• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGKAJIAN DISEMINASI INOVASI PERTANIAN MELALUI MEDIA CETAK LEAFLET BPTP LAMPUNG. Nasriati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGKAJIAN DISEMINASI INOVASI PERTANIAN MELALUI MEDIA CETAK LEAFLET BPTP LAMPUNG. Nasriati"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

182

PENGKAJIAN DISEMINASI INOVASI PERTANIAN MELALUI MEDIA CETAK LEAFLET BPTP LAMPUNG

Nasriati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

Jl. Hi. ZA. Pagar Alam No. 1 A Rajabasa Bandar Lampung 35145 E-mail: bptp lampung@telkom.net

ABSTRAK

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat aksesibilitas /pola distribusi media cetak leaflet terbitan BPTP (2) mengetahui kualitas media cetak leaflet terbitan BPTP (3) mengetahui respon pengguna terhadap media cetak leaflet terbitan BPTP. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis, menggunakan metode” purposive random sampling” untuk penentuan daerah penelitian dan metode “ simple random sampling” untuk pengambilan sampel. Sampel data adalah penyuluh pertanian yang berada di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Lampung Timur, Lampung Selatan, Pringsewu dan Tulang Bawang Barat yang sebelumnya telah menerima dan membaca media leaflet terbitan BPTP, dengan jumlah sampel 54 responden terdiri dari 18 responden dari kabupaten Lampung Timur, 19 dari Kabupaten Lampung Selatan, dan 17 responden dari Kabupaten Pringsewu dan Tulang Bawang Barat, yang dilakukan pada bulan Oktober 2010. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan terhadap penyuluh yang ada di BP4 K dan BP3K. Sedangkan subyek yang dievaluasi adalah media leaflet terbitan tahun anggaran 2009/2010. Data yang diamati meliputi: tingkat aksesibilitas, kualitas media (materi, penyajian dan kemasan), serta respon pengguna . Data dianalisis dengan teknik pemberian skor model skala “Likert”, yang dilanjutkan dengan uji proporsi. Hasil pengkajian menunjukkan pola distribusi atau mekanisme penyebaran media cetak leaflet melalui BP4K dan BP3K cukup efektif terutama dalam hal pemanfaatan, penerimaan ke penyuluh, hanya dari jumlah yang belum mencukupi; Kualitas media cetak leaflet terbitan BPTP secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup. Nilai kualitatif cukup terutama dipacu dari unsur materi dan penyajian yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan kualitas kemasan termasuk dalam kategori rendah; Respon pengguna terhadap media cetak leaflet terbitan BPTP termasuk dalam kategori tinggi (68,50 %)

(2)

183 ABSTRACT

This assessment aims to determine (1) the degree of accessibility / media distribution pattern print leaflets published by BPTP (2) determine the quality of the print media publications BPTP leaflets (3) study the response of users to print leaflets published by BPTP. This study is a descriptive analysis, using the method of "purposive random sampling" to define areas of research and methods "simple random sampling" for sampling. Agricultural extension data sample is located in 4 districts namely East Lampung, South Lampung, West Pringsewu and Tulang Bawang who previously had received and read the leaflet published by Ministry of Agriculture, with a sample of 54 respondents consisted of 18 respondents from the East Lampung district, 19 from South Lampung district, and 17 respondents from Pringsewu and Tulang Bawang Regency West, which was conducted in October 2010. Data collected through interviews using a questionnaire that had been prepared against the existing extension at BP4 K and BP3K. While the subjects were evaluated leaflet published in the budget 2009/2010. Observed data include: the level of accessibility, quality media (material, presentation and packaging), as well as user response. Data were analyzed with the technique of scoring scale model "Likert", followed by a test of proportions. The study showed the distribution patterns or mechanisms for distributing media through print leaflets and BP3K BP4K quite effective, especially in terms of utilization, admission to the extension, not only of the amount sufficient; quality print publications BPTP overall leaflet included in the category of pretty. Value is qualitative enough to be driven primarily from materials and presentation elements that are included in the high category, while the quality of the packaging are included in the low category; Response users to print media publications BPTP leaflet included in the high category (68.50%) Keywords: dissemination, media leaflet,

