• Tidak ada hasil yang ditemukan

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Katalog BPS : 1102001.3502

STATISTIK DAERAH

KABUPATEN PONOROGO

2012

Badan Pusat Statistik

Kabupaten Ponorogo

http://ponorogokab.bps.go.id

(2)
(3)

No. Publikasi

: 35020.1203

Katalog BPS

: 1102001.3502

Ukuran Buku

: 17,6 cm x 25 cm

Jumlah Halaman

: iv + 36 halaman

Naskah

: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Gambar Kulit

: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Diterbitkan oleh

: Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo

Dicetak oleh

: CV. Media Konstruksi, Sidoarjo

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

STATISTIK DAERAH

KABUPATEN PONOROGO

2012

(4)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menyambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi dan kabupaten/kota. Penyusunan publikasi Statistik Daerah ini merupakan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasi sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai “pelopor data statistik terpercaya untuk semua”.

Penerbitan publikasi Statistik Daerah dimaksudkan untuk melengkapi ragam publikasi statistik yang telah tersedia di daerah seperti Daerah Dalam Angka (DDA) yang telah terbit secara rutin dalam memotret kondisi daerah. Buku ini menyajikan indikator-indikator terpilih yang menggambarkan tentang kondisi daerah dalam bentuk tampilan uraian deskriptif sederhana.

Saya berharap, publikasi Statistik Daerah ini mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan, monitor dan evaluasi mengenai perkembangan pembangunan di berbagai sektor serta membantu para pengguna data lainnya dalam memahami kondisi umum daerahnya.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya publikasi ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita.

Jakarta, September 2012 Kepala Badan Pusat Statistik

Dr. Suryamin M.Sc.

Kata Sambutan

(5)

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Ponorogo 2012 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang telah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.

Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kabupaten Ponorogo 2012 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Ponorogo dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.

Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas.

Ponorogo, September 2012 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo,

Drs. Heri Sudibyo, MM.

Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Ponorogo 2012 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Ponorogo yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Ponorogo.

(6)

DAFTAR ISI

1. Geografi dan Iklim 1

2. Pemerintahan 2

3. Penduduk 4

4. Ketenagakerjaan 6

5. Pendidikan 7

6. Kesehatan 8

7. Perumahan dan Lingkungan Hidup 9

8. Pembangunan Manusia 10

9. Pertanian 11

10. Pertambangan dan Energi 12

11. Industri Pengolahan 13

12. Hotel dan Pariwisata 14

13. Transportasi dan Komunikasi 15

14. Perbankan dan Investasi 16

15. Pengeluaran Penduduk 17

16. Perdagangan 18

17. Pendapatan Regional 19

18. Perbandingan Regional 20

(7)

Kabupaten Ponorogo mempunyai luas 1.371,78 km² yang terletak antara 111° 17’ – 111° 52’ Bujur Timur dan 7° 49’ – 8° 20’ Lintang Selatan dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter diatas permukaan laut, yang berbatasan dengan, sebelah utara Kabupaten Madiun, Magetan dan Nganjuk, sebelah Timur Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek, sebelah Selatan Kabupaten Pacitan serta sebelah Barat Kabupaten Pacitan dan Wonogiri (Jawa Tengah).

Dilihat dari keadaan geografisnya, Kabupaten Ponorogo di bagi menjadi 2 sub area, yaitu area dataran tinggi yang meliputi kecamatan Ngrayun, Sooko dan Pulung serta Kecamatan Ngebel sisanya merupakan daerah dataran rendah.

Sungai yang melewati ada 16 sungai dengan panjang antara 4 sampai dengan 58 Km sebagai sumber irigasi bagi lahan pertanian. Sebagian besar dari luas lahan yang ada digunakan untuk

area pertanian yaitu seluas 739,86 Km2, sedang

sisanya adalah lahan hutan negara, pekarangan dan bangunan serta lainnya.

Selama tahun 2011 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 357 mm dengan 20 hari hujan, sementara bulan Juli, Agustus dan September mempunyai rata-rata curah hujan terendah karena tidak terjadi hujan.

GEOGRAFI DAN IKLIM

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ponorogo

(8)

Secara administratif wilayah Kabupaten Ponorogo terbagi menjadi 21 kecamatan serta 305 kelurahan dan desa dengan 2.272 RW / 6.842 RT.

Jumlah total perangkat di 305

desa/kelurahan sebanyak 3.983 orang yang terdiri dari 279 Kepala Desa/Kelurahan, 235 Sekretaris Desa/Kelurahan, 896 Kaling/ Kasun/ Kamituwo dan 2.573 petugas urusan teknis desa. Dengan rata-rata setiap desa/kelurahan ditangani oleh 13 orang

perangkat diharapkan kegiatan

pemerintahan di tingkat desa/kelurahan dapat berjalan dengan baik.

Untuk menjalankan roda pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Ponorogo didukung oleh 13.352 Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari PNS pria sebanyak 7.453 orang, dan PNS wanita sebanyak 5.899 orang.

Dari 13.352 Pegawai Negeri Sipil Daerah bila dirinci menurut golongan kepangkatan masing-masing adalah golongan I sebanyak 528 orang, golongan II sebanyak 3.111 orang, golongan III sebanyak 4.568 orang dan golongan IV sebanyak 5.145 orang. Dengan jumlah PNS terbanyak berasal dari golongan III dan IV mengakibatkan anggaran keuangan daerah yang diperlukan untuk belanja pegawai cukup besar.

PEMERINTAHAN

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Ponorogo

Gol I Gol II Gol III Gol IV

504 1741 2466 2742 24 1370 2102 2403 PNS Di Lingkungan Pemda Kabupaten Ponorogo Tahun 2011

Pria Wanita 184,76 127,55 124,71 90,34 80,61 59,83 59,58 59,50 59,44 57,48 56,96 55,33 54,01 52,35 48,92 43,93 37,95 37,20 36,61 22,41 22,31 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 Ngrayun Pulung Sawoo Slahung Sampung Sambit Sukorejo Ngebel Jenangan Jambon Balong Sooko Bungkal Badegan Pudak Babadan Siman Mlarak Kauman Jetis Ponorogo

Luas Wilayah Per Kecamatan (Km2)

(9)

Pendapatan Daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2011 sebanyak Rp.1.074 miliar, meningkat 16,2 persen dibanding tahun 2010. Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Transfer mengalami kenaikan yang cukup signifikan, berkebalikan dengan pendapatan lain-lain yang turun sekitar 65,67 persen.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah maka jumlah belanja daerah juga bertambah hingga mencapai Rp.1.060 miliar dengan belanja terbesar yaitu belanja operasional Rp.929 miliar dan belanja modal Rp.127 miliar. Bila pada tahun sebelumnya surplus anggaran sebesar Rp.13,5 miliar, maka pada tahun 2011 ini sedikit menurun menjadi Rp.13,2 miliar.

Berdasarkan hasil Pemilu 2009 jumlah anggota DPRD Kabupaten Ponorogo sebanyak 50 orang yang berasal dari PDI-P, Partai Golkar, Partai Demokrat, PKB, PAN, Partai Hanura, PKNU, PPP, PKS, PNI Marhaenisme dan PKPI. Dari total 50 anggota DPRD, 19 persen (8 orang) diantaranya wanita.

Tingkat pendidikan anggota DPRD

semakin baik karena sebagian besar merupakan lulusan D-IV/S1 (74 persen) sehingga diharapkan mereka dapat menghasilkan produk hukum yang lebih

baik dan lebih diperlukan oleh

masyarakat Kabupaten Ponorogo.

Sumber : Sekretariat DPRD Kab. Ponorogo

Pendapatan/ Belanja 2010 2011 Pendapatan 924.264.098.005,31 1.074.005.217.187,92  PAD 48.840.098.186,31 65.936.673.551,92  Transfer 813.068.741.989,00 986.664.234.552,00  Lain-lain 62.355.257.830,00 21.404.309.114,00 Belanja 910.713.233.791,13 1.060.791.710.350,14  Operasional 807.975.594.935,13 929.396.531.525,14  Modal 98.140.663.137,00 127.715.395.078,00  Tidak Terduga 2.722.027.031,00 1.923.053.860,00  Transfer 1.874.948.688,00 1.756.729.887,00 Surplus/Defisit 13.550.864.214,18 13.213.506.837,78

Realisasi Pendapatan dan Belanja Keuangan Daerah

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kab. Ponorogo

PARTAI PDI-P Golkar Demokrat PKB PAN Hanura PKNU PPP PKS PNI PKPI

Laki-laki 8 7 7 6 5 - 3 3 1 1 1 Perempuan 2 2 - 1 1 2 - - - - - 0% 20% 40% 60% 80% 100% Laki-laki Perempuan

Anggota DPRD hasil Pemilu 2009 Menurut jenis kelamin dan asal partai politik

(10)

Menurut hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo berjumlah 855.281 jiwa yang terdiri dari 427.592 laki-laki dan 427.689 perempuan. Sedangkan untuk jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 860.093 jiwa, sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 dengan jumlah penduduk laki-laki 430.326 jiwa dan penduduk perempuan 429.767 jiwa.

Sex Ratio atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan adalah 100,13 , yang berarti secara rata-rata di Kabupaten Ponorogo perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir seimbang.

Di antara 21 kecamatan yang ada, Kecamatan Ponorogo mempunyai penduduk yang terbanyak yaitu 74.795 jiwa atau sebesar 8,7 % dari total penduduk di Kabupaten Ponorogo, disusul Kecamatan Babadan dan Kecamatan Ngrayun.

Kepadatan penduduk Kabupaten Ponorogo

pada tahun 2011 tercatat 627 jiwa/Km2.

Kecamatan Ponorogo mempunyai

kepadatan terbesar yaitu 3.353 jiwa/Km2,

kepadatan ini karena Kecamatan Ponorogo merupakan pusat pemerintahan sekaligus perekonomian untuk Kabupaten Ponorogo,

sedangkan kepadatan terendah di

Kecamatan Pudak sebesar 183 jiwa/Km2.

PENDUDUK

Sumber : Hasil Pengolahan SUSENAS dan SP 2010

418.543 427.592 430.326

422.954 427.689 429.767

841.497 855.281 860.093

2000 2010 2011

Penduduk Kabupaten Ponorogo menurut Jenis Kelamin Tahun 2000,

2010 dan 2011

Laki-laki Perempuan Total

N gr ay u n S la h u n g B u n gk a l S a m b it S a wo o S oo ko P u d ak P u lu n g M la ra k S im an J et is B al on g K au m a n J am b on B ad eg an S a m p u n g S u ko re jo P on or og o B ab a da n J en an ga n N ge b el

Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2011

PENDUDUK

(11)

Komposisi penduduk Kabupaten Ponorogo menunjukkan bahwa mayoritas penduduk mengelompok pada usia produktif dimana kelompok terbesar pada usia 35-49 tahun.

