• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI

KETENTUAN PEMBINAAN BAGI PESERTA REVITALISASI KEBUN RAKYAT DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN

Menimbang : a. bahwa revitalisasi kebun

para petani di pedesaan pada dasarnya juga sebagai langkah nyata untuk memperluas lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan di desa , sehingga mutlak harus di realisasikan secara terencana ,terprogram dan terpadu oleh segenap komponen baik pemerintah maupun masyarakat serta para investor untuk melakukan pembinaan bagi para petani.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a di atas, perlu menetapkan peraturan Bupati

kabupaten Kotawaringin

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalim Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang

Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1960, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

3. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang sistem

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3478);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 37, Tambahan Lembaran Neg

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718);

- 54 -

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

KETENTUAN PEMBINAAN BAGI PESERTA REVITALISASI KEBUN RAKYAT DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

bahwa revitalisasi kebun rakyat yang merupakan program nasional dalam upaya memberdayakan para petani di pedesaan pada dasarnya juga sebagai langkah nyata untuk memperluas lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan di desa , sehingga mutlak harus di realisasikan secara na ,terprogram dan terpadu oleh segenap komponen baik pemerintah maupun masyarakat serta para investor untuk melakukan pembinaan bagi para petani.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a di atas, perlu menetapkan peraturan Bupati tentang ketentuan pembinaan Bagi Peserta Revitalisasi Kebun Rakyat di

Kotawaringin barat.

Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang

Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok

Negara Republik Indonesia Tahun 1960, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang sistem budi daya

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3682);

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718);

KOTAWARINGIN BARAT

KETENTUAN PEMBINAAN BAGI PESERTA REVITALISASI KEBUN RAKYAT DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

rakyat yang merupakan program nasional dalam upaya memberdayakan para petani di pedesaan pada dasarnya juga sebagai langkah nyata untuk memperluas lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan di desa , sehingga mutlak harus di realisasikan secara na ,terprogram dan terpadu oleh segenap komponen baik pemerintah maupun masyarakat

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a di atas, perlu menetapkan tentang ketentuan pembinaan Bagi Peserta Revitalisasi Kebun Rakyat di

Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 antan (Lembaran Negara Republik Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

budi daya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik ara Republik Indonesia Nomor 3682); Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718);

(2)

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Perkebunan Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagai mana telah di ubah dengan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang mana telah di tetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718); 9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/KPTS/OT.210/10/1997 tentang Pedoman Kemitraan

Usaha Pertanian;

10. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 74/KPTS/TP.500/2/1998 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan;

11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/7/2006 tanggal 26 Juli 2006 telah menetapkan Pengembangan Perkebunan melalui program Revitalisasi Perkebunan;

12. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pengusahaan Perkebunan (Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2003 Nomor 7 seri E);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kelembagaan, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 15 Seri D), sebagaimana diubah pertama kali dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 29 Tahun 2000 (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 23 Seri D), dan diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 6 Seri D).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KETENTUAN PEMBINAAN BAGI PESERTA REVITALISASI KEBUN RAKYAT DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat;

4. Dinas/Badan adalah Dinas/Badan tingkat Kabupaten Kotawaringin Barat yang tidak terlibat di dalam pembinaan revitalisasi kebun rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung;

5. Bank adalah Bank Penyalur Kredit Revitalisasi Kebun Rakyat di Kabupaten yaitu Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pangkalan Bun dan Bank Mandiri Kantor Cabang Pangkalan Bun;

6. Tim Pembina adalah Tim Pembina Revitalisasi Kebun Rakyat Kabupaten Kotawaringin Barat yang dibentuk secara terpadu lintas sektoral;

7. Pembinaan adalah Upaya untuk mendorong, membimbing dan memotivasi petani agar dapat melakukan kegiatannya secara profesional dapat meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan;

(3)

8. Revitalisasi Kebun Rakyat adalah Program Nasional yang ditujukan bagi para petani berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan melalui Program Revitalisasi Perkebunan dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 26/Permentan/OT.140/2/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan.

Pasal 2

Pemerintah Daerah berkewajiban untuk memfasilitasi pelaksanaan Revitalisasi Kebun Rakyat yang dikembangkan melalui Kelompok Tani dan Koperasi Unit Desa.

BAB II

PESERTA REVITALISASI Pasal 3

(1) Peserta Revitalisasi Kebun Rakyat terdiri dari :

a. Peserta Revitalisasi Kebun Rakyat yang tergabung dalam Kelompok Tani yang memanfaatkan bantuan kredit dari Pemerintah dengan menggunakan Analis sebagai penjamin kredit;

b. Peserta Revitalisasi Kebun Rakyat yang tergabung dalam Kelompok Tani yang menggunakan bantuan kredit dari Pemerintah secara langsung dari Bank Penyalur kepada masing-masing anggota/plasma.

