• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS KOTA SURAKARTA PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI : KOTA SURAKARTA OKTOBER 2017 MENGALAMI INFLASI SEBESAR 0,01 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS KOTA SURAKARTA PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI : KOTA SURAKARTA OKTOBER 2017 MENGALAMI INFLASI SEBESAR 0,01 PERSEN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 21/11/72/Th.XIV, 01 Nopember 2017

PERKEMBANGAN

INDEKS

HARGA

KONSUMEN/INFLASI

:

KOTA

SURAKARTA

OKTOBER

2017

MENGALAMI

INFLASI

SEBESAR

0,01

PERSEN

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2017 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, pada Oktober 2017 di kota Surakarta terjadi inflasi sebesar 0,01 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,64 pada September 2017 menjadi 124,65 pada Oktober 2017. Jika dibanding pada bulan yang sama tahun sebelumnya relatif lebih tinggi (deflasi 0,10 persen). Sedangkan laju inflasi tahun kalender (Januari – Oktober) 2017 sebesar 1,83 persen dan year on year (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) mencapai 2,75 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung IHKnya, 3 kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yaitu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,52 persen, kelompok sandang naik 0,26 persen dan kelompok kesehatan naik 0,11 persen.

Sebaliknya

kelompok bahan makanan turun 0,22 persen kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar turun 0,03

BPS KOTA SURAKARTA

 Pada Oktober 2017 Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 124,65 lebih tinggi bila dibanding September 2017 yang mengalami deflasi 0,06 persen. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,52 persen, kelompok sandang naik 0,26 persen dan kelompok kesehatan naik 0,11 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan turun 0,22 persen. kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar turun 0,03 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga turun 0,02 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,41 persen.

 Laju inflasi tahun kalender (Januari – Oktober) 2017 sebesar 1,83 persen sedangkan laju inflasi “year on year” (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016 ) sebesar 2,75 persen.

 Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Oktober 2017 tercatat 4 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Tegal sebesar 0,21 persen, diikuti kota Purwokerto 0,09 persen, Kota Cilacap 0,02 persen dan kota Surakarta 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terjadi di kota Semarang sebesar 0,15 persen dan kota Kudus 0,09 persen.

 Dari 82 kota IHK nasional, 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Tual sebesar 1,05 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Surakarta dan kota Cilegon masing-masing sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Palu sebesar 1,31 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Palopo sebesar 0,01 persen.

(2)

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan inflasi antara lain : beras, teh manis, mie, jeruk, pisang, sawi hijau, makanan ringan/snack, jagung muda, mie kering instan, lele, kangkung, air kemasan, labu siam/jipang dan kol putih/kubis. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya inflasi diantaranya : bawang putih, tarip angkutan udara, bawang merah, telur ayam ras, petai, kelapa, melon, semangka, tomat sayur dan bayam.

Grafik 1

Perkembangan Inflasi Kota Surakarta dan Nasional, Oktober 2016 – Oktober 2017

Tabel 1

Perubahan Indeks Harga dan Sumbangan Inflasi/Deflasi Kelompok Pengeluaran Kota Surakarta Oktober 2017

Kelompok Pengeluaran Persentase Perubahan Indeks Persentase Sumbangan Inflasi [1] [2] [3] Umum 1. Bahan Makanan

2. Makanan Jadi, Minuman,Rokok & Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 4. Sandang

5. Kesehatan

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

0,01 -0,22 0,52 -0,03 0,26 0,11 -0,02 -0,41 0,01 -0,04 0,10 -0,01 0,02 0,01 0,00 -0,07 0,01 0,60 -0,15 0,10 -0,10 0,30 1,16 0,48 0,12 0,33 0,87 -1,02 -0,06 0,39 0,42 0,97 0,23 -0,02 0,09 0,69 0,22 -0,07 0,13 0,01 0,47 0,14 -2 -1 0 1 2 3 4

Okt'16 Nop'16 Des'16 Jan'17 Feb'17 Mar'17 Apr'17 Mei'17 Juni'17 Juli'17 Agust'17 Sept'17 Okt'17

(3)

