• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL A. HASJMY SEBAGAI SASTRAWAN INDONESIA MODERN DI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL A. HASJMY SEBAGAI SASTRAWAN INDONESIA MODERN DI ACEH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

66

PROFIL A. HASJMY

SEBAGAI SASTRAWAN INDONESIA MODERN DI ACEH

Denni Iskandar dan Wildan

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Syiah Kuala

Abstract: This research aims to depict the profile of an Acehnese, A. Hasjmy, as a man of letters of modern Indonesian literature. This documentary research is aimed to analyze and describe 1) A. Hasjmy as an author, 2) the genre theme and master-pieces of A. Hasjmy, and 3) the art media used by A. Hasjmy. The results show that A. Hasjmy was by all means very creative man of letters and has produced master-pieces. A. Hasjmy is known for his novels, short stories, and poems. A. Hasjmy used various media in expressing his creative power. The media include books, mass media, and bulletins. His publication has reached national and international reader-ship. He has also produced numerous unpublished poems, which he usually read on certain occasions.

Keywords: biographical study, modern Indonesian poets Penelitian ini berkenaan dengan profil A.

Hasjmy sebagai sastrawan Indonesia mo-dern di Aceh. Lingkup kajian meliputi as-pek pengarang sastra, karya sastra, dan me-dia penyebaran sastra. Penelitian ini dilaku-kan dengan dilandasi oleh dasar pemikiran berikut: (1) adanya kelangkaan catatan (re-cords) bidang kesastraan di Aceh; (2) A. Hasjmy merupakan satu-satunya sastrawan yang berasal dari Aceh dalam dekade 1930-an y1930-ang mendapat perhati1930-an sastraw1930-an In-donesia sebagai tokoh Angkatan Pujangga Baru (Jassin, 1963:203-214; Nasution dan Sartuni, 1980); (3) A. Hasjmy termasuk sa-strawan yang produktif; (4) hingga saat ini, belum ada penelitian khusus berkenaan dengan eksistensi A. Hasjmy sebagai sa-strawan Indonesia modern di Aceh.

Masalah pokok yang tecermin dari uraian tersebut adalah kelangkaan bahan

dokumentasi menyangkut profil A. Hasjmy sebagai sastrawan Indonesia modern di Aceh. Kelangkaan itu terutama kerena ke-tiadaan upaya penelusuran dan pengkajian profil sastrawan dimaksud. Konsekuensi le-bih lanjut dari kondisi itu adalah kekaburan jati diri beliau sebagai sastrawan Indonesia modern di Aceh. Keadaan tersebut dapat di-antisipasi melalui penulisan biografi beliau. Banyak hal dapat terangkum dalam penuli-san itu, antara lain (1) diri A. Hasjmy seba-gai pengarang karya sastra, (2) kecenderun-gan genre dan tema karya sastra yang diha-silkannya, dan (3) media sastra (majalah, surat kabar, dan sebagainya) yang diguna-kan dalam memublikasidiguna-kan karya-karyanya.

Yang dimaksud dengan kesastraan In-donesia modern adalah kesastraan InIn-donesia sejak awal abad ke-20. Batasan itu diambil dengan berpijak pada pendapat sejumlah

(2)

Iskandar, Profil A.Hasjmy Sebagai Sastrawan Indonesia Modern67

pakar yang menyebutkan bahwa kesusa-straan Indonesia modern telah berkembang sejak tahun 1920-an. Pendapat demikian dapat dirunut dalam Teeuw (1955, 1989, dan 1994), Junus (1984), Rosidi (1982), Reid & Marr (1983), dan Abdullah (1989). Dengan demikian, yang dimaksud dengan kesusastraan Indonesia modern di Aceh adalah kesusastraan yang berbahasa Indone-sia, dihasilkan oleh sastrawan IndoneIndone-sia, dan berkembang di Aceh.