(2) Fasilitas kredit disediakan pemerintah setelah para peserta memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

Pasal 4

Peserta Revitalisasi Kebun Rakyat adalah pemilik lahan dengan luas maksimal 4 hektar dan belum/ tidak terikat ke dalam program Gerakan Rehabilitasi Lahan (GERHAN) maupun pembinaan perkreditan pemerintah melalui plasma Perkebunan Inti Rakyat (PIR).

Pasal 5

Bagi peserta Revitalisasi yang bertempat tinggal di luar wilayah Kecamatan dimana lokasi kepemilikan lahan berada harus mempunyai kesanggupan untuk memelihara dan mengelola kebunnya.

Pasal 6

Peserta program Revitalisasi perkebunan harus bersedia menaati ketentuan yang ditetapkan oleh kelompok tani peserta revitalisasi kebun yang dibentuk di desa serta aturan-aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

(4)

BAB III

SYARAT-SYARAT PESERTA REVITALISASI Pasal 7

Selain persyaratan sebagaimana ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian bagi peserta Revitalisasi diwajibkan memenuhi syarat-syarat tambahan sebagaimana berikut :

a. Memiliki lahan dengan luas maksimal 4 hektar yang bebas dan tidak bermasalah dibuktikan dengan surat keterangan tanah yang diketahui oleh kepala desa / lurah dan camat atau sertifikat hak milik atas tanah;

b. Tergabung dalam kelompok tani yang bekerja aktif pada lahan pengembangan revitalisasi kebun rakyat di kelompoknya;

c. Melengkapi persyaratan administratif untuk kelengkapan akad kredit dengan Bank penyalur;

d. Bersedia menandatangani akad kredit dengan Bank penyalur yang disahkan oleh Notaris yang ditunjuk oleh Bank;

e. Membayar biaya administrasi Bank, biaya notaris, asuransi dan biaya sertifikat tanah yang akan ditetapkan oleh Tim;

f. Bagi peserta revitalisasi kebun yang menggunakan avalis/penjamin kredit diwajibkan mengikat perjanjian kerjasama dengan pihak avalis yang diketahui oleh Bupati;

g. Bagi peserta revitalisasi kebun yang bukan penduduk desa setempat diwajibkan membuat pernyataan sanggup menaati ketentuan yang diatur oleh kelompok tani dan pemerintah setempat.

Pasal 8

Biaya Notaris dan biaya administrasi bagi peserta revitalisasi kebun yang memperoleh fasilitas kredit langsung dari Bank dibantu Pemerintah Daerah, sedangkan bagi peserta revitalisasi kebun yang memperoleh fasilitas kredit Bank melalui Analis biaya Notaris dan biaya administrasi dibantu oleh Perusahaan Analis.

Pasal 9

Biaya Sertifikat tanah dan biaya penentuan titik koordinat ditanggung oleh peserta revitalisasi dan dibayarkan setelah dana kredit direalisasikan.

Pasal 10

Setiap peserta Revitalisasi Kebun Rakyat yang memperoleh bantuan fasilitas kredit langsung dari pemerintah berkewajiban untuk menaati ketentuan sebagai berikut :

a. bekerja aktif didalam kelompok untuk mengembangkan usaha perkebunan secara terpadu; b. menjadi anggota aktif Koperasi Unit Desa yang dibentuk oleh kelompok di desanya;

c. mengikuti program pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Tim Lintas Sektoral; d. Merawat kebun secara teratur dalam kelompok;

e. Menggunakan anggaran kredit sesuai peruntukannya didalam kelompok dibawah pengawasan Tim Pembina;

(5)

f. Mengembangkan usaha perkebunan secara terpadu (Mix Farming) dan profesional dibawah bimbingan Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Pasal 11

Bagi Peserta Revitalisasi Kebun Rakyat yang memperoleh fasilitas kredit melalui Analis/Penjamin berkewajiban untuk menaati ketentuan sebagai berikut :

a. menandatangani ikatan kerjasama dengan perusahaan yang bertindak sebagai Analis dengan pengesahan oleh Notaris dan diketahui oleh Bupati;

b. bekerja aktif didalam kelompok untuk mengembangkan usaha perkebunan secara terpadu; c. menjadi anggota Koperasi Unit Desa yang dibentuk oleh kelompok di desanya masing-masing; d. mengikuti program pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Tim bersama perusahaan

Analis;

e. merawat kebun secara teratur dan kelompok;

f. menggunakan anggaran kredit sesuai peruntukannya yang ditetapkan oleh Analis.

Pasal 12 Anggota/Peserta Revitalisasi Kebun Rakyat dilarang :

a. menggunakan anggaran/fasilitas kredit revitalisasi kebun untuk keperluan lain, kecuali yang ditetapkan didalam perencanaan / proposal revitalisasi kebun;

b. menjual, memindahkan hak kepemilikan tanah/ lahan kepada orang lain, kecuali atas persetujuan / izin Bupati;

c. menggunakan tanah/ lahan revitalisasi baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai jaminan untuk yang lain;

d. menelantarkan dan tidak merawat kebun yang mengakibatkan kerugian materiil dan non materiil; e. memisahkan diri dari keanggotaan kelompok yang telah disepakati pembentukannya atau tidak aktif

didalam kelompok.