Perlu diperhatikan pula bahwa pada kelompok usia balita (0-4 th) dan usia tua (65 th ke atas) juga cukup besar mencapai 151.801 jiwa . Hal ini membuat makin besar pula beban ketergantungan pada penduduk usia produktif.

Angka Kelahiran Kasar menunjukkan trend yang meningkat meski pada tahun 2010 sedikit mengalami penurunan pada angka 13,5 kelahiran per 1000 penduduk namun pada tahun 2011 kembali meningkat pada angka 14,43. Hal ini harus diwaspadai bila tidak ingin terjadi lonjakan penduduk di masa mendatang. Program KB sebagai salah satu cara

mengatur pertumbuhan penduduk

menunjukkan trend yang cenderung membaik di Kabupaten Ponorogo. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah akseptor KB dari 135.401 orang pada tahun 2008 menjadi 141.180 orang pada tahun 2011.

Sumber : Badan Keluarga Berencana Kab. Ponorogo

Piramida Penduduk Kabupaten Ponorogo Tahun 2011

Sumber : Hasil Susenas 2011 dan SP 2010

Tahun 2008 2009 2010 2011 IUD 58.106 56.600 57.039 58.246 M O 8.067 8.356 8.376 8.627 Implant 6.374 7.486 7.878 9.349 Pil 10.408 10.515 10.881 11.415 Suntik 50.893 50.397 49.003 49.333 Kondom 1.553 4.310 3.592 4.210

Akseptor KB Menurut Metode Kontrasepsi

60.000 40.000 20.000 0 20.000 40.000 60.000 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ Perempuan Lak i-laki 14,86 14,06 14,56 13,5 14,43 2007 2008 2009 2010 2011

Angka Kelahiran Kasar

132.000 133.000 134.000 135.000 136.000 137.000 138.000 139.000 140.000 141.000 142.000 2008 2009 2010 2011 Jumlah Akseptor KB

http://ponorogokab.bps.go.id

(12)

Berdasarkan konvensi Internasional Labour Organization (ILO), batasan penduduk usia kerja minimal adalah usia 15 tahun ke atas. Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 sejumlah 472.067 orang dengan nilai TPAK 70,05%. Nilai TPAK ini turun sebesar 3,69% bila dibanding tahun sebelumnya. Turunnya minat penduduk usia produktif untuk bekerja di sektor pertanian yang menjadi penopang utama kegiatan perekonomian di Kabupaten Ponorogo turut berpengaruh terhadap turunnya TPAK pada tahun 2011.

Selama tiga tahun terakhir tingkat

pengangguran terbuka relatif rendah,

namun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 tercatat sebesar 3,45 % dan meningkat menjadi 4,37 % pada tahun

2011. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan pembangunan ekonomi yang dilakukan belum dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia secara optimal.

Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha pada tahun 2011 tetap didominasi oleh sektor pertanian dengan persentase sebesar 51,14 %, diikuti sektor perdagangan dan jasa sebesar 16,01 %, dan yang paling sedikit adalah sektor keuangan dan jasa sebesar 1,03 %.

Tingkat pendidikan tertinggi yang

ditamatkan oleh sebagian besar angkatan kerja masih cukup rendah yaitu dibawah SD sederajat (58,25%), hanya 22,8% yang berpendidikan SLTA ke atas.

KETENAGAKERJAAN

Sumber : Data Sakernas 2007-2011

Sumber : Data Susenas 2007 dan Sakernas 2008-2011

75,7 69,89 73,97 73,74 70,05 60 70 80 2007 2008 2009 2010 2011

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 2007-2011 0% 1% 2% 3% 4% 5% 2007 2008 2009 2010 2011 4,76% 3,73% 3,45% 3,83% 4,37%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2007-2010

(13)

Ketersediaan sarana maupun prasarana pendidikan baik berupa fisik maupun non fisik yang memadai merupakan upaya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pada tahun 2011, sarana pendidikan tingkat dasar yang tersedia sebanyak 601 sekolah (baik negeri maupun swasta) dengan murid sejumlah 70.418 siswa dan guru sebanyak 6.858 orang. Di tingkat SLTP tersedia sarana pendidikan sebanyak 89 sekolah, 26.590 siswa dan 2.290 guru. Sedangkan pada tingkat SLTA, sarana pendidikan yang tersedia sebanyak 59 sekolah, 23.239 siswa dan 2.024 guru.

Berdasarkan rasio guru murid per tingkat pendidikan maka guru pendidikan tingkat SLTP mempunyai beban yang paling banyak karena 1 orang guru harus menangani 12 murid.

Angka buta huruf penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun 2011 tercatat sebesar 12,68 persen, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu 14,27 persen. Berbagai usaha terus dilakukan oleh dinas terkait untuk menurunkan angka buta huruf, misalnya melalui program keaksaraan fungsional.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka partisipasi sekolah (APS) tahun 2011 relatif stabil pada tingkat pendidikan dasar yaitu usia 7-12 tahun (98,86%), namun cenderung menurun pada usia 13-15 tahun (96,78%) dan pada usia 16-18 tahun (65,60%).

PENDIDIKAN

Sumber : Data Susenas 2007-2011

Tingkat Pendidi kan Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Guru Murid SD 601 70.418 6.858 1 : 10 SLTP 89 26.590 2.290 1 : 12 SLTA 59 23.239 2.024 1 : 11

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo

Pada tahun 2011 sebanyak 87,32 % penduduk Kabupaten Ponorogo yang berusia 15 tahun ke atas adalah

penduduk melek huruf. Ini berarti masih ada 12,68 %

penduduk yang masih buta huruf.

2007 2008 2009 2010 2011

7-12

13-15

16-18

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Menurut Kelompok Umur 2007-2011

(14)

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat.

Dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan masyarakat mutlak diperlukan sarana kesehatan maupun tenaga medis yang memadai.

Dari tahun ke tahun sarana kesehatan relatif stabil. Pada tahun 2011, jumlah rumah sakit yang beroperasi sebanyak 6 unit. Puskesmas yang tersedia sebanyak 31 unit yang dalam kegiatan operasionalnya dibantu oleh 56

unit puskesmas pembantu dan 47

puskesmas keliling.

Jumlah dokter yang ada di Kabupaten Ponorogo sebanyak 98 orang, terdiri dari dokter spesialis 25 orang, dokter umum 54 orang dan dokter gigi 19 orang. Sementara tenaga perawat yang ada 606 orang dan bidan 396 orang.

Kelahiran bayi yang ditolong tenaga medis (dokter, bidan, maupun paramedis lainnya) dapat memperkecil resiko-resiko yang mungkin terjadi pada proses kelahiran. Sampai dengan tahun 2011 seluruh proses kelahiran bayi sudah ditolong oleh tenaga medis. Angka ini meningkat dibanding tahun 2010 (95,51%).

Sementara angka harapan hidup di

Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 mencapai 70,24 tahun. Angka kematian bayi juga mengalami trend penurunan dari tahun ke tahun hingga mencapai 27,32 kematian setiap 1000 kelahiran.

KESEHATAN

Sumber : Data Susenas 2007-2011

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ponroogo

Jenis Sarana Kesehatan 2008 2009 2010 2011 Rumah Sakit 6 6 6 6 Puskesmas 31 31 31 31 Pustu 56 56 56 56 Pusling 52 55 51 47

Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 95,17% 90,90% 91,37% 95,51% 100% 2007 2008 2009 2010 2011

Persalinan yang ditolong tenaga medis tahun 2007-2011

69,06 69,31 69,62 69,93 70,24

32,01 31,41 30,72 28,97 27,32

2007 2008 2009 2010 2011

Angka Harapan Hidup dan Angka Kematian Bayi Tahun 2007-2011

Angka Harapan Hidup ( tahun) Angka Kematian Bayi

Sumber : Angka Harapan Hidup (Data IPM)

Angka Kematian Bayi (Inmakro Jawa Timur)

(15)

Kondisi perumahan dengan segala fasilitas serta lingkungannya dapat menjadi gambaran kondisi

sosial ekonomi serta kesehatan suatu

masyarakat.

Rumah dengan luas lantai yang cukup akan memberikan keleluasaan, sirkulasi udara yang memadai dan nyaman bagi para penghuninya. Pada tahun 2011, sekitar 7,87% rumah memiliki

luas lantai di bawah 50 m2, mengalami

penurunan bila dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,66%.

Akses air bersih terutama sebagai sumber air minum merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat. Pada tahun 2011,

sebanyak 98,40% rumah tangga telah

menggunakan air kemasan, leding, pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung yang tergolong sebagai sumber air bersih yang baik untuk keperluan minum sehari-hari.

Sampai tahun 2011 rumah tangga yang memiliki jamban sendiri sebesar 68,81%, sedangkan sisanya masih menggunakan jamban secara bersama-sama atau jamban umum, ataupun masih memanfaatkan sungai sebagai “jamban” mereka.

Sejumlah 99,63 % penduduk Kabupaten Ponorogo telah menggunakan listrik sebagai sumber penerangan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 hampir seluruh penduduk Kabupaten Ponorogo telah

memanfaatkan listrik untuk memenuhi

kebutuhan penerangan mereka.

PERUMAHAN DAN

LINGKUNGAN

Sumber : Data Susenas 2007-2011 Sumber : Data Susenas 2007-2011

90,90 % rumah di Kabupaten Ponorogo telah berdinding tembok dan 76,50 %

rumah mempunyai lantai non tanah.

2007 2008 2009 2010 2011 98,58% 99,53% 99,07% 98,78% 99,63% Rumah Tangga Pengguna Listrik 2007-2010 19,56%

8,96% 8,87%

11,66% 7,87%

2007 2008 2009 2010 2011

Rumah Tangga Dengan Luas Lantai < 50 m2 2007-2011

(16)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

merupakan Indeks yang mengukur

pencapaian pembangunan manusia yang direpresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu :

Angka Harapan Hidup, pencapaian

pendidikan dan paritas daya beli. IPM

merepresentasikan kesempatan warga

masyarakat untuk mengakses hasil dari suatu proses pembangunan di suatu daerah. IPM Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 berada pada klasifikasi menengah ke atas. Dalam kurun waktu 2007-2011, IPM Kabupaten Ponorogo menunjukkan tren meningkat dengan nilai 71,15 pada tahun 2011. Namun demikian IPM Kabupaten Ponorogo masih berada di bawah rata-rata IPM Jawa Timur.

