• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAK Perencanaan Pembangunan Jalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAK Perencanaan Pembangunan Jalan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

BAB I

URAIAN PROYEK

1.1 Pendahuluan

Nama Kegiatan : Perencanaan Pembangunan Jalan Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Jalan Lokasi : Kota Pariaman

Pemberi Pekerjaan : Dinas Pekerjaan Umum Kota Pariaman

1.2Latar Belakang

a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan merupakan salah satu usaha pemerintah Kota Pariaman untuk menunjang pencapaian sasaran Pembangunan Nasional.

b. Salah satu Aspek Pembangunan Jalan dan Jembatan sangat terkait dengan pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya adalah pengembangan Prasarana Jalan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi permukaan jalan sesuai dengan tingkat laju pertumbuhan lalu lintas yang diakibatkan dengan pertumbuhan ekonomi yang makin meningkat.

c. Dinas Pekerjaan Umum adalah aparat dari Pemerintah Daerah Kota Pariaman yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam Program Pembangunan Jalan dan Jembatan pada kawasan Kota Pariaman.

1.3 Lokasi Proyek

Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalan seperti tabel berikut : N o N am a R uas

Panjang

K eterangan Fu ng sional E fek tif

( M ) ( M ) 1 Pantai K ata - Sunur - 4250 2 A m paleh Pakasai - 1000

3 Pakasai - Pulai - 1000

4 K oto M arapak A teh – K oto M arapak B aw ah 600 5 K oto M arapak K am pani – D usun K ajai 600 6 G erbang M esjid K oto M arpak – Jem b. G antung Sei Pasak 1000 7 S ik apak M udiak – Sik apak H ilia 1200 8 L ap. B ola K uraitahi – Puskesm as D pn K tr C am at 1000 9 S im pang K oto M arapak – M esjid R aya C ubadak M entaw ai 1600 10 S im pang Surau T aluk - D usun U jung Padang 2700

JU M L A H 14950

(2)

LAYANAN JASA KONSULTAN

2.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari Pembangunan Jalan kota Pariaman tersebut adalah :

a. Untuk lebih memudahkan dan meningkatkan kelancaran arus transportasi, sehingga diharapkan dapat menekan biaya operasi kendaraan.

b. Lebih melancarkan dan memudahkan hubungan antara daerah dalam lingkungan Kota Pariaman sehingga kesinambungan route dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

c. Secara umum dapat ikut membantu pengembangan keadaan sosial ekonomi di daerah sekitar lokasi jalan yang ditingkatkan dan dibangun .

d. Tujuan utama dari pekerjaan ini adalah menyediakan Rencana Teknik Pembangunan Jalan dan Dokumen Lelang untuk Pengadaan Pekerjaan Fisik.

2.2 Lingkup Pekerjaan

Pelayanan jasa konsultan hanya diperuntukkan bagi Konsultan Nasional yang sudah berpengalaman dalam perencanaan jalan raya. Konsultan diharuskan dapat melaksanakan pekerjaan pelayanan jasa konsultan ini secara efisien dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pekerjaan serta hasil akhir pekerjaan. Dalam Perencanaan Pembangunan Jalan, Konsultan harus mempelajari situasi dan kondisi trase yang ada pada jalan tersebut.

Lingkup pekerjaan Perencanaan Pembangunan Jalan Kota di Kota Pariaman ini adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran topografi lokasi jalan utuk mendapatkan profil permukaan jalan dan daerah milik jalan.

2. Review ulang geometrik jalan eksisting agar tercapai kenyamanan dari geometrik jalan nantinya untuk pengguna jalan.

3. Melakukan analisa pekerjaan jalan yang akan digunakan 4. Detail Desain dan Rencana Anggaran Biaya

5. Penggambaran Desain

6. Pembuatan Dokumen Pelelangan

(3)

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 60 (Enam Puluh) hari kalender, untuk itu kepada konsultan diminta untuk dapat membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan yang pasti.

