• Tidak ada hasil yang ditemukan

referat obgyn kelenjar Bartholin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "referat obgyn kelenjar Bartholin"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Ki

Kiststa a BaBartrthoholilin n dadan n ababseses s BaBartrthoholilin n memerurupapakakan n mamasasalalah h umumum um papada da wawaninita ta ususiaia re

reproprodukduksisi. . KeKelelenjanjar r BaBartrtholholin in teterlrletetak ak bibilalateteraral l di di posposteteririor or inintrtroitoitus us dan dan bebermrmuaruara a daldalamam vestibulum pada posisi arah jam 4 dan 8. Kelenjar ini biasanya berukuran sebesar kacang dan tidak  vestibulum pada posisi arah jam 4 dan 8. Kelenjar ini biasanya berukuran sebesar kacang dan tidak  te

teraraba ba kekecuacuali li papada da kekeadaadaan an pepenyanyakit kit atatau au infinfekeksisi. . PaPada da mamasa sa pubpuberertatas, s, kelkelenjenjar ar ini ini mulmulaiai  berfungs

 berfungsi, membi, memberikan keerikan kelembaban balembaban bagi vesgi vestibulumtibulum.. Di

Di AmeAmerikrika a SerSerikatikat, , insiinsidenndennya ya adaladalah ah seksekitaitar r 2% 2% dardari i waniwanita ta usiusia a repreproduroduksi akanksi akan me

mengngalalamami i pepembmbenengkgkakakan an papada da sasalalah h sasatu tu atatau au kekedudua a kekelelenjnjar ar BaBartrthoholilin. n. PePenynyakakit it yayangng me

menyenyerarang ng kekelelenjanjar r BaBartrtholholin in biabiasasanya nya teterjrjadadi i papada da wawanitnita a antantarara a ususia ia 20 20 dadan n 30 30 tatahunhun.. Pembesaran kelenjar Bartholin pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun jarang ditemukan, dan Pembesaran kelenjar Bartholin pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun jarang ditemukan, dan  perlu di

 perlu dikonsultkonsultasikan paasikan pada gynecoda gynecologist ulogist untuk dilntuk dilakukan biopakukan biopsi.si.

Penyebab dari kelainan kelenjar Bartholin adalah tersumbatnya bagian distal dari duktus Penyebab dari kelainan kelenjar Bartholin adalah tersumbatnya bagian distal dari duktus ke

kelelenjnjar ar yayang ng memenynyebebababkakan n reretetensnsi i dadari ri sesekrkresesi, i, sesehihingngga ga teterjrjadadi i pepelelebabararan n duduktktus us dadann  pembent

 pembentukan ukan kista. Kkista. Kista tersebut ista tersebut dapat dapat menjadi terinfeksimenjadi terinfeksi, , dan dan selanjuselanjutnya tnya berkembberkembang ang menjadimenjadi abses. Abses Bartholin selain merupakan akibat dari kista terinfeksi, dapat pula disebabkan karena abses. Abses Bartholin selain merupakan akibat dari kista terinfeksi, dapat pula disebabkan karena infeksi langsung pada kelenjar Bartholin.

infeksi langsung pada kelenjar Bartholin.

Kista bartholin bila berukuran kecil sering tidak menimbulkan gejala. Dan bila bertambah Kista bartholin bila berukuran kecil sering tidak menimbulkan gejala. Dan bila bertambah  besar

 besar maka maka dapat dapat menimmenimbulkan bulkan dispardispareunia. eunia. Pasien Pasien dengan dengan abses abses BartholBartholin in umumnumumnyaya mengeluhkan nyeri vulva yang akut dan bertambah secara cepat dan progresif.

mengeluhkan nyeri vulva yang akut dan bertambah secara cepat dan progresif. Da

Dalalam m pepenannangaganan nan kiskista ta dan dan absabses es barbarthotholilin, n, ada ada bebebeberarapa pa pepengongobatbatan an yanyang g dadapatpat dil

dilakukakukan. an. DapaDapat t berberupa upa intintervervensi ensi bedabedah, h, dan dan medmedikamikamentoentosa. sa. IntIntervervensi ensi bedabedah h yang yang dapadapatt dilakukan antara lain berupa incisi dan drainase, pemasangan Word catheter, marsupialisasi, dan dilakukan antara lain berupa incisi dan drainase, pemasangan Word catheter, marsupialisasi, dan eksisi.

(2)

BAB 2 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2

2..11 DDEEFFIINNIISSII

Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang terbentuk di Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang terbentuk di  bawah

 bawah kulit kulit atau atau di di suatu suatu tempat tempat di di dalam dalam tubuh. tubuh. Kista Kista kelenjar kelenjar BartholBartholin in terjadterjadi i ketikaketika kelenjar ini menjadi tersumbat. Kelenjar Bartolini bisa tersumbat karena berbagai alasan, kelenjar ini menjadi tersumbat. Kelenjar Bartolini bisa tersumbat karena berbagai alasan, sepe

seperti rti infinfekseksi, i, perperadangadangan an ataatau u iriiritastasi i jangjangka ka panjpanjangang. . ApaApabilbila a salsaluran uran kelkelenjaenjar r iniini mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini akan melekat satu sama lain dan menyebabkan mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini akan melekat satu sama lain dan menyebabkan timbulnya sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ini kemudian terakumulasi, timbulnya sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ini kemudian terakumulasi, menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kista menjadi terinfeksi

kista menjadi terinfeksi..

2.2

2.2 EPIDEPIDEMIEMIOLOOLOGIGI

Kista Bartholin merupaka

Kista Bartholin merupakan n pertumpertumbuhan kistik buhan kistik yang paling yang paling sering ditemukasering ditemukan n padapada vulva.

vulva.4,54,5Sekitar dua persen wanita pernah terinfeksi kista Bartholin dan abses selamaSekitar dua persen wanita pernah terinfeksi kista Bartholin dan abses selama hidupnya.

hidupnya.66 Abses hampir tiga kali lebih sering ditemukan daripada kista. Sebuah caseAbses hampir tiga kali lebih sering ditemukan daripada kista. Sebuah case con

contrtrol ol ststudy udy memembumbuktktikaikan n babahwa hwa wawanitnita a beberkrkululit it hithitam am dadan n putputih ih lelebibih h mumudahdah mengalami kista atau abses Bartholin dibandingkan dengan wanita ras Hispanik; dan studi mengalami kista atau abses Bartholin dibandingkan dengan wanita ras Hispanik; dan studi ini juga mengemukakan bahwa wanita dengan angka paritas yang tinggi berada pada risiko ini juga mengemukakan bahwa wanita dengan angka paritas yang tinggi berada pada risiko terendah. Involusi bertahap dari kelenjar Bartholin dapat terjadi pada saat seorang wanita terendah. Involusi bertahap dari kelenjar Bartholin dapat terjadi pada saat seorang wanita mencapai usia 30 tahun.

mencapai usia 30 tahun. Hal ini mungkin menjelaskan sering terjadinya Kista BartholinHal ini mungkin menjelaskan sering terjadinya Kista Bartholin dan abses kelenjar selama usia reproduksi, khususnya antara 20 hingga 29 tahun.

dan abses kelenjar selama usia reproduksi, khususnya antara 20 hingga 29 tahun. KarenaKarena massa vulva pada wanita pascamenopause dapat berupa kanker, biopsi excisional mungkin massa vulva pada wanita pascamenopause dapat berupa kanker, biopsi excisional mungkin diperlukan. Beberapa peneliti mengusulkan bahwa eksisi pembedahan tidak diperlukan diperlukan. Beberapa peneliti mengusulkan bahwa eksisi pembedahan tidak diperlukan karena risiko kanker kelenjar Bartholin sangat rendah (0,114 kasus per 100.000 karena risiko kanker kelenjar Bartholin sangat rendah (0,114 kasus per 100.000 woman-years). Namun, jika diagnosis kanker tertunda, prognosis dapat menjadi buruk.

