BIOLOGI PERIKANAN 1. Biologi ikan
Tujuan utama untuk kemajuan ilmu pengetahuan mengenai ikan.
Merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dari segi murni, misalnya dari segi morfologi, anatomi, fisiologi, taksonomi, genetika, evolusi, dan ekologinya.
2. Biologi perikanan
Memiliki tujuan untuk melindungi sumberdaya perikanan sehingga manusia dapat memanfaatkannya secara optimal, berkelanjutan, dan selalu memperhatikan aspek kelestariannya.
Merupakan ilmu yang mendasarkan diri pada biologi ikan dan ilmu-ilmu lainnya kemudian dipadu dan diterapkan untuk pemanfaatan dan pengelolaan perikanan.
3. Overfishing
Gejala-gejala overfishing:
Produktivitas hasil tangkapan menurun Terjadi booming spesies tertentu Penurunan ukuran hasil penangkapan
Grafik penangkapan dalam satuan waktu berbentuk fluktuasi atau tidak menentu
Penurunan produksi secara nyata 4. Perikanan
Mempunyai beberapa batasan:
Segi ekonomi, perikanan sebagai suatu usaha manusia dalam memanfaatkan perairan, baik hewani maupun nabati, dengan tujuan mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
Segi perikanan: - Undang-undang RI Nomor 9 Tahun 1985 - Undang-undang RI Nomor 31 Tahun 2004 5. Jenis Ikan (Berdasar UU)
Pisces (ikan bersirip)
Crustacea (udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya) Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, dan sebangsanya) Coelenterata (ubur-ubur dan sebangsanya)
Echinodermata (bintang laut, teripang, bulu babi, dan sebangsanya) Amphibia (kodok dan sebangsanya)
Reptilia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, dan sebangsanya) Mamalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya)
Algae (rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidup di dalam air) Biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut di atas 6. Sumberdaya Perairan
Sumberdaya perairan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam dengan berdasar salinitas, ukuran kedalaman, kecepatan aliran airnya, dan lain-lain.
a. Perairan Tawar
Air diam (leutic): danau, waduk, rawa, kolam, reservoir. Air mengalir (lotic): sungai
b. Air Payau
Pencampuran antara air tawar dari hulu dengan air asin dari lautan Salinitas perairan sangat bervariasi
Daerah payau yang sudah dekat dengan laut disebut daerah estuari atau kuala Menampung berbagai nutrien
Habitat yang baik untuk ikan c. Perairan Asin (Laut)
Habitat pantai
Kedalaman perairan < 200 m Daerah perikanan tradisional
Kondisi perairan yang belum tercemar, hampir sama dengan daerah kuala Kaya akan nutrien dan sangat produktif
Habitat lautan Kedalaman > 200 m Miskin kandungan nutrien
Sinar matahari tidak tembus ke daerah tersebut Perikanan di laut terbuka
7. Manusia
Keberhasilan pemanfaatan dan pengelolaan SDI sangat tergantung pada manusia
Manusia memanfaatkan perairan untuk berbagai macam kebutuhan
Segi ekonomi, sosial, maupun politik dapat melampaui bahkan mungkin berlawanan dengan rencana kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan
PENGELOLAAN PERIKANAN BERBASIS BIOLOGI 1. Taksonomi dan identifikasi
Taksonomi : ilmu yang mempelajari teori, prinsip, prosedur, dan peraturan-peraturan klasifikasi
Klasifikasi : identifikasi, penamaan, dan pengelompokkan organisme ke dalam suatu sistem formal berdasar pada persamaan seperti anatomi internal dan eksternal, fungsi fisiologis, keturunan, atau sejarah evolusi
Jumlah ikan sangat banyak dengan berbagai jenis, bentuk, dan perkembangan filogeni, klasifikasi sering mengalami kesulitan
- Filogeni : perkembangan jenis, genus, atau kelompok dari waktu ke waktu
- Ontogeni : perkembangan dari suatu individu mulai telur yang dibuahi hingga dewasa
2. Ciri yang umum dalam taksonomi ikan : perbedaan bentuk (morfologi)
Kuantitatif : morfometri dapat diukur (panjang tubuh, jumlah jari-jari sirip, dan lain-lain)
Kualitatif : warna dan bentuk tubuh 3. Bukan morfologi
Perilaku fisiologi : sulit pemakaiannya, namun tetap mugnkin digunakan. Contohnya perbedaan laju pernafasan berhasil dipakai untuk mengenali populasi ikan gobi
Sitologi : melihat ciri-ciri khas bentuk dan ukuran kromosom dapat dipakai untuk mengenali spesies yang berbeda
Biokimia : secara langsung dapat digunakan untuk menggambarkan jarak antara taksa secara genetik
Distribusi
4. Distribusi dan persyaratan habitat Berdasar derajat pemencaran
Resident species : jenis ikan yang berpindah tempat tapi lebih menyukai membatasi diri pada tempat yang sempit. Beberapa spesies sering melakukan gerak terbatas yang mungkin sebagai akibat dari adanya gejala alam, misalnya:
- Gerak harian : gerakan pada siang hari secara vertikal
- Gerak pasang surut : gerakan menuju pantai pada waktu pasang dan kembali ke laut mengikuti surut
- Gerak pencar acak : gerak pencaran atau sedikit perpindahan yang tidak bertujuan tertentu
- Gerak musiman : perpindahan yang tidak jauh dan dilakukan musiman
Development migrants : jenis yang berpindah tempat untuk pertumbuhan atau perkembangan hidupnya. Jarak yang ditempuh dapat dekat atau jauh tergantung spesiesnya.