2.4 Keahlian yang Dibutuhkan

Keahlian yang dibutuhkan untuk Perencanaan Pembangunan Jalan kota Pariaman ini memerlukan tenaga ahli kurang lebih sebanyak Orang bulan (Man Month). Konsultan harus menyertakan tenaga ahli dengan kualifikasi sekurang-kurangnya sebagai berikut :

a. Team Leader / Ketua Tim

Team Leader/Pimpinan adalah Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil/Jalan Raya dengan pengalaman dalam bidang perencanaan jalan min 5 tahun yang mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahan. Sudah biasa bekerja secara metoda desain yang dikembangkan oleh Prasarana Jalan maupun metoda teknik perkerasan khusus yang dipakai pada kondisi tertentu.

b. Ahli Jalan Raya

Adalah Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil, yang berpengalaman 5 tahun dalam perencanaan jalan raya.

c. Ahli Geodesi

Adalah Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Geodesi, yang berpengalaman 5 tahun dalam pengukuran topografi untuk perencanaan jalan.

d. Ahli Material / Tanah

Adalah Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil, yang berpengalaman 5 tahun dalam bidang pengujian dan pengambilan data lapangan untuk bahan-bahan bangunan, khususnya bahan jalan.

Disamping itu Tenaga Ahli diatas juga membutuhkan tenaga pendukung antara lain : a. Surveyor b. Drafter c. Sekretaris d. Operator Komputer e. Tenaga Lokal

(4)

2.5 Laporan dan Produk Pekerjaan

Jenis dan jumlah laporan hasil pekerjaan yang harus diserahkan terdiri atas :

2.5.1 Laporan Pendahuluan

Laporan sekurang-kurangnya berisikan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan, data yang tersedia, metode dan program kerja. Laporan harus sudah selesai dan disajikan 20 hari setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan dibuat rangkap 5 (Lima).

2.5.2 Laporan Bulanan

Laporan sekurang-kurangnya berisikan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan, data yang tersedia, metode dan program kerja setiap bulan kerja.. Laporan harus sudah selesai dan disajikan akhir bulan pertama dan akhir bulan ke dua setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan dibuat rangkap 5 (Lima).

2.5.3 Laporan Penunjang

Laporan merupakan laoran yang berisikan survei lapanga berupa : a. Laporan Topografi

b. Laporan Survei Tanah/Material c. Laporan Hidrologi

Laporan harus sudah selesai dan disajikan akhir pekerjaan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan dibuat rangkap 5 (Lima).

2.5.4 Laporan Akhir

Laporan akhir harus memuat semua hasil pekerjaan detail desain yang dilaksanakan, kesimpulan dan rekomendasi mengenai tindak lanjutnya. Laporan akhir diserahkan dalam 5 (Lima) rangkap pada akhir pekerjaan, yang dilengkapi dengan:

a. Laporan Analisa Hidrologi b. Laporan Penyelidikan Tanah c. Laporan Estimate Engineer d. Gambar Perencanaan

2.5.5 Dokumen Lelang.

(5)

KRITERIA PERENCANAAN UNTUK MENUNJANG PELAKSANAAN

PROYEK

3.1 Data Dasar

Sebelum Konsultan Perencana melaksanakan pekerjaannya terlebih dahulu pihak Konsultan Perencana mengumpulkan data yang diperlukan seperti sebagai berikut :

• Penanganan sebelumnya yaitu seperti pelaksanaan study-study yang pernah dilakukan pada ruas jalan tersebut diatas.

• Mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan seperti: Peta Topografi, Peta Jaringan Jalan Kota Pariaman, Peta Curah Hujan, Peta Geologi, Peta Hidrologi dll yang dirasa perlu.

3.2 Standard Teknis

• Standard Perencanaan Geometrik

Dalam merencanakan geometrik jalan, sejauh mungkin berpegang pada buku Peraturan Standard Spesifikasi Perencanaan Geometrik Jalan Raya Nomor: 13/1970 dan Standar Perencanaan Geometric Jalan Luar Kota (Rancangan Akhir) Desember 1990 dari Direktorat Jendral Bina Marga, Perhitungan Tebal Perkerasan dengan Analisa Komponen SKBI-2.3.26 UDC: 625.73 (02) dan Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya SKBI No. 1.3.28. 1987, UDC: 264.042.624.21.