(3)

Gambar 1. Pembesaran unilateral pada Abses Bartholin Gambar 1. Pembesaran unilateral pada Abses Bartholin

2.3 ANATOMI 2.3 ANATOMI

Kelenja

Kelenjar r BartholBartholin in (great(greater er vestibvestibular glands) ular glands) merupamerupakan kan homolog dari homolog dari kelenjar Cowper kelenjar Cowper  (ke

(kelelenjanjar r bulbulboubourerethrthral al padpada a lalakiki-l-lakiaki))11. . PadPada a mamasa sa pupuberbertatas, s, kekelelenjanjar r ini ini mumulalai i beberfurfungsngsi,i, memberikan kelembaban bagi vestibulum. Kelenjar Bartholin berkembang dari tunas dalam epitel memberikan kelembaban bagi vestibulum. Kelenjar Bartholin berkembang dari tunas dalam epitel dae

daerarah h posposteteririor or dardari i veveststibuibululum. m. KeKelelenjanjar r ini ini teterlrletetak ak bibilalateteral ral di di dasdasar ar lalabia bia miminornora a dadann men

mengalgalirkairkan n hasihasil l seksekresresinya melalinya melalui ui duktduktus us sepasepanjannjang g 2 2 – – 2.5 2.5 cm, yang cm, yang berbermuarmuara a ke ke daladalamm vestibulum pada arah jam 4 dan jam 8.

vestibulum pada arah jam 4 dan jam 8.2,32,3KelKelenjaenjar r ini ini biasbiasanya anya berberukurukuran an sebesebesar sar kacakacang ng dandan ukur

ukurannyannya a jarjarang ang melmelebihebihi i 1 1 cm. cm. KelKelenjaenjar r ini ini tidatidak k terteraba aba keckecuali uali pada pada keadkeadaan aan penypenyakit atauakit atau infeksi.

infeksi.

Gambar 2. Anatomi kelenjar Bartholin. Gambar 2. Anatomi kelenjar Bartholin.

(4)

Fisiologi Fisiologi

Kelenjar Bartholini berfungsi mensekresikan cairan ke permukaan vagina. Mukosa kelenjar  Kelenjar Bartholini berfungsi mensekresikan cairan ke permukaan vagina. Mukosa kelenjar  dilapisi oleh sel-sel epitel kubus. Cairan ini mengalir ke dalam duktus sepanjang 2,5 cm dan dilapisi oleh sel-sel epitel kubus. Cairan ini mengalir ke dalam duktus sepanjang 2,5 cm dan dilapisi oleh sel-sel epitel transisional. Duktus ini bermuara diantara labia minor dan hymen dan dilapisi oleh sel-sel epitel transisional. Duktus ini bermuara diantara labia minor dan hymen dan dilapisi pada bagian ini terdiri atas epitel skuamosa. Oleh karena itu, kelenjar ini dapat berkembang dilapisi pada bagian ini terdiri atas epitel skuamosa. Oleh karena itu, kelenjar ini dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa atau adenokarsinoma. Kelenjar ini mengeluarkan lendir untuk  menjadi karsinoma sel skuamosa atau adenokarsinoma. Kelenjar ini mengeluarkan lendir untuk  memberikan pelumasan vagina. Kelenjar Bartolini mengeluarkan jumlah lendir yang relatif sedikit memberikan pelumasan vagina. Kelenjar Bartolini mengeluarkan jumlah lendir yang relatif sedikit sekitar satu atau dua tetes cairan tepat sebelum seorang wanita orgasme. Tetesan cairan pernah sekitar satu atau dua tetes cairan tepat sebelum seorang wanita orgasme. Tetesan cairan pernah dipercaya menjadi begitu penting untuk pelumas vagina, tetapi penelitian dari Masters dan Johnson dipercaya menjadi begitu penting untuk pelumas vagina, tetapi penelitian dari Masters dan Johnson menunjuk

menunjukkan bahwa pelumas vagikan bahwa pelumas vagina berasal dari bagian vagina berasal dari bagian vagina lebih dalam. Cairana lebih dalam. Cairan n mungkinmungkin sedikit membas

sedikit membasahi permukaan labia ahi permukaan labia vagina, sehingga kontak dengan vagina, sehingga kontak dengan daerah sensitif menjadi lebihdaerah sensitif menjadi lebih nyaman bagi wanita.

nyaman bagi wanita.

2.4

2.4 ETIETIOPAOPATOLTOLOGIOGI Tersum

Tersumbatnya bagian batnya bagian distal dari duktus distal dari duktus BartholBartholin dapat in dapat menyebamenyebabkan retensi bkan retensi dari sekresi,dari sekresi, deng

dengan an akibakibat at berberupa upa pelepelebarabaran n duktduktus us dan dan pempembentbentukaukan n kistkista. a. KisKista ta tertersebusebut t dapadapat t menjmenjadiadi terinfeksi, dan abses bisa berkembang dalam kelenjar. Kelenjar Bartholin sangat sering terinfeksi terinfeksi, dan abses bisa berkembang dalam kelenjar. Kelenjar Bartholin sangat sering terinfeksi dan dapat membentuk kista atau abses pada wanita usia reproduksi. Kista dan abses bartholin dan dapat membentuk kista atau abses pada wanita usia reproduksi. Kista dan abses bartholin sering

seringkali dibedakan secara kali dibedakan secara klinis. Kista Bartholin terbentuk ketika ostium dari klinis. Kista Bartholin terbentuk ketika ostium dari duktus tersumduktus tersumbat,bat, sehingga menyebabkan distensi dari kelenjar dan tuba yang berisi cairan. Sumbatan ini biasanya sehingga menyebabkan distensi dari kelenjar dan tuba yang berisi cairan. Sumbatan ini biasanya mer

merupakupakan an akibakibat at seksekundeunder r dardari i peraperadangdangan an nonsnonspespesifiifik k ataatau u tratraumauma. . KisKista ta barbartholtholin in dengdenganan diameter 1-3 cm seringkali asimptomatik. Sedangkan kista yang berukuran lebih besar, kadang diameter 1-3 cm seringkali asimptomatik. Sedangkan kista yang berukuran lebih besar, kadang menyeb

menyebabkan nyeri abkan nyeri dan dispareunia. Abses Bartholin merupakan akibat dari dan dispareunia. Abses Bartholin merupakan akibat dari infeksinfeksi i primer dariprimer dari kelenjar, atau kista yang terinfeksi. Pasien dengan abses Bartholin umumnya mengeluhkan nyeri kelenjar, atau kista yang terinfeksi. Pasien dengan abses Bartholin umumnya mengeluhkan nyeri vulva yang akut

vulva yang akut dan bertambah secara cepat dan dan bertambah secara cepat dan progreprogresif. Abses kelenjar Bartholin disebaksif. Abses kelenjar Bartholin disebakanan oleh polymicrobial.

(5)

Gambar: 3 Gambar: 3

Infeksi pada kelenjar ini disebabkan oleh kuman gram negative ,yaitu : Infeksi pada kelenjar ini disebabkan oleh kuman gram negative ,yaitu :

1.