Tabel 2

IHK dan Laju Inflasi Kota Surakarta Oktober 2017, Kalender dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran IH K ( 2012=100 ) Desember 2016 September 2016 Oktober 2017 Inflasi Oktober 2017 *) Laju Inflasi Tahun 2017 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (4) (5) (6) (7) Umum 122,41 124,64 124,65 0,01 1,83 2,75 1. Bahan Makanan 140,28 133,79 133,49 -0,22 -4,84 -1,82

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 116,27 117,25 117,86 0,52 1,37 1,52

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

Bakar 120,03 124,50 124,46 -0,03 3,69 3,79

4. Sandang 116,87 119,62 119,93 0,26 2,62 2,24

5. Kesehatan 121,81 130,51 130,65 0,11 7,26 7,77

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,07 115,96 115,94 -0,02 1,64 1,59

7. Transpor dan Komunikasi 121,38 128,92 128,39 -0,41 5,78 7,32

*) Persentase perubahan IHK Oktober 2017 terhadap IHK September 2017 **) Persentase perubahan IHK Oktober 2017 terhadap IHK Desember 2016 ***) Persentase perubahan IHK Oktober 2017 terhadap IHK Oktober 2016

Grafik 2

Laju Inflasi Kota Surakarta Tahun Kalender 2017 menurut Kelompok Pengeluaran

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA

MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

1,83 -4,84 1,37 3,69 2,62 7,26 1,64 5,78 -8,00 -6,00 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 P e r s e n Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok &Temb

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor,

Komunikasi, dan Jasa Keuangan

(4)

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Oktober 2017 mengalami deflasi sebesar 0,22 persen dengan besaran angka indeks 133,49 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 133,79.

Dari sebelas sub kelompok pengeluaran yang ada, tercatat 7 sub kelompok mengalami penurunan indeks dan 4 sub kelompok mengalami kenaikan indeks. Sub kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan angka indeks yaitu : sub kelompok ikan diawetkan turun 2,06 persen, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya turun 0,71 persen, sub kelompok sayur-sayuran turun 0,68 persen, sub kelompok kacang-kacangan turun 0,03 persen, sub kelompok buah-buahan turun 0,72 persen, sub kelompok bumbu-bumbuan turun 5,60 persen dan sub kelompok lemak dan minyak turun 1,04 persen. Sebaliknya sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya naik sebesar 2,09 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya naik 0,04 persen, sub kelompok ikan segar naik 0,92 persen, dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 1,19 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya angka inflasi antara lain : bawang putih turun 13,45 persen dengan memberi andil deflasi sebesar 0,06 persen, bawang merah turun 10,41 persen dengan memberi andil deflasi sebesar 0,04 persen, telur ayam ras turun 3,44 persen dengan memberi andil deflasi 0,02 persen, petai turun 22,55 persen dengan andil deflasi 0,02 persen, kelapa turun 4,82 persen dengan andil deflasi 0,01 persen, melon turun 17,72 persen dengan andil deflasi 0,01 persen, semangka turun 16,86 persen dengan andil deflasi 0,01 persen, tomat sayur turun 8,95 persen dengan andil deflasi 0,01 persen, bayam turun 7,98 persen dengan andil deflasi 0,01 persen dan salak turun 8,51 persen dengan andil deflasi 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini sehingga memberikan andil positif terhadap angka inflasi umum antara lain : beras naik 2,20 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,10 persen, jeruk naik 7,15 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,02 persen, pisang naik 3,80 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,02 persen, sawi hijau naik 13,87 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,02 persen, jagung muda naik 18,47 persen dengan andil inflasi 0,01 persen, mie kering instan naik 1,99 persen dengan andil inflasi 0,01 persen, lele naik 3,48 persen dengan andil inflasi 0,01 persen, kangkung naik 8,05 persen dengan andil inflasi 0,01 persen, labu siam/jipang naik 7,93 persen dengan andil inflasi 0,01 persen dan kol putih/kubis naik 6,15 persen dengan andil inflasi 0,01 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada Oktober 2017 kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,52 persen dengan angka indeks 117,86 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 117,25.

Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, semua sub kelompok mengalami kenaikan indeks harga yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,50 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik sebesar 0,97 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 0,08 persen. Sebaliknya

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap angka inflasi umum antara lain : teh manis naik 7,66 persen dengan andil inflasi 0,04 persen, mie naik 2,34 persen dengan andil inflasi 0,04 persen, makanan ringan/snack naik 3,49 persen dengan andil inflasi 0,02 persen dan air kemasan naik 0,91 persen dengan andil inflasi 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya angka inflasi antara lain : gula pasir turun

(5)

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami penurunan sebesar 0,03 persen dengan angka indeks 124,46 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 124,50.

Dari 4 sub kelompok pengeluaran yang ada, 2 sub kelompok mengalami penurunan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal turun sebesar 0,09 persen dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga turun sebesar 0,06 persen. Sebaliknya sub kelompok perlengkapan rumah tangga naik 0,45 persen. Sedangkan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air tidak mengalami perubahan indeks harga.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya angka inflasi di antaranya : semen turun 1,39 persen dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen, sabun cair/cuci piring turun 1,33 persen, keramik turun 0,32 persen dan sabun detergen bubuk/cair turun 0,46 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi antara lain : air conditioner (AC) naik 3,02 persen, pembasmi nyamuk bakar naik 1,37 persen, mesin cuci naik 1,94 persen, kulkas/lemari es naik 0,82 persen dan gelas minum naik 0,80 persen.

4. Sandang

Kelompok sandang pada Oktober 2017 mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,26 persen dengan angka indeks 119,93 lebih tinggi dari angka indeks bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 119,62.

Kenaikan angka indeks pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya angka indeks pada 3 sub kelompok yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,17 persen, sub kelompok sandang wanita naik 0,52 persen dan sub sub kelompok barang pribadi dan sandang lain naik 0,35 persen. Sedangkan kelompok sandang anak-anak relatif stabil.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi antara lain : emas perhiasan naik 0,46 persen, sepatu wanita naik 2,40 persen, celana dalam wanita naik 4,02 persen, sandal karet pria naik 3,23 persen, tas tangan wanita naik 1,01 persen, sandal kulit wanita naik 1,36 persen dan celana dalam pria naik 1,96 persen.

5. Kesehatan

Kelompok kesehatan pada bulan Oktober 2017 mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,11 persen dengan angka indeks sebesar 130,65 angka ini lebih tinggi dari angka indeks bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 130,51.

Kenaikan angka indeks pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya angka indeks pada sub kelompok obat-obatan naik 0,37 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,17 persen. Sedangkan sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks harga.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi antara lain : bedak naik 1,42 persen, alat kontrasepsi naik 3,34 persen, vitamin naik 1,03 persen, deodorant naik 1,04 persen, obat gosok naik 0,35 persen dan jamu naik 0,79 persen.

(6)

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada Oktober 2017 tercatat sebesar 115,94 atau mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 115,96.

Dari 5 sub kelompok yang ada, 1 sub kelompok mengalami penurunan angka indeks yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan turun sebesar 0,13 persen. Sedangkan sub kelompok pendidikan, sub kelompok kursus-kursus/pelatihan, sub kelompok rekreasi dan sub kelompok olahraga relatif stabil.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap angka inflasi umum adalah tas sekolah naik 0,86 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya angka inflasi yaitu kertas HVS turun 3,72 persen.

7. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Oktober 2017 tercatat sebesar 128,39 atau mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,41 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai angka 128,92.

Sub kelompok yang mengalami penurunan angka indeks yaitu sub kelompok transpor turun sebesar 0,64 persen. Sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman, sub kelompok sarana dan penunjang transpor dan sub kelompok jasa keuangan relatif stabil.

Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil positif terhadap angka inflasi umum yaitu tarip angkutan udara turun 6,07 persen dengan andil deflasi 0,06 persen dan tarip kereta api turun 4,17 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap angka inflasi umum adalah mobil naik 0,04 persen.

C. PERBANDINGAN INFLASI/DEFLASI DI 82 KOTA DI INDONESIA

Pada bulan Oktober 2017, dari 82 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu kota Tual sebesar 1,05 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di kota Surakarta dan kota Cilegon masing-masing sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Palu sebesar 1,31 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Palopo sebesar 0,01 persen.

Di wilayah Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di kota Batam sebesar 0,72 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Jambi sebesar 0,05 persen. Sebaliknya deflasi terjadi di kota Bengkulu sebesar 0,12 persen, kota Pangkal Pinang sebesar 0,07 persen dan kota Tanjung Pinang sebesar 0,02 persen.

