PERANCANGAN MESIN PARUT DAN PENGUPAS DAGING
KELAPA OTOMATIS DENGAN METODE VDI 2221
Agung Purba Sunendra [1], Ir. Agus Riyanto, MM [2]
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 - Indonesia
Telp: (021) 78880305, 7270086, Fax: (021) 7864721, 7271868 Email: [email protected], Website: www.univpancasila.ac.id
ABSTRACT
The enthusiasm of people to use a traditionally processed milk is still high which can be seen from grated coconut services into a business that is always crowded. In the process, oil processing is still done manually and the process of one another are separated so processing time becomes longer and the result was little. In addition, the security aspects of the grated process less attention. Based on this, give an idea to redesign the machine shredded to produce more and faster production as well as the aspect of safety factor. The method used in the design is the VDI 2221 method. In this design, the processing of coconut is created automatically and continuously and with regard to safety aspects. The process begins by entering a coconut to hoper. Furthermore, the coconut will experience the process of cutting, stripping and grating automatically, which in turn form a ready-squeezed coconut milk powder.Based on analysis of the design of the processing time of grated coconut processing becomes faster 51,4 seconds, while the production capacity increased by 83 grains per hour. Furthermore, the machine in this design is safer because no sharp objects contact with the hand.
Keywords: coconut grated, continuous process, automatic, method VDI 2221.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antusiasme masyarakat untuk
menggunakan santan yang diolah secara
tradisional masih tinggi yang bisa dilihat dari jasa parut kelapa menjadi bisnis yang selalu ramai pengunjung. Pada prosesnya, pengolahan kelapa masih dilakukan secara manual dan proses satu dengan yang lainnya masih terpisah – pisah sehingga waku pengerjaan menjadi lebih lama dan hasilnya pun sedikit. Selain itu, pada proses pemarutan aspek keamanan kurang diperhatikan. Berdasarkan hal tersebut, memberikan ide untuk merancang ulang mesin parut guna menghasilkan
produksi lebih banyak dan cepat serta
memperhatikan aspek keamanan kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan: bagaimana desain mesin parut dan pengupas daging kelapa yang dapat berjalan secara otomatis dan kontinyu sehingga produktivitasnya meningkat serta aman dan nyaman untuk digunakan.
1.3 Batasan Masalah
Pada pembahasan tugas akhir
perancangan mesin parut dan pengupas daging kelapa ini, kami membatasi masalah yaitu sebagai berikut :
1. Proses pengolahan kelapa dimulai dari
butir kelapa utuh tanpa serabut kelapa sampai menjadi serbuk santan yang siap untuk diperas.
2. Pembahasan hanya pada perancangan
mesin dengan menggunakaan metode VDI 2221.
3. Tidak membahas mengenai biaya
pembuatan mesin.
4. Diameter kelapa yang diteliti berkisar
antara 10 – 13 cm.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pemarutan Kelapa
Proses pemarutan kelapa adalah suatu
proses untuk menghasilkan santan yang
dihasilkan dari pemerasan hasil parutan kelapa tua. Sebelum menjadi santan, ada tiga tahapan proses yang harus dilakukan yakni mengupas sabut kelapa, mengupas batok kelapa, memotong – motong kelapa agar siap diparut, dan terakhir pemarutan kelapa.
2.2 Perancangan Produk
Perancangan (design) secara umum dapat didefinisikan sebagai kegiatan awal dari
usaha merealisasikan suatu produk yang
keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya.
2.3 Metode Vdi 2221
Metode VDI (Verein Deutcher
Ingenieure) atau Persatuan Insinyur Jerman
dikembangkan dari pengalaman engineer –
engineer Jerman. Metoda ini merupakan metoda yang paling banyak digunakan di dalam perancangan teknik.
Pada tahun 1993 metoda perancangan VDI 2222 diganti menjadi VDI 2221 berdasarkan pada pengembangan dan perbaikan. Hingga sampai saat ini masih tetap digunakan metoda VDI 2221.
