETESIleproduksi
seksualmenghasilkan empat
basidiospora progeni vangditunjang
oleh basidium
berbentuk gada.Flifa mempunyai septa kompleks. Contoh:
Jamur,Filobasidiella
neoformans
(anamorf,
Cryptococcttsneoformans).
D.
DEUTERoMYcETESKelompok
ini
merupakan pengelompokan artifisialuntuk
fungi
imperfekta
yang,si{ht
releomorf
atau reproduksiseksualnya
belum ditemukan.
Keadaan
anamorfik
ditandai
dengankonidia
aseksual.Bila
ditemukan siklusseksual,
suatu
spesies
digolonglcan kembali
yangmenunjukkan filogeninya
secara
tepat.
Contoh:
Coccidioicles
immitis,
Paracoccidioides brasiliettsis, Candida albicans.PERTUMBUHAN
&
ISOLASI
FUNGI
Kebanyakan
fungi
terdapatdi
alam dantumbuh
dengan mudah pada ternpat sederhana yang mengandung nitrogendan karbohidrat.
Dahulu,
agar Sabouraud,
yangmengandung gLrkosa dan pepton rermodifikasi (pFI 7,0),
digunakan karena agar tersebut
tidak
mendukung
pertumbuhan
bakteri.
Ciri
khasmorfologi fungi
yangdigunakan
untuk identifikasi teiah
digambarkan
daripertumbuhan
pada agar Sabouraud.Namun,
mediumlain,
seperti
agar
kapang
inhibiror,
mempermudah
pemunculau
fungi dari
spesimen
klinis.
lJntuk
membiakkan
fungi
medis
dari
spesimen
nonsteril,
antibiotik
antibakteri
(misal, gentamisin, kloramfenikol)dan sikioheksirnid ditambahkan ke medium ttntuk
menghambat bakteri dan kapang saprofit. Spesimen yang
digunakan
untuk
isolasi
fungi
dan tneclium
lain
yang digunakanuntuk
mengisolasi dibahas pada Bab 48.f"l
l.o
l
x 1000640
BAB 45I
MIKOSIS
SUPERFISIAL
PITYRIASIS
VERSICOLOR
Pityrisiasis versicolor adalah
infeksi
superfisial
ringankronik
padastratum korneum yang
disebabkan
oleh Malassezia globosa,M
restricta, dan anggota kompleks l11furfur
lainnya. Invasi padakulit
berkeratindan
responspejamu
bersifatminimal. Makula
hipopigmentasi
arau hiperpigmentasi, yang berkelok-kelok dan diskret,timbul
di kulit,
biasanyadi
dada, punggung bagian atas, lengan, atau abdomen.Lesi
bersifatkronik
dan
muncul
dalambentuk
bercak
makula
di
ataskulit
yang
mengalami perubahan warna,yang
dapat membesardan
menyatu, tetapi pembentukan sisik, peradangan, daniritasi
bersifatminimal.
Tentu saja, gangguan
ini
sebagian
besarmerupakan n"rasalah kosmetik.
Malassezia sp adalah
ragi
yangbersifat
lipofili,
dansebagian
besar spesiesini
memerlukan
lipid
dalammedium
pertumbuha.n.Diagnosis ditegakkan
dengan pemeriksaanmikroskopik
langsung padakerokan
kulit
yang
terinfeksi, diberikan
KOH
10-20o/o atu), diwarnai dengan calcojluor white.Dttemukan
adanyahifa
pendektak
bercabang
dan
sel
sferis. Lesi
tersebut
juga
menunjukkan fluoresensi
di
bawah
lampu \7ood.
Piryriasis versicolor
diobati
dengan seleniumsulfid
yang dioleskan setiaphari.
Azol
topikal
atauoral juga
efektif.Jarang,
malassezia
dapat
menyebabkan
fungemia
oportunistik pada
pasien-biasanya bayi-yang
menerima
nutrisi
parenteral
total, akibat
kontaminasi emulsilipid.
Pada sebagian besar kasus, fungemia bersifat sementaradan
diobati
dengan mengganti cairan
dan kateter intravena. Beberapa orang mengalamifolikulitis
yang disebabkan
oleh
malassezia. Spesies malassezia dianggap merupakan bagian dari flora mikroba dan dapat diisolasidari
kulit
dankulit
kepala yangnormal.
Spesiestersebut dihubungkan sebagai penyebab atau
kontributor
terjadinya
dermatitis seboroik
atauketombe.
Hipotesis tersebutditunjang
dengan observasi yang menunjukkanbahwa
banyak kasus mereda dengan
pengobatan
ketokonazol.
TINEA NIGRA
Tinea nigra
(atau
tinea nigra
palmaris)
adalah infeksiasimtomatik
dan
kronik
superfisiai pada stratum
korneum yang
disebabkan
oleh
fungi
dematiaseosaHortaea
(Exophiala) wernecleii. Keadaan tersebut lebihsering
terjadi
di
daerahpantai
yang hangat dan
pada wanita muda. Lesi tampak sebagai perubahan warna gelap(coklat
sampaihitam),
sering
kali
di
telapak
tangan. Pemeriksaanmikroskopik
terhadap kerokan
kulit
daritepi
lesi akan menunjukkanhifa
bersepta, bercabang dansel
ragi
pertunasan dengandinding
sel yang rnengalamimelanisasi.
Tinea
nigra
akan
berespons
terl-radap pengobatan dengan larutankeratolitik,
asam salisilat, atau obat-obatantifungi
azol.PIEDRA
Piedra
hitam
adalahsuatu infeksi nodular
pada batangrambut
yang disebabkan
oleh
Piedraia
hortai.
Piedraputih,
yang disebabkanoleh
infetr<si spesies trichosporon, tampak sebagainodul
yanglebih
besar,lebih lunak
dan berwarna kekuningan pada rambut. Rambut aksila, pubis,janggut, dan
kulit
kepaladapat terinfeksi.
Pengobatanuntuk
keduatipe
ini terdiri
dari
pencabutan rambut dan pemakaian agenantifungi
topikal. Piedra bersifat endemikdi
negaratropis
yang tertinggal.I
MIKOSIS
KUTANEUS
Mikosis
kutaneus disebabkan
oleh fungi
yang
hanya menginfeksi jaringan superfisial berkeratin(kulit,
rambut, dankuku).