Annual migrant : jenis ikan yang melakukan pindah tahunan, berpindah tempat tiap tahun dengan berbagai tujuan.
5. Habitat dan persyaratannya
Habitat : tempat hidup suatu organisme
Digolongkan menjadi dua golongan besar : air laut dan air tawar (dan payau) 6. Habitat air laut dalam
Abyssal (4000 – 6000 m) Bathypelagic (1000 – 4000 m) Archibenthic
7. Penggolongan ikan pada perairan dangkal
Benthic/Demersal (10 – 250 m). Contoh : ikan kakap, kerapu, bawal, udang) Oceanic, ikan yang menyukai hidup di dekat permukaan air laut, sangat jarang mendekati daratan. Contoh: ikan mola-mola
Pelagic, golongan ikan yang hidup di lingkungan laut tetapi tidak hidup di dasar laut. Contoh: ikan pedang, tenggiri, tongkol, dan lain-lain.
Benthopelagic, ikan yang mampu hidup di daerah bentik maupun pelagik tergantung musim atau kondisi lain (misal perubahan salinitas). Contoh: ikan hiu Coastal, ikan ini tidak pernah jauh dari pantai tetapi jarang sekali masuk ke daerah payau. Contoh: jenis ikan trout
Ikan kuala (estuarine), ikan yang hidup di daerah muara sungai, tempat pertemuan air sungai dengan air laut
8. Penggolongan ikan bermigrasi
Katadrom : ikan yang menghuni daerah perairan asin sampai air tawar (pemijahan memerlukan air asin). Contoh: sidat, belanak, udang galah
Anadrom : ikan yang melakukan perjalanan naik dari laut ke arah hulu sungai untuk melakukan pemijahan. Contoh: salmon
9. Penggolongan ikan yang hidup di air tawar
Lacustrine, golongan ikan yang hidupnya menetap di perairan diam (tambakan, sepat, dan nilem).
Fluvial, golongan ikan yang hidupnya di air mengalir. Contoh: karper, mujahir.
Adfluvial, golongan ikan yang hidupnya memerlukan air tenang, tetapi untuk memijahnya mencari air mengalir.
10. Persyaratan habitat
Faktor pembatas: dapat berupa fisik, khemis, atau biologis Suhu
Salinitas Oksigen
FOOD AND FEEDING HABITS
Makan merupakan hal yang sangat penting bagi organisme. Energi yang dihasilkan berfungsi untuk : Gerak Pemeliharaan Reproduksi Proses pencernaan Pertumbuhan
Food habits : berkaitan dengan kualitas dan kuantitas pakan yang dimakan
Feeding habits : berkaitan dengan cara ikan makan, menyangkut tempat dan waktu makan
Besarnya populasi ikan dalam perairan ditentukan dari pakan yang tersedia. Faktor yang mempengaruhi yaitu : kualitas dan kuantitas pakan yang tersedia, ketersediaan pakan, waktu pengambilan pakan, suhu, cahaya, ruang, dan luas permukaan.
1. Pengaruh bentuk tubuh
Ikan perenang aktif dengan pakan organisme yang bergerak : berbentuk fusiform dengan penampang agak membulat, sirip pektoral panjang, dan sirip ekor bercagak.