Khusus untuk konstruksi Lapen (Lapisan penetrasi) perlu diadakan modifikasi/penyesuaisan seperti tabel berikut :

N o. U RA IA N SA T U AN D AT AR A N PER BU KIT AN PEG UN U N G ANDA ER A H

1. Kecepatan K m /jam 80 60 40

2. Jari-jari Lengkung M M in 210 M in 115 M in 50

3. Landai M aksim u m % 6 8 10

4. M iring Tikungan M aksim um % 10 5. Lebar daerah M ilik Jalan (D M J)

M in im um M A kan ditentukan dilapan gan

6. Perkerasa n Lebar M 6.00 Konstruksi - Lapen Leren g M elintang % 2 7. Bahu Lebar M 1.00 Konstruksi - Japat Leren g M elintang % 6

Catatan : Bentuk tikungan adalah sesuai Standard Spesifikasi Perencanaan Geom terik Jalan 13/70 dan Spesifikasi Standard untuk Perencanaan G eom etric Jalan Luar Kota (Rancangan Akhir) D esem ber 1970, Dit. Jend Bina M arga, Panjang Landai m aksim um

sesuai dengan standar geom etrik.

BAB IV

(6)

4.1 Umum

Pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Konsultan adalah pembuatan Desain Perencanaan Pembangunan Jalan, estimate engineer, dan menyiapkan dokumen lelang ruas jalan yang direncanakan sepanjang yang tercantum dalam daftar paket proyek dengan jenis pekerjaan full desain. Metodologi pekerjaan Perencanaan Pembangunan Jalan Kota Pariaman ini dapat dibagi dalam beberapa tahapan proses :

1. Tahapan Persiapan a. Pengurusan administrasi b. Mobilisasi personil c. Penyiapan alat d. Orientasi pekerjaan e. Reconaissance survei

2. Tahapan pengumpulan data lapangan

a. Inventarisasi geometrik jalan berikut foto dokumentasi. b. Inventarisasi sumber material disekitar lokasi proyek c. Pengukuran topografi untuk pekerjaan full desain.

d. Inventarisasi gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya. e. Estimasi biaya

3. Tahapan analisa data lapangan perencanaan dan

penggambaran

a. Perhitungan dan perencanaan geometrik desain, perhitungan galian dan timbunan untuk pekerjaan pelebaran dan relokasi.

b. Menghitung CBR rencana dari data visual atau rekomendasi lapsian tanah dasar.

c. Menentukan volume pekerjaan dan perkiraan biaya.

d. Membuat gambar-gambar situasi dan potongan melintang. 4. Tahapan pelaporan dan pengadaan dokumen a. Laporan Pendahuluan, yang berisikan :

1. Survey pendahuluan 2. Rencana pekerjaan survei 3. Rencana pekerjaan desain

b. Laporan Final Engineering yang berisikan :

1. Analisa Survei pengukuran topografi, mekanika tanah dan hidrologi

(7)

3. Estimate Engineer 4. Gambar Rencana Akhir

c. Penyusunan Dokumen tender yang terdiri dari :

• Menyusun ketentuan-ketentuan yang diterapkan baik dalam proses pelelangan maupun dalam proses pelaksanaan.

• Ketentuan-ketentuan tersebut dituangkan dalam dokumen lelang yang berisikan :

- Spesifikasi Umum - Daftar Kuantitas - Gambar Perencanaan

• Mencetak dokumen lelang sebanyak 3 (tiga) set. 4.2 Pekerjaan Lapangan

1. Survay Pendahuluan (Reconnaissance Survey) a. Umum

Reconnaissance Survey atau survai pendahuluan bertujuan mencari/menentukan arahan desain untuk peningkatan jalan ditinjau dari segi teknis dan ekonomis dan mengumpulkan data pendukung untuk melaksanakan survey detail, sebelum survey topografi, drainase, hidrologi, dan soil desain jalan. Pekerjaan Reconnaissaince Survey ini harus dipimpin oleh seorang Highway Engineer yang dapat mengambil keputusan dilapangan sehubungan dengan arahan desain dari pemberi tugas.

b. Lingkup Pekerjaan

Reconnaissaince Survey meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan titik awal pekerjaan dan melakukan pengukuran dengan alat Kompas serta altimeter serta mengukur jarak dengan meteran.

2) Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah

sekitarnya dari segi geografis, sosial ekonomi secara umum.

3) Mempelajari dan menganalisa data curah hujan pada daerah

rencana trase jalan melalui station-station pengamatan yang telah ada ataupun pada Jawatan Meteorologi setempat.

4) Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah

rencana trase jalan.

5) Mengumpulkan data sebanyak mungkin yang diperlukan untuk gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya.

Data yang dikumpulkan antara lain adalah sebagai berikut :

• Data sudut alignement horizontal yang diukur dengan alat kompas dan ketinggian dengan altimeter untuk memperkirakan alignement vertikal jalan.

(8)

• Mendata semua aliran air/sungai yang dilalui dan diukur lebar sungai/aliran air tersebut untuk memperkirakan panjang bentang jembatan atau dimensi gorong-gorong.

• Harus dibuat tanda-tanda atau patok-patok yang dapat menunjukkan arah dan dapat diidentifikasikan secara jelas untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan lebih lanjut.

• Semua patok tersebut harus dicatat dan diberi nomor serta keterangan lokasi patok tersebut.

6) Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi penting.

7) Mengumpulkan data yang berupa informasi mengenai harga

satuan bahan dan upah dilokasi setempat.

8) Mengumpulkan informasi sumber material (quarry) yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan mengestimasi volume serta pemetaannya.

9) Membuat laporan-laporan perihal pada butir 1 s/d 9 dan memberikan saran-saran yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi.

Hasil reconnaissance survey ini kemudian dilaporkan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran detail.

2. Pengukuran Topografi

a. Umum

Pengukuran Topografi adalah sebagai proses pengumpulan data permukaan bumi yang selanjutnya data hasil ukur dipresentasikan dalam bentuk peta perencanaan dengan menggunakan skala tertentu. Pekerjaan pengukuran topografi untuk Perencanaan Pembangunan Jalan adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran titik kontrol horizontal dan vertikal 2. Pengukuran situasi

3. Pengukuran penampang memanjang dan melintang 4. Pengukuran-pengukuran khusus.

5. Perhitungan dan penggambaran peta b. Pekerjaan Pengukuran

• Pekerjaan pengukuran topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang rencana As jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan sungai dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standard yang ditentukan.

• Awal pengkukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan aman.

(9)

• Awal dan akhir proyek hendaknya diikatkan pada titik-titik tetap.

Pengukuran titik kontrol horizontal

• Pengukuran titik kontrol dilakukan dalam bentuk poligon

• Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimal 25 m diukur dengan pegas ukur (meteran) atau alat ukur jarak elektronis.

• Patok-patok untuk titik-titik poligon adalah patok kayu, sedang patok-patok untuk titik ikat adalah patok dari beton.

• Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian dalam detik (yang mudah/umum dipakai adalah theodolit jenis T2 Wild, TH2 Zeiss atau yang setingkat.

• Ketelitian untuk poligonnya adalah sebagai berikut :

- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” akar jumlah titik poligon.

- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”

- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal proyek dan pada setiap jarak 5 Km (kurang lebih 60 titik poligon) serta pada titik akhir pengukuran. Setiap pengamatan matahari dilakukan dalam 2 seri rangkap.

Pengukuran titik kontrol vertikal

• Jenis alat yang digunakan untuk pengukuran ketinggian adalah waterpas orde II.

• Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double stand dilakukan 2 kali berdiri alat.

• Batas ketelitian tidak boleh lebih besar dari 10 akar Dmm, dimana D adalah panjang pengukuran (Km) dalam 1 (satu) hari.

• Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik dalam arti pembagian skala jelas dan sama.

• Setiap kali pengukuran dilakukan pembacaan rangkap 3 (tiga) benang dalam satuan milimeter.

• Benang atas (BA), benang tengah (BT), dan benang bawah (BB).

• Kontrol pembacaan 2 BT = BA + BB. Pengukuran situasi

• Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem Tachymetri

• Ketelitian alat yang dipakai adalah 30” (sejenis dengan Theodolit-TO).