Perlu dipertegas bahwa di Aceh di samping dijumpai sastra Indonesia modern, juga ditemui sastra Indonesia klasik, sastra daerah klasik, dan sastra daerah modern. Yang dimaksud sastra daerah adalah karya sastra yang dihasilkan oleh sastrawan etnis dan ditulis dalam bahasa daerah, seperti ba-hasa Aceh, Tamiang, Gayo, Alas, Devayan, Kluet, Aneuk Jamee, dan Haloban.

Para ahli juga mengklasifikasikan per-kembangan kesusastraan Indonesia modern secara berbeda. Untuk kebutuhan penelitian ini, akan dipilih berdasarkan per sepuluh ta-hunan. Dengan demikian, profil A. Hasjmy sebagai sastrawan Indonesia modern di Aceh akan tecermin dalam perkembangan-nya pada periode 1920-an, periode 1930-an, periode 1940-an, dan seterusnya hingga ta-hun 1990-an. Hal itu dapat menjamin terwu-judnya makna profil dalam arti penam-pang atau grafis atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus mengenai diri dan karya seorang sastrawan. Penyusunan sejarah hidup tokoh, terma-suk sastrawan, sudah membudaya di berba-gai daerah di Indonesia. Penulisan riwayat hidup tokoh-tokoh sudah lama meresap dan berakar di dalam tradisi berbagai suku bangsa di Indonesia. Hal itu pun sering di-wujudkan dalam bentuk karya sastra. Di Minangkabau, kita mengenal bakaba, di Jawa ada babad, di Sulawesi Selatan ada si-nrili, di Bugis dijumpai kelong, tolo, atau lontara (Sagimun M.D. 1983:133), dan di Aceh dan dunia Melayu ada hikayat. Semua itu merupakan bentuk biografi. Dalam

per-kembangan terakhir, telah banyak pula karya biografi dalam bentuk yang murni. Artinya, karya yang dihasilkan bukanlah berbentuk cipta sastra meskipun biografi itu sebenarnya merupakan salah satu genre sa-stra.

Penelitian ini menitikberatkan kajian pada aspek sastrawan, karya sastra, dan me-dia. Kajian seperti itu perlu berpedoman pa-da sejumlah konsep yang ditawarkan oleh pendekatan sosiologis dan pendekatan his-torikal. Pendekatan sosiologis melihat bah-wa (a) karya sastra merupakan dokumen so-sio-budaya, (b) karya sastra sangat dipe-ngaruhi oleh penulis dan latar belakang so-sial budayanya, dan (c) penerimaan karya (positif atau negatif) pada zaman dan daerah tertentu berhubungan dengan iklim sosi-obudayanya (Teeuw, 1984; Junus, 1986; dan Sikana, 1986).

Pendekatan historis melihat bahwa kar-ya sastra memiliki unsur-unsur kesejarahan, yang salah satu wujudnya tercermin dalam karya-karya bergenre historiografi atau karya bercorak sejarah seperti hikayat. Da-lam batasan yang umum, dapat dipahami bahwa pendekatan itu menitikberatkan kon-sep masa, bangsa, dan alam sekitar kon-seperti yang diteorikan oleh Hippolyte Taine. Masa berarti meneliti karya sastra menurut zaman penciptaan. Bangsa merujuk pada siapa yang melahirkan karya itu. Alam sekitar berkaitan dengan faktor-faktor sosial, poli-tik, ekonomi, dan faktor lain yang turut memengaruhi penulisnya (Sikana, 1986 dan Teeuw,1984).

Penelitian ini secara umum bertujuan menggambarkan profil A. Hasjmy sebagai sastrawan Indonesia modern di Aceh. Seca-ra lebih khusus, penelitian ini bertujuan menginventarisasi dan mendeskripsikan ser-ta melakukan penganalisisan terhadap hal berikut: (1) diri A. Hasjmy sebagai penga-rang; (2) genre dan tema utama karya A. Hasjmy; (3) media sastra yang digunakan A. Hasjmy.