Di pulau Jawa, dari 26 kota IHK, 17 kota mengalami inflasi dan 9 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Bogor yaitu sebesar 0,26 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Surakarta dan kota Cilegon masing-masing sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Depok sebesar 0,19 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Bandung sebesar 0,03 persen.

Untuk wilayah Kalimantan, inflasi terjadi di kota Singkawang sebesar 0,17 persen dan kota Sampit sebesar 0,13 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Tanjung sebesar 0,74 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Samarinda sebesar 0,17 persen.

Kota-kota lain di wilayah luar Jawa, Sumatera dan Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi di kotaTual sebesar 1,05 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Bima sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Palu sebesar 1,31 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Palopo sebesar 0,01 persen.

(7)

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Kota Surakarta bulan September dan Oktober 2017, serta Perubahannya (2012=100)

KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK

IHK Inflasi Oktober 2017 (%) September 2017 Oktober 2017 [1] [2] [3] [4] [5] 00000 UMUM 124,64 124,65 0,01 10000 BAHAN MAKANAN 133,79 133,49 -0,22

10100 Padi-padian,umbi2-an & hasilnya 130,54 133,27 2,09

10200 Daging dan hasil-hasilnya 112,54 112,58 0,04

10300 Ikan Segar 150,42 151,81 0,92 10400 Ikan Diawetkan 141,36 138,45 -2,06 10500 Telur,susu,dan hasil-hasilnya 123,60 122,72 -0,71 10600 Sayur-sayuran 155,00 153,95 -0,68 10700 Kacang-kacangan 123,75 123,71 -0,03 10800 Buah-buahan 137,83 136,84 -0,72 10900 Bumbu-bumbuan 157,97 149,12 -5,60

11000 Lemak dan minyak 146,64 145,11 -1,04

11100 Bahan makanan lainnya 128,10 129,62 1,19

20000 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 117,25 117,86 0,52

20100 Makanan jadi 110,55 111,10 0,50

20200 Minuman yang tdk beralkohol 111,81 112,89 0,97

20300 Tembakau dan minuman beralkohol 162,54 162,67 0,08

30000 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 124,50 124,46 -0,03

30100 Biaya tempat tinggal 116,19 116,09 -0,09

30200 Bh.bakar,penerangan dan air 148,84 148,84 0,00

30300 Perlengkapan Rumahtangga 125,60 126,16 0,45 30400 Penyelenggaraan Rumahtangga 116,67 116,60 -0,06 40000 SANDANG 119,62 119,93 0,26 40100 Sandang laki-laki 120,65 120,86 0,17 40200 Sandang wanita 120,41 121,04 0,52 40300 Sandang anak-anak 128,08 128,08 0,00

40400 Barang pribadi dan lainnya 111,12 111,51 0,35

50000 KESEHATAN 130,51 130,65 0,11

50100 Jasa kesehatan 134,74 134,74 0,00

50200 Obat-obatan 109,34 109,74 0,37

50300 Jasa Perawatan Jasmani 122,62 122,62 0,00

50400 Perawatan jasmani & kosmetika 137,44 137,67 0,17

60000 PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA 115,96 115,94 -0,02 60100 Jasa Pendidikan 117,94 117,94 0,00 60200 Kursus-kursus/Pelatihan 111,22 111,22 0,00 60300 Perlengkapan/peralatan pendidikan 107,39 107,25 -0,13 60400 Rekreasi 118,29 118,29 0,00 60500 Olahraga 108,69 108,69 0,00

70000 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 128,92 128,39 -0,41

70100 Transpor 138,91 138,02 -0,64

70200 Komunikasi dan pengiriman 103,71 103,71 0,00

70300 Sarana & penunjang transpor 139,49 139,49 0,00

(8)

Tabel 4

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Oktober 2017 untuk 82 Kota

No. KOTA IHK Inflasi No. KOTA IHK Inflasi

(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)