Meski IPM meningkat namun secara absolut jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten Ponorogo masih cukup banyak.

Penduduk miskin adalah

seseorang/rumahtangga yang kondisi

kehidupannnya serba kekurangan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan minimal yang layak bagi kehidupannya. Selama kurun waktu 2008 hingga 2010 persentase penduduk miskin yang ada di

Kabupaten Ponorogo menunjukkan

kecenderungan menurun hingga mencapai angka 13,22 persen atau sekitar 113 ribu jiwa.

PEMBANGUNAN

MANUSIA

16,62% 14,63% 13,22% 2008 2009 2010

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Ponorogo

Tahun 2008-2010

2007 2008

2009 2010

2011 Kabupaten Ponorogo Jawa Timur

IPM Kabupaten Ponorogo 2007-2011

Klasifikasi IPM menurut UNDP :

 Rendah : IPM ≤ 50

 Menengah ke bawah : 50 < IPM ≤ 66  Menengah ke atas : 66 < IPM ≤ 89

 Tinggi : IPM ≥ 90

Sumber : Inmakro Jawa Timur 2011-2012

(17)

Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu daerah penyangga pangan di Jawa Timur, yang mempunyai luas lahan sawah 34.800 Ha, terdiri dari daerah irigasi teknis seluas 30.091 Ha, setengah teknis seluas 625 Ha, non teknis 2.334 Ha dan tadah hujan seluas 1.750 Ha.

Luas panen tanaman padi pada tahun 2011 sebesar 64.271 Ha, mengalami penurunan sebesar 2,74 % dengan produksinya sebesar 3.266.681 kwintal.

Produksi tanaman padi mengalami

penurunan tajam bila dibanding dengan

tahun sebelumnya yang sebesar

4.373.340 kwintal sebagai akibat dari serangan hama wereng yang merajalela. Pada tahun 2011 hampir semua komoditi tanaman pangan lainnya seperti jagung, kacang tanah dan kacang kedelai

mengalami penurunan produksi

dibanding tahun sebelumnya. Hanya jenis komoditi ubi kayu dan ubi jalar yang produksinya meningkat dibanding tahun 2010. Efek perubahan cuaca dan iklim

yang terjadi serta berkurangnya

produktivitas lahan pertanian cukup berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan produksi hasil pertanian utamanya tanaman pangan.

PERTANIAN

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo

2007 2008 2009 2010 2011 3 .9 7 8 .0 0 0 3 .9 4 2 .7 8 0 4 .2 2 2 .8 1 3 4 .3 7 3 .3 4 0 3 .2 6 6 .6 8 1

Produksi Padi (kwintal) 2007-2011 Irigasi Teknis Irigasi 1/2 teknis Irigasi Non Teknis Tadah Hujan

Luas Lahan Sawah Dirinci m enurut Jenis Pengairan 2011

(18)

Kabupaten Ponorogo juga menghasilkan berbagai produk tanaman perkebunan seperti kelapa, cengkeh, jambu mete, kapuk randu, tebu, kakao dan tembakau. Dari beberapa jenis komoditi tersebut pada tahun 2011, luas tanam dan produksi untuk cengkeh, kopi robusta, kakao dan tembakau virginia maupun tembakau jawa mengalami peningkatan dibanding tahun 2010.

Tanaman tebu yang memiliki luas areal terluas yaitu 1.760,51 hektar pada tahun 2011 mampu berproduksi hingga 9.133,22 ton. Sementara produktivitas tanaman tembakau juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai 1,7 ton per hektar untuk jenis tembakau virginia dan 1,3 ton per hektar untuk jenis tembakau jawa. Selain tanaman perkebunan, Kabupaten

Ponorogo juga merupakan penghasil

tanaman buah-buahan yang cukup potensial seperti alpukat, nangka, pepaya, jeruk keprok, durian, mangga dan pisang. Produksi alpukat, nangka, durian dan mangga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Bahkan produksi mangga meningkat hampir 3 kali lipat dibanding tahun 2010.

Sementara untuk tanaman sayur-sayuran, komoditi yang banyak dihasilkan pada tahun 2011 adalah petai (5.457 ton), buncis (4.253 ton), wortel (3.674 ton), melinjo (3.613 ton) dan cabe rawit (3.231 ton).

1. 72 9 1. 88 5 3. 44 1 16 .5 06 21.4 28 22 .5 33 55 .3 79 4. 96 9 10.4 73 8. 56 8 11 .0 16 63 .0 78 11 .7 52 42 .8 09 2010 2011

Produksi Tanaman Buah-buahan Tahun 2011 (Ton)

Sumber : Kantor PT PLN Kabupaten Ponorogo

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo

Komoditi Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Produkti-vitas (Ton/Ha) Kelapa 922,00 2.999,33 3,3 Kopi arabika 81,45 35,74 0,4 Cengkeh 1.504,33 236,03 0,2 Kopi Robusta 236,10 123,09 0,5 Jambu Mete 713,12 173,88 0,2 Kapuk Randu 1.302,47 283,15 0,2 Tembakau Virginia 211,04 358,26 1,7 Tembakau Jawa 219,96 280,04 1,3 Tebu 1.760,51 9.133,22 5,2 Kakao 539,98 390,45 0,7

Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman Tahun 2011

(19)

Perkembangan produksi perikanan air tawar di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 tercatat 2.420,29 ton mengalami kenaikan sebesar 38,24 persen dibanding tahun 2010. Dari jumlah tersebut 96,7 persen (2.340,39 ton) merupakan hasil budidaya sementara sisanya (79,9 ton) merupakan hasil tangkapan di perairan umum seperti telaga dan sungai.

Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi perah, sapi potong, kerbau dan kuda pada tahun 2011 juga mengalami kenaikan. Namun tidak demikian halnya dengan ternak kecil yang terdiri dari kambing yaitu 151.308 ekor dan domba sebanyak 17.020 ekor masing-masing mengalami penurunan 18,8 persen dan 19,9 persen bila dibanding tahun 2010.

Populasi ternak unggas mengalami

peningkatan cukup signifikan pada jenis unggas ayam kampung dan mentok, masing-masing sebesar 55,8 persen dan 101,3 persen dibanding tahun 2010. Begitu pula hasil produksi ternak dan unggas seperti daging, telur dan susu juga mengalami kenaikan.

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo

Perairan Umum; 79,9 Kolam Budiday a; 2340,39

Produksi Perikanan Darat menurut Area Tangkapan Tahun 2011

(ton)

Uraian Jumlah

Populasi Ternak (ekor)

1. Sapi Potong 89.148 2. Sapi Perah 2.151 3. Kerbau 282 4. Kuda 119 5. Kambing 151.308 6. Domba 17.020 7. Ayam Kampung 730.629 8. Mentok 27.283 Produksi Ternak 1. Daging (kg) 5.454.039 2. Telur (kg) 1.927.876 3. Susu (liter) 2.355.428

Populasi dan Produksi Ternak Tahun 2011

(20)

Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan rakyat, salah satu indikatornya adalah penggunaan jasa listrik oleh rumah tangga.

Pada akhir tahun 2011 persentase

pelanggan listrik rumah tangga mencapai 95,5 % dari jumlah pelanggan listrik keseluruhan.

Jumlah Kwh listrik yang terjual untuk rumah

tangga pada tahun 2011 mencapai

146.450.998 meningkat 6,15% dibanding tahun sebelumnya dengan nilai penjualan sebesar 75,17 miliar rupiah.

Sementara itu jumlah pelanggan PLN juga selalu bertambah setiap tahunnya. Jumlah pelanggan pada tahun 2011 berjumlah 195.419 pelanggan, meningkat 2,05 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 191.492 pelanggan.

Kabupaten Ponorogo juga mempunyai sumber daya alam yang berupa bahan pertambangan dan galian. Produk yang dihasilkan adalah andesit, bentonit, tanah urug, batu gamping, trass dan sirtu. Yang terbesar adalah batu gamping dengan jumlah produksi tahun 2011 mencapai 370.693 m3 dengan nilai 22,9 milyar rupiah. Selain itu untuk jumlah air bersih yang disalurkan dari PDAM pada tahun 2011 sebesar 2,8 juta m3 dengan nilai mencapai 6,8 milyar rupiah. Konsumen terbesar adalah pelanggan rumah tangga dengan persentase 95,46 % dari jumlah total pelanggan.

PERTAMBANGAN DAN

ENERGI

Rumah tangga; 95,50% Industri; 0,03% Usaha; 1,79% PJU; 2,49% Kantor; 0,19%

Persentase Pelanggan Listrik Menurut Golongan Tahun 2011

1 00 0 5 00 0 9 00 0 1 30 0 0 1 70 0 0

nilai jual (juta) pemakaian (rb Kwh) Jumlah Pemakaian Listrik Rumah Tangga dan

Nilai Penjualan Tahun 2011

Sumber : Kantor PT PLN Kabupaten Ponorogo

Sumber : Kantor PT PLN Kabupaten Ponorogo

(21)

Menurut data dari Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Kabupaten Ponorogo, jumlah unit usaha industri pada tahun 2011 sebanyak 21.857 yang terdiri dari industri formal sebanyak 747 dan industri non formal 21.110 usaha. Jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 53.337 orang, dengan rincian sebanyak 9.252 berada pada industri formal dan 44.085 pada industri non formal.

Industri formal yang banyak ditemui di Kabupaten Ponorogo adalah industri moulding, tegel, mebel kayu dan rokok kretek. Sementara industri non formal adalah industri tikar mendong, anyaman, tempe dan batu merah.

Bila dilihat dari segi nilai produksi yang dihasilkan, komoditi terbesar ada pada

industri tepung tapioka, genteng,

furniture, moulding, rokok kretek dan industri tempe yang menyumbang andil sebesar 46,01 persen dari total nilai produksi seluruh komoditi yang ada. Tenaga kerja yang terserap oleh sektor industri ini adalah 53.337 pekerja, dengan 82,65 persen pekerja berasal dari industri non formal. Jenis industri non formal yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pada industri tempe, tikar mendong, genteng, batu merah, anyaman bambu dan moulding.