1. Golongan Golongan staphylococcus staphylococcus 2. 2. Golongan Golongan GonococcusGonococcus Gambar.4

Gambar.4

Kista Bartolini merupakan tumor kistik jinak. Ditimbulkan akibat saluran kista Kista Bartolini merupakan tumor kistik jinak. Ditimbulkan akibat saluran kista Bartolini yang mengalami sumbatan. Sumbatan biasanya disebabkan oleh infeksi. Bartolini yang mengalami sumbatan. Sumbatan biasanya disebabkan oleh infeksi. Kuman yang sering menginfeksi kelenjar Bartolini adalah

Kuman yang sering menginfeksi kelenjar Bartolini adalah Neisse Neisseria gonorria gonorrhoeae.rhoeae. Pada laki laki kuman ini menyebabkan penyakit kelamin yang disebut kencing Pada laki laki kuman ini menyebabkan penyakit kelamin yang disebut kencing nanah atau

nanah atau gonore, gonore,tidak sama dengan sipilis.tidak sama dengan sipilis. Per

Perjalajalanannynannya a karekarena na kelkelenjaenjar r terterus us menmeneruerus s menmenghasghasilkailkan n caircairan,man,maka aka lamlamaa kelamaan sejalan dengan membesarnya kista, tekanan didalam kista semakin besar. kelamaan sejalan dengan membesarnya kista, tekanan didalam kista semakin besar. Dinding kelenjar/kista mengalami peregangan dan meradang. Demikian juga akibat Dinding kelenjar/kista mengalami peregangan dan meradang. Demikian juga akibat  peregang

 peregangan an pada pada dinding dinding kista, kista, pembulpembuluh uh darah darah pada pada dinding dinding kista kista terjeterjepitpit meng

mengakibakibatkaatkan bagian yang lebin bagian yang lebih h daladalam tidak mendam tidak mendapatkpatkan an pasopasokan darahkan darah se

sehinhingggga a jarjaringingan an memenjanjadi di mamati ti (ne(nekrkrotiotik)k). . DiDibubumbumbui i dedengangan n kukumaman,mn,makakaa ter

terjadijadilah lah proproses ses pempembusbusukanukan, , berbernanananah h dan dan menmenimbimbulkulkan an rasrasa a sakisakit. t. KarKarenaena letaknya di vagina bagian luar,kista akan terjepit terutama saat duduk dan berdiri letaknya di vagina bagian luar,kista akan terjepit terutama saat duduk dan berdiri menimb

menimbulkan rasa ulkan rasa nyeri yang terkadang disertai dengan nyeri yang terkadang disertai dengan demam. Pasien berjalandemam. Pasien berjalan mengegang ibarat menjepit bisul diselangkangan.

(6)

2.5

2.5 MANIFEMANIFESTASI STASI KLINISKLINIS

Pasien dengan kista dapat memberi gejala berupa pembengkakan labial tanpa disetai nyeri. Pasien dengan kista dapat memberi gejala berupa pembengkakan labial tanpa disetai nyeri. Pasien dengan abses dapat memberikan gejala sebagai berikut:

Pasien dengan abses dapat memberikan gejala sebagai berikut:

•  Nyeri y Nyeri yang akut diang akut disertai pesertai pembengkakmbengkakan labial an labial unilateunilateral.ral. •

• DispareuniaDispareunia •

•  Nyeri pa Nyeri pada waktu da waktu berjalberjalan dan duduk an dan duduk  •

•  Nyeri  Nyeri yang yang mendadak mendadak meredmereda, a, diikuti diikuti dengan dengan timbultimbulnya nya dischardischarge ge ( ( sangat sangat mungkinmungkin menandakan adanya ruptur spontan dari abses).

menandakan adanya ruptur spontan dari abses).

Hasil pemeriksaan fisik yang dapat diperoleh dari pemeriksaan terhadap Kista Bartholin Hasil pemeriksaan fisik yang dapat diperoleh dari pemeriksaan terhadap Kista Bartholin adalah sebagai berikut:

adalah sebagai berikut: •

• PasPasien ien mengmengelueluhkan hkan adaadanya nya masmassa sa yang tidak yang tidak disdisertertai ai rasrasa a saksakit, it, unilunilateateralral, , dan dan tidtidak ak  disertai dengan tanda – tanda selulitis di sekitarnya.

disertai dengan tanda – tanda selulitis di sekitarnya. •

• Jika berukuran besar, kista dapat tender.Jika berukuran besar, kista dapat tender. •

• Discharge dari kista yang pecah bersifat nonpurulentDischarge dari kista yang pecah bersifat nonpurulent Sed

Sedangkangkan an hashasil il pempemerieriksaaksaan n fisfisik ik yang yang dipediperoleroleh h dari dari pemepemerikriksaasaan n terterhadap hadap abseabsess Bartholin sebagai berikut:

Bartholin sebagai berikut: •

• Pada perabaan teraba massa yang tender, fluktuasi dengan daerah sekitar yang eritema danPada perabaan teraba massa yang tender, fluktuasi dengan daerah sekitar yang eritema dan edema.

edema. •

• Dalam beberapa kasus, didapatkan daerah selulitis di sekitar abses.Dalam beberapa kasus, didapatkan daerah selulitis di sekitar abses. •

• Demam, meskipun tidak khas pada pasien sehat, dapat terjadi.Demam, meskipun tidak khas pada pasien sehat, dapat terjadi. •

• Jika abses telah pecah secara spontan, dapat terdapat discharge yang purulen.Jika abses telah pecah secara spontan, dapat terdapat discharge yang purulen.

Gambar 5. Abses Bartholin Gambar 5. Abses Bartholin

(7)

Kista Bartholin harus dibedakan dari abses dan dari massa vulva lainnya. Karakteristik dari lesi Kista Bartholin harus dibedakan dari abses dan dari massa vulva lainnya. Karakteristik dari lesi kistik dan solid dari vulva dapat dilihat pada Tabel 2. Karena kelenjar Bartholin mengecil saat usia kistik dan solid dari vulva dapat dilihat pada Tabel 2. Karena kelenjar Bartholin mengecil saat usia menopause, suatu pertumbuhan massa pada wanita postmenopause perlu dievaluasi terhadap tanda menopause, suatu pertumbuhan massa pada wanita postmenopause perlu dievaluasi terhadap tanda  – tanda keg

 – tanda keganasan, teanasan, terutama birutama bila masla massanya besanya bersifat irsifat irregulrreguler, noduler, nodular, dan kear, dan keras.ras.1010

Gambar. 6 Gambar. 6 Kar

Karsinsinoma oma kelkelenjaenjar r BarBartholtholin in memmemilikiliki i perspersententase ase seksekitaitar r 1% 1% dardari i kankkanker er vulvulva, va, dandan walaupun kasusnya jarang, merupakan tempat tersering timbulnya adenocarcinoma. Sekitar 50% walaupun kasusnya jarang, merupakan tempat tersering timbulnya adenocarcinoma. Sekitar 50% dari tumor kelenjar Bartholin adalah karsinoma sel skuamosa. Jenis lain dari tumor yang timbul di dari tumor kelenjar Bartholin adalah karsinoma sel skuamosa. Jenis lain dari tumor yang timbul di ke

kelelenjanjar r BaBartrtholholin in adaadalalah h adeadenoknokararsisinomnoma, a, kikiststik ik adeadenoinoid d (s(suatuatu u adeadenoknokararsisinomnoma a dedengangann histologis spesifik dan karakteristik klinis), adenosquamousa, dan transitional cell carcinoma.

histologis spesifik dan karakteristik klinis), adenosquamousa, dan transitional cell carcinoma.

Karena mungkin sulit untuk membedakan tumor Bartholin dari kista Bartholin yang jinak hanya Karena mungkin sulit untuk membedakan tumor Bartholin dari kista Bartholin yang jinak hanya dengan pemeriksaan fisik, setiap wanita berusia lebih dari 40 tahun perlu menjalani tindakan biopsi dengan pemeriksaan fisik, setiap wanita berusia lebih dari 40 tahun perlu menjalani tindakan biopsi untuk menyingkirkan kecurigaan neoplasma, dimana penyakit inflamasi jarang ditemui pada usia untuk menyingkirkan kecurigaan neoplasma, dimana penyakit inflamasi jarang ditemui pada usia tersebut. Karena lokasinya yang jauh di dalam, tumor dapat mempengaruhi rektum dan langsung tersebut. Karena lokasinya yang jauh di dalam, tumor dapat mempengaruhi rektum dan langsung

(8)

menyebar melalui fossa ischiorectalis. Akibatnya, tumor ini dapat masuk ke dalam saluran limfatik  menyebar melalui fossa ischiorectalis. Akibatnya, tumor ini dapat masuk ke dalam saluran limfatik  yang langsung menuju ke kelenjar getah bening inguinal profunda serta superficialis. Kesalahan yang langsung menuju ke kelenjar getah bening inguinal profunda serta superficialis. Kesalahan dal

dalam am menmendiagdiagosis osis kegkeganasanasan an BarBartholtholin in akan akan memmemberberikan ikan progprognosa nosa yang yang burburuk, uk, sehisehinggangga ketepatan dan kecepatan dalam mendiagnosa sangat diperlukan.

ketepatan dan kecepatan dalam mendiagnosa sangat diperlukan.