1 MEULABOH 129,14 0,28 43 MALANG 130,10 0,02

2 BANDA ACEH 124,08 0,17 44 PROBOLINGGO 125,79 -0,17

3 LHOKSEUMAWE 126,00 0,10 45 MADIUN 127,88 0,14

4 SIBOLGA 134,58 0,31 46 SURABAYA 129,92 0,05

5 PEMATANG SIANTAR 135,10 0,15 47 TANGERANG 136,70 -0,06

6 MEDAN 135,63 0,24 48 CILEGON 136,75 0,01 7 PADANGSIDIMPUAN 128,21 0,16 49 SERANG 138,91 0,15 8 PADANG 134,69 0,19 50 SINGARAJA 135,67 -0,38 9 BUKITTINGGI 127,14 0,41 51 DENPASAR 125,58 -0,05 10 TEMBILAHAN 134,07 0,09 52 MATARAM 127,52 0,08 11 PEKANBARU 132,09 0,33 53 BIMA 131,48 0,02 12 DUMAI 132,29 0,08 54 MAUMERE 123,34 -0,39 13 BUNGO 128,69 0,55 55 KUPANG 128,90 -0,50 14 JAMBI 127,61 0,05 56 PONTIANAK 139,66 -0,34 15 PALEMBANG 127,29 0,08 57 SINGKAWANG 131,46 0,17 16 LUBUKLINGGAU 126,87 0,06 58 SAMPIT 129,99 0,13 17 BENGKULU 138,63 -0,12 59 PALANGKARAYA 126,20 -0,46

18 BANDAR LAMPUNG 130,42 0,11 60 TANJUNG 127,96 -0,74

19 METRO 136,77 0,23 61 BANJARMASIN 130,06 -0,40

20 TANJUNG PANDAN 137,14 0,29 62 BALIKPAPAN 133,21 -0,22

21 PANGKAL PINANG 134,99 -0,07 63 SAMARINDA 132,77 -0,17

22 BATAM 131,12 0,72 64 TARAKAN 139,42 -0,40

23 TANJUNG PINANG 129,13 -0,02 65 MANADO 128,18 -0,06

24 DKI JAKARTA 130,02 0,06 66 PALU 130,33 -1,31

25 BOGOR 130,77 0,26 67 BULUKUMBA 135,64 -0,49 26 SUKABUMI 129,23 0,08 68 WATAMPONE 126,09 -0,51 27 BANDUNG 128,17 -0,03 69 MAKASSAR 130,24 -0,28 28 CIREBON 125,53 0,07 70 PARE-PARE 124,69 -0,60 29 BEKASI 126,22 0,07 71 PALOPO 127,47 -0,01 30 DEPOK 128,31 -0,19 72 KENDARI 124,87 -0,81 31 TASIKMALAYA 128,44 -0,08 73 BAU-BAU 131,22 -1,08 32 CILACAP 132,15 0,02 74 GORONTALO 125,87 -0,36 33 PURWOKERTO 126,83 0,09 75 MAMUJU 128,93 -0,48 34 KUDUS 135,39 -0,09 76 AMBON 126,11 -1,28 35 SURAKARTA 124,65 0,01 77 TUAL 155,24 1,05 36 SEMARANG 127,88 -0,15 78 TERNATE 132,55 0,52 37 TEGAL 126,46 0,21 79 MANOKWARI 124,22 -0,36 38 YOGYAKARTA 126,98 0,16 80 SORONG 128,54 -0,30 39 JEMBER 125,62 -0,17 81 MERAUKE 132,13 0,47 40 BANYUWANGI 125,21 0,09 82 JAYAPURA 128,92 -0,09 41 SUMENEP 125,93 0,03 NASIONAL 130,09 0,01 42 KEDIRI 125,94 -0,12

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Merupakan suatu kondisi Polis ini bahwa tidak menjamin setiap harta benda yang dalam lingkup secara langsung atau tidak langsung dijamin oleh asuransi lain (baik Polis

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

TUJUAN (T) Mewujudkan Pengembangan & Promosi Inovasi dalam Bidang AN (TDIAN1) Mewujudkan Pengembangan Inovasi dalam Bidang Tata Pemerintahan (TPITP1) Mewujudkan

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal

Penanggun gjawab TRIWULAN I Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output).. TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KONDISI KINERJA

Metode penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan, prosedur penelitian pengembangan meliputi Analisis Kebutuhan, Kajian Teori, Pembuatan Produk Awal,