• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komkep Pada Pasien Beda Budaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Komkep Pada Pasien Beda Budaya"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1.

BAB 1. PENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada  praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan  praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan menggunakan proses keperawatan. Asuhan keperawatan kesehatan, dengan menggunakan proses keperawatan. Asuhan keperawatan ditujukan untuk mendirikan dan/atau menyejahterahkan klien, diberikan sesuai ditujukan untuk mendirikan dan/atau menyejahterahkan klien, diberikan sesuai dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan, dikelola secara profesional dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan, dikelola secara profesional dalam konteks kebutuhan asuhan keperawatan (Pokja Keperawatan, Konsorsium dalam konteks kebutuhan asuhan keperawatan (Pokja Keperawatan, Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).

Ilmu Kesehatan, 1992).

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, memepertahankan dan meningkatkan kontrak seseorang untuk menetapkan, memepertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Hal itu seringkali salah berpikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Di dunia kesehatan, terutama pada saat menghadapi dipacu dan ditransmisikan. Di dunia kesehatan, terutama pada saat menghadapi klien, seorang perawat juga harus mengadakan suatu komunikasi agar informasi klien, seorang perawat juga harus mengadakan suatu komunikasi agar informasi yang ada dapat tersampaikan dengan baik. Terutama informasi yang berkenaan yang ada dapat tersampaikan dengan baik. Terutama informasi yang berkenaan dengan kebutuhan klien akan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Oleh dengan kebutuhan klien akan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Oleh karena itu, komunikasi adalah faktor yang paling penting, yang digunakan untuk karena itu, komunikasi adalah faktor yang paling penting, yang digunakan untuk menetapkan hubungan antara perawat dengan klien. Namun, seringkali informasi menetapkan hubungan antara perawat dengan klien. Namun, seringkali informasi yang seharusnya sampai kepada orang yang membutuhkan, ternyata terputus di yang seharusnya sampai kepada orang yang membutuhkan, ternyata terputus di tengah jalan akibat tidak efektifnya suatu komunikasi yang dilakukan. Pada tengah jalan akibat tidak efektifnya suatu komunikasi yang dilakukan. Pada komunikasi terapeutik antara perawat dengan klien, hal tersebut dapat mungkin komunikasi terapeutik antara perawat dengan klien, hal tersebut dapat mungkin terjadi karena disebabkan oleh berbagai hal. Hal

terjadi karena disebabkan oleh berbagai hal. Hal  –  – hal tersebut tidak hanya berasalhal tersebut tidak hanya berasal dari klien saja, tetapi j

dari klien saja, tetapi juga dapat disebabkan oleh pola komunikasi yang salah yanguga dapat disebabkan oleh pola komunikasi yang salah yang dilakukan oleh perawat. Komunikasi yang tidak efektif juga dapat disebabkan dilakukan oleh perawat. Komunikasi yang tidak efektif juga dapat disebabkan kegagalan pada proses komunikasi itu sendiri. Kegagalan itu dapat terjadi pada kegagalan pada proses komunikasi itu sendiri. Kegagalan itu dapat terjadi pada

(2)

saat pengiriman pesan, penerimaan pesan, serta pada kejelasan pesan itu sendiri saat pengiriman pesan, penerimaan pesan, serta pada kejelasan pesan itu sendiri (Edelman, 2002).

(Edelman, 2002).

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.2.1

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan komunikasi keperawatan transkulturalApakah yang dimaksud dengan komunikasi keperawatan transkultural serta apa tujuannya ?

serta apa tujuannya ? 1.2.2

1.2.2 Apa saja tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik padaApa saja tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik pada keperawatan transkultural ?

keperawatan transkultural ? 1.2.3

1.2.3 Apa saja yang kendala komunikasi perawat ketika menghadapi pasienApa saja yang kendala komunikasi perawat ketika menghadapi pasien yang berbeda budaya ?

yang berbeda budaya ? 1.2.4

1.2.4 Bagaimana cara perawat mengatasi kendala-kendala komunikasi perawatBagaimana cara perawat mengatasi kendala-kendala komunikasi perawat menghadapi pasien yang berbeda budaya ?

menghadapi pasien yang berbeda budaya ?