I. PENDAHULUAN

Diseminasi asal kata dari bahasa ingris dissemination yang berarti menyebarkan (Echols dan Shadily, 1977, Hornby (1974) dalam Suharyono dan Hendayana (2006), kata diseminasi itu mempunyai pengertian sama dengan distribute or spread widely ideas. Atas dasar pengertian itu dalam kaitannya dengan kegiatan BPTP, diseminasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyebaran teknologi spesifik lokasi.

Diseminasi inovasi memerlukan suatu media yang dapat dijangkau oleh semua sasaran. Terbatasnya media dapat mempengaruhi transfer teknologi tersebut sehingga pemilihan media yang tepat terhadap media informasi merupakan suatu faktor yang dapat memperlancar upaya penyampaian informasi teknologi pertanian, menurut Manwan et al., (1990) ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu inovasi teknologi lebih cepat diadopsi oleh pengguna antara lain: inovasi tersebut harus berkualitas, kesesuaian teknologi, efektifitas penyuluhan, motivasi pengguna teknologi,

(3)

184

serta adanya faktor pendukung seperti kebijakan terhadap input, pasar dan harga produksi.

Peran utama Badan Litbang Pertanian dalam sistem inovasi pertanian nasional adalah: (1) menemukan atau menciptakan inovasi pertanian maju dan strategis, (2) mengadaptasikan inovasi pertanian menjadi tepat guna spesifik pemakai dan lokasi, (3) menginformasikan dan menyediakan materi dasar inovasi/teknologi.

BPTP Lampung dalam era desentralisasi dituntut harus selalu pro-aktif, responsif dan antisipatif dalam mendukung pembangunan pertanian, khususnya pembangunan sistem dan usaha agribisnis di daerah. Hal ini berarti, BPTP harus dapat menjadi institusi yang mampu memberikan masukan dalam membantu mengarahkan pembangunan pertanian di daerah. BPTP juga harus dapat dengan segera merespons permasalahan-permasalahan di sektor pertanian yang muncul di daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, teknologi inovatif hasil penelitian dan pengkajian yang telah dihasilkan oleh BPTP Lampung dari Balai Penelitian (Balit) Nasional harus segera didiseminasikan kepada petani dan stakeholder lainnya, untuk mempercepat adopsi teknologi melalui pedekatan partisipasi petani dan teknologi sederhana (Bachrein, dkk, 1993).

Dalam upaya mempercepat agar teknologi yang telah dihasilkan oleh BPTP dapat diadopsi oleh petani dalam suatu sistem pertanian yang berkelanjutan, maka diperlukan kegiatan yang dapat menjembatani/menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan pengkajian kepada pengguna (Asopa dan Beye, 1997). Melalui saluran komunikasi yang tepat dengan memperhatikan kondisi, sistem nilai, dan kebiasaan petani, suatu inovasi teknologi dapat disebarluaskan dari sumber teknologi kepada petani dan pengguna teknologi lainnya (Harsono, 1991). Keberhasilan kegiatan penelitian dan pengkajian di BPTP ditentukan oleh tingkat pemanfaatan informasi dan penerapan teknologi yang digunakan oleh masyarakat tani di wilayahnya.

Agar hasil-hasil penelitian dan pengkajian dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tani dan pelaku agribisnis lainnya, maka dilakukan upaya diseminasi hasil pengkajian. Dalam pelaksanaannya di lapangan, kegiatan diseminasi tidak terpisah atau berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan penelitian dan pengkajian. Kegiatan ini mencakup berbagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas institusi dari aspek informasi dan komunikasi yang akan berdampak pada peningkatan dukungan dari pengguna terhadap institusi. Salah satu cara untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dilakukan

(4)

185

oleh BPTP Lampung adalah melalui kegiatan pengembangan media informasi inovasi pertanian tercetak dalam bentuk leaflet.