Penyebabterpenting
pada mikosis kutaneus adalahdermatofita, suatu kelompok
terdiri
dari
sekitar 40 fungi serumpun yangmemiiiki
tiga genus: Microsporum,Tric h op hy to
n,
dan Ep i dermo p hy ton. D er matofi ta mun gkin terbatasdi
kulit
yang
tidak hidup
karena kebanyakantidak
dapattumbuh
padasuhu 37
0C ataubiia
terdapatserum. Der:matofitosis adalah
salahsatu
infeksi
yang paling seringterjadi
di
dunia. Meskipun
dapat menetapdan
sangat mengganggu,
infeksi
tersebut
tidak
melemahkan atau membahayakan
jiwa-namun
berjuta-juta dolar
dihabiskan setiap
tahun
untuk
pengobatan infeksi tersebut. Infeksi dermatofita (kurap) telah dikenal sejak zamandahulu
karena terletak superfisial.Di
kulit,
infeksi
ini
dapat terdiagnosis dengan adanya hialin, septa,hifa
bercabangatau
rantai artrokonidia.
Pada biakan, banyak spesiesyang
termasuksatu
rumpun
dan seringsulit diidentifikasi.
Penggolongan spesiesdermatofita
didasarkan pada perbedaan yang
tidak
kentara dalam halgambaran
koloni
dan
morfologi
mikroskopik
sertabeberapa
kebutuhan
vitamin.
riTalaupun
morfologi,
kebutuhan
nutrisi,
antigen permukaan, dan
gambaraniain
sama,
banyak
spesiesmenghasilkan
keratinase ,elastase,
dan enzim-enzim
lain
yang membuat
spesiestersebut bersifat
cukup
spesifik pejamu.Untuk
beberapa spesiesdermatofita,
keadaanreproduksi
seksual telah ditemukan, dan semua dermatofita dengan bentuk seksualmenghasilkan askospora
dan
termasuk
dalam
genusartroderma
releomorfik.Deri-,ratofita r{igolongkan sebagai
geofili, zoofili,
atauantropofili
yalrg bergantung pada habitat lazimnya, yaitu tanah, hewan, atau manllsia. Beberapa dermatofita yangspesies
hewan
tertentu masih mampu
menyebabkaninfeksi
padamanusia.
Umumnya,
suatu
spesies yang berkembangkeluar dari lingkungannya dalam
tanah kepejamu
hewan Lertentuatau manusia,
spesies tersebutkehilangan kemampuan
untuk
menghasilkan konidia
aseksual
dan bereproduksi
secara
seksual.
Spesiesantropofili,
yang menyebabkan
infeksi
pada
manusia dalamjumlah
yang
paling
besar, menyebabkan infeksikronik
dan
relatif
ringan
pada manusia, menghasilkan beberapakonidia
dalam biakan, dan dapatsulit
dibasmi. Sebaliknya, dermatofitazoofili
dan geofili,
yang kurangberadaptasi dengan
pejamu manusia, menimbulkan
infeksi inflamasi yang lebih akut vang cenderung sembuh lebih cepat. Dermatofita ditularkan melalui kontak dengan
tanah
yang terkontaminasi atau
dengan hewan
atau manusia yang terinFeksi.Beberapa spesies
antropofili
secarageografi tidak
tersebar luas,
tetapi
spesieslain,
seperti Epidermophyton floccosum, Trichophyton mentagrlPhltes var interdigitale,T
rubrum, dan
Z
tlnsurans, tersebar luasdi
dunia.
Spesiesgeofili
yang sering menyebabkaninfeksi
pada manusia adalah Microsporum gypseum. Spesieszoofili
kosmopolitan (dan pejamu alaminya) antaralain
adalah Microsporum canis (anjing dan kucing), Microsporum gallinae (unggas), Microsporutn nAnum(6abi),
7lichophyton equinum (kuda),dan Tiichophyton uerrucosun (lembu).
Morfologi
&
ldentifikasi
Dermatofita diidentifikasi
berdasarkan gambarankoloni
dan
morfologi mikroskopik
setelah pertumbuhan selama 2 minggu pada suhu 25 {tC pada agar dekstrosa Sabouraud, Spesiestrichophyton, yang dapat menginfeksi
rambut,kulit,
ataukuku,
menghasilkanmikrokonidia
khas danmakrokonidia
silindrik
yangberdinding halus
(Gambar45-10). Bergantung pada macamnya, koloni T mentagrlPhltes
dapat berbentuk seperti
kapas sampaigranular;
keduatipe
memperlihatkankelompok mikrokonidia
sferis yang berbentuk seperti anggur yang banyakdi
cabang terminal.Hifa
yang
melingkar
atau
berbentuk spiral
sering
ditemukan
padaisolat primer.
Koloni tipikal
I
rubrum mempunyai permukaan seperti kapas yang berwarnaputih
dan mempunyai
pigmen
tidak
dapat berdifusi berwarnamerah
pekat
bila dilihat
dari sisi koloni
sebaliknya.Mikrokonidia
berukurankecil
danpiriformis
(berbentuk buahpir).
T tonsurans menghasilkankoloni
seperti bubukatau beludru yang rata
pada permukaan bagian depandan
berwarna
coklat
kemerahan padasisi
sebaliknya;mikrokonidia
sebagian besar memanjang.Microsporum sp. cenderung menghasilkan
makro-konidia
multiseiular yang khas dengandinding
bergerigi(Gambar
45'1rI).
Kedua
jenis
konidia
dihasilkan
tersendiri pada genus tersebut.
M
canis membentuk koloni denganpermukaan seperti
kapasberwarna
Putih
danberwarna
kuning
pekat
di
permukaan
sebaliknya;
makrokonidia berdinding
tebal dengan selberjumlah
8sampai
15,
seringmempunyai ujung
yang melengkungatau
berkait.
M
gypseummenghasilkan
koloni
sePertibubuk
berwarnacoklat
dan makrokonidia dalam jumlah banyak yang berdindingtipis,
bersel empat sampai enam. Microsporum sp. h^nya menginfeksirambut
dankulit.
