• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN AMPANG KURANJI LUBUK AGAM KABUPATEN DHARMASRAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN AMPANG KURANJI LUBUK AGAM KABUPATEN DHARMASRAYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN

JALAN AMPANG KURANJI LUBUK AGAM

KABUPATEN DHARMASRAYA

Feri Hermansyah1 , Nasfryzal Carlo1 , dan Indra Farni2

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta e-mail : ferihermansyah@gmail.com , carlo@bunghatta.ac.id , indrafarni@yahoo.com

ABSTRAK

Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam sektor perhubungan distribusi barang dan jasa. Perkembangan perekonomian yang cukup tinggi di Ampang Kuranji - Lubuk Agam, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat dan juga sebagai daerah pertanian sehingga banyak kendaraan pengangkut hasil pertanian dengan tonase yang melebihi standar sehingga mengakibatkan banyak jalan rusak sebelum umur rencananya habis. Oleh karena itu perlu direncanakan perhitungan geometrik dan tebal perkerasan jalan baru dari Ampang Kuranji – Lubuk Agam agar bisa mengatasi permasalahan yang terjadi selama ini. Berdasarkan trase jalan, CBR, LHR dilakukan perhitungan geometrik jalan yang mengacu kepada standar Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) kemudian untuk tebal perkerasan memakai Metoda Analisa Komponen (MAK). Hasil perhitungan alinyemen horinzontal 8 jenis full circle , 1 jenis spiral circle spiral, 1 lagi jenis spiral spiral. Pelebaran tikungan didapat minimal 0,694m, maximal 0,872m untuk semua jenis tikungan. Alinyemen vertikal didapat 5 tikungan jenis cembung dan 3 tikungan lagi jenis cekung. Tebal perkerasan didapat tebal lapis permukaan 5 cm, podasi atas 15 cm, pondasi bawah 17 cm. Disarankan kepada Dinas PU Kabupaten Dharmasraya untuk dapat memakai perhitungan ini dalam pelaksanaan pembangunan Jalan Ampang Kuranji – Lubuk Agam.

Kata kunci : Kabupaten Dharmasraya, Geometrik Jalan Raya, Tebal Perkerasan

PLANNING GEOMETRIC AND FLEXIBLE PAVEMENT

ROAD AMPANG KURANJI LUBUK AGAM REGENCY

DHARMASRAYA

Feri Hermansyah1 , Nasfryzal Carlo1 , dan Indra Farni2

Civil Engineering Department, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University Padang

e-mail : ferihermansyah@gmail.com , carlo@bunghatta.ac.id , indrafarni@yahoo.com

ABSTRACT

(2)

2

commodity and services distribution. The economic growth at Ampang Kuranji – Lubuk Agam, Koto Baru sub-district, Dharmasraya – West Sumatera Province area and this place be known with agriculture community. So that, this highway used to transport agriculture production, sometime any vehicle agriculture in this area falls down regulation of standard of vehicle highway and that condition can

make broken in this road. Based on trace highway, CBR and LHR value, and writer can do geometric calculation highway refer to standard of “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK)” and thick of flexible pavement using standard of “Metoda Analisa Komponen (MAK). Result of that calculation horizontal alignment has 8 full circle, 1 kind of spiral circle spiral and 1 kind of spiral spiral. Widening of circle road minimal 0.694 m and maximal 0.872 m. Vertical alignment obtained 5 kind of convex and 3 kind of concave and thick flexible pavements consist of 5 cm for surface layer, 15 cm for overlay and 17 cm for undercoat (base). This calculation recommended for to execution planning to built highway at Ampang Kuranji – Lubuk Agam.

Keyword : Regency Dharmasraya, Geometric Highway, Flexible Pavement

Pendahuluan

Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan

penting dalam sektor perhubungan

distribusi barang dan jasa. Kabupaten

Dharmasraya merupakan salah satu

kabupaten di Sumatera Barat yang

merupakan hasil pemekaran dari

Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dengan ibu kota kabupaten terletak di Pulau Punjung. Kabupaten Dharmasraya terletak pada 0˚ 47’ 07” LS - 1˚ 41’56” LS dan 101˚ 09’21” BT - 101˚ 54’ 27” BT dengan

luas wilayah 2961,13 km² (

www.kabupatendharmasraya.co.id).

Jalan-jalan yang berada di Kabupaten Dharmasraya pada saat ini masih banyak yang belum dalam kondisi baik (beraspal) dan kerikil masih banyak dijumpai di daerah ini. Untuk itu pemerintah berusaha meningkatkan kondisi jalan yang ada

secara bertahap seperti meningkatkan kondisi jalan tanah menjadi kerekel dan jalan kerekel ditingkatkan menjadi jalan aspal.

Namun perkembangan perekonomian yang cukup tinggi tidak diimbangi dengan sarana transportasi yang memadai. Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil kasus

merencanakangeometrik dan tebal

perkerasan jalan. Didalam menghitung geometric jalan raya mengacu pada “Tata

Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) tahun 1997 dan untuk

tebal perkerasan mengunakan Metoda

Analisa Komponen (MAK)”

Pada perencanaa geometric terdapat 2 jenis yaitu alynemen horizontal, alynemen vertical.Alinyemen horizontal menurut

Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) Tahun 1997 adalah

(3)

3

horizontal. Alinyemen horizontal dikenal juga dengan nama “situasi jalan” atau “trase jalan”. Alinyemen horizontal terdiri dari dua garislurus yang disebut tangen dan dihubungkan dengan garis lengkung.

Menurut buku Tata Cara

Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK )tahun 1997, Alynemen horinzontal ada 3 metode yaitu 1. Metode

full circle adalah jenis tikungan yang

hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran saja dan ini hanya digunakan untuk jari-jari tikungan yang besar agar tidak terjadi patahan.

Rumus-rumus yang dapat dipakai yaitu :

Tc = Rc tan ½ , Ec = Tc tan ¼ ,

Lc =  0

360

2 Rc, 2. Metode Sircle Circle Spiral; Pada bentuk ini spiral merupakan

peralihan/transisi dari bagian lurus ke bahagian lingkaran dan sebaliknya,

sehingga disebut dengan lengkung

peralihan (transition curve). Pada metode ini dapat dipakai rumus.

R P

tg K TS  12   ,

R P R ES     2 1 cos , m R c LC 2 20 360   

s c 2  , LLc  2Ls< 2 Ts , R s Ls . 648 , 28  

Kemudian metode yang ke - 3 yaitu

spiral spiral. Tikungan ini digunakan pada

tikungan tajam. Rumus-rumus yang

digunakan sama dengan rumus-rumus yang ada pada tikungan S-C-S adalah :

C = 0 ,  2s, 2 1 s  , Lc = 0, Lt = 2 Ls , Ls = 648 , 28 sR, P= P* . Ls , X = X* . Ls Y = y* . Ls , k= k* . Ls , Ts = (R + P) tg ½  + K , Es = R Cos P R   ½ .

Selanjutnya alynemen vertical

Menurut Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan Antar Kota, (Tahun

1997): Lengkung vertikal adalah suatu perencanaan dalam alinyemen vertikal untuk membuat suatu terpatah-patah. Alynemen vertical terbagi 2 yaitu lengkung cembung dan lengkung cekung. Lengkung cembung Rumus-rumus yang digunakan :

EV= ALVcm

800

. , Jika Xi = ½ LV ; Yi = EV

 Yi Maksimum, LV didapatkan dari grafik., Yi = LV AXi EV LV Xi 200 . ½ 2 2        , q1 = x 100% LV ½ PLV Titik Tinggi PTV Titik Tinggi 

(4)

4 q2 = x 100% LV ½ PVI Titik Tinggi PTV Titik Tinggi  , A = g2 – g1 Panjang L, berdasarkan Jh,Jh< L : L = 399 .Jh2 A , Jh> L : L = 2 Jh A 399  , Panjang L, berdasarkan Jd Jd<L : L = 840 .Jd2 A , J h> L : L = 2 Jd A 840 

Selanjutnya untuk menghitung tebal

perkerasan dengan metoda analisa

komponen dapat digunakan rumus

LEP = LHR0 x C x E , LEA = LHR UR x C x E , LET = ½ (LEP+LEA),

ITP = D1.a1 + D2.a2 + D3.a3.

Pengaplikasian perencanaan ini bertujuan untuk jalan baru.

Metodologi

Dalam melakukan perencanaan jalan yang dilakukan adalah mengobservasi lapangan, dari hasil lapangan diperoleh informasi mengenai keadaan lalu lintas dan lingkungan setempat.Perencanaan ini merupakan untuk jalan baru dengan lebar 6 m, 1 jalur 2 arah dan golongan jalan 3C. Dari hasil data lapangan kemudian dinalisa berdasarkan literatur yang diperoleh

kemudian ditarik kesimpulannya. Berikut akan ditampilkan data-data pendukung dalam perencanaan ini yaitu trase jalan

yang ditunjukkan pada gambar 1.

kemudian data LHR lalu lintas jalan pada tabel 2.

(5)

5

Gambar 1.Trase Jalan

Hasil Dan Pembahasan

Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan standar yang telah ditetapkan didapatkanbeberapa poin hasil yaitu

 Alinyemen Horizontal

Perhitungan alynamen

horinzontal di bawah untuk tikungan 1, untuk tikungan selanjutnya 2 - 10 ditunjukkan pada tabel 2

Tabel 1. Data LHR Jalan Raya Pada Tahun 2009

No. Jenis Kendaraan

1 Kendaraan Pribadi 252 Kend / Hari / 2 Arah

2 Angkutan Umum 25 Kend / Hari / 2 Arah

3 Pick Up/Truk Kecil 146 Kend / Hari / 2 Arah

4 Bus 5 Kend / Hari / 2 Arah

5 Truk Berat (3 As) 40 Kend / Hari / 2 Arah

(6)

6

Gambar 2. Perhitungan tikungan 1

Dari gambar diperoleh data-data sebagai berikut:

d1 = 67,842 m, d2 = 148,903 m, ∆1 = 26,9090

a. Dicoba dengan metode Full Circle (F-C)

Vr = 40 km/jam Dari tabel 2.10

(Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) Tahun 1997) didapat

bahwa dengan Vr =40 km/jam maka: R min = 250 m, R ren = 250 m Penyelesaian : 1. Tc1 = Rc x tan (½ Δ1) = 250 m x tan (½ 26,909°) = 59,810 m 2. Ec1 = Tc1x tan (¼ Δ1) = 59,810m x(¼ 26,909°) = 7,055 m 3. Lc1 = 0,01745 x Δ1x Rc = 0,01745 x 26,909° x 250 m = 117,391 m Syarat:Tc1< d1 Tc1 = 59,810m, d1 = 67,842 m 59,810 m < 67,842 ok

Tabel 2 : Rekapitulasi Jenis Tikungan Horizontal

Tikungan Metode Kecepatan Rencana Km/Jam

1 Full Circle (F-C) 40 2 Full Circle (F-C) 40 3 Full Circle (F-C) 40 4 Full Circle (F-C) 40 5 Full Circle (F-C) 40 6 Full Circle (F-C) 40 Po P1 P2

(7)

7

7 Spiral Sircle Spiral (S-C-S) 40

8 Full Circle (F-C) 20

9 Full Circle (F-C) 50

10 Spiral Spiral (S-S) 20

Setelah dilakukan perhitungan alynemen horizontal terdapat 8 jenis tikungan full circle (fc), 1 Spiral Circle

Spiral dan 1 lagi Spiral Spiral. Untuk

tikungan 7 dipakai spiral sircle spiral dikarenakan sudut delta (∆) besar kemudian jarak antar titik pendek. Begitu juga dengan tikungan 10 dipakai jenis

Spiral Spiral karena sudut delta (∆)

mendekati 900 sehingga tidak

memungkinkan dipakai jenis Full Circle dan Spiral Circle Spiral.

Jika kita buat karakteristik masing-masing tipe tikungan, maka: 1. Menurut Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) tahun 1997, Tipe Lengkungan Full Circle

a. Jenis tikungan yang baik, karena tikungan memiliki lengkungan yang tidak tajam.

b. Diperlukan jari-jari lengkungan yang besar,

c. Efektif untuk tikungan yang memiliki sudut relatif kecil,

d. Dapat direncanakan untuk tikungan kecepatan tinggi ≥ 40 km/jam

2. Menurut Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) tahun 1997, Tipe Lengkungan Spiral Circle Spiral a. Dipakai apabila syarat-syarat

perhitungan Full Circle tidak terpenuhi.

3. Menurut Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) tahun 1997 Tipe Lengkungan Spiral-Spiral

a. Dipakai apabila syarat-syarat perhitungan pada tipe Spiral Circle

Spiral tidak terpenuhi,

b. Banyak terpakai pada jenis tikungan yang tajam.

 Pelebaran Tikungan

Pelebaran ini diperlukan untuk mencapai kenyamanan pada waktu berada ditikungan. Dibawah ini akan diuraikan perhitungan pelebaran pada tikungan 1, untuk selengkapnya bisa dilihat tabel. 3

Pelebaran pada tikungan 1

Dari data yang ada, pada tikungan 1 didapat data sebagai berikut :

(8)

8 Vr = 40 km/Jam , R = 250 m, n = 2 lajur, c = 0.8, b = 3m, p = 7.6, A = 2.1 Penyelesaian :  Td = (R2  A(2pA))R = (2502 2.1(27.62.1))250 = 0,033 m  Z = R Vr  105 . 0 = 250 40 105 . 0  = 0,266 m  B = n(b'c)Td(n1)Z =

2

(

2

.

789

0

.

8

)

0

,

033

(

2

1

)

0

,

266

= 6,39 m  L = B – ((b x 2 )/2)= 6,39 – ((3 x 2)/2) = 0,694 m Kesimpulan :

untuk pelebaran pada tikungan 1 (FC) adalah 0,694 m

Tabel 3. Rincian pelebaran masing-masing tikungan

No. PI Vr (kmj) R (m) n (lajur) c (m) b (m) p (m) A (m) b' (m) Td (m) Z (m) B (m) L 2 jalur (m) Jenis Tikungan L (m) 1 40 250 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,033 0,266 6,39 1,39 FC 0,694 2 40 250 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,033 0,266 6,39 1,39 FC 0,694 3 40 250 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,033 0,266 6,39 1,39 FC 0,694 4 40 250 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,033 0,266 6,39 1,39 FC 0,694 5 40 250 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,033 0,266 6,39 1,39 FC 0,694 6 40 250 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,033 0,266 6,39 1,39 FC 0,694 7 40 250 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,033 0,266 6,39 1,39 SCS 0,694 8 20 30 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,271 0,383 6,74 1,74 FC 0,872 9 50 350 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,023 0,281 6,39 1,39 FC 0,697 10 20 30 2 0,61 3 6,09 1,22 2,436 0,271 0,383 6,74 1,74 SS 0,872

Pelebaran tikungan didapat minimum 0,694 m dan maximum 0,872 m untuk semua jenis tikungan.

 Alinyemen Vertikal

Perhitungan alynemen vertical di bawah ini untuk tikungan 1 kemudian selengkapnya ditunjukkan pada tabel 4

(9)

9

Contoh Perhitungan :

Perencanaan lengkung 1 (Cembung)

Gambar 3. Perencanaan lengkung 1 (Cembung)

Dari gambar rencana diperoleh : Elv A = 500,00 , Elv PVI 1 = 501,528 , Elv PVI 2 = 492,622

g1 & g2 belum diketahui, sehingga harus kita cari nilainya terlebih dahulu dengan menggunakan rumus :

g1 = = m = 2,252 % (Kelandaian Naik) g2= = n = -2,627 % (Kelandaian Turun) A1 = │g2 – g1│ = │(-2,627) - 2,252 │= 4,802 Pada tengah lengkung elevasi jalan dibawah PVI

Dengan A1 = 4,879

Vr = 40 km/jam ; Jh =

40 m, Jd = 200 m

a. Panjang lengkung berdasarkan jarak pandang henti :

Maka dapat kita tentukan panjang lengkungan (L) berdasarkan rumusan jarak pandang henti (Jh) sebagai berikut : Untuk Jh < L L = Jh Jh x A 5 , 3 120 2 1  L = 120 3,5 40 40 879 , 4 2 x x  L = 30,025 m Syarat Jh < L 27 m >30,025 m……Tidak Memenuhi Untuk Jh > L L = 2 Jh - 1 5 , 3 120 A Jh L = 2 x 40 - 879 , 4 40 5 , 3 120 x L = 26,710 m Syarat Jh > L 40 m > 26,710 m….Memenuhi Dari perhitungan diatas didapat L = 40 m Ev1 = 800 1 xL A = 800 40 879 , 4 x = 0,244 m

b. Panjang lengkung berdasarkan jarang pandang mendahului : Untuk Jd< L L = 840 2 1 xJd A L = 840 200 879 , 4 x 2 L = 232,333 m Syarat Jd< L 200 m <232,333 m….Memenuhi

Jadi panjang lengkung L adalah : 1. Berdasarkan Jarak Pandang Henti = 40 m

A PVI 2

g2 = -2,6,27% g1 = +2,252%

(10)

10

2. Berdasarkan Jarak Pandang

Mendahului = 200 m

Dengan pertimbangan ekonomis,

maka diambil panjang L = 100 m

Ev1 = 800 1 xL A = 800 100 879 , 4 x = 0,610 m

Tabel 4. Rekapitulasi Tikungan Vertikal

Tikungan Jenis 1 Cembung 2 Cembung 3 Cekung 4 Cekung 5 Cembung 6 Cekung 7 Cembung 8 Cembung

Dari tabel di atas ada 5 jenis tikungan cembung, dan 3 jenis tikungan cekung. Jenis cembung dan cekung ini

ditentukan oleh potongan melintang jalan.

