SEJARAH BATU BATA
Sekitar 8000 SM. di Mesopotamia, manusia menemukan pertama kali bahwa tanah liat dapat dibentuk dan di jemur untuk menghasilkan bahan bangunan. Menara Babel dibangun dengan menggunakan batu bata yang dijemur. Batu bata juga digunakan di banyak bagian dari Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Tengah dan Utara. Pada peradaban abylonia (+/- 4000 B.C.) yang dibangun di lembah antara sungai Tigris dan sungai Efrat.
Lumpur tebal dan tanah liat dari sungai-sungai ini sangat cocok untuk pembuatan batu bata, yang kemudian menjadi bahan bangunan yang umum pada peradaban tersebut. Kerajaan dan kuil di bangun dari batu bata jemur, dan permukaannya menggunakan batu bata berlapis/kilap. Penggalian akhir- akhir ini di Mesir, menunjukkan bahwa pada masa Mesir kuno telah digunakan batu bata yang dijemur dan yang dibakar menggunakan tungku untuk pembangunan rumah dan tempat suci. Orang Roma juga menyebarluaskan penggunaan batu
bata, antara lain pembuatan batu bata masuk ke Inggris setelah serangan Roma
pada 54 SM, seperti untuk pembangunan Kastil Colchester yang dibangun dari 1080batu bata bekas. Sekarang kastil ini dipakai sebagai museum sejarah.
Batu bata Roma memiliki ketebalan yang sangat tipis dibanding dengan
panjangnya. Dimana bata-bata tersebut diletakkan di atas lapisan mortar
(campuran untuk melekatkan batu bata) yang tebal. Setelah jatuhnya/runtuhnya Roma pada 410 M, maka seni membuat batu bata tersebut hilang di seluruh eropa hingga awal dari abad ke 14. Industri batu bata kembali marak setelah Flemish masuk ke Inggris pada abad tersebut.
Bangunan-bangunan batu bata yang pertama di benua Amerika Utara di bangun pada tahun 1633 di Pulau Manhattan dengan menggunakan batu bata yang diimpor dari Belanda dan Inggris. Bagaimanapun juga pemanfaatannya baru maksimal hingga ditemukan pembakaran batu bata dengan tungku yang
menghasilkan batu bata yang betul-betul awet. Tungku batu bata yang pertama dioperasikan di Amerika Serikat adalah sekitar tahun 1650. Batu bata yang
dihasilkan pada masa lampau mungkin agak sulit untuk dikenali karena spesifikasi yang sangat berbeda. Misalnya batu batadari Assyria, ditengah Mesopotamia beratnya lebih dari 18 kilogram, atau batu bata dengan bentuk segitiga digunakan untuk membangun Coloseum Roma, lagi pula batu bata umum yang beredar di pasaran sangat tipis menyerupai tegel lantai saat ini.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Batako adalah bahan yang digunakan untuk banggunan dan banyak di gunakan untuk bahan pokok banggunan makalah ini merupakan bahan untuk refensi pembuatan batako
1.2. BATU BATA
Batu bata merupakan salah-satu komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama-dalam pembuatan dinding rumah/ gedung. Batu bata sering dipilih-sebagai bahan alternatif utama penyusun bangunan karena harganya yang relatif murah,mudah diperoleh, memiliki! kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca, dantahan terhadap api. Pada umumnya pembuatan bata merah pejal dengan cara dibakar dengan suhu 800°C sehingga tidak-hancur bila direndam dalam air,sedangkan pembakarannya menggunakan sekam padi atau kayu bakar yang dapat
menimbulkan polusi udara melalui emisi CO2.
Disamping itu juga pembuatan batu bata merah dipengaruhi oleh cuaca maka!apabila kondisi cuaca yang kurang baik akan sangat mempengaruhi pembuatan batu bata dan produktivitas akan menurun sehingga batu bata akan sulit untuk didapatkan. Sedangkan bahan dasar bata merah pejal" biasanya
diambil dari galian tanah sawah yang subur atau tanah liat", hal ini dapat merusak lingkungan lokal disebabkan karena pertambangan tanah liat secara berlebihan. Batu batayang banyak tersedia kebanyakan-mudah retak, hancur, permukaan yang tidak rata,dan sudut yang tidak siku akibat kualitas batu bata yang kurang. Maka dalam hal ini pada pembuatan batu bata-perlunya peningkatan mutu yang dihasilkan secara efektif, ramah lingkungan, praktis dan murah.-Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memperbaiki karakteristik mekanis dan fisis! batu bata, hal ini dapat dilakukan dengan cara mencampurkanbahan bahan yang
bersifat pozzolan seperti abu sekam padi (rice husk ask / RHA) dengan limbah karbit (calciumcarbideresidue / CCR) kedalam bahan dasar pembuatan batu bata.