Epidermophyton
floccosum, yang merupakan
satu-satunyapatogen pada
genusini,
hanya
menghasilkan makrokonidiaJyang berdinding
haius, berbentuk gada, bersel dua sampai empatrdan
tersusun dalam dua atau tiga kelompok (Gambar 45-11).Koloni
ini
biasanya rata dan sepertibeludru
dengan warna coklat sampai kuning kehijauan. E floccosum menginfeksikulit
dankuku,
tetapitidak
menginfeksi rambut.T mentagrophytes T rubrum
i,\,
/)
a':0
Ttonsurans
?
"-q^
"'u
€
642
BAB45
Epide rmo phyton fl o cco su m
Selain
morfologi makroskopik dan mikroskopik,
beberapa
uji
nutrisional atauuji
lain, seperti pertumbuhan pada temperatur 37iC
atauuji
perforasirambut
in
uitro, bermanfaat dalam membedakan spesies tertentu.Epidemiologi
&
lmunitas
Infeksi
dermatofita bermuladi
kulit
setelah trauma dan kontak. Terdapatbukti
bahwa kerentanan pejamu dapat meningkat akibat kelembapan, udara yang panas, kondisikimiawi
kulit
tertentu, komposisi
sebumdan
keringat,usia
muda,
pajanan
berat, dan
predisposisi genetik.
Insiden
lebih tinggi
padaiklim
panas,lembap, dan
di tengah lingkunganhidup
yang padat. Pemakaian sepatu menyebabkan kaki panas dan lembap, suatu kondisi yang dapat menyebabkaninfeksi
padakaki.
Sumber
infeksiadalah tanah atau hewan
yang terinfeksi,
pada
kasus dermatofita geofili danzoofili. Konidia
tetap dapat hidupuntuk
waktu yang lama.
Spesiesantropofili
dapat
ditularkan
melaluikontak
langsung ataumelalui
benda-benda yangmungkin
membawainfeksi,
seperti handuk, pakaian yang terkontaminasi, perlengkapanmandi
yang digunakan bersama-sama, sertacontoh
serupa lain.Tiichophltin
adalah preparat antigen kasar yang dapat digunakanuntuk
mendeteksi hipersensitivitastipe
cepat atau lambat terhadap antigendermatofitik.
Banyak pasienyang menderita infeksi dermatofita
kronik,
noninflamasimemiliki
responsimun
selular
yang buruk
terhadap anrigendermatofita.
Pasien tersebutsering
atopik
dan mengalami hipersensitivitastipe
cepatdan
peningkatan konsentrasiigE.
Pada pejamunormal, imunitas
terhadapdermatofitosis
memiliki
durasi yang bervariasi
dan derajatnya bergantung padapejamu, lokasi infeksi,
dan spesiesfungi
yang menyebabkan infeksi.Microsporum gypseum
Temuan
Klinis
Infeksi
dermatofita sering
salahdisebut
dengan kurapatau tinea karena lesinya berbentuk
sitkular
ataumenonjol. Bentuk
klinis
bergantung pada lokasi infeksi. Satu spesiesmampu
menyebabkanlebih
dari
satu jenis infeksiklinis.
Sebaliknya, satu bentukklinis,
seperti tineakorporis,
dapat disebabkanoleh
lebih dari
satu spesiesdermatofita. Agen yang lebih sering menyebabkan bentuk
klinis tertentu
tercantum
padaTabel
45-2.
Pada kasusyang sangat jarang, pasien
imunokompromais
dapat mengalamiinfeksi sistemik oleh
suatu dermatofita.A.
T|NEA
PED|s(ArHt
ErE's Foor)
Tinea pedis merupakan dermatofitosis yang paling sering terjadi. Penyakit tersebut biasanya
muncul
sebagai infeksikronik
pada seiaputdi
antarajari
kaki. Bentuk lain adalahtipe mokasin,
ulseratii
dah vesikular
dengan
hiper-keratosis telapak kaki. Awalnya,
timbul
rasa gataldi
antarajari
kaki
danmuncul
vesikel kecil yang kemudian pecahdan
mengeluarkancairan
encer.Kulit
pada selaputdi
antara
jari
kaki
mengalami
maserasidan
mengelupas, sehinggakulit
terpecah
dan
memudahkan
ter.iadinya infeksibakteri
sekunder.Bila infeksi oleh fungi
menjadikronik,
pengelupasandan
pecahnyakulit
merupakan manifestasi utama,disertai
rasanyeri dan
gatal.B.
TrNEA UNGUTUM(oNtxoNtxosts)
Infeksi
kuku
dapat
terjadi
seteiah
tinea
pedis
yang berkepanjangan.Kuku
menjadi kuning,
rapuh, menebal,dan mudah hancur akibat
invasihifa.
Dapat
mengenai satu ataulebih
kuku kaki
atau tangan.AekE
^'-E
,-Y
=\\
t[*
"\rl?
#"\?
Gambar
45-1 7.Mikrokonid
ia danmakrokonidia
khas.1
L_)
?-\
tll
Tinea korporis
(kurap)
Kulit halus, tidakberambut.
Bercak sirkular dengan tepivesikular
T rubrum, E floccosum yang merahmeninggi
dan bagiantengah bersisik. Gatal.
ff{ill
IIKIinis
Tinea pedisl
(athlete's foot)
Ruang antar
jari
kaki padaorang yang memakai sepatu
Akut: gatal, vesikular
merah.
T iubrum, T mentagro-Kronik: gatal, bersisik,kulit
pecah-
phytes, E floccosumpeca h .
Tabel
45-2,
Beberapagambaran klinis infeksi dermatofita.
Tinea kruris (jock
itch)
Lipat paha Lesi bersisik dan eritema di daerah intertriginosa. Gatal.T rubrum, T mentagro-phytes, E floccosum Tinea kapitis Rambut kepala. Endotriks:
fungi di
dalam batang rambut. Ektotriks: fungi di permukaan rambut.Daerah botak sirkular dengan patahan rambut di atas atau pada folikel rambut. Kerion jarang. Rambut yang terinfeksi mikrosporum
berfl u oresensi.