BAB IV P E M B I N A A N

Pasal 13

Pemerintah Daerah berkewajiban untuk melakukan pembinaan bagi para petani/pekebun peserta revitalisasi kebun rakyat yang tergabung didalam kelompok usaha dan koperasi yang meliputi pembinaan administrasi, pembinaan teknis dan pembinaan operasional di lapangan.

Pasal 14

(1) Pembinaan administrasi mencakup pelayanan administrasi yang diperlukan sebagai persyaratan untuk mengembangkan usaha bagi para petani secara profesional.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud Pasal ini ayat (1) terdiri dari : a. Pelayanan Perizinan;

b. Penyusunan Perencanaan Usaha (Proposal);

(6)

d. Penyelesaian Sertifikat Pertanahan;

e. Penyusunan Program Pengembangan Usaha Pertanian Terpadu; f. Pembentukan Kelembagaan Petani.

Pasal 15

Pembinaan teknis mencakup kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan usaha petani untuk meningkatkan produktivitas yang meliputi :

a. Penelitian untuk memilih dan penyediaan bibit unggul; b. Penelitian tanah dan cara pengolahan lahan;

c. Penelitian untuk penyediaan pupuk dan obat-obatan; d. Pengembangan usaha pertanian terpadu (mix farming);

e. Penelitian untuk mengolah dan memasarkan hasil pertanian/ perkebunan; f. Manajemen dan pengorganisasian untuk mengembangkan usaha pertanian.

Pasal 16

Pembinaan operasional meliputi kegiatan di lapangan yang berupa bimbingan dan penyuluhan yang diberikan secara langsung kepada para petani sebagai implementasi dari hasil pembinaan teknis.

Pasal 17

Untuk melaksanakan pembinaan bagi para petani peserta revitalisasi kebun rakyat, dibentuk Tim Terpadu lintas sektoral yang terdiri dari Dinas/Instansi yang bertanggung jawab untuk mengembangkan usaha pembangunan pertanian dalam arti luas.

Pasal 18

Tim bekerja secara terkoordinasi ke dalam satu jaringan (network) dengan sasaran pokok melakukan pembinaan dan pelayanan bagi pertanian secara terpadu (mix farming).

Pasal 19

Untuk kepentingan koordinasi, Tim Pembina membentuk Pos Komando (Posko) Pelayanan Petani di tingkat Kabupaten yang dikoordinir oleh Wakil Bupati, di tingkat kecamatan dikoordinir oleh Sekretaris kecamatan dan di tingkat desa/kelurahan dikoordinir oleh Sekretaris Desa/Kelurahan.

Pasal 20

Biaya operasional kegiatan Tim Pembina dan bantuan kepada petani untuk biaya Notaris dan administrasi Bank dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada tahun berjalan.

(7)

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 21

Bagi petani peserta revitalisasi kebun rakyat yang tidak menaati ketentuan Pasal 12 Peraturan ini dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kehilangan haknya sebagai anggota/peserta revitalisasi, sedangkan hak milik atas tanah dan kebun yang termasuk ke dalam program revitalisasi kembali kepada Negara/Pemerintah Daerah.

Pasal 22

Anggota Tim Pembina yang tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya dan/atau menyalahgunakan wewenang dalam memberikan pelayanan kepada petani dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1989 tentang Disiplin Kepegawaian.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 23

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 1 Maret 2008.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Cat/ttd

H. UJANG ISKANDAR, ST, M.Si. Diundangkan di Pangkalan Bun

pada tanggal 3 Maret 2008

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT,

ttd

Drs. KUSNAN ARIADY N. NIP. 010 072 420

Referensi

Dokumen terkait

Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 139, Tambahan

Dari hasil analisis SWOT, bebe- rapa diantaranya yang merupakan faktor krusial/kritis adalah suku bunga kredit relatif tinggi untuk sektor kre- dit karyawan dan kredit

Daya paling besar diperoleh dari motor bensin 4 langkah dengan penggunaan koil yang memiliki panjang kabel busi 25 % dari panjang kabel busi mula mula yaitu 8,0 Hp pada 7750

Pengendalian hama kumbang tanduk (O.rhinoceros) yang dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida pada bagian pucuk atau pupus kelapa sawit hingga pelepah sawit hingga

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suhaeni (2016) yang mengemukakan bahwa cara yang digunakan siwa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan tinggi dalam

1.1.4 Kebutuhan Akan Sekolah Anime dan Manga di Yogyakarta Pada saat ini banyak beredar manga-manga dari jepang khususnya telah menjamur di Indonesia, sehingga genre

(lima) berdasarkan besaran tertentu dan setiap kelompok diberikan nilai skor dengan anggapan bahwa nilai skor terkecil 1 (satu) untuk daerah dengan curah hujan kecil

Adanya perbedaan tingkat pemangsaan terhadap karang dan hubungan positif antara kelimpahan ikan kepe-kepe (Chaetodon octofasciatus) dengan persentase karang hidup serta didukung