Ikan yang tidak berenang aktif : bentuk tubuh datar di tengah, sirip pektoral lebar, dan ekornya membulat.
Morfologi bagian dalam : berkaitan dengan perilaku makan dan jenis pakan - Bentuk, jumlah, dan letak gigi
- Bentuk dan ukuran “gill raker”
- Panjang usus, lambung, dan jumlah pyloric caeca
Ikan tidak selalu memakan jenis pakan yang sama dalam perjalanan hidupnya 2. Cara mendapatkan pakan
Pemburu : aktif mengejar mangsa, perenang cepat, bentuk tubuh fusiform. Contoh: hiu.
Perayap : perenang lambat, bertubuh memanjang. Contoh: barakuda.
Penghadang : menangkap mangsanya dengan cepat dari persembunyiannya. Contoh: ikan karang.
Penyaring : pakan disaring dari air melalui gill raker, lambung biasanya cukup panjang. Contoh: paus.
Pemilih : memilih mangsa berukuran kecil dari badan air atau substrat. 3. Tersedianya pakan yang cukup
Pertumbuhan ikan baik
Kematangan gonad dicapai tepat waktu
Fekunditas cukup tinggi, ukuran telur dan ukuran ikan dari satu tetasan relatif lebih seragam
Mengurangi pemangsaan terhadap ikan yang lebih kecil (pada ikan pemangsa) 4. Rantai pakan
Grazing food chain
Algae – organisme pemakan tumbuhan – organisme pemakan daging Detritus food chain
Sisa bahan yang mati (detritus) – jasad renik – pemakan – pemangsa 5. Kebiasaan pakan (Food habits)
Kebiasaan pakan adalah pakan yang biasa dimakan oleh ikan, berupa pakan yang ada di lingkungannya, dan dalam bentuk alami
6. Berdasar food habits Herbivorous Carnivorous Omnivorous
Detritivorous, insektivorous, dan piscivorous
7. Faktor yang mempengaruhi jenis maupun jumlah pakan ikan Siklus harian
Perubahan musim Ukuran dan jenis ikan
Kondisi setempat
UMUR IKAN 1. Ukuran dan umur ikan
Ukuran dan umur ikan sangat bervariasi - Jenis dengan ukuran kecil
- Jenis dengan ukuran besar
Umur maksimum bervariasi untuk setiap spesies, bervariasi antara bulan dan tahun
Umur ikan dapat diduga melalui berbagai cara antara lain dengan metode: - Distribusi frekuensi panjang
Metode frekuensi distribusi panjang (Metode Petersen) - Metode pendugaan bagian tubuh
o Membaca tanda tahunan pada organ keras ikan seperti sisik,tulang operculum, tulang punggung, dan jari-jari keras sirip punggung
o Pendugaan umur dengan cara ini memberikan hasil yang lebih baik untuk ikan air dingin
o Penebalan organ yang terjadi pada musim dingin menjadi petunjuk jelas sebagai tanda tahunan
- Pemberian tanda secara tagging dan marking
o Tagging: pembubuhan benda asing pada bagian tertentu tubuh ikan o Marking: pembubuhan tanda pada tubuh ikan tanpa memasukkan
benda asing
2. Penentuan umur ikan dengan sisik Berdasar pada 3 hal:
Pertumbuhan tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertumbuhan panjang ikan selama hidupnya
Hanya 1 annulus yang dibentuk pada tiap tahun 3. Penentuan umur dengan bagian tubuh lain
Tulang operculum Batu telinga Vertebra
Jari-jari keras sirip punggung
Penentuan umur ikan dengan cara-cara di atas akan baik untuk ikan di daerah empat musim – terjadi perlambatan pertumbuhan.