T mentagrophytes, M canis
Tinea barbae Rambut janggut. Lesi eritema dan edema T mentagrophytes
Tinea unguium (onikomikosis)
Kuku Kuku menebal atau remuk
di
bagian distal; berubah warna; tidak bercahaya.Biasanya disertai tinea pedis
T rubrum, T mentagro-phytes, E floccosum
Dermatof itid (reaksi id)
Biasanya daerah samping dan fleksor jari. Telapak tangan. Semua tempat di tubu h.
Lesi berupa vesikel sampai bula yang gatal. Paling sering disertai tinea pedis.
Tidak ada fungi dalanr lesi
Dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri
lDapat disertai lesi pada tangan dan kuku (onikomikosis).
C.
TINEA KORPORIS,TINEA
KRURIS,DAN
TINEA
MANUSDermatofitosis
kulit
yang
tidak
berambut
sering
menyebabkan
timbulnya
lesi
kurap berbentuk
anular dengan bagian tengah bersih bersisikdikelilingi
oleh tepimerah
yang meninggi, dapat kering atau
vesikular.
Dermatofita
hanya tumbr,rh
padajaringan mari
yang mengalami keratinisasi,tetapi metabolit fungi,
enzim,dan antigen
berdifusi melalui
lapisan epiderrnis
yang sehat, menyebabkan eritema, pembentukan vesikel, danpruritus. Infeksi oleh dermatofita geofili dan zoofili
menyebabkan lesi
yang
lebih
iritatif
dan
lebih
bersifat inflamasi dibandingkan denganinfeksi
yang disebabkan oleh spesiesantropofili.
Sesuai usia hifa, spesiesini
seringmembentuk rantai artrokonidia. Lesi
meluas
secarasentrifugal dan pertumbuhan
hifa aktif
terjadi
di
tepi; bahandi
bagian tepi tersebut lebih sering digunakanuntuk
diagnosis. Penetrasi ke dalam stratum korneum yang baru terbentuk pada permukaan telapak tangan dan
kaki
yanglebih
tebal menyebabkan
infeksi
persisten
di
tempat tersebut.Bila
infeksiterjadi
di
daerahlipat
paha, disebut tineakruris,
ataujock itch.
Kebanyakan infeksi
tersebut
mengenai
pria dan
timbul
sebagai lesikering dan
gatalyang sering
dimulai
padaskrotum
dan menyebar ke lipat paha.Tinea
manus merupakankurap
pada tangan ataujari
tangan. Lesi bersisik kering dapat mengenai satu atau kedua tangan, satujari,
atau dua ataulebih
jari.D.
TINEA
KAPITIS DANTINEA
BARBAEfi*.
trpi,i, .artrn
a.rr,t.n,*i,
"ou
ktt"p
lt*'"
trli,
kepala dan rambut.
Inleksi dimulai
dengan invasihifa
dikulit
kepala, yang kemr.rdian menyebar ke bawah dindingkeratin
padafolikel rambut. Infeksi rambut terjadi
tepatdi
atas akarrambut.
Hifa tumbuh
ke
arah bawah pada bagianrambut yang
tidak hidup
dan dengan kecepatanyang
sama
seperti
pertumbuhan
rambut.
Infeksi
menimbulkan
bercak alopesiasirkular
abu-abu, bersisik,dan gatal. Seiring pertumbuhan rambut keluar folikel,
hifa spesies mikrosporum menghasilkan rantai spora yang membentuk selubung
di
sekitar batang rambut (ektotriks). Sporatersebut
memberi
fluoresensi kehijauan
sampai keperakanbila rambut
diperiksadi
bawah lampu Wood (365 nnr). Sebaliknya,T
tonsurans, penyebab utama tineakapitis
" black dof',
menghasilkan
sPoradalam
batangrambut (endotriks). Rambut
tersebuttidak
memberikan fluoresensi;rambut-rambut
tersebut lemahdan
mudah patah pada rnuarafolikular.
Pada anak prapubertas, tineaBAB
45
Spesies
zoofili
dapat menginduksi
reaksi gabungan hipersensitivitas dan in{larnasi yang berat, disebut kerion.Manifestasi
tinea kapitis lainnya
adalah favus,
suatuinfeksi inflamasi
akut
pada
fblikel
rambut
yang
disebabkan
oleh
7
schoenleinii,
yang
menyebabkanpembentukan scutula
(krusta)
di
sekitar
folikel.
Pada rambut yang terkenainfelai
jamur, hifatidak
membentuk spora, tetapi dapat ditemukan pada batang rambut. Tineabarbae mengenai daerah
berjanggut. Terutama bila
dermatofita
zoofili terlibar,
dapar
timbul
suatu
reaksiinflamasi yang
hebatyang
hampir
menyerupai
infeksi piogenik.E.
REAKSI TRIKoFITIDPada perjalanan dermatofitosis, penderita dapat menjadi hipersensitif terhadap kandungan atau
produk
frrngi danmengalami manifestasi
alergi--disebut dermatofitid
(biasanya
vesikel)-di
lokasi
tubuh
mana
pun,
paling
sering
di
tangan.Uji
kulit
trikofitin
secara jelaspositif
pada orang tersebut.
Uii
Laboratorium Diagnostik
A.
SPESIMENSpesimen adalah hasil kerokan
kulit
dankuku
ditambah rambut yang dicabutdari
daerah yang terkena penyakit.Rambut yang
terinfeksi mikrosporum
memberikan
fluoresensi
di
bawahlampu
\Wood dalam ruang gelap.B.
PEHERIKSAAN MIKRoSKoPIKSpesimen ditempatkan
di
atas kacaobjek dalam
tetesan 10-20o/okalium
hidroksida, dengan atau tanpa calcofluorwhite,
yang
merupakan pewarna
dinding
sel fungi
nonspesifik yang
dilihat
denganmikroskop
fluoresen.Gambar
45-12.
Dermatofit dalam sediaan
kalium
hidroksida dari kerokan kuku atau
kulit.
Hifa bercabang. Pembentukanartrokonidia.
Spesimen
ditutup
dengan kacapenutup
segera diperiksa, dandiulangi
lagi seteiah20 menit.