Folder/leaflet adalah bahan publikasi yang terdiri atas selembar kertas yang dilipat menjadi dua atau lebih lipatan. Isinya langsung mengenai pokok persoalan, disajikan secara terbatas tetapi sistematis. Materi yang disajikan berupa introduksi atau petunjuk dan anjuran tentang cara berusaha tani yang baik. Penerbitannya berseri dan kontinyu atau pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Umumnya ditujukan kepada sasaran untuk mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan petani / pengguna teknologi lainnya pada tahap minat, menilai dan mencoba. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi penyuluh terhadap media leaflet terbitan BPTP Lampung yang meliputi: tingkat aksesibilitas, kualitas media dan respon pengguna.

METODE

Pengkajian dilaksanakan di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Lampung Timur, Lampung Selatan, Pringsewu dan Tulang Bawang Barat. Sampel diambil dari populasi penyuluh pertanian di tingkat lapangan. dengan jumlah sampel 54 responden terdiri dari 18 responden dari kabupaten Lampung Timur, 19 dari Kabupaten Lampung Selatan, dan 17 responden dari Kabupaten Pringsewu dan Tulang Bawang Barat, yang dilakukan pada bulan Oktober 2010. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan terhadap penyuluh yang ada di BP4 K dan BP3K. Sedangkan subyek yang dievaluasi adalah media leaflet terbitan tahun anggaran 2009/2010. Data yang dikumpulkan meliputi: profil responden, pola distribusi, kualitas media (materi, penyajian dan kemasan), serta respon responden . Untuk mengukur persepsi responden terhadap media digunakan skala “Likert”. Variabel yang diukur dijabarkan dalam sub variabel, kemudian dari sub variabel diambil nilai rata-ratanya. Nilai dari setiap komponen yang diukur mempunyai gradasi dari positip sampai dengan negative. Untuk memperoleh nilai kuantitatif maka jawaban dalam setiap komponen diberi skor. Berdasarkan skor dapat dihitung besarnya tingkat penilaian terhadap variabel yang diukur dengan rumus: jumlah skor yang diperoleh : skor ideal x 100 % (Sugiyono, 1997) dalam Kushartanti, E (2001). Penilaian variabel yang diukur dikategorikan dalam 3 kriteria yaitu : rendah, sedang dan tinggi. Materi yang disajikan terutama berorientasi pada hasil- hasil pengkajian para peneliti dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut: (a) mengumpulkan dan menyiapkan materi informasi teknologi pertanian yang berhubungan dengan topik yang akan disampaikan

(5)

186

dari berbagai sumber, (b) membuat dan mencetak informasi teknologi dalam bentuk leaflet (c) mendistribusikan hasil cetakan kepada Stakeholder.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Profil responden

Umur rata-rata responden penyuluh adalah 42,22 tahun, masa kerja rata-rata 16,5 tahun, rata-rata pendidikan 15,24 tahun atau tingkat lulusan program D3, dan jumlah angka kredit rata-rata 232,24 point. Untuk lebih rinci disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Profil Responden

No Uraian Kisaran Rataan

1 Umur (tahun) 25-59 42,22

2 Masa Kerja (tahun) 1-38 16.5 3 Pendidikan (tahun) 12-17 15,24 4 Jumlah angka kredit 60 - 401,95 232,24 Sumber: Analisis data primer

Dari profil tersebut dapat disimpulkan bahwa para responden telah memiliki pengalaman penyuluhan dan prestasi kerja (sebagai fungsional penyuluh) termasuk baik (jumlah angka kredit rata-rata 232,24 setara dengan pangkat III b), dengan tingkat pendidikan rata-rata program D3. Dengan demikian persepsi mereka terhadap kegiatan evaluasi media tidak hanya didasarkan pada pengetahuan dan kemampuan teknis tentang media penyuluhan pertanian yang didapat dari kegiatan pelatihan , tetapi juga dari pengalaman kerja sebagai penyuluh pertanian (rata-rata masa kerja 16,5 tahun).