INDUSTRI

PENGOLAHAN

Sumber : Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Ponorogo

2007 2008 2009 2010 2011 680 700 721 735 747 20.834 20.907 20.982 21.054 21.110

industri non formal industri formal

Jumlah Industri Di Kabupaten Ponorogo 2007-2011 Industri Formal 17% Industri Non Formal 83%

Persentase Tenaga Kerja Sektor Industri Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011

(22)

Ponorogo dikenal dengan julukan kota reog, karena merupakan tempat lahirnya kesenian reog yang kini menjadi ikon wisata Jawa

Timur. Festival Reog tahunan yang

diselenggarakan dalam rangka

memperingati hari lahir Kota Ponorogo menjadi salah satu jadwal kalender wisata yang sayang untuk dilewatkan.

Obyek wisata alam yang dapat

dikembangkan sejajar dengan obyek wisata di daerah lain yaitu Telaga Ngebel yang berada di Kecamatan Ngebel. Danau yang masih alami ini dikelilingi oleh Gunung Wilis, merupakan objek wisata potensial yang mampu mendatangkan turis domestik

maupun mancanegara apabila

dikembangkan secara matang dan terpadu. Dalam rangka menunjang sub sektor kepariwisataan ini, perlu kiranya tersedia sarana hotel dan penginapan yang memadai. Di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011

terdapat 15 hotel/losmen dan 19

penginapan yang siap menerima tamu baik wisatawan domestik maupun luar negeri. Jumlah total kamar yang tersedia selama tahun 2011 dari 34 hotel dan penginapan adalah 627 kamar dengan jumlah tempat tidur 877 buah. Tingkat hunian kamar hotel selama tahun 2011 adalah 43,55 persen dengan tingkat hunian tertinggi pada bulan Juli yang mencapai 57,87 persen.

HOTEL DAN PARIWISATA

Tahun Jumlah Hotel &

Penginapan Jumlah Kamar Jumlah Tempat Tidur 2007 12 289 492 2008 12 292 492 2009 16 350 633 2010 17 401 648 2011 34 627 877

Sarana Hotel dan Penginapan Tahun 2006-2011 4 5 ,4 1 3 5 ,6 7 3 5 ,3 2 3 5 ,5 6 42,1 1 4 2 ,6 4 5 7 ,8 7 5 6 ,7 6 4 8 ,0 5 4 0 ,1 4 4 4 ,0 3 3 8 ,0 9

Tingkat Hunian Kamar Hotel Menurut Bulan Tahun 2011

(23)

Salah satu prasarana transportasi dalam kegiatan perekonomian serta kemudahan untuk mobilitas penduduk dalam kegiatan sosial adalah tersedianya jalan yang baik. Seiring dengan makin meningkatnya pembangunan nasional di Kabupaten Ponorogo, senantiasa selalu terjadi perbaikan dan pembangunan baik jalan provinsi maupun jalan kabupaten yang ada.

Keseluruhan panjang jalan yang ada di Kabupaten Ponorogo adalah 1.002,69 km dengan rincian jalan provinsi sepanjang 86,58 km dan jalan kabupaten sepanjang 916,11 km. Bila dilihat menurut jenis permukaannya, keseluruhan panjang jalan yang telah diaspal mencapai 713,61 km, masih makadam (kerikil) 217,28 km dan jalan tanah 71,80 km.

Pembangunan sarana pos dan telekomunikasi serta peningkatan kualitas pelayanannya saat ini dirasakan sudah sangat mendesak, karena dengan tersedianya sarana komunikasi yang baik akan sangat memperlancar segala aktivitas sosial, ekonomi maupun pemerintahan.

Menurut data dari PT. Telekomunikasi

Indonesia Cabang Ponorogo, tercatat jumlah pelanggan telepon baik residensial maupun sosial pada tahun 2011 sebanyak 20.030 pelanggan.

Pada tahun 2011 untuk surat pos dalam negeri maupun luar negeri mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Agaknya layanan pos saat ini dirasa kurang bersaing dengan sarana telekomunikasi dan keuangan yang lain seperti jasa pengiriman paket swasta dan jasa transfer keuangan lewat perbankan.

TRANSPORTASI DAN

KOMUNIKASI

Sumber : PT. POS Indonesia Kabupaten Ponorogo

1.053.720 701.394 680.000 652.460 250.353 180.775 172.800 12.028 49.002 55.459 64.500 66.887 2008 2009 2010 2011 pak et

surat luar negeri surat dalam negeri Banyaknya Surat Pos dan Paket

Tahun 2011 Residensial; 18.030 Sosial; 2.000 Telepon Umum/ Wartel; 700 Warnet; 273

Jumlah Pelanggan Telepon Menurut Segmentasi Pelanggan Tahun 2011 713,61 217,28 71,80 435,97 272,21 159,44 135,07

aspal kerikil tanah baik sedang rusak rusak

berat

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan Tahun 2011

Jenis Permukaan Kondisi Jalan

Sumber : PT. TELKOM Indonesia Cabang Ponorogo

(24)

Posisi dana simpanan di seluruh Bank Umum dan BPR dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2011 total mencapai 2,3 triliun rupiah. Posisi simpanan tersebut terbagi dalam 3 jenis simpanan yaitu giro pada posisi 165,8 miliar rupiah, deposito sebesar 411,3 miliar rupiah dan tabungan sebesar 1,7 triliun rupiah.

Karena kegiatannya didasarkan atas azas usaha bersama dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bersama, maka koperasi dijadikan salah satu alternatif pilihan dalam rangka menggerakkan perekonomian di Kabupaten Ponorogo. Setiap tahun jumlah koperasi selalu mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 2011 di Kabupaten Ponorogo terdapat 858 koperasi dengan rincian 26 Koperasi Unit Desa dan 832 koperasi Non KUD.

Seiring dengan peningkatan jumlahnya, kinerja koperasi pun terus menunjukkan peningkatan yang signifikan baik dari sisi keanggotaan maupun jumlah modalnya. Pada tahun 2011 tercatat jumlah anggota koperasi sebesar 123.550 orang dengan jumlah kekayaan mencapai 634,9 miliar rupiah dan volume usaha sebesar 417,1 miliar rupiah.

PERBANKAN &

INVESTASI

2008 2009 2010 2011 129.163 112.276 133.210 165.874 224.738 293.239 354.979 411.382 1.202.947 1.317.796 1.541.790 1.771.709

Giro Deposito Tabungan

Posisi Dana Simpanan Bank Umum dan BPR (juta Rp.) Tahun 2007-2010

Sumber : Bank Indonesia Cabang Kediri

Banyaknya Koperasi

Tahun KUD Non KUD Jumlah

2007 27 442 469

2008 27 498 525

2009 26 574 600

2010 27 812 839

2011 26 832 858

Sumber : Dinas INDAKOP Kabupaten Ponorogo

Uraian Jumlah

Anggota 123.550 orang

Modal Sendiri 323,6 miliar rupiah

Modal Luar 311,3 miliar rupiah

Kekayaan 634,9 miliar rupiah

Volume Usaha 417,1 miliar rupiah Sisa Hasil Usaha 23,2 miliar rupiah

Profil Koperasi di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011

(25)

Pendapatan dapat digunakan sebagai indikator

untuk mengukur tingkat kesejahteraan

masyarakat. Namun pada kenyataannya data tentang pendapatan riil penduduk sangat sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu digunakan pendekatan melalui nilai konsumsi, baik

makanan maupun non makanan yang

selanjutnya akan menghasilkan indikator

pengeluaran perkapita.

Pada tahun 2011, sebesar 37,88 persen penduduk Kabupaten Ponorogo (mayoritas penduduk) memiliki pengeluaran perkapita sebulan pada rentang 200.000 - 299.999 rupiah. Persentase ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 43,17 persen. Namun pada rentang pengeluaran yang lebih tinggi yaitu lebih dari 500 ribu rupiah mengalami peningkatan persentase. Hal ini mengindikasikan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat.

Dilihat dari jenis pengeluaran yang dikonsumsi, pengeluaran makanan lebih mendominasi dibanding pengeluaran non makanan yaitu 55,48 persen untuk pengeluaran makanan dan sisanya sebesar 44,52 persen merupakan

pengeluaran non makanan. Kedepannya

diharapkan persentase pengeluaran makanan

akan menurun karena meningkatnya

kesejahteraan penduduk biasanya ditandai dengan bergesernya proporsi konsumsi untuk makanan kepada konsumsi non makanan.

PENGELUARAN

PENDUDUK

Sumber : Data Susenas 2008-2011

Pengeluaran perkapita Tahun 2009 2010 2011 60.000-99.999 0,07 - - 100.000-149.999 5,59 2,96 1,79 150.000-199.999 18,63 11,98 11,59 200.000-299.999 39,75 43,17 37,88 300.000-499.999 26,57 31,05 30,56 ≥ 500.000 9,39 10,83 18,19 Total 100,00 100,00 100,00 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2009 2010 2011 54,61 55,42 55,48 45,39 44,58 44,52

Makanan Non Makanan Jenis Pengeluaran Perkapita Penduduk

Tahun 2009-2011

(26)

Usaha perdagangan dirinci menjadi 3 golongan berdasarkan besaran asset usaha. Usaha perdagangan dengan asset lebih dari 200 juta digolongkan menjadi usaha perdagangan besar, yang assetnya antara 50-200 juta digolongkan menjadi usaha perdagangan menengah, dan usaha dengan asset kurang dari 50 juta dikategorikan sebagai usaha perdagangan kecil.

Sampai tahun 2011 sebanyak 1.102 surat ijin usaha perdagangan (SIUP) diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo. Jumlah ini meningkat 0,45 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 1.097 usaha. Secara umum jumlah usaha perdagangan pada semua golongan usaha terjadi peningkatan.

Sementara bila dilihat menurut pengajuan

SIUP menurut sektor usaha, secara

persentase hampir sama dengan tahun sebelumnya pada masing-masing sektor dengan dominasi terbesar pada sektor perdagangan (61,89%).

Usaha perdagangan besar yang pada tahun sebelumnya sejumlah 76 usaha meningkat menjadi 77 usaha. Begitu pula dengan usaha perdagangan menengah yang meningkat 4,61 persen dibanding tahun 2010. Hanya jenis usaha kecil yang mengalami sedikit penurunan sebesar 1,05 persen.