Padakulit
atau kuku,tanpa
memandang
spesiespenginfeksi, terlihat
hifa
bercabang atau
rantai artrokonidia
(artrospora) (Gambar45-12).
Padarambut,
kebanyakan spesies mikrosporum membentuk lapisan spora yang tebal mengelilingi rambut(ektotriks).
T
tonsuransdan
I
uiolaceum dapat dikenali karena menghasilkan artrokonidiadi
dalam batang rambut (endotriks).C.
BIAKANIdentifikxi
Dermatofta sp. memerlukan biakan. Spesimen diinokulasi ke dalam agar kapanginhibitorik
atau bagianmiring
agar Sabouraud yang mengandung sikloheksimid dankloramfenikol
untuk
menekan pertumbuhan kapangdan bakteri,
diinkubasi
selama1-3 minggu
pada suhu ruangan,kemudian diperiksa dalam biakan
kaca objekjika
diperlukan.
Spesiesdiidentifikasi
berdasarkanmorfologi
koioni
(kecepatan
pertumbuhan,
tekstur
permukaan,
dan
pigmentasi),
mor{ologi
mikroskopik
(makrokonidia,
mikrokonidia),
dan pada beberapa kasus,kebutuhan
nutrisi.
Pengobatan
Pengobatan
terdiri dari
pengangkatan semuastruktur
epitel yang terinfeksi dan mari serta penggunaan
antibiotik
atau zat
kimia antifungi
secaratopikal.
lJntuk
mencegahreinfeksi,
area tersebutharus dijaga tetap kering,
dan sumber infeksi, seperti hewan peliharaan yang terinfeksi atau perlengkapan mandi yang digunakan secara bersama, harusdihindari.
A.
TINEA
KAPITISInfeksi
kulit
kepaladiobati
dengangriseofulvin
selama4-6 minggu.
Melakukan
keramas dengan sampo yang sering dan pemakaiankrim
mikonazol atau agen antifungitopikal lain
dapat e{Lktifjika
digunakan selama beberaparninggu. Selain
itu,
ketokonazol, itrakonazoi,
danterbinafin juga cukup
efektif.B.
TINEA
KoRPoRIS,TINEA
PEDIS, DANtNFEKSt
TenXalr
Obatyang paling efektif adalah itrakonazol dan terbinafin.
Namun,
sejumlah preparat
topikal
dapat
digunakan, sepertimikonazol
nitrat,
tolnaftat, dan
klotrimazol. Jika digunakan selama sekurang-kurangnya 2-4 minggu, angka penyembuhan biasanya mencapai 7 0-I00o/o. Pcngobatanharus diteruskan selama 1-2 minggu setelah pembersihan lesi.
lJntuk
kasus yangsulit,
dapat diberikan griseofulvinC,
TINEA UNGUIUMInfeksi kuku paling sulit diobati,
sering
memerlukanitrakonazol
atauterbinafin oral
selama berbulan-bulan dan .iuga pengangkatankuku
secara bedah. Sering terjadi relaps.E
MIKOSIS
SUBKUTAN
Ilungi
1,ang menyebabkan mikosis seca.ranormal
terdapat pada tanah atau tumbul.ran.Fungi
memasukikulit
atau jaringan subkutan melalui inokulasi traumatik olelr bahanyang
terkontaminasi.
13iasanya,
iesi
membentuk
granuloma dan n-reluas secara lambat
dari
area implantasi. Ekstensimelalui
aliran limfatik
yang
mendrainase lesi,terjadi
sccara lambat kecuali pad,a sporotrikosis. Mikosis tersebut biasanya terbatasdi
jaringan subktrtan,
terapipada
kasusyang
jarang
c'lapatrnenjadi sistemik
dan menyebabkan penyakityang
n.rernbahayakan jiwa.SPOROTHRIX SCHENCKII
Sporothrix scltenckii adalah
lungi dimorfik
secara termal yanghidup
pada tumbuhan.Fungi
terscbut dihubr-rngkandengan berbagai
tanaman--rurrpur,
pohon, lumut
sfagutrm, semak
mawar,
dan
tlnaman
hortikultura
lainnya. Pada suhLr yang sama c'lengan lingkr,rngan sekitar,
fungi
rumbuh scbagai kapang, menshasilkan koniclia danhifa
ini
bercabang yarrg berscpta. Padajaringan
atauia
uitro
dengansuhu 35-37
0Cfungi
ini
tumbuh
sebagai ragi tunas yang kecil. Setelah masuk ke dalamkulit
melaluitrauma,
S schenckii menyebabkansporotrikosis,
suatuinfeksi
granulomatosakronik.
Episode awal secara kh:rsdiikuti
oleh penyebaran sekunder yang mengenai aliranlimfatik
dan kelenjar getah.Morfologi
&
ldentifikasi
S schenchii
turnbuh
baik
padamedium
agarrutin,
dan pada suhu ruangankoloni
muda berwarna kehitaman danbe
rkilap, menjadi berkerut dan melengkung
seiring
bertambahnya usia. Pigmentasi
strain
bervariasi
daribayangan
hitam dan
abu-abu sampai keputihan.
Organisme menghasilkar.r
hifa
berseptayang
bercabang dan konidia kecil yang khas (3-5pm),
agak berkelompokdi
ujung konidio{bra yanglonjong
(Gambar11!-ll).
Isolatjuga
dapatmembentuk konidia yang
lebih
besar sccaralangsung
dari hifa.
S schenckiibersifat
dimorfik
secaratermal dan pada suhu 35 ('C pada medium kandungannya
kaya,
fungi
ini
berubah
menjadi
sel
ragi
tunas
yang memperbanyakdiri
dengan bentuk yang bervariasi tetapi seringkali fusilormis
(sekitar 1-3
X 3-i0
pm),
seperti yang diperlihatkan padaGambar
45-13.Gambar
45-13.