Beberapa kondisi berikut ini dapat merupakan sugestif keganasan kelenjar Bartholin, sehingga Beberapa kondisi berikut ini dapat merupakan sugestif keganasan kelenjar Bartholin, sehingga  perlu di

 perlu dilakukan pelakukan pemeriksmeriksaan yang laan yang lebih lanjebih lanjut hingga but hingga biopsi:iopsi: •

• Usia yang lebih tua dari 40 tahunUsia yang lebih tua dari 40 tahun •

• Massa yang tidak nyeri, kronis, dan bertambah besar secara progresif Massa yang tidak nyeri, kronis, dan bertambah besar secara progresif  •

• Massa yang solid, tidak fluktuasi, dan tidak nyeriMassa yang solid, tidak fluktuasi, dan tidak nyeri •

• Terdapat riwayat keganasan labial sebelumnya.Terdapat riwayat keganasan labial sebelumnya.

2.6

2.6DIAGNOSISDIAGNOSIS

Anam

Anamnesnesis is yang yang baik baik dan dan pemepemeriksriksaan aan fisfisik ik sangsangat at menmendukudukung ng suatsuatu u diagdiagnosnosis. is. PadPadaa anamnesis ditanyakan tentang gejala seperti :

anamnesis ditanyakan tentang gejala seperti :

• PanasPanas •

• GatalGatal •

• Sudah berapa lama gejala berlangsungSudah berapa lama gejala berlangsung •

• Kapan mulai munculKapan mulai muncul •

• Faktor yang memperberat gejalaFaktor yang memperberat gejala •

• Apakah pernah berganti pasangan seksApakah pernah berganti pasangan seks •

• Keluhan saat berhubunganKeluhan saat berhubungan •

• Riwayat penyakit menular seks sebelumnyaRiwayat penyakit menular seks sebelumnya •

• Riwayat penyakit kulit dalam keluargaRiwayat penyakit kulit dalam keluarga •

• Riwayat keluarga mengidap penyakit kanker kelaminRiwayat keluarga mengidap penyakit kanker kelamin •

• Riwayat penyakit yang lainnya misalnya diabetes dan hipertensiRiwayat penyakit yang lainnya misalnya diabetes dan hipertensi •

• Riwayat pengobatan sebelumnyaRiwayat pengobatan sebelumnya

Kis

Kista ta ataatau u abseabses s BarBartholtholini ini didididiagnoagnosis sis melmelalui alui pempemerieriksaaksaan n fisfisik, ik, khuskhususnyusnya a dengdenganan  pemeri

 pemeriksaan ksaan ginekolginekologis ogis pelvis. pelvis. Pada Pada pemerpemeriksaan iksaan fisis fisis dengan dengan posisi posisi litotolitotomi, mi, kistakista terdapat di bagian unilateral, nyeri, fluktuasi dan terjadi pembengkakan yang eritem pada terdapat di bagian unilateral, nyeri, fluktuasi dan terjadi pembengkakan yang eritem pada  posisi jam

 posisi jam 4 4 atau 8 atau 8 pada labium pada labium minus posteriorminus posterior. . Jika kista Jika kista terinfeterinfeksi, pemeriksaan kultur ksi, pemeriksaan kultur   jaringa

 jaringan n dibutuhkdibutuhkan an untuk untuk mengidemengidentifikasntifikasikan ikan jenis jenis bakteri bakteri penyebab penyebab abses abses dan dan untuk untuk  mengetahui ada tidaknya infeksi akibat penyakit menular seksual seperti Gonorrhea dan mengetahui ada tidaknya infeksi akibat penyakit menular seksual seperti Gonorrhea dan Chlamydia. Untuk kultur diambil swab dari abses atau dari daerah lain seperti serviks. Chlamydia. Untuk kultur diambil swab dari abses atau dari daerah lain seperti serviks. Hasil tes ini baru dilihat setelah 48 jam kemudian, tetapi hal ini tidak dapat menunda Hasil tes ini baru dilihat setelah 48 jam kemudian, tetapi hal ini tidak dapat menunda  pengobat

 pengobatan. an. Dari Dari hasil hasil ini ini dapat dapat diketahui diketahui antibiantibiotik otik yang yang tepat tepat yang yang perlu perlu diberidiberikan.kan. Biopsi dapat dilakukan pada kasus yang dicurigai keganasan.

(9)

2.7

2.7 PEMERPEMERIKSAAN IKSAAN PENUNPENUNJANGJANG

Apabila pasien dalam kondisi sehat, afebris; tes laboratorium darah tidak diperlukan untuk  Apabila pasien dalam kondisi sehat, afebris; tes laboratorium darah tidak diperlukan untuk  me

mengengevalvaluasuasi i ababseses s tatanpa npa kokompmplilikaskasi i atatau au kikiststa. a. KuKultltur ur bakbakteteri ri dadapat pat bebermrmanfanfaaaat t daldalamam menentukan kuman dan pengobatan yang tepat bagi abses Bartholin.

menentukan kuman dan pengobatan yang tepat bagi abses Bartholin. 2.8

2.8 DIAGNDIAGNOSIS OSIS BANDINBANDINGG

Beberapa jenis lesi vulva dan vagina dapat menyerupai kista Bartholin. Beberapa diantaranya Beberapa jenis lesi vulva dan vagina dapat menyerupai kista Bartholin. Beberapa diantaranya adalah:

adalah:

1.

1. Kista sebaceous pada vulva Kista sebaceous pada vulva sangat sering ditemukan. Kista sebaseous inisangat sering ditemukan. Kista sebaseous ini merupakan suatu kista epidermal inklusi dan seringkali asimptomatik. Pada merupakan suatu kista epidermal inklusi dan seringkali asimptomatik. Pada keadaan terinfeksi, diperlukan incisi dan drainase sederhana.

keadaan terinfeksi, diperlukan incisi dan drainase sederhana. 2.

2. DyDysosontontogegenetnetic ic cycyststs s memerurupakpakan an kikiststa a jijinak nak yanyang g beberirisi si mumukukus s dandan  berloka

 berlokasi si pada pada introitintroitus us atau atau labia labia minora. minora. TerdirTerdiri i dari dari jaringajaringan n yangyang menyerupai mukosa rektum, dan seringkali asimptomatik.

menyerupai mukosa rektum, dan seringkali asimptomatik. 3.

3. HemHematoatoma ma pada pada vulvvulva. a. DaDapat pat dibedibedakadakan n dengdengan an adaadanya nya tratrauma uma akiakibatbat  berolahr

 berolahraga, kekeaga, kekerasan.rasan. 4.

4. FiFibrbroma oma memerurupakpakan an tutumomor r sosolilid d jijinak nak vulvulva va yayang ng seseriring ng ditditememukaukan.n. Ind

Indikasikasi i untuntuk uk ekseksisi isi berberupa upa timtimbulbulnya nya rasrasa a nyernyeri, i, pertpertumbumbuhan uhan yangyang  progre

 progresif, dan kosif, dan kosmetismetik.k. 5.

5. Hidradenoma merupakan tumor jinak yang dapat muncul pada labia majoraHidradenoma merupakan tumor jinak yang dapat muncul pada labia majora dan labia minora. Perlu dipertimbangkan untuk dilakukan biopsi apabila dan labia minora. Perlu dipertimbangkan untuk dilakukan biopsi apabila timbul perdarahan dan diangkat bila timbul gejala.

(10)

2.9

2.9 PENATPENATALAKALAKSANAASANAANN

Peng

Pengobatobatan an kiskista ta BarBartholtholin in berbergantgantung ung pada pada gejgejala ala pasipasien. en. SuatSuatu u kistkista a tantanpa pa gejgejalaala mung

mungkin kin tidtidak ak memmemerlerlukan ukan pengpengobatobatan, an, kiskista ta yang yang menmenimbimbulkulkan an gejgejala ala dan dan absabses es kelkelenjaenjar r  memerlukan drainase.

memerlukan drainase.22

2.9.1

2.9.1 Tindakan Operatif Tindakan Operatif 

Beberapa prosedur yang dapat digunakan: Beberapa prosedur yang dapat digunakan:

1.

1. InIncicisi si dadan Dn Draraininasasee

Meskipun insisi dan drainase merupakan prosedur yang cepat dan mudah dilakukan serta Meskipun insisi dan drainase merupakan prosedur yang cepat dan mudah dilakukan serta memberikan pengobatan langsung pada pasien, namun prosedur ini harus diperhatikan karena ada memberikan pengobatan langsung pada pasien, namun prosedur ini harus diperhatikan karena ada kecenderungan kekambuhan kista atau abses.

kecenderungan kekambuhan kista atau abses.1,5,161,5,16 Ada studi yang melaporkan, bahwa terdapat 13%Ada studi yang melaporkan, bahwa terdapat 13%

kegagalan pada prosedur ini. kegagalan pada prosedur ini.1717

Cara: Cara:

•• DiDisisinfnfekeksi si ababseses des dengngan ban betetadadininee •• DiDilalakukkukan an anaanaststesesi li lokaokal( l( khlkhlor or etetilil))

•• Insisi abses dengan skapel pada titik maksimum fluktuasiInsisi abses dengan skapel pada titik maksimum fluktuasi •• DDiillaakukukakan pen penjnjahahiittaann

Gambar. 7 Gambar. 7 2.

2. WWorord d CCatatheheteter r 

Word catheter ditemukan pertama kali

Word catheter ditemukan pertama kali pada tahun pada tahun 1960-an. 1960-an. MeruMerupakan sebuah pakan sebuah katetekateter r kecilkecil dengan balon yang dapat digembungkan dengan saline pada ujung distalnya. biasanya digunakan dengan balon yang dapat digembungkan dengan saline pada ujung distalnya. biasanya digunakan untuk mengobati kista dan abses Bartholin.

(11)

de

dengangan n diadiamemeteter r NoNo.1.10 0 FrFrencench h FoFoleley y kakateteteter. r. BaBalolon n keckecil il di di ujuujung ng WoWord rd catcatheheteter r dapdapatat menampung sekitar 3-4 mL larutan saline.

menampung sekitar 3-4 mL larutan saline.

Gambar 8. Word Catheter  Gambar 8. Word Catheter 

Adapun alat – alat yang diperlukan dalam pemasangan Word catheter tercantum pada tabel Adapun alat – alat yang diperlukan dalam pemasangan Word catheter tercantum pada tabel 3. Setelah persiapan steril dan pemberian anestesi lokal, dinding kista atau abses dijepit dengan 3. Setelah persiapan steril dan pemberian anestesi lokal, dinding kista atau abses dijepit dengan forceps kecil dan blade no.11 digunakan untuk membuat incisi sepanjang 5mm pada permukaan forceps kecil dan blade no.11 digunakan untuk membuat incisi sepanjang 5mm pada permukaan kista atau

kista atau abses.abses.2,162,16 Penting untuk menjepit dinding kista sebelum dilakukan incisi, atau bila tidak Penting untuk menjepit dinding kista sebelum dilakukan incisi, atau bila tidak  kista dapat collapse dan dapat terjadi incisi pada tempat yang salah.

kista dapat collapse dan dapat terjadi incisi pada tempat yang salah.1616 Incisi harus dibuat dalamIncisi harus dibuat dalam introitus external hingga ke cincin hymenal pada area sekitar orifice dari duktus.

introitus external hingga ke cincin hymenal pada area sekitar orifice dari duktus.10,1610,16 Apabila incisiApabila incisi dibuat terlalu besar, Word catheter dapat lepas.

(12)

Gambar. 9 Gambar. 9

Setelah insisi dibuat, Word catheter dimasukkan, dan ujung balon dikembangkan dengan Setelah insisi dibuat, Word catheter dimasukkan, dan ujung balon dikembangkan dengan 2ml hingga 3 ml larutan saline. Balon yang mengembang ini membuat kateter tetap berada di 2ml hingga 3 ml larutan saline. Balon yang mengembang ini membuat kateter tetap berada di dalam rongga kista atau abses. Ujung bebas dari kateter dapat dimasukkan ke dalam vagina.

dalam rongga kista atau abses. Ujung bebas dari kateter dapat dimasukkan ke dalam vagina.1616Agar Agar  terjadi epitelisasi pada daerah bekas pembedahan, Word catheter dibiarkan di tempat selama empat terjadi epitelisasi pada daerah bekas pembedahan, Word catheter dibiarkan di tempat selama empat sampai enam minggu,

sampai enam minggu,1,10,161,10,16 meskipun epithelialisasi mungkin terjadi lebih cepat, sekitar tiga sampaimeskipun epithelialisasi mungkin terjadi lebih cepat, sekitar tiga sampai empat minggu.

empat minggu.1818 Jika Kista Bartholin atau abses terlalu dalam, pemasangan Word catheter tidak Jika Kista Bartholin atau abses terlalu dalam, pemasangan Word catheter tidak   praktis

 praktis, dan pil, dan pilihan laiihan lain harus din harus dipertimpertimbangkan.bangkan.1010

Abses biasanya dikelilingi oleh selulitis yang signifikan, dan pada kasus-kasus tersebut, Abses biasanya dikelilingi oleh selulitis yang signifikan, dan pada kasus-kasus tersebut, antibiot

antibiotik ik diperldiperlukan. Antibiukan. Antibiotik yang otik yang digunakadigunakan n harus merupakan antibiotik spektrum harus merupakan antibiotik spektrum luas untuk luas untuk  mengobati infeksi polymicrobial dengan aerob dan anaerob. Dapat dilakukan kultur untuk mencari mengobati infeksi polymicrobial dengan aerob dan anaerob. Dapat dilakukan kultur untuk mencari kum

kuman an penypenyebabebab. . SelSelama ama menmenunggunggu u hashasil il kulkulturtur, , dibediberikrikan an terterapi api antiantibiotbiotik ik emempiripiris. s. PasPasienien dianjurkan untuk merendam di bak mandi hangat dua kali sehari (Sitz bath). Koitus harus dihindari dianjurkan untuk merendam di bak mandi hangat dua kali sehari (Sitz bath). Koitus harus dihindari untuk kenyamanan pasien dan untuk mencegah lepasnya Word catheter.

untuk kenyamanan pasien dan untuk mencegah lepasnya Word catheter.

Gambar 10. Pemasangan Word Catheter  Gambar 10. Pemasangan Word Catheter 

(13)

Sitz bath (disebut juga hip bath, merupakan suatu jenis mandi, dimana hanya bagian Sitz bath (disebut juga hip bath, merupakan suatu jenis mandi, dimana hanya bagian  pinggul

 pinggul dan dan bokong bokong yang yang direndam direndam di di dalam dalam air air atau atau saline; saline; berasal berasal dari dari Bahasa Bahasa JermJerman an yaituyaitu sitzen yang berarti duduk.) dianjurkan dua sampai tiga kali sehari dapat membantu kenyamanan sitzen yang berarti duduk.) dianjurkan dua sampai tiga kali sehari dapat membantu kenyamanan dan penyembuhan pasien selama periode pasca operasi.

dan penyembuhan pasien selama periode pasca operasi.

Gambar 11. Alat yang digunakan untuk Sitz Bath Gambar 11. Alat yang digunakan untuk Sitz Bath 3.