Pencampuran RHAdan CCR-didasarkan pada reaksi senyawa SiO2 yang terdapat pada abu sekam padidan senyawa CaO!yang terdapat pada limbah karbit. Reaksi dari senyawa-senyawa ini akan membentuk bahan-bahan yang memiliki daya pengerasan yang dapat menyatukan bahan-bahan pembentuk batu bata,-sehingga akan meningkatkan kuattekan batu bata.Disamping itu pemanfaatan limbah karbit dan abu sekam padiuntuk bahan campuran pembuatan batu bata dapatmengurangi penambangan tanah liat yang berlebihan dan memberikan salah satu solusi pemecahan masalah lingkungan akibat limbah karbit yang!dihasilkan dari aktifitas IndustriLas Karbit, serta memberikan! nilai jual bagi limbah karbit yang-selama ini hanya menjadi bahan! buangan. Pada penelitian ini batu bata yang telah dicetak tidak-melalui proses pembakaran. Hal-ini sangat membantu karena kita dapat mengurangi polusi udara serta mempermudah dan menghemat biaya produksi. Dengan semakin meningkatnya pembangunan di negeri ini, maka kebutuhan akan bahan bangunan batu bata juga semakin meningkat.Sampai saat ini, cara pembuaatan batu bata pun juga masih banyak yang menggunakan metode tradisional atau secara manual. Halini dikarenakan para pembuatnya sudah terbiasa menggunakan cara ini, karena jika ingin menggunakan teknologi akan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
1.3. BATAKO
Bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya membuat jumlahkebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan meningkat. Pada umumnya konsumsi bangunan tidak lepas dari penggunaan batubata sebagai salah satu pembentuk konstruksi dinding dalam suatu pembuatan bangunan. Kebutuhan batu bata yang semakin meningkat dan kerusakan tanah yang disebabkan oleh pembuatan batu bata menjadi masalah di lapangan yang harus segera diatasi. Batako sebagai alternatif pengganti batu bata untuk pembuatan dinding diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu dalam
pelaksanaannya, batako dapat disusun 4 kali lebih cepat dan cukup kuat untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata.
Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak yang terbuat dari pasir, semen portland dan air yang ukurannya hampir sama dengan batu bata. Karakteristik bata beton normal adalah mempunyai berat isi 2.200 – 2.400 kg/m3 (SK.SNI.T.15.1990) . Ditinjau dari karakteristiknya, batako tergolong cukup berat sehingga untuk proses pemasangan sebagai konstruksi dinding memerlukan tenaga yang cukup kuat dan waktu yang lama (Simbolon T. 2009). Inovasi perbaikan yang dilakukan yaitu pembuatan bata beton ringan dengan cara
mensubsitusi atau mencampur material beton dengan bahan yang ringan sehingga berat isi bata beton cenderung lebih kecil dari berat isi bata betonnormal.
Keuntungan lain penggunaan bata beton ringan adalah karena sifatnya yang ringan sehingga daya redam terhadap rambatan panas maupun suara akan jauh lebih bagus, dan membuat struktur menjadi ringan. Dalam penelitian yang akan dilakukan, penulis mencoba melakukan pembuatan batako dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas yang didaur ulang.
Penggunaan limbah kertas merupakan salah satu contoh usaha untuk menemukan jenis bahan bangunan baru dan untuk mengurangi masalah
pencemaran lingkungan akibat sampah kertas. Penggunaan bubur kertas ke dalam campuran (mix design) ini sering juga disebut dengan beton kertas (papercrete). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Mujiyono (2004) beton kertas dengan variasi adukan semen : kertas : pasir 1:2:0, 1:2:1,5, dan 1:2:3 dengan menggunakan perbandingan campuran bubur kertas (kertas : air) sebesar 1:10 ini termasuk di dalam golongan beton ringan dengan berat volume rendah karena memiliki berat jenis 834 kg/m3 – 1557 kg/m3 dan memiliki kuat tekan antara 2,66 MPa - 3,83 MPa . Penulis juga merencanakan menambah pozzolan buatan yang berasal dari hasil pemanfaatan limbah batubara yang berupa abu terbang (fly ash).