PERDAGANGAN

0 200 400 600 800 1.000 1.200 2007 2008 2009 2010 2011 besar meneng ah kecil

Usaha Perdagangan menurut Golongan Tahun 2007-2011

Usaha Perdagangan

Tahun Besar Menengah Kecil Jumlah

2007 23 181 516 720

2008 19 179 530 728

2009 48 172 576 796

2010 76 260 761 1097

2011 77 272 753 1102

Sumber : Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo 10,30% 0,59% 1,54% 2,96% 8,05% 61,89% 9,11% 2,25% 2,72% 0,59%

Pengajuan SIUP menurut Sektor Usaha 2011

Perta nia n Perta mbanga n Industri Pengolahan Listri k, Gas dan Air Bangunan Perda gangan Ang kutan, Komuni kasi Keuang an, Asuransi Jasa Kemasy arakatan Lai nnya

(27)

Potensi perekonomian suatu wilayah

dicerminkan oleh PDRB yang nilainya

merupakan agregat nilai tambah yang

dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah tersebut. PDRB juga merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk dimana besaran PDRB menunjukkan pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduknya. PDRB atas dasar harga berlaku (adhb) menggambarkan produksi riil yang dipengaruhi oleh perubahan harga. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (adhk) menggambarkan pertumbuhan riil dari tahun ke tahun tanpa dipengaruhi perubahan harga/inflasi.

PDRB Kabupaten Ponorogo tahun 2011 atas dasar harga berlaku sebesar 8,4 triliun rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 3,5 triliun rupiah. Sektor Pertanian

merupakan sektor yang paling besar

kontribusinya dalam pembentukan PDRB yaitu sebesar 34,55 persen. Sementara sektor yang kontribusinya paling kecil adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (1,32 persen).

PDRB per kapita (adhb) penduduk Kabupaten Ponorogo selama tahun 2011 sebesar 9,7 juta rupiah, naik 12,19 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 8,7 juta rupiah per tahun.

Laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2011 sebesar 6,21 persen. Sektor dengan laju pertumbuhan terbesar adalah sektor Angkutan dan Komunikasi yaitu 12,07 persen dan disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,72 persen.

PENDAPATAN

REGIONAL

Sumber : PDRB Kabupaten Ponorogo 2011

6,52% 5,63% 5,01% 5,78% 6,21% 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2007-2011 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Pertanian 35% Pertambangan & Penggalian 2% Industri Pengolahan 5% Listrik, Gas dan Air Bersih

1% Konstruksi 2% Perdagangan, Hotel & Restoran 29% Angkutan & Komunikasi 5% Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 7% Jasa-jasa 14%

Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 5.781.178 6.655.959 7.527.490 8.710.220 9.722.135 2007 2008 2009 2010 * 2011 **

PDRB per Kapita ADHB (Rp.) Tahun 2007-2011

*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

(28)

Bila dibandingkan dengan total PDRB Jawa Timur yang mencapai 884,14 triliun rupiah pada tahun 2011, PDRB Kabupaten Ponorogo menyumbang peranan yang relatif kecil yaitu 0,95 persen. Namun demikian bila melihat keterbandingan antar wilayah se-eks Karesidenan Madiun, PDRB Kabupaten Ponorogo memiliki nominal terbesar dibanding kabupaten/kota lainnya. Meski mempunyai nominal PDRB yang terbesar di wilayah eks-Karesidenan Madiun namun dari sisi pertumbuhan, pada tahun

2011 pertumbuhan PDRB Kabupaten

Ponorogo sebesar 6,21 persen masih di bawah pertumbuhan Kota Madiun yang mencapai 7,18 persen, Kabupaten Pacitan 6,67 persen dan Kabupaten Madiun 6,41 persen. Bahkan jauh di bawah rata-rata pertumbuhan Provinsi Jawa Timur yang mencapai 7,22 persen.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 tercatat sebesar 71,15, berada di urutan keempat diantara Kabupaten/Kota se-Eks Karesidenan Madiun, dan masih lebih rendah dibanding IPM Provinsi Jawa Timur

yang sebesar 72,18.Hal ini mengindikasikan

bahwa pembangunan manusia di

Kabupaten Ponorogo perlu ditingkatkan, serta hal ini perlu dijadikan perhatian

khusus dari pemerintah Kabupaten

Ponorogo agar terus memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Ponorogo.

PERBANDINGAN

REGIONAL

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Kab./Kota PDRB ADHB (Milyar Rp.) Pertumbuhan Ekonomi (%) Kab. Pacitan 3.741,61 6,67 Kab. Ponorogo 8.404,94 6,21 Kab. Madiun 7.777,30 6,41 Kab. Magetan 8.278,18 6,16 Kab. Ngawi 8.116,20 6,14 Kota Madiun 5.689,25 7,18 JAWA TIMUR 884.143,57 7,22

PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun

Tahun 2011

Perbandingan IPM Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun

Tahun 2008-2011 Kab./Kota 2008 2009 2010 * 2011** Kab. Pacitan 70,91 71,45 71,91 72,48 Kab. Ponorogo 69,07 69,75 70,34 71,15 Kab. Madiun 68,63 69,28 70,18 70,50 Kab. Magetan 71,79 72,32 72,72 73,17 Kab. Ngawi 68,02 68,41 68,82 69,73 Kota Madiun 75,89 76,23 76,61 77,07 Jawa Timur 70,38 71,06 71,62 72,18

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Keterangan : * angka diperbaiki ** angka sementara

(29)

Penduduk mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan suatu

wilayah. Jumlah penduduk dan

komposisinya akan berpengaruh besar

pada kegiatan pembangunan yang

berjalan di suatu wilayah.

Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo sebesar 860.093 jiwa dengan komposisi 430.326 laki-laki dan 429.767 perempuan. Jumlah ini adalah yang terbanyak bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di wilayah

se-eks Karesidenan Madiun dan

merupakan 2,28 persen dari seluruh penduduk di Jawa Timur.

Bila diperhatikan menurut komposisi jenis kelamin, diantara kabupaten/kota se-eks Karesidenan Madiun hanya Kabupaten Ponorogo yang jumlah penduduk laki-lakinya lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kondisi Kabupaten

Ponorogo yang merupakan daerah

kantong TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke luar negeri yang didominasi oleh kaum perempuan.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Ponorogo selama tahun 2010-2011 sebesar 0,59 persen berada di bawah

Kabupaten Ngawi dan Kabupaten

Magetan. Namun masih lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur yang sebesar 0,44 persen.

0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 0,59 0,59 0,57 0,60 0,64 0,56 0,44

Perbandingan Laju Pertumbuhan Penduduk Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun

Tahun 2010-2011 Perbandingan Jumlah Penduduk Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun

Tahun 2011

Kab./Kota Laki-laki Perempuan Total

Kab. Pacitan 264.673 279.251 543.924 Kab. Ponorogo 430.326 429.767 860.093 Kab. Madiun 318.350 347.654 666.004 Kab. Magetan 302.108 321.825 623.933 Kab. Ngawi 404.686 417.680 822.366 Kota Madiun 79.671 92.255 171.926 JAWA TIMUR 18.640.298 19.047.324 37.687.622

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Sumber : Susenas 2010-2011

(30)

Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur selama kurun waktu 2008 hingga 2011 cenderung terus menurun. Namun tidak demikian halnya dengan keadaan di kabupaten/kota yang cenderung fluktuatif. Di Kabupaten Ponorogo angka TPT tahun 2011 berada pada besaran 4,37 persen meningkat 0,54 poin dibanding tahun sebelumnya. Demikian pula halnya dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Magetan. Sedangkan Kabupaten Madiun, Ngawi dan Kota Madiun menunjukkan penurunan, terutama Kota Madiun yang turun sebesar 4,37 poin.

Sementara bila melihat perbandingan persentase penduduk miskin tahun 2010 terlihat bahwa di Kabupaten Ponorogo persentase penduduk miskinnya dengan angka sebesar 13,22 persen, masih relatif lebih rendah dibanding kabupaten se-eks Karesidenan Madiun lainnya.

Garis kemiskinan Kabupaten Ponorogo pada

tahun 2010 sebesar 193.047

rupiah/kapita/bulan juga relatif rendah

dibanding kabupaten/kota se-eks

Karesidenan Madiun lainnya kecuali

Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ngawi.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Kab./Kota Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln) Persentase Penduduk Miskin (%) Kab. Pacitan 177.300 19,50 Kab. Ponorogo 193.047 13,22 Kab. Madiun 205.905 15,45 Kab. Magetan 203.323 12,95 Kab. Ngawi 191.152 18,26 Kota Madiun 241.503 6,11

Tingkat Pengangguran Terbuka Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun

Tahun 2008-2011

Perbandingan Garis Kemiskinan dan Persentase Penduduk Miskin Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun

Tahun 2010 * Kab./Kota 2008 2009 2010 2011 Kab. Pacitan 3,10 1,32 0,87 2,70 Kab. Ponorogo 3,73 3,45 3,83 4,37 Kab. Madiun 8,44 6,04 5,55 3,37 Kab. Magetan 4,37 3,82 2,41 3,16 Kab. Ngawi 8,18 4,49 4,80 4,06 Kota Madiun 12,72 11,27 9,52 5,15 Jawa Timur 6,42 5,08 4,25 4,16

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Keterangan : * angka sementara

(31)
(32)
(33)

Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Menurut Jenis KelaminDan Kelompok Umur

Tahun 2011

Kelompok

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

0 - 4 30.551 28.543 59.094 107,03 5 – 9 31.806 29.770 61.576 106,84 10 – 14 35.347 32.740 68.087 107,96 15 – 19 36.261 30.032 66.293 120,74 20 – 24 26.323 23.436 49.759 112,32 25 – 29 30.374 29.815 60.189 101,87 30 – 34 29.430 29.005 58.435 101,47 35 – 39 32.793 32.941 65.734 99,55 40 – 44 33.451 34.524 67.975 96,89 45 – 49 31.499 32.672 64.171 96,41 50 – 54 29.462 29.863 59.325 98,66 55 – 59 25.025 23.631 48.656 105,90 60 – 64 18.346 19.746 38.092 92,91 65+ 39.658 53.049 92.707 74,76 TOTAL 430.326 429.767 860.093 100,13

Sumber : Ponorogo Dalam Angka 2012

Tabel 1

(34)