PERTUMBUHAN 1. Pertumbuhan
Pertumbuhan: pertambahan ukuran panjang dan/atau berat
Pertumbuhan individu: pertambahan jaringan akibat pembelahan sel secara mitosis, terjadi apabila ada input energi dan asama amino (protein) dari pakan
Pertumbuhan populasi: pertambahan jumlah individu
Pakan (energi) yang masuk ke dalan tubuh ikan akan digunakan untuk: - Membentuk sel-sel baru
- Menggantikan sel-sel yang rusak - Metabolisme dasar
- Perkembangan gonade
- Pergerakan (berenang, mempertahankan teritorial, dan lain-lain)
Pakan akan mengakibatkan pertambahan ukuran berat dan panjang ikan Hubungan antara pakan dengan pertumbuhan:
I = M + G + EKeterangan: I (intake) = pakan yang masuk M (metabolism) = metabolisme G (growth) = pertumbuhan E (excretion) = eksresi 2. Manfaat studi pertumbuhan
Data mengenai pertumbuhan berguna untuk menjelaskan sejarah ikan secara umum
Data panjang dan berat, menjadi landasan dalam penelitian, pengelolaan, dan pemanfaatan
Jumlah dan ukuran ikan yang tersedia menentukan potensinya dalam menyediakan manfaat untuk kepentingan perikanan komersial atau rekreasional Data panjang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengestimasi umur. Data berat dapat digunakan sebagai cara untuk mengetahui standing crop, produksi pada perairan umum seperti halnya hatchery atau laboratorium.
Ikan menunjukkan berbagai keragaman (intraspesies dan interspesies) dalam hal pertumbuhan
Populasi yang sama dari satu tetasan induk menunjukkan adanya variasi yang cukup banyak
Ketelitian diperlukan dalam menyimpulkan data yang berasal dari sumberdaya dengan populasi lain di tempat lain atau populasi yang sama pada waktu yang berlainan.
3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Faktor luar : pakan, suhu perairan, intensitas cahaya, salinitas, turbiditas, lingkungan
Faktor dalam : umur, keturunan, jenis kelamin, penyakit
Pertumbuhan mengalami kelambatan saat ikan menjelang dewasa. Banyak energi untuk perkembangan gonadenya.
4. Menghitung pertumbuhan
Pertumbuhan tidak sama dengan laju/kecepatan pertumbuhan
Pertumbuhan: perubahan panjang atau berat yang diperhitungkan dalam jangka waktu tertentu
Laju pertumbuhan: pertumbuhan yang kecepatannya dihitung per satuan waktu (hari, bulan, tahun)
Pertumbuhan mutlak berbasis berat
Wt – Wo Keterangan: Wt = berat akhir periode Wo = berat awal periode
Pertumbuhan relatif: perubahan berat antar dua jangka waktu relatif terhadap berat awalnya
(Wt – Wo) Keterangan: Wt = berat pada akhir periode Wo Wo = berat pada awal periode
Laju pertumbuhan mutlak: perubahan berat dalam satu periode tertentu Wt – Wo Keterangan: Wt = berat pada akhir periode
t1 – to Wo = berat pada awal periode t1 = akhir periode
t2 = awal periode Laju pertumbuhan relatif
Wt – Wo Keterangan: Wt = berat pada akhir periode Wo (t1 – to) Wo = berat pada awal periode
t1 = akhir periode t2 = awal periode
Laju pertumbuhan spesifik
G = ln Wt – ln Wo Keterangan: Wt = berat pada akhir periode ΔT Wo = berat pada awal periode
ΔT = selisih periode 5. Hubungan Panjang – Berat Ikan
Hubungan panjang dan berat ikan ditunjukkan dalam persamaan: W = a L b Keterangan: W = berat ikan, L = panjang ikan
a = konstanta, b = eksponen Harga b biasanya berkisar antara 2 – 4
Nilai b = 3, pertumbuhan ikan simetri atau isometri (asumsi bahwa semua bagian tubuh ikan tumbuh dengan laju yang sama)
Nilai b tidak sama dengan 3, ikan tumbuh secara alometri b < 3, pertambahan panjang ikan lebih cepat dari pertambahan beratnya b > 3, pertambahan berat ikan lebih cepat dari pertambahan panjangnya 6. Faktor kondisi
Digunakan sebagai penunjuk kondisi, keadaan, atau kegemukan pada ikan atau populasi ikan
Memerlukan data panjang dan berat ikan Persamaan umum faktor kondisi:
K = berat/panjang3 x bilangan pengali K = berat (g)/panjang3 (mm) x 10 5 K = berat (g)/panjang3 (mm) x 10 2
Faktor kondisi relatif Kn = W Keterangan: W = berat a L b L = panjang a dan b = parameter Berat relatif Wr = W Keterangan: W = berat Ws Ws = berat standar Ws = a’ L b’ a dan b = parameter
Nilai K tidak boleh dipakai untuk membandingkan antara spesies ikan yang berlainan
Tidak boleh membandingkan nilai K ikan atau grup ikan dengan panjang yang berbeda nyata
Nilai K dapat menggambarkan: - Ikan yang panjang, kurus - Ikan yang pendek, tebal, gemuk
Nila K dari suatu populasi ikan secara bulanan dalam tempo setahun lebih dapat digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada perairan, misalnya bertambahnya anggota populasi yang terlalu padat atau sedikit, ketersediaan pakan, perubahan kualitas air, dan lain-lain.