Fly ashmengandung silika dan alumina yang reaktif yang dapat bereaksi dengan
hasil hidrasi semen berupa Calsium Hidroksida Ca(OH)2 sehingga
penggunaannya padacampuran beton kertas (papercrete) diharapkan dapat meningkatkan kepadatan dan rekatan antara partikel-partikel beton kertas.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. BATAKO
2.1.1. Pengertian Batako
Batako merupakan beton tanpa agregat kasar yang disusun oleh semen dan agregat halus saja. Batako adalah batu-batuan atau batu cetak yang tidak dibakar dari tras dan kapur, kadang-kadang juga dengan sedikit semen portland, sudah banyak dipakai oleh masyarakat untuk pembuatan rumah dan gedung. Batako mempunyai sifat-sifat panas dan ketebalan total yang lebih baik dari pada beton padat. Semakin banyak produksi batako semakin ramah lingkungan dari pada produksi bata tanah liat karena tidak harus dibakar. Pemakaiannya bila dibandingkan dengan batu merah, terlihat penghematan dalam beberapa segi, misalnya : per m2 luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75%. Beratnya tembok diperingan sampai 50%, dengan demikian juga fondasinya bisa berkurang. Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jikalau kualitas batu batako mengizinkan, tembok ini tidak usah diplester dan sudah cukup menarik. Universitas Sumatera Utara
Batako pada umumnya dibuat dengan bahan baku yang terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Bahan-bahan tersebut dicampur pada tempat yang bersih dan mempunyai atap dan memakai alas agar tidak bercampur dengan tanah. Masa perawatan 3-5 hari, guna
memperoleh pengeringan dan kemantapan bentuk. Untuk memperoleh proses pengerasan biarkan selama 3-4 minggu. Di samping itu diusahakan agar di tempat sekitarnya udara tetap lembab (Frick,H.,1996). Karena mencegah penguapan akibat suhu yang tinggi. Penguapan dapat menyebabkan suatu kehilangan air yang cukup berarti sehingga mengakibatkan terhentinya proses hidrasi, dengan konsekuensi
berkurangnya peningkatan kekuatan. Penguapan juga dapat menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan cepat, sehingga berakibat
timbulnya tegangan tarik yang mungkin menyebabkan retak (Murdock,L.J.,1991).
Berdasarkan bentuknya, batako digolongkan ke dalam dua kelompok utama:
Batako padat Batako berlubang
Batako berlubang memiliki sifat penghantar panas yang lebih baik dari batako padat dengan menggunakan bahan dan ketebalan yang sama. Batako berlubang memiliki beberapa keunggulan dari batu bata, beratnya hanya 1/3 dari batu bata dengan jumlah yang sama dan dapat disusun empat kali lebih cepat dan lebih kuat untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata. Di samping itu keunggulan lain batako berlubang adalah kedap panas dan suara (Muller,C, Fitriani,E, Halimah, & Febriana,I. 2006).
Berdasarkan bahan bakunya, batako dibedakan menjadi dua, yaitu :
batako putih, dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air sehingga sering juga disebut batu cetak kapur tras.
batako semen pc / batako pres, dibuat dari campuran semen pc dan pasir atau abu batu. Ukuran dan model lebih beragam dibandingkan dengan batako putih. Batako ini biasanya menggunakan 2 lubang atau 3 lubang disisinya untuk diisi oleh adukan pengikat. Nama lain dari batako semen adalah batako press, yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu press mesin dan press tangan. Secara kasat mata, perbedaan press mesin dan tangan dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya
2.1.1.1. Cara Membuat Batako Dengan Cetakan Manual
Bahan.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan Batako adalah Menggunakan pasir, Tras untuk menghasilakn batako yang baik pasir/Tras memiliki ciri-ciri:
o Pasir/Tras tidak mengalami perubahan bentuk bila dicampur dengan air.
o Pasir/Tras tidak menggumpal bila diaduk dengan air. o Pasir/Tras terbebas dari kotoran.