Sumber : Inmakro Jawa Timur 2012

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2008-2011 (persen) Tabel 2 2008 2009 2010 2011 01 Kab. Pacitan 3,10 1,32 0,87 2,70 02 Kab. Ponorogo 3,73 3,45 3,83 4,37 03 Kab. Trenggalek 3,73 3,91 2,15 3,18 04 Kab. Tulungagung 3,99 4,54 3,50 3,58 05 Kab. Blitar 4,26 3,00 2,24 3,61 06 Kab. Kediri 7,79 5,10 3,75 4,54 07 Kab. Malang 6,22 6,35 4,49 4,63 08 Kab. Lumajang 4,33 2,24 3,17 2,70 09 Kab. Jember 4,48 4,42 2,71 3,95 10 Kab. Banyuwangi 5,62 4,05 3,92 3,71 11 Kab. Bondowoso 2,93 2,88 1,59 2,84 12 Kab. Situbondo 3,89 2,28 3,13 4,74 13 Kab. Probolinggo 3,46 2,60 2,02 3,20 14 Kab. Pasuruan 6,72 5,03 3,49 4,83 15 Kab. Sidoarjo 11,91 10,19 8,35 4,75 16 Kab. Mojokerto 7,04 5,54 4,84 4,31 17 Kab. Jombang 5,78 6,19 5,27 4,24 18 Kab. Nganjuk 6,06 3,98 3,64 4,73 19 Kab. Madiun 8,44 6,04 5,55 3,37 20 Kab. Magetan 4,37 3,82 2,41 3,16 21 Kab. Ngawi 8,18 4,49 4,80 4,06 22 Kab. Bojonegoro 5,93 4,52 3,29 4,18 23 Kab. Tuban 5,74 4,22 2,86 4,15 24 Kab. Lamongan 6,30 4,92 3,62 4,40 25 Kab. Gresik 7,50 7,01 7,70 4,36 26 Kab. Bangkalan 7,26 5,01 5,79 3,91 27 Kab. Sampang 3,46 1,70 1,77 3,91 28 Kab. Pamekasan 3,42 2,18 3,53 2,89 29 Kab. Sumenep 3,92 2,27 1,89 3,71 71 Kota Kediri 11,27 8,32 7,39 4,93 72 Kota Blitar 6,97 8,47 6,66 4,20 73 Kota Malang 11,14 10,44 8,68 5,19 74 Kota Probolinggo 9,93 8,53 6,85 4,66 75 Kota Pasuruan 10,72 7,57 7,23 4,92 76 Kota Mojokerto 12,12 9,30 7,52 5,86 77 Kota Madiun 12,72 11,27 9,52 5,15 78 Kota Surabaya 11,84 8,63 6,84 5,15 79 Kota Batu 8,95 6,88 5,55 4,57 6,42 5,08 4,25 4,16 Kabupaten/Kota Jawa Timur

http://ponorogokab.bps.go.id

(35)

Tabel 3

Persentase Penduduk Jawa Timur Usia 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Kabupaten/Kota & Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan Tahun 2011 Tidak/Belum Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD/MI SD/MI SLTP Sederajat SMU Sederajat SMK Sederajat Perguruan Tinggi Jumlah 01 Kab. Pacitan 7,46 18,37 39,55 19,44 7,21 4,26 3,70 100,00 02 Kab. Ponorogo 7,83 22,42 29,20 19,87 11,02 5,70 3,96 100,00 03 Kab. Trenggalek 5,01 19,27 41,43 19,97 6,62 4,70 2,98 100,00 04 Kab. Tulungagung 4,03 17,56 36,94 22,05 9,99 5,59 3,85 100,00 05 Kab. Blitar 5,97 21,82 34,11 20,88 9,12 5,29 2,82 100,00 06 Kab. Kediri 5,48 18,24 33,71 20,26 10,76 7,06 4,50 100,00 07 Kab. Malang 7,33 22,11 34,03 18,77 8,61 5,22 3,93 100,00 08 Kab. Lumajang 10,48 21,84 38,86 15,01 8,84 1,76 3,21 100,00 09 Kab. Jember 14,15 26,29 30,17 13,75 9,06 3,31 3,26 100,00 10 Kab. Banyuwangi 8,92 25,05 28,71 19,78 9,78 4,67 3,10 100,00 11 Kab. Bondowoso 12,31 32,05 30,93 11,07 7,39 2,79 3,47 100,00 12 Kab. Situbondo 16,89 24,14 30,93 13,66 8,67 2,26 3,45 100,00 13 Kab. Probolinggo 10,51 31,34 32,31 14,32 6,34 2,61 2,56 100,00 14 Kab. Pasuruan 7,73 26,39 34,03 15,77 9,73 4,25 2,10 100,00 15 Kab. Sidoarjo 1,82 12,75 21,40 20,76 23,18 10,38 9,71 100,00 16 Kab. Mojokerto 3,99 21,07 27,07 23,31 14,67 7,04 2,85 100,00 17 Kab. Jombang 5,21 19,53 28,89 23,17 12,34 6,78 4,08 100,00 18 Kab. Nganjuk 6,15 18,93 34,47 19,88 11,04 5,47 4,07 100,00 19 Kab. Madiun 10,04 18,02 31,98 18,21 9,20 8,56 3,99 100,00 20 Kab. Magetan 6,76 18,67 31,23 18,99 10,82 8,07 5,46 100,00 21 Kab. Ngawi 12,19 17,63 31,40 20,43 9,87 4,20 4,27 100,00 22 Kab. Bojonegoro 11,02 19,23 35,75 18,93 9,40 2,98 2,70 100,00 23 Kab. Tuban 11,26 18,98 36,08 19,46 8,95 3,29 1,99 100,00 24 Kab. Lamongan 7,43 21,76 27,91 20,49 13,52 3,99 4,90 100,00 25 Kab. Gresik 4,40 15,37 25,39 21,58 20,43 5,36 7,48 100,00 26 Kab. Bangkalan 21,09 24,07 35,62 8,84 7,52 0,53 2,33 100,00 27 Kab. Sampang 27,11 30,95 28,26 6,94 4,03 0,49 2,21 100,00 28 Kab. Pamekasan 16,00 21,84 31,95 14,07 10,82 1,68 3,64 100,00 29 Kab. Sumenep 25,27 20,57 31,57 12,11 7,97 0,54 1,96 100,00 71 Kota Kediri 1,83 10,06 23,53 19,63 24,70 9,44 10,80 100,00 72 Kota Blitar 2,50 14,82 18,57 21,61 16,20 14,17 12,13 100,00 73 Kota Malang 2,44 12,11 22,91 18,53 22,69 9,09 12,22 100,00 74 Kota Probolinggo 8,25 18,14 27,03 16,49 14,78 8,97 6,33 100,00 75 Kota Pasuruan 3,03 18,62 25,55 17,04 16,39 9,30 10,08 100,00 76 Kota Mojokerto 2,68 12,31 19,64 18,56 23,06 13,04 10,70 100,00 77 Kota Madiun 2,21 9,88 18,89 19,47 24,49 12,89 12,16 100,00 78 Kota Surabaya 3,41 8,49 22,39 19,67 24,36 8,41 13,27 100,00 79 Kota Batu 3,09 20,87 28,91 19,36 15,52 5,95 6,29 100,00 8,81 20,18 30,56 18,04 12,26 5,20 4,95 100,00 Kabupaten/Kota Jawa Timur

Sumber : Hasil Susenas 2011 Jawa Timur

(36)

Sumber : Inmakro Jawa Timur 2012 Keterangan : *) Angka Sementara

Angka Kematian Bayi (AKB)

Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2007-2011

Tabel 4 2007 2008 2009 2010 2011 * 01 Kab. Pacitan 24,82 24,46 24,57 23,54 22,93 02 Kab. Ponorogo 32,01 31,41 30,72 28,97 27,32 03 Kab. Trenggalek 24,51 24,13 23,79 22,55 21,85 04 Kab. Tulungagung 25,62 25,38 24,13 23,07 22,27 05 Kab. Blitar 25,32 24,80 26,99 24,60 23,71 06 Kab. Kediri 33,39 33,17 31,15 29,86 29,07 07 Kab. Malang 38,93 38,72 33,46 32,10 30,75 08 Kab. Lumajang 43,31 42,88 41,34 39,67 38,55 09 Kab. Jember 59,59 58,47 59,13 57,74 56,45 10 Kab. Banyuwangi 43,91 43,30 40,60 38,29 35,04 11 Kab. Bondowoso 59,47 58,02 58,71 56,62 54,35 12 Kab. Situbondo 62,42 62,25 57,74 56,45 54,60 13 Kab. Probolinggo 69,66 69,14 67,89 65,45 64,19 14 Kab. Pasuruan 59,81 59,48 55,36 53,34 51,62 15 Kab. Sidoarjo 30,79 30,51 28,18 25,43 23,88 16 Kab. Mojokerto 31,02 30,67 29,27 27,89 25,57 17 Kab. Jombang 29,24 28,69 28,81 28,05 27,03 18 Kab. Nganjuk 37,77 37,67 33,59 32,27 31,45 19 Kab. Madiun 35,20 34,86 33,16 32,07 31,35 20 Kab. Magetan 28,84 28,82 24,90 23,88 23,21 21 Kab. Ngawi 32,99 32,52 30,85 29,10 27,46 22 Kab. Bojonegoro 41,12 40,76 40,26 39,41 38,89 23 Kab. Tuban 40,34 39,90 38,22 36,96 34,84 24 Kab. Lamongan 37,96 37,72 36,62 34,58 34,02 25 Kab. Gresik 27,46 27,09 25,40 24,29 23,46 26 Kab. Bangkalan 59,81 59,21 56,91 55,69 54,22 27 Kab. Sampang 67,10 65,46 62,59 58,92 55,11 28 Kab. Pamekasan 58,54 57,89 56,24 53,72 51,66 29 Kab. Sumenep 51,79 50,72 50,95 49,85 48,47 71 Kota Kediri 30,32 30,10 28,61 27,29 25,10 72 Kota Blitar 22,80 22,39 22,27 20,94 20,02 73 Kota Malang 30,13 29,49 29,30 27,85 25,26 74 Kota Probolinggo 31,58 31,18 30,16 28,35 25,60 75 Kota Pasuruan 42,27 41,68 42,42 41,97 41,31 76 Kota Mojokerto 24,90 24,66 23,74 22,80 22,21 77 Kota Madiun 27,92 27,75 25,21 24,27 23,43 78 Kota Surabaya 29,60 29,37 27,13 24,32 23,35 79 Kota Batu 31,91 31,38 32,17 30,52 29,27 32,93 32,20 31,41 29,99 29,24 Kabupaten/Kota Jawa Timur

http://ponorogokab.bps.go.id

(37)

Tabel 5

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Dinding Terluas Rumah Tahun 2011