Sporothrix
schenckii.A:
BlastokonidiayanE
terlihat
pada
jaringan
atau biakan 37
0C. B: Pembentukankonidia
pada biakan 30 0C.Struktur Antigen
Suspensi
salin yang
mati
oleh
pemanasandari
biakan atau fraksikarbohidrat (sporotrikin)
akan menghasilkanuji kulit
lambat
positif
pada manusia atau hewan yangterinf'eksi. Berbagai
uji
serologi telah dikembangkan dankebanyakan ;rasien, serta
beberapa
orang normal,
n.rempunyai
antibodi
spesifik ataureaktif
silang.Patogenesis
&
Temuan
Klinis
Konidia
atau fragmenblfe
S schentAil masukke
clalarnkulit mclalui
traurna. Pasien serir.rg melaporkan adanyarirvayat traruna yang berhubungan
denganaktivitas di
luar
ruangan dan bercocok tanam. Lesi
awal biasanya terletakdi
ekstremit:rs, tetapi dapat ditemul<andi
tempatlain
(anak sering mengalami lesidi
wajah). Sekitar 75oloi<asus adalah limfokutaneus; yaitu, lesi awal
timbul
sebagainodul granulomarosa yang dapat berkembang membentuk suatu
lesi ulseratif
ataunekrotik.
Sernentaraitu,
aliran... ,..rr ..i.r,::, t,,.,.ti.,:.r & ' '.._:, :..i,s,.,,r]
*f,1. .i'..':''',,9l,,.:
646
BAB45
limfatik
menebal
dan
terbentuk seperti
tali.
Nodul
subkutan
multipel
dan
absesterjadi
di
sepanjang aliranlimfatik.
Sporotrikosis terfiksasi
adaiah
suatu
nodul
non-llmfangidk
tunggalyang
terbatasdan kurang
progresif. Lesi terfiksasiini
lebih
seringterjadi
di
daerah endemik sepertiMelaiko,
tempat terdapatnyatingkat
pajanan yang tinggi dan imunitas pada masyarakat. Imunitas mernbatasi penyebaranlokal
inFelcsi.Biasanya
terdapat
penyakit sistemik ringan
yangdisebabkan
oleh lesi tersebut,
tetapi
dapat terjadi
penyebaran, terutama pada pasi,en yang lemah. Pada kasus
yang jarang, sporotrikosis
paru
primer
disebabkan olehinhalasi
konidia.
Manifestasi tersebut
menyerupai
tuberkulosis kavitasi
kronik
dan
cenderungterjadi
pada pasien dengan gangguanimuniras
selular.Uji
Laboratorium Diagnostik
A.
SPESIMENSpesimen dapat berupa bahan
biopsi
atau eksudat dari lesi granulosa atau ulseratif.B.
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIKMeskipun
spesimendapat diperiksa
secara langsung denganKOH
atau pewarnaan calcofluor white, ragt jarangditemukan. Meskipun ragi jarang ditemukan
pada jaringan, sensitivitas potongan histopatologi ditingkatkan dengan pewarnaanrutin dinding
selfungi,
seperti perak metenaminGomori,
yang mewarnaidinding
sel menjadihitam,
atau
pewarnaan
asam-Schiff
periodik,
yangmemberi warna merah pada
dinding sel.
Selain
itu,
spesimen dapat
diidentifikasi
dengan pewarnaan antibodi fluoresen. Ragi berdiamerer3-5
pm
dan berbentuk sferis sampai panjang.Struktur lain yang disebut badan asteroid sering terlihat
di
jaringan, terutamadi
daerah endemik seperti Meksiko,Afrika
Seiatan, dan Jepang. Pada jaringan yang diwarnaihematoksilin dan eosin,
badanasteroid
terdiri
dari
selragi basofili sentrai yang
dikelilingi oleh
materi eosinofili yang memanjang secararadial,
yang merupakan deposit kompleksantigen-antibodi dan
komplemen.C.
BIAKANMetode
diagnosisyang
paling
dapat
dipercaya adalahbiakan.
Spesimendigoreskan
padaagar kapang
inhi-bitorik
atau agar Sabouraud yang mengandungantibiotik
antibakteri dan diinkubasi
pada
suhu
25'30
0C.Identifikasi ditegakkan dengan pertumbuhan pada 35 0C
dan terjadi
perubahanbentuk menjadi
ragi.D.
SEROLOGIserum pasien
yang terinfeksi
tetapi
ddak
selalu bersifat c.liagnostik.Pengobatan
Pada beberapa kasus,.
infeksi dapat
sembuh sendiri.
Meskipun
pemberianorai larutan
jenuh kaiium
iodidadalam
sususangat
efektif,
banyak pasien yang
sulit
menoleransi. Itrakonazol oral atau azol lainnya merupakan pengobatan
pilihan. Untuk
penyakit sistemik, diberikanamfoterisin
B.Epidemiologi
&
Pengendalian
S schenckii terdapat
di
seluruhdunia
yang berhubungan erat dengan tanaman.Misal,
kasus yang disebabkan oleh kontak denganlumut
sfagnum,duri
mawar, kayu busuk,jerami
cemarai
rumput dari
padang
rumput,
dantumbuhan
lain.
Sekitar 75ok kasus terjadi pada pria, baik karena pajananyang
lebih
besar atau karena perbedaan kerentanan yang terkaitkromosotl-X.