Mesin/Peralatan
Mesin/peralatan yang digunakan untuk pembuatan batako biasanya mesin dalam
negeri hasil rekayasa, untuk perusahaan batako yang besar bias any
amenggunakan Mixer untuk proses pengadukannya, adapun mesin penggeraknya bias menggunakan Diesel ataupun DinamoElektrik. Adapun pembatan Batako dengan Skala kecil para pengrajin dapat menggunakan Cetakan manual hasil rekayasa dengan bahan daril ogam (besi), sedang kanukuran cetakan yang
diguakan sangat bervariatif antara daerah yang satu dengan daerah lainnya sesuai pasar yang berlaku dimasyarakat.
Cetakan Batako manual satu unitnya terdiri dari, ring plat tebal yang tengahnya berlubang dua atau tiga sebagai tempat botolan, botolan biasaya berbentuk perseg iempat danada yang lonjong dan luas atas lebih lebar, jumlahnya sesuai lubang ring yang digunakan ,dinding cetakan yang dilasposisisiku ( L) ini ada dua buah dan dilengkapi baut pengikat, solet/baji satu buah biasanya terbuat dari potongan permobil yang diberitangkai pipa besi, berfungsi untuk memadatkan adukan didalam cetakan. Adapun peralatan pembantulainny adiantaranya adalah, Cangkul/sekop untuk pengaduk, cungkir/potongan plat yang ditekuk untuk memudahkan memasukan adukan kedalam cetakan, ember untuk tempat air, palu/martil dan lempeng kayu untuk tatakan pada saat mencetak.
A. Memilih lokasi kerja.
Lokasikerjauntukpembuatanbatako yang ideal adalah:
- Lokasiharusluas, rata kalobisaberatap. - Dekatdenganbahanbaku.
- Dekatsumber air.
- Jauhdaritempatbermainanak-anak. - Tersediabakperendaman.
B. Proses Pencampuran.
Bahan baku pembuatan batako terdiri dari, Pasir/Tras, Semen Portlan, air, sedangkan perbandingananya sangat tergantung dari sifat pasir/tras yang digunakan namun demikian dapat kita perkirakan antara 7:1 s/d 12:1, untuk itu sebagai produsen batako sebelum memproduksi secaramasal, kita perlu
mengadakan percobaan terlebih dahulu sehingga akan menghasilkan produk yang optimal dan dapat diterima di masyarakat.
C. Proses Pengadukan.
Adukan untuk pembuatan batako berbeda dengan adukan untuk beton, pasangan maupun untuk adukan lepa, adukan yang digunakan untuk bembuatan batako menggunakan adukan ½ kering caranya cukup mudah, setelah adonan sudah homogen (rata), kita perciki air sambil diaduk bilaa dukan kita kepal sudah tidak berantakan/ambrol berarti sudah dapat digunakan, adukan siap cetak.
D. Proses Pencetakan.
Setelah adonan siap cetak, kita siapkan alat cetakan dan lempeng kayu sebagai tatakan, alat cetakan kita rakit diatas lempeng kayu dengan posisi terbalik jangan lupa baut pengikat kita kencangkan, setelah betul betul presisi mulai kita isi dengan adonan yang telah disiapkan sedikit demi dekit dan sambil kita padatkan
menggunakan lempeng besi sebagai alat pemadat/penekan, setelah padat kita tambah lagi sambil dipadatkan sampai cetakan betul betul penuh.
E. Proses Pelepasan cetakan.
Setelah cetakan sudah penuh dan betul-betul padat, kita angkat dibawa kelokasi yang telah disediakan, cetakan kitaletakan dengan posisi berdiri dilokasi yang betul-betul rata untuk menghindari keretakan pada saat cetakan dilepas caranya adalah, disetiap sudut dan bagian atas cetakan kita getok-getok dengan palu, agar adonan dengan cetakan tidak lengket, lalu kita lepas botolan satu persatu, langkah berkutnya kita kendorkan kedua baut pengikat baru kita lepaskan bagian dari cetakan secara pelan-pelan, langkah terakhir kita angkat plat Ring yang ada diatas batako tersebut.