2. Pola Distribusi

Distribusi media penyuluhan (leaflet) terbitan BPTP Lampung kepada para penyuluh pertanian dilakukan di tingkat lapangan disalurkan melalui dinas/ BP4K atau langsung ke BP3K yang ada di tingkat kecamatan. Pola ini didasarkan atas keberadaan adimistratif para penyuluh yang ada saat ini. Gambaran alur pengiriman media terbitan BPTP Lampung kepada para penyuluh adalah sebagai berikut:

(6)

187

Bahan pelatihan P

Gambar 1. Diagram alir Penyebarluasan leaflet

Hasil evaluasi berdasarkan pola distribusi menunjukkan bahwa persentase tingkat penerimaan distribusi media leaflet termasuk dalam kategori tinggi (51,85 %) dengan rata-rata skor 82,38 berada pada kisaran skor 33,34 -100. Selengkapnya tingkat penerimaan terhadap media leaflet disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat penerimaan media cetak leaflet No Kategori penerimaan skor Jumlah penyuluh Persentase (%) 1 2 3 Rendah cukup Tinggi 33,34-55,56 55,57-77,78 77,78-100 1 25 28 1,85 46,29 51,85 Jumlah 54 100

Sumber: Analisis data primer, 2010

Tingginya tingkat penerimaan media leaflet kiriman BPTP Lampung tersebut utamanya disebabkan: (a) media tersebut memang dibutuhkan dan dimanfaatkan penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan ke petani, (b) leaflet yang disalurkan melalui BP4K dan BP3K sangat efektif karena langsung dapat dimanfaatkan oleh penyuluh. Dari sisi jumlah yang masih belum mencukupi

3. Kualitas Media

Kualitas media leaflet BPTP Lampung terbentuk dari fungsi komponen materi, penyajian dan kemasan. Tingkat kualitas leaflet BPTP Lampung menjadi tolok ukur yang mempengaruhi tingkat responsive sasaran terhadap informasi teknologi pertanian yang disebarluaskan . Tingkat kualitas leaflet disajikan pada Tabel 3. BPTP Dinas terkait BP4K BP3K (Kecamatan) BP3K (kecamatan) Petani

(7)

188

Tabel 3. Tingkat kualitas media cetak leaflet terbitan BPTP Lampung tahun 2009/2010 No Kategori kualitas media skor Jumlah penyuluh Persentase (%) 1 2 3 Rendah cukup Tinggi 58,3-72,23 72,24 – 86,12 86,13 - 100 8 28 18 33,34 51,85 14,8 Jumlah 54 100

Sumber: Analisis data primer, 2010

Dari tabel 3, nampak bahwa kategori tingkat kualitas media cetak leaflet terbitan BPTP Lampung berada dalam kategori cukup (51,85 %) dengan skor rata-rata 85,18 berada pada kisaran 58,3 - 100. Titik-titik lemah yang menjadi penyebab belum tingginya tingkat kualitas leaflet BPTP Lampung dapat ditelusuri dengan cara menganalisis masing-masing sub variabel pembentuk kualitas.

Materi

Hasil perhitungan menunjukkan tingkat kualitas materi berada pada kategori tinggi ( 48,15 %) berada pada kisaran skor 83,34-100 dengan skor rata - rata 85,02 . Tingkat kualitas materi disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Tingkat kualitas materi media cetak leaflet terbitan BPTP Lampung tahun 2009/2010 No Kategori kualitas media skor Jumlah penyuluh Persentase (%) 1 2 3 Rendah cukup Tinggi 50- 66,67 66,68-83,34 >83,34 7 21 26 12,96 38,89 48,15 Jumlah 54 100

Sumber: Analisis data primer, 2010

Bila dianalisis lebih jauh, maka nilai kualitatif (tinggi) tersebut terpacu karena nilai unsur kontribusi dalam pemecahan masalah, kesesuaian dengan kebijakan setempat dan unsur kemudahan untuk diaplikasikan masuk dalam kategori tinggi dengan persentase tinggi secara berturut-turut 59,25 %, 61,11 % dan 75,93 %. Tingkat nilai masing-masing unsur pembentuk komponen materi leaflet disajikan pada tabel 5.

