• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2000, dunia dikagetkan dengan skandal akuntansi yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2000, dunia dikagetkan dengan skandal akuntansi yang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada awal tahun 2000, dunia dikagetkan dengan skandal akuntansi yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar salah satunya Enron dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tergolong dalam lima KAP terbesar di dunia yaitu Arthur Andersen. Mereka telah melakukan tindakan tidak etis dengan memanipulasi laporan keuangan perusahaan agar laporan keuangan tersebut terlihat baik. Terjadinya skandal ini mencerminkan bahwa tata kelola yang dimiliki perusahaan-perusahaan tersebut masih lemah. Semenjak terjadinya skandal ini, perusahaan-perusahaan di dunia mulai tersadarkan dan memperkuat penerapan tata kelola perusahaan (Al-Matari et al., 2012; Chan dan Li, 2008).

Permasalahan tata kelola perusahaan juga terjadi di Indonesia. Permasalahan tersebut terjadi saat krisis yang melanda Indoensia pada tahun 1998. Banyak studi yang mengindikasikan hal utama yang menyebabkan terjadinya krisis tersebut adalah lemahnya tata kelola perusahaan pada level pemerintahan dan perusahaan (Silitonga, 2011). Krisis yang terjadi membuat Indonesia membutuhkan bantuan keuangan, sehingga IMF menawarkan bantuan pinjaman dengan salah satu syarat yaitu memperbaiki sistem tata kelola perusahaan (Kamal, 2010). Syarat tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) pada

(2)

tahun 1999. KNKCG mengeluarkan sebuah pedoman tata kelola perusahaan yang baik yang pertama dan mengalami penyempurnaan, terakhir pada tahun 2001.

Pada tahun 2004, KNKCG berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dimana KNKG menyempurnakan kembali pedoman umum tata kelola perusahaan yang baik pada tahun 2006. Pedoman ini dikeluarkan untuk semua perusahaan di Indonesia yaitu perusahaan yang sahamnya telah tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat, dan perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006).

Salah satu bagian penting dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yaitu dengan membentuk komite audit. Komite audit memiliki peranan penting dalam mengawasi operasi dan sistem pengendalian internal perusahaan, dimana hal ini dilakukan untuk melindungi kepentingan para pemegang saham (Rahmat et al., 2009). Keberadaan komite audit dapat membantu manajemen dalam mengidentifikasi risiko baik dari internal maupun eksternal perusahaan (Turley dan Zaman, 2004). Komite audit yang efektif dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan daya saing perusahaan (Rahmat et al., 2009).

Adanya Peraturan Nomor IX.I.5 bagi perusahaan publik dan Peraturan Nomor: PER-05/MBU/2006 bagi BUMN yang mengatur tentang komite audit membuat keberadaan komite audit di Indonesia semakin jelas. Menurut Rahmat et al. (2009) karakteristik komite audit terdiri dari empat. Pertama, ukuran dari komite

(3)

audit dimana paling kurang terdiri dari tiga orang anggota. Kedua, komite audit harus independen, dimana setidaknya dua orang anggota harus berasal dari pihak luar perusahaan. Ketiga, komite audit harus mengadakan rapat paling sedikit setiap tiga bulan sekali, sehingga anggota komite audit bertemu sebanyak tiga sampai empat kali dalam satu tahun. Keempat, salah seorang anggota komite audit memiliki keahlian keuangan dibidang akuntansi atau keuangan. Dengan adanya karakteristik ini, komite audit diharapkan dapat berjalan dengan efektif.

Menurut Turley dan Zaman (2004) keberadaan komite audit akan memberikan dampak pada beberapa aspek yaitu insentif struktural, fungsi audit, kualitas laporan keuangan dan kinerja keuangan. Banyaknya komisaris yang berasal dari luar membuat reaksi pasar saham menjadi positif. Hal tersebut membuat proporsi komisaris yang berasal dari luar akan memerankan peran yang penting dalam tata kelola perusahaan dan melayani kepentingan pemegang saham. Dengan adanya komite audit dalam suatu perusahaan akan meningkatkan pengendalian dan praktik manajemen menjadi lebih baik dimana keberadaan komite audit dapat berhubungan dengan peningkatan positif dalam kinerja.

Penelitian-penelitian yang menghubungkan antara karakteristik komite audit dengan kinerja perusahaan telah banyak dilakukan. Tentu saja tidak semua hasil penelitian tersebut menyatakan adanya hubungan antara karakteristik komite audit dengan kinerja perusahaan. Seperti pada karakteristik pertama yaitu ukuran komite audit dimana penelitian yang dilakukan oleh Al-Matari et al. (2014) di Oman menemukan hubungan yang positif namun tidak signifikan antara ukuran

(4)

komite audit terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan Ghabayen (2012) tidak dapat menemukan hubungan yang signifikan antara ukuran komite audit dan kinerja perusahaan, sedangkan penelitian yang dilakukan Al-Matari et al. (2012) menemukan hubungan yang signifikan antara ukuran komite audit dengan kinerja perusahaan di Saudi Arabia.

Penelitian mengenai komite audit independen juga menghasilkan opini yang berbeda-beda. Penelitian Al-Matari et al. (2014) menemukan adanya hubungan yang positif namun tidak signifikan antara komite audit independen dengan kinerja perusahaan. Penelitian Al-Matari et al. (2012) dan Ghabayen (2012) juga tidak dapat menemukan hubungan yang signifikan antara komite audit independen dan kinerja perusahaan juga menemukan hubungan yang tidak signifikan antara komite audit independen dengan kinerja perusahaan, sedangkan penelitian yang dilakukan Bouaziz (2012) di Tunisia menemukan bahwa anggota komite audit independen secara positif dan signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan.