F. Perawatan Batako setelah Pencetakan.
Setelahlokasi yang tersedia telah penuh dengan Batako dan bila lokasi tanpa atap batako tersebut kita tutupi dengan kantong semen atau bahan lainnya untuk menghindari panas langsung sinar matahari, Batako kita biarkan sampai hari berikutnya, pengeringan batako yang baik dengan jalan diangin-anginkan. Perawatan Batako yang baik dan ideal melalui perendaman.
Bila tidak tersedia kolam perendaman, batako yang telah dibiarkan selama satu malam tadi, langsung kita susun minimal ditempat yang sejuk dan setiap pagi kita siram air sampai batako tersebut betul-betu lkeras dan proses persenyawaan antara semen dengan pasir betul-betul sempurna.
Bila kita mempunyai lokasi yang beratap, penyusunan batako tersebut dapat dilakukan disitu dan dapat digunakan sebagai gudang.
1. BATU BATA
Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangun rumah yang sudah sangat umum digunakan di indonesia, dari zaman dulu hingga zaman modernseperti saat ini bata merah sudah menjadi bahan wajib didalam membangun rumah . cukup bisa di maklumi batu bata merah masih lebih banyak digunakan dari pada bata ringan atau batako press, karena selain sudah teruji kuatnya, mendapat kan jenis material ini pun tidak susuah.
Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar- benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan pun bukan lah sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat sehingga dapat menyatu dalam proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan lama, sehingga jarang sekali yang terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata merah. Selain itu material ini sangat tahan panas sehingga daat menjadi pelindung tersendiri bagi bangunan anda dari bahaya api.
1.2.
Cara Membuat Batu Bata
a. Bahan Baku Untuk Membuat Batu Bata
-Tanah Liat -Air
-Abu
b. Alat-Alat Untuk Membuat Batu Bata
-Cangkul-Pencetak Batu Bata
-Mesin Penggiling batu bata
-Mesin Pembakar / Tungku Pembakaran -Kayu Bakar / batu bara
1. Pertama-tama carilah lahan tanah merah yang berbentuk perbukitan dan tekstur tanah meranya sangat liat, jangan terlalu banyak mengandung pasir, tanah yang bertektur tersebut akan mengurangi kekuatan dari batu bata. Juga dekat dengan sumber air, sebagai bahan campuran tanah merah. 2. Selanjutnya jika sudah didapat, bersihkan tanah liat tersebut dari sisa
sampah yang ada seperti rumput batu-batu kecil dan sebagainya
3. Rendam tanah liat ( lempung) tersebut kedalam suatu lubang yang sudah anda buat minimal 15 jam atau lebih tergantung tanah liat ditempat anda berasal. Lalu buang air tersebut sampai kering, setelah itu anda harus menghaluskan tanah liat tersebut, bisa menggunakan cangkul. Mengapa harus dengan cangkul? Karena kali ini kita membahas dan
mengerjakannya dengan menggunakan teknik manual bukan dengan mesin, nanti bisa anda kembangkan lagi.
4. Hancurkan tanah tersebut dengan cara menginjak-injak tanah tersebut hingga menjadi lumpur. kalau dengan skala yang cukup banyak bisa menggunakan bantuan hewan seperti kerbau. Jangan sampai terlalu lembek (seperti bubur) karena tidak akan bisa di cetak.
5. Lalu taruh lumpur (lempung) diatas meja cetak
6. Setelah sudah bisa langsung di cetak jangan lupa menaruh sedikit abu dicetak agar tidak lengket
7. Bila tanah liat tersebut sudah berbentuk persegi seperti batu bata, anda sudah bisa melakukan pengeringan
8. Tahap pendindingan tujuannya agar batu bata cepat kering bisa dilakukan dengan cara menumpukan bata yang masih berbentuk tanah tadi dengan memiringkannya
9. Lalu jika sudah kering, tahap selanjutnya menyusun batu bata dari kilang tempat produksi ke dapur pembakaran
10. Tahap pembakaran batu bata ini adalah langkah penentuan dimana anda bisa di katakan berhasil dikarenakan pada tahap ini akan dilakukan
pembakaran didapur tempat anda bekerja dan biasa nya memakan waktu cukup lama, tergantung banyaknya batu bata yang anda bakar
2.2.3. Tahap-Tahap Pembakaran Batu Bata Mentah
1. Langkah selanjutnya setelah batu bata mentah yang sudah kering disusun di dapur pembakaran yang sudah disiapkan
2. Setelah itu anda juga harus menyiapkan bahan bakarnya seperti kayu atau bisa juga dengan sisa olahan buah kelapa sawit tangkos, harus dikeringkan dulu agar mempermudah pembakaran
3. Lalu anda tinggal melakukan tahap pembakaran dengan cara memasukan kayu tersebut kedalam lubang dibawah susunan batu bata tadi 4. Kemudian kita masuk ketahap membuat dinding disekeliling
susunan batu tersebut tujuannya adalah mempercepat suhu yang ada didialam susunan batubata cepat naik keatas tidak lupa memberi sekam (bekas kupasan kulit padi) bisa didapatkan dikilang padi. api nya jangan sampai mati atau redupnya semakin hari harus tambah marak atau ditambah volumenya.
5. Tahap penutupan lubang api bertujuan agar hawa api tidak keluar dan tanda berakhirnya proses pembakaran hal ini bisa dilakukan apabila asap yang ada pada bagian atas susunan batu bata tadi sudah membening atau kalau kita lihat hanya ada seperti udara yang membara-bara
6. Masih belum selesai, masih ada tahap finishing nya lagi yaitu tahap peyiraman bagian atas susunan batu bata dengan sekam (bekas sisa kulit padi) saran saya taruh yang gak tebal supaya batu bata anda masak. Setelah itu kita lanjutkan dengan tahap pembukaan dinding yang sudah dipasang tadi, ini dilakukan sekitar 24 jam setelah tahap nomor 6. Lamanya terhadap tahap pembakaran tergantung banyaknya batu bata yang anda
bakar(misalnya kalau 60.000 buah batu bata, anda memerlukan waktu 6hari 6malam nonstop)
7. Setelah dibakar kemudian di dinginkan, barulah batu bata siap dijual, biasanya banyak orderan dari pihak mebel dan pembeli perorangan, dengan harga 1 batanya berkisar antara Rp.400 – Rp. 500 belum termasuk ongkos kirim.
3. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
A. BATAKO
a) KELEBIHAN
1) Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama. 2) Ukurannya besar,
3) ongkos pemasangan juga lebih hemat.
4) Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.
5) Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
6) Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan potongan.
7) Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.
8) Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
9) Pemasangan lebih cepat.
b) KELEMAHAN
1) Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
2) Mudah dilubangi dan mudah pecah karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
3) Kurang baik untuk insulasi panas dan suara
B. BATU BATA
a. KELEBIHAN
1) Tidak memerlukan keahlian khusus untuk
memasang.Ukuranya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan.
2) Mudah untuk membentuk bidang kecil. 3) Murah harganya.
5) Perekatnya tidak perlu yang khusus.
6) Tahan panas sehingga dapat menjadi pelindung terhadap api.
b. KELEMAHAN
1) Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi.
2) Menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim dingin sehingga suhu ruang tidak dapat dikondisikan atau tidak setabil.
3) Cenderung lebih boros dalam penggunaan meterial perekatnya.
4) Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama membuat wastenya dapat lebih banyak.
5) Karena sulit mendapatkan pasangan yang cukup rapi maka dibutuhkan plester yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
6) waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainya.
7) Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ASTM, Croncrete and Aggregates, Annual Book of ASTM Standard, Vo.04.02.1995, Philadelphia: ASTM, 1995.
Departemen Pekerjaan Umum, 1982, Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. Badan Penelitian dan Pengembangan PU,
Pedoman Beton 1989. SKBI.1.4.53.1989.
Mulyono, Tri, 2005, Teknologi Beton, Edisi 2, Andi, Yogyakarta. Samekto, 2001, Teknologi Beton, Bandung.
Tjokrodimulyo, K., 1996, Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta
Nawy, Edward. G., Reinforce Concrete a Fundamental Approach, Terjemahan, cetakan pertama, Bandung : PT. Eresco, 1990
Iptekda – Lipi, 2004, Pembuatan Batako dan Paving Block secara Maksimal (Http://www.iptekda.lipi.go.id/.../buletin) diakses 5 Desember 2009.