(8)

189

Tabel 5. Nilai dan kategori unsur -unsur komponen materi leaflet

No Unsur materi skor rata-rata kategori 1 Kesesuaian dengan kebutuhan

atau masalah di lapangan

79,01 cukup

2 Kontribusi dalam pemecahan masalah

84,56 tinggi

3 Kesesuaian dengan kebijakan setempat

85,80 tinggi

4 Kemudahan untuk diaplikasikan 90,74 tinggi

85,02 tinggi

Sumber: Analisis data primer, 2010

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa materi teknologi pertanian yang dituangkan melalui media leaflet terbitan BPTP Lampung telah mengakomodasi kepentingan dan keinginan daerah.

Penyajian

Design penyajian meliputi gaya penulisan, pemilihan judul, penampilan foto/gambar, huruf, tata warna dan tata letak. Hasil analisis terhadap tingkat kualitas penyajian dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Tingkat kualitas penyajian media cetak leaflet terbitan BPTP Lampung tahun 2009/2010 No Kategori kualitas media skor Jumlah penyuluh Persentase (%) 1 2 3 Rendah cukup Tinggi 83,33-88,88 88,89 – 94,43 94,44 - 100 7 10 37 12,96 18,5 68,51 Jumlah 54 100

Sumber: Analisis data primer, 2010

Pada tabel 6, menunjukkan tingkat kualitas penyajian berada pada kategori

tinggi (68,51 %) berada pada kisaran skor 94,44- 100 dengan rata-rata skor 95,37 . Bila dianalisis lebih jauh, maka nilai kualitatif (tinggi) tersebut terpacu karena nilai unsur dalam penyajian berada dalam kategori tinggi. Tingkat nilai masing-masing unsur pembentuk komponen penyajian leaflet disajikan pada tabel 7.

(9)

190

Tabel 7. Nilai skor dan kategori unsur-unsur komponen penyajian media leaflet

No Unsur materi skor rata-rata kategori

1 Kemudahan dipahami 91,36 bagus

2 Gaya penulisan 96,91 Bagus

3 Pemilihan judul 96,29 Bagus

4 Relevansi judul dengan isi 99,38 Bagus

5 Penguraian isi 95,06 Bagus

6 Penggunaan istilah-istilah 92,59 Bagus

7 Penyajian foto 93,20 Bagus

8 Huruf yang digunakan 98,14 Bagus

Rata-rata 95,37 bagus

Sumber: Analisis data primer, 2010

Dari tabel 7, dapat disimpulkan bahwa kualitas penyajian pada semua unsur dalam penyajian termasuk dalam kategori tinggi/bagus dengan persentase secara berturut-turut 74,07%, 90,74%, 88,89 %, 98,14 %, 85,18 %, 83,34 %, 79,6 %, 94,44 %. penyuluh menyatakan kualitas penyajian media leaflet yang diterbitkan oleh BPTP bagus terutama pada unsur gaya penulisan, pemilihan judul, relevansi judul dengan isi, penguraian isi, penggunaan istilah-istilah, penyajian foto dan huruf yang digunakan.

Kemasan

Selain materi dan penyajian, maka kemasan merupakan komponen ketiga penentu kualitas suatu media. Kualitas kemasan yang baik akan menimbulkan daya tarik. Unsur pembentuk kualitas kemasan yang baik ditentukan oleh kualitas bahan media dan upaya memperlakukan bahan tersebut sehingga menghasilkan penampilan yang kuat, indah serta menarik. Secara keseluruhan tingkat kualitas kemasan media leaflet termasuk dalam kategori rendah (48,14%) dengan skor rata-rata 41,67. Tingkat kualitas kemasan disajikan pada tabel 8

(10)

191

Tabel 8. Tingkat kualitas kemasan media cetak leaflet terbitan BPTP Lampung tahun 2009/2010 No Kategori kualitas media skor Jumlah penyuluh Persentase (%) 1 2 3 Rendah cukup Tinggi 41,67-61,11 61,12 -80,55 80,56 - 100 26 22 6 48,14 40,74 11,11 Jumlah 54 100

Sumber: Analisis data primer, 2010

Rendahnya kualitas kemasan bila dianalisis lebih jauh hampir pada semua unsur dalam kemasan berkategori rendah hanya unsur penampilan huruf dan jumlah halaman saja yang termasuk dalam kategori cukup. Tingkat masing-masing unsur pembentuk komponen kemasan untuk media leaflet disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Nilai skor dan kategori unsur-unsur komponen kemasan media leaflet

No Unsur materi skor rata-rata kategori

1 Cover foto 47,77 rendah

2 Huruf pada cover 48,89 rendah

3 Kombinasi warna cover 58,89 rendah

4 Penampilan foto pada isi 52,22 rendah 5 Penampilan huruf pada isi 42,59 cukup

6 Jumlah halaman 38,14 cukup

Rata-rata 41,67 rendah

Sumber: Analisis data primer, 2010

4. Respon pengguna

Salah satu tujuan penyebarluasan media leaflet BPTP Lampung yaitu agar sasaran (para penyuluh) mendapatkan informasi teknologi pertanian yang dibutuhkan secara tepat, cepat dan akurat untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian yang mereka laksanakan. Untuk mencapai hal tersebut, terdapat dua unsur yang harus diperhatikan yaitu kesesuaian materi teknologi pertanian yang disebarluaskan dengan materi yang dibutuhkan di tingkat lapang

Respon merupakan interaksi antara reaksi dan pemanfaatan dari suatu informasi teknologi yang dierima sasaran pada suatu situasi tertentu. Susanto (1973), menjelaskan bahwa respon adalah reaksi berupa penerimaan, penolakan atau acuh tak acuh terhadap suatu ide yang pengambilan keputusannya ditetapkan setelah terjadi proses interprestasi dengan melihat manfaat , keuntungan, kerugian,

(11)

192

yang akan didapat. Pengaruh situasi (totalitas situasi) bisa diabaikan apabila sasaran, penyuluh pertanian, mempunyai keyakinan, nilai-nilai, pendidikan, status social yang relative homogeny. Respon tersebut bisa bersifat positif , netral dan negative.

Hasil analisis menunjukkan bahwa respon sasaran terhadap media leaflet terbitan BPTP Lampung tahun 2009/2010 secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi (68,50 %), skor rata-rata 82,87 dengan kisaran skor 25 - 100 . Respon sasaran terhadap media cetak leaflet disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 . Respon sasaran terhadap media cetak leaflet No Kategori penerimaan skor Jumlah penyuluh Persentase (%) 1 2 3 Rendah cukup Tinggi 25 – 50 50,1 -75,1 75,2 - 100 1 25 28 11,11 20,37 68,50 Jumlah 54 100

Sumber: Analisis data primer, 2010

Responsifitas sasaran yang tinggi terhadap media cetak leaflet ini tergambar dalam tingkat penerimaan, tingkat kualitas materi dan tingkat kualitas penyajian berada pada kategori tinggi. Dengan tingginya respon sasaran terhadap media cetak leaflet ini dapat diartikan bahwa media leaflet ini sangat dibutuhkan oleh sasaran dan benar-benar dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas penyuluhan kepada petani. Hal ini sesuai dengan pernyataan responden, bahwa media cetak leaflet yang dikirimkan oleh BPTP biasanya digunakan sebagai bahan materi penyuluhan yang rutin dilakukan kepada petani, dengan adanya informasi teknologi ini sangat membantu mereka dalam melaksanakan penyuluhan. Sasaran mengharapkan pengiriman ini dilakukan secara kontinyu, jumlah diperbanyak dan informasi teknologi yang diberikan lebih bervariasi.

KESIMPULAN

1. Pola distribusi atau mekanisme penyebaran media cetak leaflet melalui BP4K dan BP3K cukup efektif terutama dalam hal pemanfaatan, penerimaan ke penyuluh, hanya dari jumlah yang belum mencukupi.

2. Kualitas media cetak leaflet terbitan BPTP secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup. Nilai kualitatif cukup terutama dipacu dari unsur materi dan

(12)

193

penyajian yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan kualitas kemasan termasuk dalam kategori rendah.

3. Respon pengguna terhadap media cetak leaflet terbitan BPTP termasuk dalam kategori tinggi (68,50 %)

DAFTAR PUSTAKA

Astrid,Susanto., 1973. Komunikasi Teori dan Praktek (jilid 1). Cipta. Jakarta Asopa, V.N. and Beye, G. 1997. Management of Agricultural Research: Formation

Services and Documentation. A Training Manual: 97 pp. Rome: Food and agricultural Organization of the United Nations.

Bachrein, S., Bahtiar, dan Hasanuddin, A., 1997. Percepatan Adopsi Teknologi

Melalui Pendekatan Partisipasi Petani dan Teknologi Sederhana. Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III. Kinerja Penelitian Tanaman Pangan. Pulitbang Tanaman Pangan. Hal. 1814 – 1824.

Harsono S., 1991. Strategi Komunikasi Pembangunan Pedesaan dalam Pembangunan 25 tahun II (FisipUI)

Kushartanti, E., 2001. Keefektifan Media Cetak pada Diseminasi dan Adopsi Teknologi Jagung Bisma di Kabupaten Semarang. Tesis, Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.

Manwan, I.,Tjitropranoto, P.,dan Syam, M. 1990. Hubungan Penelitian dan Penyuluhan dalam Penelitian Sistem Usahatani. Risalah Sistem Usahatani di lima Agroekosistem . Risalah Lokakarya Penelitian Usahatani, tanggal 14-15 Desember 1988. Puslitbngtan, Bogor.

Suharyon dan R. Hendayana. 2006.Kinerja Diseminasi Teknologi Usahatani Sayuran dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya di dataran tinggi Jambi. Prosiding Seminar Nasional, Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Spesifik Lokasi, Jambi, 23-24 Nopember 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat lainnya dikemukakan Wina Sanjaya, pembelajaran jigsaw adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai

Berdasarkan beberapa literatur sebelumnya maka penelitian ini bertujuan re-desian kompor biomassa tipe forced draft dengan udara primer berasal dari fan yang

Akan tetapi ia kurang mampu ketika mendapat tugas yang berat dengan beban kerja yang menekan (misalnya, harus menyelesaikan tugas yang banyak dengan batas waktu yang

Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia 262 tidak mempengaruhi variabel kelelahan kerja, dengan demikian dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh status

Pada kategori penerapan SOP didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 84,3% artinya sebagian besar karyawan sudah menerapkan SOP yang diberikan

Tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok yang sama dengan tumbuhan pada gambar adalah..... Sphagnum fibriatum (lumut daun)

• Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru 550 unit perumahan swadaya di Lampung Barat, Selatan, Tengah, dan Utara, Pringsewu, Mesuji, Tulang Bawang Barat, dan Way Kanan dan

Hunyady és munkatársai vizsgálatainak eredményei sokban egybecsengtek saját vizs- gálataim eredményeivel, melyek mind azt mutatták, hogy a magyar nemzetkarakterben, mint