3. MMararsusupipialalisisasasii Alt

Alternaernatif tif pengpengobatobatan an selselain ain penepenempampatan tan WorWord d catcatheteheter r adaladalah ah marmarsupisupialialisassasi i dardari i kiskistata Bartholin. Prosedur ini tidak boleh dilakukan ketika terdapat tanda – tanda abses akut.

Bartholin. Prosedur ini tidak boleh dilakukan ketika terdapat tanda – tanda abses akut.1010

Gambar 12. Marsupialisasi Kista Bartholin. Gambar 12. Marsupialisasi Kista Bartholin.

(Kiri) Suatu incisi vertikal dibuat pada bagian tengah kista, lalu pisahkan mukosa sekitar; (Kanan) (Kiri) Suatu incisi vertikal dibuat pada bagian tengah kista, lalu pisahkan mukosa sekitar; (Kanan) Dinding kista dieversi dan ditempelkan pada tepi mukosa vestibular dengan jahitan interrupted. Dinding kista dieversi dan ditempelkan pada tepi mukosa vestibular dengan jahitan interrupted. Setela

Setelah h dilakukadilakukan n persiapersiapan yang pan yang steristeril l dan pemberian anestesi lokal, dinding kista dijepit dengandan pemberian anestesi lokal, dinding kista dijepit dengan dua hemostat kecil. Lalu dibuat incisi vertikal pada vestibular melewati bagian tengah kista dan dua hemostat kecil. Lalu dibuat incisi vertikal pada vestibular melewati bagian tengah kista dan  bagian

 bagian luar luar dari dari hymenal hymenal ring. ring. Incisi Incisi dapat dapat dibuat dibuat sepanjasepanjang ng 1.5 1.5 hingga hingga 3 3 cm, cm, bergantbergantung ung padapada  besarnya

 besarnya kista. kista. BerikuBerikut t adalah adalah peralatperalatan an yang yang diperldiperlukan ukan dalam dalam melakukmelakukan an tindakatindakann marsupialisasi.

(14)

Gambar. 13 Gambar. 13

Setelah kista diincisi, isi rongga akan keluar. Rongga ini dapat diirigasi dengan larutan Setelah kista diincisi, isi rongga akan keluar. Rongga ini dapat diirigasi dengan larutan sal

saline, ine, dan dan lokulokulaslasi i dapadapat t dirdirusak dengan usak dengan hemohemostastat. t. DinDinding ding kiskista ta ini ini lallalu u diedieversversikan ikan dandan ditempelkan pada dindung vestibular mukosa dengan jahitan interrupted menggunakan benang ditempelkan pada dindung vestibular mukosa dengan jahitan interrupted menggunakan benang absorbable 2-0.

absorbable 2-0.1818Sitz bath dianjurkan pada hari pertama Sitz bath dianjurkan pada hari pertama setelah prosedur dilakukan. setelah prosedur dilakukan. KekambuhanKekambuhan kista Bartholin setelah

kista Bartholin setelah proseduprosedur r marsupimarsupialisasalisasi i adalah sekitar adalah sekitar 5-10%5-10%. . KomplKomplikasi yang ikasi yang timbultimbul  berkait

 berkaitan dengan dysan dengan dyspareuniapareunia, hematom, hematoma, dan infea, dan infeksi.ksi.11

4.

4. EksEksisisi (Bi (Bararthotholilinecnectotomy)my)

Eksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak berespon Eksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak berespon terhadap drainase, namun prosedur ini harus dilakukan saat tidak ada infeksi aktif.

terhadap drainase, namun prosedur ini harus dilakukan saat tidak ada infeksi aktif.

Eksisi kista bartholin karena memiliki risiko perdarahan, maka sebaiknya dilakukan di ruang Eksisi kista bartholin karena memiliki risiko perdarahan, maka sebaiknya dilakukan di ruang operasi dengan menggunakan anestesi umum. Pasien ditempatkan dalam posisi dorsal lithotomy. operasi dengan menggunakan anestesi umum. Pasien ditempatkan dalam posisi dorsal lithotomy. Lalu dibuat insisi kulit berbentuk linear yang memanjang sesuai ukuran kista pada vestibulum Lalu dibuat insisi kulit berbentuk linear yang memanjang sesuai ukuran kista pada vestibulum dekat ujung medial labia minora dan sekitar 1 cm lateral dan parallel dari hymenal ring. Hati – hati dekat ujung medial labia minora dan sekitar 1 cm lateral dan parallel dari hymenal ring. Hati – hati saat melakukan incisi kulit agar tidak mengenai dinding kista.

saat melakukan incisi kulit agar tidak mengenai dinding kista. Strukt

Struktur ur vaskulevaskuler r terbeterbesar sar yang memberi supply pada yang memberi supply pada kista terletak pada kista terletak pada bagian posterosubagian posterosuperior perior  kista. Karena alasan ini, diseksi harus dimulai dari bagian bawah kista dan mengarah ke superior. kista. Karena alasan ini, diseksi harus dimulai dari bagian bawah kista dan mengarah ke superior. Bagian inferomedial kista dipisahkan secara tumpul dan tajam dari jaringan sekitar (Gambar 8). Bagian inferomedial kista dipisahkan secara tumpul dan tajam dari jaringan sekitar (Gambar 8). Alur diseksi harus dibuat dekat dengan dinding kista untuk menghindari perdarahan plexus vena Alur diseksi harus dibuat dekat dengan dinding kista untuk menghindari perdarahan plexus vena dan vestibular bulb dan untuk menghindari trauma pada rectum.

(15)

Gambar 14. Diseksi Kista Gambar 14. Diseksi Kista

Setela

Setelah h diseksdiseksi i pada bagian pada bagian superiosuperior r selesaselesai i dilakukadilakukan, n, vaskulavaskulariasi utama dari riasi utama dari kista dicarikista dicari dan diklem dengan menggunakan hemostat. Lalu dipotong dan diligasi dengan benang chromic dan diklem dengan menggunakan hemostat. Lalu dipotong dan diligasi dengan benang chromic atau benang delayed absorbable 3-0.

atau benang delayed absorbable 3-0.

Gambar 15. Ligasi Pembuluh Darah Gambar 15. Ligasi Pembuluh Darah

Cool packs pada saat 24 jam setelah prosedur dapat mengurangi nyeri, pembengkakan, dan Cool packs pada saat 24 jam setelah prosedur dapat mengurangi nyeri, pembengkakan, dan  pembent

 pembentukan ukan hemathematoma. oma. SetelSetelah ah itu, itu, dapat dapat dianjurdianjurkan kan sitz sitz bath bath hangat hangat 1-2 1-2 kali kali sehari sehari untuk untuk  mengurangi nyeri post operasi dan kebersihan luka.

(16)

2.9.2 Pengobatan Medikamentosa 2.9.2 Pengobatan Medikamentosa

Antibiotik sebagai terapi empirik untuk pengobatan penyakit menular seksual biasanya Antibiotik sebagai terapi empirik untuk pengobatan penyakit menular seksual biasanya digunakan untuk mengobati infeksi gonococcal dan chlamydia. Idealnya, antibiotik harus segera digunakan untuk mengobati infeksi gonococcal dan chlamydia. Idealnya, antibiotik harus segera diberikan sebelum dilakukan insisi dan drainase.

diberikan sebelum dilakukan insisi dan drainase.