(3)

68 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk hal-hal berikut. Perta-ma, dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memper-luas wawasan peneliti dan pihak lain yang berkepentingan tentang masalah yang diteli-ti. Kedua, dari segi kepraktisan, hasil pene-litian ini diharapkan dapat berfungsi seba-gai: (1) hasil karya sejarah yang berisi in-ventarisasi bahan dokumen yang sangat be-rarti dan menjadi sumber data bagi peneli-tian lanjutan: (2) wahana bagi pemahaman cita-cita, ajaran, dan gagasan seorang tokoh; dan (3) identitas manusia berbudaya karena menunjukkan bangsa pemiliknya.

METODE

Kajian ini merupakan kajian dokumen-ter. Bahan dokumen yang menjadi acuan kajian adalah naskah karya sastra, hasil pembahasan sastra, dan naskah-naskah non-sastra yang mendukung kajian non-sastra. Den-gan demikian, metode kajian yang sesuai digunakan adalah metode kajian sastra, yai-tu metode analitik-kualitatif dengan pende-katan sosiologi sastra (Junus, 1986; Sikana, 1986) yang dijabarkan melalui teknik anali-sis isi (content analyanali-sis) serta dengan men-gadaptasi life history method dari Langness (1965).

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Kepengarangan A. Hasjmy

Berdasarkan data yang dapat ditemu-kan, A. Hasjmy telah melahirkan enam pu-luhan karya tulis berupa buku yang berke-naan dengan disiplin ilmu yang bervariasi: sastra kreatif, sejarah, budaya, agama, dan pendidikan. Buku-buku itu, sebagaimana terlihat dalam lampiran, diterbitkan oleh berbagai penerbit di Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Karya kreatif buah tangan A. Hasjmy yang diterbitkan dalam bentuk buku, antara lain (1) Kisah Seorang Pengembara (34

puisi, 1936), (2) Dewan Sajak (93 puisi, 1938), (3) Melalui Jalan Raya Dunia (nov-el, 1938), (4) Bermandi Cahaya Bulan (novel, 1939), (5) Suara Azan dan Lonceng Gereja (novel, 1940), (6) Sunyi Puja (14 puisi, antologi bersama Hamka dan Yusuf Souyb, 1948), (7) Rangkuman Sukma (an-tologi puisi, stensilan), (8) (Asmara dalam Pelukan Pelangi) Nona Presroom (novel, 1951), (9) (Asmara dalam Pelukan Pelangi) Elly Gadis Nica (novel, 1951), (10) Rindu Bahagia (31 puisi tahun 1963 s.d. 1948 dan 8 cerpen, 19-63), (11) Djalan Kembali (48 puisi, 1963), (12) Meurah Djohan: Sultan Aceh Pertama (novel, 1976), (13) Tanah Merah: Digul Bumi Pahlawan Kemerde-kaan Indonesia (novel, 1976), (14) Malam-Malam Sepi di Rumah Sakit MMC (14 puisi, 1992), (15) Mimpi-Mimpi Indah di Rumah Sakit MMC (10 puisi, 1993), (16) Puisi Orang Sakit dari Kota Singa (44 puisi, 1995), dan (17) Semakin Terasa Kebesaran-Mu ya Allah (10 puisi, 1997)

Di samping itu, ada sejumlah karya A. Hasjmy yang belum dibukukan dan belum ditemukan, terutama berupa puisi. Karya tersebut tersebar dalam berbagai surat kabar dan majalah atau dalam antologi bersama, atau masih berupa koleksi pribadi. Ada juga sejumlah karya A. Hasjmy berupa novel yang tidak dapat ditemukan. Karya-karya i-tu adalah: (1) Sayap Terkulai (novel/roman perjuangan, 1938?), naskahnya hilang pada Penerbit Balai Pustaka pada zaman pen-jajahan Jepang, (2) Di Bawah Naungan Po-hon Kemuning (roman sejarah, 1940), disita oleh Pemerintah Belanda karena alasan po-litik, (3) Cinta Mendaki (roman falsa-fah/perjuangan), naskahnya hilang pada Pe-nerbit Balai Pustaka pada zaman penjajahan Jepang, dan (4) Dewi Fajar (roman politik, 1943), naskahnya tidak ditemukan.