Jenis Dinding Terluas

Tembok Kayu Bambu Lainnya

01 Kab. Pacitan 70,57 17,00 12,29 0,14 100,00 02 Kab. Ponorogo 90,90 2,87 6,09 0,13 100,00 03 Kab. Trenggalek 85,10 4,58 9,91 0,41 100,00 04 Kab. Tulungagung 90,41 0,29 8,83 0,47 100,00 05 Kab. Blitar 86,48 5,97 7,43 0,12 100,00 06 Kab. Kediri 93,95 1,07 4,84 0,15 100,00 07 Kab. Malang 90,20 2,52 6,87 0,41 100,00 08 Kab. Lumajang 91,41 0,95 7,64 - 100,00 09 Kab. Jember 79,10 2,42 17,97 0,51 100,00 10 Kab. Banyuwangi 84,44 1,35 13,80 0,40 100,00 11 Kab. Bondowoso 55,16 18,86 25,52 0,46 100,00 12 Kab. Situbondo 41,22 35,65 21,84 1,29 100,00 13 Kab. Probolinggo 74,99 6,42 12,62 5,97 100,00 14 Kab. Pasuruan 83,60 10,18 4,50 1,72 100,00 15 Kab. Sidoarjo 97,78 1,72 0,50 - 100,00 16 Kab. Mojokerto 87,99 4,61 7,41 - 100,00 17 Kab. Jombang 83,95 6,49 8,98 0,58 100,00 18 Kab. Nganjuk 89,34 7,07 3,59 - 100,00 19 Kab. Madiun 79,43 15,85 4,33 0,38 100,00 20 Kab. Magetan 94,10 4,31 1,59 - 100,00 21 Kab. Ngawi 51,56 41,49 6,95 - 100,00 22 Kab. Bojonegoro 30,68 57,47 10,89 0,96 100,00 23 Kab. Tuban 54,09 35,53 10,27 0,11 100,00 24 Kab. Lamongan 69,00 24,68 6,13 0,19 100,00 25 Kab. Gresik 85,61 9,30 4,69 0,41 100,00 26 Kab. Bangkalan 66,55 17,00 9,34 7,12 100,00 27 Kab. Sampang 41,30 30,57 24,69 3,44 100,00 28 Kab. Pamekasan 73,68 3,63 14,80 7,89 100,00 29 Kab. Sumenep 85,61 7,44 6,53 0,42 100,00 71 Kota Kediri 95,27 2,65 1,73 0,35 100,00 72 Kota Blitar 96,62 0,74 2,46 0,18 100,00 73 Kota Malang 96,43 1,81 1,66 0,11 100,00 74 Kota Probolinggo 93,24 0,95 5,80 - 100,00 75 Kota Pasuruan 97,03 1,62 1,14 0,21 100,00 76 Kota Mojokerto 92,18 1,45 6,21 0,16 100,00 77 Kota Madiun 98,62 0,58 0,80 - 100,00 78 Kota Surabaya 94,21 4,37 0,79 0,62 100,00 79 Kota Batu 95,62 1,89 2,28 0,21 100,00 80,30 10,37 8,40 0,93 100,00 Jawa Timur Kabupaten/Kota Jumlah

Sumber : Hasil Susenas 2011 Jawa Timur

(38)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2011

Tabel 6 Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Melek Huruf (persen) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah PPP) IPM Reduksi Shortfall 01 Kab. Pacitan 71,48 91,60 6,94 634,70 72,48 1,46 02 Kab. Ponorogo 70,24 87,32 6,99 638,25 71,15 2,92 03 Kab. Trenggalek 71,87 92,84 7,26 640,56 73,66 1,56 04 Kab. Tulungagung 71,72 93,58 7,85 635,15 73,76 1,58 05 Kab. Blitar 71,09 92,02 7,36 652,75 74,06 1,48 06 Kab. Kediri 69,90 92,84 7,69 632,75 72,28 1,88 07 Kab. Malang 69,23 89,59 7,02 639,07 71,17 2,17 08 Kab. Lumajang 67,46 86,56 6,41 632,28 68,55 2,25 09 Kab. Jember 63,03 83,60 6,73 630,48 65,53 1,66 10 Kab. Banyuwangi 67,98 87,36 6,89 635,02 69,58 2,23 11 Kab. Bondowoso 63,54 78,25 5,66 630,22 63,81 2,35 12 Kab. Situbondo 63,36 80,44 6,19 637,51 64,67 1,14 13 Kab. Probolinggo 61,42 90,03 5,80 638,17 63,84 2,27 14 Kab. Pasuruan 64,31 97,76 6,54 639,73 68,24 1,92 15 Kab. Sidoarjo 70,79 94,12 9,85 651,31 76,90 2,31 16 Kab. Mojokerto 70,42 92,87 7,82 644,82 73,89 1,87 17 Kab. Jombang 70,18 91,07 7,84 640,42 73,14 1,63 18 Kab. Nganjuk 69,11 89,55 7,44 635,57 71,48 2,46 19 Kab. Madiun 69,07 90,56 7,39 627,94 70,50 1,07 20 Kab. Magetan 71,41 85,54 7,60 640,82 73,17 1,64 21 Kab. Ngawi 70,24 84,81 6,99 624,99 69,73 2,93 22 Kab. Bojonegoro 67,28 85,83 6,68 620,17 67,32 1,22 23 Kab. Tuban 68,00 88,71 6,49 631,85 68,71 1,26 24 Kab. Lamongan 68,38 94,56 7,46 634,92 70,52 2,91 25 Kab. Gresik 71,22 82,87 8,84 644,70 75,17 2,76 26 Kab. Bangkalan 63,48 67,56 5,30 636,44 65,01 1,42 27 Kab. Sampang 63,49 81,82 4,20 636,12 60,78 2,67 28 Kab. Pamekasan 64,39 78,66 6,32 629,18 65,48 2,48 29 Kab. Sumenep 64,89 97,56 5,64 648,05 66,01 1,19 71 Kota Kediri 70,64 97,27 10,21 648,01 76,79 2,12 72 Kota Blitar 72,51 97,24 9,75 654,18 77,89 2,12 73 Kota Malang 70,68 92,51 10,84 655,22 77,76 2,45 74 Kota Probolinggo 70,52 96,43 8,53 654,52 74,85 2,02 75 Kota Pasuruan 66,41 97,13 8,96 656,21 73,89 1,65 76 Kota Mojokerto 71,78 97,80 9,98 652,47 77,50 2,07 77 Kota Madiun 71,22 98,07 10,44 644,61 77,07 1,95 78 Kota Surabaya 71,27 98,27 10,08 657,14 77,85 2,52 79 Kota Batu 69,72 88,52 8,52 644,73 74,93 1,86 69,86 7,34 647,46 72,18 1,97 Kabupaten/Kota Jawa Timur

http://ponorogokab.bps.go.id

(39)

Tabel 7

Pengeluaran Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Pengeluaran Makanan Dan Non Makanan Perkapita Sebulan

Tahun 2011

Pengeluaran Perkapita Sebulan

Rangkuman (Dalam Rupiah) Persentase

Pengeluaran Makanan

Pengeluaran

Non Makanan Jumlah

Pengeluaran Makanan

Pengeluaran

Non Makanan Jumlah

01 Kab. Pacitan 195.699 185.891 381.590 51,29 48,71 100,00 02 Kab. Ponorogo 205.464 164.906 370.370 55,48 44,52 100,00 03 Kab. Trenggalek 196.587 191.480 388.067 50,66 49,34 100,00 04 Kab. Tulungagung 212.966 217.796 430.762 49,44 50,56 100,00 05 Kab. Blitar 222.416 206.599 429.015 51,84 48,16 100,00 06 Kab. Kediri 199.750 202.117 401.867 49,71 50,29 100,00 07 Kab. Malang 219.730 223.389 443.119 49,59 50,41 100,00 08 Kab. Lumajang 211.569 159.745 371.314 56,98 43,02 100,00 09 Kab. Jember 198.093 174.956 373.049 53,10 46,90 100,00 10 Kab. Banyuwangi 235.717 224.662 460.379 51,20 48,80 100,00 11 Kab. Bondowoso 229.361 145.179 374.540 61,24 38,76 100,00 12 Kab. Situbondo 226.228 156.886 383.114 59,05 40,95 100,00 13 Kab. Probolinggo 211.559 156.013 367.572 57,56 42,44 100,00 14 Kab. Pasuruan 223.859 165.302 389.161 57,52 42,48 100,00 15 Kab. Sidoarjo 341.029 355.439 696.468 48,97 51,03 100,00 16 Kab. Mojokerto 261.109 225.149 486.258 53,70 46,30 100,00 17 Kab. Jombang 242.890 271.277 514.167 47,24 52,76 100,00 18 Kab. Nganjuk 227.621 193.273 420.894 54,08 45,92 100,00 19 Kab. Madiun 242.727 197.587 440.314 55,13 44,87 100,00 20 Kab. Magetan 221.870 220.940 442.810 50,11 49,89 100,00 21 Kab. Ngawi 221.281 164.244 385.525 57,40 42,60 100,00 22 Kab. Bojonegoro 203.691 169.255 372.946 54,62 45,38 100,00 23 Kab. Tuban 227.093 170.502 397.595 57,12 42,88 100,00 24 Kab. Lamongan 245.609 211.199 456.808 53,77 46,23 100,00 25 Kab. Gresik 276.149 269.509 545.658 50,61 49,39 100,00 26 Kab. Bangkalan 221.999 130.983 352.982 62,89 37,11 100,00 27 Kab. Sampang 201.162 124.892 326.054 61,70 38,30 100,00 28 Kab. Pamekasan 183.375 129.818 313.193 58,55 41,45 100,00 29 Kab. Sumenep 191.651 122.240 313.891 61,06 38,94 100,00 71 Kota Kediri 273.048 348.443 621.491 43,93 56,07 100,00 72 Kota Blitar 277.671 349.553 627.224 44,27 55,73 100,00 73 Kota Malang 320.514 467.678 788.192 40,66 59,34 100,00 74 Kota Probolinggo 271.470 307.279 578.749 46,91 53,09 100,00 75 Kota Pasuruan 341.885 424.897 766.782 44,59 55,41 100,00 76 Kota Mojokerto 317.099 415.442 732.541 43,29 56,71 100,00 77 Kota Madiun 313.134 385.831 698.965 44,80 55,20 100,00 78 Kota Surabaya 380.116 558.590 938.706 40,49 59,51 100,00 79 Kota Batu 275.744 305.292 581.036 47,46 52,54 100,00 242.829 236.661 479.490 50,64 49,36 100,00 Jawa Timur Kabupaten/Kota