Beberapa antibiotik yang digunakan dalam pengobatan abses bartholin: Beberapa antibiotik yang digunakan dalam pengobatan abses bartholin:

1

1.. CCeeftftrriaiaxxononee

Sebuah monoterapi efektif untuk

Sebuah monoterapi efektif untuk N N gonorrhgonorrhoeae. Ceftriaxone adalah oeae. Ceftriaxone adalah sefalosefalosporin generasisporin generasi ketiga dengan efisiensi broad spectrum terhadap bakteri gram-negatif, efficacy yang lebih rendah ketiga dengan efisiensi broad spectrum terhadap bakteri gram-negatif, efficacy yang lebih rendah terhadap bakteri gram-positif, dan efficacy yang lebih tinggi terhadap bakteri resisten. Dengan terhadap bakteri gram-positif, dan efficacy yang lebih tinggi terhadap bakteri resisten. Dengan mengikat pada satu atau lebih penicillin-binding protein, akan menghambat sintesis dari dinding mengikat pada satu atau lebih penicillin-binding protein, akan menghambat sintesis dari dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri.

sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri. Dosis yang dianjurkan: 125 mg IM sebagai single dose. Dosis yang dianjurkan: 125 mg IM sebagai single dose. 2

2.. CCiipprrooffllooxxaacciinn

Sebuah monoterapi alternatif untuk ceftriaxone. Merupakan antibiotik tipe bakterisida yang Sebuah monoterapi alternatif untuk ceftriaxone. Merupakan antibiotik tipe bakterisida yang menghambat sintesis DNA bakteri dan, oleh sebab itu akan menghambat pertumbuhan bakteri menghambat sintesis DNA bakteri dan, oleh sebab itu akan menghambat pertumbuhan bakteri dengan menginhibisi DNA-gyrase pada bakteri.

dengan menginhibisi DNA-gyrase pada bakteri. Dosis yang dianjurkan: 250 mg PO 1 kali sehari. Dosis yang dianjurkan: 250 mg PO 1 kali sehari. 3

3.. DDooxxyyccyycclliinnee

Menghambat sintesis protein dan replikasi bakteri dengan cara berikatan dengan 30S dan Menghambat sintesis protein dan replikasi bakteri dengan cara berikatan dengan 30S dan 50S subunit ribosom dari bakteri. Diindikasikan untuk C trachomatis.

50S subunit ribosom dari bakteri. Diindikasikan untuk C trachomatis. Dosis yang dianjurkan: 100 mg PO 2 kali sehari selama 7 hari.

Dosis yang dianjurkan: 100 mg PO 2 kali sehari selama 7 hari. 4

4.. AAzziittrroommiissiinn

Digunakan untuk mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh beberapa Digunakan untuk mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh beberapa strain organisme. Alternatif monoterapi untuk C trachomatis.

strain organisme. Alternatif monoterapi untuk C trachomatis. Dosis yang dianjurkan: 1 g PO 1x.

(17)

2.10 KOMPLIKASI 2.10 KOMPLIKASI

• Komplikasi yang paling umum dari abses Bartholin adalah kekambuhan.Komplikasi yang paling umum dari abses Bartholin adalah kekambuhan. •

• Pada beberapa kasus dilaporkan necrotizing fasciitis setelah dilakukan drainase abses.Pada beberapa kasus dilaporkan necrotizing fasciitis setelah dilakukan drainase abses. •

• Perdarahan, terutama pada pasien dengan koagulopati.Perdarahan, terutama pada pasien dengan koagulopati. •

• Timbul jaringan parut.Timbul jaringan parut.

2.11 PROGNOSIS 2.11 PROGNOSIS

Jik

Jika a abseabses s dengdengan an didrdidrainaainase se dengdengan an baik baik dan dan kekkekambuambuhan han dicedicegah, gah, progprognosnosisnyisnya a baikbaik.. Tingkat kekambuhan umumnya dilaporkan kurang dari 20%.

(18)

BAB 3 BAB 3 KESIMPULAN KESIMPULAN Ki

Kiststa a BaBartrthoholilin n dadan n ababseses s BaBartrthoholilin n memerurupapakakan n mamasasalalah h umumum um papada da wawaninita ta ususiaia reproduksi. Incidensnya adalah sekitar 2% dari wanita usia reproduksi. Usia yang paling sering reproduksi. Incidensnya adalah sekitar 2% dari wanita usia reproduksi. Usia yang paling sering ter

terserserang ang penypenyakiakit t kelkelenjaenjar r BarBartholtholin in adaladalah ah waniwanita ta antaantara ra usiusia a 20 20 dan dan 30 30 tahtahun. un. PemPembesbesaranaran kelenjar Bartholin pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun jarang ditemukan, dan perlu kelenjar Bartholin pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun jarang ditemukan, dan perlu dikonsul

dikonsultasikan pada tasikan pada gynecolgynecologist untuk ogist untuk dilakukadilakukan n biopsi. Penyakit ini biopsi. Penyakit ini seringseringkali recurrence,kali recurrence, sehingga diperlukan suatu penanganan yang adekuat.

sehingga diperlukan suatu penanganan yang adekuat.

Penyebab dari kelainan kelenjar Bartholin adalah tersumbatnya bagian distal dari duktus Penyebab dari kelainan kelenjar Bartholin adalah tersumbatnya bagian distal dari duktus ke

kelelenjnjar ar yayang ng memenynyebebababkakan n reretetensnsi i dadari ri sesekrkresesi, i, sesehihingngga ga teterjrjadadi i pepelelebabararan n duduktktus us dadann  pembent

 pembentukan ukan kista. Kkista. Kista tersebut ista tersebut dapat dapat menjadi terinfeksimenjadi terinfeksi, , dan dan selanjuselanjutnya tnya berkembberkembang ang menjadimenjadi abses. Abses Bartholin selain merupakan akibat dari kista terinfeksi, dapat pula disebabkan karena abses. Abses Bartholin selain merupakan akibat dari kista terinfeksi, dapat pula disebabkan karena infeksi langsung pada kelenjar Bartholin.

infeksi langsung pada kelenjar Bartholin.

Kista bartholin bila berukuran kecil sering tidak menimbulkan gejala. Dan bila bertambah Kista bartholin bila berukuran kecil sering tidak menimbulkan gejala. Dan bila bertambah  besar

 besar maka maka dapat dapat menimmenimbulkan bulkan dispardispareunia. eunia. Pasien Pasien dengan dengan abses abses BartholBartholin in umumnumumnyaya mengeluhkan nyeri vulva yang akut dan bertambah secara cepat dan progresif.

mengeluhkan nyeri vulva yang akut dan bertambah secara cepat dan progresif. Da

Dalalam m pepenannangaganan nan kiskista ta dan dan absabses es barbarthotholilin, n, ada ada bebebeberarapa pa pepengongobatbatan an yanyang g dadapatpat dil

dilakukakukan. an. DapaDapat t berberupa upa intintervervensi ensi bedabedah, h, dan dan medmedikamikamentoentosa. sa. IntIntervervensi ensi bedabedah h yang yang dapadapatt dilakukan antara lain berupa incisi dan drainase, pemasangan Word catheter, marsupialisasi, dan dilakukan antara lain berupa incisi dan drainase, pemasangan Word catheter, marsupialisasi, dan eksisi. Pemilihan terapi ini disesuaikan dengan ukuran dan keadaan kista. Jika Kista Bartholin atau eksisi. Pemilihan terapi ini disesuaikan dengan ukuran dan keadaan kista. Jika Kista Bartholin atau ab

abseses s teterlrlalalu u dadalalam, m, pepemamasasangngan an WoWord rd cacaththeteter er titidadak k prprakaktitis, s, dadan n pipililihahan n lalain in haharuruss dipert

dipertimbangkaimbangkan. n. ProsedProsedur ur sepertseperti i marsumarsupialisaspialisasi i tidak boleh dilakukan tidak boleh dilakukan ketika terdapat tanda ketika terdapat tanda – –  tanda abses akut. Oleh sebab itu, abses perlu diobati dengan pemberian antibiotik broad spectrum. tanda abses akut. Oleh sebab itu, abses perlu diobati dengan pemberian antibiotik broad spectrum. Eksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak berespon terhadap Eksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak berespon terhadap drainase, namun prosedur ini harus dilakukan saat tidak ada infeksi aktif.

(19)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

1.

1. StencheveStenchever r MA. ComprehensMA. Comprehensive gynecology. 4th ive gynecology. 4th ed. St. ed. St. Louis: Mosby, 2001:482– Louis: Mosby, 2001:482– 

6,645–6. 6,645–6.

2.

2. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, CunninghamSchorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG, "Chapter 4. Benign Disorders of the Lower Reproductive Tract" (Chapter). FG, "Chapter 4. Benign Disorders of the Lower Reproductive Tract" (Chapter). Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG: W

FG: Williams Gynecology. illiams Gynecology. USA: MUSA: McGraw-HillcGraw-Hill 3.

3. Hill DA, Lense JJ. Office management of Bartholin gland cysts and abscesses. JHill DA, Lense JJ. Office management of Bartholin gland cysts and abscesses. J  Am Fam

 Am Fam PhysiciPhysicianan. 1998;57:1611–6.1619–20.. 1998;57:1611–6.1619–20.

4.

4. Govan AD, Hodge C, Callander R. Gynaecology illustrated. 3d ed New York:Govan AD, Hodge C, Callander R. Gynaecology illustrated. 3d ed New York:

Churchill Livingstone, 1985:19,195–6 Churchill Livingstone, 1985:19,195–6 2.

2. KaufKaufman RHman RH. Benig. Benign disean diseases of the vulses of the vulva and vagiva and vagina. 4th ed. St Louina. 4th ed. St Louis: Moss: Mosby,by, 1994:168–248.

1994:168–248. 3.

3. StiStillmllman FH, Mutan FH, Muto MG. The vulo MG. The vulva. In: Ryava. In: Ryan KJ, Berkn KJ, Berkowitowitz RS, Barbiz RS, Barbieri RLeri RL, eds., eds. Kistner's Gynecology: principles and practice. 6th ed. St. Louis: Mosby, 1995:66–8. Kistner's Gynecology: principles and practice. 6th ed. St. Louis: Mosby, 1995:66–8. 4.

4. Visco AG, Del Priore G. PostmenopausaVisco AG, Del Priore G. Postmenopausal Bartholin gland l Bartholin gland enlargeenlargement: a ment: a hospitahospital- l- based canc

 based cancer risk er risk assesassessment.sment.Obstet Gynecol Obstet Gynecol . 1996;87:286–90.. 1996;87:286–90. 5.

5. WilWilkinskinson EJ, Stonon EJ, Stone IK. Atlae IK. Atlas of s of vulvulvar disvar diseasease. 5th ed. Balte. 5th ed. Baltimorimore: Wile: Willialiams &ms & Wilkins, 1995:11–5.

Wilkins, 1995:11–5. 6.

6. CheeCheetham tham DR. DR. BarBartholtholin's in's cyscyst: t: marmarsupisupialializatzation ion or or aspaspiratiration?ion?..  Am  Am J J Obstet Obstet  Gynecol 

Gynecol . 1985;152:569–70.. 1985;152:569–70. 7.

7. Word B. Office treatment of cyst and abscess of Bartholin's gland duct.Word B. Office treatment of cyst and abscess of Bartholin's gland duct. South Med South Med   J 

 J . 1968;61:514–8.. 1968;61:514–8. 8.

8. Brook I. Aerobic and anaerobic microbiology of Bartholin's abscess.Brook I. Aerobic and anaerobic microbiology of Bartholin's abscess.Surg Gynecol Surg Gynecol  Obstet 

Obstet . 1989;169:32–4.. 1989;169:32–4.

9.

9. Landay MLanday Melanie, elanie, SatmarSatmary Wendy y Wendy A, MeA, Memarzademarzadeh Sanaz, Smh Sanaz, Smith Doith Donna M, Bnna M, Barclayarclay Da

(20)

Vagina" (Chapter). DeCherney AH, Nathan L: CURRENT Diagnosis & Treatment Vagina" (Chapter). DeCherney AH, Nathan L: CURRENT Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology, 10e. USA: McGraw-Hill

Obstetrics & Gynecology, 10e. USA: McGraw-Hill

10.

10.Saul HM, Grossman MB. The role of Saul HM, Grossman MB. The role of Chlamydia trachomatisChlamydia trachomatisin Bartholin's glandin Bartholin's gland

abscess.

abscess. Am J O Am J Obstet Gybstet Gynecol necol . 1988;158(3 pt 1):76–7.. 1988;158(3 pt 1):76–7. 11.

11. MacMacKay Kay H. H. TreTrent, nt, "Cha"Chaptepter r 18. 18. GyneGynecolcologic Disordogic Disordersers" " (Ch(Chaptapter)er). . McPMcPhee hee SJ,SJ, Papadakis MA, Tierney LM, Jr.: CURRENT Medical Diagnosis & Treatment 2010. Papadakis MA, Tierney LM, Jr.: CURRENT Medical Diagnosis & Treatment 2010. USA: McGraw-Hill

USA: McGraw-Hill

12.

12.PetPeters ers WAWA. . BarBartholtholinitinitis is afteafter r vulvvulvovagovaginal inal sursurgergery.y.  Am  Am J J Obstet Obstet Gynecol Gynecol ..

1998;178:1143–4. 1998;178:1143–4. 13.

13. ApgaApgar r BS. BS. BarBartholtholin's in's cystcyst/abs/abscescess: s: WorWord d catcatheteheter r inseinsertirtion. on. In: In: PfePfenninnninger ger JL,JL, Fow

Fowleler r GCGC, , ededs. s. PrProceocedurdures es fofor r priprimamary ry cacare re phyphysisiciciansans. . StSt. . LoLouisuis: : MoMosbysby,, 1994:596–600.

1994:596–600. 14.

14. HorowiHorowitz IR, Buscema J, Woodruftz IR, Buscema J, Woodruff JD. Surgical conditf JD. Surgical conditions of the vulva. In: Rock ions of the vulva. In: Rock  JA, Thompson JD, eds. Te Linde's Operative gynecology. 8th ed. Philadelphia: JA, Thompson JD, eds. Te Linde's Operative gynecology. 8th ed. Philadelphia: Lipincott-Raven, 1997:890–3.

Lipincott-Raven, 1997:890–3.

15.

15.Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, CunninghamSchorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham

FG

FG, , "C"Chahaptepter r 4141. . SuSurgergerieries s fofor r BeBenignign n GyGynecnecolologogic ic CoCondindititionsons" " (C(Chaphapteter)r).. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG: Williams Gynecology. USA: McGraw-Hill

Gambar

Gambar 1. Pembesaran unilateral pada Abses BartholinGambar 1. Pembesaran unilateral pada Abses Bartholin
Gambar 5. Abses BartholinGambar 5. Abses Bartholin
Gambar 8. Word Catheter Gambar 8. Word Catheter 
Gambar 10. Pemasangan Word Catheter Gambar 10. Pemasangan Word Catheter 
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan angka kekerasan rata-rata sampel uji Al6061 yang mengalami perlakuan panas penuaan buatan (artificial age) pada suhu 200 o C dengan

Setelah hari ke "# &uga dapat dilakukan apabila tidak ada pembuahan atau tidak ada hubungan seksual% namun bila apabila tidak ada pembuahan atau tidak ada

Museum sedang mencari seorang Kurator untuk bergabung dengan Departemen Kuratorial dan Koleksi - untuk bekerja di seluruh pameran dan koleksi, dan untuk bekerja

Gambar 4. Hasil pemotretan permukaan lapisan tipis enampang lintang lapisan tipis CdSe perbesaran 5000 kali. Spectroscopy) Komposisi kimia dari preparasi lapisan tipis CdSe

Komponen pencemaran pada sungai jomblang yaitu adalah sampah padat, Komponen pencemaran pada sungai jomblang yaitu adalah sampah padat, sampah rumah tangga atau dari sisa makanan

Dari hasil proses produksi housing assy rear axle pada line machining, penyimpangan ukuran untuk axle housing model IMV masih terdapat beberapa ukuran yang tidak sesuai dengan

Pembangunan ini bertujuan untuk membangun sebuah aplikasi android, yang dapat digunakan untuk mencari lokasi penjualan oleh–oleh menggunakan layanan berbasis lokasi,

Dengan melihat selisih antara nilai data simulasi dan sebenarnya kita dapat menghitung persentase kesalahan dari model.. 1.5.Grafik