2.4 Perencanaan Dan Perhitungan Mekanis
1. Rangka
Gambar 1 Reaksi Gaya Pada Rangka [1]
∑ 𝐹𝑥= 0 → 𝑅𝐻𝐴= 0 ∑ 𝐹𝑦= 0 → 𝑅𝑉𝐴+ 𝑅𝑉𝐵 = 𝑊 ∑ 𝑀𝐴= 0 (𝑊.1 2. 𝑙) − (𝑅𝑉𝐵. 𝑙) = 0 ... (2.1) Keterangan : W = Beban (N) l = Panjang (m) M = Momen (N.m)
Tegangan Geser Izin
𝜏 =𝑀.𝑌
𝐼𝑥... (2.2)
Keterangan :
𝜏 = tegangan geser yang terjadi
(N/mm2)
M = momen yang terjadi (N.mm)
Ix = momen inersia batang (mm4)
Y = titik berat batang (mm)
2. Pengelasan
Gambar 2 Potongan Gambar Sambungan Las [5] 𝜎𝑡= 𝑃 0,707.𝑠.𝑙 ... (2.3) Keterangan : P = Gaya Tarik (N) s = Tebal Lasan (mm) l = Panjang Lasan (mm) 3. Poros
Poros dengan tegangan kombinasi
merupakan tegangan yang terjadi akibat gabungan torsi dan beban lentur. Adapun rumusnya sebagai berikut : 𝑇𝑒= √𝑇2+ 𝑀2... (2.4) Keterangan : Te = Torsi ekuivalen 𝑀𝑒=1 2(𝑀 + √𝑀 2+ 𝑇2.. (2.5) Keterangan :
Me = Momen Puntir Ekuivalen Untuk menentukan diameter :
𝑀𝑒= 𝜋 32. 𝜎𝑏. 𝑑 3... (2.6) 𝑑 = √32.𝑀𝑒 𝜋.𝜎𝑏 3 ... (2.7) 4. Pasak
Pasak mengalami dua momen gaya yaitu momen gaya crushing dan momen gaya geser, berikut penjabarannya:
a. Gaya Crushing
𝑇crushing=𝑙.𝑡.𝜎𝑐.𝑑
4 ... (2.8)
Keterangan :
Tcrushing = Momen Gaya Crushing (N.mm) 𝑙 = Panjang Pasak (mm) t = Tebal Pasak (mm) 𝜎𝑐 = Tegangan Crushing (N/mm2) d = diameter poros (mm) b. Gaya Geser
𝑇𝐺𝑒𝑠𝑒𝑟= 𝑙. 𝑤. 𝜏. 𝑑
2... (2.9)
Keterangan :
TGeeser = Momen Gaya Geser (N.mm)
𝑙 = Panjang Pasak (mm)
t = Tebal Pasak (mm)
𝜏 = Tegangan Crushing (N/mm2)
d = diameter poros (mm)
Momen pada poros dihitung dengan menggunakan rumus : [5]
𝑇𝑃𝑜𝑟𝑜𝑠=𝜋.𝜏.𝑑3
16 ... (2.10)
Keterangan :
Tporos = Momen gaya pada poros (Nm)
𝜏 = Tegangan tarik izin poros (N/mm2) d = Diameter poros (m)
5. Torsi Dan Daya
Menghitung Torsi :
𝑇 = 𝑊. 𝑙 ... (2.11) Keterangan :
T = Torsi atau momen gaya (Nm) W = Berat benda atau beban (N)
= Jarak gaya terhadap sumbu poros (m) Daya yang bekerja :
𝑃 = 𝑇. 𝜔 = 𝑇.2.𝜋.N
60 ... (2.12)
Keterangan : P = Daya (J/s)
T = Momen gaya atau torsi (N.m) N = Putaran motor (rpm)
6. Pulley Dan Belt
Rasio Kecepatan Pulley
𝐷1
𝐷2=
𝑁2
𝑁1 ... (2.13)
Keterangan :
D1 = Diameter pulley penggerak (mm) D2 = Diameter pulley yang digerakan (mm) N1 = Kecepatan pulley penggerak (rpm) N2 = Kecepatan pulley yang digerakan (rpm) Menentukan Panjang Belt
𝐿 = 2. 𝑐 + 𝜋 2(𝑑𝑝+ 𝐷𝑝) + 1 4.𝑐(𝐷𝑝− 𝑑𝑝) 2 ... (2.14) Keterangan : L = Panjang V-Belt (mm)
c = Jarak antar sumbu poros (mm) Dp = Diameter pulley penggerak (mm) dp = Diameter pulley yang digerakan (mm)
7. Gergaji
Kecepatan Potong
𝑉𝐶=𝜋.𝐷.𝑁 ... (2.15)
Keterangan :
VC = Kecepatan potong (m/menit) D = Diameter pemotong (mm)
N = Putaran tiap menit (rpm) Waktu Potong
𝑇𝐶 = 𝐿𝐶 𝑆𝑚 ... (2.16) 𝐿𝐶 = 𝐿𝑊+ 𝐴 + 𝑂 + 𝐷𝐶 2 (2.17) 𝑆𝑚= 𝑆𝑜. 𝑍𝑐. 𝑁 ... (2.18) Keterangan :
TC = Waktu pemotongan (menit) LC = Panjang total perjalanan (mm)
A,O = Pendekatan dan panjang sedikit