Insiden lebih tiriggipada
pel<erjapertanian dan sporotrikosis
dianggapscbagai
risiko
pckerjaan
untuk
penjaga
hutan,
ahli
holtikultura, dan
pekerja
di
bidang
yang
sama. Pencegahannyaberupa tindakan
untuk
meminimalkan inokulasi yangtidak
disengaja dan penggunaan fungisida, apabila tepat,untuk
menangani kayu. Hewan juga rentan terhadap sporotrikosis.KROMOBLASTOMIKOSIS
Kromoblastomikosis (kromomikosis) adalah suatu infeksi
mikotik
sr.rbkutanyang
disebabkanoleh
satudari lima
agen
fungi
yang dikenal yar.rg terdapat dalam tanah dan tumbuh-tumbuhan melalui inokulasi traumatik. Semuanya adalahfungi
dematiaseosa yang mempunyaidinding
selyang mengalami melanisasi: Phia/ophora
uerrucosa,Fonsecaea pedrosoi, Rhinocladiella aquaspersa, F'onsecaea
com?acta, dan C ladop h ia lop hora carrion
ii,
Infeksi bersifatkronik
dan ditandai
dengan perkembanganlambat
lesigranulomatosa progresif yang seiring
waktu
akanmenginduksi
hiperplasiajaringan
epidermal.Morfologi
&
ldentif
ikasi
Fungi dematiaseosa serupa dalam hal pigmentasi, struktur antigen,
morfologi, dan sifat fisiologi. Koloninya
padat, berwarnacoklat
pekat sampaihitam,
dan menghasilkanpermukaan seperti
beludru
yang sering
kali
berkerut.Agen kromoblastomikosis
diidentifikasi
dari
cara konidiasinya. Pada jaringan,fungi
tersebut tampak sama,menghasilkan sel
coklat
sferis(diamercr
4-12pm)
yang disebut badan sklerotik ataumuriformis
yang dibagi oleh sekat melintang. Sekat pada bidang yang berbeda disertai pemisahanyang berjalan
lambat
dapat
menghasilkankelompok empat
sampai delapansel
(Gambar 45-1,4).Aglutinasi
suspensi sel diselubungi oieh antigenragi
atau
partikel
lateks
yangSel dalam krusta superfisial atau eksudat dapat mengalami germinasi
menjadi
hifa
bercabang, yang bersekat.A.
PHIALoPHoRA VERRUcosAKonidia
dihasilkandari
fialida
berbentuk
botol
dengankolaret berbentuk mangkuk.
Konidia yang
matang, berbentuk sferis sampai oval dikeluarkandari fialida
dan biasanyamenumpuk
di
sekitarnya.B.
CLADopHtALopHoRA(cLADospoRtuH)
cARRtoNtt Ckdophialophora Sp. dan Cladosporium Sp. menghasilkanrantai konidia
yang bercabangdengan tunas
di
distal (akropetal).Konidium
tern-rinal suatu rantai menghasilkankonidium
selanjutnyamelalui
proses pertunasan. Spesiesdiidentifii<asi berdasarkan perbedaan panjang rantai serta
bentuk dan ukuran
konidia.
C
carrionii
menghasilkan konidiofora yang memanjang dengan rantaikonidia
oval yang bercabangdan
paniang.C,
RHINocLADIELLA AoUASPERSASpesies
tersebut menghasilkan
konidia terminal
atau lateral dari pemanjangan selkonidiogenosa-slratu
prosessimpodial. Konidia
berbentuk elips sampai gada.D,
FoNSEcAEA PEDROSOIFonsecaea
adalah genus
poiimorfik.
Isolat
dapat memperlihatkan (1) fialida;(2)
rantai blastokonidia, samadengan Cladosporium
Q.;
at"u (3)
simpodiai,
konidiasidpe rhinocladiella.
Sebagian besarstrain
-F pedrosoimembentuk rantai blastokonidia bercabang pendek serta
konidia
simpodial.E.
FoNSEcAEA C?MPA|TAPatogenesis
&
Iiemuan
Klinis
Fungi masuk ke dalam
kulit
melalui trauma, sering padarungkai
ataukaki
yangterbuka.
Selama berbulan-bulan sampai bertahur.r-tahun, Iesi primer menjadi verukosa dan berbentuk seperti veruka dengan ekstensi sepanjang aliranlimfatik. Nodul
seperti kernbangkol
disertai abses yang membentuk krusta pada akhirnya menutupi area terscbut.Ulserasi
kecil atau
"titik
hitam"
bahan hemopurulen
terdapat
di
permukaan seperti veruka. Pada kasus yangjarang, eiefantiasis dapat disebabkan
oleh
infeksi
sekunder, obstruksi, dan fibrosis saluran limfe. Penyebaran ke bagian
tubuh lain
sangat jarangterjadi
meskipun lesisatelit dapat terjadi akibat penyebaran
limfatik
lokal atauautoinokulasi.
Secarahistologis,
lesi bersifat
granulo-matosadan
badansklerotik
gelapdapat
terlihat
dalamleukosit
atau sel raksasa.Uji
Laboratorium Diagnostik
A.
SPESTMENSpesimen
dari kerokan
ataubiopsi
iesiB.
PEMERIKSAAN MIKRoSKoPIKHasil
kerokan
ditempatkan dalam
KOH
10o/o dandiperiksa
secaramikroskopis
untuk
mencari
se1 sleris yang gelap. Pener-nuan badan sklerotik bersifat diagnostikuntuk
kromoblastomikosis tanpa
memandang
agenetiologinya. Potongan jaringan memperlihatkan granuloma
dan
hiperplasia luasjaringan
dermis.C.
BIAKANSpesimen harus
dibiakkan
pada agar kapanginhibitorik
atau agar Sabouraud dengan
antibiotik.
Dematiaseosa Sp.diidentifikasi
berdasarkan karakteristikstruktur
konidia, seperti yang dijelaskandi
atas. Terdapat banyak kapang dematiaseosasaprofitik yang
serupa,
tetapi
kapangtersebut
berbeda
dari
spesiespatogen karena
tidal<mampuan
tumbuh
pada suhu
37
"C
dan mampua
mencerna gelatin.
Pengobatan
Eksisi bedah dengan
tepi
lebar adalah pengobatan pilihanuntuk
lesi kecil. Kemoterapi
dengan
flusitosin
atauitrakonazol
dapat
efektif untuk
lesi yang
lebih
besar.Pemberian panas secara
lokal juga
bermanfaat. Seringterjadi
relaps,Epidemiologi
Kromoblastomikosis
terjadi
terlltama
di
daerah tropis. Fungi bersifat saprofitik,mungkin
terdapat padatumbuh-tumbuhan
dan tanah. Penyakit terutama
terjadi
padatungkai
pekerja pertanian yang bertelanjangkaki
setelah Blastokonidia yang dihasiikan olehhampir
sferis dengan dasar lebarkonidia. Struktur
tersebutlebih
daripada
F
pedrosoi.F
compacta berbentuk yang menghubungkankecil
dan
lebih
padatGambar
45-14.
Kromomikosisterlihat
pada sel raksasa.648
BAB 45masuknya
fungi melalui trauma.
Kromoblastomikosis
tidak menular. Penggunaan sepatu dan pelindung tungkai dapar mencegah inFeksi.
FAEOHIFOMIKOSIS
Faeohifomikosis adalah suatu
istilah yang
digunakanuntuk
infeksi
yangditandai
adanyahifa
bersekat yangberpigmen gelap dalam
jaringan. Baik infeksi
kutan
maupun sistemik pernah dilaporkan. Bentuk klinis
bervariasi
dari
kistatak
berkapsulsolitar
dalam jaringan subkutan sampai sinusitis dan abses otak.Lebih
dari
100spesies kapang dematiaseosa menyebabkan berbagai jenis
infeksi
faeohifomikotik.
Semua spesies
tersebr,it merupakan kapang eksogen yang secaranormal
terdapatdi
alam.
Beberapakapang yang sering
menyebabkan faeohifonrikosissubkutan
adalah Exophiala jeanselmei,Ph ialop h ora ri c h ardsiae, Bip o laris sp ic
ifera, dan
Wangie lladermatitidis.
Spesiestersebut
dan
spesieslain
(misal, Exserohiluntrlstratum,
spesiesalternaria, dan
spesieskurvularia) juga
dapat menyebabkan faeohifomikosis
sistemik. Insiden faeohifomikosis dan
jumlah
patog€n telah meningkat pada tahun-tahun belakangan baik pada pasien imunokompromais maupun pasien imunokompeten.Dalam jaringan,
hifa
berukuran
besar (berdiameter5-10
pm)
dansering terdistorsi
serta dapatdisertai
selragi;
tetapistruktur
tersebut dapat dibedakandari
fungilain
berdasarkan melanin dalamdinding
selnya. Spesimendibiakkan
pada
medium
fungi
rutin
untuk
meng-identifikasi
agenetiologi.
Padaumumnya,
itrakonazol atau flusitosin adalah obatpiiihan
untuk
faeohifomikosis subkutan. Absesotak
biasanya bersifat fatai, tetapi ketikadiketahui, dapat
diobati
dengan
amfoterisin
B
dan pembedahan. Penyebabutama faeohifomikosis
serebral adalah Cladop hialophora bantiana.MISETOMA
Misetoma adalah infeksi subkutan
kronik
yang diinduksi oleh satu dari beberapa spesies fungi saprofitik atau bakteri aktinomisetes yang normalnya ditemukandi
dalam tanahmelalui
inokulasitraumatik.
Gambaranklinis
misetomaadalah pembengkakan
lokal
dan
sinus yang
ber-hubungan-sering
juga berdrainase--mengandun g granul,yang merupakan
mikrokoloni
agenyang ditanamkan
daiam materi
jaringan.
Suatu
aktinomisetoma
adalahmisetoma
yang
disebabkan
oleh
actinomycetes;
eumisetoma (maduromikosis,
kaki Madura)
adalah suatu misetoma yang disebabkan olehfungi.
Perjalanan penyakit dan gambaranklinis
keduajenis
misetoma sama, tetapiaktinomisetoma dapat bersifat
iebih
invasif,
menyebardari
jaringan subkutanke
otot
di
bawahnya.Tentu
saja,pengobatannya berbeda. Misetoma ditemukan
di
seluruhdunia,
tetapi lebih sering pada golongan kurang mamPuyang
tidak
menggunakan sepatu. Misetoma hanya terjadisporadis
di
luar
daerah
tropis
dan terutama
sering
ditemukan
di
India,
Afrika,
dan
Amerika
Latin.
Aktinomisetoma
dibahas padaBab
13.Morfologi
&
ldentif
ikasi
Agen
fungi
misetoma antaralain:
Pseudallescheria boydii,Madurella
mycetomatis,Madurella
grisea, Exophiala
jeanselmei,
danAcremonium
falciforme.
Di
Amerika
Serikat, spesies yang
paling
banyak adalahP
boydii yangmerupakan
homotalik dan mempunyai
kemampuan menghasilkan askospora dalam biakan. E jeanselmei dan'Madurella
.Sp.
adalah kapang
dematiaseosa. Kapang tersebutdiidentifikasi
tetutama melalui cara konidiasinya.P
boydii dapat juga menyebabkan pseudallescheriasis, yang merupakan infeksi sistemik pada pasien imunokompromais. Padajaringan,
granula misetoma dapat
berukuran sampai 2 mm. Warna granul dapat memberikan informasimengenai agen. Misalnya, granula misetoma
yang disebabkan oleh?
boydii dan A falciforme berwarna putih;granula
misetoma akibat
M
grisea
dan
-E jeanselmeiberwarna
hitam;
danM
mycetomatis menghasilkan granul merah gelap sampaihitam.
Granula
tersebut keras dan mengandunghifa
bersepta yang salingterjalin
(lebarnya3-5 pm). Hifa
secara khasterdistorsi dan
membesar di bagianperiler
granula.Patogenesis
&
Temuan
Klinis
Misetoma terjadi setelah inokulasi traumatik dengan tanah yang terkontaminasi salah satu agen. Jaringan subkutan pada
kaki,
ekstremitas bawah, tanganrdan
area terbuka adalah yang paling sering terkena. Tanpa memandang agen,patologi
misetoma
ditandai
dengan supurasi
danpembentukan abses, granuloma, dan pembentukan sinus drainase
yang mengandung granula.
Prosesini
dapat menyebar keotot
dan tulangdi
dekatnya. Lesi yang tidak diobati menetap selama bertahun-tahun dan meluas lebihdalam serta
ke perifer,
menyebabkan deformasi
dan hilangnya lungsi.Pada kasus
yang sangat jarang,
P
boydii
dapat
mengalami penyebaran pada pejamu imunokompromais
atau
menyebabkan
infeksi
benda asing
(misal,
Pacujantung).
Uj
i
Laboratorium
Diagnosti k
Granula dapat didiseksi keluar dari pus atau bahan biopsi
untuk
pemerilaaan dan biakan pada medium yang sesuai.\Varna,
tektur,
dan
ukuran
granula serta adanyahialin
atau hifa berpigmen (atau bakteri) membantu rnenentukan agen penyebab.