• Pengukuran situasi daerah sepanjang rencana jalan harus mencakup semua keterangan-keterangan yang ada didaerah sepanjang rencana jalan tersebut.

(10)

• Untuk tempat-tempat jembatan atau perpotongan dengan jalan lain pengukuran harus diperluas (lihat pengukuran khusus).

• Tempat-tempat sumber material jalan yang terdapat disekitar jalur jalan perlu diberi tanda diatas peta dan difoto dan diberi keterangan (jenis dan lokasi material).

Pengukuran penampang memanjang dan melintang

Pengukuran penampang memanjang dan melintang dimaksudkan untuk menentukan volume penggalian dan penimbunan.

• Pengukuran penampang memanjang

- Pengukuran penampang memanjang dilalukan

sepanjang sumbu rencana jalan

- Peralatan yang dipakai untuk pengukuran

penampang sama dengan yang dipakai untuk pengukuran titik kontrol vertical

• Pengukuran penampang melintang

- Pengukuran penampang melintang pada daerah yang datar dan landai dibuat setiap 50 m dan pada daerah-daerah tikungan/pegunungan setiap 25 m

- Pada daerah yang menikung, dari as jalan ke arah luar 75 meter dan kerarah dalam 125 meter.

- Lebar pengukuran penampang melintang 10 meter kekiri kanan as jalan.

- Khusus untuk perpotongan dengan sungai dilakukan dengan ketentuan khusus (lihat pengukuran khusus).

- Peralatan yang dipergunakan untuk pengukuran penampang melintang sama dengan yang dipakai pengukuran situasi.

• Pengukuran patok-patok

- Patok beton dibuat dengan ukuran 10 x 10 x 60 cm dan harus dipasang pada jarak setiap 1 Km dan pada perpotongan rencana jalan dengan sungai (2 buah seberang menyeberang). Patok beton tersebut harus ditanam kedalaman tanah sepanjang kurang lebih 30 cm (yang kelihatan diatas tanah kurang lebih 30 cm).

- Bakik patok-patok beton maupun patok-patok poligon diberi tanda BM dan nomor urut.

- Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pada pohon-pohon disekitar patok diberi cat atau peta atau tanda-tanda tertentu.

(11)

- Baik patok poligon maupun profil diberi tanda cat kuning dengan tulisan hitam yang diletakkan disebelah kiri kearah jalannya pengukuran.

- Khusus untuk profil memanjang titik-titiknya yang terletak disumbu jalan diberi paku dengan dilingkari cat kuning sebagai tanda.

• Perhitungan dan penggambaran

- Perhitungan koordinat poligon utama didasarkan pada titik-titik ikat yang dipergunakan.

- Penggambaran titik-titik piligon harus didasarkan

pada hasil perhitungan koordinat. Penggambaran titik-titik poligon tersebut tidak boleh secara grafis.

- Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus digambarkan pada kertas milimeter dengan skala 1 : 1.000 dan interval kontur 1 meter.

- Ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar ukur begitu pula semua keterangan-keterangan yang penting.

- Titik ikat atau titik mati serta titik-titik baru harus

dimasukkan dalam gambar dengan diberi tanda khusus. Ketinggian titik tersebut perlu juga dicantumkan.

• Pengukuran Khusus

- Pengukuran sekitar perpotongan dengan sungai. - Pengukuran untuk daerah ini dilihat ketentuan pada kerangka acuan tugas untuk pekerjaan perencanaan jembatan.

- Pengukuran disekitar perpotongan jalan :

1. Daerah yang diukur yaitu daerah perpotongan jalan

yang diukur 50 meter dikiri kanan jalan yang dimaksud. 2. Pengukuran titik kontrol vertikal dengan alat Waterpas.

3. Pengukuran penampang melintang dibuat pada sumbu jalan

4. Pengukuran melintang dibuat untuk setiap jarak 10 meter dengan profil 50 meter dikiri kanan jalan

5. jalan utama.

3. Survey Penyeledikan Perkerasan Jalan dan Tanah a. Umum

Sesuai dengan jenis konstruksi lapis permukaan yang akan diterapkan untuk proyek jalan ini, maka penyelidikan tanah dan

(12)

dilakukan pada pekerjaan perencanaan teknik jalan. Oleh sebab itu penyelidikan tanah untuk pekerjaan ini harus cukup untuk penentuan perencanaan tebal perkerasan dan dilengkapi dengan pengamatan-pengamatan secara visual serta tes-tes untuk memenuhi tuntutan pekerjaan fisiknya nanti.

b. Lingkup Pekerjaan

Lingkup kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan penyelidikan tanah dan material ini antara lain :

• Tahapan Pengumpulan Data Lapangan :

- Inventarisasi geometrik jalan berikut foto dokumentasi.

- Inventarisasi sumber material disekitar lokasi proyek. - Inventarisasi gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya.

• Personil

Untuk pekerjaan penyelidikan tanah ini dibutuhkan Sarjana Teknik Sipil/Ahli Tanah yang dibantu tenaga-tenaga teknisi yang cukup berpengalaman dilapangan maupun dilaboratorium.

4. Survey Hidrologi a. Tujuan

Survey Hidrologi bertujuan untuk mencari data yang diperlukan dalam analisa Hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai dalam perencanaan drainase. Sedangkan perencanaan drainase sangat diperlukan untuk penentuan jenis dan dimensi dari bangunan-bangunan drainase, disamping untuk penentuan bentuk potongan jalan itu sendiri.

b. Lingkup Pekerjaan

Kegiatan-kegiatan yang diperlukan pada umumnya meliputi :

1. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber-sumber yang bersangkutan dan menentukan hujan rencana yang selanjutnya dapat dipakai untuk menentukan banjir rencana dengan metoda-metoda yang diperlukan.

2. Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut diatas, selanjutnya menentukan jenis dan dimensi bangunan drainase yang diperlukan seperti jenis saluran samping dan dimensinya, jenis dan dimensi gorong-gorong dan jenis jembatan yang diperlukan.

3. Membuat laporan lengkap mengenai perihal tersebut diatas yang meliputi perhitungan-perhitungan, grafik-grafik, tabel, gambar-gambar/skert dan saran-saran yang diperlukan.

(13)

4.3 Perencanaan Teknis

1. Konsep Detail Perencanaan (Draft

Design)

Konsultan wajib membuat konsep perencanaan teknis (Draft Design) dari setiap detail perencanaan kemudian melaporkannya kepada aproject officer untuk dimintakan persetujuannya. Draft design tersebut digambarkan diatas kertas milimeter atau langsung diatas kertas standar sheet yang telah ditetapkan oleh pemberi tugas. Detail perencanaan teknis yang perlu dibuat konsep perencanaannya antara lain :

a. Plan (Alinyemen Horizontal) gambar diatas peta situasi skala 1 : 1.000 dengan interval garis tinggi atau meter dan dilengkapi dengan indek antara lain :

• Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol horizontal dan vertikal.

• Lokasi dari semua data topografis yang penting seperti batas rawa, kebun, hutan lindung, rumah sungai dan lain-lain.

• Kerapatan tanaman/pohon-pohon berikut % menurut diameter pohon-pohonnya.

• Elemen-elemen lengkung horizontal (curva data) yang direncanakan dengan bentuk tikungan full circle atau lengkung peralihan untuk sudut lengkung > 20.

• Lokasi dari gorong-gorong dan rencana jembatan. b. Profile (Alinyemen Vertikal)

Setelah konsep alinyemen horizontal disetujui project officer dan telah dipindahkan keatas standar sheet, maka konsep alinyemen vertikal (pendamping memanjang) dapat segera dimulai. Konsep alinyemen horizontal disetujui project officer dan telah dipindahkan keatas standar sheet, maka konsep alinyemen vertikal (penampang memanjang) dapat segera dimulai.

Alinyemen vertikal digambar dengan skala horizontal 1:1.000 dan skala vertikal 1:100 yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

• Tinggi muka tanah asli dan tinggi nomor potongan melintang.

• Penetapan kemiringan maximum dari lengkung horizontal (diagram super-elevasi).

• Elemen-elemen/data-data lengkung vertikal.