REPRODUKSI 1. Pengertian/Definisi
Reproduksi/perkembangan (seksual):
- Pertambahan individu baru sebagai hasil peleburan sperma induk jantan dan telur dari induk betina
- Terjadi pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya Reproduksi/perkembangan (aseksual):
- Hermaprodit: mempunyai jaringan ovarium dan jaringan testis pada satu individu
o Hermaprodit sinkroni. Contoh: Hepatus hepatus
o Hermaprodit protandri. Contoh: Kakap (Lates calcarifer) o Hermaprodit protogini. Contoh: Belut (Monopterus albus)
- Gonokhorisme: kondisi seksual berganda, pada tahap juvenil gonad tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betina. Contoh: Sidar (Anguilla
anguilla)
2. Ciri seksual
Primer: ovarium (betina), testis (jantan) Sekunder
- Sexual dimorphis : perbedaan morfologi - Sexual dichromatism : perbedaan warna - Tanda-tanda khusus lain:
o Sementara: hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja 3. Maturity stage dan spawning stage
Maturity stage (tingkat kematangan gonad)
- Tingkat atau taraf yang menunjukkan berapa lama lagi (waktu) terjadi pemijahan
- Tingkat kematangan lanjut bisa diprediksi Spawning stage (stadium peneluran)
Saat pertama kali induk akan siap bertelur/membuahi
Vitellogenesis: terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap-tiap individu telur - terjadinya perubahan dalam gonad
Pertambahan berat gonad – saat matang gonad/siap memijah - Betina 10 – 25 % dari berat tubuh
- Jantan 5 – 10 % dari berat tubuh
Tiap spesies – ukuran yang berbeda – saat pertama kali mencapai kematangan gonad
4. Faktor yang mempengaruhi kematangan gonad Ketersediaan pakan
Suhu perairan
Lintang sebaran (berdasarkan letak geografis) 5. Gonado somatic index (GSI)
Indeks Gonadosomatik dikenal juga sebagai koefisien kematangan
Digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui perkembangan atau kematangan gonad
GSI = Berat Gonad X 100% Berat Tubuh + Berat Gonad 6. Tahap reproduksi
Tahap 1 Perkembangan oosit Tahap 2 Vitellogenesis Tahap 3 Pematangan oosit Tahap 4 Pemijahan
Tahap 5 Pemulihan Tahap 2 Vitellogenesis
7. Perkembangan seksual Ovipar (bertelur) Vivipar (beranak)
Ovovivipar (bertelur dan beranak) 8. Siklus reproduksi
Tingkah laku reproduksi – siklus yang berkala dan teratur
Beberapa spesies ikan – reproduksi hanya terjadi satu kali dalam hidupnya (Big bang spawner)
- Salmon (Oncorhynchus sp.)