pemotongan ( 5 s/d 10 mm)
DC= Diameter Gergaji (mm)
Sm = Kecepatan makan (mm/menit) So = Makan per gigi (mm/gigi) Zc = Jumlah gigi N = Putaran potong (rpm) 8. Bantalan Beban Equivalen 𝑊𝑒= 𝑊𝑅. 𝑉. 𝑋 + 𝑊𝐴. 𝑌 . (2.19) Keterangan : We = Beban equivalent ( N ) WR = Beban Radial ( N ) WA = Beban Aksial ( N ) V = Faktor Putaran Y = Faktor Thrust XR = Faktor Radial Umur Bantalan 𝐿 = (𝐶 𝑊𝑒) 𝑘. 106 ... (2.20) Keterangan :
C = Kapasitas Beban Dinamis Dari Bantalan (Kg)
III. METODOLOGI PERANCANGAN
Gambar 3 Modifikasi VDI 2221 [3]
IV. Perhitungan Dan Perancangan
4.1 Perhitungan Dan Perancangan Komponen
1. Hoper
Gambar 4 Isometri Hoper
Tabel 1 Hasil Perancangan Hoper HOPER
Spesifikasi
Ukuran (mm) 600 x 600 x 330
Kapasitas (kg) 52
2. Rangka
Gambar 5 Isometri Rangka Tabel 2 Hasil Perancangan Rangka
RANGKA Spesifikasi Ket. Material ST37 Ukuran 1480x1400x520 𝜎𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 12,89 aman 𝜎𝑦 𝑖𝑧𝑖𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛= 219 𝑁/𝑚𝑚2 𝜎𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛 aman 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛= 90 𝑁/𝑚𝑚2
3. Gergaji & Komponen
Gambar 6 Isometri Gergaji & Komponen
P en ge c eka n t er h ada p pe m e n u h a n s p es if ik as i Langkah selanjutnya Tugas It er as i ke de pa n da n ke be la ka n g a n ta r la n gka h
Study literature & lapangan dan definisi tugas 1
Penetapan fungsi dan struktur produk 2
Mencari prinsip solusi dan kombinasi 3 Seleksi konsep 4 Perhitungan desain 5 Optimasi desain 6 Pembuatan instruksi produksi dan operasi 7 Spesifikasi teknis Struktur fungsi Alternatif Konsep Konsep terpilih Dimensi & keamanan Desain detail Dokumen produk
Tabel 3 Hasil Perancangan Gergaji GERGAJI & KOMPONEN
Komponen Spesifikasi Nilai
Gergaji D 130 mm Material HSS ZC 4 buah Tc 10 detik Poros D 20 mm Material 40 C 8 𝜏𝑚𝑎𝑥 7,3 N/mm2
Bearing Tipe Self align ball
bearing
No. 204
C 551,12 N
Pasak Tipe Gib Head Key
Ukuran 7x8x33 mm Belt Dan Pulley Tipe Tipe B L 1534 mm 4. Konveyor
Gambar 7 Gambar Isometri Konveyor Tabel 4 Hasil Perancangan Konveyor
KONVEYOR & KOMPONEN
Komponen Spesifikasi Nilai
Konveyor DPulley 55 mm LKonveyor 1173 mm P 0,065 kW Tproses 7 detik Poros D 20 mm Material 40 C 8 𝜏𝑚𝑎𝑥 19 N/mm2
Bearing Tipe Self align ball
bearing
No. 204
C 551,12 N
Pasak Tipe Gib Head Key
Ukuran 7x8x33 mm
Belt Dan Pulley
Tipe Tipe B
L 2164 mm
5. Pengupas Daging Kelapa & Komponen
Gambar 8 Isometri Pengupasan Kelapa Tabel 5 Hasil Perancangan Pengupasan Kelapa
PENGUPAS KELAPA & KOMPONEN
Komponen Spesifikasi Nilai
Pelat Pengarah Kelapa Ukuran 55 mm Material Stainless Roller Pendorong D 60 mm Material Baja ST37 TProses 5,6 detik N 34 rpm P 0,25 kW Pisau Pengupas Kelapa
Tipe Pisau Model
Lengkung