1.3

1.3 TujuanTujuan 1.3.1

1.3.1 Menambah pengetahuan tentang definisi dan tujuan dari KomunikasiMenambah pengetahuan tentang definisi dan tujuan dari Komunikasi Keperawatan Transkultural;

Keperawatan Transkultural; 1.3.2

1.3.2 Mengetahui tahapan-tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutikMengetahui tahapan-tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik  pada pasien transkultural;

 pada pasien transkultural; 1.3.3

1.3.3 Mahasiswa mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam melakukanMahasiswa mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan komunikasi pada pasien yang berbeda budaya;

komunikasi pada pasien yang berbeda budaya; 1.3.4

1.3.4 Mengetahui cara mengatasi kendala-kendala komunikasi perawatMengetahui cara mengatasi kendala-kendala komunikasi perawat menghadapi pasien yang berbeda budaya.

menghadapi pasien yang berbeda budaya.

1.4

1.4 ManfaatManfaat

Mahasiswa dapat mengetahui komunikasi keperawatan transkultural. Setelah Mahasiswa dapat mengetahui komunikasi keperawatan transkultural. Setelah mengetahui tahapan-tahapan dalam melakukan komunikasi pada pasien mengetahui tahapan-tahapan dalam melakukan komunikasi pada pasien transkultural, mahasiswa dapat menerapkannya dengan baik serta dapat mengatasi transkultural, mahasiswa dapat menerapkannya dengan baik serta dapat mengatasi kendala-kendala yang ada.

(3)

BAB 2.

BAB 2. PEMBAHASANPEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.1 Definisi Komunikasi KeperawatKomunikasi Keperawatan Transkulturalan Transkultural

Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang  berfokus

 berfokus pada pada analisis analisis dan dan studi studi perbandingan perbandingan tentang tentang perbedaan perbedaan budayabudaya (Leininger, 1978). Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, (Leininger, 1978). Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leininger, 1984). Pelayanan dan psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leininger, 1984). Pelayanan keperawatan transkultural diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang keperawatan transkultural diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang  budayanya.

 budayanya.

Keperawatan transkultural memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan Keperawatan transkultural memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan  pada

 pada kultur kultur yang yang spesifik spesifik dan dan universal universal (Leininger, (Leininger, 1984). 1984). Kultur Kultur yang yang spesifikspesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kultur, seperti budaya minum teh yang dapat membuat tubuh oleh hampir semua kultur, seperti budaya minum teh yang dapat membuat tubuh sehat (Leininger, 1978), atau budaya berolahraga agar dapat tampil cantik, sehat, sehat (Leininger, 1978), atau budaya berolahraga agar dapat tampil cantik, sehat, dan bugar.

dan bugar.

Dalam pelaksanaan praktik keperawatan yang bersifat humanis, perawat Dalam pelaksanaan praktik keperawatan yang bersifat humanis, perawat  perlu

 perlu memahami memahami landasan landasan teori teori dan dan praktik praktik keperawatan keperawatan yang yang berdasarkanberdasarkan  budaya.

 budaya. Keberhasilan Keberhasilan seorang seorang perawat perawat dalam dalam memberikan memberikan asuhan asuhan keperawatankeperawatan  bergantung

 bergantung pada pada kemampuan kemampuan menyintesis menyintesis konsep konsep antropologi, antropologi, sosiologi, sosiologi, dandan  biologi dengan

 biologi dengan konsep konsep caring, proses caring, proses keperawatan, keperawatan, dan komunikasi dan komunikasi interpersonalinterpersonal ke dalam konsep asuhan keperawatan transkultural (Andrews & Boyle, 1995). ke dalam konsep asuhan keperawatan transkultural (Andrews & Boyle, 1995). Budaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan Budaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural, melalui tiga strategi utama intervensi, yairu keperawatan transkultural, melalui tiga strategi utama intervensi, yairu mempertahankan, menegosiasi, dan menstrukturisasi budaya.

(4)

2.2

2.2 Tahapan dalam melakukan komunikasi Tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik pada keperawatanterapeutik pada keperawatan transkultural

transkultural

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan

asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari

asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari

terbit / sunrise model. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini

terbit / sunrise model. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini

digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap

digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap

masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan

masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan

dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,

dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,

 pelaksanaan dan evaluasi pada proses keperawatan transkultural.

 pelaksanaan dan evaluasi pada proses keperawatan transkultural.

2.2.1 Tahap Pengkajian

2.2.1 Tahap Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi

masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger

masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger

and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang

and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang

ada pada “Sunrise Model” yaitu:

ada pada “Sunrise Model” yaitu:

a)

a) Faktor Faktor teknologi teknologi (technological (technological factors). factors). Teknologi Teknologi kesehatankesehatan

memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran

memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran

menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu

menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu

mengkaji: persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah

mengkaji: persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah

kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih

kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih

 pengobatan

 pengobatan alternatif alternatif dan dan persepsi persepsi klien klien tentang tentang penggunaan penggunaan dandan

 pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

 pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

 b)

 b) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors).Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors).

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat

realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yangsangat

realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yangsangat

kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas

kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas

kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah:

kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah:

agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap

(5)

 penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasa

 penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampakan agama yang berdampak

 positif terhadap kesehatan.

 positif terhadap kesehatan.

c)

c) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kindship and social factors).Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kindship and social factors).

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama

 panggilan,

 panggilan, umur umur dan dan tempat tempat tanggal tanggal lahir, lahir, jenis jenis kelamin, kelamin, status, status, tipetipe

keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien

keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien

dengan kepala keluarga.

dengan kepala keluarga.

d)

d) Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural values and lifewaysFaktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural values and lifeways

factors). Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan

factors). Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan

oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma

oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma

 budaya adalah suatu

 budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai kaidah yang mempunyai sifat sifat penerapan terbatas penerapan terbatas padapada

 penganut

 penganut budaya budaya terkait. terkait. Yang Yang perlu perlu dikaji dikaji pada pada faktor faktor ini ini adalah: adalah: posisiposisi

dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan,

dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan,

kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi

kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi

sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan

sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan

diri.

diri.

e)

e) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors).Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors).

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu

yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas

yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas

 budaya (Andrew and Boy

 budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:le, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:

 peraturan

 peraturan dan dan kebijakan kebijakan yang yang berkaitan berkaitan dengan dengan jam jam berkunjung, berkunjung, jumlahjumlah

anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien

anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yangyang

dirawat.

dirawat.

f)

f) Faktor ekonomi (economical factors). Klien yang dirawat di rumah sakitFaktor ekonomi (economical factors). Klien yang dirawat di rumah sakit

memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai

memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai

sakitnya agar segera sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh

sakitnya agar segera sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh

 perawat

 perawat di antardi antaranya: pekerjaan anya: pekerjaan klien, sumber klien, sumber biaya pengobatan, biaya pengobatan, tabungantabungan

yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,

yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,

 penggantian biaya dari kantor atau patungan

 penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.antar anggota keluarga.

g)

g) Faktor pendidikan (educational factors). Latar belakang pendidikan klienFaktor pendidikan (educational factors). Latar belakang pendidikan klien

adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal

(6)

tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien

tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien

 biasanya

 biasanya didukung didukung oleh oleh bukti-bukti bukti-bukti ilmiah ilmiah yang yang rasional rasional dan dan individuindividu

tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan

tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan

kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat

kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat

 pendidikan

 pendidikan klien, klien, jenis jenis pendidikan pendidikan serta serta kemampuannya kemampuannya untuk untuk belajarbelajar

secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang

secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang

kembali.

kembali.

2.2.2 Tahap Diagnosa Keperawatan

2.2.2 Tahap Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang

 budayanya

 budayanya yang yang dapat dapat dicegah, dicegah, diubah diubah atau atau dikurangi dikurangi melalui melalui intervensiintervensi

keperawatan (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose

keperawatan (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose

keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural

keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural

yaitu: gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,

yaitu: gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,

gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan

gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan

ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang

ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang

diyakini.

diyakini.

2.2.3 Tahap perencanaan dan pelaksaan

2.2.3 Tahap perencanaan dan pelaksaan

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transkultural adalah

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transkultural adalah

suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah

suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah

suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah

suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah

melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien

melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien

(Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam

(Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam

keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu: mempertahankan

keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu: mempertahankan

 budaya

 budaya yang yang dimiliki dimiliki klien klien bila bila budaya budaya klien klien tidak tidak bertentanganbertentangan

dengankesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang

dengankesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang

menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang

menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang

dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan. Cultural care

dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan. Cultural care

 preservation/maintenance:

 preservation/maintenance: a) a) Identifikasi Identifikasi perbedaan perbedaan konsep konsep antara antara klien klien dandan

 perawat

 perawat tentang tentang proses proses melahirkan melahirkan dan dan perawatan perawatan bayi; bayi; b) b) Bersikap Bersikap tenangtenang

dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien; c) Mendiskusikan

(7)

kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat. Cultural care

kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat. Cultural care

accomodation/negotiation: a) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

accomodation/negotiation: a) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

klien; b) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan; c) Apabila konflik

klien; b) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan; c) Apabila konflik

tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan

tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan

 pengetahuan

 pengetahuan biomedis, biomedis, pandangan pandangan klien klien dan dan standar standar etik. etik. Cultual Cultual carecare

repartening/reconstruction: a) Beri kesempatan pada klien untuk memahami

repartening/reconstruction: a) Beri kesempatan pada klien untuk memahami

informasi yang diberikan dan melaksanakannya; b) Tentukan tingkat

informasi yang diberikan dan melaksanakannya; b) Tentukan tingkat

 perbedaan

 perbedaan pasien pasien melihat melihat dirinya dirinya dari dari budaya budaya kelompok; kelompok; c) c) Gunakan Gunakan pihakpihak

ketiga bila perlu; d) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa

ketiga bila perlu; d) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa

kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan

kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua; e) Berikan informasiorang tua; e) Berikan informasi

 pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan.

 pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan.

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya

masing-masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan

masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan

dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya

dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya

mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa

mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa

tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien

tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akanakan

terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan

terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan

menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

2.2.4

2.2.4 Tahap Tahap EvaluasiEvaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap

keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan

keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan

kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau

kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau

 beradaptasi

 beradaptasi dengan dengan budaya budaya baru baru yang yang mungkin mungkin sangat sangat bertentangan bertentangan dengandengan

 budaya

 budaya yang yang dimiliki dimiliki klien. klien. Melalui Melalui evaluasi evaluasi dapat dapat diketahui diketahui asuhanasuhan

keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

2.2.5

2.2.5 Kompetensi BudayaKompetensi Budaya

Kompetensi budaya mencakup memahami dan menghormati perbedaan

Kompetensi budaya mencakup memahami dan menghormati perbedaan

antara klien dan keluarga mengenai system nilai yang dianut, harapan dan

antara klien dan keluarga mengenai system nilai yang dianut, harapan dan

 pengalaman

(8)

 berbasis

 berbasis kompetensi kompetensi budaya budaya memungkinkan memungkinkan perawat perawat sebagai sebagai petugaspetugas

kesehatan mengelola secara utuh elemen-elemen pelayanan kesehatan di

kesehatan mengelola secara utuh elemen-elemen pelayanan kesehatan di

keluarga, termasuk mengelola hambatan atau tantangan di tingkat

keluarga, termasuk mengelola hambatan atau tantangan di tingkat

institusional.

institusional.

2.2.6

2.2.6 Komunikasi Lintas BudayaKomunikasi Lintas Budaya

Komunikasi perawat-klien merupakan komunikasi lintas budaya.

Komunikasi perawat-klien merupakan komunikasi lintas budaya.

Komunikasi lintas budaya dapat dimulai melalui proses diskusi, dan bila

Komunikasi lintas budaya dapat dimulai melalui proses diskusi, dan bila

 perlu dapat dilakukan melalui i

 perlu dapat dilakukan melalui identifikasi cara-cardentifikasi cara-cara orang berkomunikasi daria orang berkomunikasi dari

 berbagai budaya

 berbagai budaya di di Indonesia. MisaIndonesia. Misalnya, suku lnya, suku Jawa, Jawa, Betawi, Sunda, Betawi, Sunda, Padang,Padang,

Bengkulu, Dayak, Irian, dan sebagainya.Komunikasi lintas budaya dapat

Bengkulu, Dayak, Irian, dan sebagainya.Komunikasi lintas budaya dapat

dilakukan mengguanakan bahasa Indonesia.Bila tidak memahami bahasa

dilakukan mengguanakan bahasa Indonesia.Bila tidak memahami bahasa

klien, perawat dapat menggunakan penerjemah.

klien, perawat dapat menggunakan penerjemah.

2.2.7

2.2.7 Penggunaan BahasaPenggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan pada komunikasi lintas budaya perlu mendapat

Bahasa yang digunakan pada komunikasi lintas budaya perlu mendapat

 perhatian

 perhatian khusus.Bahasa khusus.Bahasa di di tanah tanah Jawa Jawa umumnya umumnya bertingkat-tingkatbertingkat-tingkat

 bergantung

 bergantung dari dari lawan lawan bicara bicara yang yang dihadapi.Dalam dihadapi.Dalam bahasa bahasa jawa jawa dan dan SundaSunda

dikenal tingkatan bahasa kelas bawah (kasar), menengah (agak halus), dan

dikenal tingkatan bahasa kelas bawah (kasar), menengah (agak halus), dan

kromo inggil (sangat halus).Dalam berkomunikasi dengan pasien lintas

kromo inggil (sangat halus).Dalam berkomunikasi dengan pasien lintas

 budaya perawat harus memperhatikan lawan bicaranya.

 budaya perawat harus memperhatikan lawan bicaranya.

2.3 Kendala komunikasi perawat ketika menghadapi pasien yang berbeda 2.3 Kendala komunikasi perawat ketika menghadapi pasien yang berbeda

budaya budaya

Ada beberapa hambatan komunikasi lintas budaya dalam keperawatan,

Ada beberapa hambatan komunikasi lintas budaya dalam keperawatan,

diantaranya adalah :

diantaranya adalah :

a)

a) Kurangnya pengetahuanKurangnya pengetahuan

Dalam hal ini, perawat tidak belajar tentang perilaku yang diterima

Dalam hal ini, perawat tidak belajar tentang perilaku yang diterima

dalam budaya yang berbeda. Hal ini juga dapat menyebabkan penilaian

dalam budaya yang berbeda. Hal ini juga dapat menyebabkan penilaian

yang salah dan intervensi.

(9)

 b)

 b) Ketakutan dan ketidak percayaanKetakutan dan ketidak percayaan

Pasien merasa takut dan tidak percaya terhadap perawat dan

Pasien merasa takut dan tidak percaya terhadap perawat dan

merasa tidak nyaman dengan perawat karena menganggap perawat adalah

merasa tidak nyaman dengan perawat karena menganggap perawat adalah

orang asing. Hal ini diakibatkan karena pasien idak mau menerima

orang asing. Hal ini diakibatkan karena pasien idak mau menerima

kebudayaan lain lain selain kebudayaannya sendiri.

kebudayaan lain lain selain kebudayaannya sendiri.

c)

c) RasismeRasisme

Rasisme sangat menjadi kendala perawat dalam berkomunikasi

Rasisme sangat menjadi kendala perawat dalam berkomunikasi

dengan pasien beda budaya. Rasisme ini di bagi menjadi 3:

dengan pasien beda budaya. Rasisme ini di bagi menjadi 3:

a.

a. Rasisme Individu, adalah diskriminasi yang disebabkan karenaRasisme Individu, adalah diskriminasi yang disebabkan karena

karakteristik biologis yang berbeda.

karakteristik biologis yang berbeda.

 b.

 b. Rasisme budaya , adalah Rasisme yang menganggap kebudayaan yangRasisme budaya , adalah Rasisme yang menganggap kebudayaan yang

dianut adalah kebudayaan superior dan menganggap kebudayaan lain

dianut adalah kebudayaan superior dan menganggap kebudayaan lain

rendah.

rendah.

c.

c. Kelembagaan rasisme, rasisme yang membedakan lembaga sepertiKelembagaan rasisme, rasisme yang membedakan lembaga seperti

Universitas, kantor, rmah sakit, sekolah keperawatan. Hal ini

Universitas, kantor, rmah sakit, sekolah keperawatan. Hal ini

membatasi peluang ras dan budaya tertentu, dan menganggap rendah

membatasi peluang ras dan budaya tertentu, dan menganggap rendah

ras dan budaya tertentu.

ras dan budaya tertentu.

d)

d) EtnosentrismeEtnosentrisme

Etnosentisme

Etnosentisme adalah sikap adalah sikap atau pandangatau pandangan yang an yang berpangkal berpangkal padapada

masyarakat dan kebudayaaanya sendiri, disertai dengan sikap dan

masyarakat dan kebudayaaanya sendiri, disertai dengan sikap dan

 pandangan yang meremehkan masayarakat dan k

 pandangan yang meremehkan masayarakat dan kebudayaan orang lain.ebudayaan orang lain.

e)

e) StereotipStereotip

Perilaku yang mengganggap kelompok etnis dan ras tertentu sama,

Perilaku yang mengganggap kelompok etnis dan ras tertentu sama,

karena terlihat dan berperilaku dengan cara yang sama, sehingga

karena terlihat dan berperilaku dengan cara yang sama, sehingga

menganggap tidak

menganggap tidak adanya perbedaan badanya perbedaan budaya. udaya. Namun, pada kNamun, pada kenyataannyaenyataannya

tidak sama.

(10)

f)

f) RitualRitual

Hal ini berkaitan dengan kebiasaan dalam pengerjaan tugas

Hal ini berkaitan dengan kebiasaan dalam pengerjaan tugas

 perawat.

 perawat.

g)

g) Hambatan bahasaHambatan bahasa

Bahasa merupakan alat yang memungkinkan untuk

Bahasa merupakan alat yang memungkinkan untuk

mengekspresikan

mengekspresikan pikiran  pikiran dan dan persaan persaan seseorang. seseorang. Dalam Dalam hal hal ini ini hambanhamban  bahasa

 bahasa yang yang seeing seeing ditemui ditemui diakibatkan diakibatkan oleh oleh bahasa bahasa asing asing yang yang tidaktidak dimengerti, perbedaan dialek dan religionalisme dan idiom. Bahkan ketika dimengerti, perbedaan dialek dan religionalisme dan idiom. Bahkan ketika  perawat

 perawat dan dan pasien berbicara pasien berbicara bahasa bahasa yang yang sama, kesalah sama, kesalah pahaman dapatpahaman dapat muncul karena perbedaan pendapat.

muncul karena perbedaan pendapat.

h)

h) Perbedaan dalam persepsi dan harapanPerbedaan dalam persepsi dan harapan

Di bidang kesehatan dalam pelayanan asuhan keperawatan, Di bidang kesehatan dalam pelayanan asuhan keperawatan, kesalahpahaman

kesalahpahaman seringkali muncul seringkali muncul ketika perawat ketika perawat dan pasien dan pasien memilikimemiliki  persepsi

 persepsi dan hadan harapan rapan yang berbeda, hal yang berbeda, hal ini ini diakibatnya sdiakibatnya salah alah menafsirkanmenafsirkan  pesan

 pesan antara perawat dan pasien.antara perawat dan pasien.