- Lamprey laut (Petromyzon marinus)
Sebagian besar ikan – siklus reproduksi tahunan, dimulai saat pertama kali mencapai matang gonad dan akan berulang terus menerus sampai mati
Beberapa ikan bereproduksi lebih dari satu kali dalam setahun - Ikan seribu (Lebistes reticulatus) – 4 minggu sekali
- Tilapia sp. – lebih dari 2 - 3 kali setahun
9. Strategi reproduksi Synchronous
Semua telur dipijah dan induk ikan mati. Contoh: Salmon
Group Synchronous
Pemijahan berkali-kali dan pemijah musiman Contoh: pada beberapa spesies ikan
Asynchronous
Berulang kali dan pemijahan setiap hari Contoh: Medaka
10. Pemijahan
Ikan memerlukan habitat tertentu untuk berlangsungnya pemijahan Fitofil
Litofil Psamofil Pelagofil Ostrakofil
Litipelagofil
11. Faktor yang mempengaruhi pemijahan Suhu
Musim
Keadaan lingkungan 12. Fekunditas
Fekunditas: jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor betina
Kesuburan : jumlah keturunan yang mampu bertahan hidup dari seekor individu
Kesuburan < Fekunditas
Fekunditas menunjukkan keragaman: - Genetik
- Ukuran (panjang dan berat) - Umur ikan
- Musim
- Sediaan pakan di masa-masa sebelumnya 13. Pengeluaran telur
Isochronal: telur dikeluarkan secara serentak/sekaligus (ikan subtropis)
Heterochronal: telur dikeluarkan secara bertahap tetapi masih dalam satu musim peneluran (ikan tropis), terjadi berbagai tingkat kematangan gonade
14. Hubungan fekunditas dengan berat F = a W b Keterangan: W = berat ikan
Transformasi logaritma
log F = log a + b log W 15. Cara penghitungan telur
Langsung – telur dihitung satu demi satu
Gravimetri – menimbang seluruh ovari ikan dan sampel telur lalu menghitung jumlahnya
Volumetri – prinsip sama dengan cara gravimetri, hanya berat diganti dengan volume
Pemindahan air
16. Perhitungan telur dengan metode gravimetri X : x = G : g Keterangan: X = jumlah total telur
x = rerata jumlah telur pada berat tertentu G = berat kering angin seluruh telur
g = rerata berat kering angin sebagian telur dihitung 17. Tingkah laku pemijahan ikan
Fase pra pemijahan: aktivitas mencari makan, ruaya, pembuatan sarang, sekresi feromon (pengenalan lawan jenis mencari pasangan), dan gerakan rayuan Fase pemijahan: sentuhan bagian-bagian tubuh, gerakan eksotik dengan menggetarkan seluruh bagian tubuh, pembelitan tubuh, dll
Fase pasca pemijahan: penyempurnaan penutupan sarang, penjagaan sarang
18. Pemijahan
Pemijahan – biasanya didahului oleh gerakan atau perilaku tertentu antara induk jantan dengan betina
Gerakan atau behavior ini bervariasi – mengadakan kontak tubuh/hanya berenang berdekatan antara si jantan dan betina
19. Pembuahan/Fertilisasi
Pengertian secara sederhana: bersatu/bertemunya sperma dengan telur, yang diikuti oleh perkembangan zigot
Pembuahan terjadi apabila induk jantan maupun betina sudah siap pijah
Untuk jenis ikan tertentu terjadinya pematangan gonad dan pembuahan perlu rangsangan dari luar
Pembuahan alami: pemijahan terjadi karena rangsangan faktor alam - Internal fertilization
- External fertilization Pembuahan buatan
- Kering - Basah
Pembuahan secara kering dan basah prinsipnya sama - Tanpa dan atau dengan bantuan air
- Sperma dari ikan jantan dan telur dari si betina diletakkan pada suatu tempat, dicampur dengan bantuan pengaduk lemas seperti bulu ayam
- Campuran dipindahkan ke bak penetasan sampai menetas 20. Hipofisasi
Dilakukan karena beberapa ikan belum dapat berpijah hanya dengan rangsangan alami
Perangsang yang dipakai berupa hypofisa ikan karper atau hypofisa ikan sejenis dengan ikan yang dipijahkan
Hypofisa ikan karper dapat digunakan pada semua ikan (donor universal) Hypofisa terletak di bawah otak sebelah depan yang disebut diencephalon, kelenjar ini terdapat di dalam lekukan tulang (sela tursica)
Kelenjar ini pada bagian lobur anteriornya akan menghasilkan hormon Gonadotrophin, berfungsi untuk mengatur aktivitas ovarium
21. Sintasan larva
Critical period: saat peka bagi larva Tataran larva yang terhanyut arus
Sediaan kuning telur telah habis – harus menemukan pakan yang sesuai dengan bukaan mulutnya
Mendapatkan tempat/habitat yang menguntungkan Kemampuan organisme untuk menahan lapar tidak sama
Sintasan dan pertumbuhan larva ikan dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik, meliputi pemangsaan, “density dependent factors”, kerapatan atau kelimpahan pakan, arus, suhu, kualitas air, dan sebagainya
Sediaan pakan – cukup, waktu tepat setelah kuning telur habis – sintasan larva tinggi
Sediaan pakan – tidak sesuai dan kurang – larva akan kelaparan, kemampuan renang menurun, dan kepekaan terhadap penyakit/infeksi, peracun, kandungan oksigen rendah, dan pemangsaan meningkat