Ukuran 100x91x69
mm
Material Stainless steel
6. Parutan
Gambar 9 Parutan Tabel 6 Hasil Perancangan Parutan
PARUTAN
Komponen Spesifikasi Nilai
Parutan D 100 mm
Material Pelat Stainless
ZC 30 buah
4.2 Hasil Rancangan Mesin Parut Dan Pengupas Daging Kelapa Otomatis
Gambar 10 Mesin Parut dan Pengupas Daging Kelapa Otomatis
V. KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada mesin parut dan pengupas
daging kelapa ini proses berjalan
secara otomatis dan kontinyu
sehingga proses pengerjaan kelapa dari mulai pemisahan batok dengan daging hingga pemarutan menjadi lebih cepat.
2. Rata – rata waktu yang dibutuhkan
untuk proses pengerjaan pemarutan kelapa pada mesin konvensional yaitu 1 menit 18 detik untuk sebutir
kelapa. Berdasarkan pada
perhitungan, mesin parut dan
pengupas daging kelapa otomatis ini memerlukan waktu = 26,6 detik. 3. Rata – rata kapasitas per jam mesin
parut kelapa konvensional yaitu 52 butir. Sedangkan pada mesin parut dan pengupas daging kelapa ini kapasitas per jam yaitu 135 butir.
4. Pada mesin parut dan pengupas
daging kelapa ini tidak terdapat kontak antara tangan dengan parutan sehingga mesin lebih aman dari sebelumnya.
5.2 Saran
1. Mesin harus rutin dilakukan
pembersihan, terutama bagian
khusus seperti gergaji potong, pisau pengupas dan pisau parutan agar kondisi komponen tersebut tetap dalam kondisi yang prima.
2. Secara rutin harus dilakukan
lubrikasi pada komponen –
komponen berputar yaitu pada poros gergaji, poros konveyor, poros roler
pendorong dan terakhir poros
parutan agar putaran yang
dihasilkan bisa tetap optimal.
3. Kekurangan pada mesin parut dan
pengupas daging kelapa ini adalah tidak dapat melakukan penyayatan terhadap kulit kelapa sehingga kelapa tidak diatur untuk hasil yang
bersih. Sehingga diperlukan
pengembangan lebih jauh agar dapat menghasilkan kelapa yang bersih dengan sistem yang otomatis.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Dwi Setyono, Nikodimos. 2009.
Perancangan Mesin Emping Jagung Dengan Sistem Roll Pengatur. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
2. Fadilah, Surya., et al. 2012. Rancang
Bangun Mesin Pencuci Beras Dan Kacang –Kacangan Kapasitas Maksimal 25 Liter. Depok : Politeknik Negeri Jakarta.
3. Harsokoesoemo, Darmawan. 2004.
Pengantar Perancangan Teknik.
Bandung : Institut Teknologi Bandung (ITB).
4. Jänsch, J., & Birkhofer, H. 2006. The Development Of The Guideline VDI 2221. Croatia.
5. Khurmi, R.S. 2005. Machine Design.
New Delhi : Eurasia Publishing House.
6. Respati, Efi., et al. 2013. Buletin
Konsumsi Pangan. Jakarta : Pusat Data Dan Informasi Pertanian Sekretariat Jendral.
7. Upara, Nafsan. 2013. Proses Pemesinan
Konvensional (Proses Manufaktur II). Jakarta : Universitas Pancasila