2.4

2.4Cara mengatasi kendala-kendala komunikasi ketika pCara mengatasi kendala-kendala komunikasi ketika perawat menghadapierawat menghadapi pasien beda budaya

pasien beda budaya

Cara mengatasi kendala-kendala komunikasi ketika perawat menghadapi Cara mengatasi kendala-kendala komunikasi ketika perawat menghadapi  pasien beda budaya adalah dengan

 pasien beda budaya adalah dengan cara-cara seperti berikut :cara-cara seperti berikut : 1.

1. Perawat harus mempertimbangkan latar belakang individual, baruPerawat harus mempertimbangkan latar belakang individual, baru kemudian latar belakang budaya yang anut pasien.

kemudian latar belakang budaya yang anut pasien. 2.

2. Jika perawat tidak mengerti dengan bahasa yang menjadi latar belakangJika perawat tidak mengerti dengan bahasa yang menjadi latar belakang  budaya

 budaya pasien pasien libatkan libatkan penerjemah, penerjemah, anggota anggota keluarga, keluarga, atau atau layananlayanan  penerjemahan untuk membantu komu

(11)

3.

3. Dekatilah pasien pelan-pelan dan beri salam padanya dengan penuhDekatilah pasien pelan-pelan dan beri salam padanya dengan penuh hormat, mula-mula gunakan nama formal dan ucapkan namanya dengan hormat, mula-mula gunakan nama formal dan ucapkan namanya dengan  benar dan/atau tanyakan bagaimana mengucapkan n

 benar dan/atau tanyakan bagaimana mengucapkan namanya.amanya. 4.

4. Hati-hati untuk tidak meninggikan suara, agar dimengerti.Hati-hati untuk tidak meninggikan suara, agar dimengerti. 5.

5. Berikan waktu yang cukup dan kondisi yang tenang.Berikan waktu yang cukup dan kondisi yang tenang. 6.

6. Dengarkan kata-kata pasien sambil mengamati bahasa non verbalnya.Dengarkan kata-kata pasien sambil mengamati bahasa non verbalnya. 7.

7. Yakinkan pasien bahwa informasi apapun yang diberikannya akan dijagaYakinkan pasien bahwa informasi apapun yang diberikannya akan dijaga kerahasiaannya.

kerahasiaannya. 8.

8. Cobalah unuk meniru gaya komunikasi pasien (misalnya, berbicara sesuaiCobalah unuk meniru gaya komunikasi pasien (misalnya, berbicara sesuai logat dan gaya berkounikasi pasien serta sedikit kontak mata dapat logat dan gaya berkounikasi pasien serta sedikit kontak mata dapat digunakan saat pertama berbicara dengan pasien yang memiliki latar digunakan saat pertama berbicara dengan pasien yang memiliki latar  belakang

 belakang budaya budaya dan dan kemudian kemudian disesuaikan disesuaikan dengan dengan individual individual pasienpasien tersebut).

tersebut).

Luangkan waktu jika ada pertanyaan pasien. Luangkan waktu jika ada pertanyaan pasien.

(12)

BAB 3. PENUTUP BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan 3.1 Kesimpulan

Dalam komunikasi keperawatan dibutuhkan pengetahuan yang luas Dalam komunikasi keperawatan dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang budaya agar menunjang hubungan yang baik dengan pasien meskipun tentang budaya agar menunjang hubungan yang baik dengan pasien meskipun  pasien

 pasien tersebut tersebut memiliki memiliki budaya budaya yang yang berbeda berbeda dengan dengan perawat. perawat. Sehingga Sehingga jikajika  perawat

 perawat tidak tidak memiliki memiliki pengetahuan pengetahuan yang luas yang luas tentang tentang budaya maka budaya maka komunikasikomunikasi dengan pasien akan terhambat dan tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan. dengan pasien akan terhambat dan tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan.