Genre dan Tema Utama Karya A. Hasj-my

Karya kreatif A. Hasjmy dapat diklasi-fikasi atas tiga genre, yaitu novel (7 buah),

(4)

Iskandar, Profil A.Hasjmy Sebagai Sastrawan Indonesia Modern69

cerpen (8 buah), dan puisi (10 antologi). A. Hasjmy tidak pernah melahirkan karya da-lam bentuk drama.

Tema karya kreatif A. Hasjmy sangat bervariasi. Secara umum dapat disebutkan bahwa tema utama karya kreatif A. Hasjmy

meliputi persoalan cita-cita pendirian pusat pendidikan, persamaan derajat, Islam dan semangat keagamaan, dakwah melalui ke-rukunan beragama, dan semangat kebang-saan atau nasionalisme, lukisan alam, dan senandung nasib.

Tabel Genre dan Tema Utama Karya A. Hasjmy

Judul Genre Tema Utama Keterangan

Kisah Seorang Pengembara puisi 34 puisi, 1936

Melalui Jalan Raya Dunia novel cita-cita pendirian pusat

pendidikan

1938

Bermandi Cahaya Bulan novel persamaan derjat insani 1939

Suara Azan dan Lonceng Gereja

novel dakwah melalui keruku-nan beragama

1940

Dewan Sajak puisi 93 puisi, 1940

Asmara dalam Pelukan Pe-langi

1951

Nona Pressroom novel semangat kebangsaan

Elly Gadis NICA novel semangat kebangsaan

Djalan Kembali puisi 48 puisi, 1963

Rindu Bahagia puisi dan

cerpen

31 puisi tahun 1963 s.d. 1948; 8 cerpen, 1963 Kenalkah Tuan

Perempu-an

hakikat perempuan

Pergaulan Hidup Jang Pin-tjang

persamaan derjat insani

Pertemuan Nasib

martabat janda Mendaki Gunung Tjinta

Ditubir Djurang Kehidu-pan

Korban Gempa Besar

Kapankah kalanja, o Ma-hakuasa...?

(5)

70 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008

Judul Genre Tema Utama Keterangan

Lilin

Meurah Djohan: Sultan A-ceh Pertama

novel semangat kebangsaan 1976

Tanah Merah: Digul Bumi Pahlawan Kemerdekaan In-donesia

novel semangat kebangsaan 1976

Malam-Malam Sepi di Ru-mah Sakit MMC

puisi 14 puisi, 1992

Mimpi-Mimpi Indah di Ru-mah Sakit MMC

puisi 10 puisi, 1993

Puisi Orang Sakit dari Kota Singa

puisi 44 puisi, 1975

Semakin Terasa Kebesaran-Mu ya Allah

puisi 10 puisi, 1997

Media Sastra yang Digunakan A. Hasjmy A. Hasjmy menggunakan berbagai me-dia dalam menyalurkan hasil kreatifnya. Se-cara umum dapat disebutkan media berupa (1) buku, baik buku mandiri maupun buku bersama, (2) media massa, baik surat kabar, majalah, maupun bulletin, dan (3) lembaran lepas, yang biasanya digunakan ketika membaca puisi pada acara tertentu.

Hal penting yang perlu dijelaskan lebih lanjut menyangkut pemanfaatan media mas-sa. Sebagaimana terjadi pada sastrawan lainnya, lebih-lebih lagi karena dalam diri-nya melekat profesi jurnalis, A. Hasjmy menulis dalam berbagai media yang terbit di Banda Aceh, Medan, Padang Panjang, Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Singa-pura, dan Malaysia.

Pada masa sebelum Perang Dunia II, A. Hasjmy menulis dalam Pujangga Baru (Ja-karta), Penyebar , Angkatan Baru (Sura-baya), Pahlawan Muda (Padang), majalah

Kewajiban (Padang Panjang), majalah Raya (Padang), majalah Fajar (Padang), majalah Panji Islam (Medan), mingguan Pedoman Masyarakat (Medan, pembantu tetap dan penulis cerpen dan puisi; majalah milik HAMKA), harian Pewarta Deli dan mingguan Abad XX (Medan) Gubahan Maya (Medan), Suluh Islam (Medan), Fajar Islam (Singapura), Miami (Medan), Matahari Islam (Pemimpin Redaksi, Padang).

Majalah-majalah yang diterbitkan oleh para pelajar ketika A. Hasjmy masih di Pa-dang memberi andil yang sangat besar da-lam proses kesastrawanannya. Hal itu teru-tama didukung iklim bersastra yang begitu subur di Sumatera Barat pada periode 1930-an, yaitu zaman awal mula kebangkitan A. Hasjmy sebagai penyair. Dalam dekade itu, di Minangkabau, A. Hasjmy sudah aktif menulis di berbagai majalah bulanan yang

(6)

Iskandar, Profil A.Hasjmy Sebagai Sastrawan Indonesia Modern71

dikelola dan dipimpin langsung para pela-jar, yang sebagian di antaranya ditangani oleh A. Hasjmy sendiri. Majalah-majalah itu adalah Kewajiban yang diterbitkan oleh pelajar Madrasah Thawalib Padang Pan-jang; A. Hasjmy (menjadi Sekretaris Re-daksi) Matahari Islam yang dikelola oleh pelajar Al Jami'ah Al Islamiyah Padang, yang lebih mengutamakan masalah-masalah kebudayaan Islam, pendidikan dan kebang-kitan dunia Islam. A. Hasjmy juga menulis di majalah Raya yang diterbitkan oleh Pela-jar Islamic College Padang dan majalah Fa-jar yang diterbitkan oleh pelaFa-jar Normal Is-lam Padang yang lebih mengutamakan ma-salah pendidikan dan kepemudaan. Di Me-dan, Hasjmy aktif menulis di majalah Panji Islam, Pedoman Masyarakat, dan Bintang Islam (Tanjung Pura), yang membuka ru-brik khusus untuk sastra, yaitu Bisikan Sukma , Sasaran Pudjangga , dan Riak Djiwa . Beberapa puisi A. Hasjmy juga di-muat dalam majalah Pujangga Baru yang terbit di Jakarta. Dengan demikian, Suma-tera Barat, SumaSuma-tera Utara, dan Aceh telah memberikan napas awal bagi kepengaran-gan A. Hasjmy.

Dalam zaman setelah Perang Dunia II, A. Hasjmy menulis dalam Dharma, Pahla-wan, Sinar Darussalam (Pemimpin Umum), semuanya di Banda Aceh; Nusa Putera, Karya Bakti, majalah Amanah, Panji Ma-syarakat, Harmonis, Mimbar Ulama (semu-anya di Jakarta); majalah Puwan (Banda Aceh), Gema Ar-Raniry (Banda Aceh), ha-rian Waspada (Medan), haha-rian Serambi In-donesia (Banda Aceh).

SIMPULAN

Penelitian ini (untuk sementara) simpul-an sebagai berikut. Pertama, A. Hasjmy me-rupakan sastrawan yang sangat kreatif dan telah melahirkan karya dalam disiplin yang bervariasi, termasuk sastra kreatif, yang di-tulis sejak ia berusia 20 tahun hingga masa menjelang ia meninggal. Kedua, Karya

kreatif A. Hasjmy dapat diklasifikasi atas tiga genre, yaitu novel, cerpen, dan puisi, dengan tema yang sangat bervariasi, yang secara umum dapat meliputi persoalan cita-cita pendirian pusat pendidikan, persamaan derjat insani, dakwah melalui kerukunan be-ragama, dan semangat kebangsaan, hakikat perempuan, martabat janda, pelukisan kein-dahan/kekayaan alam, semangat nasiona-lisme, Islam dan semangat keagamaan, dan senandung nasib. Ketiga, A. Hasjmy meng-gunakan berbagai media dalam menyalur-kan hasil kreativitasnya, yaitu (a) berupa buku, baik buku mandiri maupun buku ber-sama; (b) media massa, baik surat kabar, majalah, maupun bulletin, baik yang terbit di dalam maupun di luar negeri; dan (c) lembaran lepas, yang biasanya digunakan ketika membaca puisi pada acara tertentu.

DAFTAR RUJUKAN

Jassin, H.B. 1963. Pujangga Baru: Prosa dan Puisi. Jakarta: Gunung Agung.

Junus, U. Perkembangan Puisi Melayu Moden. Cet. I Ed. II. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Junus. 1984. Sastra Melayu Moden: Fakta dan Interpretasi. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Junus. 1986. Sosiologi Sastra: Persoalan Teori dan Metode. Kuala Lumpur: De-wan Bahasa dan Pustaka.

Langness, L.L. 1965 The Life History in An-tropological Science. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Nasution, J.U. dan Rasyid Sartuni. 1980. A. Hasjmy: Tokoh Angkatan Pujangga Baru. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengemban-gan Bahasa.

Reid, A. dan D. Marr (Ed.). 1983. Dari Ra-ja Ali Haji hingga Hamka: Indonesia dan Masa Lalunya. Jakarta: Graffiti Press.

Rosidi, A. 1982. Ikhtisar Sejarah Sastra In-donesia. Cet. III. Bandung: Binacipta.

(7)

72 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008 Sikana, M. 1986. Kritikan Sastra:

Pendeka-tan dan Kaedah. Petaking Jaya: Fajar Bakti Sdn. Bhd.

Sugimun M.D. 1983. Perkembangan Penu-lisan Biografi di Indonesia dalam Pemi-kiran Biografi dan Kesejarahan: Suatu Kumpulan Prasaran pada Berbagai Lo-kakarya. Jilid I Cet. II. Jakarta: Depdik-bud.

Teeuw, A. 1955. Pokok dan Tokoh dalam

Kesusastraan Indonesia Modern.

Teeuw, A.1984 Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Teeuw, A. 1989. Sastra Indonesia Modern II. Jakarta: Pustaka Jaya.

Gambar

Tabel Genre dan Tema Utama Karya A. Hasjmy

Referensi

Dokumen terkait

Adapun Rumusan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini bagaimana Peran Dinas Pendapatan Daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandar

Untuk tetap menjaga dan meningkatkan Kinerja Karyawan pada PT Awfa Smart Media supaya dapat bersaing dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang Advertising dan

Perilaku yang disebabkan internal adalah yang dipercaya pengamat berada dalam kendali perilaku pribadi dari individu. Perilaku yang disebabkan eksternal adalah

asupan makanan sehat berbasis adobe flash di kelas V MIN 3 Kotawaringin Barat yang dapat disimpan di hp, flash disk , maupun dimuat dalam bentuk CD.. Spesifikasi

(2) Selama Baku Mutu Limbah Cair sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) pasal ini belum ditetapkan, Gubernur dapat menggunakan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran

Os mengeluh nyeri perut yang dominan pada kanan bawah sejak 4 hari SMRS. Awalnya nyeri terasa hilang timbul dan terlokalisir di kanan bawah namun kelamaan nyeri meluas dan terasa

Judul Tesis: Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Variabel Pemoderasi Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi pada PEMKOT

Codex Alimentarius (FAO/WHO, 2017) menjelaskan bahwa food additive adalah senyawa yang biasanya tidak dikonsumsi sebagai makanan dengan sendirinya dan biasanya