Selain penelitian mengenai ukuran komite audit dan komite audit yang independen terdapat pula penelitian mengenai pertemuan komite audit. Penelitian Al-Matari et al. (2014) menemukan hubungan yang negatif namun tidak signifikan antara pertemuan komite audit dengan kinerja perusahaan. Penelitian Amer et al. (2014) juga menemukan hubungan yang tidak signifikan namun positif antara pertemuan komite audit dan kinerja perusahaan. Berbeda pula dengan hasil yang ditemukan oleh Khanchel (2007) dimana terdapat hubungan positif antara pertemuan komite audit dan kinerja perusahaan.

(5)

Selain ketiga karakteristik tersebut, komite audit harus memiliki setidaknya satu orang yang memiliki keahlian keuangan. Aldamen et al. (2012) menemukan bahwa keahlian keuangan yang dimiliki komite audit lebih mungkin berhubungan positif dengan kinerja di pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Chan dan Li (2008) menemukan bahwa komite audit yang ahli akan meningkatkan nilai perusahaan. Bouaziz (2012) menemukan terdapat hubungan positif dan signifikan antara keahlian keuangan yang dimiliki anggota komite audit terhadap kinerja perusahaan di perusahaan-perusahaan Tunisia.

Adanya inkonsistensi hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Al-Matari et al. (2014) dan Amer et al. (2014) dengan beberapa pengembangan seperti perbedaan penggunaan data jenis perusahaan dan tahun yang akan diuji, kemudian terdapat penambahan variabel kontrol. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini akan membandingkan tipe perusahaan yaitu perusahaan publik dan perusahaan BUMN untuk menemukan apakah tipe perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan. Perusahaan BUMN dipilih karena memiliki tujuan yang berbeda dengan perusahaan publik, dimana perusahaan BUMN memiliki kewajiban untuk mengutamakan kesejahteraan masyarakat seperti melayani kepentingan publik, memberikan pekerjaan dibandingkan mengejar keuntungan untuk bisnis mereka. Selain itu, perusahaan BUMN memiliki permasalahan tersendiri seperti adanya campur tangan politik, tujuan yang saling bertentangan, dan kurangnya transparasi terhdap publik. Penelitian ini akan menggunakan kinerja perusahaan yang diukur

(6)

melalui return on asset (ROA). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan non–keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan non-keuangan BUMN pada tahun 2013-2014. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Terdaftar di BEI dan BUMN Tahun 2013-2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran komite audit dapat mempengaruhi kinerja perusahaan? 2. Apakah komite audit yang independen mempengaruhi kinerja perusahaan? 3. Apakah pertemuan komite audit mempengaruhi kinerja perusahaan? 4. Apakah keahlian komite audit mempengaruhi kinerja perusahaan? 5. Apakah tipe perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tentang Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh komite audit yang independen terhadap kinerja perusahaan.

(7)

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pertemuan yang dilakukan komite audit terhadap kinerja perusahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh keahlian komite audit terhadap kinerja perusahaan.

5. Untuk mengetahui pengaruh tipe perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang hubungan komite audit dengan kinerja perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi perusahaan yang belum go public untuk segera go public.

3. Bagi Komite Audit

Penelitian ini diharapkan dapat mengingatkan para Komite Audit bahwa mereka merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan akan diuraikan secara garis besar isi dari setiap bab, agar dapat memberikan gambaran mengenai isi penelitian ini:

(8)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan berisi mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pada bagian ini dijelaskan mengenai perkembangan tata kelola perusahaan di Indonesia, komite audit, kinerja perusahaan, dan hubungan karakteristik komite audit dengan kinerja perusahaan.

BAB III: METODELOGI PENELITIAN

Pada bagian ini menjelaskan mengenai populasi dan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional varaibel, metode analisis data.

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini berisi pembahasan mengenai hasil penelitian dan deskripsi secara umum atas subjek penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada bagian ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui adanya pengaruh polinomial derajat error residual yang lebih tinggi pada Filter Kalman terhadap perbaikan hasil prediksi nilai kecepatan angin dan tinggi gelombang

Kadar garam empedu dalam darah dapat meningkat akibat penyakit pada parenkim hati, yang mengakibatkan kemampuan hati untuk membersihkan garam empedu dari dalam darah menurun,

Tidak adanya mekanisme pengawalan yang berkelanjutan Keberadaannya diakui secara administrasi, namun parahnya ketika ada atlet yang berprestasi mengharumkan nama

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Hasil forensic Jpegsnoop gambar yang direkayasa menggunakan Retouching Images terdapat perbedaan yaitu : pada gambar pertama (a) yang merupakan gambar asli menggunakan

Dengan memanfaatkan kepopuleran game sebagai media hiburan yang digemari anak-anak tentu akan menjadi media yang efektif untuk menyampaikan informasi-informasi yang bisa

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan TH bahwa, pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Makassar menjalin hubungan yang baik dengan pihak sekolah. Karena

Konsep dasar pembangunan yang mendasari dan dijadikan acuan dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan pembangunan bidang keciptakaryaan, yang tertuang dalam Rencana Terpadu