 Tebal perkerasan

Dari analisa Perhitungan Tebal

Perkerasan dengan menggunakan

Metoda Analisa Komponen 1987 maka diperoleh tebal lapis permukaan setebal 5 cm dan tebal lapis pondasi bawahnya 17 cm. (gambar 4)

Gambar 4. Susunan Perkerasan Jalan

Kesimpulan

Dari hasil analisa perhitungan ruas Ampang Kuranji – Lubuk Agam maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Dari perhitungan analisa

Alinyemen Horizontal untuk ruas Ampang Kuranji – Lubuk Agam ini dengan tinjauan jarak sepanjang 1.00 KM maka terdapat 10 tikungan, dimana 8 tikungan menggunakan Metode Full Circle (FC) dan 1 tikungan menggunakan Metode Spiral Circle Spiral (SCS) serta 1 tikungan menggunakan metode Spiral – Spiral yang penentuannya disesuaikan dengan panjang jalan dan membentuk sudut yang ada.

 Dari perhitungan analisa Alinyemen Vertikal didapatkan 8 tikungan, 5 jenis cembung dan 3 jenis cekung.

 Dari analisa Perhitungan Tebal

Perkerasan dengan menggunakan

Metoda Analisa Komponen 1987 maka diperoleh tebal lapis permukaan setebal 5 cm dan tebal lapis pondasi atas 15 cm, pondasi bawahnya 17 cm

Laston ( AC ) = 5 cm Base Klas A = 15 cm Sirtu = 17 cm

(11)

11

Saran

 Disarankan kepada Dinas PU

Kabupaten Dharmasraya untuk dapat memakai perhitungan ini dalam

pelaksanaan pembangunan Jalan

Ampang Kuranji – Lubuk Agam karena hasil perhitungan ini sudah sesuai dengan standar literature yang ada.

Daftar Pustaka

Direktorat Jendral Bina Marga,

Departemen Perkerjaan

Umum.1983, Pedoman

Penentuan Tebal Perkerasan

Lentur Jalan Raya,

No.01/PD/B/1983.

Direktorat Jendral Bina Marga,

Departemen Perkerjaan

Umum.1970, Peraturan

Perencanaan Geometrik Jalan Raya (standar specification for geometric design of rural highways), No. 13/1970,

Departemen Perkerjaan Umum,

Jakarta.1987, Petunjuk

Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa Komponen,

SKBI 2.3.26-1987,

UDC.625.73(02),SNI 1732-1989-F,

Direktorat Jendral Bina Marga.1997, Tata

Cara Perencanaan Geometrik

Jalan Antar Kota,

No.038/T/BM 1997,

Departemen Perkerjaan Umum, Hendarsin, L.Shirley, 2000, Perencanaan

Gambar

Tabel 1. Data LHR Jalan Raya Pada Tahun 2009
Tabel 3. Rincian pelebaran masing-masing tikungan
Gambar 4. Susunan Perkerasan Jalan

Referensi

Dokumen terkait

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN PAPAHAN -

Berdasarkan hasil perhitungan didapat biaya yang dikeluarkan pada Perencanaan Geometrik dan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Tol Palembang – Indralaya STA 16+000 –

Dari Perhitungan Tebal Perkerasan dengan menggunakan Metoda Analisa Komponen 1987 maka diperoleh tebal lapis permukaan setebal 5 cm dengan bahan Laston dan tebal

Dari perhitungan analisa Alinyemen Horizontal untuk ruas Ampang Kuranjiii – Ampang Kuranji IV Koto Baru Kabupaten Dharmasraya ini dengan tinjauan jarak sepanjang

Di dalam penulisan laporan akhir ini, penulis melakukan perencanaan ulang bagaimana yang baik dalam merencanakan desain geometrik, konstruksi perkerasan lentur, kelas

Kecepatan rencana (Vr) pada ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai. dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan

Tugas Akhir yang berjudul “ PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASHTO 1993 PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN KP.BINJAI

Pelayanan jalan yang baik, aman, lancar dan nyaman akan terpenuhi jika lebar jalan tersebut cukup dan tikungan-tikungan dibuat berdasarkan persyaratan teknik geometrik jalan raya, baik