• Lokasi bangunan pelengkap dan bangunan-bangunan drainase.

(14)

c. Potongan Melintang (Cross Section)

Gambar potongan melintang dibuat menurut peta topografi sesuai keadaan pada lokasi yang ditentukan diatas standar sheet dengan skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:100.

Stationing dilakukan setiap interval 25 meter dan 50 meter serta 100 meter

d. Potongan Melintang Standard (Typical Cross Section)

Gambar ini dibuat dalam skala yang pantas dengan memuat semua detail yang perlu antara lain :

Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.

e. Bangunan Pelengkap dan Drainase (1 : 10).

Gambar ini mencakup semua detail bangunan-bangunan pelengkap dan bangunan-bangunan drainase seperti turap pelindung talud, gorong-gorong, saluran, pasangan batu dan lain-lain.

f. Perhitungan Tebal Perkerasan

• Menentukan “Unique Section” seksi jalan yang mempunyai karakteristik serangan dalam beberapa variabel desain seperti : Nilai CBR Rencana dan Nilai beban lalu lintas rencana.

• Menentukan kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan jalan yang sesuai untuk suatu daerah tertentu. Type perkerasan jalan yang diijinkan dalam perkerasan ini adalah type-type yang sekarang dipakai Dit. Jend. Prasarana Jalan.

• Menentukan Tebal Perkerasan sesuai dengan metoda yang telah ditetapkan pada Bab III (Standard Teknis).

g. Spesifikasi.

2. Perencanaan Akhir (Final Design)

Pembuatan gambar rencana trase jalan selengkapnya, dilakukan setelah Draft Design mendapat persetujuan dari pemberian tugas dengan mencantumkan koreksi-koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh pemberi tugas, berikut posisi alternatif trase yang pernah diteliti.

Final design digambar diatas kertas standard sheet. Gambar perencanaan akhir tersebut selengkapnya terdiri dari :

a. Sampul luar (Cover) dan sampul dalam

b. Lembar judul yang memuat lay-out jalan skala 1:5.000

c. Gambar Alinyement Horizontal (skala 1:1000) dan vertikal (skala 1:100).

(15)

• Skala horizontal 1 : 100

• Dibuat setiap setiap jarak 50 meter dan 100 meter e. Lembar gambar bangunan pelengkap

3. Perhitungan Volume Pekerjaan Pelaksanaan

• Daftar volume pekerjaan disusun menurut pay-item/mata pembayaran didalam Dokumen Kontrak.

• Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross section setiap 50 meter atau kurang untuk daerah yang ekstrim.

• Volume setiap item pekerjaan lainnya.

4. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Fisik Pembuatan Jalan

• Perhitungan Harga Satuan untuk setiap pay-item

• Daftar Harga Satuan bahan dan upah dilampirkan.

Kuasa Pengguna Anggaran Perencanaan Pembangunan Jalan

Kota Pariaman

YURIZAL, ST NIP. 110 038 971

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat

Gaji merupakan sejumlah uang yang diberikan kepada seseorang baik itu seorang pegawai atau karyawan sebagai imbalan jasa atas usaha atau kerja yang telah

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Provinsi dan Pengangguran Terbuka (Tidak Pernah Bekerja) Selama Seminggu yang Lalu, 2000-20121. Sumber : BPS, Data diolah dari

Mengetahui pengaruh pemberian amylase resistant starch terhadap durasi diare dan kadar secretory immunoglobulin A (sIgA) pada anak dengan diare

Model pembelajaran Literature Based digunakan untuk menciptakan kegiatan 15 menit membaca sebelum belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan, variatif dan untuk meningkatkan

Wawu diganti ta’ untuk mudahnya mengucapkan huruf layyin sukun dengan huruf yang berdekatan makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf layyin bersifat jahr dan

Lomba pembuatan konten digital bahan ajar muatan lokal tema Cagar Budaya dan Nilai Sejarah untuk Guru Tingkat SMP dan SMA sederajat se-Provinsi Jambi merupakan

Dalam pembuatan skripsi ini hanya difokuskan pada analisis dan perancangan sistem informasi geografis untuk persebaran BTS dengan menggunakan software Google Maps ,