Sumber : Hasil Susenas 2011 Jawa Timur

(40)

Garis Kemiskinan, Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Tahun 2009-2010 Tabel 8 Tahun 2009 Tahun 2010 * Garis Kemiskinan Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Garis Kemiskinan Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Rp/Kap/Bln % (000) Rp/Kap/Bln % (000) 01 Kab. Pacitan 162.568 19,01 102,93 177.300 19,50 105,40 02 Kab. Ponorogo 177.006 14,63 127,51 193.047 13,22 113,00 03 Kab. Trenggalek 179.204 18,27 119,59 195.444 15,98 107,80 04 Kab. Tulungagung 196.550 10,60 101,95 214.362 10,64 105,40 05 Kab. Blitar 176.518 13,19 136,76 192.514 12,14 135,50 06 Kab. Kediri 182.474 17,05 239,89 200.237 15,52 232,80 07 Kab. Malang 180.749 13,57 318,95 197.129 12,54 306,70 08 Kab. Lumajang 168.586 15,83 157,76 185.321 13,98 140,80 09 Kab. Jember 183.768 15,43 348,07 202.010 13,27 311,70 10 Kab. Banyuwangi 200.161 12,16 180,98 220.031 11,25 175,10 11 Kab. Bondowoso 208.999 20,18 138,65 229.746 17,89 131,90 12 Kab. Situbondo 175.446 15,99 96,82 192.862 16,23 105,20 13 Kab. Probolinggo 225.151 27,69 280,10 255.757 25,22 276,60 14 Kab. Pasuruan 200.282 15,58 219,37 218.432 13,18 199,30 15 Kab. Sidoarjo 228.178 6,91 120,86 248.856 7,45 145,40 16 Kab. Mojokerto 201.780 13,24 130,13 220.066 12,23 125,40 17 Kab. Jombang 210.867 14,46 182,49 229.976 13,84 166,40 18 Kab. Nganjuk 211.670 17,22 167,30 232.275 14,91 151,60 19 Kab. Madiun 187.639 16,97 105,65 205.905 15,45 102,30 20 Kab. Magetan 185.286 13,97 84,74 203.323 12,95 80,20 21 Kab. Ngawi 174.195 19,01 154,13 191.152 18,26 149,10 22 Kab. Bojonegoro 192.476 21,27 262,04 211.213 18,78 227,20 23 Kab. Tuban 188.304 23,01 240,98 206.635 20,19 225,80 24 Kab. Lamongan 201.771 20,47 235,93 221.413 18,70 220,50 25 Kab. Gresik 235.399 19,14 225,77 258.503 16,42 193,80 26 Kab. Bangkalan 207.836 30,45 287,65 258.503 28,12 255,60 27 Kab. Sampang 191.138 31,94 285,02 228.235 32,47 285,40 28 Kab. Pamekasan 187.128 24,32 200,98 209.898 22,48 179,20 29 Kab. Sumenep 187.184 26,89 264,98 205.494 24,61 256,60 71 Kota Kediri 244.167 10,41 27,52 267.936 9,31 24,90 72 Kota Blitar 213.589 7,56 9,78 232.945 7,63 10,10 73 Kota Malang 252.024 5,58 44,37 274.683 5,90 48,40 74 Kota Probolinggo 340.435 21,06 47,08 386.711 19,03 41,40 75 Kota Pasuruan 224.124 9,34 15,76 244.778 9,00 16,80 76 Kota Mojokerto 224.439 7,19 7,89 244.778 7,42 8,90 77 Kota Madiun 220.079 5,93 10,32 241.503 6,11 10,40 78 Kota Surabaya 255.875 6,27 171,21 282.586 7,07 195,60 79 Kota Batu 231.877 4,81 8,84 252.890 5,11 9,70 Kabupaten/Kota

Sumber : Inmakro Jawa Timur 2012 Keterangan : *) Angka Sementara

(41)

Tabel 9

Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS)

Dalam Rangka Pelaksanaan Program Perlindungan Sosial

PSE 2005 PPLS 2008 PPLS 2011 * 01 Ngrayun 7.136 6.551 11.220 02 Slahung 4.863 5.211 7.140 03 Bungkal 4.181 2.672 4.942 04 Sambit 4.762 3.446 5.510 05 Sawoo 8.275 5.919 8.771 06 Sooko 2.442 2.424 3.068 07 Pudak 1.364 694 1.582 08 Pulung 5.880 5.023 6.444 09 Mlarak 4.113 2.359 4.338 10 Siman 3.662 2.998 3.712 11 Jetis 3.622 3.063 4.002 12 Balong 5.623 3.230 7.834 13 Kauman 5.524 4.474 6.783 14 Jambon 5.354 3.746 7.538 15 Badegan 4.443 3.888 5.683 16 Sampung 4.040 3.462 4.632 17 Sukorejo 6.213 3.759 5.893 18 Ponorogo 4.284 3.850 4.453 19 Babadan 4.088 3.189 4.145 20 Jenangan 5.503 4.213 5.782 21 Ngebel 2.728 2.123 3.024 98.100 76.294 116.496 Jumlah Kecamatan

Ket. * : Cakupan PPLS 2011 diperluas terhadap 40 persen rumah tangga berpendapatan rendah.

(42)

Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Terakhir Kelahiran di Jawa Timur Tahun 2011

Tabel 10

Penolong Terakhir Kelahiran

Dokter Bidan Tenaga

Medis Lain Dukun Famili Lainnya Jumlah

01 Kab. Pacitan 15,25 79,51 - 3,80 0,56 0,89 100,00 02 Kab. Ponorogo 16,97 82,19 0,84 - - - 100,00 03 Kab. Trenggalek 29,57 65,51 - 4,92 - - 100,00 04 Kab. Tulungagung 19,54 78,40 - 2,06 - - 100,00 05 Kab. Blitar 20,09 77,41 - 2,50 - - 100,00 06 Kab. Kediri 25,58 70,54 0,28 3,60 - - 100,00 07 Kab. Malang 19,86 71,40 0,46 8,28 - - 100,00 08 Kab. Lumajang 7,98 82,63 - 9,39 - - 100,00 09 Kab. Jember 9,88 61,61 0,66 27,13 0,36 0,36 100,00 10 Kab. Banyuwangi 15,42 74,69 - 9,88 - - 100,00 11 Kab. Bondowoso 9,90 68,67 1,26 20,16 - - 100,00 12 Kab. Situbondo 7,33 73,26 - 18,67 0,74 - 100,00 13 Kab. Probolinggo 15,34 62,00 - 22,10 0,56 - 100,00 14 Kab. Pasuruan 11,18 77,98 - 10,85 - - 100,00 15 Kab. Sidoarjo 37,22 62,78 - - - - 100,00 16 Kab. Mojokerto 11,88 85,75 0,68 1,70 - - 100,00 17 Kab. Jombang 23,67 75,99 - 0,35 - - 100,00 18 Kab. Nganjuk 19,82 78,10 0,60 0,97 0,51 - 100,00 19 Kab. Madiun 17,59 79,30 0,58 2,52 - - 100,00 20 Kab. Magetan 15,22 84,78 - - - - 100,00 21 Kab. Ngawi 11,95 85,93 0,75 0,61 0,75 - 100,00 22 Kab. Bojonegoro 11,61 79,59 0,36 8,44 - - 100,00 23 Kab. Tuban 15,40 79,06 - 5,53 - - 100,00 24 Kab. Lamongan 28,21 70,83 - 0,95 - - 100,00 25 Kab. Gresik 21,73 76,30 1,21 0,76 - - 100,00 26 Kab. Bangkalan 5,92 60,60 0,35 32,71 0,41 - 100,00 27 Kab. Sampang 5,92 49,09 - 44,99 - - 100,00 28 Kab. Pamekasan 4,54 81,14 - 14,32 - - 100,00 29 Kab. Sumenep 10,40 52,81 1,97 34,82 - - 100,00 71 Kota Kediri 28,87 68,50 1,82 0,80 - - 100,00 72 Kota Blitar 25,34 74,66 - - - - 100,00 73 Kota Malang 34,40 64,96 - 0,64 - - 100,00 74 Kota Probolinggo 23,75 68,72 - 6,99 0,54 - 100,00 75 Kota Pasuruan 20,97 74,69 - 4,34 - - 100,00 76 Kota Mojokerto 34,29 63,27 1,77 - - 0,68 100,00 77 Kota Madiun 19,79 78,08 - - 2,13 - 100,00 78 Kota Surabaya 34,32 63,44 0,32 1,56 - 0,36 100,00 79 Kota Batu 34,39 64,98 - 0,63 - - 100,00 18,95 71,42 0,33 9,14 0,11 0,06 100,00 Kabupaten/Kota Jawa Timur

Sumber : Susenas Jawa Timur 2012

(43)

Gambar

Tabel 3  Persentase Penduduk Jawa Timur Usia 10 Tahun Ke Atas
Tabel 5  Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
Tabel 7  Pengeluaran Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota
Tabel 9  Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam BAB 3 pembahasan mengarah kepada pemrosesan data CSAMT dengan CMT Pro, pemodelan inversi data CSAMT dengan software MTsoft2D, MT2DInv, dan WinGlink,

Ada beberapa pengertian kredit, di antara menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:31,4) merumuskan kredit adalah peminjaman atau tagihan yang dapat dipersamakan

Pihak pertama pada tahun 2017 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka

Sistem penghantaran kuasa elektrik kepada pengguna boleh dilakukan dalam dua sistem iaitu sistem AU atau sistem AT. Terangkan kebaikan dan keburukan kedua-dua sistem ini dalam

Pada saat ini konflik bersenjata yang terjadi antara Palestina dan Israel yang sudah lama terjadi sejak kasus pendudukan yang dilakukan Israel terhadap Palestina sejak tahun 1967

Pada siklus II aspek yang diamati dari hasil kemampuan guru melaksanakan pembelajaran semakin meningkat dari siklus sebelumnya hal ini tampak pada kemampuan guru

Pada dasarnya penelitian merupakan alat untuk mencari kebenaran dan mengungkapkan kebenaran.Dalam sebuah penelitian digunakan banyak macam metode oleh seorang

Yang bukan termasuk kemampuan yang harus dimiliki supervisor dalam menjalankan tugasnya adalah.... Gabungan beberapa orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan