• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan biologi perikanan materi panjang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan biologi perikanan materi panjang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ikan pmerupakan hasil dari konsumsi, asimilasi makanan oleh tubuh organism (vasnetsou, 1947). Seperti hewan yang lain, prosses pertumbuhan ikan tergantung jenis ikan dan kemampuan hidupnya beserta lingkungannya. Persediaan makanan yang terbatas kemungkinan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kecilnya ukuran tubuh ikan. Tetapi pada ikan ukuran kecil seperti anohovy, gambusid, dan sebagainya. Jumlah populasi juga tergantung adanya

Sebagian energy ikan, diakumulasikan untuk pertumbuhan jaringan somatif dan reproduksi. Saat ini banyak ilmuan dalam bidang perikanan yang menggunakan sampel ikan dari populasinya untuk memperkirakan pertumbuhan ikan tersebut. Dalam hal ini, metode utama yang digunakan untuk menghitung atau mengukur panjang rata-rata dan berat rata-rata pada ikan dengan umur yang berbeda (Tytler dan Calow, 1985).

1.2 Maksud dan Tujuan

(2)

Adapun tujuan pratikum biologi perikanan tentang “Hubungan Panjang dan Berat” adalah mampu mendemonstrasikan teknik-teknik pengukuran untuk menentukan pertumbuhan ikan.

1.3 Waktu dan Tempat

(3)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila

Menurut sistematika ikan Nila dapat dijelaskan sebagai berikut

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Subkelas : Acanthopterygii

Suku : Cichliade

Marga : Oreochromis

Species : Oreochromis sp

Menurut Zipcodezoo (2011), klasifikasi ikan Nila sebagai berikut : Domain : Eukaryota

Kingdom : Animalia Sunkingdom : Bilateria Branch : Deuderostoma Infrakingdom : Chordana

Phylum : Chordata

(4)

Subclass : Actinopterygii

Scientfic name : Oreochromis niloticus niloticus

Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan oreochromis ini memang beda dengan kelompok lainnya. Secara umum, bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar,menonjol dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (Linea Lateralis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya sedikit kebawah daripada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisik adalah 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Khairi, 1985)

(5)

Udang Galah

Menurut Hadi dan Supriatna (1984) semua jenis udang air tawar termasuk familia. Palaemonidae dan udang galah adalah salah satu jenis familia tersebut yang

merupakan jenis terbesar. Dalam sistematika udang galah termasuk :

Filum : Arthropoda

Menurut Fernandes (2010), klasifikasi ikan Nila sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Scientfic name : Macrobrachium rosenbergii (deman)

(6)

chepalothorax dibungkus oleh kulit yang keras (carapace). Bagian badan (abdomen)

terdiri dari lima ruas, masing-masing dengan sepasang kaki renang (Pleopoda). Bagian ekor (uropoda) merupakan ruas terakhir dari ruas badan yang kaki renangnya bermodifikasi dengan telson (Hadie dan Supriatna, 1984)

Menurut Fernandes (2010), morfologi udang galah sebagai berikut : Badan udang galah terdiri dari ruas-ruas yang ditutup dengan kulit keras, tidak elastic dan dari zat dutin,. Badan udang galah terdiri dari tiga bagian kepala, dada (chepalothorax) , badan (abdomen), dan ekor (uropoda)

Belut

Menurut Santoso (2001), klasifikasi belut dapat dirinci sebagai berikut :

Kelas : Pisces

Subkelas : Telostei

Ordo : Synbranchoidae Famili : Synbranchidae

Secara umum belut dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut : - Belut Sawah (Monopterus albus zuleuw)

- Belut Rawa atau kirai atau disebut juga lindung (Synbranchus bengalensis Mc. Clell)

- Belut (Macrotena CAligans Caut)

Menurut Ahira (2011), Klasifikasi belut adalah sebagai berikut :

Class : Pisces

Subkelas : Telostei

(7)

Ordo : Synbranchoidae

Genus : Synbranchus

Species : Synbranchus Bengalensis Mc Clell (belut rawa) = Monopterus Albus Zelieuw (belut sawah ) ; Macrotema Caligans Caut (belut kali/laut)

Menurut Santoso (2001) belut secara umum memiliki cirri fisik sebagai berikut : - Bentuk badan panjang (sampai 40 cm lebih) dan bundar mirip ular

- Mata kecil dan lengkung

- Punggung berwarna kehijau-hijauan, sedangkan bagian perut kekuning-kuningan.

- Tidak memiliki sirip punggung, sirip dada, dan sirip dubur brubah bentuk

menjadi sembulan kulit-kulit yang tidak berjari-jari - Tidak memiliki sisik

- Mempunyai insang sebanyak tiga pasang.

- Letak dubur berada jauh dibelakang.

Karakteristik secara umum = Bertubuh panjang, seperti ular, berkepala bulat dan berekor rata. Kulit terlindung dengan lender yang tebal dan terasa lengket, hamper dengan skala yang kecil. Kepalanya panjang memiliki rahang yang disertai gigi, insang pembuka berukuran kecil, begitu juga dengan sirip dada. Sirip punggung dan sirip ekor menjadi satu dengan sirip ekor. Ukuran sirip dada berukuran kecil (Arrigon, 2009).

2.2 Pengertian Pertumbuhan

(8)

Pertumbuhan adalah proses pertumbuhan ukuran sel atau organism. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif atau terukur (Luvspaniard, 2009)

Menrut Irawan, et-al (2009), istilah pembesaran berkaitan erat dengan pertumbuhan ukuran baik bobot maupun panjang dalam satu periode waktu tertentu. Adapun pengertian lain, pertumbuhan adalah pertambahan ukuran baik panjang maupun berat.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi pertumbuhan

Menurut Syafitrianto (2010), ada beberapa indicator yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu factor jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, kualitas air, umur, dan ukuran organism srta kematangan gonad.

Factor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan antara lain, keturunan, pertumbuhan kelamin dan umur, serta kerentanan penyakit (Hobilkan. 2009)

Menurut Irawan, et-al(2009), pertumbuhan ikan dipengaruhi 2 faktor, yaitu factor internal yang meliputi genetic dan kondisi fisiologis ikan serta factor eksternal yang berhubungan erat dengan lingkungan. Fakor eksternal yaitu komposisi kualitas kimia dan fisika air, bahan buangan metabolik, ketersediaan pangan dan penyakit.

2.4 Pertumbuhan Alometrik dan Isometrik

Menurut Fauran (2009), hubungan panjang dan bobot diketahui dengan menghitung rumus berikut :

W

=

a . L

b

Kererangan :

(9)

L : Panjang ikan dalam mili meter

Jika nilai b = 3, pertumbuhan ikan seimbang antara pertambahan panjang dengan pertambahan beratnya (isometrik). Jika nilai b < 3, maka pertumuhan panjangnya lebih dominan dibandingkan perrumbuhan beratnya (Alometrik negatif). Jika b > 3, pertumbuhan beratnya lebih dominan dibandingkan pertumbuhan panjangnya (Alometrik positif) (Fauian. 2009).

Menurut widowati (2010), sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan antara dimensi dijelaskan dengan persamaan allometrik :

¿

a . L

b

atau

log

W

=

log

a

+

b

log

L

Dimana :

W : Berat Perosa (gr)

L : Dimensi cangkang (panjang, tinggi,dan tebal) dalam mm.

a : Konstanta, merupakan titik potong garis persamaan regresi dengan sumbu W

b : Koefisien regresi, menunjukkan sudut garis persamaan dengan sumbu L

2.5 Hubungan Panjang dan Berat

Untuk mengetahui keadaan pertumbuhan species ikan, digunakan ratio antara panjang dan berat ikan. Semakin besar ratio ini, keadaan ikan dapat dikatakan semakin baik. Nilai ini tergantung pada bentuk ikan. Ikan yang mempunyai tubuh tinggi dan lebar akan mempunyai nilai yang lebih besar daripada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang (elonggate). Cara perhitungannya secara matematis dikemukakan oleh fulton sebagai berikut :

Q

=

W

.100

(10)

Dimana : W : Berat L : Panjang a : Konstanta.

(11)

III. METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi

Alat yang digunakan dalam pratikum hubungan panjang dan berat ini adalah :

 Papan penggaris : untuk mengukur panjang total ikan

 NAmpan : untuk meletakkan alat dan bahan

 Dissecting set : untuk membedah ikan, untuk mematikan ikan

 Timbangan analitik : untuk menimbang sampel dengan taraf ketelitian 10-2 gram

 Serbet : untuk membersihkan alat

3.2 Bahan dan Fungsi

Bahan yang digunakan dalam praktikum hubungan panjang dan berat adalah :

 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) : sebagai sampel yang akan diamati

 Belut (Monopterus albus) : sebagai sampel yang akan diamati

 Udang galah (Macrobranchium rosenbergii) : sebagai sampel yang akan diamati

 Benang kasur : mengukur lingkaran tubuh ikan

(12)

3.3 Skema kerja

Ditusuk medulla oblongata

Ditimbang berat tubuh (W) dalam gram dengan timbangan analitik

Diukur panjang total (TL) dalam cm dan lingkar tubuh (grith) dalam cm dari ikan.

Dimasukkan semua data yang diamati dalam form.

Ditusuk medulla oblongata

Ditimbang berat tubuh (W) dalam gram dengan timbangan analitik

Diukur panjang total (TL) dalam cm dan lingkar tubuh (grith) dalam cm dari ikan.

Dimasukkan semua data yang diamati dalam form.

Ikan Nila (Oreochromis

niloticus

Hasil

Belut (monopterus albus)

(13)

Ditusuk medulla oblongata

Ditimbang berat tubuh (W) dalam gram dengan timbangan analitik

Diukur panjang total (TL) dalam cm dan lingkar tubuh (grith) dalam cm dari ikan.

Dimasukkan semua data yang diamati dalam form.

Udang Galah (Monobranchium

rosenberigii)

(14)

IV. PEMBAHASAN

4.1. Analisa Prosedur

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum biologi perikanan tentang hubungan panjang dan berat adalah menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Setelah itu ikan nila ditusuk medulla oblongantannya agar tidak bergerak saat diamati.Kemudian ikan nila ditimbang menggunakan timbangan analitik ynag memiliki taraf ke telitian 10-2.Setelah ikan ditimbang, ikan di ukur panjang tubuhnya menggunakan papan penggaris setelah itu lingkar tubuhnya di ukur menggunakan benang. Kemudian data yang telah di dapatkan dicatat di form yang sudah tersedia.

Pada pengamatan belut hal yang pertama kali dilakukan adalah mengambil belut setelah itu medulla oblongannya ditusuk dengan jarum agar tidak bergerak saat diamati.Kemudian tubuh belut di timbang menggunakan timbangan analitikyang taraf ketelitiaannya 10-2.Setelah itu panjang tubuh belut diukur dengan papan penggaris, setelah panjang tubuh diukur, kemudian lingkar tubuhbelut juga diukur menggunakan benang agar mudah mengukurnya. Selanjutnya semua data yang di dapat dicatat di form yan telah tersedia.

Langkah pertama dalam pengamatan ulang adalah udang galah diambil dan ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan analitik yang taraf ketelitiannya 10-2.Kemudian diukur panjang tubuh udang, pengukuran dimulai dari ujung kepala sampai pada abdomennya. Setelah itu data yang didapat dicatat di form yang telah tersedia.

4.2. Analisa Hasil

(15)

Dari praktikum biologi perikanan tentang hubungan panjang dan berat, diamati 3 spesies berbeda, yaitu ikan nila (oreachromis niloticus), belut sawah (monopterus albus), dan udang galah (macro brachium rosenbergli). Masing-masing spesies terdiri dari 3 ekor dengan ukuran yan berbeda (besar,sedang dan kecil).

Untuk ikan nila 1 (besar) TL=22 cm; Girth =23 cm dan W = 171,65 gr. Ikan nila II (sedang) TL= 19 cm; girth = 20 cm W= 107,76gr. Ikan nila III (kecil) TL= 14 cm; girth =18 cm; w= 43,15gr. Dan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwasaanya pada ikan nila, antara TL. Girth dan W berbanding lurus.Semakin besar TL maka girth dan W jiba semakin besar.Begitu juga sebaliknya, semakin kecil TL maka girth dan W juga semakin kecil.

Untuk belut 1 (besar) TL=26 cm; Girth = 4,0 cm dan W = 10,88 gr. Belut II (sedang) TL= 21,5 cm; girth = 2,3 cm W= 6,76 gr. belut III (kecil) TL= 21 cm; girth =2cm; w= 6,55 gr. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada belut antara TL, girth dan W juga berbanding lurus.

Untuk udang galah besar (1) TL=2 cm; Girth =3,4 cm dan W = 6,55 gr. Udang galah sedang (II) TL= 1,5 cm; girth = 2,3 cm W= 2,16 gr. Udang galah III (kecil) TL= 0,5 cm; girth =22 cm; w= 0,60 gr. Seperti halnya pada ikan nila, dan belut. Jadi dapat disimpulkan bahwa, semakin bertambahnya ukuran panjang dari sebuah spesies tersebut maka bertambahlah pula ukuran berat dan spesies tersebut.Begitu pula dengan lingkar tubuhnya. Semakin bertambah ukuran panjang dan berat, ukuran lingkar tubuh juga bertambah.

(16)

4.2.2 Analisa hasil seluruh kelompok

Dari pratikum biologi perikanan tentang hubungan panjang dan berat, masing-masing kelompok mengamati 3 species berbeda, yaitu ikan nila (Oreochromisniloticus), belut sawah (Monopterusalbus), dan udang galah (Macrobrachiumrosenbergii).Masing-masing spesies terdiri dari 3 orang dengan

ukuran yang berbeda-beda (besar, sedang, kecil).

Dari semua kelompok yang melaksakan praktikum biologi perikanan tentang hubungan panjang dan berat, mendapatkan hasil dan rata-rata yang sama. Yaitu antara panjang total (TL), dengan lingkar tubuh (Girth), dan juga berat tubuh (W) setiap spesies berbanding lurus. Maksudnya semakin besar nila TL maka Girth dan W jua semakin besar.Dan sebaliknya, semaki kecil TL, maka semakin kecil pula girth dan W.

Menurut Syafrianto (2010), pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran berupa panjag atau berat dalam waktu tertentu.

Menurut Irawan et-al (2009), pertumbuhan adalah pertambahan ukuran berat maupun panjang.

4.4 Analisa Grafik

Berdasarkan grafik sebelumnya mengenai hubungan panjang dan berat pada ikan Nila (Oreochromisniloticus), belut sawah (Monopterusalbus), dan udang galah (Macrobrachiumrosenbergii), dapat disimpulkan bahwa seeiring bertambahnya ukuran panjang, maka beratpun juga bertambah. Semakin lama usia spesies, maka panjang dan berat dari spesies tersebut akan bertambah pula.

Menurut syfrianto (2010), pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran, berupa panjang mauupun berat pada waktu tertentu.

(17)
(18)

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan :

 Secara umum, bentuk ikan nila panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar, menonjol dan bagian tepinya berwarna putih.

 Badan udang galah dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala dan dada (cephalotora), badan (abdomen), dan ekor (uropoda).

 Karakteristik belut : bertubuh panjang, seperti ular, berkepala bulat, dan berekor rata. Kulit terlindung dengan kulit yang tebal dan terasa lengket.

 Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif atau terukur.

 Hubunngan panjang dan berat dapat diketahui dengan rumus :

 Pada ikan nila (Oreochromisniloticus), belut sawah (Monopterusalbus), dan udang galah (Macrobrachiumrosenbergii), nila TL, girth, dan W berbanding lurus. Semakin besar nilai TL, maka nilai girth dan W juga semakin besar.

5.2 Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anne, Ahira. 2011. Klasifikasi Belut. Http://www.anneahira.com. Diakses pada hari selasa 5 April 2011 pukul 13.00 WIB

Arrignon, Jacques. 1993. Management of Freshwater fisheries.

Creasoft. 2008. Pengertian Pertumbuhan. http://www.google.co.id. Diakses pada hari selasa 5 April 2011 pukul 13.00 WIB

Dani, Abdul R dan Sutjiati. 1985. Ekologi Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.

Fauran, Hendry A. 2009. Aspek Biologi Pertumbuhan, Reproduksi dan Kebiasaan Makan Ikan Selar Kuning (Caranx Leptolepsis). Departemen sumber daya perikanan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fernandes. 2010. Klasifikasi dan Morfologi Udang Galah.

http://pratamalouphule.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 April pukul 13.20 WIB

Google imagea . 2011. Gambar Ikan Nila. http://www.google.com. Diakses pada hari selasa 5 April pukul 13.30 WIB.

Google imageb. 2011. Gambar udang Galah http://www.google.com. Diakses pada hari selasa 5 April pukul 13.40 WIB.

Google imagec. 2011. Gambar Belut. http://www.google.com. Diakses pada hari selasa 5 April pukul 15.30 WIB.

Hadie, Wartono dan J.Cupriatna. 1984. Pengembangan Udang Galah dalam Hatchery dan Budidaya. Kansius. Jakarta.

(20)

Irawan, Andri.et.al. 2009. Makalah faktor-faktor penting dalam proses pembesaran ikan di fakultas Nursery dan Pembesaran. Diakses pada hari selasa 5 April pukul 14.10 WIB

Khairi, Amri. 1985. Budidaya ikan Nila secara intensif. Agromedia pustaka. Jakarta. Luvspaniard. 2009. Pengertian pertumbuhan. http://www.google.co.id. Diakses pada hari

selasa 5 April pukul 14.20 WIB.

Rizal, Syamsul. 2010. Pemanfaatan tambak untuk uji coba pemeliharaan kerang kepah polymesoda erosa (solander, 1786) di Delta Mahakan provinsi Kalimantan timur. Diakses pada hari selasa 5 April pukul 14.30 WIB.

Santoso, Aironymus B. 2001. Belut pemeliharaan dan pembesaran. Konsius. Jakarta. Syafitrianto. 2001. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan.

http://wacanasains.perikanan.blogspot.com. Diakses pada hari selasa 5 April pukul 14.30 WIB.

Tytler, Peter dan C. Peter. 1985. Fish Energetik new perspectives. Croom helm Ltd. Australia.

Referensi

Dokumen terkait

incidentalsamplingdengan jumlah sampling 100 orang.Pengambilan data daerah penangkapan ikan dilakukan dengan interview kepada nelayan-nelayan yang tinggal dan menangkap ikan di

penangkapan ikan terdiri atas kapal, nelayan dan alat tangkap. Sesuai dengan keahliannya, Iskandar lebih mengulas unit penangkapan ikan dari segi alat

Berdasarkan hal tersebut, maka pemahaman yang menyeluruh terhadap sumberdaya alam (ikan) dan sumberdaya manusia (nelayan) termasuk dinamika strategi penangkapan ikan

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya Skripsi berjudul “Kebiasaan Makan dan Hubungan Panjang Berat Ikan Ekor Kuning

Dalam rangka (1) mengetahui aspek penangkapan dengan alat tangkap pukat hela yang dioperasikan nelayan Kabupaten Tarakan dan (2) mengetahui komposisi jenis ikan demersal dengan

 Ikan sampel ini juga menunjukkan perairan dimana populasi ikan ini hidup menyediakan cukup makanan dan jumlah predator ikan ini sedikit.  Terdapat kesalahan pada praktikum ini,

Manfaat yang dapat disumbangkan untuk nelayan, khusunya yang melakukan penangkapan Cakalang adalah berkaitan dengan menemukan daerah fishing ground ikan Cakalang di

Maka dari itu penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan seriding (Ambassis gymnocephalus) perairan mangrove