3.2 Saran 3.2 Saran

Sebagai seorang perawat dibutuhkan pikiran yang lebih kritis akan Sebagai seorang perawat dibutuhkan pikiran yang lebih kritis akan  perkembangan

 perkembangan yang yang ada. ada. Komunikasi Komunikasi tidak tidak hanya hanya sekedar sekedar menyampaikan menyampaikan pesanpesan tetapi memiliki tujuan yang lebih yaitu untuk pemulihan pasien. Perawat harus tetapi memiliki tujuan yang lebih yaitu untuk pemulihan pasien. Perawat harus terus berlatih terutama dalam berkomunikasi. Dalam memberikan asuhan terus berlatih terutama dalam berkomunikasi. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan latar belakang individual, baru keperawatan, perawat harus mempertimbangkan latar belakang individual, baru kemudian latar belakang budaya yang anut pasien, agar terjalin komunikasi yang kemudian latar belakang budaya yang anut pasien, agar terjalin komunikasi yang  baik anatara perawat dan pasien.

(13)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

 Nasir,

 Nasir, Abdul., Abdul., Muhith, Muhith, Abdul., Abdul., Sajidin, Sajidin, Muhammad., Muhammad., Mubarak, Mubarak, Iqbal. Iqbal. 2011.2011.  Komunikasi Dalam Keperawatan: Teo

 Komunikasi Dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi.ri dan Aplikasi. Salemba Medika Salemba Medika Sudiharto. 2007.

Sudiharto. 2007.  Asuhan  Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga Keluarga dengan dengan PendekatanPendekatan  Keperawatan Transkultural.

 Keperawatan Transkultural. EGCEGC Sumijatun. 2012.

Sumijatun. 2012.  Membudayakan  Membudayakan Etika Etika Dalam Dalam Praktik Praktik Keperawatan.Keperawatan. SalembaSalemba Medika

Medika

Joseph A. DeVito, 1997. Komunikasi Antarmanusia, Jakarta : Professional Books Joseph A. DeVito, 1997. Komunikasi Antarmanusia, Jakarta : Professional Books Arwani. 2003.

Arwani. 2003.  Komunikasi  Komunikasi Dalam Dalam KeperawatanKeperawatan. Jakarta: Pererbit Buku. Jakarta: Pererbit Buku Kedokteran EGC.

Kedokteran EGC.

Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan. Yogy

Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : Graha akarta : Graha IlmuIlmu Simamora, Roymond H. 2010.

Simamora, Roymond H. 2010.  Komunikasi  Komunikasi Dalam Dalam KeperawatanKeperawatan. Jember: LP3. Jember: LP3 dengan UPT Penerbitan Universitas Jember.

dengan UPT Penerbitan Universitas Jember. Anwar A. 1998.

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku organisasi merupakan ilmu tentang perilaku tiap individu dan kelompok serta pengaruh tiap individu dan kelompok terhadap organisasi, maupun

Topik yang dibahas pada mata kuliah perilaku organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok dalam organisasi, kelompok dan proses sosial, proses

Perubahan perilaku seseorang dalam berinteaksi dengan orang lain dalam suatu struktur organisasi masyarakatB. Interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok,

Cara untuk pemberian Terapi Aktivitas Kelompok adalah dengan membentuk kelompok pada pasien yang memiliki masalah keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan minimal 5 orang

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013: 9), perilaku konsumen adalah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan

Mata kuliah ini membahas tentang psikologi sebagai ilmu yang meliputi pemahaman perilaku individu (organisme), mekanisme perilaku individu (organisme) menurut teori

Pendekatan keperawatan transkultural juga menekankan pentingnya kesadaran diri dan refleksi pada perawat, untuk memahami dan mengakui bagaimana pengalaman pribadi dan budaya mereka

Penelitian bertujuan antara lain untuk menganalisis budaya keselamatan pasien pada perawat dan antar kelompok unit kerja keperawatan, menganalisis pengaruh faktor kepemimpinan,